Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adfan Agus Pratama (08021281621058)

M. Syahrul Ramadhan (08021381621048)

Mata Kuliah : Pengantar Simulasi Sistem Fisis (Tugas 2)

Soal
1. Jelaskan pengertian Persamaan Diferensial ?
2. Jelaskan dan beri contoh persamaan diferensial orde-1 ?
3. Jelaskan dan beri contoh persamaan diferensial orde-2 ?
4. Jelaskan perbedaan antara PDB (Persamaan Diferensial Biasa) dengan PDP
(Persamaan Diferensial Parsial) ?
5. Sebutkan beberapa kasus fisika (sistem fisis) yang melibatkan penyelesaian PDB dan
PDP ?
6. Sebutkan dan jelaskan metode numerik yang biasa digunakan untuk penyelesaian
PDB ?
7. Sebutkan dan jelasakan meetode numerik yang biasa digunakan untuk penyelesaian
PDP ?

Jawab
1. Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel
tak bebas , dan derivatif-derivatif dari variabel tak bebas terhadap variabel bebas-n.
Dengan kata lain, persamaan differensial merupakan persamaan matematika untuk
fungsi satu variabel atau lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan
turunannya dalam berbagai orde. Persamaan diferensial muncul sebagai model
matematika dari berbagai bidang ilmu antara lain: fisika, kimia, biologi, rekayasa,
ekonomi dan lain lain sebagainya. Secara umum persamaan diferensial digolongkan
menjadi dua jenis yaitu:
 Jika suatu persamaan diferensial hanya mengandung turunan biasa, maka ia
disebut Persamaan Diferensial Biasa (PDB).
 Jika mengandung turunan parsial ia disebut Persamaan Diferensial Parsial
(PDP).
2. Persamaan diferensial orde 1 merupakan persamaan yang memuat satu variabel bebas
yang biasanya dinamakan x dan satu variabel tidak bebas biasa dinamakan y dan

derivative .

Contoh:

3. Persamaan diferensial orde 2 merupakan persamaan yang melibatkan x,y, dan


turunan- turunan y dengan yang paling tinggi turunan ke –n. Bentuk umum
Persamaan Differensial (PD) linier orde kedua adalah :
y”+ p(x)y’+ g(x)y = r(x)
Disebut persamaan linear homogen orde kedua jika r(x) = 0,
p(x) dan g(x) disebut konstanta
Contoh :

=0

4. Perbedaan antara Persamaan diferensial biasa (PDB) dan Persamaan Diferensial


Parsial (PDP) :
 Persamaan diferensial Biasa (PDB) merupakan persamaan diferensial di mana
fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas
tunggal. Dalam bentuk paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini
adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun secara umum bisa juga berupa
fungsi vektor maupun matriks. Jika adalah fungsi satu variabel, maka x
dinamakan variabel bebas dan y dinamakan variabel tak bebas.
 Persamaan Diferensial Parsial (PDP) merupakan persamaan yang di dalamnya
terdapat suku-suku diferensial parsial ,yang dalam matematika diartikan
sebagai suatu hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak diketahui,
yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-
turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud.

5. Kasus fisika PDB dan PDP.


 Contoh kasus PDB: Contoh kasus fisika pada PDB yaitu pada kasus gerak
jatuh bebas, osilator harmonik pada percepatan angularnya, pada kasus hukum
newton, dan lain sebagainya.
 Contoh kasus PDP : PDP digunakan untuk melakukan formulasi dan
menyelesaikan permasalahan yang melibatkan fungsi - fungsi yang tidak
diketahui, yang merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti
penjalaran suara dan panas, elektrostatika, elektrodinamika, aliran fluida,
elastisitas, atau lebih umum segala macam proses yang terdistribusi
dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan waktu.

6. Metode numerik penyelesaian Persamaan diferensial Biasa (PDB).


 Metode Euler : Metode Euler adalah salah satu dari metode numerik PDB
yang dikenal sebagai metode satu langkah yang paling sederhana. Di banding
dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling kurang teliti. Metode euler
atau disebut juga metode orde pertama karena persamaannya kita hanya
mengambil sampai suku orde pertama saja.
Persamaanya :
 Metode Heun : Metode Heun adalah salah satu metode numerik yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan matematika yang
mempunyai masalah nilai awal. Masalah nilai awal merupakan masalah
penyelesaian suatu persamaan diferensial dengan syarat awal yang telah
diketahui. Metode heun juga dikenal sebagai metode perbaikan dari metode
Euler.
Persamaannya :

 Metode Runge-Kutta : Adalah metode alternatif lain dari metode deret taylor
yang tidak membutuhkan perhitungan turunan. Metode ini berusaha
mendapatkan derajat ketelitian yang lebih tinggi dab sekaligus menghindarkan
keperluan mencari turunan yang tinggi . Metode ini adalah metode PDB paling
populer karena banyak dipakai dalam praktek.
Persamaanya :

7. Metode numerik penyelesaian Persamaan diferensial Parsial (PDP).


 Metode Beda Hingga : Metode beda hingga adalah metode numerik yang
umum digunakan untuk menyelesaikan persoalan teknis dan problem
matematis dari suatu gejala fisis. Metode ini menggunakan aproksimasi
persamaan beda, turunan (persoalan) diaproksimasi dengan beda hingga atau
dengan kata lain metode ini disebut juga sebagia metode dikretisasi.Secara
umum metode beda hingga adalah metode yang mudah digunakan dalam
penyelesaian problem fisis yang mempunyai bentuk geometri yang teratur,
seperti interval dalam satu dimensi, domain kotak dalam dua dimensi, dan
kubik dalam ruang tiga dimensi. Ada tiga jenis metode penyelesaian beda
hingga PDP parabolik yaitu :
o Metode Forward Difference : Metode ini bekerja dengan cara pertama,
mula-mula diambil titik hampiran pertama, misal x0. Dengan selang
sebesar h, diambil titik kedua yang berada di depan titik pertama, misal
x1. Sehingga x1 = x0 + h. Dari kedua titik tersebut, dapat dicari f ‘ (x)
dengan rumus yang analogi dengan rumus persamaan garis.
o Metode Backward Difference : Metode ini merupakan kebalikan dari
metode sebelumnya. Pada metode ini, titik hampiran kedua yang
diambil adalah titik di belakang hampiran pertama. Jika mula-mula
diambil titik x0, maka titik kedua adalah x0 – h.
o Metode Crank-Nicolson : Metode ini merupakan gabungan dari kedua
metode sebelumnya. Dengan metode selisih tengah, titik hampiran
yang diambil adalah titik sebelum x0 dan sesudah x0. Sehingga jarak
antar kedua titik menjadi h + h = 2h. Dengan semakin besar selang di
antar dua titi, yaitu h, maka turunan dari suatu fungsi dapat dihampiri
dengan lebih baik. Dilihat dari besarnya galat, metode yang terakhir ini
memiliki galat yang paling kecil.

Anda mungkin juga menyukai