SEMESTER GANJIL
PEMUAIAN PANJANG
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................... 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Tippler dan Mosca (2008), ketika suatu zat menyerap panas atau kalor maka
sifat fisis zat tersebut juga turut berubah. Sebagai contoh, perubahan temperatur suatu zat
(baik zat padat, cair, maupun gas) umumnya diikuti oleh ekspansi atau kontraksi zat
tersebut. Ketika suatu zat mengalami pertambahan temperatur, maka zat tersebut
Young dalam Atmoko (2008) menjelaskan bahwa pemuaian atau ekspansi termal
merupakan perubahan ukuran suatu zat akibat adanya perubahan temperatur. Selain itu,
dikatakan pula jika pemuaian dipengaruhi beberapa faktor seperti volume awal zat,
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi
berkaitan dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu hari yang
panas, kawat-kawat listrik atau kawat telepon yang bergantung pada tiangnya akan
bergantung kendur. Tetapi sebaliknya pada hari yang dingin. Rel kereta api dibangun
sehingga rel tersebut tidak akan melengkung ketika musim panas. Pesawat supersonik
Concorde akan bertambah panas selama melakukan penerbangan kerena adanya gesekan
dengan udara, pesawat tersebut akan bertambah panjang 19 cm. Dan banyak hal lainnya
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, percobaan kali ini
mengenai Muai Panjang Zat Padat, untuk dapat memberikan suatu pengetahuan lebih
mengenai hal tersebut, dan dapat kita terapakan dalam kehidupan sehari-hari
3
1. Apa hubungan koefisien muai panjang dengan pemuaian bahan?
2. Bagaimana cara menentukan koefisien muai panjang sebuah bahan?
3. Bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian bahan?
4. Bagaimana perbandingan koefisien muai panjang pada masing-masing
logam yang diuji?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pemuaian panjang kali ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan koefisien muai panjang dengan pemuaian
bahan.
2. Untuk mengetahui cara menentukan koefisien muai panjang sebuah bahan.
3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian
bahan.
4. Untuk mengetahui perbandingan koefisien muai panjang pada masing-
masing logam yang diuji.
1.4 Manfaat
Setelah dilakukannya praktikum ini sehingga dapat memberi manfaat
seperti mengetahui cara menentukan koefisien muai panjang serta
hubungannnya dengan pemuaian bahan. Dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti, pemasangan kaca jendela biasanya diberi tempat celah pada
bingkainya. Hal itu bermanfaat jika kaca memuai pada waktu siang hari. Jika
tidak menggunakan celah, pada saat memuai kaca dapat pecah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dian
ggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adal
ah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi ol
eh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar p
erubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis
benda atau jenis bahan (Halliday, 1985).
Semua benda akan mengalami pertambahan ukuran apabila terjadi
kenaikan suhu. Jika benda itu berwujud batang atau kawat maka yang penting
adalah perubahan panjang akibat kenaikan suhu. Koefisien muai panjang suatu
bahan dapat didefinisikan sebagai perubahan relatif panjang per derajat
kenaikan suhu (Sears, 1985).
Benda dinyatakan memuai bila dipanaskan dan menyusut bila
didinginkan. Besarnya pemuaian dan penyusutan bervariasi tergantung pada
materialnya. Perubahan dalam panjang ∆L dari semua benda padat adalah
dengan pendekatan yang baik secara langsung berbanding lurus dengan
perubahan dalam suhu ∆T. Perubahan panjang juga sebanding dengan panjang
awal objek tersebut (L0) pada perubahan suhu yang sama dapat dituliskan
kesebandingannya dengan persamaan ∆L = α L0∆T dimana α kesetimbangan
konstan yang disebut koefisien pemuaian linier material tertentu dan
mempunyai satuan (C°)-1(Giancoli, 1997).
Pemuaian linier benda padat adalah pabila benda padat mengalami
kenaikan suhu (∆T), penambahan panjangnya (∆L) adalah sebanding dengan
5
panjang semulanya (L0) dikalikan dengan ∆T disini tetapan perbandinganα
disebut koefisien muai linier, nilai α bergantung zat. Pemuaian luas adalah
apabila suatu luas A0memuai menjadi A0 +∆A ketika dipengaruhi kenaikan
temperatur ∆T maka ∆A = γ A0 ∆T dimana γ adalah koefisien pemuaian luas.
Untuk benda-benda isotropik (yang bertambah besar ke semua arah dengan
besar yang sama), γ ≈ 2α. Pemuaian volume adalah apabila volume V 0memuai
menjadi V0+ ∆V bila suhu dinaikkan ∆T maka β disebut koefisien muai
volume pada banyak zat padat berlaku hubungan β ≈ 3α (Bueche, 1999).
Pengaruh temperatur pada panjang konduktor bergantung kepada perubahan
temperatur konduktor, apabila temperatur konduktor meningkat maka akan
menyebabkan pemuluran (creep) konduktor. Perubahan panjang kawat karena
perubahan temperatur adalah L2 – L1 = Lo.α(T2 – T1) (Prasetyono, 2007).
Besarnya nilai perubahan panjang logam karena pemuaian adalah
ΔL2 – ΔL1 = ΔL
Dimana ΔL adalah perubahan panjang, Lo adalah panjang logam awal, dan ΔT
adalah besarnya perubahan suhu (Anwar, 2004).
6
rentang suhu terbatas (lihat contoh di bawah). Ekspansi relatif (juga
disebut regangan ) dibagi dengan perubahan suhu disebut koefisien ekspansi
termal linier material dan umumnya bervariasi dengan suhu. Ketika energi dalam
partikel meningkat, mereka mulai bergerak lebih cepat dan lebih cepat
melemahkan gaya antarmolekul di antara mereka, sehingga memperluas substansi.
7
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Desain Eksperimen
Berikut ini adalah desain eksperimen yang digunakan dalam praktikum
Pemuaian Panjang
Alat dan bahan yang dapat digunakan dalam praktikum pemuaian panjang adalah
sebagai berikut:
4. Pengaris logam, berfungsi untuk mengukur panjang yang ditunjukkan oleh penunjuk
khusus.
6. Pipa baja, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.
7. Pipa tembaga, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.
8
8. Pipa aluminium, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.
15. Labu Erlenmeyer, berfungsi untuk menampung dan wadah larutan yang akan
digunakan.
2. Diambil labu erlenmeyer kemudian di isi dengan 10 ml dan di pasang pada statif
3. Dipasang penusunjuk khusus pada dasar statif sebelah kanan, sedimikian hingga
4. Dijepit salat satu ujung batang atau pipa aluminium pada penjepit khusus, sementara
9
5. Ditancapkan ujung dari penghubung selang peda sumbat karet, kemudian di pasang
selang silikon pada ujung penghubung lainnya. Ditutup labu erlenmeyer yang sudah di isi
8. Diletakkan penggaris logam di atas meja dan diatur agar jarum penunjuk khusus
menunjuk di nilai tertentu (misalkan di posisi 20 cm). dicatat nilai ini sebagai posisi awal.
Dicatat pula suhu batang yang terbaca pada termometer sebelum dipanaskan.
10. Diamati pergerakan jarum penunjuk khusus selama pemanasan, sampai air di dalam
labu erlenmeyer mendidih. (Hati-hati, diperhatikan jumlah air di dalam labu, jangan
sampai habis).
11. Di saat jarum menunjukkan di angka 25 cm, dicatat suhu yang terbaca pada
12. Diulangi Langkah no 2-11 untuk pipa tembaga dan pipa besi.
10
3.4 Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam praktikum pemuaian panjang yaitu
3.4.1 Tabel
Pipa Baja
Pipa
Tembaga
Pipa
Aluminium
Pipa baja
11
𝑎= ∑=
Pipa
Tembaga
𝑎= ∑=
Pipa
Alumi
nium
𝑎= ∑=
c. Tabel Hasil
(praktikum) (0C)-1
(0C)-1
1. Baja
2. Tembaga
3. Aluminium
12
3.4.2 Rumus dan Ralat
Rumus
∆𝐿 = 𝐿0𝛼∆𝑇
Ralat
- Menentukan keseksamaan
𝐾 = 100% − 𝐼
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dalam praktikum pemuaian panjang adalah sebagai berikut:
(praktikum) (literature)
(0C)-1 (0C)-1
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini tentang Pemuaian Panjang terdapat pembahasan
sebagai berikut. variasi pada bahan yang akan diuji, yaitu dengan menggunakan
pipa baja, pipa tembaga, dan pipa aluminium kemudian dilakukan percobaan
sesuai pada modul pemuaian panjang. Saat sebuah bahan mengalami pemanasan,
volumenya selalu meningkat dan setiap dimensi juga meningkat bersamaan.
Pemuaian panas yaitu perubahan suatu benda yang bisa jadi bertambah panjang,
lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya dikarenakan terkena panas
(kalor). Pemuaian panjang merupakan bertambahnya ukuran panjang suatu
benda, karena menerima kalor. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh
jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang dipakai buat
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu
adalah:
14
Persamaannya:
ΔL = L0.α.Δt
L = L0 (1 + α.Δt)
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pemuaian panjang sehingga dapat disimpulkan bahwa
1. Hubungan dari koefisien muai panjang terhadap pemuaian bahan adalah koefisien muai
panjang berpengaruh terhadap perpanjangan suatu bahan, semakin besar koefisien muai
panjang suatu benda maka akan semakin panjang pula pemuaian benda tersebut
2. Cara menentukan koefisien muai panjang sebuah panjang adalah dengan melakukan
pembagian antara pertambahan panjang benda dengan pertambahan suhu yang telah
3. Pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian bahan adalah semakin besar kenaikan
temperatur benda tersebut, maka pertambahan panjang akibat pemuaian juga akan semakin
besar.
4. Koefisien muai panjang dari baja lebih kecil daripada koefisien muai panjang dari
tembaga dan aluminium, koefisien muai panjang dari aluminium lebih besar daripada
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum bahwasannya selama praktikum belum dimulai alangkah
baiknya jika kita memahami materi-materi yang berhubungan dengan Pemuaian Panjang.
Selain itu praktikan harus memahami seluruh langkah kerja dan teori. Dan setelah dimulai
praktikum sebaiknya asisten menjelaskan dan tidak hanya diputarkan video saja. Kemudia
ada umpan balik antar asisten dan praktikan selama praktikum dilaksanakan. Jika ada yang
kurang dimengerti, peaktikan hendaknya kangsung bertanya agar memudahkan untuk nanti
16
DAFTAR PUSTAKA
Jember.
Giancoli, Douglas C. 1996. Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Alih bahasa oleh Cuk
Imawan, dkk. 1997. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Terjemahan oleh Yuhilza
Hanum. 2001. Jakarta: Erlangga.
Halliday, D. & Resnick, R. 1978. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Alih bahasa oleh
Pantur Silaban & Erwin Sucipto. 1999. Jakarta: Erlangga.
17
LAMPIRAN
18