Anda di halaman 1dari 9

BAB 3.

PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

3.1. DEFINISI PERSAMAAN DIFERENSIAL


Persamaan differensial adalah setiap persamaan yang didalamnya terdapat turunan
atau diferensial. Berikut ini adalah beberapa contoh persamaan diferensial.

dy d 2I dI dE
1.  3y  0 6. R  L  CI 
dx dt 2
dt dt
dy 2
2.  2 y  3x  dy  dy
dx 7.    3y  xy 2
2
 dt  dt
d y dy z z
3. 2
 2  3y  0 8. x 5
dx dx x y
2
d x dx dv
4. 2
 2  3 x  2t 9. m F
dt dt dt
dT 10. 2y'+7y=4xy5
5.  2(T  30)
dt

I Wayan Degeng, Kalkulus Lanjut 20


Beberapa definisi dan pengertian lain
1. Variabel tak-bebas adalah variabel yang nilainya bergantung pada nilai
variabel bebas. Variabel bebaslah yang menentukan nilai variabel tak-bebas
dan bukan sebaliknya. Huruf y sering dipakai sebagai lambang variabel tak-
bebas. Huruf x dan t sering dipakai sebagai lambang variabel bebas.
Diferensial variabel tak-bebas dilakukan terhadap variabel bebasnya.
2. Orde atau tingkat PD adalah turunan tertinggi variabel tak-bebas terhadap
variabel bebasnya.
3. Derajat PD adalah derajat atau pangkat dari turunan tertinggi yang terjadi.
4. PD linear adalah sebuah PD dengan suku linear dalam y dan turunannya. Suku
linear adalah suku berderajat satu, bukan perkalian dan bukan fungsi
transenden yaitu fungsi trigoniometri (sin, cos), fungsi eksponensial dan
logaritma (log, ln, e).
5. PD biasa adalah PD dengan variabel bebas tunggal, jadi diferensialnya
diferensial biasa bukan diferensial parsial. PD parsial adalah PD dengan
variabel bebas lebih dari satu, jadi memakai diferensial parsial.

3.2. BEBERAPA BENTUK UMUM PERSAMAAN DIFERENSIAL


1. Bentuk umum persamaan diferensial linear orde satu:
y ' py  r 3.1)
p & r adalah fungsi x atau konstan dan tidak mengandung y.
2. Bentuk umum persamaan diferensial linear orde dua:
y" py ' qy  r
3.2)
p, q dan r adalah fungsi x atau konstan dan tidak mengandung y.
3. Bentuk umum persamaan diferensial linear orde n:
dny d n 1 y dy
a n  a1 n 1  ...  a n 1
o  an y  r 3.3)
d x d x dx
a & r adalah fungsi x atau konstan dan tidak mengandung y.
Bentuk umum persamaan diferensial tak-linear orde n pangkat satu:
dny d n 1 y dy
a n  a1 n 1  ...  a n 1
o  an y  r 3.4)
d x d x dx
a ada yang merupakan fungsi y, atau r mengandung y berpangkat
selain satu.

3.3. SOAL-SOAL
Sebutkan orde, apakah PD berikut ini linear atau tak-linear
dy
1.  2y  x orde 1, PD linear
dx
2. dy + 2dx = 0 orde 1, PD linear
3. dy + xdx = x2 orde 1, PD linear
4. xdy + ydx = 0 orde 1, PD linear
5. y' + 4y = 0 orde 1, PD linear
6. y' + xy = 0
dy
7.  2y2  t
dt
dy
8.  2y  y2
dx
d2y dy
9. 2
2 yx
dx dx
2
 dy  dy
10.   2 yx
 dx  dx
dI
11. 10 I  t
dt
12. xdy + 2x2dx = 0
13. ydy + xdx = 0
14. yy' + 4y = 0
15. 3y'=7y
16. 13y"+2y'=13t
d2y dy
17. 2
 2  ty  5t
dt dt
2
 dy 
18.    2y  0
 dt 
19. y '2 y sin x  1
20. y '2 x sin y  1

3.4. SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL


Solusi PD adalah suatu fungsi dari variabel bebas, sebutlah y=g(x) yang
memenuhi PD itu.
Untuk memastikan bahwa y=g(x) adalah solusi bagi PD yang diberikan, maka kita
substitusikan y=g(x) ke dalam PD yang diberikan.

Contoh 1.1
dy
Verifikasilah bahwa: y=5e-2x merupakan solusi dari PD:  2y  0
dx
Jawab: Kita akan menguji apakah y=g(x) memenuhi PD yang diberikan.
dy
y=g(x)=5e-2x maka  10e -2x
dx
dy
PD yang diberikan:  2y  0
dx
Substitusikan y beserta turunannya:
-10e-2x + 2 . 5e-2x ternyata = 0
dy
Jadi terverifikasi bahwa y=5e-2x merupakan solusi dari PD:  2y  0
dx

Contoh 1.2
dy
Verifikasilah bahwa: y = 100t + 20 merupakan solusi dari PD:  100
dt
Jawab: Kita akan menguji apakah y=g(t) memenuhi PD yang diberikan.
dy
y=g(t)=100t + 20 maka  100
dt
dy
PD yang diberikan:  100
dt
Substitusikan y ke dalam PD yang diberikan:
100 ternyata sama dengan 100
dy
Jadi terverifikasi bahwa y=100t + 20 merupakan solusi dari PD:  100
dt

Solusi PD ada beberapa macam:


 Solusi umum
 Solusi khusus
 Solusi singular
 Solusi implisit

Solusi umum persamaan diferensial


Solusi umum adalah solusi PD dengan konstanta sebarang sebanyak ordenya. Kita
ketahui bahwa sebuah pengintegralan akan memunculkan sebuah konstanta
sembarang. Pengintegralan selanjutnya akan menimbulkan konstanta sebarang
lain. Solusi PD diperoleh antara lain dengan pengintegralan sebanyak ordenya.
Jadi PD orde satu akan mempunyai solusi umum dengan sebuah konstanta
sebarang, PD orde n akan mempunyai solisi dengan n konstanta sebarang.
Dengan memberikan sebuah nilai riil untuk konstanta sebarang itu, maka
diperoleh sebuah kurva. Jika konstanta sebarang itu diberi berbagai nilai riil maka
terbentuklah rumpun kurva dengan parameter sebanyak konstanta sebarang itu.

Contoh 1.3
dy
1. PD:  100 mempunyai solusi umum: y = C + 100t
dt
Persamaan ini merupakan rumpun garis lurus dengan kemiringan 100.
dy
2. PD:  2 y  0 mempunyai solusi umum: y=Ce-2x
dx
Persamaan ini merupakan rumpun kurva eksponensial dengan pengali
yang berbeda-beda.
3. PD: y’ = cos x mempunyai solusi umum: y = sin x + C.
Persamaan ini merupakan rumpun kurva sinus yang bergeser
sepanjang sumbu-y.
d2y dy
4. PD: 2
 3  2 y  0 mempunyai solusi umum: y = C1e-x + C2e-2x.
dx dx
Persamaan ini merupakan jumlah dua kurva eksponensial dengan
pengali masing-masing yang berbeda-beda.

Cara mencari solusi umum PD akan dibahas kemudian.

Solusi khusus persamaan diferensial


Solusi khusus sama dengan solusi umum dengan konstanta sebarang yang telah
diganti dengan angka riil tertentu. Jadi kurva solusi khusus bukan lagi merupakan
rumpun kurva melainkan salah satu dari rumpun kurva itu.

y Kurva khusus

(0,20) Rumpun kurva

Gambar 3.1. Sebuah PD


menyatakan rumpun kurva

Contoh 1.4
dy
1. PD:  100 mempunyai solusi umum: y = C + 100t.
dt
Salah satu solusi khususnya adalah: y = 20 + 100t
dy
2. PD:  2 y  0 mempunyai solusi umum: y=Ce-2x
dx
Salah satu solusi khususnya adalah: y = 100 e-2x

Solusi khusus dapat diperoleh antara lain dari syarat batas yang diberikan,
misalnya y(0), yaitu nilai y ketika x = 0.

Contoh 1.5
dy
PD:  100 mempunyai solusi umum: y = C + 100t.
dt
Diketahui y(0) = 20. Carilah solusi khususnya.
Jawab:
y = C + 100t.
y(0)=20
20 = C + 100 . 0
Jadi C = 20 dan
Solusi khusus PD adalah: y = 20 + 100t

Solusi singular persamaan diferensial


Mungkin ada solusi lain yang tidak mungkin diperoleh dengan cara menentukan
nilai tertentu bagi konstanta sebarang pada solusi umum. Solusi yang demikian ini
disebut solusi singular.

Contoh 1.6
PD: y’ 2 - xy + y = 0 mempunyai solusi umum y = cx – c2
x2
Verifikasilah bahwa y  juga merupakan solusi PD itu.
4
x2 x
Jawab: y , maka y ' 
4 2
y’2 - xy + y = 0
2
 x x x2
   x.  ternyata = 0. Jadi terverifikasi.
2 2 4
x2
y tidak mungkin diperoleh melalui pemberian nilai tertentu pada C dari
4
solusi umumnya.

Solusi implisit persamaan diferensial


Solusi implisit adalah solusi PD yang berbentuk G(x,y)=0. Semua variabel ada di
satu ruas, yang berbeda dengan solusi biasanya yaitu solusi eksplisit yang
berbentuk y = f(x).

Contoh 1.7
Verifikasi bahwa x2 + y2 -1 = 0 merupakan solusi dari PD: yy’ = - x
   
1 1

Jawab: x2 + y2 -1 = 0, maka y  1  x 2 2 dan y '   x 1  x 2 2

yy’ = - x
 
1  x   
1 1

 x 1  x
2 2
2 2
 ternyata = - x. Jadi terverifikasi.
 

Diantara keempat macam solusi persamaan diferensial di atas, solusi umum dan
solusi khusus yang akan sering kita cari.

3.5. APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL

Ilustrasi aplikasi persamaan diferensial


Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan seratus kilometer perjam. Kalimat ini
adalah pernyataan persamaan diferensial. Jika y melambangkan posisi dan t
melambangkan waktu, maka kalimat di atas dapat ditulis:
dy
= 100 3.5)
dt
Tujuan kita berikutnya adalah mencari posisi mobil setiap saat atau y(t) atau solusi
persamaan diferensial itu. Ternyata
y(t) = C + 100t 3.6)
Cara memperoleh ini akan dibahas kemudian. y(t) berisi konstanta sebarang C.
y(t) bisa dihitung jika C diketahui. C diperoleh dari satu nilai y pada t tertentu
yang diketahui, misalnya diketahui nilai y mula-mula atau y(0)=20, maka:
y(0) = 20
20 = C + 100.0
C = 20, dan
y(t) = 20 + 100t 3.7)
Kalimat “sebuah mobil bergerak dengan kecepatan seratus kilometer perjam“
sama artinya dengan persamaan diferensial pada 3.5) dan sama artinya dengan
solusinya pada 3.6) yang secara grafik menyatakan serumpun kurva yang dalam
hal ini adalah rumpun garis lurus dengan kemiringan 100. Salah satu dari rumpun
kurva itu adalah kurva yang melalui (0,20) yang diperoleh untuk nilai C = 20.

Urutan penyelesaian masalah-masalah rekayasa

1. Membuat pemodelan matematis dari hukum-hukum alam yang berlaku,


kalimat-kalimat dan masalah rekayasa lainnya. Model matematis ini dapat
berbentuk persamaan diferensial.
2. Mencari solusi umum persamaan diferensial itu yang berupa rumpun kurva.
3. Mencari solusi khusus dari persamaan diferensial itu yaitu persamaan dari
sebuah kurva dalam rumpun yang diperoleh.

Beberapa aplikasi persamaan diferensial


1. Hukum Maltus atau hukum pertumbuhan eksponensial berbunyi: Laju
pertumbuhan suatu populasi (mikroba, bakteri, serangga, manusia, binatang)
sebanding dengan jumlah populasi saat itu.
Jika y menyatakan jumlah populasi setiap saat, maka Hukum Maltus
dy
dinyatakan dengan  ky , dimana k adalah konstanta pertumbuhan yang
dt
selalu bernilai positip. Tujuan kita berikutnya adalah mencari banyaknya
populasi setiap saat sebagai fungsi waktu, y(t), atau mencari solusi umum PD
itu yang merupakan rumpun kurva. Mungkin kita ingin mengetahui populasi
setiap saat untuk keadaan khusus tertentu, misalnya untuk jumlah populasi
mula-mula tertentu diketahui.
2. Hukum peluruhan eksponensial berbunyi: Suatu bahan radioaktif akan
meluruh atau mengurai dengan laju yang sebanding dengan banyaknya bahan
yang tersisa.
dy
Jika y menyatakan banyaknya bahan yang tersisa setiap saat, maka  ky ,
dt
dimana k adalah konstanta peluruhan (penguraian) yang selalu bernilai
negatip. Tujuan kita berikutnya adalah mencari banyaknya bahan setiap saat
sebagai fungsi waktu, y(t), atau mencari solusi umum PD itu yang merupakan
rumpun kurva. Pengetahuan mengenai jumlah bahan mula-mula berguna
untuk menghitung konstanta integrasi, C. Sedangkan pengetahuan mengenai
jumlah bahan pada suatu saat yang lain akan berguna untuk menghitung
konstanta peluruhan, k. k juga dapat dihitung dari waktu paruh, H bahan
radioaktif itu. Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan agar bahan
radioaktif menjadi separoh dari jumlah bahan semula. Mungkin kita akan
mencari jumlah bahan yang tersisa pada waktu tertentu.
3. Hukum pendinginan Newton: jika sebuah benda kecil dengan suhu T(t)
ditempatkan pada lingkungan dengan suhu tetap Ts maka suhu benda itu akan
berubah dengan laju yang sebanding dengan selisih suhu benda itu dengan
dT
suhu sekelilingnya.  k  T  Ts  . Tujuan kita berikutnya adalah mencari
dt
suhu benda itu setiap saat sebagai fungsi waktu, T(t), atau mencari solusi PD
itu. Pengetahuan mengenai suhu benda mula-mula berguna untuk menghitung
konstanta integrasi, C. Sedangkan pengetahuan mengenai suhu benda pada
suatu saat yang lain akan berguna untuk menghitung konstanta k. Mungkin
kita akan menghitung suhu benda pada saat tertentu yang lain.
4. Benda yang dijatuhkan. Benda yang dijatuhkan akan mengalami percepatan
yang sama dengan percepatan gravitasi bumi. Jika kita menyatakan posisi
benda setiap saat dari suatu referensi vertikal adalah y, maka benda itu akan
mendapatkan percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi, atau y" = g.
Tujuan kita berikutnya adalah mencari posisi benda sebagai fungsi waktu,
y(t), atau mencari solusi PD itu.
5. Rangkaian listrik. Jika komponen-komponen listrik yang terdiri dari resistor
dengan resistansi R, induktor dengan induktansi L, dan kapasitor dengan
kapasitansi C dihubungkan seri dan diberi tegangan E(t), maka kuat arus I(t)
yang mengalir memenuhi PD: LI"+RI'+I/C=E’. R, L dan C adalah konstan
sedangkan E dan I berubah terhadap waktu. Tujuan kita berikutnya adalah
mencari kuat arus setiap saat sebagai fungsi waktu, I(t), atau mencari solusi
PD itu.
6. Hukum Newton Kedua. Jika sebuah benda memperoleh gaya sebesar F,
maka benda tersebut akan mengalami percepatan dengan hubungan:
d 2x
F  m 2 , dimana x adalah posisi benda itu setiap saat.
dt
dy
7. Hukum Torricelli. Kecepatan air keluar dari pipa adalah  0,6 2 gh .
dt
3.6. SOAL-SOAL

Dalam setiap soal berikut ini, verifikasi bahwa fungsi yang diberikan merupakan
solusi bagi PD yang diberikan.PR : 1,2,3,7

1. y' + 8y = 0 y = Ce-8x
x x
2. y" = e y = e + ax + b
3. y" + 3y' + 2y = 0 y = Ce-3x dan y = ce-x
4. y" + 16y = 0 y = Acos4x + Bsin4x
5. y' - y cosx = 0 y = sinx
6. y" + 4y' + 5y = 0 y = e-2x(A cosx+ B sinx)

Dalam setiap soal berikut ini, verifikasi bahwa fungsi yang diberikan merupakan
solusi umum bagi PD yang diberikan. Kemudian carilah solusi khusus PD yang
diberikan dari syarat awal yang diberikan.

7. y' + y = 5, y = Ce-x + 5, y=4 bila x=0


2
8. y" = 2, y = x +C1x+C2 y=0 bila x=0 dan y=3 bila x=1
2
9. y'= 2xy, y  Ce x , y=½ e bila x=1
10. y'= ycotx, y = Csin x, y=2 bila x=π/2
11. xy'= 3y, y = Cx3, y=4 bila x=-2
12. 4yy' + x=0, x2 + 4y2 = C, y=1 bila x=0

Anda mungkin juga menyukai