LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Oleh :
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................3
2.1 Sejarah....................................................................................................................3
2.2 Definisi....................................................................................................................4
2.3 Literatur..................................................................................................................4
BAB 3 METODE EKSPERIMEN.............................................................................................5
3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................................5
3.2 Desain Eksperimen.................................................................................................6
3.3.1 Gambar Eksperimen........................................................................................6
3.2.2 Variabel Eksperimen........................................................................................6
3.2.3 Prosedur Eksperimen.......................................................................................7
3.2.4 Langkah Kerja..................................................................................................8
3.3 Metode Analisis Data...............................................................................................9
3.3.1 Tabel Pengamatan............................................................................................9
3.3.2 Ralat Perhitungan.............................................................................................9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................10
4.1 Hasil........................................................................................................................10
4.2 Pembahasan...........................................................................................................10
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
5.2 Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
LAMPIRAN........................................................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Banyak sekali aplikasi dari konsep pemuaian seperti pemasangan rel kereta
api, pemasangan kabel jaringan listrik, pemasangan kaca jendela dan lain-lain,
sehingga diperlukan pengembangan dan penemuan konsep baru yang didasarkan
pada konsep yang telah ada agar dapat menemukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Oleh karena itu, pemuaian perlu dipelajari. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat dilakukan adalah kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum akan menunjang
praktikan untuk menemukan pengetahuan melalui eksplorasi yang dilakukan
selama praktikum, sehingga praktikum ini dilakukan agar dapat memahami dan
mengetahui lebih banyak mengenai pemuaian.
Pemuaian panjang terjadi jika suatu benda menerima kalor. Suatu benda
akan mengalami muai panjang apabila benda hanya memiliki (dominan) dengan
panjangnya saja. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang, dan besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri, dipengaruhi oleh jenis atau bahan
benda tersebut.
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari praktikum kali ini adalah dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah didalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
pemuaian panjang. Mampu menjelaskan perbandingan pertambahan panjang yang
terjadi pada ketiga bahan yang digunakan dalam praktikum, perbandingan nilai
koefisien muai panjang dari ketiga bahan yang digunakan dalam praktikum.
Kaitan antara besar pertambahan panjang dengan koefisien muai panjang dari
benda padat dan karakteristik pemuaian panjang dari ketiga bahan yang digunakan
dalam praktikum.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejak zaman Yunani kuno sudah ada ide bahwa sebuah zat terbentuk dari
atom-atom. Atom adalah bagian terkecil yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
Atom-atom ini jika berkumpul akan membentuk sebuah molekul, jika molekul-
molekul penyusun dari sebuah zat bergerak lebih cepat maka energi yang dimiliki
partikel menjadi lebih tinggi. Sehingga ketika disentuh akan terasa lebih panas.
Temperatur adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Tubuh manusia
dapat merasakan temperatur dalam bentuk panas atau dingin, sehingga dapat
disimpulkan bahwa temperatur adalah ukuran derajat panas suatu zat (Giancoli,
2014).
Sebuah zat terdapat gerakan acak atom, molekul, dan benda mikroskopis lain
didalamnya. Gerakan tersebut menghasilkan energi kinetik dan energi potensial.
Energi panas adalah energi yang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial
tersebut, ketika terjadi transfer energi dari sistem dan lingkungan sistem maka
akan terjadi perubahan energi. Transfer energi ini disebut kalor yang
menyebabkan perubahan temperatur (Halliday dkk, 2018).
Perubahan temperatur menyebabkan sebuah zat memuai atau menyusut. Zat
akan memuai jika mengalami kenaikan temperatur, sebaliknya zat akan menyusut
jika mengalami penurunan temperatur. Memuai artinya ukuran panjang, lebar,
tinggi, luas maupun volume zat berubah menjadi lebih besar. Besar pemuaian
pada setiap zat berbeda-beda, ada zat yang mudah memuai dan ada yang sulit
memuai. Pada zat yang mudah memuai perubahan temperatur yang kecil saja
sudah cukup membuat perubahan ukuran yang besar, dan sebaliknya zat yang sulit
memuai memerlukan perubahan temperatur yang besar untuk memuai (Abdullah,
2016)
3
2.2 Definisi
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu
benda karena menerima kalor. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Koefisien muai panjang dipengaruhi oleh jenis benda
atau bahan. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu
tertentu adalah
∆ L=Lo .α . ∆ t (2.1)
Δt adalah pertambahan panjang (m), Lo adalah panjang awal, α adalah
koefisien muai panjang dan Δt adalah perubahan temperatur (°C)
(Sugianto, 2017).
2.3 Literatur
Koefisien muai pada zat padat biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan
meskipun dapat berubah seiring dengan suhu. Koefisien muai panjang mengacu
pada potensi pertambahan panjang, luas dan volume akibat perubahan suhu.
Semakin tinggi koefisien muai, semakin besar benda benda tersebut memuai
(Isnawati dkk, 2020).
4
BAB 3
METODE EKSPERIMEN
5
3.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang digunakan pada praktikum pemuaian panjang
antara lain :
3.3.1 Gambar Eksperimen
6
3.2.3 Prosedur Eksperimen
Prosedur eksperimen pada percobaan kali ini sebagai berikut :
Start
Dipasang penunjuk khusus pada dasar statif sebelah kanan, hingga penunjuk
bisa bergerak bebas
Diletakkan penggaris logam di atas meja dan diatur agar jarum penunjuk
khusus menunjuk pada nilai tertentu. Dicatat nilai ini sebagai posisi awal. Dicatat
pula suhu batang yang terbaca pada termometer sebelum dipanaskan.
Saat jarum menunjukkan pada angka 25 cm, catat suhu yang terbaca pada
termometer. Dimatikan api pada pembakar spirtus. 12. Diulangi langkah no 2-11 untuk
pipa tembaga dan pipa besi
Finis
7
3.2.4 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan pemuaian panjang yaitu
sebagai berikut.
1. Alat praktikum disusun seperti pada gambar 3.1 set up alat percobaan.
2. Labu erlenmeyer diambil kemudiah diisi dengan air 10 ml dan dipasang
pada statif dengan menggunakan klem universal.
3. Penunjuk khusus dipasang pada dasar statif sebelah kanan, sedemikian
hingga penunjuk bisa bergerak bebas.
4. Salah satu ujung batang/pipa alumunium dijepit pada penjepit penunjuk
khusus, sementara ujung lainnya pada boss head.
5. Ujung dari penghubung selang ditancapkan pada sumbat karet, kemudian
silikon dipasang pada ujung penghubung lainnya. Labu erlenmeyer yang
sudah terisi air ditutup dengan sumbat karet tersebut.
6. Selang silikon dihubungkan dengan pipa alumunium.
7. Labu erlenmeyer diatur ketinggiannya ±3 cm dari sumbu pembakar spirtus
8. Penggaris logam diletakkan di atas meja dan jarum penunjuk khusus diatur
agar menunjuk pada nilai tertentu. Nilai ini dicatat sebagai posisi awal.
Suhu batang yang terbaca pada termometer sebelum dipanaskan dicatat
juga.
9. Pembakar spirtus dinyalakan, kemudian diletakkan di bawah labu
Erlenmeyer.
10. Pergerakan jarum penunjuk khusus diamati selama pemanasan, sampai air
di dalam labu erlenmeyer mendidih.
11. Saat jatum jam menunjukkan pada angka 25 cm, suhu yang terbaca pada
termometer dicatat. Api pada pembakar spirtus dimatikan.
12. Langkah no. 2-11 diulangi untuk pipa tembaga dan pipa besi.
8
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam praktikum pemuaian panjang
adalah sebagai berikut.
∆ α=
√( δlp)
δα 2
∆ L p2 +( )
δα 2
δTc
∆ T c 2+ ( )
δα 2
δLo
( 0,68. ∆ Lo )2 (3.2)
δα 1 δα Lp δα −Lp
= = 2 =
δLp Tc . Lo δTc T c . Lo δLo Tc . L o 2
(3.3)
√
2
∑ ( L 1−L ) (3.4)
∆ Lp=
n−1
1
∆ Lo= nst (3.5)
2
9
BAB 4
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum massa jenis dan specific gravity
4.2 Pembahasan
10
dikarenakan nilai koefisien muai panjang alumunium paling besar dan baja paling
kecil. Koefisien muai panjang dipengaruhi oleh jenis benda atau bahan. Koefisien
muai panjang inilah yang mempengaruhi mudah atau sulitnya sebuah benda
mengalami pemuaian. Zat yang mudah memuai perubahan temperatur yang kecil
sudah cukup membuat perubahan ukuran yang besar dan sebaliknya zat yang sulit
memuai memerlukan perubahan temperatur yang besar untuk memuai.
11
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Energi panas dan perubahannya menyebabkan terjadinya perubahan
temperatur pada bahan logam
2. Zat yang mudah memuai zat koefisien muai panjang yang besar dan
zat yang sulit memuai koefisien muai panjangnya kecil.
5.2 Saran
Saran untuk kegiatan praktikum pemuaian panjang yaitu praktikan harus
memahami dan mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum melakukan
eksperimen untuk mengurangi dan mengantisipasi kemungkinan kesalahan
yang akan terjadi saat praktikum dilaksanakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D. R. Resnick dan J. Walker. 2018. Physics, 7th Extended Edition. John
Wiley and Sons, Inc. Terjemahan oleh E. Sustini, S. Viridi, F. Iskandar dan
F.A. Noor. 2018. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid I. Edisi 7. Jakarta:
Erlangga.
Meiza, N., Yulkifli, Z. K. 2017. Pembuatan Set Eksperimen Muai Panjang Digital
Sugianto, A.I. 2017. Penentuan Koefisien Muai Panjang Logam Besi dengan
Tim Penyusun. 2022. Modul Praktikum fisika dasar. Jember: Universitas Jember.
13
LAMPIRAN
14