Oleh
Nama : Novian Rico Saputra
NIM : 211810301001
Kelas/Kelompok : Kimia F/1
Asisten : Aurely Rachmanita Sosa
II. Tujuan
Tujuan Praktikum kali ini adalah :
- Menyiapkan senyawa tembaga (II) oksida dari logam tembaga
- Mempelajari hukum perbandingan tetap
III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Lembaran atau kawat (Logam Cu)
Sifat fisik dan kimia ialah bentuk padat , warna biru, tak berbau,
berlaku pH 3,5 - 4,5 pada 50 g/l20 °C titik lebur 147 °C, flamabilitas
(padatan, gas) produk ini tidak mudah menyala, informasi densitas 2,284
g/cm3 pada 20 °C , informasi. Kelarutan dalam air317 g/l pada 20 °C. Bahaya
dan cara mengatasinya adalah berbahaya jika tertelan, menyebabkan
kerusakan mata yang serius, sangat toksik pada kehidupan perairan efek
jangka panjang. Cara mengatasinya adalah bawa keluar praktikan dari
laboratotium , pakai pelindung mata jika terkena mata bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit, lepaskan lensa kontak jika memakainya dan
lanjutkan membilas, dapatkan nasehat/perhatian medis (LabChem, 2021).
3.1.2 Sodium Karbonat (Na2CO3)
Sifat fisik dan kimia Sodium Karbonat padat berupa serbuk putih atau
gumpalan yang tidak berbau, memiliki pH 11,6, tidak mempunyai titik beku
dan titik lebur, titik didih 1600 ° C , massa jenis / massa jenis spesifik: 2.53
g / cm³ massa molekul: 105.99 g / mol . Bahaya dan cara mengatasinya ialah
menyebabkan gangguan pada kulit, menyebabkan gangguan mata berat. Cuci
kulit yang terpapar dengan seksama setelah penanganan pakai pelindung
mata, sarung tangan pelindung ,cuci dengan sabun dan banyak air jika terkena
kulit, bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit jika terkena
mata, dapatkan nasehat / perhatian medis jika iritasi mata berlanjut, buka
pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali
(LabChem, 2021)
3.1.3 NaOH (Sodium Hidroksida)
Sifat Fisik dan Kimia dari NaOH adalah tidak berwarna, tidak berbau,
berwujud cair, pH sangat basa 14, titik lebur / rentang -10 ° C / 14 ° F, titik
didih / rentang 105 - 140 ° C / 221 - 284 ° F , berat jenis 1.08. Bilas dengan
air yang banyak jika terkena mata, bilas kulit yang terkena dengan air
mengalir selama 15 menit. Hubungi dokter jika korban tidak sadarkan diri.
Gejala dan efek terpenting, baik akut maupun tertunda mengakibatkan luka
bakar oleh semua rute paparan. Produk adalah bahan korosif. Penggunaan
gastriclavage atau emesis merupakan kontraindikasi. Kemungkinan perforasi
lambung atau esofagus harus diselidiki, penelanan menyebabkan
pembengkakan hebat, kerusakan parah pada jaringan halus dan bahaya
perforasi (LabChem, 2021).
3.1.4 Asam Nitrat (HNO3)
Sifat fisik dan kimia dari asam nitrat adalah berwujud cairan, memiliki
warna kuning sampai tidak berwarna, pada saat terkena cahaya berwarna
merah – coklat, berbau menyengat. Memiliki pH larutan 6%, titik lebur -42 -
-38 ° C, titik didih 83 – 122 ° C, tekanan uap 7,3 – 58,5 hPa (20° C), massa
jenis relatif 1,4 – 1,5. Asam Nitrat dapat menyebabkan iritasi kulit dan
bersifat korosif pada logam Asam Nitrat kerusakan pada mata. Asam Nitrat
dijauhkan dari panas. Apabila terkena kulit atau rambut segera lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan bilas kulit dengan air selama beberapa
menit. Jika terkena mata bilas mata dengan hati-hati menggunakan air selama
beberapa menit dan lepaskan lensa mata jika memungkinkan, lalu lanjutkan
membilas mata. Jika Asam Nitrat tertelan bilas mulut dan jangan dipaksakan
untuk dimuntahkan (LabChem, 2021).
3.1.5 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades dikenal sebagai air
murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan dengan berat molekul 18
g/mol dan memiliki pH 7. Akuades memiliki titik didih 100°C dan titik leleh
0°C. Akuades juga memiliki tekanan uap 17,535 mmHg dan memiliki massa
jenis 0,9823 g/mL. Akuades merupakan bahan yang tidak berbahaya apabila
mengenai tangan, tertelan, dan mengenai mata (LabChem, 2021).
Hasil
6.2 Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran hukum
perbandingan tetap (hukum proust). Praktikum hukum perbandingan tetap
menggunakan 2 sampel yaitu 0,01gram serbuk Cu dan 1,1 gram lempengan
Cu. Cu yang digunakan berwujud padat, berwarna jingga kemerahan,
berbentuk lempengan dan serbuk. Percobaan ini sebaiknya dilakukan di luar
ruangan atau di dalam lemari asam karena menghasilkan gas yang berbahaya
apabila terhirup oleh praktikan.
Langkah awal pada percobaan kali ini yaaitu pertama dengan
mereaksikan logam Cu, baik Cu lempengan maupun serbuk Cu dengan 9 mL
HNO3. Reaksi tersebut memperoleh persamaan sebagai berikut.
3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
HNO3 yang bereaksi dengan lempengan Cu menghasilkan larutan berwarna
biru, sedangkan HNO3 yang direaksikan dengan serbuk Cu menghasilkan
larutan berwarna bening. Hasil dari reaksi antara Cu dengan HNO3 akan
menghasilkan larutan Cu(NO3)2 atau tembaga(II) nitrat, gas nitrogen
monoksida (NO) dan air (H2O).
Langkah kedua yaitu mereaksikan 7 gram Na2CO3 dengan larutan
Cu(NO3)2 yang merupakan hasil dari reaksi pertama (lempengan Cu dengan
HNO3). Reaksi terssebut memperoleh persamaan reaksi sebagai berikut.
Cu(NO3)2(aq) + Na2CO3 (s) CuCO3(s) + NaNO3(aq)
Penambahan larutan Na2CO3 dilakukan untuk memberi suasana basa
pada larutan Cu(NO3)2 yang bersifat asam agar reaksi dapat terus berlangsung.
Reaksi antara Cu(NO3)2 dengan Na2CO3 menghasilkan larutan berwarna biru
pekat dan terbentuk endapan. Larutan tersebut kemudian dipanaskan hingga
mendidih proses pemanasan yang dilakukan menyebabkan larutan berubah
menjadi biru kehitaman dari warna awal yaitu biru pekat.
Larutan yang berwarna biru kehitaman kemudian didinginkan dan
disaring endapan yang ada. Endapan yang sudah tebentuk dipanaskan
menggunakan bunsen, kemudian didinginkan kembali dan ditentukan
massanya. Massa endapan yang diperoleh sebesar 1,53 gram dengan warna
biru kehitaman. Massa Oksigen yang diperoleh sebesar 0,3 gram dan massa
tembaga(Cu) sebesar 1,2 gram. Percobaan ini sesuai dengan hukum proust
yang menyatakan bahwa “setiap sampel dalam suatu senyawa memiliki
komposisi unsur-unsur yang tetap".
Langkah ketiga yang harus dilakukan pada praktikum hukum
perbandingan tetap yaitu mereaksikan Cu(NO3)2 hasil dari reaksi serbuk Cu
dan HNO3 dengan 50 mL NaOH 2M. Reaksi tersebut menghasilkan
persamaan reaksi sebagai berikut.
Cu(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) Cu(OH)2(s) + 2NaNO3(aq)
Penambahan Na2CO3 pada larutan Cu(NO3)2, pereaksian antara Cu(NO3)2
dengan 50 mL NaOH 2M dimaksudkan untuk memberi suasana basa agar
reaksi dapat terus berlangsung. Larutan yang awalnya berwarna bening
berubah menjadi warna biru saat diaduk, serta terbentuk endapan. Larutan
tersebut kemudian dipanaskan hingga mendidih. Proses pemanasan yang
dilakukan menyebabkan larutan yang awalnya berwarna biru berubah
menjadi bening. Larutan yang berwarna bening kemudian didinginkan dan
disaring endapannya. Endapan yang diperoleh dipanaskan menggunakan
bunsen selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dan ditentukan
massanya. Penimbangan menghasilkan massa endapan sebesar 0,09 gram
dengan warna biru kehitaman. Massa Oksigen yang diperoleh sebesar 0,01
gram dan massa tembaga(Cu) sebsesar 0,07 gram. Pengujian ini juga sesuai
dengan hukum proust.
Massa Oksigen yang menghasilkan angka negatif dihipotesiskan mungkin
karena pengaruh kontaminasi dari luar ketika pereaksian Cu(NO3)2(aq) dengan
NaOH(aq) ,yang menghilangkan sebagian kecil kemurian endapan Cu(OH)2(s).
serta terlampau lamanya proses pemanasan larutan ini yang memungkinkan
endapan juga sedikit tereliminasi dalam proporsi yang sangat minimalis.
Massa oksigen yang dihasilkan bernilai negatif didalam tembaga oksida
dipastikan rendemen yang dihasilkan juga rang tepat, karena massa teori dan
massa yang dihasilkan merupakan sebuah parameter besar untuk rendemin
reaksi tersebut
Rendemen relatif yang digunakan sebagai perhitungan efektivitas
prosedur, dihitung dengan membagi jumLah produk yang didapatkan dalam
mol dengan rendemen teoretis dalam mol. Untuk mendapatkan rendemen
persentase, kalikan rendemen fraksional dengan 100%. Satu atau lebih
reaktan dalam reaksi kimia sering digunakan berlebihan. Rendemen
teoritisnya dihitung berdasarkan jumlah mol pereaksi pembatas. Untuk
perhitungan ini, biasanya diasumsikan hanya terdapat satu reaksi yang
terlibat. Nilai rendemen kimia yang ideal (rendemen teoretis) adalah 100%,
sebuah nilai yang sangat tidak mungkin dicapai pada preakteknya.
menghitung persen rendemen yaitu dengan menggunakan persamaan berikut
persen rendemen = berat hasil/berat rendemen dibagi berat sampel dikali
100% (Furnis,2003).
Hasil endapan yang didapat memiliki warna yang sama yaitu identik
hitam, dengan massa yang berbeda. untuk sampel tembaga 0,11 g menyisakan
endapan sebanyak 0,09 g, sedangkan untuk sampel tembaga 1,1 g menyisakan
endapan sebanyak 1,53 g.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan hukum perbandingan tetap yaitu senyawa
tembaga (II) Oksida dapat diperoleh dengan mereaksikan lempengen Cu dan
serbuk Cu dengan HNO3 kemudian masing-masing direaksikan dengan Na2CO3
dan NaOH dengan perbandingan massa yaitu 4:1. Praktikum yang diakukan
sesuai dengan hukum perbandingan tetap yang menyatakan bahwa suatu senyawa
memiliki perbandingan massa unsur-unsur penyusun yang selalu tetap. Hal ini
dibuktikan dengan hasil perlakuan satu hingga tiga yang menunjukkan sampel
dalam suatu senyawa memiliki perbandingan massa unsur-unsur penyusun yang
tetap.
DAFTAR PUSTAKA
→Larutan berisi serbuk Cu dan HNO3 yang awalnya berwarna bening setelah
ditambahkan larutan NaOH mengalami perubahan warna menjadi biru muda atau
biru bening.
→Larutan yang awalnya berwarna biru muda setelah ditambahkan Na 2CO3 dan
dilakukan pemanasan, didapatkan endapan yang kemudian endapan tersebut
dipanaskan sekali lagi hingga didapatkan hasil akhir CuO yang berwarna biru
kehitaman pekat.