Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL


KELAS AP
PERTEMUAN KE – 3
PENYELESAIAN PDP LINIER ORDE 1

Achmad Faiz Izzi


221810101031

LABORATORIUM MATEMATIKA
FMIPA UNIVERSITAS JEMBER
2024
A. TINJAUAN PUSTAKA
A.1 Matematika

Matematika adalah suatu bidang ilmu yang menglobal. Ia hidup di alam


tanpa batas. Tak ada negara yang menolak kehadirannya dan tak ada agama yang
melarang untuk mempelajarinya. Ia tidak mau berpolitik dan tidak mau pula
dipolitisasikan. Eksistensinya di dunia sangat dibutuhkan dan kehidupannya terus
berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan umat manusia, karena tidak ada
kegiatan/tingkah laku manusia yang terlepas dari matematika. (Soedjaji, 2000)

A.2 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial merupakan salah satu cara untuk menggambarkan


model dari berbagai masalah dan fenomena di kehidupan sehari-hari. Persamaan
diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabel-variabel tak bebas dan
derivatif-derivatif terhadap variabel bebas. Persamaan diferensial ini terbagi
menjadi dua yaitu Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dan Persamaan Diferensial
Parsial (PDP). Metode penyelesaian PDP terbagi menjadi metode analitik dan
metode numerik. PDP dengan bentuk ataupun orde berbeda umumnya tidak
dapat diselesaikan dengan satu metode analitik. (Naraswari et al, 2017)

A.3 Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan Diferensial Parsial (PDP) adalah persamaan yang memuat satu


atau lebih turunan parsial dengan dua peubah bebas atau lebih. Jika suatu
persamaan diferensial tidak muncul turunan parsial terhadap suatu peubah bebas
tertentu, maka peubah terikatnya terkadang dituliskan sebagai fungsi dari
peubah-peubah bebasnya. Beberapa contoh persamaan diferensial parsial
diantaranya:
(1.1)

(1.2)

Persamaan (1.1) merupakan contoh persamaan diferensial parsial dengan peubah


terikat u dan dua peubah bebas x dan t. Sedangkan persamaan (1.2) merupakan
contoh persamaan diferensial parsial dengan peubah terikat u dan tiga peubah
bebas x, y dan t.Terkadang suatu persamaan diferensial parsial mempunyai nama
khusus, seperti persamaan diferensial
(1.3)

1
dikenal dengan nama persamaan konduksi panas dimensi satu. Beberapa
persamaan diferensial parsial lain dengan nama-nama khusus diberikan pada
Tabel 1.1.

No. Bentuk Persamaan Nama Persamaan

1 Ux + Ut = 0 Persamaan Transpor

2 Ut + UUx = 0 Persamaan Burger

3 Ux ^2 + Uy ^2 = 1 Persamaan Eikonal

4 Utt – Uxx + U3 = 0 Persamaan Gelombang dengan


Interaksi

5 Ut – 6UUx + Uxxx = 0 Persamaan Korteweg-de Vries (KdV)

6 ∂^2u/∂t^2 = c2 * (∂^2u/∂x^2) Persamaan Gelombang Dimensi Satu

7 Utt + dut – Uxx = 0 Persamaan Telegraf

8 Uxxt + 2UxUxx + UUxxx = 0 Persamaan Hunter-Saxton

Tabel 1.1 Persamaan Diferensial Parsial dengan Nama - nama Khusus – Khusus

(Ubaidillah et al, 2023)

Selanjutnya dibahas klasifikasi PDP berdasarkan orde, derajat, linearitas,


dan homogenitas. Orde atau tingkat PDP adalah orde/tingkat tertinggi dari
turunan yang ada dalam PDP. Derajat PDP adalah pangkat tertinggi dari turunan
tingkat tertinggi yang muncul dalam PDP. Sebagai contoh, persamaan (1.1)
merupakan PDP orde satu tingkat satu, sedangkan persamaan (1.2) merupakan
PDP orde dua tingkat satu. PDP dikatakan linier jika hanya memuat derajat
pertama dari peubah-peubah bebasnya dan turunan-turunan parsialnya.
(Ubaidillah et al, 2023)

1.4 Metode Pemisahan Variabel

Metode pemisahan variabel melibatkan pencarian solusi dalam bentuk


u(x,y) = f(x)*g(y), dimana f(x) dan g(y) adalah fungsi x dan y masing-masing. Hal ini
dilakukan untuk membagi persamaan diferensial parsial dengan f(x)*g(y)
kemudian memisahkan variabel-variabelnya, sehingga menghasilkan dua
persamaan diferensial biasa yang dapat diselesaikan secara terpisah. Metode ini
dapat diterapkan pada PDP linier homogen dengan operator linier terhadap x dan

2
y. Ini sering digunakan untuk menyelesaikan PDP seperti persamaan gelombang,
persamaan helmholtz, dan persamaan schrodinger. (Nugroho, 2011)

B. Hasil Praktikum

B.1 Pembahasan

Hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai praktikum ke tiga yaitu


Penyelesaian PDP Linier orde 1. PDP merupakan persamaan yang memuat satu
atau lebih turunan parsial dengan dua peubah bebas atau lebih. Pada aplikasi
maple ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Persamaan Diferensial Parsial (PDP)
terutama tentang PDP Orde 1 linier. Penyelesaian yang akan dijelaskan pada
praktikum kali ini ada 2, yaitu pemisalan u = eax + by dan pemisahan variabel pada
PDP orde 1 linier. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut pada maple
➢ Pemisalan u = eax + by

Gambar 1.1 Skrip pemisalan u = eax + by (1)

3
Skrip di atas menjelaskan tentang beberapa penyelesaian
Persamaan Diferensial Parsial linier orde 1. Sebelum memulai pengerjaan,
kita definisikan package with(PDEtools) yang digunakan untuk
menyediakan alat untuk menangani persamaan diferensial parsial (PDP).
Selanjutnya kita masukkan terlebih dulu PDP nya pada maple yaitu

Kita misalkan persamaan 1 dengan u = eax + by dan kita akan input perintah
factor pada persamaan (2). Perintah factor di sini berfungsi untuk
menyederhanakan ekspresi dengan memecahnya menjadi faktor-faktor
yang lebih sederhana. Kita keluarkan hasil dari persamaan (3) pada variabel
b yaitu -2/3 * a. Untuk memastikan hasil dari yang kita keluarkan pada
persamaan (3) benar, maka kita bisa mengecek kebenarannya
menggunakan perintah solve . Dan selanjutnya Kita misalkan v(x,y) dengan
eax + by.

Gambar 1.2 Skrip pemisalan u = eax + by (2)


Gambar di atas merupakan lanjutan dari pengerjaan sebelumnya.
Substitusikan nilai b yaitu Persamaan (4) ke persamaan (6) yang didapat
hasilnya ialah

Selanjutnya kita keluarkan variabel a lalu definisikan hasil dari persamaan


(7) menjadi ekspresi. Lalu kita definisikan ea menjadi F dan definisikan
solusi umumnya

4
Gambar 1.3 Skrip pemisalan u = eax + by (3)
Skrip di atas melanjutkan tentang pengerjaan penyelesaian Persamaan
Diferensial Parsial. Kita selesaikan persamaan (1) menggunakan perintah
pdsolve untuk menentukan solusinya. Untuk persamaan (10) ini kita
selesaikan setelah menginput PDP nya agar hasilnya tidak error.
Selanjutnya definisikan F(x – 2/3 * y) pada variabel v(x,y) dan kita akan test
hasil dari persamaan (1) dan (11) apabila benar maka hasil dari pdetest
ialah 0. Kita masukkan syarat ke solusi umumnya yaitu v(x,0) = 4*e-x dan
substitusikan ke v(x,y). Setelah itu, kita definisikan persamaan (14) pada
variabel S_Khusus dan definisikan hasil dari solusi khususnya pada variabel
v(x,y). Kita test hasil dari persamaan (16) dengan persamaan (1) dan
hasilnya ialah 0. Maka dari itu solusi khususnya benar.

5
Gambar 1.4 Skrip pemisalan u = eax + by (1)
Skrip di atas digunakan untuk melakukan test solusi umum dan
solusi khususnya. Untuk solusi umumnya kita inputkan yaitu F(x – (2/3) *
y) pada variabel v(x,y) dan hasil dari pdetest nya ialah 0. Selanjutnya kita
input solusi khususnya yaitu (4e)-x + (2/3) * y pada variabel v(x,y) dan hasil dari
pdetest nya ialah 0. Maka dari itu diperoleh hasil dari kedua test solusi
umum dan solusi khususnya adalah 0 dengan arti bahwa kedua solusi
tersebut benar.
➢ Pemisahan Variabel

6
Gambar 1.5 Skrip pemisahan variabel (1)
Skrip di atas menjelaskan tentang beberapa penyelesaian
Persamaan Diferensial Parsial linier orde 1 yaitu pemisahan variabel.
Sebelum memulai pengerjaan, kita akan menggunakan perintah restart
yang digunakan untuk mereset kembali pengerjaan sebelumnya.
Selanjutnya kita masukkan terlebih dulu PDP nya pada maple yaitu

Kita akan menggunakan pemisalan u(x,y) = f(x) * g(y) untuk menyelesaikan


PDP di atas. Selanjutnya kita akan turunkan pemisalan yang digunakan
pada x dan y lalu substitusikan hasil turunannya pada PDP nya yaitu
persamaan (22). Kita bagi kedua ruas pada persamaan (26) dengan f(x) *
g(y) menggunakan perintah expand yang mana berguna untuk
menyederhanakan operasi matematika menjadi bentuk yang lebih
terperinci atau lebih sederhana. Setelah dibagi kedua ruasnya, kita akan

pindah ruaskan ke ruas kanan dengan menggunakan

operasi pengurangan persamaan (27).

7
Gambar 1.6 Skrip pemisahan variabel (2)
Skrip di atas merupakan lanjutan dari penyelesaian PDP
menggunakan pemisahan variabel. Kita misalkan ruas kiri = k yang dimana
k merupakan konstanta sebarang menggunakan perintah lhs(Left Hand
Side). Selanjutnya kita akan menggunakan perintah map(int) yang
digunakan untuk menerapkan fungsi integral pada variabel x . Setelah itu,
kita menggunakan fungsi lhs untuk mendapatkan sisi kiri dari hasil dari
pemetaan tersebut dan rhs untuk mendapatkan sisi kanan dari hasil dari
pemetaan tersebut. Kita selesaikan persamaan (30) dengan menggunakan
perintah solve yang berfungsi untuk menyelesaikan persamaan pada f(x) dan
kita sederhanakan hasil dari pengerjaan solve tersebut. Setelah itu, kita
substitusikan e^_C1 menjadi _C1 pada persamaan (32) dan kita jadikan
ekspresi atau fungsi persamaan (33) pada variabel f(x).

8
Gambar 1.7 Skrip pemisahan variabel (3)
Skrip di atas merupakan lanjutan dari penyelesaian PDP
menggunakan pemisahan variabel. Kita misalkan ruas kanan = k yang
dimana k merupakan konstanta sebarang menggunakan perintah rhs(Right
Hand Side). Kita bagi persamaan (35) dengan 4 yang di mana bermaksud
agar variabel di sisi kiri tidak ada 4.Selanjutnya kita akan menggunakan
perintah map(int) yang digunakan untuk menerapkan fungsi integral pada
variabel y . Setelah itu, kita menggunakan fungsi lhs untuk mendapatkan sisi
kiri dari hasil dari pemetaan tersebut dan rhs untuk mendapatkan sisi kanan
dari hasil dari pemetaan tersebut. Kita selesaikan persamaan (30) dengan
menggunakan perintah expand(solve) yang berfungsi untuk menyelesaikan
dan menyederhanakan persamaan pada g(y). Setelah itu, kita substitusikan
e^_C2 menjadi _C2 pada persamaan (38) dan kita jadikan ekspresi atau
fungsi persamaan (39) pada variabel g(y). Kemudian substitusikan kembali
nilai f(x) dan g(y) yang telah didapatkan ke persamaan untuk mendapatkan

9
solusi umumnya pada variabel SolusiUmum. Didapatkan hasil dari solusi
umumnya ialah

Setelah itu kita ganti variabel SolusiUmum dengan variabel u(x,y) dan kita
substitusikan ekx_C1 pada f(x). Kita test hasil dari persamaan (42) dengan
fungsi PDP persamaan (22) dan didapat hasilnya 0 yang berarti solusi umum
dari PDP diatas benar

B.2 Error dan Solusi


1. Error pertama

Gambar 2.1 Error pertama


Pada skrip di atas terdapat error pada penggunaan perintah. Penyebab error
tersebut dikarenakan terdapat kesalahan penggunaan perintah yang tidak sesuai
dengan skrip diatas yaitu diff. Penggunaan perintah yang seharusnya ialah solve.
Berikut merupakan solusinya

10
Gambar 2.2 Solusi dari error pertama
2. Error kedua

Gambar 2.3 Error kedua


Pada skrip di atas terdapat error pada baris pdsolve(1). Penyebab error tersebut
dikarenakan terdapat kesalahan ketika menginput persamaannya . Persamaan yang
seharusnya di input ketika setelah menginput persamaan (1). Berikut merupakan
solusinya.

11
Gambar 2.4 Solusi dari error kedua
3. Error ketiga

Gambar 2.5 Error ketiga


Pada skrip di atas terdapat error pada baris expand(solve((36), f)) . Penyebab error
tersebut dikarenakan pemanggilan variabel f. Penggunaan variabel yang seharusnya
ialah g(y) .Berikut merupakan solusinya

12
Gambar 2.6 Solusi dari error ketiga
B.3 Tugas

13
Gambar 3.1 Skrip jawaban dari soal pertama

14
Gambar 3.2 Skrip jawaban soal (2)

15
Gambar 3.3 Skrip jawaban soal kedua(2)

16
DAFTAR PUSTAKA

Naraswari, D., M. Kiftiah, dan Yudhi. 2017. Penyelesaian Persamaan Diferensial


Parsial Dengan Metode Transformasi Diferensial. BIMASTER. 6(2) : 131-140

Nugroho, D. B. 2011. Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya. Yogyakarta :


Graha ilmu.

Sooedjaji, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Depdikbud

Ubaidillah, F., M. Zahroh, dan M. Hasan. 2023. Persamaan Diferensial Parsial.


Jember: UPT Percetakan & Penerbitan Universitas Jember

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai