BAB II
Dasar- Dasar Persamaan Diferensial
d2u(t) du(t)
m = F(t, u(t), ), (1.1)
dt2 dt
𝑑𝑢(𝑡)
dengan m, u(t) dan berturut-turut menyatakan massa, posisi dan kecepatan suatu
𝑑𝑡
partikel. Selanjutnya F menyatakan gaya yang bekerja pada partikel tersebut. Dalam
kasus ini akan ditentukan suatu fungsi u(t) yang menyatakan posisi partikel untuk
setiap waktu t yang memenuhi persamaan (1.1).
d2 Q(t) dQ(t) 1
L +R + Q(t) = E (t) , (1.2)
dt2 dt C
140
141
dM(t)
= -kM(t). (1.3)
dt
∂2u(x,y) ∂2u(x,y)
+ =0, (1.4)
∂x2 ∂y2
Persamaan difusi
∂2u(x,t) du(x,t)
𝛼2 = , (1.5)
∂x2 ∂t
∂2u(x,t) ∂2u(x,t)
a2 = , (1.6)
∂x2 ∂t2
141
142
fungsi yang tidak diketahui yang harus ditentukan, maka persamaan diferensial yang
dibutuhkan tidak cukup hanya satu, melainkan berupa system persamaan
diferensial.Sebagai contoh adalah permasalahan Lotka-Volterra atau pemangsa
(predator) dan dimangsa (prey).
dH
= aH – αHP
𝑑𝑡
dP
= -cP – γHP , (1.7)
𝑑𝑡
F(x,u(x),u’(x),…,u(n)(x)) = 0 , (1.8)
142
143
F(x,y,y’,…,y(n)) = 0 (1.9)
Sebagai contoh,
y(n) = f(x,y,y’,…,y(n-1))
(1.11)
Sebagai contoh
(y’)2 + xy’ + 4y = 0,
Solusi dari persamaan diferensial (1.11) dalam interval (α, β) adalah suatu fungsi ɸ’,
ɸ” , …, ɸ(n) ada dan memenuhi
ɸ(n)(x) = f(x,ɸ(x),ɸ’(x),…,ɸ(n-1)(x))
(1.12)
untuk setiap x ∈ (α, β). Pada kasus ini dibatasi bahwa fungsi f dalam persamaan
(1.11) bernilai real.
143
144
y” + y = 0 (1.14)
sebuah contoh yang agak lebih rumit dibandingkan dengan dua contoh sebelumnya
adalah ɸ1(x) = x2 lnx dan ɸ2(x) = x2 adalah solusi dari persamaan diferensial
Berdasarkan persamaan (1.3), (1.4) dan (1.5) terlihat bahwa sangat mungkin
menentukan suatu fungsi yang merupakan solusi dari persamaan
diferensial.Pertanyaan yang paling mendasar terkait dengan penentuan solusi
persamaan (1.11) adalah mungkinkah persamaan tersebut memiliki solusi.Pertanyaan
ini terkait dengan eksistensi solusi persamaan diferensial.Dengan demikian, seorang
teknisi atau saintis yang berhadapan dengan permasalahan yang berkaitan formulasi
matematika dalam bentuk persamaan diferensial harus memahami hal ini dengan
baik. Hal ini disebabkan karena menyangkut validitas hasil yang akan diperoleh.
144
145
F(x,y,y’,…,y(n)) = 0
dikatakan linear jika F merupakan suatu fungsi linear dari peubah y, y’, …, y (n);
definisi yang sama juga berlaku untuk persamaan diferensial parsial. Secara umum
persamaan diferensial biasa linear orde ke-n dituliskan sebagai
145
146
d2θ g
+ sinθ = 0
dt2 l
(1.17)
dy
= f(x,y)
dx
(1.18)
solusi pada titik tersebut diberikan oleh f(x,y). Dengan demikian, dapat digambarkan
sebuah segmen garis lurus yang melalui titik (x,y) dengan kemiringan f(x,y). koleksi
semua segmen garis lurus tersebut disebut medan arah dari persamaan diferensial
(1.18).
dy 3−y
=
dx 2
(1.19)
diberikan oleh Gambar 1.2a. Pada persamaan ini f(x,y) hanya bergantung pada y,
sehingga segmen garis memiliki kemiringan yang sama untuk semua titik pada garis
yang sejajar dengan sumbu x.
146
147
1
garis y = 2 akan memiliki segmen garis dengan kemiringan . Suatu solusi
2
a b
𝑑𝑦 3−𝑦 𝑑𝑦
Gambar 1.2Medan Arah. (a) = dan (b) = e-x – 2y
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
dy
= e−x – 2y
dx
(1.20)
Terlihat bahwa selain bergantung pada y fungsi f(x,y) juga bergantung pada x. Medan
arah persamaan (1.20) diberikan dalam Gambar 1.2b. Terlihat bahwa solusi
persamaan (1.20) ini mendekati 0 untuk nilai x → ∞.
Soal-Soal Latihan
1. Periksa mana diantara persamaan diferensial berikut yang linear dan yang tak
linear
d2y dy
a. x2 +x + 2y = sin x
dx2 dx
d2 y dy
b. (1 + y2) +x + y = ex
dx2 dx
147
148
d4y d3 y dy
c. 4
+ + + 2y = 1
dx dx3 dx
d2y
d. + sin (x+y) = sin x
dx2
2. Periksa apakah fungsi-fungsi yang diberikan berikut ini adalah solusi dari
persamaan diferensial yang bersangkutan
a. y” – y = 0 ; y1(x) = ex , y2(x) = cosh x
b. y” + 2y’ – 3y = 0; y1(x) = e-3x , y2(x) = ex
c. xy’ – y = x2 ; y(x) = 3x + x2
d. 2x2y” + 3xy’ – y = 0 ; y1(x) = √x , y2(x) = x-1
e. y” + y = sec x , 0 < x <π/2 ; y(x) = (cos x) ln (cos x) + xsin x
2 x 2 2
f. y’ – 2xy = 1 ; y(x) = ex ∫0 e−t dt + ex
3. Tentukan nilai r sehingga solusi persamaan diferensial yang diberikut ini
memiliki solusi dalam bentuk y = erx
a. y’ + 2y = 0
b. y” – y = 0
c. y” + y – 6y = 0
d. y”’ – 3y” + 2y’ = 0
4. Tentukan nilai sehingga solusi persamaan diferensial yang diberikut ini memiliki
solusi dalam bentuk y = xr, x > 0
a. x2y” + 4xy’ + 2y = 0
b. x2y” – 4xy’ + 4y = 0
5. Gambarkan medan arah dari persamaan diferensial berikut ini. Selanjutnya
tentukan sifat solusi persamaan diferensial tersebut untuk nilai.
a. y’ = -1 – 2y
b. y’ = y + 2
c. y’ = -2 + x – y
d. y’ = xe-2x – 2y
e. y’ = e-x + y
f. y’ = -y(5-y)
148