Disusun Oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Persamaan Diferensial Biasa (PDB) adalah suatu persamaan yang sering kali terdapat
pada berbagai metode matematika yang mencakup berbagai bagaimana metode matematika
dalam kehidupan sehari-hari. PDB dalam matematika dapat didefinisikan sebagai suatu
persamaan yang memuat fungsi yang tak diketahui dan satu atau beberapa turunan dari fungsi
tersebut, dengan satu atau lebih peubah yang tak diketahui. Apabila fungsi yang tak diketahui
itu hanya bergantung pada satu peubah saja, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan
persamaan diferensial biasa. Sedangkan apabila fungsinya bergantung pada dua atau lebih
peubah, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan diferensial parsial. Dalam
kehidupan sehari-hari PDB banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pada fisika,
kimia, biologi ketenagalistrikan dan masih banyak lainnya.
Kinematik merupakan ilmu fisika yang menerangkan tentang gerak benda tanpa mengkaji
gaya yang menyebabkan, sedangkan gerak merupakan perpindahan benda awal ke tempat
yang lain dengan acuan tertentu. Dalam gaya sendiri meliputi : perpindahan, percepatan,
kelajuan, kecepatan. menurut Ofirenty, 2021 PDB dalam ilmu fisika digunakan dalam
penyelesaian pada gerak partikel, analisis rangkaian listrik, mekanika kuantum dan mekanika
continuum, teori tentang difusi dan aliran panas,teori elektromagnetik serta teori tentang
vibrasi dan bunyi.Hukum Newton II tentang gerak benda dengan yang berbunyi percepatan a
yang dihasilkan berbanding lurus dengan gaya F yang diberikan dan berbanding terbalik
dengan massa benda m atau dapat ditulis dalam persamaan F = ma. Percepatan ini dapat
2 2
ditulis sebagai dengan v adalah kecepatan benda atau dapat pula ditulis sebagai 𝑑 𝑥/ 𝑑𝑡
2 2
dengan x adalah posisi benda, dimana dan 𝑑 𝑥/𝑑𝑡 yang kita dapatkan ini adalah turunan-
turunan pertama dan kedua dari suatu variabel terikat terhadap variabel bebas. Bentuk-bentuk
ini dapat dikonstruksi menjadi suatu persamaan diferensial berdasarkan masalah yang akan
diselesaikan . Ataupun, kecepatan panas atau kalor Q yang mengalir keluar melalui jendela
atau sebuah pipa air panas sebanding dengan luasnya permukaan pipa A dan perubahan
temperatur T terhadap jarak tempuh x.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan diatas maka, diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Pada tugas akhir praktikum Persamaan Diferensial Biasa (PDB) ini kami membuat
program terkait penerapan PDB dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada masalah kinematik
garis lurus dengan menggunakan maple. Pada bab 2 ini terdapat empat sub bab yang terdiri
dari pengertian maple, pengertian PDB dan klasifikasinya, aplikasi PDB orde 1, dan PDB
orde 1 pada kinematika garis lurus.
Maple tentang komputer dan matematika. Bab ini berisikan tentang pengenalan
software maple sebagai software komputasi simbolik. Maple merupakan software yang
dikembangkan oleh Grup Symbolic Computation di University of Waterloo Ontario, Kanada.
Software ini sudah dikembangkan hingga berbagai versi dan berdasarkan release di internet.
Perbedaan antara versi baru dengan versi-versi sebelumnya terutama terletak pada fitur-fitur
software maupun jumlah fungsi yang semakin bertambah. Software maple termasuk kategori
software komputasi simbolik yang bekerja berdasarkan model-model matematika (dalam
bentuk simbol atau ekspresi atau persamaan matematika). Kelebihan software maple ini
adalah adanya fasilitas perancangan program aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface)
yang disebut maplet dan mulai dikembangkan sejak versi maple 7. Maplet bekerja
dilingkungan java (Java Runtaim Environment).
Program Maple dapat langsung dilakukan dengan cara mengklik dua kali icon Maple
pada desktop. Maka akan muncul jendela Maple Jika ingin menampilkan worksheet seperti
worksheet pada Maple 8, kita bisa menjalakannya dengan cara mengklik “Start-All Programs-
Maple -Classic Worksheet Maple . Setelah itu akan muncul tampilan worksheet maple dan
akan muncul menu utama Menu utama, seperti File, Edit, dll, pada bagian paling atas.Tool
bars , pada baris kedua. Lembar kerja dengan “[>” pertanda Maple siap menerima
perintah.Setiap akhir baris perintah harus diakhiri dengan tanda titik koma (;) dan untuk
eksekusi perintah digunakan tombol Enter.
dy
atau y’ (x) atau y’
dx
Salah satu cara dalam mempelajari model matematik ini dengan menelaah contoh-
contoh penyusunan model matematika yang telah dikemukakan oleh para ahli. Seperti
dicontohkan yaitu pada kasus kinematika garis lurus dengan mencari menggunakan model-
model persamaan diferensial antara lain (1) model persamaan diferensial untuk menyatakan
masalah perubahan posisi benda setiap saat waktu t. Integrasi model ini akan menghasilkan
persamaan posisi suatu benda, (2) perubahan kecepatan setiap saat t, integrasi dari model ini
akan menghasilkan persamaan kecepatan suatu benda yang bergerak pada lintasan lurus, (3)
Hukum Newton Kedua dengan integrasi akan menghasilkan persamaan kecepatan yang
mempertimbgkan massa benda dan resultan gaya yang diberikan, (4)integrasi akan
menghasilkan persamaan kecepatan untuk benda jatuh bebas.
2.4 Kinematik Garis Lurus
Berbicara mengenai ilmu fisika, ilmu fisika dapat digunakan untuk mempelajari
berbagai fenomena alam, salah satunya yaitu Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Gerak
ini merupakan salah satu pokok bahasan pada materi kinematika. GLBB adalah gerak yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatannya yang berubah-ubah secara teratur dan
memiliki percepatan yang konstan. Kinematika gerak dalam pelajaran fisika membahas
besaran-besaran kinematis yang mempengaruhi gerak benda, dimana meliputi lintasan,
kecepatan dan percepatan. Kinematika gerakan ini digambarkan dengan menyatakan posisi,
kecepatan dan percepatan benda setiap waktu pada lintasan lurus. Suatu benda bergerak lurus
jika lintasan gerak benda tersebut berupa garis lurus.
Δx
v̅ =
Δt
dx
v= (1)
dt
Persamaan (1) adalah persamaan diferensial orde satu dapat ditulis kembali sebagai
d x=vdt (2)
(𝑡) = 𝑣𝑡 + x 0 (4)
adalah persamaan jarak untuk setiap saat t dengan v adalah konstanta. Persamaan (4)
juga merupakan persamaan yang menyatakan posisi suatu partikel. Posisi-posisi benda
setiap saat t membentuk sebuah garis lurus.
Misalkan kecepatan benda diketahui dari titik Q ke Q ' , maka percepatan rata-
rata benda selama selang waktu t didefinisikan sebagai
Δv
a̅ =
Δt
dv
a= (5)
dt
Subtitusikan persamaan kedalam persamaan (1) maka di dapat
2
d x
a= 2 (6)
dt
dv =adt (7)
v( t)=at+C (8)
Pada saat awal t=0 bila kecepatan awalnya adalah v 0 maka diperoleh masalah nilai
awal
Masalah nilai awal (9) adalah masalah perubahan kecepatan suatu benda setiap saat t
yang mempunyai satu solusi yang memenuhi syarat awal yang diberikan. Integrasi
masalah nilai awal (9) akan diperoleh solusi
(𝑡) = 𝑎𝑡 + v 0 (10)
yang adalah persamaan kecepatan untuk setiap saat t yang menghubungkan antara
waktu, kecepatan dan percepatan. Masalah-masalah yang dibahas ini tidak lain adalah
suatu Masalah Nilai Awal yang merupakan model matematika yang layak untuk suatu
keadaan fisik yaitu gerak partikel pada lintasan lurus yang mempunyai suatu
penyelesaian (ujud) dan hanya ada satu penyelesaian (tunggal).
Jika F adalah jumlah gaya yang bekerja pada benda, maka persamaan
diferensial yang dapat dikonstruksi dari asumsi berdasarkan hukum di atas adalah
d
(mv)=kF , (11)
dt
Dengan k adalah suatu konstanta perbandingan. Jika massa benda itu konstan maka
dv
m =kF (12)
dt
Terlihat bahwa gerak dari setiap benda ditunjukkan oleh persamaan diferensial biasa
orde satu yaitu persamaan diferensial variabel terpisah. Pemisahan variabel pada
persamaan (12) diperoleh
𝑚𝑑𝑣 = 𝑘𝐹𝑑𝑡 (13)
dv
m =kF v( 0)=v 0 (15)
dt
Persamaan (15) adalah masalah nilai awal yang menyatakan perubahan kecepatan
benda setiap waktu dan memiliki solusi tunggal
Dalam Ross, L Shepley (2004), masalah sebuah benda yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu diasumsikan sebagai benda jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh
gaya berat benda. Hal ini berarti bahwa gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah
berat benda W , dengan W =mg dengan g adalah gaya gravitasi yang konstan.
Persamaan diferensial untuk Hukum Newton kedua adalah
dv
m =F (12)
dt
dimana F adalah resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dengan
demikian berdasarkan asumsi bahwa gaya yang bekerja adalah berat benda pada
benda jatuh bebas maka persamaan (12) diubah menjadi
dv
m =W
dt
atau
dv
=g (17)
dt
v( t)=¿+C (18)
Bila pada kondisi awal yakni saat t=0 kecepatan benda tersebut adalah v 0 maka
persamaan diferensial (17) dengan syarat awal ini ditulis
𝑑𝑣 𝑑𝑡 = 𝑔 v( 0)=v 0 (19)
Persamaan (19) adalah masalah nilai awal untuk masalah perubahan kecepatan benda
jatuh bebas dengan solusi khusus tunggal
(𝑡) = 𝑔𝑡 + v 0 (20)
Pada masalah benda jatuh bebas ini terdapat masalah tertentu seperti masalah terjun
payung, perlu juga diperhitungkan gaya yang berlawanan F R seperti gaya gesekan
udara yang dialami para tentara terjun payung. Resultan gaya yang bekerja Berat
W =mg dipengaruhi oleh gesekan udara. Pada peristiwa ini adalah gaya berat yang
dimbangi oleh gaya gesekan udara F R sehingga persamaan diferensial untuk masalah
ini dapat ditulis
dv
m =mg −F R (21)
dt
Bila m , g dan F R adalah konstanta maka persamaan (21) adalah persamaan diferensial
variabel terpisah dengan solusi umum
𝑣(𝑡) = (m2𝑔 − 𝑚 F R )𝑡 + 𝐶
𝐹 = 𝑚𝑔 − 𝑐 v 2
Atau jika F R =cv atau F R =c v 2 dimana c adalah konstanta positif yang nilainya
sangat bergantung pada sifat-sifat medium. Dengan demikian diperoleh suatu bentuk
persamaan diferensial untuk masalah ini adalah persamaan diferensial
dv
m =mg−cv c >0 (22)
dt
dv
m =mg−c v 2 c <0 (23)
dt
dv
m +cv=mg (24)
dt
adalah persamaan diferensial biasa linear orde satu dengan solusi umumnya berbentuk
❑ ❑
c
−∫ ❑ dt ❑ ∫ ❑ mc dt
v=e ❑ m
[∫ ❑ e ❑
gdt + K ]
❑
atau
−c
mg t
v= Kem
c
adalah solusi persamaan kecepatan untuk gerak benda jatuh bebas dengan
memperhitungkan gaya gesekan udara dengan K adalah sebarang konstantan.
Sehingga bila perubahan kecepatan benda jatuh bebas dengan memperhitungkan gaya
gesek udara yang digambarkan dengan persamaan diferensial (22) dan benda bergerak
dengan kecepatan awal v 0 pada saatt=0 maka solusi khusus dari persamaan (22)
dengan syarat awal ini adalah
−c
mg t
v= +( v 0−mg) e m
c
Sedangkan, bentuk (23) adalah persamaan diferensial Bernoulli yang dapat ditulis
kembali
dv −c 2
−g= v (26)
dt m
−2 dv −2 −c
v −g v = (27)
dt m
dy dv
Lalu dengan transformasi y=v−1 dan =−v −2 sehingga persamaan (27)
dt dt
ditransformasi menjadi persamaan diferensial biasa linear orde satu
dy −c
−gy= (28)
dt m
❑ ❑
−∫ ❑gdt ❑ c ∫ ❑ gdt
y=e ❑
[∫ ❑− ❑ gdt+ K ]
❑
❑ m
atau
−c −¿
y= +K e (29)
mg
mg
v= −¿ (30)
−c+ Kmg e
adalah persamaan kecepatan benda jatuh bebas dengan memperhatikan faktor gesekan
udara yang diinterpretasikan dalam persamaan diferensial (23) dengan K adalah
sebarang konstanta. Bila pada kondisi ini berlaku bahwa kecepatan awal saat t=0
adalah v 0 maka solusi khusus dari persamaan diferensial (23) yang memenuhi syarat
awal tersebut adalah
mg
v=
mg+ v 0 c −¿
−c+ e
v0
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Adapun saran untuk makalah di atas yaitu dengan adanya teknologi diharapkan kita
sebagai generasi muda dapat menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari -
hari menggunakan aplikasi pemecah masalah pada pengaplikasian matematika di berbagai
bidang seperti menggunakan maple, octave, Rstudio dan masih banyak lainnya. Sehingga kita
dapat menyelesaikan masalah dengan mudah dan mendapatkan hasil penyelesaian yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Rifanti, M. U, dkk. (2019). Model matematika arus listrik dengan persamaan diferensial
metode koefisien tak tentu. Jurnal Matematika Integratif, 15(1), 1 – 8.
Friskila, G. 2021. Aplikasi Persamaan Diferensial Orde Satu. Jakarta : Universitas Kristen
Indonesia
Joko, Purwanto. (2014). Hukum newton tentang gerak dalam ruang fase tak komutatif. Jurnal
J. Kaunia 10(1), 30-35
Ofirenty Elyada, N. 2021. Model Persamaan Diferensial Orde Satu untuk Masalah
Kinematika Garis Lurus. Kupang. Universitas Nusa Cendana
LAMPIRAN