Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PERCOBAAN F2
VISKOSITAS FLUIDA

Pelaksanaan Praktikum

Hari: Senin Tanggal: 23 November 2020 Jam ke: 9-10

Penyusun :
Muhammad Ilzam Falahuddin : (082011333004)
Anggota Kelompok :
Yuda Trisantoso : (082011333003)

Dosen Pembimbing : Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes.

Asisten Dosen : Ravha P. A. Risamatsu

LABORATORIUM FISIKA MODERN


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
A. TUJUAN
Menentukan koefisien viskositas fluida encer dan kental.

B. DASAR TEORI

Fluida adalah zat yang dapat mengalir (zalir), yang dapat berupa gas atau pun zat
cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah viskositas.
Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut saat mengalir.
Kadang kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan. Fluida yang lebih kental
(viskos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari pada fluida yang kurang
kental.
Sifat viskos ini sangat diperhatikan dalam perihal yang melibatkan aliran fluida
maupun minyak pelumas mesin. Pelumas mesin berviskositas tinggi lebih baik
digunakan dari pada yang bernilai rendah. Tetapi jika terlalu tinggi viskositasnya justru
akan menghambat gerakan mesin tersebut.
Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat bergantung pada suhu. Pada suhu
makin tinggi nilai koefisien viskositas itu akan menurun. Artinya, fluida itu akan
semakin encer jika suhunya makin tinggi. Tabel 1 memuat contoh nilai koefisien
beberapa fluida untuk berbagai suhu.
Tabel 1. Nilai koefisien beberapa fluida (Tipler, 1991)

Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter.


Paling tidak, terdapat 2 prinsip dasar system/metode pengukuran viskositas tersebut.
Pertama, metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler vertikal
saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan sesuai dengan metode ini adalah
viskosimeter ostwald yang asas kerjanya berdasarkan hukum Poiseuille.
Hukum Poiseuille dituliskan sebagai

dengan P = tekanan
η= koefisien viskositas fluida
L = panjang pipa kapiler yang dilalui fluida
Iv = laju aliran volume
Berdasarkan hukum Poiseuille, rlengan viskosimeter Oswald dapat ditentukan
viskositas fluida jika h, a, L, dan V dapat diukur. Persamaan Poiseuille menjadi :

dengan p = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu


pengaliran cairan dari tanda A sampai B; a = jejari pipa kapiler yang panjangnya h=
jarak antara bola kecil dan besar.
Jika viskositas cairan (dalam hal ini alkohol) = c px
dan viskositas air = c pw tw maka viskositas alkohol ηx

terhadap viskositas air ηw adalah :


𝑝𝑥 𝑡𝑥
𝜂x = 𝑥 𝜂𝑤
𝑝𝑤 𝑡𝑤

Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data


dari tabel pada suhu yang sesuai.

Perangkat percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk menentukan


koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya tidak
menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental untuk turun
melalui pipa kapiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer.
Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur
koefisien viskositas fluida dapat menggunakan metode
stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui
pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk
bola dalam fluida yang ingin diukur koefisien
viskositasnya yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida.
Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola mengalami laju
terminal (konstan) dan berlaku rumus :

dengan v = laju terminal.


ρ= kerapatan bola
ρ0 = kerapatan fluida
Jika jarak AB = h, waktu bola dari A ke B adalah t, diameter bola d dan massanya m
maka persamaan (3) akan menjadi

Perangkat percobaan viskosimeter ini lebih cocok digunakan untuk menentukan


koefisien viskositas fluida yang kental. Contoh penggunaan peralatan ini adalah untuk
mengukur koefisien viskositas gliserin, oli atau minyak. Prinsip penghitungan berdasar
pada kecepatan terminal bola dalam fluida, melalui data berupa waktu untuk
menempuh jarak tertentu.
C. ALAT DAN BAHAN
D. PROSEDUR KERJA
METODE I (VISKOSIMETER OSWALD)
1. Tabung viskosimeter yang telah bersih dipasang pada statip dan klem secara
vertikal.
2. Air sebanyak 6 ml dimasukkan ke dalam viskosimeter. Ukur suhu air dalam
tempat lain.
3. Air dalam viskosimeter dihisap hingga permukaannya di atas garis tanda A,
kemudian penghisap dilepaskan.
4. Saat permukaan fluida tepat berhimpit dengan garis A stopwatch 1 dihidupkan
oleh praktikan 1.
5. Saat permukaan fluida tepat berhimpit dengan garis B stopwatch 2 dihidupkan
oleh praktikan 2.
6. Kemudian kedua stopwatch dimatikan bersama-sama oleh satu praktikan.
7. Selisih waktu kedua stopwatch merupakan waktu yang diperlukan fluida
menempuh jarak AB.
8. Ulangi langkah (3) hingga (7) beberapa kali, minimal 4 kali.
9. Ulangi langkah (1) hingga (8) dengan fluida lain (misal alkohol).
10. Setelah dipakai, viskosimeter dibersihkan dengan alkohol kemudian ditiup dengan
peniup(blower).
PROSEDUR PERCOBAAN METODE II (Hk. STROKE)
1. Masukkan fluida yang akan diukur koefisien viskositasnya ke dalam tabung.
2. Ukur kerapatan fluida dengan densitometer. Ukur suhu fluida dalam tempat lain.
3. Siapkan sekitar 10 – 15 bola besi yang diameternya sama. Timbang dan ukur
diameternya.
4. Tetapkan dua posisi karet gelang atas dan bawah berjarak sekitar 5 – 10 cm,
dengan bagian atas minimal 20 cm di bawah permukaan.
5. Lepaskan bola di atas permukaan fluida (jangan terlalu jauh dari permukaan).
6. Saat bola tepat dengan garis A, stopwatch 1 dihidupkan oleh praktikan 1.
7. Saat bola tepat dengan garis B, stopwatch 2 dihidupkan oleh praktikan 2.
8. Kemudian kedua stopwatch dimatikan bersama-sama oleh praktikan.
9. Selisih waktu kedua stopwatch adalah waktu bola menempuh jarak AB.
10. Kecepatan terminal dihitung melalui jarak antara kedua karet dibagi waktu yang
dibutuhkan bola menempuh jarak itu.
11. Ulangi percobaan beberapa kali.

Anda mungkin juga menyukai