Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI DAN PERTOLONGAN


PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENILAIAN PENDERITA

Oleh :
CHALICETA FAZANUARI ISLAMIA (0522040033)
DOSEN PENGAMPU :
1. Dr. AM MAISARAH DISRINAMA, M.Kes
2. GALIH ANINDITA, S.T., M.T.

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................ 1
BAB II DASAR TEORI .................................................................... 2
2.1 Penilaian Keadaan ........................................................... 2
2.2 Penilaian Dini .................................................................. 3
2.3 Pemeriksaan Fisik .......................................................... 4
2.4 Riwayat Penderita .......................................................... 5
2.5 Pemeriksaan Berkala ...................................................... 5
2.6 Pelaporan ........................................................................ 5
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................... 7
3.1 Peralatan Yang Digunakan ............................................. 7
3.2 Langkah Percobaan ........................................................ 7
3.2.1 Penilaian Keadaan ........................................ 7
3.2.3 Penilaian Dini .............................................. 7
3.2.3 Pemeriksaan Fisik ....................................... 8
3.2.4 Riwayat Penderita ........................................ 11
3.2.5 Pemeriksaan Berkala .................................... 13
3.2.6 Pelaporan ...................................................... 13
3.3 Diagram Alir Percobaan .................................................. 14
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN .......................... 15
4.1 Hasil Pengamatan ........................................................... 15
4.2 Penilaian Penderita ......................................................... 16
BAB V KESIMPULAN .................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap tempat pasti memiliki risiko terjadi kecelakaan yang tidak dapat
diprediksi waktu terjadinya. Kecelakaan kerja bukan hanya terjadi di
tempat kerja atau industri. Kecelakaan kerja juga dapat terjadi di kampus
yang memiliki banyak laboratorium dan bengkel, seperti Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Pertolongan pertama harus segera
diberikan pada korban yang memerlukan penanganan medis dasar untuk
mencegah cacat atau maut. Dalam upaya memberikan pertolongan kepada
orang lain, penolong harus terlebih dahulu mengerti apa yang terjadi dan
bagaimana kondisi korban saat ditemukan. Dengan demikian, pertolongan
yang akan diberikan dapat sesuai dengan keadaan korban. Untuk mencapai
hal tersebut, perlu adanya Langkah yang disebut dengan Penilaian Penderita
yang dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Ingatlah selalu bahwa seorang yang sudah menjadi korban,
jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan
penolong adalah nomor satu. Maka dari itu, penting untuk mempelajari
pertolongan pertama pada kecelakaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan tindakan penilaian korban dalam memberikan


pertolongan pertama?
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik?
3. Apa saja yang perlu dituliskan dalam membuat pelaporan pertolongan
pertama?

1.3 Tujuan

1. Dapat melakukan Tindakan penilaian korban dalam memberikan


pertolongan pertama
2. Dapat melakukan pemeriksaan fisik pada korban
3. Dapat melakukan pelaporan terhadap pertolongan pertama yang dilakukan
BAB II
DASAR TEORI

Menurut Anggraini (2018), Pertolongan pertama adalah upaya pertolongan


dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau petugas kesehatan.
Pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanya berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas First Aid (petugas medik atau orang awam) yang pertama melihat
korban. Tujuan pertolongan pertama adalah mencegah kematian, mencegah
cacat yang lebih berat, mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit dan rasa
takut. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cacat atau penderitaan hingga menyelamatkan korban dari
kematian, tetapi bila tindakan dilakukan tidak baik dan benar akan
memperburuk kondisi akibat kecelakaan hingga membunuh korban. Dalam
kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa seseorang atau
sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, di rumah, jalan,
tempat kerja atau ditempat lainnya. Untuk mengantisipasi masalah itu maka
masyarakat perlu mengetahui prosedur dasar pertolongan pertama pada
kecelakaan.

Pertolongan Pertama Dalam buku Pertolongan Pertama Palang Merah


Remaja Wira (2008), Pertolongan Pertama yaitu pemberian pertolongan segera
kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan
medis dasar. Dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan,
tindakan penilaian merupakan urutan langkah yang harus dilakukan. Tindakan
penilaian korban terdiri dari:

1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat penderita
5. Pemeriksaan berkala
6. Pelaporan

2.1 Penilaian Keadaan

Penilaian Keadaan Saat sampai di lokasi kejadian, hal yang pertama kali
harus dilakukan adalah menilai keadaan sekitar, aman atau tidak bagi korban.
Penilaian keadaan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai apa
yang sedang dihadapi, faktor pendukung dan penghambat pertolongan yang ada
di tempat kejadian.

Menurut Ambarika (2017), Self-efficacy atau rasa percaya diri masyarakat


awam dalam memberikan pertolongan pertama korban kecelakaan tergolong
rendah karena mereka takut tindakan mereka salah dan dapat memperburuk
kondisi korban kecelakaan.Hal ini disebabkan karena sebagian besar
masyarakat tidak mengetahui cara memberikan pertolongan yang benar. Pada
periode pre hospital, jika di tempat pertama kali kejadian penderita tidak
mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka akan timbul
masalah resiko kecacatan bahkan kematian.

2.2 Penilaian Dini

Penilaian dini dimulai dengan membedakan kasus, apakah termasuk kasus


trauma atau kasus medis. Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan oleh
suatu ruda-paksa yang memiliki tanda yang jelas dan terlihat atau teraba,
contohnya luka terbakar, memar, patah tulang, dan lain-lain. Kasus medis yaitu
kasus yang diderita seseorang tanpa riwayat ruda-paksa, contohnya sesak nafas,
pingsan, dan lain-lain (PMI, 2008). Selanjutnya dilakukan penilaian respon atau
kesadaran. Respon penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan
gambaran berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Ada 4 tingkatan
respon yang dapat disingkat dengan ASNT atau AVPU, yaitu:

1. Respon Awas/Alert (penderita sadar sepenuhnya)


2. Respon Suara/Voice (penderita hanya menjawab jika mendengar suara)
3. Respon Nyeri/Pain (penderita hanya bereaksi jika ada rangsang nyeri
yang diberikan penolong)
4. Tidak respon/Un-respon (penderita tidak bereaksi terhadap rangsang
apapun)

Setelah dilakukan penilaian respon, selanjutnya melakukan teknik CAB,


yaitu:
1. Circulation (peredaran darah)
Jika korban sadar, cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi
pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar,
nadi yang diperiksa adalah di bagian leher (carotis). Penolong
meletakkan salah satu tumit tangan diatas tulang dada korban, kemuadia
tangan lainnya diletakkan diatas tangan pertama dengan keadaan saling
bertautan. Siku diekstensikan dan badan penolong seperti dijatuhkan ke
pasien.
2. Airway (jalan nafas)
Memastikan jalan nafas korban terbuka dengan baik. Jika tidak ada
dugaan cedera kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik angkat
dagu tekan dahi (head tilt-chin lift). Jika ada dugaan cedera
kepala/leher/tulang belakang, gunakan teknik Jaw Thrust Manuever.
3. Breathing (nafas)
Setelah jalan nafas berjalan dengan baik, dilakukan pemeriksaan
pernafasan dengan teknik LDR (Lihat, Dengar, Rasakan) adanya
pernafasan pada korban selama 5-10 detik. Pemberian nafas buatan pada
pasien dewasa sudah tidak dianjurkan, namun menggunakan metode
Bag-Valve-Mask (BVM) atau dengan cara melakukan kompresi dada.

2.3 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh anggota badan penderita


yang dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki.

Dalam buku Patient Assessment (2005), pemeriksaan fisik meliputi 4 teknik


dasar, yaitu inspeksi (penglihatan), palpasi (sentuhan), perkusi (ketukan), dan
auskultasi (pendengaran). Tanda-tanda yang perlu ditemukan penolong dapat
disingkat dengan PLNB (Perubahan bentuk, Luka terbuka, Nyeri, dan
Bengkak), yaitu:

1. Adanya perubahan bentuk pada bagian tubuh korban


2. Adanya luka terbuka pada tubuh korban
3. Perasaan nyeri saat bagian tubuh korban diraba atau ditekan
4. Adanya bengkak pada tubuh korban

Tanda-tanda vital pada manusia yang menunjukkan adanya kehidupan dapat


dilihat pada:

1. Denyut nadi Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut
jantung. Denyut nadi normal manusia adalah:
a. Bayi : 120 – 150 kali/menit
b. Anak-anak : 80 – 150 kali/menit
c. Dewasa : 60 – 90 kali/menit
2. Frekuensi pernafasan Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan
satu kali mengeluarkan nafas (satu kali gerakan naik dan turun). Frekuensi
pernafasan normal manusia adalah:
a. Bayi : 25 – 50 kali/menit
b. Anak-anak : 15 – 30 kali/menit
c. Dewasa : 12 – 20 kali/menit
3. Tekanan darah Menurut Aryani (2009), ukuran manset pada pengukuran
tekanan darah dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.
Ukuran manset yang direkomendasikan untuk pengukuran darah harus
sesuai dengan ukuran lengan orang yang akan diperiksa. Tekanan darah
normal pada manusia adalah:
a. Sistolik : 100 – 140 mmHg
b. Diastolik : 60 – 90 mmHg
4. Suhu tubuh Suhu tubuh normal manusia adalah 37°C
5. Kulit Kulit lembab, jika diraba terasa hangat dan warnanya kemerah-
merahan

2.4 Riwayat Penderita

Dalam pertolongan pertama, item ini hanya untuk mencari informasi


sebanyak mungkin mengenai kejadian darurat medis yang terjadi. Informasi
mengenai riwayat penderita dapat diperoleh melalui wawancara dengan
penderita, keluarga, atau saksi mata. Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi
membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya, riwayat yang perlu
diketahui yaitu:

1. Keluhan utama
2. Obat-obat yang dikonsumsi
3. Makan/minuman terakhir
4. Penyakit yang diderita
5. Alergi yang dialami
6. Kejadian yang dialami sebelum kejadian

2.5 Evaluasi ulang kondisi korban

Penilaian dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas
seorang penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala
sebelum mendapat pertolongan medis dengan mengulang pemeriksaan dari
awal atau mencari hal yang terlewati.

2.6 Pelaporan
Setelah selesai menangani korban, maka perlu dilaporkan secara singkat dan
jelas kepada penolong selanjutnya.Dalam laporan sebaiknya dicantumkan:
1. Umur dan jenis kelamin penderita
2. Keluhan utama
3. Tingkat respon
4. Keadaan jalan nafas
5. Pernafasan
6. Sirkulasi
7. Pemeriksaan fisik yang penting
8. Wawancara yang penting
9. Penatalaksanaan
10. Perkembangan lain yang dianggap penting
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Peralatan Yang Digunakan

1. Termometer
2. Tensimeter
3. Jam tangan/stopwatch
4. Stetoskop
5. Senter kecil
6. Alat tulis

3.2 Langkah Percobaan

3.2.1. PENILAIAN KEADAAN

Pada tahap ini, penolong harus melakukan pengamatan pada lokasi kejadian. Hal
utama yang perlu diperhatikan yaitu keadaan saat ini, kemungkinan yang bisa
terjadi, dan cara mengatasinya.

3.2.2. PENILAIAN DINI

Pada tahap ini penolong harus menenali dan mengatasi keadaan yang mengancam
nyawa penderita dengan tepat, cepat dan sederhana. Langkahlangkah penilaian
dini :
1. Kesan umum

Pada langkah ini, penolong harus mengidentifikasi terlebih dahulu kasus apa yang
dihadapi, apakah kasus trauma atau medis.
2. Memeriksa respon

Pada langkah ini untuk mengetahui berat atau ringannya gangguan pasda otak
penderita. Ada empat tingkatan respon, yaitu :
a. Awas

b. Suara

c. Nyeri

d. Tidak respon

3.Memeriksa peredaran darah (circulation), jalan nafas (airway), pernafasan


(breathing) -> CAB
CIRCULATION
Pada langkah ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan
baik atau tidak, serta untuk melihat ada/tidaknya peredaran darah adalah :
a. Penderita respon baik Periksa nadi radial (pergelangan tangan), brakial
(bagian dalam lengan) dan karotis (leher) untuk melihat ada/tidaknya
kerja jantung.

b. Penderita tidak respon Periksa nadi seperti pada penderita respon baik.
Jika tidak ada nadi maka lakukan RJP/CPR.

AIRWAY

a. Penderita dengan respon baik.

Pastikan jalan nafas dengan memperhatikan ada tidaknya suara atau


gangguan bicara.
b. Penderita dengan tidak respon Cara :

1. Tekan dahi penderita

2. Angkat dagu penderita (kecuali kalau dicurigai cedera tulang


belakang dan tulang leher)

BREATHING

Cara melihat ada / tidaknya nafas :

• Dilihat naik turunnya dada penderita

• Didengar ada/tidaknyahembusan dan tarikan nafas

• Dirasa ada/tidaknya hembusan nafas


Jika penderita tidak ada nafas maka perlu resusitasi jantung paru
(RJP)/CPR.

3.2.3 PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaa seluruh anggota badan
penderita yang dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut s/d ujung kaki.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan pengelihattan (inspeksi), perabaan
(palpasi) dan pendengaran (aukultasi). Pada penderita trauma harus dicari :

a. Perubahan bentuk (P)


b. Luka terbuka (L)
c. Nyeri tekan (N)
d. Bengkak (B)

A. Kepala

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

➢ Hidung dan telinga

P L N B

Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

➢ Mulut

P L N B

Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

Mata

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

B. Leher

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

C. Dada

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

D. Perut

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

E. Punggung

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

F. Panggul

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

G. Extermitas atas dan bawah Ø Tangan


P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

H. Kaki

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

I. Pengukuran Tanda Vital

1. Denyut nadi : 90 kali/menit

2. Frekuensi nafas : 18 kali/menit

3. Suhu badan : 35℃

4. Tekanan darah

Sistolik : 100 mmHg


Diastolik : 60 mmHg

3.2.4 RIWAYAT PENDERITA


Selain penilaian seperti yang disebutkan di atas, tetap harus dilakukan
wawancara terhadap penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau
perjalanan suatu penyakit. Wawancara ini dapat dilakukan dengan penderita,
keluarga atau saksi mata. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam wawancara
adalah :

1. K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)

Gejala adalah hal – hal yang dapat dirasakan penderita. Tanda


adalah hal-hal yang diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar
maupun diraba. Saat tanya jawaban “ya” dan “tidak”. Jadi
gunakan pertanyaan terbuka.
Soal : Apa yang dirasakan?
Jawab : Saya merasa pusing
2. O = Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah pada saat ini penderita sedang menjalani suatu
pengobatan. Mungkin gangguan yang dialami adalah akibat lupa
minum atau menelan obat tertentu. Ini sering menjadi petunjuk
dalam menghadapi kasus medis.
Soal : Apakah sebelumnya mengonsumsi obat?
Jawab : Tidak
3. M = makanan / minuman terakhir

Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan,


terutama keracunan racun melalui saluran cerna.
Soal : Makanan/minuman apa yang terakhir dikonsumsi?
Jawab : Saya meminum jus
4. P = Penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang sedang diderita / pernah diderita mungkin


berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini.
Soal : Apakah ada penyakit yang sedang diderita?
Jawab : Tidak ada
5. A = Alergi yang dialami

Perlu dicari penyebab kelainan pada penderita ini adalah suatu


bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderita
atau keluarga sudah mengetahuinya.
Soal : Apakah memiliki alergi terhadap sesuatu?
Jawab : Tidak
6. K = Kejadian
Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus
yang kita hadapi murni trauma atau medis atau gabungan dari
keduanya.
Soal : Bagaimana ceritanya hingga bisa seperti ini?
Jawab : Tadi saat saya mau membuka pintu, ternyata ada kakak
saya yang mau membuka pintu dari dalam, sehingga tanpa
sepengetahuan dia, saya mendekat ke pintu dan terbentur pintu.

3.2.5 PEMERIKSAAN BERKALA


Penilai dan penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa
tugas seseorang penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara
berkala dengan mengulang memeriksa dari awal atau mencari hal yang
terlewati.

3.2.6 PELAPORAN
Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara
singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya
dicantumkan :

1. Umur dan jenis kelamin penderita

2. Keluhan utama

3. Tingkat respon

4. Keadaan jalan napas

5. Pernapasan

6. Sirkulasi

7. Pemeriksaan fisik yang penting

8. Wawancara yang penting

9. Penatalaksanaan

10. Perkembangan lain yang dianggap penting


3.3 Diagram Alir Percobaan
2 Penilaian
3 Keadaan Penilaian Dini Pemeriksaan Fisik
4

ASNT atau P-L-N-B


AVPU

CAB

Pemeriksaan Riwayat
Pelaporan
Berkala Penderita
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
tentang Penilaian Dini pada hari Rabu, tanggal 21 September 2014 di
Laboratorium P3K Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, maka didapatkan
hasil sebagai berikut :

FORMULIR TINDAKAN
Identitas Pasien
a. Nama : Fairuz Zabaniyah
b. Umur : 18 Tahun
Informasi Masuk : Jam –
Waktu Kejadian : Jam 12.00 WIB
Tiba Di Lokasi : Jam 12.00 WIB
Jenis Kejadian : Anak SMA sedang menyeberang jalan, tiba-tiba
epilepsinya kambuh sehingga tertabrak pengendara motor dan pelipisnya
terdapat luka.
Keadaan Pasien : Terdapat luka didaerah pelipis.

Penilaian Dini
Respon: Awas Suara Nyeri Tidak Respon
A. Nadi : Kuat/Lemah/Tidak Ada
(Frekuensi 80x/menit)
B. Nafas : Kuat/Lemah/Tidak Ada
(Frekuensi 20x/menit)
C. Suhu : Dingin/Lembab berkeringat
Panas/Kering
Normal 37°C
Riwayat Pasien
A. Keluhan : Nyeri dibagian kepala
B. Obat : Phenytoin Sodium
C. Makanan : Roti dan susu
/Minuman
D. Penyakit : Epilepsi
E. Alergi : Ikan laut
F. Kejadian : Kejang tiba-tiba
Penjelasan Tindakan
Memindahkan korban ke pinggir jalan (trotoar)
Memeriksa nadi, tekanan darah, dan frekuensi nafas korban

Tanda Vital / Pemeriksaan Berkala


Jam Nafas Nadi Kulit Suhu Tensi
12.07 20 80 Lembab 37 C 100/80
12.13 25 100 Dingin 34 C 130/100

Rujukan : Puskesmas

4.2 Penilaian Penderita


• Penilaian Keadaan

Korban bernama Fairuz Zabaniyah sedang menyeberang jalan, tiba-tiba


epilepsinya kambuh sehingga tertabrak pengendara motor dan pelipisnya terdapat
luka.

• Penilaian Dini
Jenis Kasus : korban termasuk pada jenis kasus medis dan trauma.
Karena karena kecelakaan terjadi disebabkan korban mengidap epilepsy yang
sedang kambuh kemudian teertabrak sehingga pada korban terdapat tanda-tanda
jelas seperti terdapat luka pada pelipis.

Respon : korban merespon saat bagian tulang dadanya ditekan


dengan membuka mata.

Pemeriksaan CAB : keadaan airway korban baik karena korban bisa


merespon saya, untuk pemeriksaan breathing korban dengan cara mendekatkan
pipi saya pada hidung korban dan melihat naik turun dada korban , setelah itu
circulation dengan memeriksa denyut nadi korban.

• Pemeriksaan Fisik

J. Kepala

P L N B
Gambaran umum : Luka pada dahi (pelipis)

➢ Hidung dan telinga

P L N B

Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

➢ Mulut

P L N B

Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

Mata

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik
K. Leher

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

L. Dada

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

M. Perut

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

N. Punggung

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

O. Panggul

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

P. Extermitas atas dan bawah Tangan


P L N B
Gambaran umum : korban merasakan nyeri pada bagian
lengan.

Q. Kaki

P L N B
Gambaran umum : tidak ada perubahan fisik

R. Pengukuran Tanda Vital

Denyut nadi : 100 kali/menit

Frekuensi nafas : 25 kali/menit

Suhu badan : 37℃

Tekanan darah

Sistolik : 130 mmHg


Diastolik : 100 mmHg

• Riwayat Penderita

o K (keluhan) = korban mengeluh pusing dan nyeri pada bagian


lengan dan kepala

o O (Obat-obatan yang diminum) = Phenytoin Sodium

o M (makanan/minuman) = Roti dan susu

o P (penyakit yang diderita ) = Epilepsi, yang merupakan penyebab utama


kasus ini termasuk kasus medis hingga trauma

o A ( alergi yang diderita) = Ikan laut.

o K (kejadian yang dialami = dari penglihatan saya sendiri, Chaliceta


Fazanuari Islamia, sebagai saksi, korban bernama Fairuz Zabaniyah (18 tahun) sedang
menyeberang jalan raya. Tiba-tiba saat ditengah jalan, korban mengalami epilepsy
sehingga tertabrak pengendara motor yang sedang lewat. Korban lalu jatuh terbentur aspal
yang mengakibatkan pelipisnya terluka.
• Pemeriksaan Berkala

Saya melakukan pemeriksaan ulang setiap 5 menit sekali untuk memastikan tanda vital
masih normal dan memastikan tidak ada hal-hal yang terlewatkan

• Pelaporan

Setelah bantuan datang saya melaporkan keadaan korban kepada petugas medis atau polisi
untuk mendapatkan perawatan yang selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam melakukan penilaian keadaan pada pasien dilakukan tindakan
penilaian sesuai dengan urutan langkah dalam memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan yaitu :

1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini yang terdiri dari kesan umum, pemeriksaan respon dan
pemeriksaan CAB (Circulation, Airway, Breathing)
3. Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan PLNB (perubahan bentuk,
luka terbuka, nyeri, bengkak) pada seluruh bagian tubuh dan
pemeriksaan tanda vital manusia.
4. Riwayat penderita terdiri dari KOMPAK (keluhan utama, obat yang
diminum, makanan/minuman yang terakhir imakan/diminum,
penyakit yang diderita, alergi, kejadian).
5. Pemeriksaan berkala
6. Pelaporan

Korban bernama Fairuz Zabaniyah (18 tahun) sedang menyeberang jalan raya.
Tiba-tiba saat ditengah jalan, korban mengalami epilepsy sehingga tertabrak pengendara
motor yang sedang lewat. Korban lalu jatuh terbentur aspal yang mengakibatkan pelipisnya
terluka. Saya melakukan pertolongan pertama pada korban sesuai dengan Langkah-langkah
penilaian penderita, dari peniaian keadaan hingga pelaporan sampai korban dibawa ke
puskesmas
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai