Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN GETARAN

SEPEDA MOTOR MESIN 4 TAK (REVO) YANG DIGUNAKAN PEKERJA GOJEK

Oleh :

KELOMPOK 5

1. Fitria Sukmawati 151411713015


2. Ristya Noor Zubaidah 151411713034
3. Nur Fitriani 151411713039

D3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2015
A. Topik

Pengukuran getaran pada sepeda motor mesin 4 tak merek (revo).

B. Tujuan
1. Mengetahui tata cara penggunan alat Vibration meter
2. Mengetahui getaran pada sepeda motor mesin sudah sesuai NAB getaran atau
belum.

C. Alat dan Bahan


a. Vibration Meter
b. Buku Tulis
c. Pulpen
d. Sepeda Motor

Gambar 1.1 Vibration Meter


Katerangan dan fungsi :
1. Frequency Range
Untuk menentukan besarnya frekuensi yang akan diukur apakah low atau
high.
2. Velocity Accelaration
Digunakan apabila akan dilakukan pengukuran kecepatan
3. Display Low Batt Mark
Untuk menampilkan keadaan baterai apakah masih bisa digunakan atau
tidak.
4. Meas (Push On)
Untuk mengecek baterai dan menghidupkan matikan alat/tombol hold.
5. Vibration Detector
Untuk menangkap getaran yang akan diukur.
D. Metode Pengukuran
Vibration Meter
1. Cek baterai dengan menekan tombol MEAS, bila muncul titik double pada
display berarti baterai tersebut harus diganti.
2. Tekan MEAS agak lama atau power ON kurang lebih 10 detik, pilih skala
pengukuran dan alat siap digunakan untuk pengukuran.
3. Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan ditahan. Pada ujung
alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lururs, nilai getaran
mekanis ditunjukan pada display.
4. Setelah itu, alat dapat dilepas dari sumber pengukuran dan carar angak yang
muncul pada display.
5. Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya, satu menit setelah
tombol MEAS dilepas maka alat itu akan mati secara otomatis.
6. Hidupkan mesin motor dekan menekan starter.
7. Motor di gas besar dengan gas yang sama selama pengukuran.
8. Ukuran getaran dengan menggunakan Vibration Meter pada bagian yang
diinginkan.
9. Pengukuran dilakukan di titik stang, dudukan/sadel , pijakan kaki, dan mesin.
10. Pengukuran pada masing – masing titik dilakukan selama satu menit dan dicatat
angka yang palinng sering muncul pada display.
11. Pengukuran dilakukan dengan keadaan motor dihidupkan dan di gas.

E. Landasan Teori
2.1 Pengertian Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi
saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar
sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat
disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-
alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu
sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi)
adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan
sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan
mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).Getaran
adalah gerakan bolak balik dari suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap
suatu titik acuan (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996
tentang Baku Tingkat Getaran).Getaran adalah gerakan teratur atau tidak teratur
suatu benda dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (SNI 16-
7054-2004). Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan
arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker
No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika).

Gambar 2.1 Siklus Getaran

Getaran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:


1. Getaran Mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan
manusia.
2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan peristiwa alam dan kegiatan
manusia
3. Getaran Kejut, yaitu getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.

2.2 Getaran Mekanis


Getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan
arah yang bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker
No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika)
Getaran mekanis dibedakan menjadi :
1. Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) adalah suatu getaran yang terjadi
karena adanya kontak antara tubuh ( seluruh tubuh ) dengan permukaan yang
bergetar.
Contoh : Pengemudi traktor (kontak tubuh dengan tempat duduk traktor)
2. Getaran pada bagian tubuh tertentu (Partial Body Vibration) adalah getaran yang
terjadi pada bagian-bagian yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti
tangan/ kaki yang kotak dengan permukaan yang sedang bergetar
Contoh : Pekerja memakai gergaji listrik.

Getaran dapat di evaluasi melalui 3 aspek, yaitu:


1. Velocity adalah kecepatan, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah nilai kecepatan
getaran (frekuensi getaran) pada suatu mesin /alat tiap satuan jarak (meter) per
detiknya (m/s).
2. Acceleration adalah percepatan. Yang dimaksud adalah percepatan benda,mesin atau
suatu alat melakukan suatu gerakan (getaran mekanis) tiap satuan jarak (meter)
per detik kuadrat (m/s2).
3. Displacement adalah pergeseran atau perpindahan letak yang dialami oleh mesin
atau alat yang diakibatkan oleh adanya getaran pada alat tersebut tiap millimeter
(mm).

2.3 Pengendalian Getaran


Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran mekanis pada
suatu mesin adalah sebagai berikut :
Pengendalian Secara Teknis
1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi
dengan damping/peredam).
2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet.
3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian
yang aus atau memberikan pelumasan.
4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak
stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
5. Menggunakan remote kontrol. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena
dikendalikan dari jauh.

2.4 Alat Pengukur Getaran


Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data
getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang
akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam
suatu pengukuran getaran antara lain
o Vibration meter
o Vibration analyzer
o Shock Pulse Meter
o Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya.
2.4.1 Vibration Meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada
suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan
meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch
selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran)
tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut.
Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang
harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk
memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin
menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan
dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.
Pengukuran getaran mekanis pada praktikum kali ini menggunakan alat
yang disebut dengan vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan
pengukuran getaran mekanis secara konvensional khususnya untuk pengujian
pada mesin berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk
pengujian percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perubahan vector
(displacement), tetapi juga dapat menunjukan diagnosis kegagalan secara
sederhana.
Gambar 2.4.1 Vibration Meter

Range pengukuran:
 Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s2 – 392 m/s2
 Kecepatan (Velocity) : 0,01 cm/s – 80 cm/s
 Perpindahan vector/letak : 0,001 mm – 10 mm
Range Frekuensi
 Percepatan (Accelaration) : 10Hz – 200Hz, 10Hz – 500Hz, 10Hz – 1KHz, 10Hz
– 10KHz
 Kecepatan (Velocity) : 10Hz – 1KHz
 Perpindahan vector/letak : 10Hz – 500Hz
Akurasi alat = ≤ ± 5%
Range Temperatur = 0 ºC ~ 40 ºC
Range Kelembapan = ≤ 80%
Vibration meter dapat menghasilkan pengukuran pada status bar
berdasarkan alarm limit. Jika terjadi kegagalan diagnosis sederhana secara
otomatis akan membunyikan alarm yaitu warning limit jika pengukuran sampai
batas aman (safe state) dan alarm limit jika nilai pengukuran sampai pada batas
kerusakan (destruct state). Kemudian akan masuk ke spectrum testing mode
ketika nilai pengukuran sampai pada batas (limit).

Bagian-bagian Vibration Meter


1. Main Body
Pada main body ini terdapat tampilan hasil pengukuran (display)
 Keyboard yang terdiri dari tombol φ untuk menghidupkan dan mematikan,
kumdian tombol MEAS untuk memulai pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran. Tombol C untuk cancel dan OK untuk enter.
 Lampu
Menunjukan indikasi charging.
 Transducer socket
Adalah tempat menghubungkan transducer dengan main body.
 Charging socket
Adalah tempat memasukan charger.
2. Sensor transducer
Menggunakan magnetic base. Untuk mendapatkan hasil yang stabil, maka
pengukuran harus pada tempat yang datar dan rata.

2.4.2 Vibration Analyzer


Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi
getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih
dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul
tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang
biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan
informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data amplitudo
terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu
mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang
operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.

2.4.3 Shock Pulse Meter


Shock pulse meter adalah , alat yang khusus untuk memonitoring kondisi
antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran
yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur
gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas
gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing
tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-electric yang
telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar 32
KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi
pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena
gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari
rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan
pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang secara umum bisa
dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah
1. Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.
2. Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban dari bearing.
3. Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan
rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover
sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi
ini.

2.4.4 Osciloskop
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data
getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah
informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa
kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi dengan melihat bentuk gelombang getaran
yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat unbalance atau misalignment
akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu juga apabila terjadi
kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan pada anti
friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk
mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data
ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft
relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesin- mesin yang
besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur). Disamping itu dengan
menggunakan dual osciloscop (yang memberikan fasilitas pembacaan vertikal
maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal
dan horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari
bentuk “orbit”nya.

2.6. Teknik Pengukuran Getaran Mesin

2.6.1 Posisi dan Arah Pengukuran


Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing
dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin
dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin
ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin.
Disamping karakteristik getaran seperti, amplitudo, frekuensi dan phase, ada
karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu
arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari
berbagai arah.Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang
sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.
Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah
pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu
putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu
getaran.
2.6.2 Standard

Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan – batasan level


getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih
baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah
sehingga memerlukan perbaikan.

2.7.Assesment Diagram for Vibration


Setelah melakukan pengambilan data oleh vibration meter selanjutnya
dilakukan tahap pengidentifikasian kemungkinan kerusakan pada peralatan kerja
yang terpapar getaran mekanis. Pengidentifikasian dilakukan dengan membaca
“Assesment Diagram for Vibration”. Pembacaan dilakukan dengan
menghubungkan tiap tiap variabel yang didapat pada pengukuran (acceleration,
displacement, velocity, frecuency) dalam sebuah garis lurus yang saling
berhubungan.
Grafik 2.7.1 Assesment Diagram for Vibration

Acceleration (percepatan) dengan satuan mm/s2 ditandai dengan garis


diagonal (/), displacement (perpindahan/pergeseran) dengan satuan mm ditandai
dengan garis diagonal (\), velocity (kecepatan) dengan satuan mm/s ditandai
dengan garis horizontal (-), frecuency (frekuensi) dapat ditemukan pada name
plate mesin yang akan diukur dengan satuan Hz ditandai dengan garis vertikal (l).
Dengan menghubungkan pertemuan antar titik dari keempat garis tersebut
didapatkan luasan daerah yang nantinya akan diidentifikasi terletak di daerah
manakah luasan daerah itu, kemudian ditentukan apakah peralatan tersebut masih
layak digunakan atau dalam kondisi rusak.
Dalam assesment diagram for vibration terdapat 3 probabilitas yang akan
mungkin terbaca yakni “Damage Probable”, “Reccomended”, dan “daerah
antara”. Apabila luasan bidang masuk pada damage probable maka peralatan
harus diganti karena paparan getaran sudah melebihi batas. Apabila luasan bidang
masuk pada reccomended maka peralatan masih dalam batas aman dan masih
bisa digunakan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-
individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah
(Wijaya C, 1995:175). Selain itu menggunakan safety helmet diperlukan untuk
mengurangi resiko terkena benda-benda yang jatuh dari ketinggian. Earplug juga
disarankan untuk mengurangi paparan kebisingan yang di hasilkan oleh getaran
mekanis oleh mesin.
3.1 NAB GETARAN

Menurut KEP-51/MEN/1999 tentang NILAI AMBANG BATAS FAKTOR


FISIKA DI TEMPAT KERJA
Menurut Permenaketrans No.13/MEN/X/2011 tentang NILAI AMBANG
BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARIZATION (IOS)


UNTUK HAND-ARM VIBRATION

Frekuensi (Hz) Percepatan (m/s2 ) Kecepatan (m/s)

8 1,4 0,027

16 1,4 0,014

31,5 2,7 0,014

63 5,4 0,014

125 10,7 0,014

250 21,3 0,014

500 42,5 0,014

1000 85 0,014
F. Hasil Pengukuran

Titik Pengukuran m/s2

Stang 2,3

Dudukan / Sadel 0,3

Pijakan Kaki 0,2

Mesin 0,8

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran, maka nilai percepatan untuk masing – masing titik
pengukuran pada bagian
7.1 Getaran pada Stang
Berdasarkan pengukuran didapatkan getaran pada stang adalah 2,3 m/s 2 dengan
low frequency (10 – 1000 Hz). Stang adalah bagian motor yang kontak langsung
dengan lengan tangan. Menurut KEP-51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisika dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja menyebutkan NAB getaran pada pasal 4 (1) NAB
getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan
tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2). (2) Getaran
yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran. Sedangkan menurut (International Organization for Standarization) IOS,
frekuensi getaran pada lengan tangan maksimal percepatan 85 m/s2 dengan frekuensi
1000Hz. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut, getaran pada stang
tidak melebihi NAB getaran.

7.2 Getaran pada Dudukan / Sadel


Getaran pada dudukan/sadel berdasarkan pengukuran diketahui sebesar 0,3 m/s 2.
Sedangkan pada Pemenakertrans No. 13 Tahun 2011 tentang NAB Faktor Fisika dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja tidak mengatur NAB getaran untuk anggota tubuh
yang mana terpajan langsung dengan getaran dari dudukan/sadel jok motor. Pada
pasal 7 disebutkan bahwa NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det 2). Hal ini
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut, getaran pada dudukan/sadel tidak
melebihi NAB getaran.

7.3 Getaran pada Pijakan Kaki


Pijakan kaki merupakan bagian pada motor yang kontak lansung dengan kaki
pengendara. Berdasarkan Permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja disebutkan bahwa pada pasal 7 NAB
getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det2). Hasil pengukuran yang didapatkan pada
pijakan kaki sebesar 0,2 m/s2.. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut,
getaran pada pijakan kaki tidak melebihi NAB getaran.

7.4 Getaran pada Mesin


Mesin merupakan alat penggerak pada motor yang tidak kontak langsung dengan
pengendara. Berdasarkan Permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang NAB Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja disebutkan bahwa pada pasal 7 NAB
getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 0,5 meter perdetik kuadrat (m/det2). Hasil pengukuran yang didapatkan pada
pijakan kaki sebesar 0,8 m/s2.. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tersebut,
getaran pada pijakan kaki melebihi NAB getaran.

H. Simpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan getaran mekanis pada sepeda motor 4
tak (revo), dapat disimpulkan bahwa getaran pada 3 titik pengukuran pada motor tidak
melebihi NAB getaran dan 1 titik pengukuran pada bagian mesin melebih NAB
getaran. Sehingga lama waktu pekerjaan menggunakan motor seperti Gojek
direkomendasikan selama kurang dari 8 jam per-harinya

I. Saran
a. Bagi pengguna sepeda motor agar melakukan usaha untuk mengurangi getaran
pada bagian mesin agar tidak melebihi NAB. Salah satu pekerja yang menjadikan
sepeda motor sebagai mesin kerja yakni gojek dengan jam kerja yang tidak
melebihi NAB yakni dengan getaran pada stang sepeda 2,3 m/s2
b. Bagi perusahaan pembuatan sepeda motor mesin 4 tak (revo) bisa mengurangi
getaran sebesar 0,3 m/s2 pada bagian mesin agar tidak melebihi NAB yang sudah
ditentukan sebesar 0,5 m/s2.
c. Bagi semua pengguna sepeda motor 4 tak (revo) agar lebih memperhatikan
penggunaan kendaraan pada bagian mesin agar disesuaikan dengan waktu yang
benar, paparan selama 4 jam dan kurang dari 8 jam tidak melebihi NAB getaran.
d. Bagi semua pengguna sepeda motor bisa menggunakan sarung tangan dan
peredam kaki agar nyaman saat berkendara.

J. Daftar Pustaka

Anies, 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


Anon., 2009. [Online]
Available at: http://vibrasi.wordpress.com/2009/03/13/bab-iv-pengukuran-getaran/
[Accessed 11 November 2015].
Gill, H. &. F., 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. 3 ed. Jakarta: Penerbit EGC Cetakan I.
Suma'mur, P., 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. 2 ed. Jakarta: Sagung
Seto.
KEP-51/MEN/1999 tentang NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT
KERJA

Permenaketrans No.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan


Faktor Kimia Di Tempat Kerja

International Organization For Standarization (Ios) Untuk Hand-Arm Vibration

Anda mungkin juga menyukai