PENDAHULUAN
Persamaan diferensial adalah persamaan yang mengandung derivatif, dan dapat
berupa persamaan diferensial biasa atau persamaan diferensial parsial.
Persamaan diferensial biasa mengandung derivatif local (satu variabel bebas)
sedangkan persamaan diferensial parsial mengandung derivatif parsial dari dua
atau lebih variabel bebas. Orde dari persamaan diferensial adalah orde dari
derivatif (turunan) tertinggi di dalam persamaan. Persamaan dibawah ini :
dy
xy 1
dx
dy
x y ex
dx
dy
g
dt
dI
L RI V
dt
Adalah persamaan diferensial orde satu sedangkan persamaan :
d 2r
m 2 kr
dt
d 2I dI I dV
L 2 R
dt dt C dt
Adalah persamaan diferensial orde dua. Persamaan (6.1a) dan (6.1b) disebut
juga persamaan diferensial linier, yang secara umum mempunyai bentuk :
dy d2y dny
a0 y a1 a2 2 ... an n b
dx dx dx
atau
a0 y a1 y a2 y ... an y n b
Contoh .
Laju peluruhan inti radioaktif berbanding lurus terhadap jumlah sisa
atom. Jika N0 adalah jumlah atom saat t = 0, tentukan jumlah atom pada
saat t.
Jawab: Misalkan jumlah atom radiokatif pada saat t adalah N(t), maka
dN
aN (t )
dt
atau
dN
N (t )
dt
dengan konstanta perbandingan λ disebut konstanta peluruhan.
Persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk:
dN
dt
N
integrasinya menghasilkan
dN
N
ln N dt t k
atau
y cx 1
2. Diferensial Eksak
Perhatikan fungsi dari x dan y
dN 2
1 N1 2 N 2 , =konstan
dt
yang turunan pertamanya kontinyu. Diferensial totalnya,
F
dF dx dy 0
x y
dapat ditulis menjadi
M ( x, y )dx N ( x, y )dy 0
dengan
F
M ( x, y )
x
F
N ( x, y )
y
Jika
Contoh.
Tentukan apakah persamaan berikut ini merupakan persamaan
diferensial eksak, jika ya tentukan solusinya.
dy
(3x 2 2 xy 2) (4 x3 6 xy y 2 )
dx
Jawab:
Tuliskan persamaan diferensial tersebut sebagai
(3x 2 2 xy 2)dy (4 x3 6 xy y 2 )dx 0
Selanjutnya,
M M (4 x3 6 xy y2 )6 x2 y M N
y y
}
N N (3x2 2 xy 2)6 x 2 y y x
x x
ln y P( x)dx c
Atau
ye y0e
P ( x ) dx c P ( x ) dx
l P( x)dx
e '( y ' P( x) y )
Ruas kanan pers. (6.12) tidak lain adalah ruas kiri pers. (6.8) diklikan
faktor integrasi el . Karena itu,
d
( yel ) el ( y ' P( x) y ) c l Q( x)
dx
Atau
d ( yel ) el Q( x)dx
Integrasinya memberikan
yel el Q( x)dx c
Atau
y el el Q( x)dx ce l
ye
P ( x ) dx P ( x ) dxQ( x)dx ce P ( x ) dx
e
Contoh 6.7:
selesaikan persamaan
y 3 y ' y 4 / x x
Jawab:
Persamaan diatas dapat ditulis sebagai
1
y y y 2
x
Persamaan ini merupakan persamaan Bernoulli dengan
1
P( x) , Q( x) dan n 3
x
z e 4e xdx ce
4 dx / x 4 (1/ x ) dx 4 (1/ x ) dx
Dengan demikian,
2
y ( x 2 cx 4 )1/4
3
Seperti persamaan diferensial orde satu, pers. ini disebut persamaan diferensial
orde dua homogen jika r ( x) 0 , dan tak homogen jika r ( x) 0 . Dalam
menentukan solusi persamaan persamaan diferensial orde dua ini kasus p, q
konstan dan fungsi dari x akan diperlakukan secara terpisah.
1. Prinsip Superposisi
Sebelum membahas solusi persamaan diferensial di atas kita bahas
terlebih dahulu sifat umum solusi bersangkutan. Untuk itu perhatikan
persamaan diferensial orde dua homogen berikut
y " p( x) y ' q( x) y 0
Solusi umum dari persamaan diferensial diatas akan memenuhi prinsip
umum yang disebut prinsip superposisi. Prinsip ini dinyatakan dalam dua
y1 y2
y y' 0
y '1 y '2 1 1
y " po y ' q0 y 0
d
dengan D adalah operator linier D . Persamaan Aljabar
dx
D 2 p0 D q0 0
PENGERTIAN INTEGRAL
Integral yang biasa disebut juga “hitung integral” atau “kalkulus
integral” dapat digunakan untuk mencari luas suatu daerah. Dalam kalkulus
integral dapat diartikan sebagai operasi invers dari turunan disebut juga anti
turunan atau anti diferensial. Integral dilambangkan oleh “ʃ” yang
merupakan lambang untuk menyatakan kembali F(x) dari F’(x).
f x dx F x C
C = konstanta integrasi
f(x) = fungsi integran, fungsi yang akan dicari anti turunannya
F(x) = fungsi hasil integral
1) dx x c
2) adx ax c
a
ax dx n 1 x
n 1
3) n
C, C 1
4) a f x dx a f x dx
5) f x g ( x) dx f x dx g x dx
Contoh :
2 x dx
o 2 11
2 x dx
11
x c
4 x 6 dx
o 4 x 6 dx 4 x dx 6 x dx
2 x2 6 x C
Integral Tak Tentu Fungsi Trigonometri
Rumus-rumus integral tak tentu fungsi trigonometri :
1) cosx dx sinx c
2) sinx dx cosx c
3) tanx dx ln |cosx | c
2. Integral Tertentu
Integral tertentu adalah integral yang memiliki batas. Jika f suatu
fungsi yang didefinsikan pad selang tutup (a,b) maka integral tentu
(integral Riemann) dari f dari a sampai b dinyatakan oleh :
n
f x dx lim f xi xi
b
a n
i 1
Jika limit itu ada, dengan f(x) disebut integran, a disebut batas bawah, b
𝑏
disebut batas atas, dan 𝑎 ʃ disebut tanda integral tentu.
Berikut sifat-sifat integral tertentu :
𝑎
1) 𝑎ʃ f (x) dx = 0
𝑏 𝑎
2) 𝑎ʃ f (x) dx = - 𝑏ʃ f (x) dx
𝑏
3) 𝑎ʃ k dx = k (b - a)
𝑏 𝑏
4) 𝑎ʃ k f(x) dx = k 𝑎ʃ f (x) dx
𝑏 𝑏 𝑏
5) 𝑎ʃ [f (x) ± g (x)] dx = 𝑎ʃ f (x) dx ± 𝑎ʃ g (x) dx
𝑐 𝑏 𝑐
6) 𝑎ʃ f (x) dx = 𝑎ʃ f (x) dx + 𝑏ʃ f (x) dx; a<b<c
𝑏
7) f (x) dx ≥ 𝑎 ʃ g (x) dx; jika f (x) dx ≥ g (x) dx
𝑏
8) 𝑎ʃ f (x) dx ≥ 0, jika f (x) ≥ 0
1
ʃ f(x)n d[f(x)] = ʃ un du = un-1 + c, dengan n ≠ 1
𝑛+1
Contoh :
Tentukan integral dari ʃ 6x2 (2x3 - 4)2 dx
Misal u = 2x3 – 4 → du = 6x2 dx
𝑑𝑢
dx =
6𝑥 2
𝑑𝑢
Sehingga, ʃ 6x2 (2x3 - 4)2 dx = 6x2u4
6𝑥 2
1 1
= u2 du = u5 = (2x3 - 4)5 + c
5 5
Cara Parsial
Cara parsial digunakan apabila bentuk suatu integral tidak dapat
diselesaikan dengan menggunakan rumus-rumus dasar integral dan
dengan cara subtitusi. Menghitung integral parsial didefinisikan sebagai
berikut.
ʃ u dv = uv - ʃ v du
Contoh :
Tentukanlah ʃ x√2 + 𝑥 𝑑𝑥
Misal u = x → du = dx
dv = √2 + 𝑥 → v = ʃ √2 + 𝑥 dx