Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SEMESTER GANJIL

PEMUAIAN PANJANG

Nama Praktikan. : Siti Nur Azizah


NIM : 211810101026
Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika
Hari/Tanggal : Kamis/4 November 2021
Nama Asisten : Masfiatul Fatur R. A.

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
2021

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................3
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................5


2.1 Pemuaian Panjang ....................................................................................5
2.2 Ekspansi Termal .......................................................................................6

BAB III METODE ANALISIS ...................................................................... 8


3.1 Desain Eksperimen .................................................................................. 8
3.2 Variabel Eksperimen ................................................................................ 8
3.3 Prosedur Eksperimen ............................................................................... 9
3.4 Analisa Data ............................................................................................ 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................14


4.1 Hasil ........................................................................................................ 14
4.2 Pembahasan .............................................................................................14

BAB V PENUTUP ..........................................................................................16


5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
5.2 Saran ........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17


LAMPIRAN ....................................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Tippler dan Mosca (2008), ketika suatu zat menyerap panas atau kalor maka

sifat fisis zat tersebut juga turut berubah. Sebagai contoh, perubahan temperatur suatu zat

(baik zat padat, cair, maupun gas) umumnya diikuti oleh ekspansi atau kontraksi zat

tersebut. Ketika suatu zat mengalami pertambahan temperatur, maka zat tersebut

dikatakan mengalami pemuaian.

Young dalam Atmoko (2008) menjelaskan bahwa pemuaian atau ekspansi termal

merupakan perubahan ukuran suatu zat akibat adanya perubahan temperatur. Selain itu,

dikatakan pula jika pemuaian dipengaruhi beberapa faktor seperti volume awal zat,

perubahan temperature dan koefisien muai.

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi

berkaitan dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu hari yang

panas, kawat-kawat listrik atau kawat telepon yang bergantung pada tiangnya akan

bergantung kendur. Tetapi sebaliknya pada hari yang dingin. Rel kereta api dibangun

denganmemberikan sedikit ruang pemisah diantara sambungan-sambungan antar relnya

sehingga rel tersebut tidak akan melengkung ketika musim panas. Pesawat supersonik

Concorde akan bertambah panas selama melakukan penerbangan kerena adanya gesekan

dengan udara, pesawat tersebut akan bertambah panjang 19 cm. Dan banyak hal lainnya

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, percobaan kali ini

mengenai Muai Panjang Zat Padat, untuk dapat memberikan suatu pengetahuan lebih

mengenai hal tersebut, dan dapat kita terapakan dalam kehidupan sehari-hari

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Maslah pada praktikum pemuaian panjang adalah sebagai
berikut:

3
1. Apa hubungan koefisien muai panjang dengan pemuaian bahan?
2. Bagaimana cara menentukan koefisien muai panjang sebuah bahan?
3. Bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian bahan?
4. Bagaimana perbandingan koefisien muai panjang pada masing-masing
logam yang diuji?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pemuaian panjang kali ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan koefisien muai panjang dengan pemuaian
bahan.
2. Untuk mengetahui cara menentukan koefisien muai panjang sebuah bahan.
3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian
bahan.
4. Untuk mengetahui perbandingan koefisien muai panjang pada masing-
masing logam yang diuji.

1.4 Manfaat
Setelah dilakukannya praktikum ini sehingga dapat memberi manfaat
seperti mengetahui cara menentukan koefisien muai panjang serta
hubungannnya dengan pemuaian bahan. Dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti, pemasangan kaca jendela biasanya diberi tempat celah pada
bingkainya. Hal itu bermanfaat jika kaca memuai pada waktu siang hari. Jika
tidak menggunakan celah, pada saat memuai kaca dapat pecah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dian
ggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adal
ah kawat kecil yang panjang sekali.Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi ol
eh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar p
erubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis
benda atau jenis bahan (Halliday, 1985).
Semua benda akan mengalami pertambahan ukuran apabila terjadi
kenaikan suhu. Jika benda itu berwujud batang atau kawat maka yang penting
adalah perubahan panjang akibat kenaikan suhu. Koefisien muai panjang suatu
bahan dapat didefinisikan sebagai perubahan relatif panjang per derajat
kenaikan suhu (Sears, 1985).
Benda dinyatakan memuai bila dipanaskan dan menyusut bila
didinginkan. Besarnya pemuaian dan penyusutan bervariasi tergantung pada
materialnya. Perubahan dalam panjang ∆L dari semua benda padat adalah
dengan pendekatan yang baik secara langsung berbanding lurus dengan
perubahan dalam suhu ∆T. Perubahan panjang juga sebanding dengan panjang
awal objek tersebut (L0) pada perubahan suhu yang sama dapat dituliskan
kesebandingannya dengan persamaan ∆L = α L0∆T dimana α kesetimbangan
konstan yang disebut koefisien pemuaian linier material tertentu dan
mempunyai satuan (C°)-1(Giancoli, 1997).
Pemuaian linier benda padat adalah pabila benda padat mengalami
kenaikan suhu (∆T), penambahan panjangnya (∆L) adalah sebanding dengan

5
panjang semulanya (L0) dikalikan dengan ∆T disini tetapan perbandinganα
disebut koefisien muai linier, nilai α bergantung zat. Pemuaian luas adalah
apabila suatu luas A0memuai menjadi A0 +∆A ketika dipengaruhi kenaikan
temperatur ∆T maka ∆A = γ A0 ∆T dimana γ adalah koefisien pemuaian luas.
Untuk benda-benda isotropik (yang bertambah besar ke semua arah dengan
besar yang sama), γ ≈ 2α. Pemuaian volume adalah apabila volume V 0memuai
menjadi V0+ ∆V bila suhu dinaikkan ∆T maka β disebut koefisien muai
volume pada banyak zat padat berlaku hubungan β ≈ 3α (Bueche, 1999).
Pengaruh temperatur pada panjang konduktor bergantung kepada perubahan
temperatur konduktor, apabila temperatur konduktor meningkat maka akan
menyebabkan pemuluran (creep) konduktor. Perubahan panjang kawat karena
perubahan temperatur adalah L2 – L1 = Lo.α(T2 – T1) (Prasetyono, 2007).
Besarnya nilai perubahan panjang logam karena pemuaian adalah
ΔL2 – ΔL1 = ΔL
Dimana ΔL adalah perubahan panjang, Lo adalah panjang logam awal, dan ΔT
adalah besarnya perubahan suhu (Anwar, 2004).

2.2 Ekspansi Termal


Ekspansi termal adalah perubahan dimensi yang terjadi akibat adanya
perubahan temperatur. Perhitungan untuk mendapatkan koefisien ekspansi termal
dilakukan dengan mengamati perubahan Panjang sampel akibat kenaikan
temperature yang terjadi. Besarnya koefisien ekspansi termal dipengaruhi oleh
pori pada suatu material (Iskandar, 2014).
Suhu adalah fungsi monoton dari energi kinetikmolekul rata-rata suatu
zat. Ketika suatu zat dipanaskan, molekul mulai bergetar dan bergerak lebih
banyak, biasanya menciptakan jarak yang lebih jauh di antara mereka. Zat yang
berkontraksi dengan meningkatnya suhu tidak biasa, dan hanya terjadi dalam

6
rentang suhu terbatas (lihat contoh di bawah). Ekspansi relatif (juga
disebut regangan ) dibagi dengan perubahan suhu disebut koefisien ekspansi
termal linier material dan umumnya bervariasi dengan suhu. Ketika energi dalam
partikel meningkat, mereka mulai bergerak lebih cepat dan lebih cepat
melemahkan gaya antarmolekul di antara mereka, sehingga memperluas substansi.

7
BAB III
METODE ANALISIS
3.1 Desain Eksperimen
Berikut ini adalah desain eksperimen yang digunakan dalam praktikum
Pemuaian Panjang

Gambar 3.1 Set up alat percobaan

(Sumber Tim Penyusun, 2021)

Alat dan bahan yang dapat digunakan dalam praktikum pemuaian panjang adalah

sebagai berikut:

1. Dasar statif, berfungsi sebagai alat penegak.

2. Batang statif panjang, berfungsi sebagai alat penegak yang Panjang.

3. Batang ststif pendek, berfungsi sebagai alat penegak yang pendek.

4. Pengaris logam, berfungsi untuk mengukur panjang yang ditunjukkan oleh penunjuk

khusus.

5. Penunjuk khusus, berfungsi untuk menunjuk panjang benda pada penggaris.

6. Pipa baja, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.

7. Pipa tembaga, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.

8
8. Pipa aluminium, berfungsi sebagai sampel atau bahan yang di ukur pada praktikum ini.

9. Penghubung selang, berfungsi untuk menghubungkan selang atau mengabungkan

dengan selang lain.

10. Selang silikon, berfungsi untuk penghubung pipa.

11. Boss head, berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem.

12. Pembakar spiritus, berfungsi untuk memanaskan larutan.

13. Klem universal, berfungsi untuk menjepit.

14. Sumbat karet besar, berfungsi sebagi penyumbat erlenmeyer.

15. Labu Erlenmeyer, berfungsi untuk menampung dan wadah larutan yang akan

digunakan.

16. Termometer alkohol, berfungsi sebagai alat ukur suhu.

3.2 Variabel Eksperimen


Variabel eksperimen dalam praktikum pemuaian panjang adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : Koefisien muai panjang

2. Variabel terikat : Panjang bahan (logam)

3. Variabel control : Suhu

3.3 Prosedur Eksperimen


Prosedur eksperimen dalam praktikum pemuaian panjang adalah sebagai berikut:

1. Disusun alat praktikum seperti yang ditunjukkan pada Gamabar 3.1

2. Diambil labu erlenmeyer kemudian di isi dengan 10 ml dan di pasang pada statif

dengan menggunakan klem universal (dilihat Gambar 3.1).

3. Dipasang penusunjuk khusus pada dasar statif sebelah kanan, sedimikian hingga

penunjuk bisa bergerak bebas (jangan terlalu erat memasang penguncinya).

4. Dijepit salat satu ujung batang atau pipa aluminium pada penjepit khusus, sementara

diujung lainnya padaa boss head.

9
5. Ditancapkan ujung dari penghubung selang peda sumbat karet, kemudian di pasang

selang silikon pada ujung penghubung lainnya. Ditutup labu erlenmeyer yang sudah di isi

air sebelumnya dengan sumbat karet tersebut.

6. Dihubungkan selang silikon dengan pipa aluminium.

7. Diatur ketinggian labu erlenmeyer ±3 cm dari sumbu pembakar spiritus.

8. Diletakkan penggaris logam di atas meja dan diatur agar jarum penunjuk khusus

menunjuk di nilai tertentu (misalkan di posisi 20 cm). dicatat nilai ini sebagai posisi awal.

Dicatat pula suhu batang yang terbaca pada termometer sebelum dipanaskan.

9. Dinyalakn pembakar spiritus, kemudian diletakkan di bawah labu Erlenmeyer.

10. Diamati pergerakan jarum penunjuk khusus selama pemanasan, sampai air di dalam

labu erlenmeyer mendidih. (Hati-hati, diperhatikan jumlah air di dalam labu, jangan

sampai habis).

11. Di saat jarum menunjukkan di angka 25 cm, dicatat suhu yang terbaca pada

termometer. Dimatikan api di pembakar spirtus.

12. Diulangi Langkah no 2-11 untuk pipa tembaga dan pipa besi.

10
3.4 Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam praktikum pemuaian panjang yaitu

menggunakan tabel, yang tabelnya adalah sebagai berikut:

3.4.1 Tabel

a. Tabel Data Pengamatan

Bahan Lo (cm) Suhu awal Suhu akhir Penunjuk Penunjuk

( ̊C) ( ̊C) panjang panjang

awal (cm) akhir (cm)

Pipa Baja

Pipa

Tembaga

Pipa

Aluminium

b. Tabel Analisis Data

Bahan L Suhu Suhu Petunjuk Petunjuk Δ Δ Δ 𝛼 (𝛼- Δ𝛼

0 awal akhir panjang panjang L L T(0C) ( C) 𝑎 )2 ( C)-

(0C) (0C) awal (cm) akhir (cm) -1 1

Pipa baja

11
𝑎= ∑=

Pipa

Tembaga

𝑎= ∑=

Pipa

Alumi

nium

𝑎= ∑=

c. Tabel Hasil

No Bahan Pertambahan Koefisien muai Koefisien muai

panjang (cm) panjang panjang (literature)

(praktikum) (0C)-1

(0C)-1

1. Baja

2. Tembaga

3. Aluminium

12
3.4.2 Rumus dan Ralat

Rumus

- Mencari koefisien muai panjang

- Mencari pertambahan panjang

∆𝐿 = 𝐿0𝛼∆𝑇

- Mencari perubahan suhu

Ralat

- Menentukan ralat relatif

- Menentukan keseksamaan

𝐾 = 100% − 𝐼

- Menentukan angka penting

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dalam praktikum pemuaian panjang adalah sebagai berikut:

No Bahan Pertambahan Koefisien muai Koefisien muai

panjang (cm) panjang panjang

(praktikum) (literature)

(0C)-1 (0C)-1

1. Baja 0,014285714 1,09E+00 1,2×10-5

2. Tembaga 0,014285714 1,65E+00 1,7×10-5

3. Aluminium 0,014285714 2,17E+00 2,4×10-5

4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini tentang Pemuaian Panjang terdapat pembahasan
sebagai berikut. variasi pada bahan yang akan diuji, yaitu dengan menggunakan
pipa baja, pipa tembaga, dan pipa aluminium kemudian dilakukan percobaan
sesuai pada modul pemuaian panjang. Saat sebuah bahan mengalami pemanasan,
volumenya selalu meningkat dan setiap dimensi juga meningkat bersamaan.
Pemuaian panas yaitu perubahan suatu benda yang bisa jadi bertambah panjang,
lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya dikarenakan terkena panas
(kalor). Pemuaian panjang merupakan bertambahnya ukuran panjang suatu
benda, karena menerima kalor. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh
jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang dipakai buat
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu
adalah:

14
Persamaannya:

ΔL = L0.α.Δt

L = L0 (1 + α.Δt)

Koefisien muai panjang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


besarnya pemuaian panjang pada suatu benda. Koefisien muai panjang
dilambangkan dengan α. Koefisien muai panjang cenderung untuk perubahan
panjang, luas, volume yang merupakan pengaruh dari adanya perubahan suhu.
Koefisien muai panjang dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan yang
digunakan.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pemuaian panjang sehingga dapat disimpulkan bahwa

1. Hubungan dari koefisien muai panjang terhadap pemuaian bahan adalah koefisien muai

panjang berpengaruh terhadap perpanjangan suatu bahan, semakin besar koefisien muai

panjang suatu benda maka akan semakin panjang pula pemuaian benda tersebut

2. Cara menentukan koefisien muai panjang sebuah panjang adalah dengan melakukan

pembagian antara pertambahan panjang benda dengan pertambahan suhu yang telah

dikalikan dengan panjang awal sebelumnya.

3. Pengaruh perubahan temperatur terhadap pemuaian bahan adalah semakin besar kenaikan

temperatur benda tersebut, maka pertambahan panjang akibat pemuaian juga akan semakin

besar.

4. Koefisien muai panjang dari baja lebih kecil daripada koefisien muai panjang dari

tembaga dan aluminium, koefisien muai panjang dari aluminium lebih besar daripada

koefisien muai panjang dari baja dan tembaga.

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum bahwasannya selama praktikum belum dimulai alangkah

baiknya jika kita memahami materi-materi yang berhubungan dengan Pemuaian Panjang.

Selain itu praktikan harus memahami seluruh langkah kerja dan teori. Dan setelah dimulai

praktikum sebaiknya asisten menjelaskan dan tidak hanya diputarkan video saja. Kemudia

ada umpan balik antar asisten dan praktikan selama praktikum dilaksanakan. Jika ada yang

kurang dimengerti, peaktikan hendaknya kangsung bertanya agar memudahkan untuk nanti

mengerjakan suatu laporan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. (2021). Modul 7 Pemuaian Panjang. Jember: FMIPA Universitas

Jember.

Hasan, S,Bagayoko D dan Kelley,E L. 1999. Misconceptions and the Certainty of

Response Index (CRI). Physics Education Research American Journal Of Physics.

Gabriel, J.F., 2001, Fisika Lingkungan, Hipokrates, Jakarta

Giancoli, D. C. (1997). Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Waluyo. 2009. Fisika dasar. adi Prasetya. Semarang

Giancoli, Douglas C. 1996. Fisika Jilid 1 Edisi Keempat. Alih bahasa oleh Cuk
Imawan, dkk. 1997. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Terjemahan oleh Yuhilza
Hanum. 2001. Jakarta: Erlangga.

Halliday, D. & Resnick, R. 1978. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Alih bahasa oleh
Pantur Silaban & Erwin Sucipto. 1999. Jakarta: Erlangga.

Lesmono, A. D. 2014. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 1. Jember: Universitas


Jember.

Priyambodo, T. K. & Jati, B. M. E. 2009. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu


Komputer. Yogyakarta: ANDI.

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai