NRP 1014040029
Kelas TPL - 2A
Kelompok 1
TAHUN 2014-2015
I. Tujuan:
1. Mampu menggunakan piknometer untuk mengukur densitas cairan.
2. Memahami hubungan antara viskositas dengan waktu alir.
3. Membandingkan viskositas beberapa cairan yang berbeda.
4. Mampu menghitung bilangan Reynold suatu cairan dengan densitas tertentu
dan viskositas tertentu yang mengalir dengan kecepatan tertentu melalui pipa
dengan diameter tertentu.
5. Mampu mengelompokkan jenis aliran (laminer, transisi, turbulen)
berdasarkan nilai bilangan Reynold.
6. Mampu menghubungkan sifat fisik densitas dan viskositas dengan
aplikasinya dalam bidang pengolahan limbah.
7. Mampu menghubungkan antara diameter pipa dengan jenis aliran yang
terbentuk (pada kecepatan dan jenis cairan yang sama).
8. Mampu menghubungkan antara kecepatan dengan jenis aliran yang terbentuk
(pada diameter dan jenis cairan yang sama)
II. Teori:
2.1 Densitas ()
Densitas atau massa jenis merupakan karakteristik mendasar yang
dimiliki zat dan juga merupakan sifat fisik dari suatu materi. Densitas atau
massa jenis adalah perbandingan massa pada setiap satuan volume benda.
Nilai densitas dapat dihitung melalui persamaan berikut :
= ...............................................................................................(1)
dengan : = massa jenis (kg/m3 atau gr/cm3)
m = massa (kg atau gr)
v = volume (m3 atau cm3)
Densitas setiap jenis zat berbeda-beda. Zat yang memiliki densitas kecil
akan berada di permukaan atau di atas zat lainnya yang memiliki densitas
lebih besar.
Untuk cairan, massa jenis sangat sedikit berubah pada jangkauan tekanan
dan temperatur yang lebar, dan dengan aman massa jenis tersebut dapat
diperlakukan sebagai sebagai suatu konstanta. Sebaliknya, gas mengalami
perubahan densitas yang cukup besar bila diberi tekanan. Tidak seperti zat
cair, kerapatan sebuah gas sangat dipengaruhi oleh tekanan dan
temperaturnya (Bruce, 2003: 14). Cairan (liquid) dan gas adalah termasuk
fluida. Fluida memiliki dua jenis sifat berdasarkan kekonstanan densitasnya.
Fluida incompressible adalah fluida yang densitasnya konstan atau hampir
konstan, seperti liquid. Sedangkan fluida compressible adalah fluida yang
mengalami perubahan densitas, seperti gas. Fluida bisa dikatakan
compressible jika densitasnya beribah lebih dari 5-10%. Densitas cairan
merupakan fungsi temperatur.
2.2 Viskositas
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986).
Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi
viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat
dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Budianto,
2008). Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya.
Terdapat tiga macam viskositas menurut Lewis (1987) :
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas.
2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya.
Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m/s pada
SI.
3. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu emulsi
atau suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya dengan
larutan murni.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas berkaitan dengan gerak
relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai
ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu
fluida makin sulit fluida itu mengalir.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas )
fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu
ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya,
maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F
dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang
atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk
suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan
memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan
lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling
bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di
suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan
fluida menjadi :
= = .........................................................................................(2)
Gambar 1
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Laminar_shear.svg)
Gambar 2
(sumber : http://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/04/aliran-laminar-
dan-aliran-turbulen-pada.html)
b. Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen, kecepatan sangat fluktuatif dan acak. Akibat dari
hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh
Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil yang
bercampur dalam waktu yang cepat yang selanjutnya memecah dan
menjadi tak terlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan Reynold, Re >
4000.
Gambar 3
(sumber : http://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/04/aliran-laminar-
dan-aliran-turbulen-pada.html)
Selain aliran laminer dan turbulen sebenarnya ada satu aliran lagi, yaitu
aliran bersifat transisi. Aliran transisi merupakan peralihan dari aliran laminer
dan turbulen. Aliran ini memiliki bilangan Reynold, 2100>Re>5000.
Untuk geometri aliran tertentu, bilangan Reynolds didefinisikan untuk
fluida Newtonian sebagai:
= ............................................................................................(4)
IV. Alat
1. Piknometer 25 ml : 1 buah
2. Buret : 1 buah
3. Statif : 1 buah
4. Stopwatch : 1 buah
5. Gelas ukur 25 ml : 1 buah
6. Gelas beker 100 mL : 3 buah
7. Gelas reaksi : 1 buah
8. Erlenmeyer 100 mL : 3 buah
V. Bahan
1. Sirop warna merah
2. Larutan pencuci piring warna biru
3. Minyak goreng
4. Aquadest
Sirup,warna
2 22,41 56,11 33,7 25
merah
Larutan
pencuci
3 22,86 48,65 25,79 25
piring, warna
biru
Minyak
4. 22,86 45,50 22,64 25
goreng
Sirup warna
2. 761,52 761,43 761,26 761,40
merah
Larutan
3. pencuci piring, 79,52 79,31 79,41 79,41
warna biru
Minyak
4. 472,49 472,12 472,20 472,27
goreng
VIII. Perhitungan dan Analisis Data
a. Menggunakan cara I
Cara I ini adalah cara mencari densitas dengan meggunakan volume
cairan berdasarkan nilai yang tertera pada alat ukurnya, yaitu
piknometer.
1. Densitas aquadest
25,06
= = = 1,0024 3 = 1002,4 /3
25
2. Densitas sirup
33,7
=
= 25
= 1,348 3 = 1348 /3
b. Mengunakan cara II
Perbedaan antara cara I dan cara II yaitu terletak pada volume yang
digunakan. Pada cara I digunakan volume yang tertera pada
piknometer, sedangkan cara II adalah dengan mencari volume aktual
piknometer tersebut. Untuk mencari volume aktual piknometer yaitu
dengan membagi massa aquadest dalam piknometer dengan densitas air
pada suhu 27 C sesuai ketetapan. Densitas dalam suhu 27 C = 0,996
gr/cm3.
25,06
= = = 25,161 3
0,996
1. Densitas sirup
33,7
= = = 1,339 = 1339 /3
25,161 3
= minyak goreng
= cairan pencuci piring
= sirup
Gambar 4.
8.3 Menghitung viskositas cairan
Berdasarkan perhitungan densitas, maka kemudian dapat dicari nilai
viskositas dari masing-masing cairan. Densitas yang digunakan adalah
densitas yang didapat dari cara II, yaitu yang memiliki ketelitian lebih
baik.
1. Viskositas sirup
2 2
2 = 1
1 1
1339 3 761,40
=
103 /
996 3 51,59
1019514,6 /3
= 103 /
51383,64 /3
= 19,84 103 /
81395,25 /3
= 103 /
51383,64 /3
= 1,58 103 /
3. Viskositas minyak
2 2
2 = 1
1 1
899 472,27
3
= 103 /
996 3 51,59
424570,73 /3
= 103 /
51383,64 /3
= 8,26 103 /
0.02 = aquadest
= sirup
0.015 = cairan pencuci piring
= minyak goreng
0.01
0.005
0
Viskositas (kg/ms)