Anda di halaman 1dari 37

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

VISKOSITAS FLUIDA

Disusun Oleh:

Nama Praktikan : Gabriel Arpindo Tanjung


NIM : 3331200076
Jurusan : Teknik Mesin
Grup : A6
Rekan : Muhammad farrel Ludira, Matthew Nicodemus,
Farhan Al Aziz
Tgl. Percobaan : Rabu, 28 Oktober 2020
Asisten : Vini Hafidzatul Hakimah

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020

Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan didalam fluida . fluida adalah zat yang dapat mengalir sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan bentuk wadah apapun dimana zat tersebut
diletakkan. Viskositas fluida (zat alir) adalah gesekan yang ditimbulkan fluida
yang bergerak atau benda padat yang bergerak dalam fluida. Besarnya gesekan ini
biasa disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Dilakukannya percobaan
viskositas fluida untuk menentukan viskositas ataupun kekentalan suatu zat cair.
Di dalam industri, viskositas diukur untuk penyesuaian fluida dengan alat industri
seperti pada proses pengaliran fluida memalui konveyor bidang miring, proses
mixing, dll. Perbedaan viskositas suatu fluida akan mempengaruhi jenis alat yang
dipakai di dalam industri. Prosedur praktikum viskositas adalah dengan
memasukan larutan kedalam suatu viscometer Ostwald.Lalu memberikan tekanan
pada ujung viscometer Ostwald agar fluida naik melewati batas atas. Kemudian
tekanan dihilangkan agar fluida turun kebawah. Setelah itu mencari waktu fluida
turun dari batas atas hingga batas bawah

Kata Kunci: Viskositas, Fluida, Viskometer.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL…………………...…………………………………………i
ABSTRAK……………………………..…………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………...………………………………………………..iii
DAFTAR TABEL…………………...……………………………………………v
DAFTAR GAMBAR…………………...……………………………………......vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………...…………………………………….vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………...1
1.2. Tujuan Percobaan…………………………………………...1
1.3. Batasan Masalah…………………………………………….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Viskositas ..…………………………………..……………...2
2.2. Fluida …..…………………………………..……………… 2
2.3. Viskometer ………………………………..……………….. 3
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Diagram Alir Percobaan…………………………...…..…… 5
3.2. Prosedur Percobaan………………………………..……….. 6
3.3. Alat yang Digunakan………………………………..……... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan………………………………...…………... 8
4.2. Pembahasan………………………………..…………….... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………………………………..……………… 18
5.2. Saran………………………………..………………………18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN………………………………..……………. 21

iii
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS……….24
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN………………...….. 27
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN…………………………………...... 29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Pengukuran jari jari aluminium…………………………………..…..... 8

Tabel 4.2 Hasil pengamatan percobaan viskostias bola besar………………….... 8

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan viskositas bola kecil …………....………….....……


9

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Viskositas Fluida..........................................5

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A. PERHITUNGAN………………………………..……………..21
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS……….24
B.1. Jawaban pertanyaan………………………………………….24
B.2. Tugas Khusus………………………………………………..25
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN……………………..27
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN……………………………………...29

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya


tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan
sebagai kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran
momentum molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu
berlangsungnya aliran, efek ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan
geser di antara lapisan yang bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan
menyebabkan lapisan fluida yang lebih dekat pada plat yang bergerak, dan akan
diperoleh kecepatan yang lebih besar dari lapisan yang lebih jauh. Cairan yang
mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat mengalir didalam pipa
dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah. Latar belakang atau alasan
praktikum ini dilaksanakan adalah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
pengaruh kekentalan suatu fluida terhadap nilai viskositas pada suatu fluida dan
besarnya densitas suatu cairan

1.2 Tujuan Percobaan

Berikut ini adalah tujuan percobaan pada praktikum Viskositas Fluida.


Untuk menentukan viskositas atau kekentalan suatu zat cair.

1.3 Batasan Masalah

Berikut adalah batasan masalah pada praktikum Viskositas Fluida, yaitu:


variable bebas berupa Jenis bola dan tinggi maupun variable terikat berupa
Viskositas dan kecepatan bola jatuh sampai ke dasar.
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Viskositas

Viskositas adalah Pengukuran dari ketahanan Fluida yang diubah baik


dengan tekanan maupun tegangan.di kegiatan sehari-hari Viskositas adalah
Ketebalan atau pergesekan internal. Oleh karena itu air yang tipis memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan Madu yang tebal, memiliki viskositas yang
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar
juga pergerakan dari fluida tersebut.

Viskositas atau kekentalan Sebenarnya Merupakan gaya gesekan antara


molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (Fluida itu zat yang dapat mengalir,
dalam hal ini zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida
internal,Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis),Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul,
Jadi,Viskositas adalah kekentalan suatu Fluida yang disebabkan oleh adanya gaya
gesekan antara Molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.Viskositas juga
disebut sebagai ketahann fluid ajika menerima gaya dari luar.

2.2. Fluida

Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang
mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida
terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah
mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi
3

dua yaitu: fluida cair dan fluida gas. Untuk mengerti aliran fluida maka harus
mengetahui beberapa sifat dasar fluida.
Sifat–sifat dasar fluida tersebut yaitu; kekentalan, kerapatan, berat jenis,
tekanan, temperatur. Karakteristik struktur aliran internal (dalam pipa) sangat
tergantung dari kecepatan rata-rata aliran dalam pipa, densitas, viskositas dan
diameter pipa. Aliran fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin merupakan
aliran laminer atau turbulen. Pada aliran laminer, partikel-partikel fluida seolah-
olah bergerak sepanjang lintasan yang halus dan lancar dengan kecepatan fluida
rendah dan viskositasnya tinggi.
Sedangkan aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak secara acak
dan tidak stabil dengan kecepatan fluida tinggi dan viskositasnya rendah. Hal
tersebut ditunjukkan oleh percobaan Osborne Reynolds. Menurut hasil percobaan
Reynold, untuk membedakan apakah aliran itu turbulen atau laminar dapat
menggunakan bilangan tak berdimensi yang disebut dengan bilangan Reynold.
Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton dan fluida bukan Newton.
Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier antara besarnya tegangan geser
yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan [µ konstan]. Dalam
fluida bukan Newton terdapat hubungan tak linier antara besarnya tegangan geser
yang diterapkan dan laju perubahan bentuk sudut. Gas dan cairan cenderung
bersifat fluida Newton, sedangkan hidrokarbon berantai panjang yang kental
mungkin bersifat bukan Newton.

2.3. Viskometer

Viskometer adalah alat yang di pergunakan untuk mengukur Viskositas


atau kekentalan suatu larutan.Kebanyakan Viskometer mengukur kecepatan dari
suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (Gelas Kapiler). Bila cairan itu mengalir
cepat maka Viskositas cairan itu rendah,misalnya cair dan bila cairan itu mengalir
lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi,misalnya madu.Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder
4

ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunkan baik untuk
cairan maupun gas.

Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur


viskositas suatu fluida. Model viscometer yang umum digunakan berupa
viscometer bola jatuh,tabung (pipa kapiler) dan system rotasi.Viskometer rotasi
silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar,sistem
dimana silinder bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder
diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder,jadi
Viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluida berdasarkan
kecepatan alir fluida tersebuat,Nilai viskositas didapatkan dengan cara
mengalirkan fluida yang akan diukur viskositasnya dengan demikian,hambatan
yang mengalami benda pemutar atua dialiri akan diketahui dan menunjukkan
besar viskositas Fluida tersebut.
5

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Diagram Alir Percobaan

Berikut adalah diagram alir pada praktikum Viskositas Fluida dapat di


lihat pada Gambar 3.1

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Merangkai peralatan uji viskositas sesuai


Modul

Melakukan perccobaan

Data Pengamatan

Literatur
Data Pengamatan

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Viskositas Fluida.


6

3.2. Prosedur Percobaan

Berikut adalah prosedur percobaan praktikum Viskositas Fluida.

1. Letakkan tabung viskositas pada permukaan bidang datar seperti di atas


meja yang kokoh.
2. Pasang dua buah penanda di antara jarak yang akan dilalui oleh bola.
Gunakan penanda berupa karet gelang atau tali, kemudian pasangkan di dua
lokasi yang berbeda seperti pada gambar.
3. Ukur jarak h diantara dua penanda seakurat mungkin.
4. Pastikan bahwa bola aluminium bersih dan mengkilap, bebas dari kotoran,
dan siap digunakan
5. Gunakan mikrometer atau jangka sorong untuk mengukur diameter bola.
Ulangi pengukuran beberapa kali dan hitung rata-rata diameter untuk
memperoleh jari-jari bola.
6. Tentukan sisi penanda yang akan dijadikan acuan pengukuran waktu
7. Isi tabung dengan cairan kental (gliserin) yang akan diukur viskositasnya.
Isi hingga mencapai 10 cm dari atas tabung.
8. Siapkan stopwatch, kemudian sambil melihat kearah tabung viskositas,
jatuhkan bola tepat di tengah permukaan zat cair dan ikuti gerakan bola.
Nyalakan stopwatch saat bola melewati batas acuan pertama (penanda atas)
dan hentikan stopwatch tepat saat bola melewati batas acuan kedua (batas
bawah).
9. Catat nilai waktu t yang dibutuhkan bola untuk bergerak sepanjang jarak h
yang tercatat oleh stopwatch hitung kecepatannya .
10. Untuk hasil yang lebih baik, ulangi langkah 8 dan 9 menggunakan bola yang
sama sebanyak 10 kali sehingga diperoleh sejumlah nilai t, kemudian rata-
ratakan nilai tersebut. Gunakan t rata-rata untuk menghitung nilai η.
11. Untuk hasil yang lebih baik lagi, lakukan koreksi nilai η menggunakan
persamaan koreksi Ladenburgh (persamaan 2).
12. Agar dapat menggunakan persamaan tersebut, ukur jari-jari dalam tabung
menggunakan jangka sorong. 13. Lakukan replikasi sebanyak 10 kali untuk
7

masing-masing percobaan dengan benda yang memiliki jari-jari yang


berbeda
13. Lakukan replikasi sebanyak 10 kali untuk masing-masing percobaan dengan
benda yang memiliki jari-jari yang berbeda.

3.3. Alat alat yang Digunakan

Berikut adalah alat alat yang digunakan pada percobaan Viskositas Fluida.

1. Stopwatch
2. Mikrometer skrup
3. Gelas kimia 100 ml
4. Tiang penahan batang
5. Viskometer
6. Bola Alumunium
7. Pinset

BAB IV
8

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

Berikut adalah data hasil percobaan Viskositas Fluida yang dapat dilihat
pada Tabel 4.1

No. Ukuran Bola Aluminium r1 ( m ) r2 ( m ) r3 ( m ) rrata rata ( m )


1. Bola Besar 0,0035 0,0035 0,0035 0,0035
2. Bola Kecil 0,0015 0,0015 0,0015 0,0015
Table 4.1 Pengukuran jari jari aluminium

No Ketin Waktu replikasi, t ( s ) Rata Kecepa Viskosi


ggian rata tan tas ŋ
Fluida waktu Jatuh ( Pa,s )
,h(m replikas benda v
) i(t) ( m/s )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 0,2 3,39 3,27 3,27 3,46 3,37 3,33 3,39 3,46 3,33 3,3 3,357 0,0595 376,47
2. 0,4 6,94 6,50 6,78 6,91 6,88 6,84 6,91 6,75 6,75 6,78 6,807 0,0587 381,6
Table 4.2 Hasil pengamatan percobaan viskostias bola besar

No Ketin Waktu replikasi, t ( s ) Rata Kecepa Viskosi


ggian rata tan tas ŋ
Fluida waktu Jatuh ( Pa,s )
,h(m replikas benda v
) i(t) ( m/s )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9

1. 0,2 14,3 15,6 15,0 14,5 14,5 15,8 15,1 15,1 15,0 14,9 15.035 0,0133 721,8
3 1 5 8 9 4 5 5 2 3
2. 0,4 31,4 30,9 30,0 29,5 29,6 31,0 30,8 30,5 30,2 30,0 30.535 0,0130 738,46
0 7 6 9 3 4 5 0 8 3
Table 4.3 Hasil Pengamatan viskositas bola kecil

Suhu ruang awal = 220C

Suhu ruang akhir = 220C

Sikap barometer awal = 755 mmHg

Sikap barometer akhir = 755 mmHg

4.1.1. Ralat Langsung

Berikut adalah data langsung pada praktikum Viskositas Fluida

No Rn Ŕn |∂P| |∂P|2 α Sr SR Ra ± Sr


1. 0,0035
2. 0,0035 0,0035 0 0 0 0 0 0,0035 ± 0
3. 0,0035
∑ 0,00105
Table 4.1.1 Ralat langsung r bola besar

No Rn Ŕn |∂P| |∂P|2 α Sr SR Ra ± Sr


1. 0,0015
2. 0,0015 0,0015 0 0 0 0 0 0,0015 ± 0
3. 0,0015
∑ 0,0045
Table 4.1.2 Ralat langsung r bola kecil

No tn tn
´ |∂t| |∂t|2 α St SR tn ± St
1. 3,39 0,03 0,0009
2. 3,27 0,09 0,0081
3. 3,27 0,09 0,0081
4. 3,46 0,1 0,01
10

5. 3,37 3,36 0,01 0,0001 0,0043 0,69 20,5% 3,36 ± 069


5
6. 3,33 0,03 0,0009
7. 3,39 0,03 0,0009
8. 3,46 0,1 0,01
9. 3,33 0,03 0,0009
10. 3,3 0,06 0,0036
∑ 33,6 0,57 0,0435
Table 4.1.3 Ralat langsung t bola besar pada ketinggian 0,2

No tn tn
´ |∂t| |∂t|2 α St SR tn ± St
1. 6,94 0,14 0,0196
2. 6,50 0,3 0,09
3. 6,78 0,02 0,0004
4. 6,91 0,11 0,0121
5. 6,88 6,80 0,08 0,0064 0,01476 0,128 1,8% 6,80 ± 0,128
6. 6,84 0,04 0,0016
7. 6,91 0,11 0,0121
8. 6,75 0,05 0,0025
9. 6,75 0,05 0,0025
10. 6,78 0,02 0,0004
∑ 68,0 0,92 0,1476
Table 4.1.4 Ralat langsung t bola besar pada ketinggian 0,4
No tn tn
´ |∂t| |∂t|2 α St SR tn ± St
1. 14,33 0,69 0,48
2. 15,61 0,59 0,34
3. 15,05 0,03 0,0009
4. 14,58 0,44 0,19
5. 14,59 15,02 0,43 0,18 0,1903 0,46 3% 15,02 ± 0,46
6. 15,84 0,82 0,67
7. 15,15 0,13 0,017
8. 15,15 0,13 0,017
9. 15,02 0 0
10. 14,93 0,09 0,0081
∑ 150,2 33,5 1,903
Table 4.1.5 Ralat langsung t bola kecil pada ketinggian 0,2

No tn tn
´ |∂t| |∂t|2 α St SR tn ± St
1. 31,40 0,96 0,92
2. 30,97 0,53 0,28
11

3. 30,06 0,38 0,14


4. 29,59 0,85 0,72
5. 29,63 30,44 0,81 0,66 0,34496 0,62 2% 30,44± 0,62
6. 31,04 0,6 0,36
7. 30,85 0,41 0,17
8. 30,50 0,06 0,0036
9. 30,28 0,16 0,026
10. 30,03 0,41 0,17
∑ 304,4 5,17 3,4496
Table 4.1.6 Ralat langsung t bola kecil pada ketinggian 0,4

4.1.2. Ralat tidak langsung

Pada bola besar, dengan


h = 0,2 m
t = 3,357 s
V1 = 0,0595 m/s
2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v

4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0035 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0595
ŋ = 376,47 Pa.s
Sŋ = √ ( ŋ x St )2

Sŋ = √ (376,47 x 0,69)2
Sŋ = 254,76
Ŋ ± Sŋ = 376,47 ± 254,76

Pada bola besar, dengan


h = 0,4 m
t = 6,807 s
12

V2 = 0,0587 m/s
2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v

4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0035 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0587
ŋ = 381,6
Sŋ = √ ( ŋ x St )2

Sŋ = √ (381,6 x 0,128)2
Sŋ = 48,84
Ŋ ± Sŋ = 381,6 ± 48,84

Pada bola kecil, dengan


h = 0,2 m
t = 15,035 s
V1 = 0,0133 m/s
2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v

4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0015 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0133
ŋ = 721,8
Sŋ = √ ( ŋ x St )2

Sŋ = √ (721,8 x 0,46)2
Sŋ = 332,02
Ŋ ± Sŋ = 721,8 ± 332,02
13

Pada bola kecil, dengan


h = 0,4 m
t = 30,535 s
V2 = 0,0130 m/s
2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v

4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0015 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0130
ŋ = 738,46
Sŋ = √ ( ŋ x St )2

Sŋ = √ (738,46 x 0,62)2
Sŋ = 457,84
Ŋ ± Sŋ = 738,46 ± 457,84

Presentase kesalahan pada bola aluminium besar 1


ŋliteratur −ŋ percobaan
% error = | | x 100 %
ŋ literatur

1400 x 10−3−376,47
% error = | | x 100 %
1400 x 10−3
% error = 267,9%

Presentase kesalahan pada bola aluminium besar 2


ŋliteratur −ŋ percobaan
% error = | | x 100 %
ŋ literatur

1400 x 10−3−381,6
% error = | | x 100 %
1400 x 10−3
% error = 271,57%
14

Presentase kesalahan pada bola aluminium kecil 1


ŋliteratur −ŋ percobaan
% error = | | x 100 %
ŋ literatur

1400 x 10−3−721,8
% error = | | x 100 %
1400 x 10−3
% error = 514,57%

Presentase kesalahan pada bola aluminium kecil 1


ŋliteratur −ŋ percobaan
% error = | | x 100 %
ŋ literatur
−3
1400 x 10 −738,46
% error = | | x 100 %
1400 x 10−3
% error = 526,47%

4.2. Pembahasan

Pada percobaan Viskositas Fluida kali ini ada beberapa hasil serta data
yang telah didapatkan oleh praktikan. Dalam percobaan ini, untuk mengukur nilai
viskositas yang terjadi pada zat cair menggunakan viscometer yang merupakan alat
untuk mengukur viskositas. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya
15

berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan


sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul- molekul yang menyusun
suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-
menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul
(Bird, 1993).

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lain- lain. Hal ini bias dibuktikan dengan
menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang permukaannya miring. Pasti
hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng atau oli. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di
dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida
rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda
dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis
aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis)
(Bird, 1993).

Untuk mencari nilai kecepatan benda, praktikan menggunakan rumus v =


h/t. Jika diperhatikan, kecepatan sebuah benda yang jatuh berbanding lurus dengan
ketinggian fluida dan berbanding terbalik dengan waktu yang diperoleh.
Dipercobaan ini, tidak hanya bola saja yang dibuat berbeda. Namun, ketinggian
fluida yang dijatuhkan juga dibuat beda.

Pada percobaan ini bola alumunium yang digunakan yaitu bola besar
dengan jari jari 0,0035 m dan bola kecil dengan ukuran jari – jari 0,0015 m.
16

Sedangkan untuk ketinggiannya yaitu masing-masing 0,2 meter dan 0,4 meter.
Untuk waktu yang diperoleh didapat dari data pada tabel yang diberikan. Sehingga,
kecepatan setiap ketinggian dan ukuran yang berbeda didapatkan hasil yaitu pada
bola besar dengan ketinggian 0,2 didapat hasil kecepatan 0,059 m/s. Pada bola
berukuran besar yang memiliki jari-jari 0,0035 dan ketinggian 0,4 m memiliki
kecepatan jatuh benda 0,058 m. Untuk percobaan menggunakan bola kecil dengan
jari-jari 0,0015 dengan ketinggian 0,2 m memiliki kecepatan jatuh benda 0,0133
m/s. Dan juga untuk percobaan yang sama menggunakan bola kecil dengan
ketinggian yang berbeda yaitu 0,4 m memiliki kecepatan jatuh benda 0,0130 m/s.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk mencari kecepatan jatuh benda diperlukan
komponen-komponen lainnya seperti ukuran ketinggian dan waktu yang diperoleh.

Terdapat perbedaan hasil dari viskositas yang diakibatkan dari bedanya


ketinggian benda yang diajtuhkan. Karena perbedaan tinggi inilah yang membuat
kecepatan dari jatuhnya bola berbeda sehingga hal itulah yang membuat terjadinya
perbedaan nilai viskositasnya.

Pada viskositas fluida, dipengaruhi massa jenis benda dan massa jenis
fluida. Selain itu, gaya gravitasi dan kecepatan juga mempengaruhi pada viskositas
fluida. Pada percobaan yang dilakukan sebelumnya, untuk menentukan nilai
koefisien viskositas fluida zat cair menggunakan alat berupa bola alumunium yang
masing-masing ukurannya berbeda. Dari perbedaan ukuran tersebut, ternyata
mempunyai pengaruh pada nilai koefisien viskositas. Alasannya adalah karena
perbedaan ukuran benda tersebut membuat waktu ketika sebuah bola jatuh ke dasar
juga ikut terpengaruh. Semakin besar ukuran bola dijatuhkan pada zat cair, semakin
cepat pula waktu tempuh untuk mencapai dasar.

Jika sebuah bola kecil mempunyai waktu tempuh saat jatuh ke dasar
semakin cepat, maka semakin kecil pula nilai koefisien viskositasnya. Namun,
Semakin besar ukuran suatu benda bola yang dijatuhkan maka semakin besar nilai
koefisien viskositasnya. Serta bergantung juga dengan ketinggian suatu fluida dan
waktu tempuh benda menuju ke dasar.
17

Hubungan mengenai jari jari antara bola kecil dan bola besar. Artinya,
bola besar mempunyai massa yang lebih tinggi dibandingkan dengan bola kecil.
Karena perbedaan massa ini lah, dapat dikatakan bola besar mempunyai nilai
koefisien viskositas yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena jika ada benda yang
mempunyai massa yang lebih besar, dijatuhkan kedalam suatu fluida, maka benda
tersebut akan lebih mudah tenggelam dari pada benda yang lebih ringan. Hal ini
berhubungan dengan bola aluminium yang besar, dimana bola aluminium besar
lebih mudah tenggelam dari pada bola aluminium yang kecil, sehingga nilai
viskositas benda besar jauh lebih rendah dari pada benda kecil.

Pada percobaan kali ini terdapat faktor-faktor kesalahan yang


mengakibatkan nilai viskositasnya berbeda. Terdapat pada saat menjatuhkan benda
dikarenakan pada saat dijatuhkannya benda terlalu dekat dengan viskometer
sehingga mengakibatkan gaya gesekan yang berbeda. Seharusnya gaya gesekan
terjadi antara benda yang dijatuhkan dengan cairan fluida, sedangkan pada
kesalahan ini terdapat gaya gesekan yang bercampur yaitu antara gaya gesekan
fluida, benda yang dijatuhkan, dan dinding pada viscometer. Faktor kesalahan juga
bisa terdapat pada pencatatan waktu. Pada saat waktu ditekan bisa saja terlambat
ataupun teralalu cepat mengsplit/menghentikan stopwatch.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
18

Berikut adalah kesimpulan yang didapat dari praktikum Viskositas Fluida.

1. Bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari uji
viskositas
2. Beberapa kesalahan/kekeliruan dalam melakukan praktikum dapat
mempengaruhi hasil viskositas
3. Tinggi benda yang dijatuhkan mempengaruhi viskositas
4. Ukuran dan massa benda mempengaruhi hasil viskositas

5.2. Saran

Berikut adalah saran yang diberikan dalam praktikum Viskositas Fluida kali
ini :

1. Dalam melakukan pengukuran, dibutuhkan ketelitian yang lebih. Agar


dalam menentukan suatu hasil mendapatkan hasil yang hampir sama atau
mendekati dengan teori yang ada.
2. Pemeriksaan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan,
dikarenakan dapat memengaruhi hasil atau data yang akan didapat.
3. Praktikan harus teliti dalam memahami langkah-langkah yang ada dalam
percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
19

[1.]Arijanto , Eflita Yohana , Franklin T.H. Sinaga. Analisis Pengaruh


Kekentalan Fluida Air dan Minyak Kelapa Pada Performansi Pompa
Sentrifugal. Jurnal Teknik Mesin S-1. 2015; No 2 ; Vol 3 : 212
[2.]Zemansky, M. dan Sears, W. Fisika Untuk Universitas 1; Mekanika Bunyi.
BPFE-YOGYAKARTA; BPFE-YOGYAKARTA. 1989
[3.]Nurry Putri Tissos, Yulkifli,Zulhendri Kamus.Pembuatan sistem pengukuran
viskositas Fluida secara digital.Saintek.2014; VI:71-83
[4.]Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
[5.]Currikickdn. S3 – us – west – 2Amazonaous.com
[6.] https://pakdosen.pengajar.co.id/viskositas/
[7.]https://www.gurupendidikan.co.id/viskositas/
[8.] https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/rumus
viskositas.html#Viskositas_dan_Referensi_Suhu
20

LAMPIRAN A

PERHITUNGAN

Lampiran A. Perhitungan

A. Kecepatan Jatuh Bola

Bola Besar
21

h 0,2
h(0,2), v = =
t 3,357
v = 0,0595 m/s

h 0,4
h(0,4), v = =
t 6,807
v = 0,0587 m/s

Bola Kecil
h 0,2
h(0,2), v = =
t 15,035
v = 0,0133 m/s

h 0,4
h(0,4), v = =
t 30,535
v = 0,0130 m/s

B. Koefisien Viskositas

Bola Besar ( 0,2 )


2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0035 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0595
ŋ = 376,47 Pa.s

Bola Besar ( 0,4 )


22

2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0035 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0587
ŋ = 381,6 Pa.s

Bola Kecil ( 0,2 )


2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0015 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0133
ŋ = 721,8 Pa.s

Bola Kecil ( 0,4 )


2r ¿ x g(ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 rx g( ρb−ρf )
ŋ=
9v
4 x 0,0015 x 10(2700−1260)
ŋ=
9 x 0,0130
ŋ = 738,46 Pa.s
23

LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
24

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus


B.1. Jawaban Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan fluida ? Sebutkan contoh zat yang termasuk
fluida!
Jawab
Fluida merupakan zat yang bisa mengalami perubahan bentuk
secara terus menerus bila terjadi kontak dengan gaya geser walaupun
relative kecil. Fluida juga dapat dikatakan sebagai zat yang mengalir.
Contoh dari fluida adalah gas, air, udara, karena dapat mengalir.

2. Apa yang dimaksud dengan Reynold Number ? Apa hubungan viskositas


dengan Reynold Number ? Serta jelaskan tipe aliran fluida dan
hubunganya dengan Reynold Number!
Jawab
Reynold Number adalah suatu bilangan yang diciptakan oleh
ilmuan Osborne Reynold. Bilangan reynold adalah bilangan suatu
perbandingan antara gaya inersia terhadap gaya viskositas. Dalam
viskositas, Reynold Number bisa digunakan untuk menentukan sebuah
aliran. Tipe aliran fluida ada aliran laminar, transisi, dan turbulen.
Besarnya Reynold Number dapat ditentukan dengan aliran aliran
tersebut.

3. Suatu pipa berdiameter 40 cm dialiri air dengan densitas 1000 kg/cm 3 dan
nilai viskositas absolute sebesar 0,01 poise. Jika kecepatan aliran air dalam
pipa tersebut sebesar 8,7 x 10-3 m/s, makatentukan apakah sifat aliran
tersebut
Jawab

Re = V. D. ρŋ
25

Re = 8,7 x 10-3 x 0,4 x 1000 x 0,01


Re = 0,0348 aliran laminer
4. Sebuah bola bermassa 30 kg/m3 dijatuhkan vertical ke dalam suatu fluida
dengan massa jenis 2000 kg/m3 dan viskositas sebesar 2,5 x 10-3 Pa.s. Bila
dalam waktu 150 s menempuh jarak sejauh 97 cm, berapakah besar
diameter bola ?
Jawab

4√ 74

B.2. Tugas Khusus


1. Apa yang dimaksud dengan Reynold Number?

Bilangan reynold adalah perbandingan antara gaya inersia terhadap gaya


viskositas yang mengkuantifikasi hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis
alirannya. Dengan bilangan reynold jenis aliran terbagi menjadi 3, yaitu

A. Aliran Laminer
Aliran fluida yang bergerak denga kondisi lapisan lapisan yang
membentuk garis garis alir dan tidak berpotongan.
B. Aliran Turbulen
Aliran fluida yang partikel partikelnya bergerak secara acak dan tidak
stabil dengan kecepatan yang berubah dan saling berinteraksi.
C. Aliran Transisi
Aliran transisi adalah aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen
26

LAMPIRAN C

GAMBAR DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


27

Gambar C.1 Tabung ukur Gambar C.2 Bola alumunium

Gambar C.3 Jangka sorong Gambar C.4 Stopwatch

Gambar C.5 Stopwatch Gambar C.6 Jangka Sorong


28

LAMPIRAN D

BLANGKO PERCOBAAN
29

DATA PRAKTIKAN
NAMA Gabriel Arpindo Tanjung
NIM/GRUP 3331200076 / A6
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Farrel Ludira, Farhan Al Aziz, Matthew Kembaren
TGL.PERCOBAAN 28 Oktober 2020

No. Ukuran Bola Aluminium r1 ( m ) r2 ( m ) r3 ( m ) rrata rata ( m )


1. Bola Besar 0,0035 0,0035 0,0035 0,0035
2. Bola Kecil 0,0015 0,0015 0,0015 0,0015
Table 4.1 Pengukuran jari jari aluminium

No Ketin Waktu replikasi, t ( s ) Rata Kecepa Viskosi


ggian rata tan tas ŋ
Fluida waktu Jatuh ( Pa,s )
,h(m replikas benda v
) i(t) ( m/s )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 0,2 3,39 3,27 3,27 3,46 3,37 3,33 3,39 3,46 3,33 3,3 3,357 0,0595 376,47
2. 0,4 6,94 6,50 6,78 6,91 6,88 6,84 6,91 6,75 6,75 6,78 6,807 0,0587 381,6
Table 4.2 Hasil pengamatan percobaan viskostias bola besar
30

No Ketin Waktu replikasi, t ( s ) Rata Kecepa Viskosi


ggian rata tan tas ŋ
Fluida waktu Jatuh ( Pa,s )
,h(m replikas benda v
) i(t) ( m/s )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 0,2 14,3 15,6 15,0 14,5 14,5 15,8 15,1 15,1 15,0 14,9 15.035 0,0133 721,8
3 1 5 8 9 4 5 5 2 3
2. 0,4 31,4 30,9 30,0 29,5 29,6 31,0 30,8 30,5 30,2 30,0 30.535 0,0130 738,46
0 7 6 9 3 4 5 0 8 3
Table 4.3 Hasil Pengamatan viskositas bola kecil

Suhu ruang awal = 220C

Suhu ruang akhir = 220C

Sikap barometer awal = 755 mmHg

Sikap barometer akhir = 755 mmHg

Anda mungkin juga menyukai