Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PENERAPAN PDB PADA MASALAH KINEMATIKA GARIS LURUS


MENGGUNAKAN APLIKASI MAPLE

Disusun Oleh:

Siti Nur Azizah (211810101026)

Aula Iza Afkarina (211810101027)

Dita Hastin (211810101029)

Rifqotuz zuhroh (211810101035)

Ivanda Inaroh (211810101040)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persamaan Diferensial Biasa (PDB) adalah suatu persamaan yang sering kali terdapat
pada berbagai metode matematika yang mencakup berbagai bagaimana metode matematika
dalam kehidupan sehari-hari. PDB dalam matematika dapat didefinisikan sebagai suatu
persamaan yang memuat fungsi yang tak diketahui dan satu atau beberapa turunan dari fungsi
tersebut, dengan satu atau lebih peubah yang tak diketahui. Apabila fungsi yang tak diketahui
itu hanya bergantung pada satu peubah saja, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan
persamaan diferensial biasa. Sedangkan apabila fungsinya bergantung pada dua atau lebih
peubah, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan diferensial parsial. Dalam
kehidupan sehari-hari PDB banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pada fisika,
kimia, biologi ketenagalistrikan dan masih banyak lainnya.

Kinematik merupakan ilmu fisika yang menerangkan tentang gerak benda tanpa mengkaji
gaya yang menyebabkan, sedangkan gerak merupakan perpindahan benda awal ke tempat
yang lain dengan acuan tertentu. Dalam gaya sendiri meliputi : perpindahan, percepatan,
kelajuan, kecepatan. menurut Ofirenty, 2021 PDB dalam ilmu fisika digunakan dalam
penyelesaian pada gerak partikel, analisis rangkaian listrik, mekanika kuantum dan mekanika
continuum, teori tentang difusi dan aliran panas,teori elektromagnetik serta teori tentang
vibrasi dan bunyi.Hukum Newton II tentang gerak benda dengan yang berbunyi percepatan a
yang dihasilkan berbanding lurus dengan gaya F yang diberikan dan berbanding terbalik
dengan massa benda m atau dapat ditulis dalam persamaan F = ma. Percepatan ini dapat

2 2
ditulis sebagai dengan v adalah kecepatan benda atau dapat pula ditulis sebagai 𝑑 𝑥/ 𝑑𝑡

2 2
dengan x adalah posisi benda, dimana dan 𝑑 𝑥/𝑑𝑡 yang kita dapatkan ini adalah turunan-
turunan pertama dan kedua dari suatu variabel terikat terhadap variabel bebas. Bentuk-bentuk
ini dapat dikonstruksi menjadi suatu persamaan diferensial berdasarkan masalah yang akan
diselesaikan . Ataupun, kecepatan panas atau kalor Q yang mengalir keluar melalui jendela
atau sebuah pipa air panas sebanding dengan luasnya permukaan pipa A dan perubahan
temperatur T terhadap jarak tempuh x.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan diatas maka, diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Apa itu Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dan bagaimana klasifikasinya?

2. Bagaimana mengimplementasikan PDB pada kinematika garis lurus?

3. Apa aplikasi yang digunakan dalam mengimplementasikan PDB pada kinematika


garis lurus?

4. Bagaimana cara menyelesaikan PDB dengan aplikasi tersebut?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, diperoleh tujuan sebagai


berikut:

1. Mengetahui pengertian Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dan bagaimana


klasifikasinya

2. Mengetahui pengimplementasian PDB pada kinematika garis lurus?

3. Mengetahui aplikasi yang digunakan dalam mengimplementasikan PDB pada


kinematika garis lurus

4. Mengetahui cara menyelesaikan PDB dengan aplikasi maple

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan setelah membaca makalah ini yaitu:

1. Mampu mengetahui tentang pengertian Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dan


bagaimana klasifikasinya

2. Mampu mengetahui pengimplementasian PDB pada kinematika garis lurus


3. Mampu mengetahui aplikasi yang digunakan dalam mengimplementasikan PDB pada
kinematika garis lurus

4. Mampu mengetahui cara menyelesaikan PDB dengan aplikasi maple.


BAB 2

PEMBAHASAN

Pada tugas akhir praktikum Persamaan Diferensial Biasa (PDB) ini kami membuat
program terkait penerapan PDB dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada masalah kinematik
garis lurus dengan menggunakan maple. Pada bab 2 ini terdapat empat sub bab yang terdiri
dari pengertian maple, pengertian PDB dan klasifikasinya, aplikasi PDB orde 1, dan PDB
orde 1 pada kinematika garis lurus.

2.1 Pengertian Maple

Maple merupakan software dikembangkan oleh Waterloo Maple Inc untuk


menyelesaikan masalah matematika. Maple berjalan pada sistem operasi keluarga Windows
dan cukup mudah untuk digunakan. Perintah-perintah seperti cut, copy, dan paste bisa
menggunakan hotkey seperti di Windows. Sebelum masuk ke perintah-perintah yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah, khususnya untuk Kalkulus I, terlebih dahulu kita
harus memahami lingkungan Maple. Saat pertama kali menjalankan, Maple akan langsung
membuka jendela perintah (command window) dan di sebelah kiri ada tanda [>, pertanda
Maple siap menerima perintah.

Maple tentang komputer dan matematika. Bab ini berisikan tentang pengenalan
software maple sebagai software komputasi simbolik. Maple merupakan software yang
dikembangkan oleh Grup Symbolic Computation di University of Waterloo Ontario, Kanada.
Software ini sudah dikembangkan hingga berbagai versi dan berdasarkan release di internet.
Perbedaan antara versi baru dengan versi-versi sebelumnya terutama terletak pada fitur-fitur
software maupun jumlah fungsi yang semakin bertambah. Software maple termasuk kategori
software komputasi simbolik yang bekerja berdasarkan model-model matematika (dalam
bentuk simbol atau ekspresi atau persamaan matematika). Kelebihan software maple ini
adalah adanya fasilitas perancangan program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface)
yang disebut maplet dan mulai dikembangkan sejak versi maple 7. Maplet bekerja
dilingkungan java (Java Runtaim Environment).
Program Maple dapat langsung dilakukan dengan cara mengklik dua kali icon Maple
pada desktop. Maka akan muncul jendela Maple Jika ingin menampilkan worksheet seperti
worksheet pada Maple 8, kita bisa menjalakannya dengan cara mengklik “Start-All Programs-
Maple -Classic Worksheet Maple . Setelah itu akan muncul tampilan worksheet maple dan
akan muncul menu utama Menu utama, seperti File, Edit, dll, pada bagian paling atas.Tool
bars , pada baris kedua. Lembar kerja dengan “[>” pertanda Maple siap menerima
perintah.Setiap akhir baris perintah harus diakhiri dengan tanda titik koma (;) dan untuk
eksekusi perintah digunakan tombol Enter.

2.2 Pengertian PDB dan klasifikasinya

Persamaan Diferensial merupakan persamaan yang memuat variabel yang tak


diketahui dan terdapat satu atau lebih suatu variabel yang tak bebas, dengan satu peubah atau
lebih yang belum diketahui. Notasi atau cara penulisan Persamaan Diferensial antara lain
Notasi Leibniz dan Notasi Pangkat. Untuk menentukan orde suatu persamaan diferensial
tergantung pada fungsi turunan di dalam persamaan diferensial tersebut. Orde atau tingkat
merupakan pangkat tertinggi dari turunan dalam persamaan diferensial. Derajat merupakan
pangkat dari suku derivative tertinggi yang muncul dalam persamaan diferensial. Persamaan
yang memuat satu variabel tak bebas y dan terdapat variabel bebas x biasa dinotasikan berupa
“Turunan Pertama Variabel Tak Bebas y terhadap variabel bebas x atau bisa juga dinotasikan
dengan

dy
atau y’ (x) atau y’
dx

Secara umum persamaan diferensial yang melibatkan variabel-variabel ini dapat


dinyatakan dalam bentuk F (x, y, y’, y’’, ..., y (n )❑= 0 dengan y (n )❑merupakan turunan ke-n
dari y terhadap x .

Persamaan diferensial dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu Persamaan


diferensial biasa (ordinary differential equation), disingkat PDB dan Persamaan diferensial
parsial (partial differential equation), disingkat PDP. PDB adalah persamaan diferensial
yang melibatkan hanya satu variabel bebas, sedangkan PDP adalah persamaan diferensial
yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dengan demikian, jelas bahwa persamaan (1)
dan (2) pada Contoh sebelumnya merupakan persamaan diferensial biasa sedangkan
persamaan (3) dan (4) merupakan persamaan diferensial parsial. Penentuan pangkat dan
derajat suatu persamaan diferensial tergantung pada kandungan fungsi turunan di dalam
persamaan diferensial tersebut. Orde atau pangkat suatu persamaan diferensial merupakan
pangkat tertinggi dari turunan yang muncul dalam persamaan diferensial. Degree atau derajat
dari suatu persamaan diferensial adalah pangkat dari suku yang memuat turunan tertinggi
dalam persamaan diferensial (pangkat dari orde).

2.3 Aplikasi PDB Orde 1

Dalam sejarah pemodelan matematika, persamaan diferensial muncul sebagai salah


satu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan manusia termasuk
pengembangan teori dalam matematika. Dalam penelitian ini akan dikonstruksi model model
persamaan diferensial untuk masalah kinematika garis lurus. Model matematika yang
diperoleh ini penyelesaiannya dapat dicari dengan metode yang sesuai dengan persoalan yang
diketahui. Hingga sekarang belum ditemukan cara terbaik dalam memformulasikan model
matematika. Hambatan dalam memformulasikan model matematikanya adalah fenomena baru
(new phenomena) yang bersifat tidak rutin dan sering melibatkan beberapa variabel.

Salah satu cara dalam mempelajari model matematik ini dengan menelaah contoh-
contoh penyusunan model matematika yang telah dikemukakan oleh para ahli. Seperti
dicontohkan yaitu pada kasus kinematika garis lurus dengan mencari menggunakan model-
model persamaan diferensial antara lain (1) model persamaan diferensial untuk menyatakan
masalah perubahan posisi benda setiap saat waktu t. Integrasi model ini akan menghasilkan
persamaan posisi suatu benda, (2) perubahan kecepatan setiap saat t, integrasi dari model ini
akan menghasilkan persamaan kecepatan suatu benda yang bergerak pada lintasan lurus, (3)
Hukum Newton Kedua dengan integrasi akan menghasilkan persamaan kecepatan yang
mempertimbgkan massa benda dan resultan gaya yang diberikan, (4)integrasi akan
menghasilkan persamaan kecepatan untuk benda jatuh bebas.
2.4 Kinematik Garis Lurus

Berbicara mengenai ilmu fisika, ilmu fisika dapat digunakan untuk mempelajari
berbagai fenomena alam, salah satunya yaitu Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak
ini merupakan salah satu pokok bahasan pada materi kinematika. GLBB adalah gerak yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatannya yang berubah-ubah secara teratur dan
memiliki percepatan yang konstan. Kinematika gerak dalam pelajaran fisika membahas
besaran-besaran kinematis yang mempengaruhi gerak benda, dimana meliputi lintasan,
kecepatan dan percepatan. Kinematika gerakan ini digambarkan dengan menyatakan posisi,
kecepatan dan percepatan benda setiap waktu pada lintasan lurus. Suatu benda bergerak lurus
jika lintasan gerak benda tersebut berupa garis lurus.

2.4.1 Model Persamaan Diferensial untuk Kecepatan

Suatu benda bergerak dari titik Q ke Q’ dengan perpindahan Δ x dalam selang


waktu t maka kecepatan rata-rata benda selama selang waktu ini adalah besarnya
perpindahan benda terhadap waktu yang dinyatakan sebagai

Δx
v̅ =
Δt

dengan v̅ =¿ kecepatan rata-rata. Jika diambil t semakin kecil, besarnya x menjadi


semakin kecil pula. Akibatnya,kecepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai

dx
v= (1)
dt

Persamaan (1) adalah persamaan diferensial orde satu dapat ditulis kembali sebagai

d x=vdt (2)

dengan v adalah konstanta. Dengan mengintegralkan persamaan ini maka diperoleh


solusi umum (𝑡) = 𝑣𝑡 + 𝐶 yang menyatakan persamaan gerak benda pada lintasan
lurus. Jika saat awal t=0 jarak tempuh x 0 maka masalah nilai awal untuk masalah ini
menjadi

dx=vdt , x (0)=x 0 (3)


Masalah nilai awal (3) adalah persamaan diferensial yang menggambarkan perubahan
jarak setiap waktu t yang mempunyai solusi tunggal yang memenuhi syarat awal yang
diberikan. Solusi dari masalah nilai awal (3) adalah

(𝑡) = 𝑣𝑡 + x 0 (4)

adalah persamaan jarak untuk setiap saat t dengan v adalah konstanta. Persamaan (4)
juga merupakan persamaan yang menyatakan posisi suatu partikel. Posisi-posisi benda
setiap saat t membentuk sebuah garis lurus.

Berikut pengaplikasian kecepatan pada program maple:

2.4.2 Model Persamaan Diferensial untuk Percepatan

Misalkan kecepatan benda diketahui dari titik Q ke Q ' , maka percepatan rata-
rata benda selama selang waktu t didefinisikan sebagai

Δv
a̅ =
Δt

dimana 𝑎̅ adalah percepatan rata-rata, Δv menyatakan selisih kecepatan selama selang


waktu Δ t yaitu Δv=v−v ' . Percepatan sesaat pada saat t didapatkan dengan
mengambil Δ t semakin kecil dan Δv akan semakin kecil juga sehingga

dv
a= (5)
dt
Subtitusikan persamaan kedalam persamaan (1) maka di dapat

2
d x
a= 2 (6)
dt

Bila a merupakan konstanta, maka persamaan (5) dapat ditulis menggunakan


persamaan diferensial orde satu sebagai berikut

dv =adt (7)

dan dengan diintegrasi akan diperoleh solusi umum

v( t)=at+C (8)

dimana a dan C merupakan konstanta

Pada saat awal t=0 bila kecepatan awalnya adalah v 0 maka diperoleh masalah nilai
awal

𝑑𝑣 = 𝑎𝑑𝑡, (0) = v 0 (9)

Masalah nilai awal (9) adalah masalah perubahan kecepatan suatu benda setiap saat t
yang mempunyai satu solusi yang memenuhi syarat awal yang diberikan. Integrasi
masalah nilai awal (9) akan diperoleh solusi

(𝑡) = 𝑎𝑡 + v 0 (10)

yang adalah persamaan kecepatan untuk setiap saat t yang menghubungkan antara
waktu, kecepatan dan percepatan. Masalah-masalah yang dibahas ini tidak lain adalah
suatu Masalah Nilai Awal yang merupakan model matematika yang layak untuk suatu
keadaan fisik yaitu gerak partikel pada lintasan lurus yang mempunyai suatu
penyelesaian (ujud) dan hanya ada satu penyelesaian (tunggal).

Berikut pengaplikasian Percepatan pada program maple:


2.4.3 Hukum Newton II

Selanjutnya masalah kecepatan benda ini diasumsikan dengan Hukum Newton


Kedua. Dalam Ross, L Shepley (2004) dikemukakan Hukum Newton Kedua tentang
Gerak menyatakan bahwa laju perubahan momentum berbanding lurus dengan jumlah
gaya yang bekerja pada benda itu dan dalam arah jumlah gaya itu. Sedangkan
momentum suatu benda adalah hasil kali massa benda dan kecepatannya (Purwanto,
2014).

Jika F adalah jumlah gaya yang bekerja pada benda, maka persamaan
diferensial yang dapat dikonstruksi dari asumsi berdasarkan hukum di atas adalah

d
(mv)=kF , (11)
dt

Dengan k adalah suatu konstanta perbandingan. Jika massa benda itu konstan maka

dv
m =kF (12)
dt

Terlihat bahwa gerak dari setiap benda ditunjukkan oleh persamaan diferensial biasa
orde satu yaitu persamaan diferensial variabel terpisah. Pemisahan variabel pada
persamaan (12) diperoleh
𝑚𝑑𝑣 = 𝑘𝐹𝑑𝑡 (13)

Integrasikan persamaan (13) akan diperoleh solusi umum

𝑚(𝑡) = 𝑘𝐹𝑡 + 𝐶 (14)

adalah persamaan kecepatan untuk setiap saat t dengan m , k , F dan C adalah


konstanta. Jika kondisi awal saat t=0 kecepatan benda adalah v 0 maka persamaan
diferensial (12) dengan kondisi awal ini ditulis

dv
m =kF v( 0)=v 0 (15)
dt

Persamaan (15) adalah masalah nilai awal yang menyatakan perubahan kecepatan
benda setiap waktu dan memiliki solusi tunggal

𝑚(𝑡) = 𝑘𝐹𝑡 + v 0 (16)

Persamaan (16) adalah persamaan kecepatan yang menghubungkan antara kecepatan


gerak benda dengan massa benda, gaya benda dan waktu.

Berikut pengaplikasian Hukum Newton II pada program maple:

2.4.4 Benda Jatuh Bebas

Dalam Ross, L Shepley (2004), masalah sebuah benda yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu diasumsikan sebagai benda jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh
gaya berat benda. Hal ini berarti bahwa gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah
berat benda W , dengan W =mg dengan g adalah gaya gravitasi yang konstan.
Persamaan diferensial untuk Hukum Newton kedua adalah

dv
m =F (12)
dt

dimana F adalah resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dengan
demikian berdasarkan asumsi bahwa gaya yang bekerja adalah berat benda pada
benda jatuh bebas maka persamaan (12) diubah menjadi

dv
m =W
dt

atau

dv
=g (17)
dt

Persamaan diferensial (17) adalah persamaan diferensial orde satu bentuk


variabel terpisah yang menyatakan bahwa perubahan kecepatan suatu benda jatuh
bebas setiap waktu berbanding lurus dengan gaya gravitasi bumi. Karena g adalah
konstanta maka solusi umum dari persamaan (17) adalah

v( t)=¿+C (18)

Bila pada kondisi awal yakni saat t=0 kecepatan benda tersebut adalah v 0 maka
persamaan diferensial (17) dengan syarat awal ini ditulis

𝑑𝑣 𝑑𝑡 = 𝑔 v( 0)=v 0 (19)

Persamaan (19) adalah masalah nilai awal untuk masalah perubahan kecepatan benda
jatuh bebas dengan solusi khusus tunggal

(𝑡) = 𝑔𝑡 + v 0 (20)

yang adalah persamaan kecepatan benda jatuh bebas setiap waktu.

Pada masalah benda jatuh bebas ini terdapat masalah tertentu seperti masalah terjun
payung, perlu juga diperhitungkan gaya yang berlawanan F R seperti gaya gesekan
udara yang dialami para tentara terjun payung. Resultan gaya yang bekerja Berat
W =mg dipengaruhi oleh gesekan udara. Pada peristiwa ini adalah gaya berat yang
dimbangi oleh gaya gesekan udara F R sehingga persamaan diferensial untuk masalah
ini dapat ditulis

dv
m =mg −F R (21)
dt

Bila m , g dan F R adalah konstanta maka persamaan (21) adalah persamaan diferensial
variabel terpisah dengan solusi umum

𝑣(𝑡) = (m2𝑔 − 𝑚 F R )𝑡 + 𝐶

dengan C adalah sebarang konstanta. Selanjutnya, menurut Yuningsih dan Sardjito


(2020) jika gesekan udara harus diperhitungkan, untuk benda yang bergerak jatuh
bebas, bekerja gaya gravitasi dan gesekan udara, di mana besarnya gaya gesekan
sebanding dengan kuadrat kecepatan (v 2), tetapi arahnya berlawanan dengan
kecepatan, sehingga total gaya vertikal yang bekerja pada benda adalah:

𝐹 = 𝑚𝑔 − 𝑐 v 2

Atau jika F R =cv atau F R =c v 2 dimana c adalah konstanta positif yang nilainya
sangat bergantung pada sifat-sifat medium. Dengan demikian diperoleh suatu bentuk
persamaan diferensial untuk masalah ini adalah persamaan diferensial

dv
m =mg−cv c >0 (22)
dt

atau persamaan diferensial

dv
m =mg−c v 2 c <0 (23)
dt

Persamaan (22) dapat ditulis kembali menjadi

dv
m +cv=mg (24)
dt

adalah persamaan diferensial biasa linear orde satu dengan solusi umumnya berbentuk
❑ ❑
c
−∫ ❑ dt ❑ ∫ ❑ mc dt
v=e ❑ m
[∫ ❑ e ❑
gdt + K ]

atau

−c
mg t
v= Kem
c

adalah solusi persamaan kecepatan untuk gerak benda jatuh bebas dengan
memperhitungkan gaya gesekan udara dengan K adalah sebarang konstantan.
Sehingga bila perubahan kecepatan benda jatuh bebas dengan memperhitungkan gaya
gesek udara yang digambarkan dengan persamaan diferensial (22) dan benda bergerak
dengan kecepatan awal v 0 pada saatt=0 maka solusi khusus dari persamaan (22)
dengan syarat awal ini adalah

−c
mg t
v= +( v 0−mg) e m
c

Sedangkan, bentuk (23) adalah persamaan diferensial Bernoulli yang dapat ditulis
kembali

dv −c 2
−g= v (26)
dt m

Kedua ruas persamaan (26) dikalikan dengan v−2 diperoleh

−2 dv −2 −c
v −g v = (27)
dt m

dy dv
Lalu dengan transformasi y=v−1 dan =−v −2 sehingga persamaan (27)
dt dt
ditransformasi menjadi persamaan diferensial biasa linear orde satu

dy −c
−gy= (28)
dt m

Penyelesaian dari persamaan (28) berbentuk

❑ ❑
−∫ ❑gdt ❑ c ∫ ❑ gdt
y=e ❑
[∫ ❑− ❑ gdt+ K ]

❑ m
atau

−c −¿
y= +K e (29)
mg

Selanjutnya dengan transformasi kembali 𝑦 = 𝑣 −1 mengubah persamaan (29) menjadi

mg
v= −¿ (30)
−c+ Kmg e

adalah persamaan kecepatan benda jatuh bebas dengan memperhatikan faktor gesekan
udara yang diinterpretasikan dalam persamaan diferensial (23) dengan K adalah
sebarang konstanta. Bila pada kondisi ini berlaku bahwa kecepatan awal saat t=0
adalah v 0 maka solusi khusus dari persamaan diferensial (23) yang memenuhi syarat
awal tersebut adalah

mg
v=
mg+ v 0 c −¿
−c+ e
v0
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Persamaan Diferensial dapat


diaplikasikan dalam bidang fisika salah satunya pengaplikasian PDB pada kinetika garis lurus
menggunakan maple. Pada model persamaan diferensial untuk garis lurus Suatu benda
bergerak dari titik Q ke Q ' dengan perpindahan Δ x dalam selang waktu t dengan 𝑣̅ sebagai
kecepatan rata-rata. Jika diambil t semakin kecil, besarnya x menjadi semakin kecil, sehingga
dx
menghasilkan kecepatan sesaat v= kemudian ditulis kembali dalam persamaan diferensial
dt
orde 1 yaitu : dx=vdt dan diintegralkan, sehingga menghasilkan solusi umum 𝑥(𝑡) = 𝑣𝑡 + 𝐶
setelah itu mencari jarak tempuh 𝑥(𝑡) = 𝑣𝑡 + x 0 untuk menghasilkan persamaan jarak
untuk setiap t dengan v konstanta dengan setiap t membentuk sebuah garis lurus. Pada
pengaplikasian pdb untuk kecepatan, percepatan, benda jatuh, dan hukum newton 2
sama seperti cara di atas hanya membedakan pada solusi umum penngaplikasiannya
dalam pdb.

3.2 Saran

Adapun saran untuk makalah di atas yaitu dengan adanya teknologi diharapkan kita
sebagai generasi muda dapat menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari -
hari menggunakan aplikasi pemecah masalah pada pengaplikasian matematika di berbagai
bidang seperti menggunakan maple, octave, Rstudio dan masih banyak lainnya. Sehingga kita
dapat menyelesaikan masalah dengan mudah dan mendapatkan hasil penyelesaian yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Rifanti, M. U, dkk. (2019). Model matematika arus listrik dengan persamaan diferensial
metode koefisien tak tentu. Jurnal Matematika Integratif, 15(1), 1 – 8.

Friskila, G. 2021. Aplikasi Persamaan Diferensial Orde Satu. Jakarta : Universitas Kristen
Indonesia

Joko, Purwanto. (2014). Hukum newton tentang gerak dalam ruang fase tak komutatif. Jurnal
J. Kaunia 10(1), 30-35

Ross, L. S. (2004). Differential Equation. Delhi : Rajiv Book Binding House.

Kartono. 2001. Maple untuk Persamaan Diferensial. Yogyakarta:J.J. Learning

Ofirenty Elyada, N. 2021. Model Persamaan Diferensial Orde Satu untuk Masalah
Kinematika Garis Lurus. Kupang. Universitas Nusa Cendana
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai