Oleh :
Nama : Stefano Akbar
NIM : 211810201005
Kelas/Kelompok : D/3
Asisten : Reza Apriliana
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Ikatan Kovalen
II. Tujuan
1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
2. Mengamati perubahan ikatan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.
III. Pendahuluan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 Akuades (H2O)
HNO3
NaCL
CHCL3
Pb(NO3)2
Serbuk CaO
Benzena
Spiritus
Asam Oksalat
Etanol
Paku
Asam Benzoate
MgCl2
Petroleum Eter
Kloroform
Aseton
HCl 2M
2 Senyawa
Larutan kimia
Hasil
V.1.2.3Diagram Alir Perubahan ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.
Larutan Kimia
Diambil tabung reaksi yang kering dan bersih.
Dimasukkan 1 sendok (spatel) CaO.
Dipanaskan menggunakan api selama 15 menit
Dipindahkan tabung menjauhi api, kemudian
diteteskan 2 tetes CHCl3.
Dipanaskan lagi tabung reaksi dan diteteskan 1
tetes CHCl3, lalu dipanaskan lagi.
Didinginkan, lalu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat.
Dipanaskan tabung reaksi kimia.
Didinginkan, lalu ditambahkan 3 tetes
Pb(NO3)2 1%.
Diamati yang terjadi.
Dibandingkan dengan mereaksikan antara
CHCl3 dan 3 tetes Pb(NO3)2 1%;
Hasil
Senyawa
Disiapkan cawan porselin.
Hasil
VI.1 Data
Larutan NaCl : cairan atau liquid (l)
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Larutan CHCl3 : cairan atau liquid (l)
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Padatan Asam benzoat : padatan atau solid (s)
Asam benzoat + aquadest : tidak larut, konduktivitas 0,032 V
Asam benzoat + etanol : larut, konduktivitas 0,176 V
Asam benzoat + aquadest + etanol : larut, konduktivitas 0,056 V
Padatan MgCl2 : padatan atau solid (s)/gel
Padatan MgCl2+ aquadest : larut, konduktivitas 5,66 V
Padatan MgCl2+ etanol : larut , konduktivitas 4,54 V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol : larut, konduktivitas 5,06V
Petroleum : cairan atau liquid (l)
Petroleum + aquadest : tidak larut, konduktivitas 2,84 V
Petroleum + etanol : larut, konduktivitas 3,76 V
Petroleum + aquadest + etanol : larut, konduktivitas 3,76 V
Padatan CaO : serbuk putih
Padatan CaO yang dipanaskan : padatan putih
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + dipanaskan 1 : padatan putih
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + dipanaskan 2 : padatan putih
Campuran + HNO3 pekat : larutan
Campuran + HNO3 pekat + dipanaskan : larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan putih keruh
CaO + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Benzena : cairan tak bewarna
Benzena dibakar : warna orange, intensitas nyala terang
Etanol : cairan tak bewarna
Etanol dibakar : warna biru, intensitas redup
Aseton : cairan tak bewarna
Aseton dibakar : warna orange, itensitas terang
Kloroform : cairan tak bewarna
Kloroform dibakar : tidak ada api, intensitas mati
Kristal asam oksalat : berbentuk kristal bewarna putih
Kristal asam oksalat dipanaskan : keluar asap, terbentuk kristal baru tak
bewarna
Kristal gula tebu : berbentuk kristal bewarna putih
Kristal gula tebu dipanaskan : warna coklat dan berbentuk lelehan karamel
Tabel Hasil
Hasil
No Perlakuan
sebelum sesudah
1. a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion
Larutan NaCl Tidak bewarna -
Larutan NaCl + aquadest - Tidak bewarna
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 - Tidak bewarna
Larutan CHCl3 Tidak bewarna -
Larutan CHCl3 + aquadest - Tidak bewarna
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 Tidak bewarna tapi
-
sedikit keruh
2 b. Perdedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen
Padatan Asam benzoat Padatan (serbuk)
Asam benzoat + aquadest Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,032V
Asam benzoat + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,176V
Asam benzoat + aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,056V
Padatan MgCl2 Padatan (gel) -
Padatan MgCl2+ aquadest Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
5,66V
Padatan MgCl2+ etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
4,54V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
5,06V
Petroleum Cairan (l) -
Petroleum + aquadest Tidak larut, tidak
bewarna
-
Konduktivitas=
2,84V
Petroleum + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
3,76V
Petroleum + aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
-
Konduktivitas=3,76V
3. c. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Padatan CaO Serbuk putih -
Padatan CaO yang dipanaskan - Padatan putih
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + Larutan bewarna
-
dipanaskan 1 putih
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + Larutan bewarna
-
dipanaskan 2 putih
Campuran + HNO3 pekat - Larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + dipanaskan - Larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 - Larutan keruh
CaO + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 Larutan -
4. d. Reaksi Pembakaran Senyawa Organik
Benzena Cairan tidak
-
bewarna
Benzena dibakar - Orange, Ada ledakan
Etanol Cairan tidak
-
bewarna
Etanol dibakar Biru,
-
Ada sedikit ledakan
Aseton Cairan tidak
-
bewarna
Aseton dibakar Orange,
-
Ada ledakan
Kloroform Cairan tidak
-
bewarna
Kloroform dibakar Tidak ada, tidak ada
-
ledakan
5. e. Reaksi Pemanasan Senyawa organik
Kristal asam oksalat Padatan (kristal) -
Kristal asam oksalat dipanaskan Keluar asap dan
- terbentuk kristal baru
yang tidak bewarna
Kristal gula tebu Padatan (kristal) -
Kristal gula tebu dipanaskan Warna coklat dan
- bentuknya lelehan
karamel
VI.2 Pembahasan
Gambar 6.2.1
Menurut Safitri,dkk, (2018) perbedaan fisik yang paling mencolok antara
senyawa kovalen dan senyawa ionik terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan
hantaran listriknya. Pada umumnya ketiga perbedaai ini disebabkan oleh kekuatan
ikatan ion yang lebih besar dibanding dengan ikatan kovalen. Praktikum kali ini
membandingkan antara ikatan ion dan ikatan kovalen. Gambar 6.2.1 menunjukkan
perbandingan antara larutan NaCl yang diisi akuades sebanyak 1mL dan CHCl3
di mana keduanya telah ditetesi Pb(NO3)2. NaCl dan akuades yang telah
bercampur tidak menghasilkan senyawa baru karena NaCl tidak mampu memecah
molekul H2O, sehingga yang terjadi hanyalah reaksi ionisasi biasa yaitu molekul
NaCl terpisah secara ionic yaitu Na+ dan Cl-
H2O(l) + NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Kedua tabung reaksi kemuidian ditambahkan dengan Pb(NO3)2 yang
berfungsi untuk menguji kedua senyawa apakah termasuk seyawa kovalen atau
senyawa ionic. Jika senyawa yang direaksikan ionik maka Pb(NO3)2 akan
menghasilkan produk baru diserta perubahan bentuk atau perubahan fisik. Larutan
NaCl adalah senyawa ionic, sebab saat dicampur dengan Pb(NO3)2 menghasilkan
produk PbCl2 berupa endapan putih, dan larutan NaNO3. Persamaan reaksinya
NaCl(aq) + Pb(NO3)2(aq) NaNO3(aq) + PbCl2(s)
Pada pencampuran CHCl3 dengan Pb(NO3)2 Hanya terjaadi perubahan
fisik yaitutu menjadi lebih keruh tanpa menghasilkan produk baru. Hal itu terjadi
sebab senyawa kovalen bereaksi dengan senyawa lain. Reaksi tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
CHCl3(aq) + Pb(NO3)2(aq)
Gambar 6.2.2
Sifat fisik penting dari suatu zat yaitu kelarutan dan kemampuannya untuk
larut dalam berbagai pelarut Senyawa polar akan cenderung larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa non polar akan cenderung larut dalam pelarut nonpolar.
Senyawa ionik sebagian besar larut dalam senyawa polar, membentuk ikatan yang
kuat dengan ion-ion. Senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar dan tidak
larut dalam air kecuali jika molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Senyawa organik mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang,
biasanya larut dalam air karena terbentuk ikatan hidrogen. Senyawa kovalen tidak
dapat larut dalam senyawa polar sehingga senyawa asam benzoat merupakan
senyawa kovalen nonpolar (tidak dapat larut dalam air). Pada praktikum ini yaitu
menguji asam benzoat, MgCl2, dan petroleum eter menggunakan akuades, etanol,
dan akuades + etanol. Akuades ditambahkan sebagai penentu suatu senyawa
tergolong polar atau nonpolar, apabila senyawa yang diuji dapat larut dalam air
maka senyawa tersebut tergolong senyawa polar. Sedangkan etanol memiliki
fungsi untuk menguji suatu senyawa itu ion atau kovalen dengan konduktivitas,
senyawa tersebut termasuk kovalen apabila konduktivitasnya rendah, karena
konduktivitas rendah termasuk larutan elektrolit
Hasil praktikum menunjukkan bahwa asam benzoate tidak larut dalam
akuades melainkan larut dalam etanol, hal tersebut mengindikasi bahwa asam
benzoate merupakan senyawa kovalen nonpolar, sebab data konduktivitas yang
dihasilkan kecil. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Asam benzoate + akuades
C7H6O2(s) + H2O(l) C7H6O2(s) + H2O(l)
Asam benzoat + etanol
C7H6O2(s) + C2H5OH(l) C8H10O2(s) + H2O(l)
Asam benzoate + akuades + etanol 1:1
C7H6O2(s) + H2O(l) + C2H5OH(l) C8H10O2(s) + 2H2O(l)
Berikutnya yaitu perlakuan senyawa MgCl2, pada baris pertama MgCl2
dicampur dengan akuades, baris kedua dengan etanol dan baris ketiga dengan
akuades dan etanol, reaksi-reaksi kimia pada pencampuran senyawa diatas dapat
dituliskan sebagai berikut :
MgCl2 dengan Akuades
MgCl2(s) + H2O(l) Mg(OH)(aq) + HCl(l)
MgCl2 dengan etanol
MgCl2(s) + C2H5OH(l) C2H5O2Mg(s) + 2HCl(l)
MgCl2 dengan akuades dan etanol 1:1
MgCl2(s) + H2O(l) + C2H5OH(l) C2H5O2Mg(s) + 2HCl(l)
Perlakuan selanjutnya yaitu mencampurkan pertroleum eter dengan
akuades, etanol dan akuades + etano (1:1) didapat bahwa petroleum eter tidak
larut dalam air melainkan larut dalam etanol dengan nilai konduktivitas tertenggi
dicapai saat dilarutkan dengan etanol yaitu 3,76 V. berdasarkan praktikum kedua
didapat bahwa padatan MgCl2 mempunyai nilai konduktivitas tertinggi dibanding
asam benzoate dan petroleum eter, hal tersebut menunjukkan bahwa padatan
MgCl2 bersifat lebih elektrolit dari pada asam benzoate dan petroleum eter.
Sedangkan asam benzoate memiliki nilai konduktivitas paling rendah dan dapat
digolongkan kedalam larutan elektrolit lemah karena memiliki nilai kondktivitas
yang sangat kecil yaitu tidak lebih dari 1 V. Nilai larutan juga mempengaruhi
larutan tersebut tergolong larutan elektrolit atau nonelektrolit, semakin besar nilai
kelarutannya maka konduktivitasnya semakin tinggi, sebaliknya semakin kecil
nilai kelarutannya maka konduktivitasnya semakin rendah.
Gambar 6.2.3
Percobaan berikut mengubah ikatan kovalen menjadi ikatan ion. Yang
dilakukan dengan memanaskan CaO dalam tabung reaksi kemudian
ditambaahkan CHCl3, HNO3, dan Pb(NO3)2 secara berturut-turut. Pemanasan CaO
dilakukan untuk mendapatkan kemurnian dari kapur. Tahap berikutnya CHCl3
ditambahkan supaya menghasilkan karbondioksida, kalsium klorida, dan air. Serta
untuk membentuk dua fasa atau sebagai pelarut nonpolar. Selanjutnya sampel
ditambahkan dengan HNO3 dengan tujuan untuk menghilangka sisa CaO dan
melarutkan Ca2+ dan 2Cl-. Terakhir sampel ditambahkan dengan larutan Pb(NO3)2
yang bertujuan untuk mengetahui bahwa reaksi tersebut menghasilkan senyawa
ion.
(a) (b) (c)
Gambar 6.2.4
Percobaan keempat ialah pembakaran senyawa organik, zat yang dibakar
yaitu benzena, etanol, aseton, dan kloroform. Pada praktikum dapat dilihat bahwa
pembakaran keempat senyawa menghasilkan intesitas nyala dan warna api yang
berbeda. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan rantai ikatan C
pada senyawa tersebut. Semakin Panjang ikatan C pada suatu senyawa, maka
intensitas nyala api yang dihasilkan akan semakin besar pula. Pada senyawa
benzena intensitas nyala api yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tiga
senyawa yang lain, hal itu terjadi karena senyawa benzena memiliki rantai ikatan
C paling banyak, sebaliknya pada senyawa kloroform menghasilkan intensitas
nyala api sangat kecil, karena rantai ikatan C pada klorofom sangat sedikit.
(a) (b)
Gambar 6.2.5
Pada percobaan kelima dilakukan pemanasan asam oksalat diatas kaki
tiga. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Persamaan
reaksinya yaitu :
2H2¬C2O4 + 2O2 C2H2O + 2CO2 + H2O
Aprilyanti, S. 2020. Kimia Terapan (Aplikasi untuk Teknik Mesin). Jawa Tengah:
CV. Sernu Untung.
Septiani, M., K. Santoso, dan R.A. Majid. 2018. Efektifitas Asam Nitrat (HNO3)
Sebagai Pelarut Alternatif Pada Proses Acid Wash Terhadap Plate
Electrolyzer Di PT Kaltim Nitrate Indonesia. Journal Of Chemical
Process Engineering. 3(2) : 17-21
Sulastri, dan R. F. Rahmadani. 2017. Buku Ajar Kimia Dasar 1. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Surest, A. H., dan D. Satriawan. 2010. Pembuatan Pulb dari Batang Rosella
dengan Proses Soda (Konsentrasi NaOH, Temperature Pemasakan dan
Lama Pemasakan). Jurnal Teknik Kimia (JTK). 17(3): 1-7
Wijayanto, F. A. 2019. Pra Prancangan Pabrik Asam Nitrat dari Ammonia dan
Oksigen dengan Proses Ostward Asam Kuat Kapasitas 50000 Ton/
Tahun. Skripsi. Malang: Teknik Kimia Institute Teknologi Malang.
LAMPIRAN