Minggu ke : 1 (satu)
Pada minggu ini akan dibahas pengertian persamaan diferensial dam Mari- fikasinya
diferensial serta pengenalan masalah nilai awal dan masalah syarat batas. Tulisan memuat
Pada bagian ini diberikan pengertian persamaan diferensial biasa dan persamaan
diferensial parsial, persamaan diferensial linear dan tak linear, serta tingkat (order) dan
Definisi 1.1 Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan- turunan
satu atau lebih perubah tak bebas terhadap satu atau lebih perubah
bebasnya.
1.2.2 Persamaan diferensial yang mempunyai lebih dari satu perubah bebas disebut
Contoh 1.1 :
2d2y dy
1. x 2 + 2x -10y = 0 merupakan persamaan diferensial biasa.
dx dx
d2y dy
2. 2 - 5 - 6 = ( x 2 + x + 1) sin 3x merupakan persamaan diferensial biasa.
dx dx
2y 2u 2u
3. + = = 0 merupakan persamaan diferensial parsial.
x 2 y2 t 2
2y 2y u
4. -5 = merupakan persamaan diferensial parsial.
x2 x t
3
d2y dy
5. 2 - 4x - 6 ( x 2 x 1) sin 3x merupakan persamaan diferensial
dx dx
biasa.
1.3.2. Derajat atau pangkat persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari\ tingkat
Contoh 1.2 :
d2y
2 dy
1. x 2 + 2x -10y = 0 mempunyai order 2 dan pangkat 1.
dx dx
d2 y dy
2. 2
- 4x - 6 y ( x 2 x 1) sin3x mempunyai order 2 dan pangkat 3.
dx dx
4
d2y d2y dy
3. 2 - 2 - 4x - 6 y ( x 2 x 1) sin3x mempunyai order 3 dan
dx dx dx
pangkat 1.
Secara umum, persamaan diferensial order n dengan perubah bebas x dan perubah tak
d2 y dy d n 1y dy d n 1y d n y
F
x , y ( x ), ,...., atau F x , y, ,...., 0 (1.1)
dx 2 dx dx n 1
dx dx n 1 dx n
Definisi : 1.4 Persamaan diferensial linear order n dengan perubah bebas x dan perubah
bentuk
dn y d n 1y dy
a 0 ( x ) n a1 n 1 ....... a n 1 ( x ) a n ( x ) y b ( x ) . (1.2)
dx dx dx
culture contains an ample food supply and there are no predators for the bacteria in the
culture. The time frame under consideration is assumed to be short relative to the life
expectancy of an individual bacterium. Under this conditions the only way in which the
population size changes is by birth of new bacteria. One reasonable assumption is that
d
p( t ) kP ( t ) .(1.)
dt
for all t > 0 where k is the proportionality constant. The constant k has the interpretation
persamaan (1.3) yang merupakan masalah persamaan diferensial biasa. Contoh masalah
akan diberikan pada materi-materi lebih lanjut. Beberapa masalah sengaja dituliskan
Pada bagian Ini akan diberikan pengertian penyelesaian persamaan diferensial dan
contohnya.
1.5.1. Penyelesaian eksplisit pada interval I untuk persamaan diferensial di dalam (1-1)
tingkat n dengan
dn y df ( x ) d n 1 f ( x )
( x ) F
x , f ( x ), ,.....,
dx n dx dx n 1
untuk setiap x I.
diferensial di dalam (1.1) jika g menentukan paling sedikit sebuah fungsi bernilai
Selanjutnya, penyelesaian eksplisit dan penyelesaian implisit di dalam Definisi i.5 disebut
Contoh 1-3:'
dy dy
y, sebab e x f ( x ) untuk setiap x (-,)
dx dx
2. Fungsi f(x) = x-1 merupakan penyelesaian pada interval (0,) persamaan diferensial =
dx dx
dy x
pada interval (-1,1), sebab persamaan tersebut menentukan fungsi
dx y
df ( x ) x x
dx 1 x2 f (x)
du ( x ) x x
dx 1 x 2 u (x)
dy
Contoh 1.4 : Perhatikan persamaan diferensial y
dx
Perhatikan bahwa fungsi f1, f2, dan f3 yang didefinisikan pada himpunan semua bilangan
real dengan
f1(x) = 2ex,
f2(x) = -ex,
f3 (x) = 10ex
juga merupakan penyelesaian persamaan (1.4). Bahkan fungsi bernilai real) f yang
f1 (x) = Cex(1.5)
untuk setiap bilangan real C, merupakan penyelesaian (1.4). Persamaan (1.5) menyatakan
penyelesaian umum (PU) persamaan diferensial (1.4). Sedangkan penyelesaian f1(x) = 2ex
penyelesaian f1(x) = 2ex disebut penyelesaian khusus (PK) persamaan (1.4) dengan syarat
x = 0,y = 2.
dy
Contoh 1.5 : Perhatikan kembali persamaan diferensial y di detain (1.4). Tentukan
dx
yaitu
y=Cex.(1.6)
2 = C (1) yaitu C = 2.
dy
Dengan demikian, penyelesaian persamaan y dengan syarat x = 0, nilai y = 2
dx
adalah y = 2ex.
Persamaan diferensial yang diberikan syarat awal disebut dengan masalah nilai awal
dy
Masalah persamaan diferensial y dengan syarat x = 0 dituliskan
dx
dy
y, y (0) 2, (1.7)
dx
yang disebut masalah syarat/nilai awal atau masalah syarat batas satu titik.
Latihan!
2
dy
yx
3
1.
dx
4
d 2 y dy
2. x5y 0
dx 2 dx
d 2 y d3 y
3. y x7 0
dx 2 dx 3
3
d2y dy
4. x2
x y e x
dx
2
dx
dy
5. y2 y x ex
dx
diferensial terkait!
d2y
1. y 0, f ( x ) = cos x pada (-,)
dx 2
d2 y dy
2. 3 2 y 0, f ( x ) f ( x ) e x e 2 x pada (-,)
dx 2 dx
d2 y d3 y d2y dy
3. 2
4 3
6 2
4 y 0, f ( x ) x 3e x pada (-,)
dx dx dx dx
2y 4
4. y1 , f ( x ) 2 pada himpunan yang tidak memuat 0
x x
dx x 1
5. ; x (2) 2, f ( t ) pada (-,)
dt t 1
1
dx 1 1 (1t )2
6. (1 t ) x; x (1) , x ( t ) e 2 pada (-,)
dt 2 2
7. Selidiki apakah
Minggu ke : 2
Pada minggu ini akan dibahas persamaan diferensiai order satu, meliputi eksistensi
Contoh 2.1:
(x + y) dx xdy = 0
2. dapat ditulis menjadi
memenuhi
2.
m (xo, yo) D, maka terdapat dengan tunggal penyelesaian untuk persamaan (2.1) pada
(xo) = yo
(2.3)
kontinyu pada suatu domain D R2. Bari syarat awal diperoleh bahwa titik (0,1)
terletak pada D. Menurut Teorema 2.1, terdapat dengan tunggal penyelesaian untuk
persamaan diferensial (2.3) yang terdefinisi pada interval [-h, h] dengan h cukup kecil
serta memenuhi
(0) =1
(x) =
dy
g ( x ) h ( y)
dx
Contoh 2.3:
1. Persamaan diferensial
dy
xy 2 e x y
dx
merupakan persamaan diferensial separabel, karena persamaan tersebut dapat ditulis
menjadi
2. Persamaan diferensial
dy
p( y) g (x)
dx
(2.
1
5).dengan p(y) =
h ( y)
dengan H(y) dan G(x) berturut-turut anti derivatif p (y) = dan g(x).
Contoh 2.4:
atau
Dengan mengambil integral ruas kiri terhadap y dan mas kanan terhadap x. diperoleh
dengan basil
In y = In (x2 + 4) + C1
ekuivalen dengan
y C (x 2 4)
dx 1
(1 t ) x, x (1)
dt 2
dx
Penyelesaian: Persamaan (1 t ) x merupakan persamaan diferensial separabel yang
dt
1
dx (1 t ) dt
x
1 t
1 t2
2
1 t 2
1
y dx (1 t) dx atau In 2 C1 atau x e e atau x Ce 2
1
C 2
1
Untuk t = 1 maka C = dengan demikian penyelesaian khusus masalah tersebut adalah
2
1 t 2
1
x e 2
2
d
yaitu P( t ) kP( t ) , dapat dinyatakan sebagai masalah
dt
1
dP( t ) k dt. (2.7)
P( t )
Apabila cacah bakteri di dalam kolom tersebut 0, berarti tidak ada kolom. Dengan
demikian, cacah kolom, pasti berupa bilangan positif. Jadi P(t) > 0. Akibatnya,
P( t ) Cekt (2.9)
4. Jika diketahui P(0) = 3.000 bakteri di koloni tersebut dan laju pertumbuhan sebesar
P(t ) Ce0,15t
Untuk t = 0 diketahui (P(0) = 3.000, maka,
Dengan demikian, 2 tahun kemudian banyaknya bakteri dalam koloni tersebut adalah
P (2) = 3000e0,3
Definisi 2.3 Fungsi f dengan dua perubah x dan y dikatakan homogen derajat n jika.
= 2 (x2 - y2)
= y2 f (x, y)
F (x, y) = 2 (x)(y)
= 2 (x2 - y2)
= y2 f (x, y)
3. f ( x , y) 2x 1 tidak homogen, sebab
f (x, y) 2(x ) 1
n f ( x, y) untuk setiap n.
x
y y
f (x, y) e archtan
x
E
y
e archtan
V
x
o f (x, y)
Definisi 2.4 Persamaan diferensial order satu di dalam persamaan (2.2), yaitu
M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0
fungsi M(x, y) = (x 4 + 2y) dan N (x, y) = (2x + 3y) homogen derajad satu.
4. (x -y)dx +-2xydy bukan persamaan diferensial homogen, sebab fungsi M (x,y) = (x-
diferensial separabel.
masalah menjadi
Ekuivalen mengatakan
1 u
dx du 0
x 2u 2 1
1
In x In 2u 2 1 In C1
4
Ekuivalen dengan
Penyederhanaan memberikan
dx - xdu = 0 .
1
dx du 0
x
In x u C
Latihan !
1. y In ydx xdy = 0
dy x 2 y 2
2.
dx x 2 y 2
dy x 2 y 2
4. , y (0) 1
dx x 2 y 2
7. x 2 4 dy x 3 dx
Persamaan Diferensial Elementer (PDE)
Minggu ke : 3 (satu)
pada minggu ini akan dibahas persamaan difrensial orde satu, terdiri dari
p q r
Jika m maka persamaan difrensial (3.1) merupakan persamaan difrensial
a b c
x + my = c
p c r
Jika , maka dengan transformasi u = ax+ by, dan ax+ by, persamaan
a b c
difrensial (3.1) menjadi persamaan difrensial separabel dalam u dan x atau dengan u dan
p q
Jika , maka dengamn transformasi u ax+ by =v dan px+qy+r, persamaan
a b
Bukti
p q r
1. Diketahui m , diperoleh p = ma, q= mb, dan r =mc,akibatnya persamaan
a b c
(ax + by + c) dx + m(ax + by + c) dy = 0
Dx + mdy = 0
x + my = c
p q r
2. Katakan m berarti p = ma dan q = mb sehingga persamaan (3.1)
a b c
menjadi
(ax + by + c) dx + m(ax + by )+ c) dy = 0
1
1. dy = (du adx ), maka diperoleh persamaan separabel dalam peubah u dan x
1
2. dx = (du - bdy), maka diperoleh persamaan diferensial saparabel dalam u dan y
p q
3. perhatikan bahwa , sehingga aq bp 0. Berdasarkan u = ax + by + c dan v =
c b
px + qy + r, diperoleh
du = a dx + b dy
dv = p dx + q dy
diperoleh :
1 1
dx (qdu du) dx (adu p du)
aq bp aq bp
1
u (qdu b du) + v fraclaq bp (adv-pdu) = 0 atau
aq bp
ekuivalen dengan
p 2 1 a
Penyelesaian : karena maka diambil
a 5 2 b
u = 5x + 2y + 1
v = 2x + y + 1,
sehingga
du = 5 dx + 2 dy
dv = 2 dx + dy
diperoleh
dx = du 2 dv
dv = -2 du + 5 dv
menjadi
1 5z 2
du 2 dz 0
u 5z 4 z 1
Dengan demikian diperoleh penyelesaian
1
u In5 z 2 4 z 1 InC
2
Dengan ekuivalen
U2 =
v2 v 2
5 2 4 1 c ekuivalen 5v - 4vu + u =C
2 2 2
u u
Ekuivalen dengan
M ( x ,y )dx + N ( x, y) dy = 0
M (x, y) N (x, y)
y x
M N
1
y x
dy x 2 y
b. merupakan persamaan difrensial eksak perhatikan bahwa persamaan
dx x
(y x2) dx + x dy = 0
Dengan
M N
1
y x
M N
1 1
y x
Eksak, berarti
M N
1
y x
Jika
F (x,y)= C
F F
M (x, y) atau N (x, y)
x y
F
y y
M (x, y) dx g(y) N (x, y)
Selanjutnya dengan menyamakan (3.10) dan (3.8), diperoleh g(y). Akibatnya dengan
g (y) g (y)dy K
F F
x 2 y 2 dan 2 xy
x x
Dengan demikian
1 2
F (x, y) (x 2 y 2 )dx g (y) x xy 2 g (y)
3
Selanjutnya dengan mengambil turunan F terhadap y, diperoleh
F
gxy g ( y )
x
F
Karena N (x, y) diperoleh
x
Dengan demikian
g (y) K
1 3 1
x xy 2 C1 C atau x 3 xy 2 K
3 3
dF x 2 y
b. penyelesaian contoh persamaan difrensial tersebut dapat dinyatakan
dx x
sebagai berikut
(y x 2 ) dx xdy 0
F F
y x 2 dan x
x x
Dengan demikian
1
F (x, y) (y x 2 )dx g (y) xy x3 g (y)
3
F
x g (y)
x
F
Karena N (x, y) , diperoleh
x
Dengan demikian,
g (y) K
1 1
xy x3 C1 C atau xy x3 K .
3 3
Persamaan Diferensial Elementer (PDE)
Minggu ke- :4
Topik : Persamaan Diferensial order Satu
Sub topik : 4.1. Faktor Integral
4.2. Persamaan Diferensial Linear dan Bernoulli
4.3. Transformasi Khusus
Pada minggu ini diberikan faktor integral, persamaan linear dan Bernoulli,
serta transformasi khusus.
= 0 (4.1)
1
Apabila persamaan (4.1) dikalikan dengan fungsi (, ) = , diperoleh
2
1
( ) = 0
2
atau
1
) = 0 (4.2)
1
= =
2
Hal ini mengatakan bahwa persamaan tak eksak (4.1) dapat dijadikan persamaan
1
eksak dengan mengalikan persamaan (4.1) dengan fungsi (, ) = .
2
1
selanjutnya, Fungsi (, ) = yang membuat persamaan tak eksak (4.1)
2
menjadi persamaan eksak (4.2) disebut faktor integral persamaa (4.1).
Defenisi 4.1 Diketaui persamaan diferensial
(, ) + (, ) = 0
(4.3)
(, ) (, ) + (, ) (, ) = 0
(4.4)
atau
+ = +
atau
( ) = ( ).
Teorema 4.2 jika (. ) fungsi yang ditentukan oleh salah satu bentuk di dalam
table hanya merupakan fungsi dalam u dengan u diberikan di kolom berikutnya
pada baris yang sama di dalam table tersebut,maka
(, )
( )
( )
( )
( ) (4.9)
2 ( )
( + )
2 ( )
( + )
Atau
(4.11)
In = () atau = () (4.13)
atau
= (4.15)
In = () atau = () (4.17)
(21) 1
= =
1
Merupakan fungsi x saja. Dengan demikian, () =
sehingga
1
() = = In || = In .
Menurut (4.13)
= () = In =
b. ( + In ) = 0
2
Merupakan fungsi saja. Dengan demikian, () = sehingga
2
(y) =
= 2In || = In 2 .
Menurut (4.17)
2 1
= () = In =
2
c. Diketahui persamaan
(2 3 2 ) + (2 2 3 ) = 0
= = dan
= =
(2 3 2 ) (2 2 3 )
=
Ekuivalen dengan
(4 3 1) + (2 3 2 ) = (4 3 1) + (2 2 3 )
atau
(4 3 1) + (2 3 2 ) = (4 3 1) + (2 2 3 )
Dengan menyederhanakan,diperoleh
2 + = 0 atau 2 + =0
Ekuivalen dengan
2 + =0 (4.18)
2 In + In = In atau 2 = .
1 1
= 2 + () = 2 2
Diperoleh
() = 2, sehingga () = 2 + 1
() = () () +
() = () Tunjukkan !. (4.23)
() = () ()
Dengan demikian, persamaan
(, ) =
Berarti
= () (() ()) dan = () (4.25)
Akibatnya,
(, ) = () + ()
= () + (), (4.26)
() () + () = () (() ()).
Diperoleh
() = () ()
Sehingga
() = () ()
() = () () + . (4.27)
Contoh 4.3:
= ( + 1) +
= ( + 1) +
= +
Yaitu
Ekuivalen dengan,
Jadi
sin = cos .
4.3 Persamaan Bernoulli
Definisi 4.4 persamaan diferensial berbentuk
+ () = () (4.28)
= 1 (4.29)
Atau
+ *() = *() (4.31)
Yang merupakan persamaan linear order satu dengan
Transformasi = 1 memberikan
= 2
= + ,
Yaitu
= +
= ( ) +
Jadi
1
= 1 +
4.4 Tranformasi Khusus
Transformasi seringkali dilakukan untuk membawa persamaan diferensial menjadi
persamaan diferensial separable atau membawa persamaan order satu dua atau
lebih mejadi persamaan diferensial order satu.
a. (2) ( )2 = 0
b. (2) = 2()3
c. (2) 3 = 5
Latihan!
2 = 4 ; (0) = 0!
a. 2 = .
b. ( 2 + 3) = 3.
c. (2 + )1 + = 1 + 2
d. = 4 4
e. 2 = 2 2 + 3
f. cos + sin + 3 = 0
3. Selesaikan persamaan diferensial berikut!
a. 3 2 2 ) 2 = 0
b. + + 3 3 4 = 0
c. ( + 3 2 ) + 2 = 0
d. ( 2 + + 1) + ( 2 + + 1) = 0
e. 2 + ( 2 ) = 0
1 1
f. ( (+)2 ) + ( (+)2 ) = 0
g. ( + ) ( + ) = 0
h. ( 3 + 4 ) + 8 3 = 0
(0) = 3?
1. The Cobb-Douglas neoclassical growth model in economics simplifies to
= (())
2 (1)( 2 2 )
=
2 (1)( 2 2 )
Let V(t) denote the volume of a tumor at time t. the growth of many solid
tumors has been shown to obey the Gompertzian equation.
where and are positive constants. Show that in such a case the volume of the
tumor is monotonely increasing with respect to time and apporoaches a finite limit
as . determine this limit.
Exercise
Pada minggu ini akan dibahas persamaan diferensial linear order tinggi,
meliputi teori dasar dan sifat-sifat persamaan diferensial linear, persamaan
diferensial linear dengan koefisien konstan homogen dan non homogeny, serta
metode variasi parameter dan koefisien tak tentu.
Dengan () 0.
Definisi 5.5 Persamaan diferensial linear order n di dalam (5.1) dikatakan
5.5.1 homogen jika Q(x) = 0
(0 ) = 0 , (0 ) = 1 , , (1) (0 ) = 1. (5.2)
Teorema5.6 (Eksistensi dan ketunggalan)
= = = .
So that,
=
The problem is a second order linear differential equation. By integrating twice,
we get
1
() = 2 2 + 1 + 2
Where 1 and 2 are arbitrary constants. Since () is the distance the ball travels
in seconds after being released, we must have.
(0) = 0.
We must also have
(0) = 0,
Because the ball is held stationary before being released. Thus
Definisi 5.7 fungsi 1 , 2 , . . , dikatakan bebas linear pada interval I jika untuk
setiap kombinasi linearnya bernilai nol, yaitu:
1 1 () + 2 2 () + + 1 1 () = 0,
1 1 () + 2 2 () + + 1 1 () = 0,
Untuk setiap .
Contoh 5.3
1 1 () + 2 2 () = 0
Untuk setiap .
1 1 () + 2 2 () + 3 3 () = 0
Untuk setiap .
Dengan () 0, maka
1 1 + 2 2 + +
Penyelesaian persamaan diferensial (5.3)
Teorema 5.10 persamaan diferensial linear order n homogeny (5.3) tepat
mempunyai n buah penyelesaian bebas linear.
Cara lain untuk menyelidiki sifat bebas linear n buah penyelesaian persamaan
(5.3) dapat digunakan wronskian.
Definisi 5.11 Diketahui 1 , 2 , . . , fungsi fungsi terdiferensial hingga order
n-1 pada interval I. Determinan.
1 2
(1 , 2 , . . , ) = |1 2 |
1 (1) 2 (1)
(1)
(1 , 2 , . . , ).
() = 1 1 () + 2 2 () + + ().
1
() + 1 () 1 + + 1 () + () = (),
dengan () 0.
1
() + 1 () 1 + + 1 () + () = 0,
dengan () 0.
= +
dengan
2
+ () + () = 0 (5.5)
2
dengan
() ()
() = 1 () dan () = 2 ()
Ekuivalen dengan
1 + 1 + 1 + 1 + ()( 1 + 1 ) + ()1 = 0,
yaitu
21 + 1 ()1 = 0,
Sehingga
1
= 2 (), sehingga = 2 |1 | (). (5.8)
1
Akibatnya
1
= 2 () . (5.9)
1
Jadi
1
= 2 () . (5.10)
1
= 1 + 2 = 1 + 2 . (5.11)
Contoh 5.4 Diketahui bahwa 1 () = 2 merupakan salah satu penyelesaian
persamaan
4 + 4 = 0.
Tentukan penyelesaian umum persamaan tersebut.penyelesaian. perhatikan bahwa
() = 4 dan () = 4. Fungsi ditentukan berdasarkan persamaan (5.10),
yaitu
1
= 2 ()
1
1
= ( 2 )2 4
= 4 4 = 1 =
= 2 + 2
Latihan !
1 4
1. + 2 = 0, dengan 1 () = 2 .
1 1
2. + 2 = 0, dengan 1 () = .
2
3. 2 2 = 0, dengan 1 () = .
4. + = 0, dengan 1 () = sin .
5. 2 + 2 2 = 0, dengan 1 () = .
6. (2 + 1) + ( + 1) = 0, dengan 1 () = .
Persamaan Diferensial Elementer (PDE)
Minggu ke- :6
Topik : PD Linear Order n dengan Koefisien konstan
Sub topik : 6.1. Solusi PD Linear Order n dengan Koefisien konstan Homogen
6.2. Solusi PD Linear Order n dengan Koefisien konstan Non Homogen
6.3.Persamaan Cauchy-Euler
Dengan demikian
= dan 2 = ( )
Perhatikan bahwa
= 1 = 1.
1
() + 1 () 1 + + 1 () + = (). (6.2)
+ 1 1 + + 1 + = ()
(6.4)
dan
+ 1 1 + + 1 + = 0.
(6.5)
() = () dan (6.6)
() = 0 (6.7)
= +
dengan
= (6.9)
Dengan m skalar. Perhatikan bahwa
() = () = () (6.10)
= 1 1 + 2 0 + 3 2 0 + + 1 0
++1 +1 + + . (6.12)
+ + 2 2 + 1 1 + . (6.13)
Perhatikan bahwa
= cos + sin .
+ (cos + sin())]
= [(1 + ) cos + ((1 ) sin ]
= [1 cos + sin ]
: = 1 1 + 2 0 + + 1 0 + +1 +1
= (1 + 2 ) 0 + (3 cos + 4 ) 0 1 + 2 + 3 cos + 4
= + , (6.17)
Dengan
1 ()1 () + 2 ()2 () + + () () =
1 () 1 () + 2 () 2 () + + () () = 0
1 () 1 () + 2 () 2 () + + () () = 0
.
.
.
() 2 () () 2 ()
1 1 + 2 2 + + ()2 () = 0
{1 ()11 () + 2 ()21 () + + ()1 () = ()
Contoh 6.2 Tentukan penyelesaian persamaan diferensial
2
3 + 2 =
2
= 1 + 2 2 .
= 1 () + 2 () 2 ,
dengan
1 () + 2 () 2 = 0
{
1 () + 22 () 2 =
Karena itu
2 () 2 = atau 2 () = 3
Akibatnya
1 () = 2
Diperoleh
1 1
1 () = 2 2 dan 3 () = 3 3
1. Apabila () = dan
= ,
= sin + cos ,
(6.2).
maka
= sin + cos ,
1
0 + 1 1 1 + + 1 + = (), (6.20)
2
0 2 2 + 1 + 2 = (). (6.21)
1
= =
dan
2 1 1 1 2 1
= + () = ( 2 ) 2
2
1 2 1 1 1 2
= ( 2 ) 2 = 2 ( 2 ).
Berarti
2 2
= dan 2 = (6.22)
2
2
0 ( 2 ) + 1 + 2 = ( )
atau
2
0 2 + 1 + 2 = (), (6.23)
dengan 0 = 0 , 1 = 1 0 , 2 = 2 dan () = ( ).
c. + = 0
d. (4) + 3 = 0.
e. ( 2 + 1) 2 + 2 = 0, jika = merupakan salah satu
penyelesaiannya.
f. 3 2 6 + 18 = 0
g. 2 4 + 4 = 0 , jika = merupakan salah satu
penyelesaiannya.
h. ( + 1)2 3( + 1) + 3 = 0, jika = + 1 merupakan salah
satu penyelesaiannya.
i. 3 + 2 2 10 8 = 0.
j. (2 + 1) 4( + 1) + 4 = 0, jika = merupakan salah satu
penyelesaiannya.
3. Selesaikan persamaan diferensial non homogen berikut!
a. + 3 10 = 6 4 .
b. + 4 = 3 sin .
c. 2 = 12 10.
d. 3 + 2 = 14 sin 2 18 cos 2
e. 2 + 2 = .
f. Jika k dan b konstanta positif, tentukan penyelesian umum persamaan
diferensial!
(2) + 2 =
g. (3 + 2 2) = + 2
h. (3 + ) = .
i. (3 + ) = 4 .
j. (3 + ) = 4
k. (3 32 + 3 1) = 2 2 3 17.
l. (3 32 + 3 1) = (2 2 3 17) .
m. (3 32 + 3 1) = 2 2 (3 + 17) 3.
n. (5 + 2 ) = 4.
o. (5 + 2 ) = ( + 1) .
p. (5 + 2 ) = + 2.
q. (5 + 2 ) = + 2.
r. (5 + 2 ) = + ( + 1) 2.
s. 2 2 + 2 = 3 .
t. 2 4 + 6 = 4 6.
u. 2 + 4 + 2 = 4 .
v. 2 + + 4 = 2 + .
w. 2 + + 4 = 2 .
x. 2 5 + 8 = 2 3 .
y. 3 4 2 + 8 8 = 4 .