IKATAN KIMIA
Oleh :
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Materoal Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Air Aquades merupakan air dari hasil penyulingan atau biasa
disebut dengan proses distilasi atau biasa juga disebut dengan air murni.
Proses distilasi ini merupakan suatu proses dengan cara pemisahan
adanya bahan kimia menurut perbedaan kecepatan yang menguap atau
volatilitas yakni dengan suatu teknik pemisahan berdasar dengan
perbedaan titik didih dalam kegunaannya untuk memperoleh senyawa
murni. Akuades adalah pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan semua
cairan yang sering dijumpai oleh orang. Senyawa yang larut dalam
akuades mencakup berbagai macam senyawa organik netral yang
mempunyai gugus fungsional polar seperti gula, alkohol, dan keton.
Dilaboratorium dibutuhkan akuades untuk digu akan saat partikum
sebagai pelarut dan membersihkan alat alat laboratorium. Akuades
memiliki sifat fisik berupa cairan dengan memiliki pH 7 dan berat
molekul 18 g/mol
(LabChem, 2021)
Asam benzoate mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yaitu berwujud
padat Kristal dan berwarna putih. Asam benzoate memiliki berat molekul
sebesar 121.11 g/mol, titik didih sebesar 249 oC, titik lebur 122oC,
kelarutan dalam air g/100 g air pada suhu 20 oC yaitu 0,29, dan massa
jenis sebesar 1,3 g/cm3. Asam benzoate termasuk senyawa yang mudah
terbakar. Asam benzoate juga dapat menyebabkan iritasi mata, kulit, dan
saluran pernapasan. Cara mencegahnya dengan menggunakan pelindung
pernapasan, sarung tangan pelindung, menggunakan kacamata
pengaman. (Pubchame,2021)
3.1.7 HCl 2M
3.1.8 HNO3
3.1.11 NaCl
3.1.12 NaOH 2M
Natrium hidroksida memiliki rumus senyawa NaOH. Natrium
hidroksida mempunyai sifat fisik berwujud cair, tidak berwarna, dan
tidak berbau. Natrium hidroksida memiliki kepadatan 1,08 g/mol, serta
memiliki viskositas kinematik 1,43 cSt, dan dapat terlarut dalam air.
Natrium hidroksida termasuk dalam senyawa yang berbahaya jika
terkena kulit menyebabkan luka bakar kulit yang parah dan kerusakan
mata yang serius. Gunakan pelindung mata, pelindung wajah, pakaian
pelindng dan sarung tangan pelindung untuk menghindari kecelaakaan.
Pertolonga pertama jika terkena kulit dan mata lepaskan lensa kontak
lalu segera bilas menggunakan air mengalir dengan hati-hati selama 15
menit, apabila terhirup segera pindahkan ke udara segar dan hirup udara
sebanyak-banyaknya, jika terkena kulit segera hubungi dokter
(LabChem, 2021)
3.1.13 Pb(NO3)2
CaO atau Kalsium oksida memiliki sifat fisik dan sifat kimia yaitu
berwujud serbuk, tidak berbau, berwarna putih atau abu-abu-putih. CaO
memiliki berat molekul sebesar 56,08 g / mol. Kalsium oksida juga
memiliki titik didih sebesar 5162 ° F pada 760 mm Hg, titik lebur 4662 °
F, kelarutannya bereaksi dengan air, dan massa jenis sebanyak 3,3 pada
68 ° F. CaO dapat menyebabkan iritasi jika kontak dengan kulit
berulang.Kalsium oksida itu sendiri tidak terbakar tetapi dapat terurai
saat dipanaskan untuk menghasilkan asap korosif atau beracun.Kontak
dengan logam dapat menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar.
Wadah bisa meledak saat dipanaskan atau jika terkontaminasi air. Cara
pencegahannya memakai sarung tangan pelindung, pakaian pelindung,
pelindung wajah atau pelindung mata yang dikombinasikan dengan
pelindung pernapasan dan Jangan makan, minum, atau merokok selama
melakukan praktikum (Pubchem,2021).
3.1.16 Spritus
Ikatan valensi adalah suatu unsur pada jumlah yang dapat dibentuk oleh
atom dari unsur itu. Angkanya biasanya sama dengan banyaknya elektron yang
diperlukan untuk melengkapi kulit valensi. Valensi menunjukkan jumlah yang
dapat dibentuk oleh suatu atom.bilangan koordinasi mengacu pada jumlah gugus
yang ditentukan pada atom terentu. Banyak senyawa memiliki sama ganda antara
atom dan valensi (Pine,1988)
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari atom pusat dan
ligan. Atom pusat bisa berupa logam transisi, alkali atau alkali tanah. Senyawa
kompleks terbentuk akibat terjadinya kovalen koordinasi antara ion logam atom
pusat dengan suatu ligan Senyawa kompleks ion logam transisi berperan penting
dalam pengangkutan kation dalam tubuh, yang sangat penting bagi kehidupan
organisme, terutama untuk keperluan nutrisi (Lestari, dkk., 2014)
Ligan spesies yang memiliki satu atom atau lebih yang dapat memberikan
pasangan elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu di lengkung
koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa Lewis dan ion logam adalah asam
Lewis. Ion pusat memberikan orbital dan ligan memberikan pasangan elektron
(Petrucci, 1987)
IV. Metodologi Percobaan
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
- Pembakar Spirtus
- Cawan Porseline
- Korek Api
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Pipet mohr
- Kaki tiga
- Thermometer
- Spot plste
- Tusuk gigi
- Konduktivitas tester
4.1.2. Bahan
- Akuades
- Asam Benzonat
- NaCl
- CHCl3
- MgCl2
- Pb(NO3)2
- Petroleum eter
- Serbuk Cao
- HNO3
- NaOH 2M Pipet mohr
- Benzene
- Kloroform
- Spirtus
- Aseton
- Asam oksalat
- HCl 2M
- Etanol
- Paku
NaCl dan
Hasil
CaO
Hasil
4.2.4 Reaksi Pembakaran Senyawa Organik
Benzena
Hasil
4.2.5 Reaksi Pemanasan Senyawa Organik
Asam Oksalat
Hasil
1:1
5.3 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan percobaan tentang ikatan kimia. Ikatan kimia
terbagi menjadi ikatan kovalen dan ikatan ionic. Ikatan ionic adalah ikatan yang
terbentuk antara anion dan kation yang saling bereaksi. Senyawa yang terbentuk
dari ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.
Fungsi dari perubahan Pb(NO3)2 ke dalam NaCl dengan aquades adalah untuk
mengetahui terbentuk endapan yang menandakan terbentuknya senyawa ionic.
Pencampuran tersebut kemudian digunakan untuk percobaan tabung kedua yaitu
1ml aquades yang diberi 5 tetes CHCl3. Tabung digoyangkan agar tercampur
rata,kemudian diberi 5 tetes Pb(NO3)2. Perlakuan ini mengahsilkan reaksi sebagai
berikut :
Fungsi dari penambahan CHCl3 dan Pb(NO3)2 dengan aquades ini untuk
membuktikan bahwa reaksi ini kovalen,sebab menghasilkan CHCl(NO 3)2. Hal
tersebut kovalen karena adanya pemakaian Bersama pasangan electron antara
atom-atom yang bergantung.
Penetesan CHCl3 dilakukan sebanyak 2 kali sebelum didinginkan dan ditetesi 1ml
HNO3 pekat. Hasil dari perlakuan ini adalah serbuk putihyang merupakan CaCl 2
yang membentuk ikatan ionic. Padatan CaCl yang dihasilkan kemudian ditetesi
dengan Pb(NO3)2 untuk pemurnian dan membuktikan perubahan ikatan ionic
menjadi ikatan kovalen. Hasil dari pereaksian ini adalah sebagai berikut :
Pembakaran etanol menghasilkan nyala api yang kecil. Hal itu terjadi karena
etanol memiliki jumlah atom karbon sebanyak dua atau sangat sedikit. Reaksi
yang terjadi yaitu :
Pembakaran aseton menghasilkan nyala api sedang berwarna merah. Hal itu
terjadi karena taom karbon pada aseton sebanyak 3,sehingga nyala api yang
dihasilkan cukup besar,namun lebih kecil dari benzena. Persamaan reaksi yang
terjadi yaitu :
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
Brady, James E. 1990. General Chemistry. 5 thedition, John Wiley dan Sons, New
York, 705.
Emda, A. (2017). Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja ilmiah. Lantanida
Journal, 5(1), 83-92
Fauziah, M. R. 2017. Pasangan Atom dan Sifatnya. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN
Hasil
Perlakuan
Sebelum sesudah
a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion
Larutan NaCl Larutan tidak berwarna -
Larutan NaCl + aquadest - Larutan tidak berwarna
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 - Larutan tidak berwarna
Larutan CHCl3 Larutan tidak berwarna -
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 - Larutan putih keruh
b. Perdedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen
Padatan Asam benzoate Serbuk putih
Asam benzoat + aquadest Tidak larut dengan sisa padatan
-
Konduktivitas = 0,032 V
Asam benzoat + etanol Larut membentuk larutan putih
-
Konduktivitas = 0,176 V
Asam benzoat + aquadest + etanol Larut sebagian
- pudar
Konduktivitas = 5,66 V
Padatan MgCl2+ etanol Larut membentuk larutan kuning
- pudar
Konduktivitas = 4,54 V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol Larut membentuk larutan kuning
- pudar
Konduktivitas = 5,06 V
Petroleum Larutan tidak berwarna -
Petroleum + aquadest Tidak larut
-
Konduktivitas = 2,84 V
Petroleum + etanol Larut membentuk larutan tidak
- berwarna
Konduktivitas= 3,76 V
Petroleum + aquadest + etanol - Tidak larut
Konduktivitas = 3,76 V
c. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Padatan CaO Serbuk putih -
Padatan CaO yang dipanaskan - Padatan putih yang lengket
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + dipanaskan Dihasilkan gelembung dan uap
-
1
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + dipanaskan Dihasilkan gelembung dan uap
-
2
Campuran + HNO3 pekat Dihasilkan banyak gelembung putih
Proses peletakkan MgCl2 pada pelat tetes Proses peletakkan petroleum pada pelat
tetes
Penambahan aquades dan etanol pada Pengujian semua larutan pada pelat tetes
semua larutan di pelat tetes
Proses pemasukan CaO Proses pemanasan CaO