Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK :

1. KRISMOLITA
2. M. YUSUF KURNIAWAN

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA / V

MATKUL : PERSAMAAN DIFERENSIAL

DOSEN PENGAMPUH : SUSI IRMA YANTI, M.Pd

PERSAMAAN DIFERENSIAL TERPISAH

Misalkan suatu benda dijatuhkan dari gedung yang cukup tinggi dengan
kecepatan awal v(0) = 0. Seseorang ingin mengetahui kecepatan benda pada
setiap saat t > 0. Apabila semua hambatan diabaikan, menurut hukum Newton
kedua

dv
m = mg.......................... (2.1)
dt

dengan m dan g berturut-turut massa benda dan percepatan (grafitasi).


Pada formula (2.1) jarak positif diukur dari atas gedung ke bawah. Dengan cara
mengintegralkan diperoleh

v = gt + C, C konstan sebarang

Dengan memanfaatkan kondisi awal kecepatan benda v(0) = 0, diperoleh nilai C


v(0) = 0.g + C

C = 0.

Jadi solusi umum v = gt adalah kecepatan gerak suatu benda jatuh dengan
kecepatan awal nol bila hanya gaya grafitasi yang mempengaruhinya.

Peristiwa benda jatuh dari suatu ketinggian dengan formula (2.1) sebagai
contoh sederhana yang mengilustrasikan dua sifat pokok yang melekat pada
persamaan diferensial orde-1. Pertama proses pengintegralan diperlukan untuk
memperoleh v dari turunannya v’, dan kedua proses pengintegralan menghasilkan
sebuah konstan integrasi sebarang yang selanjutnya dapat dicari nilainya bila
kondisi awalnya diketahui (masalah nilai awal).

Persamaan diferensial berbentuk


y’ = f(x),

dengan f suatu fungsi kontinu pada suatu interval real, dapat dicari
penyelesaiannya dengan cara mengintegralkan ke dua ruas. Akan tetapi perhatikan
bila persamaan diferensial berbentuk

dy
= f(x,y), ............................(2.2)
dx

yang turunannya adalah suatu fungsi dalam dua variabel x dan y. Untuk
mencari penyelesaian (2.2) kadang tidak mudah. Bila f(x,y) dapat difaktorkan ke
faktor- faktor yang hanya memuat x atau y, yakni

dy
= f(x,y) = p(x) q(y),......................(2,3)
dx

maka persamaan diferensial (2.3) ini merupakan persamaan diferensial


dengan variabel terpisah. Untuk mencari solusi persamaan diferensial (2.3) dapat
dengan cara mengintegralkan kedua ruas (terhadap variabel yang sama yakni x).
Pengintegralan seperti ini dapat dilakukan sebab diasumsikan y sebagai fungsi
dari x. Ruas kiri persamaan diferensial (2.3):

dy y ' (x)
= dx
q( y) q¿¿

Sehingga diperoleh

y ' (x)
dx = p(x) dx
q¿¿

Selanjutnya bila dimisalkan u = y(x) dan du = y’(x) dx,maka dengan


mengintegralkan kedua ruas persamaan menghasilkan solusi

du
∫ q (u) = ∫ p(x ) dx + c, c konstan sembarang
Selanjutnya subtitusikan kembali u = y(x) diperoleh solusi umum (2.3). Dalam
beberapa kasus persamaan diferensial muncul dalam bentuk

M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0,

misalnya

a. Ye-x dy + x dx = 0.
b. sec x dy – x cot y dx = 0.
c. (xex – e2y ) dy + (ey + x) dx = 0.
Persamaan diferensial pada Contoh a dan b dapat diubah dalam bentuk variabel
terpisah sedangkan c tidak dapat. Persamaan diferensial biasa orde-1 derajat-1
sering dapat dinyatakan dalam bentuk

M(x) dx + N(y) dy = 0

dengan M(x) dan N(y) berturut-turut adalah fungsi dalam variabel x dan y.
Persamaan diferensial di atas adalah persamaan diferensial dengan variabel
terpisah. Untuk mencari solusi umum persamaan diferensial seperti ini dapat
dilakukan dengan cara mengintegralkan masing-masing suku dalam persamaan
itu.

∫ M ( x ) dx +∫ N ( y ) dy = ∫ 0 dx
∫ M ( x ) dx +∫ N ( y ) dy = c, c konstan sebarang

1. Persamaan differensial terpisah

Bentuk Umum Persamaan Differensial terpisah : F(x) dx + G(y) dy = 0

Solusi : ∫ f ( x ) dx + ∫ g ( y ) dy = c

Berdasarkan bentuk umum tersebut, bentuk-bentuk dalam variabel x


dikelompokkan dengan turunannya yaitu dx, bentuk-bentuk dalam variabel y
dikelompokkan dengan turunan yaitu dy.

Solusi dari persamaan differensial variabel terpisah dapat ditentukan


dengan mengintegralkan masing-masing kelompok variabel.

Contoh: ( x + 1 ) dx + (x2– 3 ) dy = 0

Maka solusi dari persamaan differensial tersebut adalah


2
Solusi : ∫ (x+ 1) dx + ∫ ( y – 3)dy = ∫ 0

1 2 1
Penyelesaian : x + x + y 3 – 3y = c
2 3

2. Reduksi ke Persamaan Differensial Terpisah

Bentuk umum
M ( x, y) dx+ N( x, y)
Bentuk umum persamaan differensial : f1 (x) g1 (y) dx + f2 (x) g2 (y) dx = 0

1
Solusi nya mereduksi dengan mengalikan
g 1 ( y) f 2( x )

f 1( x ) g 2 ( y)
Jadi dx + dy = 0
f 2( x ) g 1 ( y)

Karena variabel dua terpisah solusi nya

f ( x) g ( y)
∫ f 1( x) dx +∫ g 2 ( y) dy=C
2 1

Contoh:

1. x dy – y dx = 0
1
penyelesain / solusi di reduksi
xy
x dy− y dx
=0
xy
1 1
dy - dx = 0
y x
lny−ln x=c
lny−ln x=lnc
lny = lnc + lnx sifat logaritma
lny = ln(c.x)
lny = c.x solusi nya

2. y ( x -1 ) dx + ( y + 2 ) x dy = 0
1
penyelesaian dengan mereduksi
xy
x−1 y +2
∫ dx + ∫ dy = 0
x y
1 2
∫ 1− x dx + ∫ 1+ y dy = ∫ 0
x – lnx + y + 2 lny = c solusinya

3. (4x + 6xy2) dx + 3 ( y + x2 y) dy = 0
Bentuk sederhana nya 2x ( 2 + 3y2) dx + 3y ( 1 + x2 ) dy = 0
1
Di reduksi
( 1+ x ) (2+ 3 y2 )
2

misal u = 1+ x 2

du = 2x dx

misal u =2+3 y 2

du = 6 y

1
du=3 y dy
2
2x 3y
Di peroleh 2 dx + =0
1+ x 2+ 3 y 2
2x 3y
Solusi ∫ 2
dx + ∫ dy=0
1+ x 2+3 y 2
1 1 1
∫ u du + ∫ u . 2 du = 0
1
ln(1 + x2) + ln (2+3 y 2 ¿ = ln c
2
(1 + x ) (2+3 y 2 ¿=c solusi nya
2 2

TERIMAKASI 

Anda mungkin juga menyukai