Anda di halaman 1dari 5

GETARAN MEKANIS

(FAKTOR LINGKUNGAN KERJA- FAKTOR FISIKA)

I. PENDAHULUAN
Definisi getaran mekanis adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbanganya.
Pengujian getaran mekanisdilakukan ditempat kerja dan lingkungan. (luar tempat kerja)
meliputi :
1. Segmental vibration/ hand arm vibration (HAV) atau getaran mekanis kepada lengan
2. Whole Body Vibration (WBV) atau Getaran Seluruh Badan.
3. Getaran mesin
4. Pengujian getaran mekanis di lingkungan
a. Getaran untuk kenyamanan dan kesehatan
b. Getaran berdasarkan dampak kerusakan.
c. Getaran berdasarkan jenis bangunan.

II. NAMA ALAT


Alat ukur getaran mekanis vibration meter, merk : Rion, model : Riovibro VM-63
Getaran mekanis yang dapat diukur meliputi :
1. Acceleration, satuan : m/det2
2. Velocity, satuan : cm/det2
3. Displacement satuan : mm

III. METODE PENGUKURAN


1. Prinsip
Getaran diterima oleh transducer dan diubah menjadi signal listrik dikuatkan oleh
amplimeter pada layar.
2. Persiapan
a. Menyiapkan alat ukur, blangko pengukuran, alat tulis dan alat dokumentasi
b. Penentuan titik
1) HAV yang diukur : handle mesin atau bagian mesin yang sering bersentuhan
dengan tenaga kerja dan berpengaruh pada sebagian tubuh tenaga kerja.
2) WBV yang diukur : bagian ya ng menopang tubuh tenaga kerja, jika duduk pada
alas duduknya dan sandarannya dan jika berdiri pada lantainya.
3) Getaran mesin yang diukur : pada dasar mesin.
4) Getaran mekanis dilingkungan yang ukur : pada lantai/tanah, dinding atau
pondasi.
3. Cara kerja alat
a. Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS. Bila muncul titik dobel pada
display berarti baterai harus diganti.
b. Tekan MEAS atau power ON kurang lebih 10 detik. Pilih skala pengukuran yang
sesuai. Alat siap untuk pengukuran. Untuk pengukuran ACCELERATION, gunakan
pada High frequency (1000 to 15000 Hz)
c. Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan ditahan. Ujung sensor
alat ditempelkan pada objek yang diukur dengan posisi tegak lurus. Nilai getaran
mekanis ditunjukan pada display. Setelah itu, alat dapat dilepas dari objek. Baca
dan catat angka pada display.
d. Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya. Satu menit setelah
tombol MEAS dilepas, alat akan mati secara otomatis.
4. Prosedur pengukuran
a. Memeriksa dan menyiapkan alat ukur siap pakai
b. Menentukan titik pengukuran
c. Mengukur dengan menempelkan sensor ke sumber getaran
d. Mencatat spesifikasi sumber getar dan hasil pengukuran.
e. Lakukan perulangan dalam pembacaan hasil pengukuran ( 1 menit dengan 3
pembacaan masing – masing setelah setelah 20 detik).
f. Lakukan pengulangan pengukuran ditempat yang sama sesuai lama paparan dalam
sehari untuk memperoleh data yang akurat.

IV. ANALISIS HASIL


1. Nilai Ambang Batas HAV
Batas aman untuk getaran mekanis menurut Permenakertrans RI No.13/MEN/X/2011.
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, yang
didalamnya termasuk juga masalah getaran mekanis.

NAB Getaran Untuk Pemaparan Lengan dan Tangan

Jumlah waktu pemajanan Nilai percepatan pada frekuensi dominan


perhari kerja Meter per detik kuadrat Gram (1 gram; 9,81
(m/det2) m/det2)
4 jam kurang dari 8 jam 4 0,40
2jam kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22

Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Seluruh Tubuh


Permenaker No. 5 Tahun 2018

Jumlah Waktu Pajanan Per Hari Nilai Ambang Batas (m/det 2 )


Kerja (Jam)
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661

2. Nilai Ambang Batas WBV


Berdasarkan ISO 2631 dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a. Mengganggu kenyamanan (Reduce Comfort Boundary)
b. Meningkatkan kelelahan kerja (Fatique Decreased Profiency Boundary)
c. Mengganggu kesehatan/ batas pemaparan yang diperbolehkan (exposure limit)
3. Standart Getaran Mesin
Berdasarkan ISO 2372 dan VDI 2056 mesin diklasifikasi menjadi 4 group, yaitu :
a. Mesin kecil (group K), terutama motor mesin produksi sampai dengan output 15 KW.
b. Mesin sedang (group M), terutama motor mesin produksi sampai dengan output 15-
75 KW tanpa pondasi khusus.
c. Mesin besar pada pondasi berat (group G)
d. Mesin sangat besar dan mesin turbo dengan pondasi khusus (group T)
Tabel Standart Getaran Mekanis
Kecepatan getaran (mm/det) Kategori
Group K Group M Group G Group T
s/d 0,71 s/d 1,12 s/d 1,80 s/d 2,80 Baik (Good)
0,72-1,80 1,13-2,80 1,81-4,50 2,81-7,10 Dapat diterapkan (Acccaptable)
Masih diperkenankan (still
1,81-4,50 2,81-7,10 4,51-11,2 7,11-18,0
permisible)
>4,50 >7,10 >11,2 >18,0 Membahayakan (dangerous)

4. Standart Getaran Mekanis


Berdasarkan Kepmeneg LH No. 49 Tahun 1996
KEBISINGAN

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di suatu tempat kerja.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kebisingan.
3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran kebisingan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Bising lingkungan kerja yaitu kumpulan suara yang terdiri atas gelombang-gelombang
akustik dengan bermacam-macam frekuensi dan intensitas (Niosh, 1973, Fox, 1969).
Bunyi didengar sebagai rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media
elastic dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai
kebisingan. Ada beberapa pengertian tentang kebisingan, antara lain :
1. Kebisingan adalah semua bunyi yang tidak dikehendaki yang berasal dari alat produksi.
(Depnaker, Koperasi dan Transmigrasi, 1978).
2. Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki. (Suma'mur, PK, 1994).
3. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. (Permenakertrans Nomor : 13/Men/X/2011 )

A. Jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan dibedakan menjadi 5 (lima), yaitu :
1. Bising kontinyu dengan spektrum luas.
2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit.
3. Bising terputus-putus (intermitten).
4. Bising Impulsif.
5. Bising Impulsif berulang-ulang.
B. Bahaya Kebisingan
Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan ketulian progesif. Mula-mula efek kebisingan pada
pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah dihentikan
pekerjaan di tempat bising. Tetapi kerja terus-menerus di tempat bising berakibat
kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi sekitar 4000 Hz dan kemudian meluas ke frekuensi sekitarnya sampai akhirnya
mengenai frekuensi percakapan. Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah
85 dBA untuk waktu paparan 8 jam per hari atau 40 jam per minggu (Permenaker No 5
Tahun 2018).

III. ALAT DAN BAHAN


2. Sound Level Meter
3. Lembar data
IV. CARA KERJA
Persiapan Alat
1. Pasang baterai pada tempatnya.
2. Tekan tombol Power.
3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik/tidak.
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada monitor sesuai dengan angka
kalibrator.

Pengukuran
1. Pilih selector pada posisi :
- fast : untuk jenis kebisingan kontinue
- slow : untuk jenis kebisingan impulsif/terputus-putus.
2. Pilih selector range intensitas kebisingan.
3. Tentukan lokasi pengukuran.
4. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1 – 2 menit, dengan minimum
10 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor.
5. Catat hasil pengukuran, dan hitung rata-rata kebisingan sesaat (Lek).
Lek = 10 log 1/n (10 L1/10 + 10 L2/10 + 10 L3/10 + … + 10 Ln/10.) dBA

Anda mungkin juga menyukai