PENDAHULUAN
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
nasional dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol
sehingga jalan tol harus mempunyai spesifikasi dan pelayanan yang lebih tinggi
daripada jalan umum yang ada.
Jalan tol Semarang-Ungaran merupakan bagian dari pembangunan jalan tol
Semarang-Solo yang merupakan salah satu prioritas bagian program Nasional
pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (Trans Java Toll Road) bersama ruas jalan tol
yang lain di Provinsi Jawa Tengah. Jalan tol Semarang-Solo memiliki arti yang
strategis bagi pengembangan jaringan jalan nasional secara khusus di Jawa
Tengah dan juga bagi perkembangan jaringan jalan dalam skala regional.
Pembangunan jalan tol Semarang- Solo ini di rencanakan melewati 6 kota,
yaitu kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar dengan panjang 75,67 Km.
Pembangunan jalan tol ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap I Semarang-Bawen,
sedangkan tahap II Bawen-Solo. Pada tahap I, pembangunan jalan dibagi lagi
menjadi 2 seksi, yaitu seksi I Semarang-Ungaran, dan seksi II Ungaran-Bawen.
Semarang - Ungaran adalah daerah padat penduduk dan industri sehingga
kegiatan kegiatan lokal dan lalu lintas regional bercampur yang menyebabkan
terganggunya lalu lintas di sepanjang jalan ini. Akibanya kawasan sepanjang
jalan Semarang- Ungaran sering mengalami kemacetan terutama di jam kerja dan
meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Dengan dibangunnya jalan tol
Semarang- Solo, maka di harapkan aksesibilitas antar kawasan dapat lebih lancar
serta lebih singkat dari sisi jarak tempuh dan waktu perjalanan.
Jalan tol Semarang - Ungaran rencananya akan dibangun kurang lebih
sepanjang 14 km, dan melewati Kecamatan Banyumanik, Tembalang, Ungaran,
Bergas dan Pringapus. Rencana kegiatan pembangunan jalan tol Semarang -
1
Ungaran ini diperkirakan dapat menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap
lingkungan hidup. Dampak penting yang dapat timbul akibat pembangunan jalan
tol ini adalah penurunan kualitas lingkungan dan perubahan status kesehatan
masyarakat seperti angka kesakitan. Sehingga sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang -undangan yang berlaku; khususnya Peraturan Pemerintah
Nomor : 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
kegiatan pembangunan jalan tol ini wajib dilengkapi dangan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini lebih dipertegas lagi dengan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup RI No. 17 tahun 2001 yang menyebutkan bahwa
kegiatan pembangunan bidang prasarana wilayah wajib AMDAL (termasuk di
dalamnya kegiatan pembangunan jalan tol).
Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terkait dengan studi ini
antara lain :
1. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 55 tahun 1993 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/8/1996
tentang Jenis Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang
Jalan Tol.
7. Keputusan Gubernur Nomor 620/25/2008 tentang persetujuan Penetapan
Lokasi Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa di Propinsi Jawa Tengah Tahun
2008.
8. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
2
Lingkungan (KA-ANDAL), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL) ini
dimaksudkan untuk memberikan arahan dan kejelasan serta rujukan dalam
pelaksanaan studi, khususnya tentang ruang lingkup pekerjaan.
3
1.1.1 Tujuan Studi
Tujuan dilaksanaakannya studi ANDAL Jalan Tol Semarang-Ungaran
adalah :
4
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
Batas ekologi
Batas ekologi merupakan ekosistem yang berpengaruh sebab proyek
pembangunan jalan tol. Batas ekologi yang dilewati meliputi:
1) Sawah
Proyek ini melewati sawah yang berada di wilayah Kelurahan
Tonjimoyo, Dea Sususkan.
5
2) Sungai
Proyek jalan tol ini akan melewati satu sungai daerah Tinjomoyo.
3) Pemukiman
Proyek jalan tol ini akan melewati beberapa pemukiman penduduk.
4) Perbukitan
Proyek jalan tol yang akan dibangun melewati perbukitan pada
daerah.
Batas proyek
Panjang total Semarang Ungaran adalah 14,10 Km, mulai dari daerah
Tembalang Banyumanik Ungaran. Dibagi menjadi 3 paket, yaitu:
Paket I 3,525 Km
Paket II 4,950 Km
Paket III 5,625 Km
Lebar laju lalu lintas dengan ukuran 3 lajur x 3,6 m x 2 lajur, dengan
lebar bahu luar 3 m dan lebar bahu dalam 1,5 m.
Pembangunan Tol Semarang - Ungaran melewati Kota Semarang dan
Kabupaten Semarang:
- Kota Semarang yaitu meliputi:
Kecamatan Banyumanik (Kelurahan Pandalangan, Padangsari,
Gedawang, Sumur Boto)
Kecamatan Tembalang ( Kelurahan Kramas).
- Kabupaten Semarang, terdiri dari:
Kecamatan Ungaran: Desa Surukan, Kalirejo, Sidomulyo, Gedanganak,
Leyangan.
Kecamatan Berkas: Desa Karangjati, Wringin Putih, Ngempan.
Kecamatan Pringapus: Desa Derekan, Klepu.
6
b. Pelingkupan dalam waktu
No Tahapan Kegiatan Proyek Waktu kegiatan
1 Tahap Pra Konstruksi 4 juni 2013-18 mei 2014
2 Tahap Konstruksi 27 Mei 2014- 20 April 2016
3 Tahap Pasca Konstruksi 28 April 2016 02 Oktober 2016
44 4 Operasi 03 Nopember 2016
7
4. Tahap Operasi, meliputi :
Aktifitas lalu lintas di jalan tol Semarang Ungaran
Peningkatan kemacetan lalu lintas di pintu gerbang tol Semarang - Ungaran
Pembayaran biaya retribusi daripengguna jalan tol Semarang Ungaran
b. Tahap konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap konstruksi yang diperkirakan menimbulkan
perubahan terhadap lingkungan antara lain:
Penempatan dan penyediaan alat berat
8
Kegiatan pengangkutan bahan material bangunan
Kegiatan pembersihan dan penggalian lahan
Pengeboran dan pembuatan tiang penyangga jalan tol
Kegiatan pengecoran dan pengaspalan jalan
c. Tahap pasca konstruksi
Komponen kegiatan pada tahap pasca konstruksi yang diperkirakan
menimbulkan perubahan terhadap lingkungan antara lain:
Uji joba jalan tol dengan cara kendaraan melintas ruas jalan tol
Pengecekan akhir kelengkapan dan kesiapan jalan tol untuk dioperasikan
d. Tahap operasi
Komponen kegiatan pada tahap operasi yang diperkirakan menimbulkan
perubahan terhadap lingkungan antara lain:
Pengoperasian jalan tol
Pemeliharan jalan tol
9
rata adalah 24,5oC-31,8oC dan curah hujan tahunan rata - rata 3.618 mm dengan
banyaknya hari hujan rata - rata adalah 104 mm.
2. Lingkungan Biologi
Jenis- jenis vegetasi dan ekosistem yang berada dalam wilayah Jalan Tol
Semarang Ungaran antara lain sawah, pepohonan, dan sungai. Jenis fauna yang
ada pada daerah ini adalah hewan yang hidup dipersawahan dan beberapa jenis
burung yang hidup / hinggap dipepohonan di daerah perbukitan. Untuk fauna
perairan adalah fauna yang berada di sungai seperti ikan, katak, ular, belut dan
sebagainya.
10
2.2.2 Komponen Lingkungan yang Ditelaah Terkena Dampak
Tabel 2.1 Komponen Lingkungan yang Ditelaah Terkena Dampak
Aktifitas proyek
Fisik kimia Pra Kontruksi Pasca Operasi
kontruksi kontruksi
a. Iklim mikro/ suhu X X X
b. Kualitas udara X X
c. Kebisingan X X X
d. Erosi dan sedimen X X X
e. Air X X X X
f. Tanah X X X X
Biologi
a. Vegetasi darat X
b. Satwa X X X
Sosial budaya dan kesehatan
lingkungan masyrakat
a. Sosial ekonomi
- Kesempatan kerja X
- perekonomian X
b. Sosial budaya
- Struktur dan interaksi X
sosial
- Resiko kecelakaan lalu X X
lintas
- Sikap masyarakat X X
terhadap proyek
c. Kesehatan lingkungan X X
masyarakat
11
2.2.3 Isu pokok
- Pembebasan lahan
- Kesehatan masyarakat
- Kesehatan lingkungan
2.2.4 Lingkup Wilayah Studi
Cakupan wilayah pembangunan tol Semarang-Ungaran sebagai berikut :
- Kota Semarang yang meliputi Kecamatan Banyumanik (Kelurahan
Pedalangan, Padangsari, Gedawang, Sumur Boto), Kecamatan Tembalang
(Kelurahan Kramas)
- Kabupaten Semarang meliputi Kecamatan Ungaran (Desa Susukan, Kalirejo,
Sidomulyo, Gedanganak, Leyangan), Kecamatan Bergas (Desa Karangjati,
Wringin Putih, Ngempon), Kecamatan Pringapus (Desa Derekan, Klepu).
12
BAB III
METODE STUDI
13
a. Ph Tanah Ph Meter Pendalangan
dan Susukan
b. Kadar Air
2. Komponen Biologi
a. Flora
Parameter : Kondisi vegetasi
Kerapatan total: jumlah seluruh individu dalam satu area
tertentu.
Metode : Pengukuran
Alat ukur : Rumus kerapatan relatif
=
Keanekaragaman / Diversitas (D)
( 1)
=
( 1)
D = diversitas
N = jumlah individu dari seluruh jenis yang ada
ni = jumlah individu dari jenis/ spesies tertentu
Lokasi : Disetiap kelurahan yang dilewati jalan tol
Parameter : Potensi volume / produktivitas
14
- Volume ( mengukur tinggi dan diameter pohon setinggi
dada tinggi pohon sampai batang bebas cabang)
- Produktivitas ( tingkat perubahan dari biomass per unit
area dalam waktu tertentu)
- Biomass (pengamatan seluruh bagian tanaman yang ada
dalam plot, lalu ditimbang)
Metode pengukuran : Observasi dan pengukuran
b. Fauna
Parameter : Fauna darat frekuensi, dominasi, indeks
kesamaan jenis
Metode :Observasi, pengamatan dan pencatatan hewan,
wawancara, pengamatan jejak
Lokasi : Tiap kelurahan yang dilewati jalan tol
Parameter : Fauna perairan benthos dan plakton
Metode : Benthos scraped sampling
Plangton jaring panangkap, IPB
lokasi : Sungai yang dilewati jalan tol.
Demografi
Parameter : Struktur kependudukan, jumlah kepadatan penduduk, umur,
jenis kelamin
Metode : Pencatatan
15
Alat ukur : Data dari BPS dan monografi kelurahan
Lokasi : Setiap kelurahan yang dilewati jalan tol
Sosial budaya
Parameter : Sikap, nilai, presepsi berbagai kelompok masyarakat
Metode : Observasi dan wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Lokasi : Setiap kelurahan yang dilewati
16
di lokasi kegiatan)
b. Fauna
3. Sosial budaya dan Penilain para ahli/
kesehatan masyarakat masyarakat
a. Sosial ekonomi Metode perkiraan cepat
=
c. Keslinmas
M. matematik
- Kepadatan vektor
M. iluatrasi
- Pembuangan sampah
M. iluatrasi
- Pembuangan tinja
M. iluatrasi
- Sanitasi rumah
d. Kesmas
M. Matematik
- Angka kelahiran
M. Matematik
- Angka kematian
M. Matematik
- Angka kesakitan
17
3.3 Metode Evaluasi Dampak Besar dan Penting
18
BAB IV
PELAKSANAAN STUDI
4.1 Pemrakarsa
Identitas Pemrakarsa
19
4.3 Biaya studi
No. Keterangan Biaya
1. Biaya pengukuran :
a. Alat Rp. 100.000.000,-
b. ATK Rp. 5.000.000,-
c. Transportasi Rp. 10.000.000,-
d. Upah Pekerja Buruh Rp. 30.000.000,-
e. Konsumsi pekerja Rp. 9.000.000,-
2. Biaya Pengujian Laboratorium Rp. 30.000.000,-
1. Dokumentasi
a. Alat Rp. 20.000.000,-
b. Biaya Pemetaan Wilayah Rp. 10.000.000,-
c. Biaya Percetakan Rp. 2.000.000,-
4. Penyusunan Dokumen
a. Biaya tenaga hli Rp. 200.000.000,-
b. Percetakan Rp.
1.000.000,-
5. Dan lain-lain Rp. 23.000.000,-
6. TOTAL Rp.450.000.000,-
20
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
21