Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN 

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


IKATAN KIMIA

 
 
 
Oleh :
 
Nama : Stefano Akbar
NIM : 211810201005
Kelas/Kelompok : D/3
Asisten : Reza Apriliana
 
 
 
 
 
 
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul : Ikatan Kovalen
II. Tujuan

1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam dua senyawa yang
berbeda.
2. Mengamati perubahan ikatan kimia unsur klor dari ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.

III. Pendahuluan 
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
III.1.1 Akuades (H2O)

Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades biasa


disebut sebagai air murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan
dengan memiliki pH 7 dan berat molekul 18 g/mol (Labchem, 2021).
Akuades telah disterilisasikan sehingga mineral yang terkandung
hilang sehingga hanya tersisa senyawa penyusunnya yaitu Hidrogen
dan Oksigen

III.1.2 Asam Benzoate

Asam benzoat adalah senyawa yang terdiri dari inti cincin


benzena yang membawa substituen asam karboksilat. Asam benzoat
berwujud sebagai padatan kristal putih, larut dalam air. Asam benzene
memiliki rumus molekul C7H6O2, C7H6O2,C6H5COOH,
C6H5COOH, titik didih 249,2 0C dan titik lebur 122,40C. Apa bila
menngenai mata attau kulit akan menyebabkan iritasi serius. Bilas
dengan air pada mata atau kulit untuk pertolongan pertama dan segera
hubungi dokter (Pubchem, 2021)
III.1.3 Asam Klorida (HCl 2M)

Asam Klorida(HCL) campuran yang berwujud cairan dengan


massa 36,46 g/mol.Asam Klorida memiliki beberapa sifat kimia
diantaranya adalah sebagai larutan yang mampu larut pada air,etanol
dan juga metanol.Larutan asam klorida ini memiliki ciri tidak
berwarna dan tidak berbau.Asam klorida juga memiliki sifat-sifat
kimianya antara lain adalah tidak memiliki titik leburtiak memili titik
beku,tidak memiliki titi didih,tiak juga memiliki titik nyala serta laju
penguapan dan tekanan uapnya tidak ada.Campuran ini digolongkan
dalam kategori asam kuat karena memiliki ph jauh dibawa 7 yaitu
0.Asam Klorida perlu diperhatikan penggunaannya dengan
menghindari cahaya matahari langsung serta suhu yang sangat tinggi
ataupun rendah.Asam klorida juga berkemungkinan bereaksi
berbahaya ketika bersama beberapa basa dan pelepasan
panas.Meskipun Asam Klotida tidak memiliki sifat mudah terbakar
namun asam klorida bersifat iritan atau korosif dimana ketika
mengenai bagian tubuh pasti akan berdampak besar seperti luka bakar
pada kulit dan menyebabkan radang saluran jika terkena
mata.sehingga penggunaannya dalam laboratorium perlu berhati-hati
dengan alat perlindungan berupa kacamata serta pakaian pelindung
(Labchem.2012).

III.1.4 Asam Nitrat (HNO3)


Asam Nitrat adalah cairan kuning pucat hingga coklat
kemerahan dan memiliki bau yang menyesakkan.Asam nitrat memiliki
sifat kimia yaitu dapat larut atau bercampur dalam air.Kemudian asam
nitrat memiliki sifat fisika yaitu memiliki titik didih 181°F atau
83°C,memiliki titik leleh -41,6°C, dan memiliki tekanan uap
48mmHg.Asam nitrat terkategori cairan yang berbahaya karena asam
nitrat sangat beracun jika dihirup dan korosif terhadap logam serta
padat kulit sehingga diperlukan peralatan khusus ketika menggunakan
senyawa ini saat praktikum (Pubchem,2021).

III.1.5 Asam oksalat (C2H2O4)

Asam Oksalat atau Asam Oksalat Dihidrat memiliki rumus


C2H204. Asam oksalat dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan
berbahaya bila tertelan. Apabila terkena pada mata bilas menggunakan
air. Jika mengenai kulit bilaslah menggunakan sabun dan air. Bila
tertelan segera minum air sebanyak-banyaknya dan segera hubungi
dokter untuk konsultasi (SmartLab, 2019)

III.1.6 Aseton (C3H6O)


Aseton merupakan bahan kimia buatan yang juga ditemukan
secara alami di lingkungan berwujud cairan tidak berwarna dengan
bau dan rasa yang berbeda serta mudah menguap, mudah terbakar, dan
larut dalam air. Ini juga disebut dimetil keton, 2-propanon, dan beta-
ketopropana. Aseton adalah zat berbentuk cairan dengan bau manis
tanpa berwarna.Zat ini memiliki sifat kimia diantaranya larut dalam
air,etanol serta eter dan memiikiph 7 atau bersifat netral.Senyawa ini
juga memiliki sifat fisika diantaranya memliki titik lebur -95 °C,tidak
memiliki titik beku dan memiliki titik didih sebesar 56°C.Zat ini
termasuk zat yang mudah terbakar sehingga termask zat berbahaya dan
perlu menghindari kondisi vahaya matahar secara langsung sehingga
untuk penggunaannya perlu hati-hati dalam laboratorium
(Labchem,2021).
III.1.7 Benzena (C6H6)
Benzena adalah hidrokarbon aromatik cair yang jernih,tidak
berwarna,mudah terbakar serta mudah menguap.Benzena memiliki
sifat kimia diantaranya adalah larut dengan
alkohol,kloroform,eter,karbon disulfida dan aseton.Untuk sifat
fisikanya adalah memiliki titik didih 80 °C,titik leleh 5,5 °C dan titik
nyala -11 °C.Senyawa benzena termasuk berbahaya karena sifatnya
yang mudah terbakar serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit
sehinga diperlukan alat keamanan lab dan berhat-hati ketika
penggunaan senyawa tersebut (Pubchem,2021).

III.1.8 Etanol (C2H5OH)


Etanol adalah alkohol primer yaitu etana yang salah satu
hidrogennya di sutitusi oleh gugus hidroksi.Senyawa ini memiliki sifat
kimia diantaranya adalah larut dalam air,dapat bercampur dengan
etileter,aseton dan kloroformUntuk sifat fisikanya diantara lain adalah
berbentuk cairan bening tidak berwarna dengan bau khas
anggur,memiliki titik didih 78,2°C,dan titik leleh -144,1°C.Senyawa
ini termasuk berbahaya karena mudah terbakar dan menghirupnya
dapat menyebabkan iritasi sehingga untuk penggunaannya diperlukan
alat pelindung dan berhati-hati (Pubchem,2021).

III.1.9 Kalsium Oksida (CaO)

Kalsium Oksida adalah senyawa berbentuk padatan tidak


berbau,putih atau abu abu dalam bentuk gumpalan keras.Senyawa ini
memiliki sifat kimia diantaranya adalah larut dalam gliserol,larutan
gula,serta larut dalam air dalam bentuk kalsium.Untuk sifat fisikanya
adalah memiliki titidk didih 2850°C dan titik leleh 2613°C.Senyawa
ini termasuk senyawa berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi
pada mata dan saluran pernapasan atau kulit terbakar sehingga untuk
penggunaannya diperlukan alat keamanan lab dan kehati-hatian dalam
penggunaan senyawa tersebut (Pubchem,2021).

III.1.10 Magnesium Klorida (MgCl2)


Magnesium klorida adalah senyawa padat tak berwarna dan
tidak berbau.Senyawa in memiliki sifat kimia diantaranya larut dalam
air dan etanol dan memiliki sifat fisika diantaranya 116-118 °C,titik
didih,beku dan nyala tidak tersedia.Senyawa ini tidak menimbulkan
korosif ataupun mudah meledak.Hindari kondisi cahaya matahari
langsung dan suhu yang tinggiataupun rendah.Senyawa ini tidak
tergolong berbahaya sehingga aman digunakan dalam
praktikum(Labchem,2012).

III.1.11 Natrium Klorida (NaCl)

Sodium Chlorida/Natrium Klorida adalah logam halida yang


terdiri dari natrium dan klorida dengan kemampuan penggantian
natrium dan klorida. Ketika habis dalam tubuh, natrium harus diganti
untuk menjaga osmolaritas intraseluler, konduksi saraf, kontraksi otot
dan fungsi ginjal normal. Natrium Klorida dapat menyebabkan iritasi
mata. Apabila mrngrnai mata bilas mata dengan air atau larutan garam
normal selama 20 hingga 30 menit sambil secara bersamaan
menghubungi rumah sakit atau pusat kendali racun. Jangan
mengoleskan salep, minyak, atau obat ke mata anpa instruksi khusus
dari dokter (Pubchem, 2021).

III.1.12 Natrium Hidroksida (NaOH, 2M)

Natrium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik,


berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation natrium Na+¿¿ dan
anion hidroksida OH −¿¿. Natrium hidroksida memiliki berat molekul
40.00 g/mol, berbentuk padat dan berwarna putih, tidak berbau dan
tidak memiliki ambang bau, memiliki Ph kira-kira > 14 pada 100 g/l
20 °C, titik didih 1.390 °C pada 1.013 hPa dan titik lebur 319 – 322
°C, tidak memiliki titik nyala dan memiliki densitas 2,13 g/cm3 pada
20 °C serta larut dalam air di 1.090 g/l pada 20 °C. Sifat kimia NaOH
yaitu: NaOH merupakan llartan yang sangat basa dan biasanya
direaksikan dengan asam lemah, NaOH tidak bisa terbakar meskipun
direaksikan dengan metal atmosfer seperti aluminium, timah, seng
menghasilkan gas nitrogen yang bisa menimbulkaan ledakan. Bahan
ini berbahaya apabila tertelan, ataupun ketika terkena mata dan kulit
karena akan menimbulkan iritasi. Jika terjadi kontak pada kulit maka
perlu bilas dengan air yang banyak dan hubungi dokter, jika terjadi
kontak pada mata, segera bilas dengan seksama dengan air untuk
beberapa menit, lepaskan lensa kontak jika sedang memakai dan
hubungi dokter mata, jika tertelan, segera basuh mulut dan jangan
merangsang muntah (Smartlab,2021)

III.1.13 Petroleum eter (C7H7BrMg)


Petroleum eter adalah senyawa organik dimana 2 atom karbon
dihubungkan melalui atom oksigen.Senyawa ini memiliki sifat kimia
diantaranya larut dalam alkohol,benzena, dan kloroform.Senyawa ini
juga memiliki sifat fisika diantaranya berbentuk cairan bening tak
berwarna dan berbau menyengat,memiliki titik didih 34,6°C,titik nyala
-49°F,titik leleh -166,3°C.Senyawa ini mudah terbakar dan berbahaya
jika tertelan sehingga perlu kehati-hatian dalam penggunaannya.

III.1.14 Timbal (II) Nitrat (Pb(NO3)2)

Timbal nitrat adalah senyawa padatan yang memiliki bentuk


menyerupai kristal.Senyawa ini memiliki sifat kimia yaitu larut dalam
air,alkohol absolut,metanol absolut,dan insol serta memiliki ph 3,0-
4,0.Untuk sifat fisikanya adalah memiliki warna tembus putih atau
tidak berwarna dan memiliki titik leleh 470°C.Jenis senyawa termasuk
kategori senyawa berbahaya karena dapat menyebabkan
reaksi,beracun bagi kehidupan akuatik,berbahaya jika dihirup dan
dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius sehingga diperlukan
kewaspadaan dan alat pengaman seperti jaket lab,kacamata dan
sebagainya ketika menggunakan senyawa ini (Pubchem,2021).

IV. Tinjauan Pustaka


IV.1.1 Hukum Kimia

Kimia merupakan mata pelajaran yang mempunyai


karakteristik tersendiri dan keterampilan dalam pemecahan masalah
dalam kimia berupa fakta, konsep, hukum dan teori yang berkaitan
dengan komposisi, sifat dan perubahan. Ilmu kimia merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang struktur dan
sifat materi (zat), perubahan materi (zat) dan energi yang menyertai
perubahan tersebut (Sudarmo, 2013:5).
Ilmu kimia berkaitan dengan sifat–sifat zat, perubahan zat,
hukum–hukum serta prinsip yang menggambarkan perubahan zat serta
konsep dan teori–teori yang menafsirkan dan menjabarkan perubahan
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan pengajaran kimia
mencakup fakta–fakta tentang perubahan zat, konsep–konsep, hukum–
hukum, prinsip–prinsip, dan teori. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman yang benar terkait suatu konsep kimia sangat penting,
sebab dengan memahami suatu konsep pada materi kimia, kita tidak
perlu mencari arti atau definisi secara berulanang ketika kita
menemukan informasi baru (Grasina, H, A dan Karelius, 2016).

Pada Kimia ada yang namanya hukum kimia. Hukum kimia


merupakan hukum alam yang relevan dengan bidang kimia (Alvian,
2009). Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum
konservasi massa, yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan
kuantitas materi semasa reaksi kimia biasa. Fisika modern
menunjukkan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah konservasi energi,
Energi dan massa saling berhubungan, salah satu konsep yang menjadi
penting dalam kimia nuklir. Konservasi energi menuntun ke suatu
konsep- konsep penting mengenai kesetimbangan, termodinamika, dan
kinetika. Perbandingan tetap merupakan salah satu yang akan kita
bahas.

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung


jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau
molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik
menjadi stabil. Ikatan ion adalah ikatan yang disebabkan adanya gaya
tarik-menarik antara ion negatif dan ion positif dengan kata lain karena
adanya gaya elektrostatis. Mudah tidaknya iakatan ion terbentuk
dipengaruhi oleh ionisasi potensial, afinitas electron dari atom
penyusunnya dan energi kisi dari senyawa ion tersebut. Ikatan kovalen
adalah ikatan yang terbentuk karena adanya penggunaan electron oleh
atom-atom pembentuk secara bersamaan (Sulastri, 2017)

Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima


elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom- atom yang melepas
elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang
menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya
disebut ikatan elektron valen. Ikatan ion merupakan ikatan antara ion –
ion positif dan ion – ion negatif, yang terjadi karena partikel yang
muatannya saling berlawanan akan mengakibatkan terjadinya tarik
menarik antar ion – ion tersebut . Ion positif dan ion negatif akan
terbentuk apabila terjadi serah terima elektron antar atom (Syarifuddin,
1994 ). Didalam larutan ion-ion tersebut dapat diikat oleh ion-ion lain
yang muatannya berlawanan sehingga membentuk senyawa baru yang
mudah dikenal (misalnya berbentuk endapan).

Ikatan kovalen tidak terjadi karena pelepasan dan penangkapan


elektron, tetapi karena pemakaian bersama pasangan elektron valensi,
karena atom-atom yang berikatan sukar diganti oleh atom lain.
Sebagai contoh adalah CCl4. CCl4 bila direaksikan dengan AgNO3
tidak akan menghasilkan senyawa lain. Ikatan kovalen merupakan
ikatan yang terjadi antara dua atom dengan pemakaian bersama –
sama. Brom, karbon dioksida, Heksana, Amoia, dan etil alohol
merupakan contoh dari senyawa – semnyawa kovalen. Titit leleh dan
titik didih senyawa kovalen cenderung lebih rendah daripada senyawa
ion. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa untuk melelehkan dan
manguapkan suatu zat padat maupun cairan molekul hanya
membutuhkan energi secukupnya untuk menglahkan energi gaya tarik
Van der waals antar molekul (Audrey,1991).
V. Metodelogi percobaan

V.1.1 Alat dan Bahan


V.1.1.1Alat
 Pembakar spiritus
 Cawan porselen
 Korek api
 Pipet Tetes
 Tabung Reaksi
 Pepet Mohr
 Kaki Tiga
 Termometer
 Spot plate
 Tusik gigi
 Konduktivitas tester
V.1.1.2Bahan
 Aquades
 NaOH 2 M
 Na2CO3 kristal

 HNO3

 NaCL
 CHCL3
 Pb(NO3)2
 Serbuk CaO
 Benzena
 Spiritus
 Asam Oksalat
 Etanol
 Paku
 Asam Benzoate
 MgCl2
 Petroleum Eter
 Kloroform
 Aseton
 HCl 2M

V.1.2 Diagram Alir


V.1.2.1Diagram Alir Membandingkan ikatan kovalen dengan
ikatan ion dengan 2 senyawa yang berbeda

2 Senyawa

 Diambil 2 buah tabung reaksi, diberi tanda I dan II.


 Diisi dengan 1 ml aquadest dan 5 tetes larutan NaCl
pada tabung reaksi I.
 Diisi dengan 5 tetes CHCl3 pada tabung reaksi II
diisi dengan 5 tetes CHCl3.
 Ditambah dengan satu tetes Pb(NO3)2 pada masing-
masing tabung.
 Diamati perubahan yang terjadi.
Hasil
V.1.2.2Diagram Alir Pengamatan perbedaan kelarutan dan
konduktivitas senyawa ionik dan kovalen

Larutan kimia

 Dibersihkan plate tetes dengan sabun dan air ,


dikeringkan.
 Diempatkan satu ujung spatula asam benzoat
pada kolom pertama
 Dilangi langkah kedua untuk sampel MgCl2
pada dan petroleum.
 ditambahkan 5 tetes akuades, untuk baris
pertama. Diaduk dengan tusuk gigi dan
diamati kelarutan relatif.
 Dicatat hasil pengamatan yang dilakukan.
 Ditambahkan ke masing-masing sampel 5
tetes campuran etanol dan aquades
 Di aduk dengan tusuk gigi.
 Diuji semua larutan dengan tester
konduktivitas.
 Dicatat hasil pengamatan

Hasil
V.1.2.3Diagram Alir Perubahan ikatan kovalen menjadi
ikatan ion.

Larutan Kimia
 Diambil tabung reaksi yang kering dan bersih.
 Dimasukkan 1 sendok (spatel) CaO.
 Dipanaskan menggunakan api selama 15 menit
 Dipindahkan tabung menjauhi api, kemudian
diteteskan 2 tetes CHCl3.
 Dipanaskan lagi tabung reaksi dan diteteskan 1
tetes CHCl3, lalu dipanaskan lagi.
 Didinginkan, lalu ditambahkan 1 ml HNO3 pekat.
 Dipanaskan tabung reaksi kimia.
 Didinginkan, lalu ditambahkan 3 tetes
Pb(NO3)2 1%.
 Diamati yang terjadi.
 Dibandingkan dengan mereaksikan antara
CHCl3 dan 3 tetes Pb(NO3)2 1%;

Hasil

V.1.2.4Diagram Alir Pembakaran Senyawa Organik


Senyawa

 Disediakan cawan porselin.


 Diteteskan 2 tetes benzena.
 Dibakarlah dengan korek api.
 Diperhatikan, apakah terjadi perubahan.
 Diulangi pekerjaan diatas berturut-turut dengan,
etanol, aseton dan kloroform
Hasil

V.1.2.5Diagram Alir Pemanasan Senyawa organik

Senyawa
 Disiapkan cawan porselin.

 Diisi cawan dengan sedikit kristal asam


oksalat.

 Diletakkan diatas kaki tiga

 Dipanaskan (lakukan dilemari asam).

 Dicatat perubahan yang terjadi

 Diulangi percobaan 1-4 dengan mengganti


asam oksalat dengan gula tebu.

Hasil

V.1.3 Prosedur kerja

1. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion dalam


dua senyawa yang berbeda.
Di ambil 2 buah tabung reaksi dan diberi tanda I dan II.
Diisikan tabung reaksi I dengan 1 ml aquadest dan 5 tetes larutan
NaCl. Kemudian diisikan reaksi II dengan 5 tetes CHCl3.
Ditambah dengan satu tetes Pb(NO3)2 pada masing-masing
tabung reaksi. Diamati Perubahan yang terjadi.

2. Mengamati perdedaan kelarutan dan konduktivitas


senyawa ionik dan kovalen
Dibersihkan plate tetes dengan sabun dan air dan dikeringkan.
Ditempatkan satu ujung spatula asam benzoat pada kolom
pertama sebanyak 3 baris.Diulangi langkah sebelumnya untuk
sampel MgCl2 pada kolom kedua dan 5 tetes petroleum eter pada
kolom ketiga. Ditambahkan sebanyak 5 tetes akuades pada
masing-masing sampel dibaris pertama. Diaduk sampel dengan
tusuk gigi dan diamati kelarutan relatif dari masing-masing
sampel. hasil pengamatan yang dilakukan dicatat. Ditambahkan 5
tetes etanol disetiap sample pada barisan kedua . Diaduk dengan
tusuk gigi dan diamati kelarutan relatif dari masing-masing
sampel. Hasil pengamatan dicatat. Ditambahkan 5 tetes campuran
etanol dan aquades disetiap sample pada barisan ketiga. Diaduk
aduk dengan tusuk gigi. Diuji semua larutan dengan tester
konduktivitas (Volt-meter). Dicatat Hasil pengamatan

3. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion.


Diambil tabung reaksi yang kering dan bersih. Dimasukkan 1
sendok (spatel) CaO pada tabung reaksi. Dipanaskan mula-mula
dengan api yang kecil kemudianberangsur dengan api yang
membentuk inti berwarna biru ditengah. Digoyang-goyangkan
tabung reaksi saat pemanasan selama 15 menit. Dpindahkan
tabung menjauhi api kemudian Diteteskan 2 tetes CHCl3 dengan
posisi tabung tegak. Dipanaskan tabung reaksi kemudian
diteteskan 1 tetes CHCl3 dan dipanaskan lagi. Didinginkan larutan
tadi dan tambahkan 1 ml HNO3 pekat. Dipanaskan tabung reaksi
kimia hingga endapan larut dan gas-gas yang terbentuk hilang.
Didinginkan kemudian ditambahkan 3 tetes Pb(NO3)2 1%.
Diamati apa yang terjadi.Dibandingkan dengan mereaksikan
antara CHCl3 dan 3 tetes Pb(NO3)2 1%; serta reaksi antara CaO
yang dilarutkan dalam 1 ml HNO3 pekat sampai larut sempurna
dan hasilnya ditambah dengan 3 tetes Pb(NO3)2 1%.
4. Reaksi Pembakaran Senyawa Organik.

Diteteskan 2 tetes benzene pada cawan porselen. Dibakar dengan


korek api. Diamati perubahan yang terjadi. Dilakukan perlakuan
yang sama kepada benzene berturut-turut terhadap etanol, aseton
dan kloroform.

5. Reaksi Pemanasan Senyawa organik


Disiapkan cawan porselin. Diisi cawan tersebut dengan sedikit
kristal asam oksalat.Diletakkan cawan yang telah terisi kristal
asam oksalat diatas kaki tiga dan dipanaskan, percobaan
dilakukan dalam lemari asam. Diamati percobaan dan catat apa
yang terjadi. Dilakukan perlakuan yang sama terhadap gula dan
diamati apa yang terjadi

VI. Hasil dan Pembahasan

VI.1 Data
Larutan NaCl : cairan atau liquid (l)
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Larutan CHCl3 : cairan atau liquid (l)
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Padatan Asam benzoat : padatan atau solid (s)
Asam benzoat + aquadest : tidak larut, konduktivitas 0,032 V
Asam benzoat + etanol : larut, konduktivitas 0,176 V
Asam benzoat + aquadest + etanol : larut, konduktivitas 0,056 V
Padatan MgCl2 : padatan atau solid (s)/gel
Padatan MgCl2+ aquadest : larut, konduktivitas 5,66 V
Padatan MgCl2+ etanol : larut , konduktivitas 4,54 V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol : larut, konduktivitas 5,06V
Petroleum : cairan atau liquid (l)
Petroleum + aquadest : tidak larut, konduktivitas 2,84 V
Petroleum + etanol : larut, konduktivitas 3,76 V
Petroleum + aquadest + etanol : larut, konduktivitas 3,76 V
Padatan CaO : serbuk putih
Padatan CaO yang dipanaskan : padatan putih
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + dipanaskan 1 : padatan putih
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + dipanaskan 2 : padatan putih
Campuran + HNO3 pekat : larutan
Campuran + HNO3 pekat + dipanaskan : larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan putih keruh
CaO + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 : larutan atau aqueous (aq)
Benzena : cairan tak bewarna
Benzena dibakar : warna orange, intensitas nyala terang
Etanol : cairan tak bewarna
Etanol dibakar : warna biru, intensitas redup
Aseton : cairan tak bewarna
Aseton dibakar : warna orange, itensitas terang
Kloroform : cairan tak bewarna
Kloroform dibakar : tidak ada api, intensitas mati
Kristal asam oksalat : berbentuk kristal bewarna putih
Kristal asam oksalat dipanaskan : keluar asap, terbentuk kristal baru tak
bewarna
Kristal gula tebu : berbentuk kristal bewarna putih
Kristal gula tebu dipanaskan : warna coklat dan berbentuk lelehan karamel

Tabel Hasil
Hasil
No Perlakuan
sebelum sesudah
1. a. Membandingkan ikatan kovalen dengan ikatan ion
Larutan NaCl Tidak bewarna -
Larutan NaCl + aquadest - Tidak bewarna
Larutan NaCl + aquadest + Pb(NO3)2 - Tidak bewarna
Larutan CHCl3 Tidak bewarna -
Larutan CHCl3 + aquadest - Tidak bewarna
Larutan CHCl3 + aquadest + Pb(NO3)2 Tidak bewarna tapi
-
sedikit keruh
2 b. Perdedaan kelarutan dan konduktivitas senyawa ionik dan kovalen
Padatan Asam benzoat Padatan (serbuk)
Asam benzoat + aquadest Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,032V
Asam benzoat + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,176V
Asam benzoat + aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
0,056V
Padatan MgCl2 Padatan (gel) -
Padatan MgCl2+ aquadest Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
5,66V
Padatan MgCl2+ etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
4,54V
Padatan MgCl2+ aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
5,06V
Petroleum Cairan (l) -
Petroleum + aquadest Tidak larut, tidak
bewarna
-
Konduktivitas=
2,84V
Petroleum + etanol Larut, tidak bewarna
- Konduktivitas=
3,76V
Petroleum + aquadest + etanol Larut, tidak bewarna
-
Konduktivitas=3,76V
3. c. Perubahan ikatan kovalen menjadi ikatan ion
Padatan CaO Serbuk putih -
Padatan CaO yang dipanaskan - Padatan putih
Padatan CaO + 2 tetas CHCl3 + Larutan bewarna
-
dipanaskan 1 putih
Padatan CaO + 1 tetes CHCl3 + Larutan bewarna
-
dipanaskan 2 putih
Campuran + HNO3 pekat - Larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + dipanaskan - Larutan sedikit keruh
Campuran + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 - Larutan keruh
CaO + HNO3 pekat + Pb(NO3)2 Larutan -
4. d. Reaksi Pembakaran Senyawa Organik
Benzena Cairan tidak
-
bewarna
Benzena dibakar - Orange, Ada ledakan
Etanol Cairan tidak
-
bewarna
Etanol dibakar Biru,
-
Ada sedikit ledakan
Aseton Cairan tidak
-
bewarna
Aseton dibakar Orange,
-
Ada ledakan
Kloroform Cairan tidak
-
bewarna
Kloroform dibakar Tidak ada, tidak ada
-
ledakan
5. e. Reaksi Pemanasan Senyawa organik
Kristal asam oksalat Padatan (kristal) -
Kristal asam oksalat dipanaskan Keluar asap dan
- terbentuk kristal baru
yang tidak bewarna
Kristal gula tebu Padatan (kristal) -
Kristal gula tebu dipanaskan Warna coklat dan
- bentuknya lelehan
karamel

Asam Benzoat MgCl2 Petroelum


Akuades 0,032 V 5,66 V 2,84 V
Etanol 0,176 V 4,54 V 3,76 V
Akuades : 0,056 V 5,06 V 3,76 V
Etanol
1:1

VI.2 Pembahasan

Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bahan- bahan


kimia, termasuk semua materi yang ada dialam sekitar, baik ang berupa bahan
alami maupun buatan (Sunjana dkk, 2014). Pratikum kali ini membahas tentang
ikatan kimia dan berikut pembahasannya

Gambar 6.2.1
Menurut Safitri,dkk, (2018) perbedaan fisik yang paling mencolok antara
senyawa kovalen dan senyawa ionik terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan
hantaran listriknya. Pada umumnya ketiga perbedaai ini disebabkan oleh kekuatan
ikatan ion yang lebih besar dibanding dengan ikatan kovalen. Praktikum kali ini
membandingkan antara ikatan ion dan ikatan kovalen. Gambar 6.2.1 menunjukkan
perbandingan antara larutan NaCl yang diisi akuades sebanyak 1mL dan CHCl3
di mana keduanya telah ditetesi Pb(NO3)2. NaCl dan akuades yang telah
bercampur tidak menghasilkan senyawa baru karena NaCl tidak mampu memecah
molekul H2O, sehingga yang terjadi hanyalah reaksi ionisasi biasa yaitu molekul
NaCl terpisah secara ionic yaitu Na+ dan Cl-
H2O(l) + NaCl(aq)  Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Kedua tabung reaksi kemuidian ditambahkan dengan Pb(NO3)2 yang
berfungsi untuk menguji kedua senyawa apakah termasuk seyawa kovalen atau
senyawa ionic. Jika senyawa yang direaksikan ionik maka Pb(NO3)2 akan
menghasilkan produk baru diserta perubahan bentuk atau perubahan fisik. Larutan
NaCl adalah senyawa ionic, sebab saat dicampur dengan Pb(NO3)2 menghasilkan
produk PbCl2 berupa endapan putih, dan larutan NaNO3. Persamaan reaksinya
NaCl(aq) + Pb(NO3)2(aq)  NaNO3(aq) + PbCl2(s)
Pada pencampuran CHCl3 dengan Pb(NO3)2 Hanya terjaadi perubahan
fisik yaitutu menjadi lebih keruh tanpa menghasilkan produk baru. Hal itu terjadi
sebab senyawa kovalen bereaksi dengan senyawa lain. Reaksi tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
CHCl3(aq) + Pb(NO3)2(aq)

Gambar 6.2.2
Sifat fisik penting dari suatu zat yaitu kelarutan dan kemampuannya untuk
larut dalam berbagai pelarut Senyawa polar akan cenderung larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa non polar akan cenderung larut dalam pelarut nonpolar.
Senyawa ionik sebagian besar larut dalam senyawa polar, membentuk ikatan yang
kuat dengan ion-ion. Senyawa kovalen larut dalam pelarut nonpolar dan tidak
larut dalam air kecuali jika molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Senyawa organik mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang,
biasanya larut dalam air karena terbentuk ikatan hidrogen. Senyawa kovalen tidak
dapat larut dalam senyawa polar sehingga senyawa asam benzoat merupakan
senyawa kovalen nonpolar (tidak dapat larut dalam air). Pada praktikum ini yaitu
menguji asam benzoat, MgCl2, dan petroleum eter menggunakan akuades, etanol,
dan akuades + etanol. Akuades ditambahkan sebagai penentu suatu senyawa
tergolong polar atau nonpolar, apabila senyawa yang diuji dapat larut dalam air
maka senyawa tersebut tergolong senyawa polar. Sedangkan etanol memiliki
fungsi untuk menguji suatu senyawa itu ion atau kovalen dengan konduktivitas,
senyawa tersebut termasuk kovalen apabila konduktivitasnya rendah, karena
konduktivitas rendah termasuk larutan elektrolit
Hasil praktikum menunjukkan bahwa asam benzoate tidak larut dalam
akuades melainkan larut dalam etanol, hal tersebut mengindikasi bahwa asam
benzoate merupakan senyawa kovalen nonpolar, sebab data konduktivitas yang
dihasilkan kecil. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Asam benzoate + akuades
C7H6O2(s) + H2O(l)  C7H6O2(s) + H2O(l)
Asam benzoat + etanol
C7H6O2(s) + C2H5OH(l)  C8H10O2(s) + H2O(l)
Asam benzoate + akuades + etanol 1:1
C7H6O2(s) + H2O(l) + C2H5OH(l)  C8H10O2(s) + 2H2O(l)
Berikutnya yaitu perlakuan senyawa MgCl2, pada baris pertama MgCl2
dicampur dengan akuades, baris kedua dengan etanol dan baris ketiga dengan
akuades dan etanol, reaksi-reaksi kimia pada pencampuran senyawa diatas dapat
dituliskan sebagai berikut :
MgCl2 dengan Akuades
MgCl2(s) + H2O(l)  Mg(OH)(aq) + HCl(l)
MgCl2 dengan etanol
MgCl2(s) + C2H5OH(l)  C2H5O2Mg(s) + 2HCl(l)
MgCl2 dengan akuades dan etanol 1:1
MgCl2(s) + H2O(l) + C2H5OH(l)  C2H5O2Mg(s) + 2HCl(l)
Perlakuan selanjutnya yaitu mencampurkan pertroleum eter dengan
akuades, etanol dan akuades + etano (1:1) didapat bahwa petroleum eter tidak
larut dalam air melainkan larut dalam etanol dengan nilai konduktivitas tertenggi
dicapai saat dilarutkan dengan etanol yaitu 3,76 V. berdasarkan praktikum kedua
didapat bahwa padatan MgCl2 mempunyai nilai konduktivitas tertinggi dibanding
asam benzoate dan petroleum eter, hal tersebut menunjukkan bahwa padatan
MgCl2 bersifat lebih elektrolit dari pada asam benzoate dan petroleum eter.
Sedangkan asam benzoate memiliki nilai konduktivitas paling rendah dan dapat
digolongkan kedalam larutan elektrolit lemah karena memiliki nilai kondktivitas
yang sangat kecil yaitu tidak lebih dari 1 V. Nilai larutan juga mempengaruhi
larutan tersebut tergolong larutan elektrolit atau nonelektrolit, semakin besar nilai
kelarutannya maka konduktivitasnya semakin tinggi, sebaliknya semakin kecil
nilai kelarutannya maka konduktivitasnya semakin rendah.

Gambar 6.2.3
Percobaan berikut mengubah ikatan kovalen menjadi ikatan ion. Yang
dilakukan dengan memanaskan CaO dalam tabung reaksi kemudian
ditambaahkan CHCl3, HNO3, dan Pb(NO3)2 secara berturut-turut. Pemanasan CaO
dilakukan untuk mendapatkan kemurnian dari kapur. Tahap berikutnya CHCl3
ditambahkan supaya menghasilkan karbondioksida, kalsium klorida, dan air. Serta
untuk membentuk dua fasa atau sebagai pelarut nonpolar. Selanjutnya sampel
ditambahkan dengan HNO3 dengan tujuan untuk menghilangka sisa CaO dan
melarutkan Ca2+ dan 2Cl-. Terakhir sampel ditambahkan dengan larutan Pb(NO3)2
yang bertujuan untuk mengetahui bahwa reaksi tersebut menghasilkan senyawa
ion.
(a) (b) (c)
Gambar 6.2.4
Percobaan keempat ialah pembakaran senyawa organik, zat yang dibakar
yaitu benzena, etanol, aseton, dan kloroform. Pada praktikum dapat dilihat bahwa
pembakaran keempat senyawa menghasilkan intesitas nyala dan warna api yang
berbeda. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan rantai ikatan C
pada senyawa tersebut. Semakin Panjang ikatan C pada suatu senyawa, maka
intensitas nyala api yang dihasilkan akan semakin besar pula. Pada senyawa
benzena intensitas nyala api yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tiga
senyawa yang lain, hal itu terjadi karena senyawa benzena memiliki rantai ikatan
C paling banyak, sebaliknya pada senyawa kloroform menghasilkan intensitas
nyala api sangat kecil, karena rantai ikatan C pada klorofom sangat sedikit.

(a) (b)
Gambar 6.2.5
Pada percobaan kelima dilakukan pemanasan asam oksalat diatas kaki
tiga. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Persamaan
reaksinya yaitu :
2H2¬C2O4 + 2O2  C2H2O + 2CO2 + H2O

Perlakuan tersebut menghasilkan gumpalan berwarna coklat dengan baau yang


menyengat dan berasap. Warna coklat yang dihasilkan mengidentifikasi adanya
kandungan senyawa karbon. Kemudian, mengganti asam oksalat dengan gula tebu
sebanyak ½ sendok teh ditambahkan pada cawan porselin yang kemudian
dipanaskan diatas kaki tiga. Pemanasan berfungsi untuk mempercepat terjadinya
reaksi. Berikut rumus reaksi :
C12H22 + O2  CO2 + 11H2O + 11C
Pemanasan gula tebu dihasilkan caramel berwarna coklat berupa lelehan. Warna
coklat disebabkan adanya kandungan karbon yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Hasil ini sesuai dengaan percobaan (Sianipar,2010) di mana apabila
asam oksalat dipanaskan maka akan menghasilkan bau menyengat disertai dengan
perubahan warna menjadi coklat dan apabila tebu dipanaskan maka akan
menghasilkan caramel dengan warna coklat kehitaman

VII. Kesimpulan dan Saran


VII.1 Kesimpulan

Praktikum kali ini yaitu mempelajari ikatan kimia yang dapat


disimpulkan :
1. Cara membandingkan perbedaan ikatan koevalen dan ikatan ion
dengan melihat dari sifat2 ionik dan sifat2 kovalen pada
senyawa tersebut setelah melalui serangkaian pemanasan dan
pencampuran larutan.
2. Ikanatan
VII.2 Saran
Pada praktikum disarankan praktikan untuk membaca modul.
Praktikan harus memperhatikan pula kosa kata pada laporan.
Ketelitian data juga harus diperinci untuk meminimalisisr kesalahan
DAFTAR PUSTAKA

Alvian, Z. 2009. Kimia Dasar. Medan:USU Press.

Aprilyanti, S. 2020. Kimia Terapan (Aplikasi untuk Teknik Mesin). Jawa Tengah:
CV. Sernu Untung.

Awaliah, W. R., dan H. L. Pili. 2021. Modek Ekonometrik Konsumsi


Tembaga (cu) ASEAN untuk Kendukung Kebijakan Nilai Tambahan
Industri Tembaga Nasional. Jurnal GEOMining. 2(1): 1-10.

Khotimah, H., E.W. Anggraeni, dan A. Setianingsih. 2017. Karakterisasi Hasil


Pengolahan Air Menggunakan Alat Destilasi . Jurnal Chemurgy. 1(2): 34-
38.

Pubchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Aquades


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Water [diakses pada 24
Oktober 2021].

Pubchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Asam Oksalat


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-oxalate (diakses
pada 24 Oktober 2021)
Pubchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Asam Benzoate.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Benzoate [diakses pada 24
Oktober 2021].

Labchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Acetone


https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC10420.pdf [diakses pada
24 Oktober 2021].

Labchem.2021.Matery Safety Data Sheet of Benzene.


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/75175.pdf [diakses pada 24
Oktober 2021].

Labchem.2021.Matery Safety Data Sheet of Chloroform


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC13040.pdf [diakses pada
24 Oktober 2021].

Pubchem. 2021. Material Safety Data Sheet HNO3.


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Nitric-acid [Diakses pada
tanggal 17 Oktober 2021].

Pubchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Ethanol.


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ethanol [ diakses pada 24
Oktober 2021].

Pubchem.2021. Matery Safety Data Sheet of HCl.


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Hydrochloric-acid [diakses
pada 24 Oktober 2021].

Labchem . 2021. Matery Safety Data Sheet of MgCl2


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC16380.pdf [diakses pada 24
Oktober 2021].

Pubchem. 2021. Matery Safety Data Sheet of NaCl


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-chloride [diakses
pada 24 Oktober]
Labchem. 2021. Matery Safety Data Sheet of Pb(NO3)2
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-chloride [diakses
pada 24 Oktober 2021].

Pubchem. 2021. Matery Safety Data Sheet of NaOH


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sodium-hydroxide [diakses
pada 24 Oktober 2021].

Pubchem. 2021. Matery Safety Data Sheet of C4H10O


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ether [diakses pada 24
Oktober 2021].

Labchem.2021. Matery Safety Data Sheet of Serbuk CaO


http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC24270.pdf [diakses pada 24
Oktober 2021].

Riama, G., A. Veranika, dan Presetyowati. 2012. Pengaruh H2O2


Konsentrasi NaOH dan Waktu terhadap Derajat Putih Pulp dari
Mahkota Nanas. Jurnal Teknik Kimia (JTK). (3): 25-34.

Septiani, M., K. Santoso, dan R.A. Majid. 2018. Efektifitas Asam Nitrat (HNO3)
Sebagai Pelarut Alternatif Pada Proses Acid Wash Terhadap Plate
Electrolyzer Di PT Kaltim Nitrate Indonesia. Journal Of Chemical
Process Engineering. 3(2) : 17-21

SmartLab. 2021. Lembar Data Keselamatan Bahan Sodium Hidroxide


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_HYDROXIDE_PELLET
S_(INDO).pdf. (Diakses 24 Oktober 2021)

Sulastri, dan R. F. Rahmadani. 2017. Buku Ajar Kimia Dasar 1. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Surest, A. H., dan D. Satriawan. 2010. Pembuatan Pulb dari Batang Rosella
dengan Proses Soda (Konsentrasi NaOH, Temperature Pemasakan dan
Lama Pemasakan). Jurnal Teknik Kimia (JTK). 17(3): 1-7

Susana, T. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana. XXVIII(3): 17-25.

Wahyudi, N. T. dkk. 2017. Rancangan Alat Distilasi untuk Menghasilkan


Kondensat dengan Metode Distilasi Satu Tingkat. Jurnal chemurgy. 1 (2):
30-33.

Wasonowati, R . R. T., T. Redjeki, dan S. R. D. Ariani. 2014. Penerapan Model


Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar
Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Penddidikan
Kimia (JPK). 3(3): 66-75.

Wijayanto, F. A. 2019. Pra Prancangan Pabrik Asam Nitrat dari Ammonia dan
Oksigen dengan Proses Ostward Asam Kuat Kapasitas 50000 Ton/
Tahun. Skripsi. Malang: Teknik Kimia Institute Teknologi Malang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai