Dosen Pengampu :
1. Dr. Djamaludin Ramlan, SKM., M.Kes.
2. Yulianto, BE., S.Pd., M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 1/B1
Kelas 2B
1. Eka Lisa Purwasih (P1337433117057)
2. Yogi Ramadhan Santosa (P1337433117058)
3. Nada Shafa Nur Haryantin (P1337433117060)
4. Alifta Nur’aini (P1337433117061)
A. Materi Praktikum
Materi : Pengukuran getaran mekanis pada lengan dan tubuh pengendara
motor
Waktu : Senin, 01 April 2019
Lokasi : Laboratorium SIKEM Kampus VII Poltekkes Kemenkes Semarang
B. Dasar Teori
1. Pengertian Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat
mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis
(Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M.
Harrington, 1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara
atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel,
1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz
(Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh
manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation)
akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Salim,
2002:253). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (Gabriel, 1996:96). Getaran
adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu
titik acuan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996 tentang Baku
Tingkat Getaran).Getaran adalah gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan
arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (SNI 16-7054-2004). Getaran
adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor
fisika).
E. Pembahasan
Pada hari Senin, 01 April 2019 di Kampus VII Poltekkes Kemenkes Semarang
interpretasi secara umum dari hasil pengukuran berdasarkan perbandingan dengan
nilai ambang batas yang distandarkan yaitu berdasarkan pada Kepmenaker No.
51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja adalah :
1. Hasil pengukuran getaran seluruh badan diperoleh angka 1.33 m/s2 jika
dibandingkan dengan peraturan yang distandarkan hasil tersebut masih memenuhi
syarat. Namun mengingat pengukurannya dilakukan hanya dalam waktu 10 menit
kemungkinan untuk salah dalam hasil data pengukuran masih sangat besar. Gejala
yang ditunjukkan oleh paparan getaran seluruh tubuh yang melebihi ambang batas
adalah rasa ketidaknyamanan, dan penurunan aktivitas kerja. Selain itu, getaran
yang berlebih juga dapat menyebabkan rasa mual dan gangguan sistem pencernaan,
rasa pusing dan gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, gangguan sistem
sirkulasi, gangguan sistem pernafasan, gangguan sistem metabolisme, dan
gangguan sistem kerangka dan otot.
2. Hasil pengukuran getaran lengan pengendara diperoleh angka 1.06 m/s2 jika
dibandingkan dengan peraturan yang distandarkan hasil tersebut masih memenuhi
syarat. Getaran pada lengan yang berlebih beresiko menyebabkan gangguan sistem
sirkulasi darah telapak tangan, misalnya fenomena Raynoud yaitu keadaan mati
rasa yang diawali dari gejala berupa pucat dari ujung jari yang bertambah parah jika
berada pada lingkungan yang dingin, gangguan syarat yang diawali dengan gejala
berupa kesemutan, kerusakan pada persendian dan tulang, serta melemahnya
kekuatan otot-otot pada jari-jari
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pengukuran getaran mekanis pada lengan dan
seluruh tubuh pengendara motor di Kampus VII Poltekkes Kemenkes Semarang
getaran yang dihasilkan sudah memenuhi syarat yang telah distandarkan pada
Kepmenaker No. 51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat
kerja.
G. Lampiran
Alat ukur getaran body