Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERBANDINGAN JUMLAH MOL ZAT-ZAT YANG


TERLIBAT DALAM REAKSI

Oleh

Nama : Novian Rico Saputra

NIM : 211810301001

Kelas/Kelompok : Kimia F/1

Asisten : Dinda Anugraining Putri

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Perbandingan Jumlah Mol Zat-Zat yang Terlibat dalam
Reaksi

II. Tujuan

Tujuan dari Praktikum perbandingan jumlah mol mol zat yang terlibat dalam
reaksi ini adalah agar mahasiswa dapat :

- Menggunakan konsep mol untuk menyatakan hubungan jumlah


mol antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
- Menentukan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi penguraian soda kue berdasarkan beratnya.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Barium Klorida (BaCl2)
Barium Diklorida memiliki rumus kimia (BaCl2). Barium
Diklorida berupa padatan yaang berbentuk kristal, berwarna putih,
tidak berbau dan memiliki rasa pahit dan asin. Memiliki titik leleh 963
⁰C , titik didih 1500 ⁰C, memiliki berat jenis 3,917 serta stabil pada
suhu tekanan normal. Menyebabkaniritasi kulit, menyebabbkan iritasi
pada mata, dan diduga merusak fertilitas atau janin. Tindakan yang
harus dilakukan ketika terhirup yaitu keluarkan praktikan daari
laaboratorium dan bawa ke tempat terbuka agar dapat menghirup
udara segar. Jangan dirangsang maakanan atau minuman ketika
korban tidak sadarkan diri. Basuh mata dengan ait mengalir jika
terkena cairan ini. Lepaskan segera jika baju yaang dikenakan
terkontaminasi oleh cairan ini (LabChem, 2021).
3.1.2 Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium Bikarbonat memiliki rumus molekul (NaHCO3).
Natrium Bikarbonat meemiliki wujud padat dan tidak berbau serta
berwrna putih. Natrium Bikarbonat memiliki pH 8,3, titik leleh 270
⁰C, dan kelarutan 10%. Natrium Bikarbonat memiliki berat jenis
2,159 g/cm3 dan berat molekul 84,01 g/mol. Bahaya dari Natrium
Bikarbonat jika mengenai kulit akan menyebabkan iritasi. Cairan yang
mengenai mata ,segera bilas dengan air mengalir. Keluarjab praktikan
jika bahan terhirup oleh praktikan. Konsultasi kepada dokter jika
bahan tertelan oleh praktikan (LabChem, 2021).
3.1.3 Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium Sulfat memiliki rumus kmia(Na2SO4). Natrium Sulfat
memiliki bentuk padatan yang berwujud kristal berwarna putih.
Memiliki titik didih 1429 ⁰C dan titik leleh 884 ⁰C serta massa molar
142,04 g/mol. Bahan ini diklasifikasi berbahaya. Hirup udara segar
apabila telah menghirup Natrium Sulfat. Cuci dengan air mengalir dan
lepas pakaian yang terkontaminasi apabila terjadi kontak langsung
dengan kulit. Bilar dengan air yang banyak apabila terjadi kontak
dengan mata. Minum (paling banyak 2 gelas) dan konsultasikan
kepada dokter apabila bahan tertelan (LabChem, 2021).

IV. Tinjauan Pustaka

Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung


hubungan kuantitatif dari reaktan yang menjadi produk dalam suatu
reaksi kimia (persamaan kimia). Stoikiometri reaksi adalah penentuan
perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan
senyawa yang terdapat pada reaksi tersebut. Perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia
(Alfian,2009).
Persamaan reaksi dan hukum-hukum dasar kimia menjadi pokok
bahasan dasar dalam mempelajari stoikiometri. Stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam
reaksi kimia. Stoikiometri memuat materi tentang persamaan reaksi,
konsep mol, rumus empiris, rumus molekul dan reaksi pembatas.
Stoikiometri ini didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan
reaksi. Stoikiometri salah satunya digunakan untuk mengkonversi
besaran-besaran yang terdapat pada konsep mol (Zakiyah dkk, 2018).
Stoikiometri merupakan reaksi yang dapat dipelajari dengan
mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode variasi kontinu,
yang memiliki mekanisme seperti dengan dilakukan pengamatan
terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molaritas
totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap)
diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri
sistem. Berdasarkan grafik aliran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi,
akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri
sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa
(Muhrudin, 2011).
Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang
kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konversi
massayang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi
sewaktu reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan bahwa
sebenarnya yang terjadi adalah konservasi energi, dan bahwa energi dan
massa saling berhubungan suatu konsep yang menjadi penting dalam
kimia nuklir. Konservasi energi menuntun ke suatu konsep-konsep
penting mengenai kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika (Alfian,
2009).
Hukum tambahan dalam kimia mengembangkan hukum konversi
massa. Hukum perbandingan tetap oleh Joseph Proust menyatakan bahwa
zat kimia murni tersusun dari unsur-unsur dengan formula tertentu.
Hukum perbandingan berganda dari John Dalton menyatakan bahwa zat-
zat kimia tertentu akan ada dalam proporsi berbentuk bilangan bulat kecil
(misalnya 1:2; O:H=H2O); walaupun dalam banyak sisitem (terutama
biomakromolekul dan mineral) rasio ini cenderung membutuhkan angka
besar, dan sering diberikan dalam bentuk pecahan. Senyawa seperti ini
dikenal dengan senyawa non-stoikhiometrik (Alfian, 2009).
Pada sistem SI, mol merupakan banyaknya suatu zat yang
mengandung entitas dasar (atom, molekul atau partikel lain) sebanyak
jumlah atom yang terdapat dalam tepat 12 gram (atau 0,012 kg) isotop
karbon -12. Jumlah partikel dalam 1 mol zat yaitu: 1 mol zat = 6,02 x
1023 partikel 33 Angka ini disebut bilangan Avogadro (NA = 6,02 x
1023), yaitu angka yang menunjukan jumlah partikel dalam 1 mol zat
(Juwita, 2017). Penerapan konsep mol pada gas dan penetapan konsep
mol pada larutan adalah hubungan antara tekanan dan volume gas pada
perubahan keadaan dengan massa dan suhu sistem yang tetap,
menentukan bahwa tekanan perbandingan atau berbanding terbalik
dengan volume. Mol adalah suatu besaran yang digunakanuntuk
menyatakan massa suatu zat dalam gram yang besarnya sama
denganjumlah molekul zat tersebut.Percobaan Gay-lusac menunjukkan
volume gas adalah fungsi dari suhu pada setiap perubahaan dimana
tekanan dan massa dijaga tetap persamaanya yaitu:
PV = n x R x T
Dimana: P = Tekanan
N = Jumlah mol (mol)
R = Tetapan gas (0,0821)
T = Suhu (K)
Menurut Bakti (2010), larutan 1 Molar (M) adalah larutan yang
mengandung satu mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Persamaan yaitu :
M=NxV
dimana: M = Kemolaran
N = Mol
V = Volume
Menurut Nurazmi (2020).Prinsip Avogadro, satu mol gas
mengandung jumlah molekul gas yang sama. Jumlah molekul gas ini
dinyatakan dengan bilangan Avogadro (NA) yang besarnya sama dengan
6,02 × 1023 molekul/mol. Dengan demikian, Persamaannya dapat
dinyatakan menjadi.
рV = ( NAN ) RT
dengan: P = tekanan (N/m2 ),
V = volume (m3 ),
N = Banyak partikel gas, dan
NA = Bilangan avogadro
= 6,02 × 1023 molekul/mol
= 6,02 × 1026 molekul/kmol.
Konsep tentang atom pertama sekali dicetuskan oleh Demokritus,
menurut Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil,
dimana partikel-partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom.
Atom berasal dari kata atomos, (a: tidak, tomos: memotong), tidak dapat
dipotong atau tidak dapat dibagi. 1 Setelah beberapa abad lamanya teori
tentang atom mendapat perhatian yang serius, sehingga ditemukan bahwa
partikel dasar atom adalah: proton, elektron dan neutrron. Partikel-partikel
inilah yang menyebabkan terjadinya atom. Dalam ilmu kimia disebutkan
“setiap atom memiliki titik pusat atau inti atau nucleus yang terdiri dari
beberapa neutron dan proton”. Proton bermuatan positif dan elektron
bermuatan negatif, sedangkan neutron tidak bermuatan atau netral. Hal ini
disebabkan karena proton bergabung dengan elektron maka sifatnya
berubah menjadi netral (Sabarni, 2014).
Molekul adalah sekumpulan yang terikat dan merupakan kesatuan
serta mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang khas. Berdasarkan hal
tersebut molekul ada karena adanya atom-atom, yaitu apabila atom
terasosiasi dengan sesama jenisnya atau dengan atom lain (tak sejenis)
maka terjadinya molekul. Gabungan atom – atom sejenis dapat
membentuk molekul unsur, sedangkan gabungan unsur-unsur yang tidak
sejenis dapat membentuk molekul senyawa. Molekul dikatakan bagian
terkecil dari benda yang dapat berdiri sendiri. Satu molekul panjangnya
kurang lebih satu per milliyar centimeter (1/100.000.000cm)6. Seperti
halnya atom, molekul juga mempunyai massa dan bentuknya. Massa
molekul sesuatu zat adalah jumlah massa atom yang membentuknya
(Sabarni, 2014).
Perhitungan stoikiometri paling baik dikerjakan dengan
menyatakan kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol
kemudian bila perlu dikonvensi menjadi satuan lain. Pereaksi pembatas
adalah reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri terkecil. Reaktan ini
membatasi jumlah produk yang dapat dibentuk Jumlah produk yang
dihasilkan dalam suatu reaksi (hasil sebenanya) mungkin lebih kecil
daripada jumlah maksimum yang mungkin diperoleh (hasil teoritis).
Perbandingan keduanya dinyatakan sebagai persen hasil. Berikut adalah
beberapa teori yang dibutuhkan pada perhitungan stoikiometri(Chang,
2005).
a. Masa Atom
Masa suatu atom terkait dengan jumlah elektron, proton dan neutron
yang dimiliki atom tersebut. Pengetahuan untuk massa atom penting untuk
melakukan pekerjaan dilaboratorium. Atom adalah partikel yang sangat
kecil bahkan butir debu terkecil yang dapat kita lihat dengan mata
telanjang memiliki 1 x 1016 atom jelaslah bahwa kita tidak dapat
menimbang satu atom tetapi dalam percobaan kita dapat menentukan
massa atom relatife terhadap atom lainnya. Langkah pertama adalah
memberikan nilai pada massa dari satu atom tertentu agar kemudian dapat
digunakan sebagai standar. Berdasarkan perjanjian internasional, satu atom
dari isotop karbon (disebut karbon 12) yang mempunyai enam proton dan
enam neutron memiliki massa tepat 12 satuan massa atom (sma). Atom
karbon-12 ini dipakai sebagai standar, sehingga satu satuan massa atom
didefinisikan sebagai satuan massa atom yang besarnya tepat sama dengan
seperduabelas massa dari satu atom karbon-12.
Massa satu atom karbon -12 = 12 sma
massa satuatom karbon−12
1 sma=
12
Hasil percobaan menunjukan bahwa, kerapatan satu atom hydrogen
secara rata-rata hanya 8,400 persen dari kerapatan atom karbon – 12
standar. Massa satu atom karbon – 12 adalah tepat 12 sma, maka massa
atom (yaitu massa atom dalam satuan massa atom) hidrogen tentunya
adalah0,08400 x 12,00 sma, atau 1,008 sma (ingat kembali bahawa massa
atom disebut juga berat atom). Perhitungan serupa menunjukan bahwa
massa atom oksigen adalah 16,00 sma dan massa atom besi adalah 55,85
sma. Disimpulkan meskipun kita tidak mengetahui berapa massa rata-rata
atom besi, kita tahu bahwa massanya kurang lebih 56 kali massa atom
hidrogen (Chang, 2005).
b. Massa Atom Rata-rata
Mencari massa atom karbon yang ada pada sebuah tabel periodik,
maka akan menemukan bawa nilainya bukan 12,00 sma tetapi 12,01 sma.
Perbedaan ini terjadi karena sebagian besar unsur yang ada diaalam
(termasuk karbon) memiliki lebih dari satu isotop. Hal ini berarti bahwa
ketika kita mengukur massa atom suatu unsuryang kita peroleh adalah
massa atom rata-rata dari berbagai jenis isotop yangada dialam.
Contohnnya, kelimpahan alami dari karbon – 12 dan karbon – 13 masing-
masing adalah 98,90 persen dan 1,10 persen. Massa atom karbon dapat
dihitung berbagai berikut :
Massa atom rata-rata dari karbon alam
= (0,9890)(12,00000 sma) + (0,0110)(13,0335 sma)
= 12 sma
Perhitungan massa atom karbon yang lebih akurat memberikanhasil
12,01 sma perhatikan bahwa dalam perhitungan yang melibatkan persen,
kita harus mengubah angka persen menjadi angka pecahan atau desimal.
Maka massa atom rata-ratannya lebih mendekati 12 sma daripada 13 sma
penting untuk dipahami bahwa ketika menyebut massa atom karbon 12,01
sma, maka yang dimaksud adalah nilai rata-rata (Chang, 2005).
c. Massa Molar Unsur dan Bilangan Avogadro
Sistem SI, mol adalah banyaknya suatu zat yang mengandung
indentitas dasar (atom, molekul, atau partikel lain) sebanyak jumlah atom
yang terdapat dalam tepat 12 g (atau 0,012 kg) isotope karbon – 12.
Jumlah atom sebenarnya didalam 12 g karbon -12 ditentukan melalui
percobaan. Jumlah ini disebut bilangan Avogadro (Avogador’s number)
(NA), untuk menghormati ilmuan Italia, Amedeo Avogadro. Nilai yang
diterima saat ini adalah NA = 6,0221367 x 1023. Umumnya kita
membulatkan bilangan Avogaro menjadi 6,022 x 1023, Jadi 1 mol
hidrogen mengandung 6,022 x 1023 atom H. Massa dari karbon – 12 ini
adalah massa molar (M), didefinisikan sebagai massa (dalam gram atau
kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom atau molekul) zat (Chang,
2005).
d. Massa Molekul
Massa Molekul (Molecullar Mass) (Kadang disebut berat molekul)
adalah jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalamsuatu molekul.
Contohnya massa molekul H2O adalah 2 (massa atom H) + massa atom O 2
(1,008 sma) + 16,00 sma = 18,02 sma. Umumnya kita perlu mengalikan
massa atom dari tiap unsur dengan jumlah atom dari unsur itu yang ada
dalam molekul dan kemudian menjumlahkannya untuk seluruh unsur
(Chang, 2005).
e. Reaksi Pengendapan
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan
berair adalah reaksi pengendapan (precipitation reaction) yang cirinya
adalah terbentuknya produk yang tak larut, atau endapan. Endapan
(Precipitate) adalah padatan tak larut yang terpisah dalam larutan. Reaksi
pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Bagaimana
kita dapat meramalkan apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan
dicampurkan atau ketika satu senyawa ditambahkan kedalam satu larutan
hal itu bergantung pada kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah
maksimum zat terlarut yang akan larut dalam tertentu pelarut pada suhu
tertentu. Dalam konteks kualitatif,ahli kimia membagi zat-zat sebagai
dapat larut, sedikit larut, atau tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut
jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak,
zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut.
Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat,tetapi daya larutnya tidak
sama (Chang, 2005).
f. Macam – macam reaksi kimia
Menurut Chang (2005), dengan mengetahui beberapa sifat atau jenis
reaksi, kita dapat memahami reaksi-reaksi kimia lebih mudah. Umumnya,
reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut jenisnya sebagai berikut:
1. Reaksi penggabungan
2. Reaksi penguraian
3. Reaksi pergantian (reaksi pertukaran tunggal)
4. Reaksi Metatesis (reaksi pertukaran ganda)
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua buah zat bergabung
membentuk zat ketiga. Kasus paling sederhana adalah bila dua unsur
bereaksi membentuk senyawa. Misalnya logam natrium bereaksi dengan
gas klor membentuk natrium klorida. Persamaan reaksinya:
2Na(s) +Cl2(g) — 2NaCl(s)
Reaksi penguraian adalah reaksi bila senyawa tunggal bereaksi
membentuk dua atau lebih zat. Biasanya reaksi ini membutuhkan
kenaikan suhu agar senyawa yang dapat terurai dengan menaikkan suhu
misalnya KclO3. Senyawa ini bila dipanaskan akan terurai menjadi KCl
dan gas oksigen. Persamaan reaksinya:
KClO3(s) — 2KCl(s) + 3O2(g)
Reaksi pergantian atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah
reaksi dimana suatu unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur
yang terdapat dalam senyawa itu. Misalnya, jika lempeng logam tembaga
dicelupkan kedalam larutan perak nitrat, kristtal logam perak dihasilkan.
Persamaan reaksinya adalah :
Cu(s) + 2AgNO3(aq) ^ 2Ag(s) + Cu(NO3)2(aq)
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi yang
melibatkan pertukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah senyawa
ionik dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran adalah kation dan
anion dari senyawa. Misalnya larutan kalium iodida yang tak berwarna
dicampurkan dengan larutan timbal (II) nitrat yang juga tak berwarna.
Ion-ion di dalam larutan bereaksi membentuk endapan berwarna kuning
dari senyawa timbal (II) iodida. Persamaan reaksinya:
2KI(aq) +Pb(NO3)2(aq) ^ 2KNO3(aq) + PbI2(s)

V. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Cawan porselin
- Pemanas spiritus (Bunsen)
- Gelas kimia 50 mL
- Spatula
- Corong
4.1.2 Bahan
- Soda kue (Kristal NaHCO3)
- Barium Klorida 2 M (BaCl2 2 M)
- Natrium Sulfat 2 M (Na2SO4 2 M)
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

BaCl2 dan Na2SO4


- Dimasukkan 10 mL larutan BaCl2 ke dalam gelas
kimia 50 mL
- Ditambahkan 5 mL Na2SO4 ke dalam gelas kimia
50 mL dan diaduk hingga membentuk endapan
- Dikeringkan kertas saring dalam oven 5 menit,
didiamkan, kemudian ditimbang kertas saring
yang sudah kering
- Digunakan kertas saring untuk menyaring
padatan, dikeringkan dalam oven selama 15 menit
lalu ditimbang
- Ditentukan massa padatan yang diperoleh
- Diulangi perlakuan dengan mengubah volume
Na2SO4 masing-masing 10 mL dan 15 mL

Hasil
4.2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (Kristal NaHCO3)
Kristal NaHCO3

- Ditimbang massa cawan porselin dan digunakan


untuk menimbang 2,5 sampai 3 gram NaHCO3
- Dicatat massa yang diperoleh pada tabel
pengamatan
- Dipanaskan cawan porselin kurang lebih selama
12 menit, diangkat lalu didinginkan
- Ditimbang cawan porselin beserta isinya serta
ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan
- Dipanaskan kembali cawan porselin yang berisi
analit selama 10 menit, diangkat lalu
didinginkan
- Ditimbang massa yang dihasilkan

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membentuk


Barium Sulfat (BaSO4) yaitu dengan memasukkan 10 mL larutan
BaCl2 2 M ke dalam gelas kimia 50 mL. Langkah selanjutnya yaitu
menambahkan 5 mL Na2SO4 ke dalam gelas kimia 50 mL dan diaduk
hingga membentuk endapan. Kertas saring kemudian dikeringkan
dalam oven selama 5 menit lalu didiamkan sebentar. Kertas saring
yang sudah kering ditimbang untuk menentukan massanya. Kertas
saring tersebut kemudian digunakan untuk menyaring padatan yang
diperoleh, lalu massa padatan ditentukan. Langkah-langkah di atas
diulangi dengan mengubah volume Na2SO4 masing-masing 10 mL dan
15 mL.
4.3.2 Reaksi Penguraian Soda Kue (Kristal NaHCO3)
Cawan porselin ditimbang massanya lalu digunakan untuk
menimbang 2,5 hingga 3 gram NaHCO 3. Massa cawan porselin yang
berisi NaHCO3 kemudian ditimbang dan dicatat pada tabel
pengamatan. Cawan porselin kemudian dipanaskan kurang lebih
selama 12 menit, diangkat, lalu didinginkan. Cawan porselin beserta
isinyaditimbang lalu ditentukan massa Na2CO3 yang dihasilkan.
Langkah selanjutnya yaitu memanaskan kembali cawan porselin yang
berisi analit selama 10 menit. Cawan porselin kemudian diangkat,
didinginkan, lalu ditentukan massanya.

VI. Data dan Perhitungan


5.1 Data Pengamatan
5.1.1 Reaksi pembentukan BaSO4

Volume BaCl2 2M = 10 mL

- 5 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 1 = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (5 mL Na2SO4) = 2,13 gram

- 10 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 2 = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) = 3 gram

- 15 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) = 3,19 gram


5.2 Reaksi Penguraian Soda Kue
- Massa cawan + Na2CO3 = 34,67 gram
- Massa cawan (kosong) = 31,67 gram
- Massa NaHCO3 = 3 gram
- Massa cawan + padatan = 33,59 gram
- Massa cawan + padatan (pemanasan kedua) = 33,58 gram

5.3 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)


- Volume BaCl2 2M = 10mL = 0,01 L
Mol BaCl2 = M x V = 2 x 0,01

= 0,02 mol

- Massa BaCl2
Massa BaCl2 = n x Mr = 0,02 x 208
= 4,16 gram

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 5mL


- Volume Na2SO4 = 5mL = 0,005 L

- Mol Na2SO4 = M x V = 2 x 0,005

= 0,01 mol

2NaCl
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) +
(aq)
m 0,02 mol 0,01 mol 0 mol 0 mol
r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
s 0,01 mol 0 mol 0,01 mol 0,02 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4 (aq)

Pereaksi sisa = BaCl2 (aq)

- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4


= 0,01 x 233
=
2,33 gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring

= 2,13 -1,1

= 1,03 gram

- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori


Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 1,03 gram : 2,33 gram

%yield

1,03 gram
= x 100 %
2,33 gram

= 44,2 %

% Kesalahan =

1,03 gram−2,33 gram


= x 100 %
2,33 gram

= -55,8 %

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 10mL


- Volume Na2SO4 = 10 mL = 0,01 L

- Mol Na2SO4 = M x V

= 2 x 0,01

= 0,02 mol

2NaCl
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) +
(aq)
m 0,02 mol 0,02 mol 0 mol 0 mol
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,04 mol
s 0 mol 0 mol 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = BaCl2 (aq) dan Na2SO4 (aq)

Pereaksi sisa = tidak ada

- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4


= 0,02 x
233

= 4,66
gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring

= 3 – 1,1

= 1,9 gram

- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori


Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 1,9 gram : 4,66 gram

%yield

1,9 gram
= x 100 %
4,66 gram

= 40,8 %

% Kesalahan =

1,9 gram−4,66 gram


= x 100 %
4,66 gram

= - 59,2 %

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 15 mL


- Volume Na2SO4 = 15 mL = 0,015 L
- Mol Na2SO4 = M x V

= 2 x 0,015

= 0,03 mol

BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl


(aq)
m 0,02 mol 0,03 mol 0 mol 0 mol
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 0,04 mol
mol
s 0 mol 0,01 mol 0,02 0,04 mol
mol
Reaksi pembatas = BaCl2 (aq)

Pereaksi sisa = Na2SO4 (aq)


- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
= 0,02 x
233

= 4,66
gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring

= 3,19 – 1,1
= 2,09 gram
- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 2,09 gram : 4,66 gram

%yield

2,09 gram
= x 100 %
4,66 gram

= 44,8 %

% Kesalahan =
2,09 gram−4,66 gram
= x 100 %
4,66 gram

= -55,1 %

5.4 Reaksi Penguraian Soda Kue


- Massa NaHCO3 = 3 gram

Mol NaHCO

3
=
84

= 0,036
mol

- Reaksi penguraian soda


kue

2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)


m 0,036 mol 0 mol 0 mol 0 mol
r 0,036 mol 0,018 mol 0, 018 mol 0, 018 mol
s 0 mol 0, 018 mol 0, 018 mol 0, 018 mol
Jadi mol Na2CO3 adalah 0, 018 mol

Massa teoritis Na2CO3 = mol x Mr

= 0, 018 x 106

= 1,91 gram

Massa H2O = mol x Mr

= 0, 018 x 18

= 0,324 gram

- Massa Na2CO3 pemanasan pertama = massa total – massa cawan


porselin
= 33,59 – 31,67
= 1,92 gram

Mol Na

1,92
=
106

= 0,018 mol

- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan pertama


Mol NaHCO3 : mol Na2CO3

= 0,036 : 0,018

%yield

1,92 gram
= x 100 %
1,91 gram

= 100,5 %

% Kesalahan =

1,92 gram−1,91 gram


= x 100 %
1,91 gram

= 0,52 %

- Massa Na2CO3 pemanasan kedua = massa total – massa cawan porselin


= 33,58 – 31,67
= 1,91 gram

Mol Na2CO3 pemanasan kedua =

1,91
=
106
= 0,018 mol
- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan kedua
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3

= 0,036 mol : 0,018 mol


%yield

1,91 gram
= x 100 %
1,91 gram

= 100 %

% Kesalahan =

1,91 gram−1,91 gram


= x 100 %
1,91 gram

= 0%

VII. Hasil dan Pembahasan


6.1 Hasil

6.1.1 Tabel hasil pembentukan Barium Sulfat

Massa Volume Massa


Persamaan Reaksi
BaCl2 Na2SO4 BaSO4

4,16 gram 0,005 L 2,33gram

BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq) 4,16 gram 0,01 L 4,66 gram

4,16 gram 0,015 L 4,66 gram

6.1.2 Tabel hasil penguraian soda kue


Massa Massa Massa
Persamaan Reaksi
NaHCO3 Na2CO3 Na2CO3

2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) 3 gram 1,92 gram 1,91 gram

6.2 Pembahasan

Percobaan yang telah dilakukan adalah perbandingan jumlah mol


dalam suatu reaksi. Terdapat hal-hal yang perlu dibahas dan dikaji
untuk memperoleh tujuan praktikum ini. Tujuan Praktikum yang harus
dicapai adalah yang pertama menggunakan konsep mol untuk
menyatakan hubungan jumlah mol antara zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Tujuan kedua yaitu menentukan perbandingan jumlah mol zat-
zat yang terlibat dalam reaksi penguraian soda kue berdasarkan
beratnya.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah reaksi pembentukan
BaSO4. Senyawa analit adalah senyawa kimia yang menjadi target
analisis. Karena Percobaan 1 menganalisis BaSO4 Pada berbagai
Kondisi Volume dari Na2SO4, Maka BaSO4 disebut sebagai senyawa
analit. BaSO4 didapat dengan mereaksikan BaCl2 dengan Na2SO4.
Volume Na2SO4 dibuat menjadi 3 variasi yaitu 5 ml, 10 ml, 15 ml.
Fungsi dari memvariasikan volume tersebut adalah untuk mengetahui
perbandingan banyaknya endapan yang dihasilkan dari campuran
larutan tersebut. Barium Klorida (BaCl2) sebagaisenyawa yang
mengendapkan suatu campuran sedangkan natrium sulfat (Na2SO4)
berfungsi sebagai senyawa yang akan diendapkan ketika bereaksi
dengan BaCl2. Barium klorida termasuk senyawa yang diendapkan
karena senyawa tersebut terdapat unsur golongan IIA, yaitu Barium
(Ba) dimana barium ini sukar larut dalam air dan pada akhirnya akan
mengendap. Hasil campuran tersebut menghasilkan endapan putih,
yaitu barium sulfat (BaSO4) dan larutan natrium klorida (NaCl) dengan
reaksi :
BaCl2(aq)+Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2 NaCl(aq)
Hasil percobaan tersebut kemudian disaring dengan menggunakan
kertas saring. Fungsi dari kertas saring adalah untuk memisahkan zat
cair dan endapannya. Hasil penyaringan endapan tersebut kemudian
dikeringkan di dalam oven selama 5 menit dengan kertas saring yang
digunakan untuk menyaring campuran tersebut. Kertas saring yang
digunakan juga dioven terlebih dahulu sebelum digunakan, bertujuan
untuk menghilangkan kandungan air yang mungkin terkandung dalam
kertas saring sehingga nantinya jika ditimbang tidak mempengaruhi
massa sampel atau endapan. Pengeringan dilakukan dengan tujuan
mengurangi kadar air pada endapan. Endapan barium sulfat dan kertas
saring yang telah dikeringkan kemudian ditimbang menggunakan
neraca. Massa yang diperoleh dari ketiga percobaan tersebut memiliki
hasil yang berbeda, karena volume larutan Na2SO4 yang digunakan
juga berbeda-beda.
Massa endapan yang paling banyak terdapat pada percobaan ketiga,
semakin banyak volume larutan Na2SO4 maka massa endapan yang
diperoleh juga semakin besar. Endapan adalah zat padat yang tidak larut
dalam cairan tertentu. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam
reaksi pengendapan yaitu senyawa ionik (Chang, 2005). Barium
Klorida (BaCl2) sebagai senyawa yang mengendapkan suatu campuran
sedangkan natrium sulfat (Na2SO4) berfungsi sebagai senyawa yang
akan diendapkan ketika bereaksi dengan BaCl2. Endapan yang
diperoleh semakin banyak jika volume larutan Na2SO4 banyak, karena
larutan Na2SO4 termasuk senyawa ionik yang sangat berpengaruh pada
proses pengendapan. Alasan yang kedua yaitu larutan Na2SO4 dalam
hal ini berperan sebagai senyawa yang akan diendapkan ketika bereaksi
dengan barium klorida, maka dari itu volume senyawa yang akan
diendapkan akan berpengaruh pada jumlah endapan yang terbentuk,
senyawa itu adalah larutan Na2SO4.
Perlakuan pertama pada percobaan 1 menghasilkan endapan. Massa
BaCl2 pada percobaan dengan tambahan 5 mL Na2SO4 memperoleh
hasil endapan sebanyak 1,03 gram sedangkan secara teoritis didapat
hasil endapan sebanyak 2,33 gram. Perbedaan massa menunjukkan
adanya perbandingan hasil endapan sampai 2 kali lipat pada hasil
endapan BaCl2 pada saat dilakukan dalam percobaan, perbandingan
dapat dituliskan sebagai 1:2 dengan massa BaCl2 teoritis. Massa BaCl2
pada percobaan dengan tambahan 10 mL Na2SO4 memperoleh hasil
endapan sebanyak 1,9 gram sedangkan secara teoritis didapat hasil
endapan sebanyak 4,66 gram. Perbedaan massa ini menunjukkan
adanya perbandingan hasil endapan pada hasil endapan BaCl2 pada saat
dilakukan dalam percobaan dan teoritis, perbandingan dapat dituliskan
sebagai 2:4.
Massa BaCl2 pada percobaan dengan tambahan 15 mL Na2SO4
memperoleh hasil endapan sebanyak 2,09 gram sedangkan secara
teoritis didapat hasil endapan sebanyak 4,66 gram. Perbedaan massa ini
menunjukkan adanya perbandingan hasil endapan pada hasil endapan
BaCl2 pada saat dilakukan dalam percobaan dan teoritis, perbandingan
dapat dituliskan sebagai 2:4. Hasil endapan dari BaCl2 percobaan terjadi
ketidaksesuaian dengan endapan BaCl2 teoritis. Perbedaan tersebut
terjadi karena ada beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut dikarenakan
ada proses reaksi samping yang menyertai reaksi, adanya Zat pengotor
BaSO4 menyebabkan massa sampel jauh lebih besar dari massa teoritis,
Filtrat tumpah menyebabkan massa sampel lebih kecil dati teoritis,
Tidak teliti saat mengamati volume pada tabung dan Pembulatan
perhitungan. kesalahan tersebut juga dapat berasal dari ketelitian dalam
perhitungan atau pada saat pelaksanakan percobaan pengambilan
larutan yang digunakan kurang sesuai dengan takaran yang dibutuhkan.
Selain itu, kesalahan mungkin terjadi pada saat pengeringan di dalam
oven, senyawa belum benar-benar kering sehingga pada saat ditimbang
akan berpengaruh pada massanya.
Percobaan kedua yakni penguraian NaHCO3 (soda kue). Senyawa
analit adalah senyawa kimia yang menjadi target analisis. Karena
Percobaan 2 menganalisis NaHCO3 dalam dua kali peluruhan
pemanasan, maka NaHCO3 disebut sebagai senyawa analit. Penguraian
ini dilakukan dengan memanaskan NaHCO3 selama 12 menit.
Pemanasan dilakukan untuk mengetahui apakah NaHCO3 mengalami
perubahan atau tidak mengalami perubahan, selain itu juga bertujuan
untuk menguraikan soda kue. Pemanasan dilakukan sebanyak dua kali
dengan pemanasan kedua yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perubahan, pengurangan massa ataupun perubahan wujud serta untuk
mendapatkan Na2CO3 yang lebih murni. Hasil pemanasan tersebut
berupa serbuk padatan putih yaitu natrium karbonat (Na2CO3) dan CO2
serta H2O dengan reaksi :

2NaHCO3(s) Na2CO3(s) +H2O(g) + CO2(g)

Berdasarkan persamaan kimia penguraian NaHCO 3 dan massa


NaHCO3 yang digunakan. Massa dari NaHCO3 yang digunakan yakni
sebesar 2,5 gram dan mol sebesar 0,03 mol. Hasil perhitungan dari
percobaan tersebut massa Na2CO3 yang menjadi produk penguraian
sebanyak 2,49 gram. Massa tersebut diperoleh dari perkalian antar mol
dari Na2CO3 dengan molekul relatifnya yakni sebanyak 98. Massa
Na2CO3 yang dihasilkan tidak sesuai dengan massa teoritis, berdasarkan
massa teoritis massa Na2CO3 yang seharusnya dihasilkan adalah sebesar
1,59 gram dan massa H2Oyang terbentuk yaitu sebesar 0,27 gram
dengan cara membandingkan mol berdasarkan koefisien reaksi, dan
mengalikan mol dengan massa atom relatif pada senyawa tersebut.

Ketidaktepatan hasil yang diperoleh terjadi karena adanya


kesalahan pada proses praktikum. Kesalahan yang mungkin terjadi
yaitu pada saat proses pemanasan yang mungkin terlalu lama sehingga
massa nya akan semakin berkurang. Selain itu, pada saat pendinginan,
senyawa belum benar-benar dingin sehingga reaksi masih berlangsung.
Hal tersebut mengakibatkan massa Na2CO3 tidak sesuai saat ditimbang.
Persen kesalahan pada reaksi penguraian soda kue pada pemanasan
pertama sebesar 0,52 % dan pemanasan kedua yaitu sebesar 0 %.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat jika jumlah


mol BaSO4 sama dengan mol pereaksinya BaCl 2 yakni 0,01 mol. Hasil
tersebut dapat membuktikan bahwa perbandingan mol antara reaktan
dan produk bernilai sama. Sedangkan, pada percobaan 2 pada reaksi
penguraian soda kue diperoleh perbandingan jumlah mol 2:1 pada mol
Na2CO3. Hal tersebut sama dengan jumlah mol pereaksinya yakni
NaHCO3. Perbandingan jumlah mol yang diperoleh pada percobaan
kedua sesuai dengan literatur menurut Rahayu,2004 yang menjelaskan
bahwa penyetaraan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi dapat
dilakukan dengan memberikan koefisien (reaksi) di depan zat-zat yang
terlibat dalam reaksi. Koefisien reaksi ini menunjukkan perbandingan
jumlah (mol) zat-zat dalam persamaan reaksi.

VIII. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum perbandingan jumlah mol zat-zat
yang terlibat dalam reaksi adalah sebagai berikut:

1. Jumlah mol zat yang bereaksi dalam suatu reaksi dapat ditentukan
melalui konsep mol. Jumlah mol zat dapat ditentukan melalui
hubungan mol dengan massa, hubungan mol dengan kemolaran, dan
hubungan mol dengan volume. Jumlah mol antara zat-zat yang terlibat
pada reaksi dimana jumlah mol reaktan sama dengan jumlah mol
pereaksi.
2. Penentuan perbandingan jumlah mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi
penguraian soda kue berdasarkan beratnya dapat diperoleh dengan
menggunakan perbandingan koefisien reaksi. Berdasarkanhasil
praktikum NaHCO3 atau soda kue jika dipanaskan akan terurai
menjadi Na2CO3, air dan gas CO2, sesuai dengan persamaan kimia:

2NaHCO3(s)→ Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(aq)


DAFTAR PUSTAKA

Alfian,Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press.


Bakti, R. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Indralaya: Universitas
Sriwijaya.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Penerjemah: Suminar
Setiati
Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Juwita. R. 2017. Kimia Dasar. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Barium Chloride.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC11560.pdf [Diakses
pada 2 November 2021].
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sodium Bicarbonate.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/ LC22943.pdf [Diakses
pada 2 November 2021].
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sodium Sulfate.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/ LC24880.pdf [Diakses
pada 2 November 2021].
Muhrudin, Udin. 2011. Praktikum Stoikiometri Reaksi.
Nurazmi., P,T,Hidayat., K,N,A, Maudil dan Harni. 2020. Analisis Hubungan
Jumlah Partikel Dengan Volume Menggunakan Model Teori Kinetik
Gas. Jurnal Pendidikan Fisika. 8(1): 88-93.
Rahayu, I. 2004. Praktis Belajar Kimia. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.
Sabarni. 2014. Atom dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia Dan Perspektif
Al-Quran. Lantanida Journal. 2(2): 124-136.
Zakiyah. Ibnu, S., dan Subandi. 2018. Analisis Dampak Kesulitan Siswa pada

Materi Stoikiometri terhadap Hasil Belajar Termokimia. Jurnal Kimia

Pendidikan (EduChemia). 3(1).


LEMBAR PENGAMATAN

1. Data Pengamatan
1. Reaksi pembentukan BaSO4

Volume BaCl2 2M = 10 mL

- 5 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 1 = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (5 mL Na2SO4) = 2,13 gram

- 10 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring 2 = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (10 mL Na2SO4) = 3 gram

- 15 mL Na2SO4 2M
Massa kertas saring = 1,10 gram

Massa kertas saring + sampel (15 mL Na2SO4) = 3,19 gram

2. Reaksi Penguraian Soda Kue


- Massa cawan + Na2CO3 = 34,67 gram
- Massa cawan (kosong) = 31,67 gram
- Massa NaHCO3 = 3 gram
- Massa cawan + padatan = 33,59 gram
- Massa cawan + padatan (pemanasan kedua) = 33,58 gram
2. Perhitungan
2.1 Reaksi Pembentukan Barium Sulfat (BaSO4)

- Volume BaCl2 2M = 10mL = 0,01 L


Mol BaCl2 = M x V = 2 x 0,01

= 0,02 mol

- Massa BaCl2
Massa BaCl2 = n x Mr = 0,02 x 208
= 4,16 gram

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 5mL


- Volume Na2SO4 = 5mL = 0,005 L

- Mol Na2SO4 = M x V = 2 x 0,005

= 0,01 mol

2NaCl
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) +
(aq)
m 0,02 mol 0,01 mol 0 mol 0 mol
r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,02 mol
s 0,01 mol 0 mol 0,01 mol 0,02 mol
Reaksi pembatas = Na2SO4 (aq)

Pereaksi sisa = BaCl2 (aq)

- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4


= 0,01 x 233

=
2,33 gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring

= 2,13 -1,1

= 1,03 gram

- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori


Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 1,03 gram : 2,33 gram

%yield

1,03 gram
= x 100 %
2,33 gram

= 44,2 %

% Kesalahan =

1,03 gram−2,33 gram


= x 100 %
2,33 gram

= -55,8 %

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 10mL


- Volume Na2SO4 = 10 mL = 0,01 L

- Mol Na2SO4 = M x V

= 2 x 0,01

= 0,02 mol

2NaCl
BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) +
(aq)
m 0,02 mol 0,02 mol 0 mol 0 mol
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,04 mol
s 0 mol 0 mol 0,02 mol 0,04 mol
Reaksi pembatas = BaCl2 (aq) dan Na2SO4 (aq)

Pereaksi sisa = tidak ada

- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4


= 0,02 x 233

= 4,66 gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring


= 3 – 1,1

= 1,9 gram

- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori


Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 1,9 gram : 4,66 gram

%yield

1,9 gram
= x 100 %
4,66 gram

= 40,8 %

% Kesalahan =

1,9 gram−4,66 gram


= x 100 %
4,66 gram

= - 59,2 %

- Reaksi saat penambahan Na2SO4 15 mL


- Volume Na2SO4 = 15 mL = 0,015 L

- Mol Na2SO4 = M x V

= 2 x 0,015

= 0,03 mol

BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl


(aq)
m 0,02 mol 0,03 mol 0 mol 0 mol
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 0,04 mol
mol
s 0 mol 0,01 mol 0,02 0,04 mol
mol
Reaksi pembatas = BaCl2 (aq)
Pereaksi sisa = Na2SO4 (aq)
- Massa teori endapan BaSO4 = n x Mr BaSO4
=0,02x233

= 4,66 gram

- Massa endapan yang diperoleh

BaSO4 = massa total – massa kertas saring

= 3,19 – 1,1
= 2,09 gram
- Perbandingan massa endapan yang diperoleh dengan massa endapan teori
Massa endapan yang dipeoleh : massa endapan teori

= 2,09 gram : 4,66 gram

%yield

2,09 gram
= x 100 %
4,66 gram

= 44,8 %

% Kesalahan =

2,09 gram−4,66 gram


= x 100 %
4,66 gram

= -55,1 %

2.2 Reaksi Penguraian Soda Kue

- Massa NaHCO3 = 3 gram

Mol NaHCO

3
=
84
= 0,036
mol

- Reaksi penguraian soda


kue

2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)


m 0,036 mol 0 mol 0 mol 0 mol
r 0,036 mol 0,018 mol 0, 018 mol 0, 018 mol
s 0 mol 0, 018 mol 0, 018 mol 0, 018 mol
Jadi mol Na2CO3 adalah 0, 018 mol

Massa teoritis Na2CO3 = mol x Mr

= 0, 018 x 106

= 1,91 gram

Massa H2O = mol x Mr

= 0, 018 x 18

= 0,324 gram

- Massa Na2CO3 pemanasan pertama = massa total – massa cawan


porselin
= 33,59 – 31,67
= 1,92 gram

Mol Na

1,92
=
106

= 0,018 mol

- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan pertama


Mol NaHCO3 : mol Na2CO3

= 0,036 : 0,018

%yield
1,92 gram
= x 100 %
1,91 gram

= 100,5 %

% Kesalahan =

1,92 gram−1,91 gram


= x 100 %
1,91 gram

= 0,52 %

- Massa Na2CO3 pemanasan kedua = massa total – massa cawan porselin


= 33,58 – 31,67
= 1,91 gram

Mol Na2CO3 pemanasan kedua =

1,91
=
106
= 0,018 mol
- Perbandingan mol NaHCO3 dan mol Na2CO3 pemanasan kedua
Mol NaHCO3 : mol Na2CO3

= 0,036 mol : 0,018 mol

%yield

1,91 gram
= x 100 %
1,91 gram

= 100 %

% Kesalahan =

1,91 gram−1,91 gram


= x 100 %
1,91 gram

= 0%
TABEL HASIL
6.1 Hasil
6.1.1 Tabel hasil pembentukan Barium Sulfat

Massa Volume Massa


Persamaan Reaksi
BaCl2 Na2SO4 BaSO4

4,16 gram 0,005 L 2,33gram

BaCl2 (aq) + Na2SO4 (aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq) 4,16 gram 0,01 L 4,66 gram

4,16 gram 0,015 L 4,66 gram

6.1.2 Tabel hasil penguraian soda kue


Massa Massa Massa
Persamaan Reaksi
NaHCO3 Na2CO3 Na2CO3

2NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) 3 gram 1,92 gram 1,91 gram
LAMPIRAN

a. Reaksi Pembentukan BaSO4


b. Reaksi Penguraian Soda Kue

Anda mungkin juga menyukai