Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA


GETARAN

KELOMPOK: 5
NAMA : JULIANA NURMALASARI
NRP : 0517040038
KELAS : K3-4B

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia salah satu negara berkembang, termasuk dalam ranah
industrinya. Berbagain bentuk industry berdiri dan mampu menyerap banyak
tenaga kerja. Artinya telah banyak penduduk Indonesia yang terlibat dalam
proses produksi suatu industry. Padahal tidak dapat dipungkiri setiap industry
memiliki resiko terhadap kehidupan para pekerja. Hal ini erat kaitannya antara
pekerja dan lingkungan kerjanya.
Salah satu yang dapat mempengaruhi adalah getaran di lingkungan
kerja. Bentuknya dapat berupa alat yang digunakan pekerja atau lingkungan
kerjanya. Hal ini dibuktikan Sutarno (2007) melalui percobaan getaran
Longitudinal maupun Transversal, dalam frekuensi rendah sampai tinggi. Hal-
hal yang dapat terjadi diantaranya gangguan ketajaman penglihatan, jaringan
tubuh terganggu kerjanya, kerusakan system syaraf, sampai terjadi kerusakan
mekanin dalam tubuh. Hal ini tidak serta merta terjadi, seperti yang
disampaikan oleh Darby (2008) dalam bukunya, pengemudi bis dan truk
berisiko mengalami sakit punggung, khususnya ketika jarak yang ditempuh
jauh, dan melalui jalanan kasar. Perlu adanya pembatasan agar kondisi yang
dialami pekerja tidak menimbulkan kerugian baginya.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP.B/MEN/2011 telah
mengatur tentang nilai ambang batas tetang batas getaran yang di
perkenankan. Kemudian untuk menentukannya di perlukan alat vibration
meter dan kemampuan untuk menggunakannya. Sehingga diperlukannya
praktikum ini untuk menambah wawasan dan kemampuan dalam
mengevaluasi lingkungan kerja khususnya dalam bidang gerakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui velocity (kecepatan) getaran percepatan
(acceleration) getaran, dan perubahan vektor (displacement) getaran?
2. Bagaimana cara melakukan pengukuran getaran mekanis dengan
menggunakan vibration meter?
3. Bagaimana caranya membaca spectrum getaran hasil pengukuran?

1.3 Tujuan
1. Mampu memahami velocity (kecepatan), acceleration (percepatan) dan
perubahan vektor (displacement) getaran
2. Mampu melakukan pengukuran getaran dengan vibration meter
3. Mampu membaca spectrum getaran hasil pengukuran
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Getaran
Getaran dapat diartikan sebagai gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan
(Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011). Gangguan yang diakibatkan oleh
getaran dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama
terpapar, tetapi kadang-kadang gejala ini muncul dalam waktu yang berbeda-
beda sejak pertama terpapar tetapi kadang gejala timbul setelah beberapa
bulan terkena paparan berat (Wijaya dalam Hidayat, 2014).
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. (Permenakertrans Nomor Per
13/MEN/X/2011)
Dalam karangan Darby (2008), getaran terjadi pada keseluruhan tubuh
manusia. Sehingga dapat digolongkan ada dua getaran mekanis, yaitu getaran
seluruh tubuh (Whole - body Vibration) dan getaran pada bagian tubuh
tertentu (Parsial - body Vibration).
Getaran umum (Whole - body Vibration) adalah getaran yang
berpengaruh pada seluruh tubuh, dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga
kerja yang menopang seluruh tubuh. Misalkan: kakipada saat berdiri, pantat
pada saat duduk. Sedangkan getaran setempat (Hand Arm Vibration). Getaran
yang merambat melalui tangan atau lengan dari tenaga kerja (Alfiansyah.dkk,
2004)
Efek getaran yang merambat pada lingkungan kerja dapat dianalisis
berdasarkan gangguan terhadap kenyamanan kerja terhadap jarak rambat
getaran (Fatkhurrahman. Januar A, 2014)
2.2 Alat Ukur
Dalam sebuah percobaan pengukuran getaran, alat yang digunakan
untuk pengukuran tingkat getaran adalah vibration meter. (Sugandi. Wahyu
K, 2017)
Menurut Chairunisa dalam skripsinya (2018), pengukuran paparan
getaran menggunakan alat ukur vibration meter sedangkan keluhan Hand
Arm Vibration Syndrome menggunakan kuesioner.
Pengukuran getaran dilakukan pada rangka atau dudukan mesin yang
berhubungan langsung dengan tubuh operator. Getaran diukur dengan
menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan
vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan
dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
nomor KEP.51/MEN/1999. Alat pengukur getaran ini pada prinsipnya terdiri
dari sebuah penangkap getaran (Vibration meter) yang dihubungkan dengan
sebuah attenuator kemudian melalui sebuah filter yang diteruskan ke
amplifier, selanjutnya secara selektif dihubungkan dengan alat pengukur
amplitudo, kecepatan atau per cepatan dan seterusnya dihubungkan dengan
skala. (Chairunisa, 2018)

2.3 Standar Getaran


Permenakertrans Nomor PER 13/MEN/X/2011 Memiliki nilai ambang
batas satuan waktu untuk menentukan besarnya getaran yang boleh diterima
seorang pekerja. Berikut tabelnya:
Tabel 2.1
Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemaparan Lengan dan Tangan.
Jumlah waktu Nilai Percepatan pada Frekuensi Dominan
pemaparan per hari Meter per detik kuadrat Gravitasi
kerja ( m/det2 )
4 jam dan kurang dari 4 0,40
8 jam
2 jam dan kurang dari 6 0,61
4 jam
4 jam dan kurang dari 8 0,81
2 jam
Kurang dari 1 jam 12 1,22
Kemudian Permenkes Nomor 70 Tahun 2016 menjanjikan perhitungan
waktu yang diperbolehkan seorang pekerja kontak dengan getaran sesuai
dengan nilai percepatan yang didapat dari pengukuran. Berikut rumusnya

Keterangan:
t = durasi pajanan dalam jam
a = nilai hasil pengukuran akselerasi getaran tangan dan lengan
(meter/detik2)
ISO 10816 mengklarifikasikan Getaran ke dalam 4 level yaitu A,B,C,
dan D. Berikut table perbandingan antara cepat getaran dan frekuensinya.

Diagram 2.1 Zona Getaran menurut ISO

Tabel Kriteria Evaluasi


Dari data diatas, ISO 10816 dapat ditentukan tindakan sesuai dengan sifat
kelas yang telah diukur.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja yaitu :
a. Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan Dan Tangan

Jumlah waktu pajanan per Hari Resultan Percepatan di Sb. X, Sb.


kerja (jam) Y dan Sb. Z
Meter per detik kuadrat m/det2
6 jam sampai dengan 8 jam 5
4 jam dan kurang dari 6 jam 6
2 jam dan kurang dari 4 jam 7
1 jam dan kurang dari 2 jam 10
0,5 jam dan kurang dari 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20

b. Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Seluruh Tubuh


Jumlah waktu pajanan per Hari Nilai ambang batas m/det2
kerja (jam)
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661

2.4 Metode Pengukuran dan Analisa Tingkat Getaran


Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun
1996, cara pengukuran dilakukan dengan:
a. Alat penangkap getaran diletakkan pada lantai atau permukaan yang
bergetar dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan
filter
b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan dalam hal alat: tidak
dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat dilakukan konversi besaran
c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4-63 Hz
d. Hasil pengukuran ditampilkan dalam grafik pengukuran sebanyak 13 data

Sedangkan, untuk cara evaluasi ke 13 data yang digambarkan


dibandingkan terhadap batas-batas baku tingkat getaran. Getaran tersebut
melampaui baku tingkat getaran apabila getaran pada salah satu frekuensi
sudah melampaui nilai baku getaran yang ditetapkan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir Praktikum

Mulai

Nyalakan Vibration Meter dengan


߮
menekan tombol

Lihat battery status, jika menunjukkan


100 % berarti kondisi baterai masih
penuh

MEAS
Tekan tombol untuk memulai
pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran

Lepas dari main body dan simpan


transducer pada tempat penyimpanan
jika pengukuran telah selesai

Selesai
3.2 Alat dan Bahan

1. Vibration Meter

Range pengukuran :
 Percepatan (acceleration) : 0,1 m/s - 392 m/s
 Kecepatan (velocity) : 0,01 cm/s - 80 cm/s
 Perpindahan vector : 0,001 mm - 10 mm
Range Frekuensi :
 Percepatan (acceleration) : 10 Hz -200 Hz, 10 Hz – 500 Hz, 10
Hz – 1 KHz, 10 Hz – 10 KHz
 Kecepatan (velocity) : 10 Hz – 1 KHz
 Perpindahan vector : 10 Hz – 500 Hz
Akurasi alat = ≤±5%
Range Temperatur = 0 °C – 40 °C
Range kelembapan = ≤ 80 %

2. Stabillo
3. Penggaris

3.3 Cara Penggunaan Alat

1. Menyiapkan alat berupa vibration meter


2. Memasang transduser pada tempat yang telah di tentukan

߮
3. Menekan tombol untuk menyalakan alat
4. Mengatur jam, setelah memastikan kondisi baterai memungkinkan
untuk digunakan. Apabila isi baterai tidak cukup, dapat di carge
terlebih dahulu
5. Menyesuaikan waktu dalam system pada aturan jam dan tanggal
6. Mengatur display mode dengan memilih tipe display yang diinginkan
dengan cara display OK atau masuk ke dalam system, gunakan special
display.
7. Lepas dari main body dan simpan transduser pada tempat
penyimpanan jika pengukran telah selesai

Untuk mengoperasikan menu gunakan cara berikut:


a. Untuk memindahkan kursor naik gunakan nomor 2, untuk turun
gunakan nomorl 8, untuk ke kiri gunakan nomor 4 dan untuk ke kanan
gunakan nomor 6
b. Untuk memindahkan poin number tekan nomor 2 untuk naik dan 8
untuk turun
c. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cencel
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, Arfin. dkk. 2004. Laporan Pengukuran Getaran Mekanis Pada


Motor Mio. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Chairunisa, 2018. Hubungan Paparan Getaran dengan Terjadinya Hand


Arm Vibration Syndrome pada Pekerja Parut Kelapa di Pasar
Tradisional Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan pada Tahun 2017.
Medan: Universitas Sumatra Utara

Darby,A.M. 2008. Whole – body Vibration and Ergonomic Toolkit. Buxton.


Health and Safety Executive 2008

Fatkhurrahman, Januar Arif. dkk. 2014. Vibration Profile on Vending


Machine Industri. Semarang

Hidayat, Muhammad Saiful. 2014. Paparan Getaran Mesin Gerinda Dan


Keluhan Subyektif Pada Tenaga Kerja Di Abadi Dental Laboratorium
Gigi Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga

Menteri Lingkungan Hidup. 1996. Kepmen LH No. 49 tahun 1996 Tentang :


Baku Tingkat Getaran. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. Kepmenaker No


13/MEN/X/2011/ Tentang NAB factor fisika dan kimia di tempat kerja.
Jakarta: Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standard


Dan Persyaratan Kesehatan Lingkunga Kerja Industry

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Jakarta : Kementrian Ketenagakerjaan RI.

Robichand, Michael. Reference standard for vibration monitoring and


analysis. Bretech engineering

Sugandi, Wahyu K. dkk. 2017. Analisis Teknik Dan Uji Kinerja Mesin
Pelubang Tanah Untuk Peresapan Air

Sutarno, s. 2007. Pengaruh getaran terhadap penumpang kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai