Anda di halaman 1dari 29

PAPER

JENIS-JENIS PERSAMAAN DIFERENSIAL

Mata Kuliah Matematika Teknik

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Yohanes Setiyo, MP

Kelompok 5:

1. Stevanus tegar : 2110531022


2. Vivi Alviyanti : 2110531023
3. Teresia Dimu : 2110531024
4. Mohammad Zidane Nazali : 2110531025
5. Ida Bagus Dandya Prama Sidhi : 2110531026

PROGRAM STUDI TEKIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Umum

Persamaan diferensial adalah suatu bentuk persamaan yang memuat derivatif (turunan)
satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas suatu fungsi.

Berikut merupakan contoh persamaan diferensial.

2
d 2

y  dy 
1.  xy   0
dx
2 d 
x
d4x d2
x  3x  sin t
2. 5
dt4 dt 2
v v
3.  v
s t
2u 2u 2u
  0
y2 z2

Selanjutnya, persamaan diferensial dapat pula dinotasikan dx


y' atau x '  .
sebagai dy dt
dx

1.2 Persamaan Diferensial dan Klasifikasinya

1.2.1 Persamaan Diferensial Biasa dan Ordernya

Persamaan diferensial biasa merupakan sebuah bentuk persamaan yang memuat


turunan satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas suatu fungsi.

Penentuan order suatu persamaan diferensial tergantung pada kandungan fungsi


turunan di dalam persamaan diferensial tersebut. Order atau tingkat suatu persamaan
diferensial merupakan pangkat tertinggi turunan dalam persamaan diferensial.

Contoh:

1) y '  sin x  cos x per tama. atau


y ' sin x  cos x  0 :
per
sa
ma
an
dif
ere
nsi
al
bia
sa
ord
er
2) y '' 7 y  : persamaan diferensial biasa order kedua.
0

3) y '' 3 y ' 4 y  : persamaan diferensial biasa order kedua.


0

4) y' ''ex y'' yy'  (x 2  1) y : persamaan diferensial biasa order ketiga.


2

1.2.2 Persamaan Diferensial Parsial


Persamaan diferensial parsial merupakan sebuah bentuk persamaan yang
memuat turunan parsial satu atau lebih variabel tak bebas terhadap lebih dari satu
variabel bebas suatu fungsi.
Contoh:

1) u u
 0
x y

v v
2)   2v  0
x y

2u u
 
k
y
u u u
4)   e, e : bilangan alam/natural (konstanta)
x y z

1.2.3 Persamaan Diferensial Biasa Linear dan non Linear

Persamaan diferensial biasa linear order n dapat dituliskan sebagai

d ny d n1 y
a0 (x) n
 a1 (x) n1
⋯  an (x) y  b(x)
dx dx

Dimana a0  0 .
Persamaan diferensial biasa non linear jika persamaan diferensial tersebut tak linear.
Contoh:

1. d2y
4y 0 (PD linear order dua)
dy
3
dx2 dx
d 4
d3
y  2 y  x3  xex (PD linear order empat)
2. x dy
dx4 dx3 dx
d y
2

  4 y3  0 (PD non linear)


dy
3. 3
dx2 2 dx
 d4y  2
3
d y 3 dy x
4. 
4
 x 3 x  xe (PD non linear).
 dx  dx dx

Perhatikan bentuk berikut:


dx
 ax   xy
dt
dy
 cy   xy
dt

merupakan bentuk sistem persamaan diferensial Lotka-Volterra atau predator-prey


(sistem mangsa pemangsa dalam ekologi). Materi tersebut untuk pembahasan persamaan
diferensial yang tingkat lanjut.
1.3 Penyelesaian Persamaan Diferensial

1.3.1 Penyelesaian eksplisit dan penyelesaian implisit

Diberikan suatu persamaan diferensial

 dy dny
F  x, y, ,⋯, n   0 . (C.1)
 dx dx

Suatu fungsi real f yang terdefinisi untuk semua x  I dan memiliki turunan sampai ke-n untuk
semua x  disebut penyelesaian (C.1) jika dipenuhi:
I
F  x, f (x), f '(x),⋯, f (n) (x)   0 .

Contoh soal 1:
Apakah fungsi eksplisit f(x) = x2 merupakan penyelesaian dari persamaan diferensial

xy'  2 y, x ?
Jawab:
2
y  f (x)  x ⇒ y ' f '(x)  2x

Sehingga:
2
xy '  x(2x)  2x dan 2 y  2x 2 .

Dengan demikian, xy'  2 y  2x 2


Jadi, fungsi f(x)= x2 adalah penyelesaian persamaan diferensial xy'  2 y, x .

Contoh Soal 2:
Apakah suatu fungsi implisit (yaitu fungsi dimana hubungan dari x ke y tidak tampak dengan
jelas) yang didefinisikan sebagai
x2  y2 1 merupakan penyelesaian persamaan
0
diferensial
yy'   pada [1,1] ?
Jawab: x
dy
x 2  y 2  1  0 ⇒ 2x  2 y 00
dx
dy
2x  2 y 0
dx
dy
2y  2x
dx
dy
y x
dx

yy'   x , (karena dy
 y' )
dx
Jadi, fungsi implisit
x 2  y 2  1  adalah penyelesaian persamaan diferensial yy'   pada
0 x

[1,1] , karena kurva fungsi


x2  y2 1 atau x 2  y 2  adalah kurva lingkaran yang
berada pada [1,1] . 0 1
Keterangan:

Penyelesaian suatu persamaan diferensial berbentuk y=f(x) disebut fungsi eksplisit, sedangkan
fungsi implisit, misalnya g(x,y)=0.

Contoh soal 3:
Apakah fungsi y = cex , c = konstanta merupakan penyelesaian persamaan diferensial

y ' y  0?
Penyelesaian:
x x
y = ce ⇒ y ' = ce
sehingga x x
y '− y = ce − ce = 0 .

Jadi, fungsi x
y = ce merupakan penyelesaian persamaan diferensial y '− y = (dalam
0
pengertian penyelesaian umum, karena konstanta c sebarang).

1.3.2 Penyelesaian Umum dan Penyelesaian Khusus S

Perhatikan contoh soal 3 sebelumnya. Dikemukakan bahwa e


x l
persamaan diferensial y '− y = 0 memiliki penyelesaian umum y = ce ,
a
c = konstanta sebarang. Jika peubah x diberi nilai tertentu dan nilai
n
fungsi penyelesaiannya ditetapkan, maka didapatkan nilai konstanta c.
j
utnya, nilai konstanta c tersebut disubstitusikan pada penyelesaian umum,
maka diperoleh penyelesaian khusus.
Contoh 1:
Persamaan diferensial y '− y = x
memiliki penyelesaian umum: y = ce . Misal diberikan nilai
0
0
x = 0 dan y(0) = 1, maka y(0) = ce ⇔ 1 = c.1 ⇔ c = 1

Sehingga diperoleh penyelesaian khusus : x


y=e .
Contoh 2:
Pada persamaan diferensial y = −cos x + c .
y '−sin x = diperoleh penyelesaian umum :
0
Andaikan variabel x diberi nilai x = π y(π) = 3 , maka
dan
y(π) = −cos π + c ⇔ 3 = 1+ c ⇔ c = 2
Jadi, penyelesaian khusus persamaan diferensial y '−sin x = adalah
y = −cos x + 2 . 0
BAB II
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER PERTAMA

2.1 Persamaan Diferensial Terpisahkan (PD separabel)

2.1.1 Persamaan Diferensial Terpisahkan

Terdapat persamaan diferensial order pertama yang dapat direduksi menjadi:

g( y) y ' = f (x) , dy
dimana
y'=
dx
dy
sehingga, g ( y) f ( x) .
=
dx
Persamaan g ( y)dy = f
merupakan persamaan diferensial terpisahkan.
(x)dx
Bentuk g ( y)dy = f
adalah cara lain untuk menuliskan persamaan diferensial
(x)dx
g( y) y ' = f (x) . Persamaan g ( y)dy = f
disebut persamaan diferensial dengan
(x)dx
peubah-peubah terpisahkan atau persamaan diferensial terpisahkan.
Persamaan diferensial di atas, kemudian dikenakan operasi integral dan didapat
∫ g( y)dy = ∫ f (x)dx .
Jika fungsi-fungsi f dan g kontinu, maka nilai integralnya ada dan hasil integralnya
merupakan penyelesaian persamaan diferensial tersebut.

Contoh soal 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial 16 yy '+ 9x = 0 .
Penyelesaian:
16 yy '+ 9x = 0
16 yy ' = −9x
dy
16 y = −9x
dx
16 ydy = −9xdx
∫ 16 ydy = ∫ −9xdx
9
8 y2 = − x2 + c
2
9
8 y2 + x2 = c .
2
9
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial di atas adalah 8 y2 + x2 = c .
2

Contoh soal 2:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial y '− y sin x = 0 .
Penyelesaian :
y '− y sin x = 0
dy
= y sin x
dx
1 dy
= sin x
y dx
1
∫ xdx y ∫
dy = sin

ln | y |= −cos x + c

| y |= e−cos x+c .

2.1.2 Persamaan Diferensial Terpisahkan dengan Nilai Awal

Pada bidang terapan masalah nilai awal memegang peranan penting untuk
menentukan penyelesaian khusus dari sebuah persamaan diferensial. Andaikan
penyelesaian khusus g(x) memenuhi kondisi awal pada suatu titik tertentu x0 dan
penyelesaian y(x) mempunyai nilai tertentu y0, ditulis y(x0)=y0.

Misal:

y(1) = 0 berarti y = 0 jika x = 1

y(0) = 2 berarti y = 2 jika x = 0

y(π) = 10 berarti y = 10 jika x = π

Kondisi awal dari penyelesaian suatu persamaan diferensial disebut nilai awal dan
untuk penyelesaiannya harus ditentukan penyelesaian khusus yang memenuhi syarat
awal yang diberikan.
Pemahaman masalah nilai awal berasal dari suatu realita pada terapan bahwa
peubah bebas seringkali berupa faktor waktu, sehingga persamaannya berbentuk y(x0)
= y0 yang merupakan situasi awal pada suatu peubah. Misal pada waktu tertentu
didapat penyelesaian dari suatu persamaan diferensial, maka penyelesaian itu
menunjukkan kondisi yang terjadi pada waktu kemudian misalnya dalam bentuk y(x)
= ax + b.

Contoh soal 1:

Tentukan penyelesaian masalah nilai awal dari suatu persamaan


diferensial: xy '+ y = 0, y(1) = 1 .
Penyelesaian:
xy '+ y = 0
dy
x =−y
dx
1 1
dy = −
dx y x
1 1
∫y dy = − ∫ x dx
ln | y |= −ln | x | +c

| y |= e−ln|x|+c .
Nilai awal :
y(1) = 1

sehingga: 1 = ec ⇒ c = 0 .
ln|x|+c
Jadi, penyelesaiannya adalah | y |= e− .

2.2 Persamaan Diferensial Homogen (PD dengan Transformasi)

Contoh soal 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial 2 2
2xyy '− y + x = 0 dengan transformasi
y
u= .
x
Penyelesaian:
2 2
2xyy '− y + x = 1
dikalikan
0
x2
2
y y
2 y '−
2
+1 = 0
x x 2
y y y
2 y '−   +1 = 0 ; =u
x   x  x
2
2uy '− u +1 = 0 ; y'=u+u'x
2u2 + 2uu ' x − u2 +1 =
0
2uu ' x + u2 +1 = 0

2uu ' x = −(u2 +1)


2u du 1
u2 +1 dx = − x
2u 1
du = − dx
u2 +12u x 1
du = − dx
∫ u2 +1
∫ x
2
ln | u +1|= −ln | x |
+c y
, u=
x
| u2 +1|= e−ln|x|+c
2
y
−ln|x|+c
  +1 = e
  x 
Karena e−ln|x|+c
bernilai positif sehingga diperoleh
2
y
−ln|x|+c
  +1 = e
  x 

y2 C
+1 = x . C : konstanta.
x2
y2 C
Jadi, penyelesaiannya adalah +1 = atau y = ±x C −1 .
x x
x2

Contoh soal 2
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial y ' = cot(x + y) −1 dengan transformasi
x+y=v.
Penyelesaian:
y ' = cot(x + y) −1 .
Transformasi:
x+y=v
y=v−x
y ' = v

Sehingga: '−1.

v '−1 = cot v

1

'

c
o
t

v
dv
= cot v
dx
1
cot dv = dx
v
tan vdv = dx

∫ tan vdv = ∫ dx
−ln | cos v |= x + c
ln | cos v |= −(x + c) ; v=x+
y
ln | cos(x + y) |= −(x +
c)
−( x+c)
cos(x + y) = e
−( x+c )
x + y = arccos e
−( x+c)
y = −x + arccos e .

Jadi, penyelesaiannya: −( x+c)


y = −x + arccos e .

2.3 Persamaan Diferensial Exact


Persamaan diferensial order pertama berbentuk :
M (x, y)dx + N (x, y)dy = 0 (1)
disebut persamaan diferensial exact jika ruas kiri merupakan diferensial total, yaitu
∂u ∂u
du = dx + dy (2)
∂x ∂y
dari suatu fungsi dua peubah f(x,y). Sehingga, persamaan (1) dapat ditulis: (3)
du = 0
Jika diintegralkan, maka diperoleh:
u(x, y) = c , c : konstanta.
Dengan membandingkan persamaan (1) dan (2), terlihat bahwa persamaan (1) bersifat
pasti (exact) jika ada suatu fungsi f(x,y) yang bersifat
a) ∂u

∂x = M =N
b) ∂u  
∂y  

(4)
Jika fungsi-fungsi M dan N terdefinisikan dan terdiferensiabel di semua titik pada bidang xy
dalam kurva tertutup dan tidak memotong kurva fungsi itu sendiri, maka dari persamaan (4)
diperoleh:
∂M ∂2u ∂N ∂2u
∂y = dan ∂x = (5)
∂y∂x ∂x∂y
Tampak bahwa dua turunan kedua di atas adalah sama, yaitu

∂2u ∂2u ∂2u ∂2u


= ∂x∂y atau = ∂y∂x
∂y∂x ∂x∂y
sehingga:
∂M ∂N
=
∂y ∂x
merupakan syarat perlu dan syarat cukup agar Mdx + Ndy = merupakan persamaan
diferensial exact. 0

2.3.1 Menentukan penyelesaian persamaan diferensial eksak.


Fungsi u(x, y) sebagai fungsi penyelesaian persamaan diferensial eksak diperoleh
melalui operasi pengintegralan sebagai berikut.

a. Integralkan terhadap variabel x, sehingga diperoleh:

u = ∫ Mdx + k ( y)

du
k(y) : konstanta pengintegralan dan nilainya dapat ditentukan dengan =N.
dy

b. Integralkan terhadap variabel y, sehingga diperoleh:


u = ∫ Ndy + l(x)
du
l(x): konstanta pengintegralan dan nilainya dapat ditentukan dengan =M.
dx

Contoh soal 1:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial xy '+ y + 4 = 0 .

Penyelesaian:
xy '+ y + 4 = 0
xy ' = −( y + 4)
dy
x = −( y + 4)
dx
xdy + ( y + 4)dx = 0
( y + 4)dx + xdy = 0
∂M
M (x, y) = y + 4 ⇒ =1
∂y
∂N
N (x, y) = x ⇒ =1.
∂x
∂M ∂N
Karena = , maka xy '+ y + 4 = 0 persamaan diferensial eksak.
∂y ∂x
Fungsi penyelesaian:
u(x, y) = ∫ Ndy + l(x)
= ∫ xdy + l(x)
= xy + l(x)

Nilai konstanta l (x) :


∂u dl
=M ⇒ y+ = y+4
∂x dx
dl
dx = 4
dl = 4dx
∫ dl = ∫ 4dx
l(x) = 4x + c ,

sehingga u(x, y) = xy + 4x + c
xy + 4x + c = 0
xy = −c − 4x
c
y=− −4.
x
c
Jadi, penyelesaiannya adalah fungsi y = − −4.
x
Contoh soal 2:
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial
2
y dx + 2xydy = 0 .
Penyelesaian:
2
y dx + 2xydy = 0
2 ∂M
M (x, y) = y ⇒ =2y
∂y
∂N
N ( x, y) = 2xy ⇒ =2y.
∂x
∂M ∂N
Karena
= , maka y2 dx + 2xydy = 0 persamaan diferensial eksak.
∂x
u(x, y) = ∫ Mdx + k ( y)
2
= ∫ y dx + k ( y)
2
= xy + k ( y) .
Selanjutnya dicari nilai k( y)
∂u dk
= N ⇒ 2xy + = 2xy
∂y dy
dk
= 0 ⇒ k ( y) = c ,
dy
sehingga :

2 2
u(x, y) = xy + c atau xy + c = 0 .
2
Jadi, penyelesaiannya adalah xy + c = 0.
BAB III

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDER PERTAMA

DAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BERNOULLI

3.1 Persamaan Diferensial Linear Order Pertama


Bentuk umum : y '+ p(x) y = q(x)
disebut persamaan diferensial linear order pertama, y dan y’ bersifat linear sedangkan
p(x) dan q(x) sebarang fungsi dalam x.
Jika q(x) = 0 , maka y '+ p(x) y = 0 disebut persamaan diferensial linear homogen.
Jika q(x) ≠ 0 , maka y '+ p(x) y = q(x) disebut persamaan diferensial linear tak
homogen.

3.1.1 Menentukan penyelesaian persamaan diferensial linear homogen dan


persamaan diferensial tak homogen.
a. Penyelesaian persamaan diferensial linear homogen
y '+ p(x) y = 0
dy
+ p( x) y = 0
dx
dy
= − p(x) y ⇒ dy = − p(x)
ydx dx
1
dy = − p(x)
ydx y
1
dy = −
y
∫ ∫ p(x)dx

ln | y |= −∫ p(x)dx + c

y(x) = ce ∫
− p ( x) dx
dimana:
c = ec jika y>0
y<0
c= jika
−ec
c = 0 yang menghasilkan penyelesaian trivial y = 0 .
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial linear homogen order pertama :
y '+ p(x) y = 0

Adalah fungsi y(x) c −∫ p ( x) dx


=e .

b. Penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen


y '+ p(x) y = q(x) , dimana q(x) ≠ 0
dy
+ p( x) y = q(x)
dx
, dikalikan dx
dy + p(x) ydx = q(x)dx
dy + p(x) ydx − q(x)dx =
0
dy + ( py − q)dx =
0 ( py − q)dx + dy =
0.
Andaikan py − q = P dan 1 = Q , maka ( py − q)dx + dy = 0 dapat dibentuk menjadi
Pdx + Qdy = 0 .
Jika P ≠ 0 , suatu faktor pengintegralan
1
P(x) =
f
1
P(x)dx = df
f

1f
∫ P(x)dx = ∫ df

ln | f |= ∫ P(x)dx

Sehingga:
∫ P( x)dx
f (x) = e ,
h(x)
∫ P(x)dx = h(x)
f (x) = e .
⇒ P(x) = h '(x) .
Dengan demikian, persamaan y '+ p(x) y = q(x) dikalikan dengan
diferensial
h (x
f (x) = e diperoleh bentuk
( y '+ p(x) y)eh(x) = q(x)eh(x) ,
disederhanakan menjadi
eh ( y '+ py) = qeh , dimana p = h ' ,

sehingga :
eh ( y '+ h ' y) = qeh .

Selanjutnya: h h h
(e y) ' = e y '+ e h ' y ,
maka diperoleh:
h h
(e y) ' = qe
h h
∫ (e y) 'dx = ∫ qe dx
h h
e y = ∫ qe dx + c
Jadi,
qe h dx + c  ,
y = e−h ∫ 

dimana h=∫
p(x)dx .
Dengan demikian, penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen
y '+ p(x) y = q(x)
adalah fungsi

y = e−h ∫ qe dx + c .
h

 

Contoh Soal 1 :
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial linear homogen y '+ y = 0

Penyelesaian :
y '+ y = 0

∫ P(x)dx = ∫ dx = x + c ,
konstanta c diperhitungkan sama dengan nol.
Rumus penyelesaian:

y(x) = c ∫
− P ( x) dx

e
= ce−x .
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial linear homogen y '+ y = 0 adalah fungsi
−x
y(x) = ce .
Cek ulang:
−x −x
y(x) = ce ⇒ y '(x) = −ce ,
sehingga
−x −x
y '+ y = −ce + ce = (benar).
0

Contoh soal 2:
1 4
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial tak homogen y '+ y=− .Tentukan
x x
pula penyelesaian khususnya, jika diberikan nilai awal
y(1) = 0 .

Penyelesaian:
1 4 1 4
y '+ y=− ; p( x) = , q(x) = −
x x x x
1
p( x)dx = dx = ln | x |
h( x) = ∫ x

1
eh = eln|x| = x ⇒ e−h = ,
x
sehingga

 e h q(x)dx + c 
y = e− h
 ∫ 
1  4 
= ∫ x− dx + c

x   x 

c
= −4 + .
x 1 4
y '+ y=− adalah fungsi
Jadi, penyelesaian persamaan diferensial linear tak homogen x x
c
y = −4 + .
x
Penyelesaian khusus jika diberikan nilai
y(1) = 0 ,
awal
c
0 = −4 + ⇒ c = 4 .
1
Jadi, penyelesaian khususnya:

4
y = −4 + .
x

Anda mungkin juga menyukai