Anda di halaman 1dari 36

BAB III

PERSAMAAN DIFFERESIAL LINEAR ORDER DUA

3.1 OPERATOR DIFFERENSIAL LINEAR

Kita ingat kembali bahwa persamaan differensial order- 2 merupakan persamaan yang
' ''
dapat disajikan dalam bentuk F( x , y , y , y )=0 .

Contoh 3.1.1
d2 y dy
( x3 −1 ) 2
−x + sin y +e x =0
dx dx
Klasifikasi dari persamaan differensial seperti dijelaskan pada Bab. 1, ada persamaan
linear dan tak linear. Persamaan linear order- 2 dinyatakan sebagai
d2 y dy
a2 ( x ) 2
+ a1 ( x ) +a0 (x ) y =b( x )
dx dx (3.1.1)
dengan a0 ( x ), a 1 ( x ), dan a 2 ( x )≠0 merupakan fungsi- fungsi kontinu pada interval I subset
real. Bila a0, a1, dan a2 merupakan konstanta, maka (3.1.1) disebut persamaan diferensial linear
dengan koefisien konstanta. Jika tidak demikian disebut persamaan dengan koefisien variabel.
Bentuk baku (3.1.1) dapat disederhanakan dengan mambagi kedua ruas dengan a2 ( x )
sehingga diperoleh
2
d y dy
2
+ p( x ) +q ( x ) y=g( x )
dx dx (3.1.2)
a1( x ) a (x ) b( x )
p( x )= q( x )= 0 g( x )=
dimana a2 ( x ) , a2 ( x ) dan a2 ( x ) kontinu pada I.
Jika g( x )=0 , maka (3.1.2) disebut persamaan homogen dan bila g( x )≠0 maka disebut
tak homogen. Sehingga persamaan homogen order- 2 dapat disajikan oleh
d2 y dy
2
+ p( x ) +q ( x ) y=0
dx dx (3.1.3)

Contoh 3.1.2
dy
' d2 y
''
y= y= 2
Jika dx atau dx , maka
2 '' '
3 x y −4 x y +5 y=cos x (3.1.4)
'' '
y +3 y −6 y=0 (3.1.5)
y '' −2 y ' ' −3 y=sin x (3.1.6)
Persamaan (3.1.4) merupakan persamaan linear tak homogen dengan koefisien variabel,
(3.1.5) merupakan persamaan linear homogen dengan koefisien konstanta dan (3.1.6)
merupakan persamaan tak homogen dengan koefisien konstanta.
Selanjutnya kita tulis ruas kiri (3.1.2) dengan L[ y] . Berarti
2
d y dy
L [ y ] = 2 + p ( x ) + q( x ) y
dx dx (3.1.7)
Persamaan (3.1.7) bisa diintepretasikan sebagai fungsi yang didefinisikan pada sebuah
himpunan fungsi. Jadi domainnya merupakan koleksi fungsi dengan derivatif keduanya
kontinu dan rangenya fungsi kontinu dengan aturan (3.1.7). Agar tidak membingungkan
dengan pengertian fungsi sebelumnya, maka fungsi yang didefinisikan oleh (3.1.7) disebut
operator. Karena L melibatkan differensial, maka disebut operator differensial.

Contoh 3.1.3
Jika p( x )=x dan q( x )=x−1 maka
d2 y dy
3 L [ y ]= + p ( x ) + q( x ) y
1. untuk y 1 ( x )=x maka dx 2 dx menjadi
2 3
L [ y 1 ]=6 x + x ( 3 x )+( x−1 )x
=x 4 +2 x3 +6 x
2. untuk y 2 ( x )=sin 2 x diperoleh
L [ y 2 ]=−4 sin 2 x+ x( 2 cos 2 x )+( x−1 ) sin 2 x
=x sin 2x−5 sin 2 x+2 x cos 2 x
Berdasarkan sifat- sifat dari derivatif dari fungsi, maka kita juga dapat merumuskan
sifat dari operator differensial.

Lemma

d2 y dy
L [ y ]= 2
+ p ( x ) + q( x ) y
Jika dx dx dan y1 serta y2 merupakan fungsi- fungsi
yangBukti
derivatif
dari keduanya
lemma ini,kontinu padadengan
dilakukan inetrvalmenggunakan
I serta c sebarang
sifat-konstanta,
sifat dari maka
L [ cy 1 ] =cL [ y 1 ]
L [ y 1 + y 2 ] =L [ y 1 ]+ L [ y 2 ]

Lemma ini disebut sifat linearitas dari operator differensial. Karena linear, maka
operatornya disebut operator linear. Jika salah satu sifat dalam lemma di atas tidak dipenuhi,
maka disebut operator nonlinear.

Contoh 3.1.4
Buktikan bahwa operator T yang didefinisikan oleh
''
T [ y ] = y +sin y
dengan y merupakan fungsi yang derivatif keduanya kontinu untuk semua x real adalah
nonlinear.
Bukti:

Ambily 1 ( x )=x , maka y 1″ ( x )=0 dan T [ cy 1 ]=sin (cx ) dan cT [ y1 ]=c sin ( x ) . Secara
umum sin(cx )≠c sin x . Jadi T merupakan operator nonlinear.
Selanjutnya akan dijelaskan eksistensi dan ketunggalan solusi untuk persamaan (3.1.2)
seperti tercantum dalam teorema berikut
Teorema

Misalkan p( x) , q( x ) , dan g( x) merupakan fungsi- fungsi yang kontinu pada


interval (a,b) yang memuat
x 0 . Maka untuk sebarang pemilihan nilai awal y 0
dan y 1 , ada solusi tunggal pada interval (a,b) untuk masalah nilai awal.
2
d y dy
+ p( x ) +q ( x ) y=g( x ) '
dx 2 dx , y ( x 0 )= y 0 , y (x 0 )= y 1
Contoh 3.1.5
Selidikilah eksistensi dari ketunggalan solusi masalah nilai awal
d2 y 1 dy
2
+ + √ x y=ln x
dx x−3 dx

y(1)=3 , y ' (1 )=−5


Jawab:
1
p( x )=
Dalam hal ini x−3 , q( x )=√ x , g( x )=ln x , x 0=1 , y 0 =3 dan
y 1 =−5 . p( x) kontinu untuk x≠3 , dan q( x ) kontinu untuk x≥0 serta g( x)
kontinu untuk x>0 . Sehingga p( x) , q( x ) dan g( x) kontinu pada interval (0,3) dan
(3, ∞ ). Karena
x 0=1 , maka interval terbesar yang memuat x 0=1 dengan p( x) , q( x )
, dan g( x) semuanya kontinu adalah interval(0,3) . Berdasarkan teorema diatas, maka
masalah nilai awal mempunyai solusi tunggal pada interval (0,3) .
Pada teorema diatas menjamin ada atau tidaknya solusi, belum bagaimana bentuk dan
cara mencari solusi. Dengan menggunakan operator L dan teorema ini, maka dijelaskan tentang
kombinasi linear dari solusi seperti pada teorema berikut.

Teorema

Jika y1 dan y2 masing- masing solusi persamaan homogen


y ' ' + p y ' +qy=0
maka kombinasi linear dari y 1 dan y 2 ; c 1 y 1 +c 2 y 2 ,dengan c 1 dan
c2

Bukti:
'' '
Tulis L [ y ] = y + p y +qy . Karena 1 dan
y y 2 solusi, maka L [ y 1 ]=0 dan L [ y 2 ]=0 .
Dengan menggunakan sifat linearitas L diperoleh
L [ c1 y 1 + c 2 y 2 ] =c 1 L [ y 1 ]+ c 2 L [ y 2 ]=0+ 0=0

Contoh 3.1.6
Jika y 1 ( x )=e2 x cos 3 x dan y 2 ( x )=e 2 x sin 3 x merupakan solusi persamaan homogen
'' '
y −4 y +13 y=0 (*)
'
Tentukan solusi (*) yang memenuhi syarat awal y ( 0 )=2 dan y ( 0)=−5
Jawab:
Kombinasi lenear dari
y 1 dan y 2 adalah
2x 2x
y=c1 e cos 3 x +c 2 e sin 3 x (**)
Jika (**) didefensialkan terhadap x , maka diperoleh
2x 2x 2x 2x
y=c1 (2e cos 3 x−3 e sin 3 x )+c 2 (2 e sin 3 x+3 e cos 3 x ) (***)
Dengan mensubstitusikan syarat awal ke (**) dan (***), maka diperoleh
c 1=2 dan 2 c1 +3 c 2=−5 atau c 2 =−3
2x 2x
Jadi solusi yang diinginkan y=2 e cos 3 x−3 e sin 3 x
Latihan
2 '' '
1. Jika L [ y ] =x y −3 x y −5 y , hitunglah
a. L [ cos x ]
b. L [ x−1 ]
c. L [ x r ] , r konstanta
'' '
2. Jika L [ y ] = y −4 y +3 y , hitunglah
2
a. L [ x ]
b. L [ erx ]
c. L [ e3 x ]
d. L [ x ]
−1

3. Tunjukkan bahwa operator yang didefinisikan berikut merupakan operator nonlinear;


'' ' 2
a. T [ y ]= y + y + y
1
3
b. T [ y ] = y ' ' +. { y ' y 2 }
dimana y merupakan fungsi yang derivatif keduanya kontinu.
4. Diberikan y 1 =e2 x sin x dan y 2 =e 2 x cos x merupakan solusi persamaan homogen
'' '
y −4 y +5 y=0
Tentukan solusi persamaan ini, jika memenuhi syarat awal
a. y(0)=1 y ' (0)=−1
2x ' 2π
b. y (π )=4 e y (π )=5e
Dalam soal 5 sampai dengan 10, selidikilah eksistensi dan ketunggalan solusi dari masalah nilai
awal yang diberikan
5. (1+ x2 ) y '' +x y' − y=tan x y(1)= y1 dan y ' (1 )= y 2
'' ' 2
6. x (x −3) y +2 x y − y =x y(1)= y1 dan y ' (1 )= y 2
2 '' '
7. x z + x z +z=cos x z(0)=1 dan z ' (0 )=0
2 '' y(1)= y1 dan y ' (1 )= y 2
8. x y + y=cos x
'' ' 2
9. y +x y −x y =0 y(0 )=0 dan y ' (0)=0
10. (1−t 2 )x '' +t x ' −2 x=sin t x(0)=1 dan x ' (0 )=1

3.2. SOLUSI FUNDAMENTAL DAN UMUM PERSAMAAN HOMOGEN

Pada bagian ini kita mambahas sifat- sifat dari persamaan homogen yang membantu
kita memperoleh semua solusi dari persamaan tersebut. Perhatikan persamaan homogen
berikut
2
d y
L [ y ]= − y=0
dx 2 (3.2.1)
x −x
Dapat diperlihatkan bahwa y 1 =e dan y 2 =e solusi (3.2.1). Lebih jauh, karena L
x −x
bersifat linear, maka c 1 e +c 2 e juga solusi (3.2.1) untuk sebarang konstanta c 1 dan c2.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya, dengan memilih
c1 dan
c2 yang sesuai bisakah
semua solusi (3.2.1) direpresentasikan oleh
c 1 e x +c 2 e−x
Jawaban dari persatanyaan ini terletak pada aplikasi teorema eksistensi dan ketunggalan solusi
pada bagian 3.1.
Misalkan u( x) solusi (3.2.1) dan x 0 bilangan real tertentu. Jika kita bisa memilih
c 1 dan c 2 sehingga
x − x0
c 1 e 0+ c 2 e =u( x 0 ) (3.2.2)
x0 −x 0 '
c 1 e −c 2 e =u ( x 0 ) (3.2.3)
x
maka u( x) dan c 1 e +c 2 e
−x
memenuhi syarat awal yang sama di
x 0 dan kesimpulan

ketunggalan solusi dari teorema pada bagian 3.1 terjamin bahwa u( x )=c1 e x +c 2 e− x untuk
semua x real.
Dengan menyelesaikan (3.2.2) dan (3.2.3) diperoleh
' '
u( x 0 )+u ( x 0 ) u( x 0 )+u ( x 0 )
c 1= x
c2= −x
2e 0 dan 2e 0 (3.2.4)
Karena e
x0
dan e
−x 0
tidak pernah bernilai nol, kita selalu mempunyai nilai
c 1 dan c 2 .
Jadi dengan ketunggalan, diperoleh
x −x
u( x )=c1 e 0 + c2 e 0
c
untuk semua bilangan real x dengan 1 dan 2 seperti pada (3.2.4).
c
Berdasar penjelasan ini, kita telah menunjukkan bahwa solusi (3.2.1) bisa diekspresikan
sebagai kombinasi linear dari solusi khususnya. Dengan cara yang sama, hasil ini dipenuhi
untuk persamaan homogen pada umumnya. Representasi dari solusi untuk persamaan
homogen disajikan teorema berikut:

Teorema

Diberikan y 1 dan y 2 dua solusi pada (a,b) persamaan homogen


y ' + p (x ) y ' +q (x ) y =0
dengan p(x) dan q(x) fungsi- fungsi yang kontinu pada (a,b) . Jika pada beberapa titik x0
dalam (a,b) solusi ini memenuhi
' '
y 1 ( x 0 ) y 2 ( x 0 )− y 1 ( x 0 ) y 2 ( x 0 )≠0
maka solusi dari persamaan homogen pada (a,b) bisa dinyatakan dalam bentuk
y ( x )=c1 y 1 (x )+c 2 y 2 ( x )
dimana c 1 dan c 2 merupakan konstanta disebut solusi umum persaman homogen

Pembuktian dari teorema ini mengikuti langkah- langkah pada proses penentuan solusi dari
(3.2.1).

Definisi 3.1

Untuk sebarang fungsi y 1 dan y 2 yang differensiabel, fungsi


W [ y 1 , y 2 ]= y 1 y '2− y '1 y 2
disebut fungsi Wronskian dari y 1 dan y2

Jika kita tulis dalam bentuk determinan, maka fungsi Wronskian dinyatakan dalam
bentuk

Definisi 3.2

Sepasang solusi { y1 , y2 }
y ' ' + p y ' + qy=0 pada (a,b) disebut himpunan
dari
solusi dasar (basis/ fundamental) jika
W [ y 1 , y 2 ] ( X 0 )≠0
di beberapa
x 0 dalam
Contoh 3.2.1
x x
Solusi (3.2.1), y 1 =e dan y 2 =e merupakan himpunan solusi basis untuk (3.2.1) pada
(−∞, ∞ ) , sebab
W [ y 1 , y 2 ]=e x (−e− x )−e x e− x=−2≠0
Dari pembahasan diatas, maka prosedur untuk mencari solusi persamaan homogen
y ' ' + p y ' + qy=0 adalah sebagai berikut:
1. Tentukan solusi basisnya 1 dan
y y2

2. Solusi umumnya,
y=c1 y 1 +c 2 y 2 dengan c 1 dan c 2 konstanta sebarang

Contoh 3.2.2
Diberikan 1 y =cos 3 x
dan
y 2 =sin 3 x merupakan solusi
''
y −9 y=0 pada (−∞, ∞ ) .
Tentukan solusi umumnya!

Jawab:
W [ y 1 , y 2 ]=(cos 3 x )(3 cos 3 x )−(−3 sin 3 x )(sin 3 x )=3≠0 , x
Karena untuk setiap
Berarti
y 1 =cos 3 x dan y 2 =sin 3 x merupakan solusi basis. Sehingga solusi umumnya
y=c1 cos 3 x +c 2 sin 3 x

Contoh 3.2.3
−1 3 2 '' '
Diberikan y 1 =x dan y 2 =x merupakan solusi x y −x y −3 y=0 pada ( 0, ∞ ) .
Tentukan solusi umumnya!
Jawab:
Karena
W [ y 1 , y 2 ]=( x−1 )(3 x 2 )−(−x−2 )( x3 )=4 x≠0 , untuk x dalam ( 0, ∞ )
−1 3
Berarti y 1 =x dan y 2 =x merupakan solusi basis dan solusi umumnya
−1 3
y=c1 x +c 2 x

Latihan
Dalam soal 1 sampai dengan 5, hitunglah fungsi Wronskiannya
1. y 1 ( x )=e−x cos 2 x , y 2 ( x )=e−x sin x

2. y 1 ( x )=e3 x y 2 ( x )=e 4 x

3. y 1 ( x )=xe 2 x y 2 ( x )=e 2 x

4. y 1 ( x )=x2 cos( ln x ) y 2 ( x )=x2 sin(ln x )

5. y 1 ( x )=tan 2 x−sec2 x , y 2 ( x )=3

Dalam soal 6 sampai dengan 10, buktikan bahwa solusi basis persamaan yang diberikan serta
tentukan solusi umum yang memenuhi syarat awalnya.
6. y ' ' −2 y ' +5 y=0 , y 1 ( x )=e x cos 2 x , y 2 ( x )=e x sin 2 x ; y (0 )=2 dan y ' (0 )=0
'' ' 2x 3x '
7. y −5 y +6 y=0 , y 1 ( x )=e , y 2 ( x )=e ; y (0)=−1 dan y (0 )=−4
2 '' −1 2 '
8. x y −2 y=0 , y 1 (x )=x , y 2 ( x )=x ; y (1 )=−2 dan y (1 )=−7
'' ' 5x '
9. y −5 y =0 , y 1 ( x )=2 , y 2 ( x )=e ; y ( 0 )=2 dan y ( 0)=5

10. . x y '' −( x+ 2) y ' +2y=0,y1 ( x )=e x ,y2 ( x )=x 2 +2x +2;y (1)=0 dan y ' (1)=1
11. Diberikan pernyataan y '' +5 y ' −6 y=0
a. Buktikan bahwa {e x ,e x−e−6 x } merupakan solusi basisnya
b. Buktikan bahwa {e x ,3 e x +e−6 x } merupakan solusi basisnya yang lain.

3.3. PERSAMAAN DIFFERENSIAL HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTANTA

Persamaan differensial order dua homogen dengan variabel bebas x dan variabel
terikat y dengan koefisien konstanta berbentuk
'' '
a0 y +a1 y +a2 y=0 (3.3.1)
2
dy y''=
d y
a ≠0 , a , a y'=
dimana 0 1 2 adalah konstanta dan dan dx dx 2
Bentuk lain (bentuk baku) dari persamaan (3.3.1) adalah
y ' ' + p y ' +qy=0 (3.3.2)
a a
p= 1 q= 2
dengan a0 , a0
Definisi 3.3

Fungsi y( x) yang didefinisikan pada interval subset dari garis real serta memenuhi
(3.3.1) atau (3.3.2) disebut solusi (3.3.1) atau (3.3.2) pada interval tersebut.

Untuk mencari fungsi y( x) dan memenuhi (3.3.1) atau (3.3.2) kita coba y( x)=erx . Hal
ini disebabkan y( x)=erx dan derivatifnya kontinu dan tidak pernah bernilai nol untuk
semua bilangan real r da x. Karena y( x) solusi, maka turunan pertama dan keduanya
terhadap x diberikan oleh:
' rx '' 2 rx
y =re , y =r e
Jika y( x) dan turunanya disubstitusikan ke (3.3.2) maka diperoleh:
2 rx rx rx
r e + pre +qe =0
2 rx
(r + pr +q )e =0
rx
Karena e ≠0 untuk setiap x ∈ R maka haruslah
2
r + pr +q=0 (3.3.3)
Selanjutnya (3.3.3) disebut persamaan bantu/ karakteristik dari persamaan (3.3.2). Karena (3.3.3)
merupakan persamaan kuadrat, maka kemungkinan akar- akarnya (nilai dari r) ada 3, maka
kasus- kasus yang perlu diperhatikan di dalam menentukan solusi umum (3.3.2) yaitu:
1. Akar- akarnya real dan berbeda, yaitu
r 1 ≠r 2
r1 x r x
Maka solusinya: y 1 =e y 2 =e 2

Seperti pada bagian 3.2 pasangan fungsi [ y1 , y 2] disebut solusi basis (dasar/ fundamental)
jika W ( y 1 , y 2 )≠0
( r1 +r2 ) x (r +r ) x
W ( y 1 , y 2 )=r 2 e −r 1 e 1 2

( r 1+r 2 ) x
= e (r 2 −r 1 )

Karena 1
r ≠r 2 dan e( r 1+r 2 ) x≠0 , maka W ( y 1 , y 2 )≠0 dan [ y1 , y 2] bebas linear. Sehingga
umum (3.3.2)
y=C 1 y 1 +C 2 y 2
r1 x r2 x
y=C 1 e +C 2 e

Contoh 3.3.1
Tentukan solusi umum persamaan y ' ' −3 y ' +2 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −3 r +2=0
(r−1 )(r−2 )=0
r=1 , r=2
Solusi basisnya : y 1 =e x , y 2 =e 2 x

Solusi umumnya: y=C 1 e x +C 2 e 2 x

Contoh 3.3.2
Tentukan solusi umum persamaan y ' ' + y ' −6 y =0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 + r−6=0
(r−2 )(r+3)=0
r 1 =2 , r 2 =−3
Solusi basisnya : y 1 =e2 x , y 2=e−3 x

Solusi umumnya: y=C 1 e 2 x +C 2 e−3 x

Contoh 3.3.3
'
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' +2 y ' −15 y=0 , y (0 )=2 , y (0)=2
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 +2 r −15=0
(r−3 )(r +5 )=0
r 1 =3 , r 2 =−5
Solusi basisnya : y 1 =e3 x , y 2=e−5 x
3x −5 x
Solusi umumnya: y=C 1 e +C 2 e
Syarat awal: y (0 )=2 , y '(0 )=2
y(0 )→C 1 +C 2=2 |× 3 3 C1 +3C 2 =6
y '(0)→3C 1−5C 2=2 |× 1 3 C1 −5 C2 =2 -
8 C2 =4
1
C2 =
2
1 3
C1 + =2 C1 =
2 atau 2
3 1
y= e3 x + e−5 x
Solusi khusus: 2 2

Contoh 3.3.4
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' − y ' −12 y =0 , y(0 )=0 , y '(0 )=7
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −r−12=0
(r−4 )(r +3)=0
r 1 =4 , r 2 =−3
Solusi basisnya : y 1 =e 4 x , y 2 =e−3 x

Solusi umumnya: y=C 1 e 4 x +C2 e−3 x


4x −3 x
dan y '=4 C 1 e −3 C2 e
Substitusi syarat awalnya diperoleh
0=C1 +C 2 dan
7=4 C 1−3C 2

Menyelesaikan kedua persamaan ini diperoleh nilai


C1 =1 , C 2=−1 . Sehingga solusi
masalah nilai awalnya
y=e4 x−C 2 e−3 x

2. Akar- akarnya real dan sama,


r 1 = r 2=r

Solusi basis yang bebas linear adalah y 1 =e rx dan y 2 =xerx , sebab W ( y 1 , y 2 )≠0 .
Sehingga solusi umumnya
y=C 1 e rx + xC 2 erx
=e rx (C 1 +xC 2 )
Contoh 3.3.5
'' '
Tentukan solusi masalah nilai awal y −8 y +16 y =0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −8 r +16=0
(r−4 )(r−4 )=0
r 1 = r 2=4
4x 4x
Solusi basisnya : y 1 =e , y 2 =xe
4x 4x
Solusi umumnya: y=C 1 e +C2 xe
4x
=e (C 1 +C2 x )

Contoh 3.3.6
'' '
Tentukan solusi umum persamaan y −2 y + y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −2 r+ 1=0
(r−1 )2=0
r 12=1
Solusi basisnya : y 1 =e x , y 2 =xe x

Solusi umumnya: y=C 1 e x +C 2 xe x


=e x (C1 +C2 x )

Contoh 3.3.7
'
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' −12 { y ' +36 y=0 ¿ , Y (0)=2 , Y (0)=1
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −12r + 36=0
2
(r−6 ) =0
r 12 =6
Solusi basisnya : y 1 =e6 x , y 2 =xe6 x

Solusi umumnya: y=C 1 e 6 x +C 2 xe6 x


=e 6 x (C1 +C 2 x )
Serta y ' =6 e6 x (C1 +C 2 x )+C 2 e 6 x
Dengan mensubstitusikan syarat awal diperoleh
2=C 1 e 0 + xC 2 e 0
2=C 1 +0 . C2
C1 =2
y ' (0 )=6( 2+0 )+C 2
1=12+C 2
C2 =1−12=−11
6x
Solusi khususnya Y =e (2−11 x)
3. Akar- akarnya kompleks
r 1 =α+ β i , 2
i =−1
r 2 =α−β i,
Sehingga solusi basis menjadi
y 1 =e( α +β i) x
y 2 =e( α− β i) x

Dari rumus Euler , e =cos β+i sin β , maka solusi basisnya menjadi
αx iβx
y 1 =e + e
αx iβx
=e . e
=e αx (cos βx +i sin βx )
y 2 =e αx ( cos βx+ i sin(− βx ))
=e αx (cos βx −i sin βx )
Solusi umumnya yang berkaitan dengan akar- akar kompleks ini adalah:
y=c1 e αx (cos βx +i sin βx )+ c 2 e αx (cos β−i sin βx )
=e αx (( c1 + c 2 )cos βx+i (sin βx )+e αx (c 1−c2 ) sin βx
y=eαx (C cos βx+D sin βx )
Dimana C=c 1 +c 2 , D=i (c 1 +c 2 )

Contoh 3.3.8
Tentukan solusi umum persamaan y '' +25 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 +25=0
r 12=√−25=±5i
r 1 =5i , r 2 =5 i , α=0 , β=5
Contoh 3.3.9
'' '
Tentukan solusi umum dari y −4 y +13 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −4 r+ 13=0
4±√ 16−52 4± √−36
r 12= = =2±3 i, α=2 , β=3
2 2
2x
Solusi umum y=e (C cos 3 x+ D sin 3 x )

Contoh 3.3.10
Tentukan solusi masalah nilai awal
'
y '' −2 y ' +10 y=0 , y(0)=1 , y (0)=1
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −2 r+ 10=0
2±√−36
r 12= =1±3i , α=1 , β=3
2
x
Solusi umum y=e (C cos 3 x+D sin 3 x )
y ' =e x (3C cos 3 x+3 D sin 3 x)+e x (−3C sin 3 x+3 D cos 3 x ))=1
Dengan memasukkan syarat awal diperoleh
0
y (0 )=e (C cos 3.0+ D sin 3. 0)
x
1=e (C cos 0+D sin 0)
1=C
y' (0 )=e 0 (3 cos 0+D sin 3 . 0−3 sin 0+3 D cos0 )
1=3+3 D
2
− =D
3
Jadi solusi masalah nilai awalnya
2
y=e x (cos 3 x− sin 3 x )
3

Contoh 3.3.9
Tentukan solusi umum dari y” - 4y’ + 13y = 0
Jawab:
Persamaan karakteristik: r2 - 4r + 13 = 0
4±√ 16−52
r12 = 2
4±√−36
=
2
= 2 ±3 i, α=2 , β=3
Solusi umum y=e2 x ( A cos 3 x+B sin 3 x)

Contoh 3.3.10
Tentukan solusi masalah nilai awal
y”- 2y’ + 10y = 0, y(0) = 2, y’(0) = 1
Jawab:

Persamaan karakteristik: r2 - 2r + 10 = 0
2±√ −36
r12 = 2
= 1±3 i , α=1 , β=3
x
Solusi umum: y=e (C cos 3 x +D sin 3 x )
y’ = ex (3C cos 3x + 3D sin 3x +ex (-3C sin 3x + 3D cos 3x)

Dengan mensubstitusi syarat awal diperoleh

y(0) = e0 (C cos 3.0 + D sin 3.0)


2 = (C cos 0 + D sin 0)
2=C

Serta y’(0)=1
1 = (3C cos 0 + 3 D sin 0) + (-3C sin 0 + 3D cos 0)
1 = 3.2 + 3D
3D = 1-6
3D = -5
5

D= 3
5
y=e x (2 cos 3 x− sin 3 x )
Jadi solusi masalah nilai awalnya (khususnya) 3
Contoh 3.3.11

Tentukan solusi masalah nilai awal


y” – 4y’ + 5 y = 0, y(0) = 1, y’(0) = 1
Jawab:

Persamaan Karakteristik: r2 - 4r + 5 =0
4±√ 16−20
r12 = 2
4±√−4
= 2
= 2 ±i, α=2 , β=1.
Solusi umumnya: y=e2 x (C cos x +D sin x )

Serta

y’ = 2e2x(C cos x + D sin x) + e2x (-C sin x + D cos x)


Dengan mensubstitusikan syarat awal diperoleh
1 = e2x (C cos 0 + D Sin 0)
1=C
dan
1 = 2.e0 (C cos 0 + D sin 0) + e0 (-C sin 0 + D cos 0)
1=2+D
D = -1
Jadi solusi masalah nilai awalnya (khususnya) y=e2 x ( cos x− sin x)
Latihan

Dalam soal 1 sampai dengan 20 tentukan solusi umum dari persamaan yang diberikan
1. y” – y’-12y = 0 11. y” – 9y = 0
2. y” +3 y’ - 4y = 0 12. y” + 9y = 0
3. y” – 4y = 0 13. y” – 2y’ +5y = 0
4. 2y” – y’ – 3y = 0 14. y” + 4 y ‘ + 4 y’ = 0
5. 8y” – 10 y’ + 3y =0 15. y” + 25y = 0
6. y” – 16y = 0 16. 4y” + 4y’ +y = 0
7. y” + 4 y’ + 5y = 0 17. 9y” – 12y’ + 4y = 0
8. 6y” – 5y ‘ – 4y = 0 18. 4y” -12y’ + 3y =0
9. 4y” + 20y = 0 19. y” – 2y’ + 3y = 0
10. y” + 2y’ + 2y = 0 20. y” + 8y’ + 16y = 0

Dalam soal 21 sampai 30, tentukan solusi masalah nilai awal berikut:

21. y” + 6y’ + 5y =0, y(0) = 0, y’ (0) = 3


22. y” + 16y = 0, y(0) = 2, y’ (0) = -2
23. y” + 12y = 0, y(0) = 0, y’ (0) = 1
24. 12y” + 5y’ – 2y = 0, y(0) = 1, y’ (0) = 1
25. y” + 8y = 0, y(0) = -1, y’ (0) = 2
26. y” + 4y’ + 4y = 0, y(0) = 0, y’ (0) = 1
27. 4y” – 4 y’ + y = 0, y(0) = 4, y’ (0) = 4
28. 4y” + 4 y’ + 5y = 0, y ( π ) = 1, y’ ( π )= 0
29. y” – 4 y’ – 4y = 0, y(-1) = 3, y’ (-1) = 9
30. y” – 4y’ + 4y = 0, y(1)= 1, y’(1) = 1

D. PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN CAUCHY-EULER


Pengertian
Bentuk umum persamaan Cauchy- Euler orde dua:

(a + bx)2 y” + (a+ bx) y’ + cy = h(x) (3.4.1)

dengan a,b, dan c bilangan real,


d2 dy
y” = dx dan y’ = dy
2
serta a + bx > 0.
Jika h(x) = 0, maka (3.4.1) disebut persamaan Cauchy – Euler homogen

Contoh 3.4.1

3x2 + y” – 2x y’ + 7y = sin x
merupakan persamaan Cauchy- Euler.

2y” + 3xy’ + 11y = 3x -1


Cara mencari solusi (3.4.1)
Untuk mencari solusi (3.4.1) kita menggunakan substitusi (a + bx) = e t (akan mengubah
koefisien fungsi ke koefisien konstanta) atau gunakan substitusi (a + bx) r = y (akan mengubah
variabel persamaan ke bentuk karakteristik dalam r ).

1. Cara mencari solusi (3.4.1) dengan substitusi (a + bx) = et


Dari pemisalan (a +bx) = et dapat diketahui bahwa t = In(a + bx). Cara pemisalan seperti ini
akan mengganti
2 2y
dy dy d y d
2 2
PD dari dx ke dt dan dx ke dt

Sehingga diperoleh PD homogen orde dua dengan koefisien konstanta dalam y dan t.

Contoh 3.4.3
2
2d y dy
x 2
+3 x −3 y=0
Tentukan solusi persamaan dx dx
Jawab:
dx t
=e =x
Misal x = et maka t = In x. Kita tahu dt sedang
dy dy dx dy t dy
= = e =x
dt dx dt dx dx

Turunan kedua dari fungsi y terhadap t diperoleh


d 2 y d dy dx dy d dy dy d 2 y dx dy 2 d 2 y
= x = + ( ) ( ) +
dt 2 dt dx dt dx dt dx (x) = x dx dx 2 dt
( x )=x
dx
+x
dx 2
d 2 y dy 2
2d y dy dy
2
− =x 2
dan =x
Jika dt dt dx dt dx disubstitusikan ke soal maka diperoleh
2
d y dy dy
2
− +3 −3 y =0
dt dt dt
⇔ y +2y' - 3y=0} {¿ (persamaan homogen dengan koefisien konstanta)
2
Persamaan karakteristik r +2 r −3=0 ⇔ (r + 3) (r-1) = 0
r1 = -3 atau r2 = 1.
Solusi basis y1= e-3t = e-31nx = x-3, y2 = et = einx = x
Jadi solusi umum PD di atas
Y = c1 y1 +c2 y2 = c1 x-3 + c2x

2. Cara mencari solusi (3.4.1) dengan substitusi (a + bx)r = y


Permisalan (a+ bx)r = y akan mengubah bentuk PD ke persamaan karakteristik dalam r
dengan cara mendiferensialkan y = (a + bx)r kemudian substitusikan
d
y' = (a+bx)r dany= { {d} over { ital dx} } \( { {d} over { ital dx} } \( a+ ital bx \) rSup { size 8{r} } \) } {¿
dx
Contoh 3.4.4
2
d y dy
2
−12 x 42 y=0 , x> 0
Tentukan solusi x2 dx dx
Jawab :
Misal y = (a + bx)r. Karena a = 0 , b = 1, maka pemisalan y = xr.
2
dy d y
=rx r−1 , 2 =r (r −1) x r−2
Jika y = xr maka dx dx disubstitusikan ke soal maka diperoleh
bentuk
x2 (r(r-1)xr-2) – 12 x(rxr-1) + 42xr = 0
⇔(r 2−r ) xr-2+2 – 12rxr-1+1 + 42 xr = 0
⇔ (r2 - r)xr – 12 r xr + 42 xr =0
⇔ (r2 – r - 12r + 42)xr = 0
Karena x > 0, maka
⇔ r2 – 13r + 42 = 0
⇔ (r - 6) (r - 7)
r1 = 6 atau r2 = 7
Solusi basis y1 = x6 dan y2 = x7
Dan solusi umumnya y = c1y1 + c2y2
Atau y = c1 x6 + c2 x7

Latihan
Dalam soal 1 sampai dengan 8 tentukan solusi umum dari persamaan yang diberikan
1. x2y” – xy+ 2y =0
2. x2y” + 2 xy’ – 6 y = 0
6 4
y' y
3. y” + x x2 =0
4. (x +1)2 y” + (x+1) y’ – y = 0
5. (2x + 1)2y” – (2 x+1)y’ -12y = 0
6. (x - 2)2y” + 10 (x -2)y’ + 14y = 0
7. (x + 1)2y” + 10 (x - 1)y’ + 14y =0
8. x2y” -3xy’ + 4y =0
Dalam soal 9 dan 10 tentukan solusi masalah nilai awal
9. x2y” – 4xy’ + 4y = 0, y(1) = 2, y’(1) -11
10. x2y” + 7 xy’ + 5y = 0, y(1) = -1, y’(1) = 13

E. SUPERPOSISI DAN PERSAMAAN TAKHOMOGEN


Perhatikan operator diferensial L yang didefinisikan oleh

L [ y ]= y +p \( x \) y'+q \( + \) y} {¿
Jika L [y1] = g1 (x) dan L [y2] = g 2 (x), maka berdasarkan sifat linearitas dari L, maka
L [ay1 + by 2] = a L [y 1] + b L [y2]
= ag1(x) + bg2 (x)
Prinsip yang demikian disebut prinsip superposisi. Untuk lebih jelasnya prinsip ini
dituangkan dalam teorema berikut.

Teorema

Diberikan y1 merupakan solusi persamaan L [y] = g1 (x) dan y2 solusi persamaan L


[y] = g2 (x), dengan L sebuah operator linear. Maka untuk sembarang konstanta c1
dan c2, fungsi c1 y1 + c2 y2 merupakan solusi persamaan L [y] = c1g1 (x) + c2g2 (x)

Contoh 3.5.1

2x
−x 2 e

Diberikan y1 = 3 9 solusi dari y” + 2 y’ – 3y = x dan y2 = 5 solusi y” + 2 y’ – 3y =
e2 x
2x
Tentukan solusi y” + 2 y’ – 3y = 4x – 5 e
Jawab:

2x
Tulis L[y] = y” + 2y’ – 3y. Maka L [y1] = g1 (x) = x dan L [y2] = g2 (x) = e
2x
Karena 4x – 5 e = 4 g1 (x) – 5 g2 (x), maka dengan prinsip superposisi fungsi
−x 2 e2 x

4 y1 (x)- 5y2(x) = 4 ( 3 9 )- 5 ( 5 )
−4 x 8 2 x
− −e
= 3 9
2x
solusi persamaan y” + 2 y’ - 3y = 4x – 5 e
Berdasarkan prinsip superposisi, kita dapat menyajikan solusi persamaan tak homogen
seperti tertuang dalam teorema berikut:

Teorema

Jika yp (x) solusi partikulir / khusus persamaan tak homogen


y” + p(x) y’ + q(x) y = g(x) (3.5.1)
pada interval (a,b) subset bilangan real R dan y1(x), y2(x) merupakan solusi basis
untuk persamaan homogen y” + p(x) y’ + q(x) y == 0 pada interval (a,b), maka setiap
solusi (3.5.1) pada (a,b) disajikan oleh
y(x) = yp(x) + c1 y1(x) + c2 y2(x) (3.5.2)

Selanjutnya (3.5.2) disebut solusi umum (3.5.1)


Dari fenomena ini, maka untuk mencari solusi umum dari persamaan tak homogen
diperlukan solusi umum untuk persamaan homogennya dan solusi partikulir. Cara mencari
solusi umum persamaan homogen telah dibicarakan pada bagian 3.3 dan 3.4, sedangkan untuk
mencari solusi partikulir akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Contoh 3.5.2
Diberikan y1 (x) = x2 solusi partikulir persamaan y” – y = 2 – x2
Tentukan solusi umumnya!
Jawab:

Persamaan homogen dari soal adalah


y” – y = 0
Persamaan karakteristiknya r2 – 1 = 0 atau r1= 1 ayau r2 = -1. Sehingga solusi persamaan
homogennya, yh = c1e – x + c2ex
Dan solusi persamaan tak homogennya adalah
y = yp (x) + yh (x)
= x2 + c1e – x + c2ex

Contoh 3.5.3

Diberikan solusi partikulir yp (x) = x untuk persamaan y” + y’ = 1


Tentukan solusi umumnya!
Jawab:

Persamaan homogen dari soal,


y” + y’ = 0
Persamaan karakteristiknya r2 + 1 = 0 atau r 1 = I dan r2 = -i. sehingga solusi persamaan
homogennya
yh (x) = c1 cos x + c2 sin x
dan solusi umum persamaan tak homogennya
y(x) = x + c1 cos x + c2 sin x

Latihan

1. Diberikan y1 (x) = cos x merupakan solusi y” = y’ + y = sin x dan y 1 (x) = e2x /3 solusi y” – y’ +
y = e2x. Tentukan solusi persamaan diferensial berikut:
a. y” – y’ + y = 5 sin x c. y” – y’ + y = 4 sin x + 18 e2x
2x
b. y” – y’ + y = sin x – 3e

Dalam soal 2 sampai dengan 8 tentukan umum persamaan tak homogen jika solusi
partikulirnya diberikan.

2. y” – y’ – 2 y= 1 – 2x yp(x) = x -1
3. y” – 4y’ + 3 y = - 2ex yp(x) = xex
4. y” + 2 y’ + 4 y – 4cos 2x = 0 yp (x) = x-1
5. y” + 5 y’ + b y = 6x2 + 10x + 2 + 12ex, yp (x) = x2 + ex
6. y” = 2y’ – y + 2ex, yp (x) = x2 ex
7. y” – y’ + y = sint, yp (t) = cos t
8. y” = 2 y + 2 tan3 x, yp (x) = tan x

Dalam soal 9 dan 10 diberikan L [y] = y” – 4y’ + 3 y, y 1 (x) = x dan y2 (x) = e-x , tentukan solusi
masalah nilai awal yang diberikan:
9. L [y] = 8e-x + 8 – 6x, y(0) = 2, y’(0) = -2
10.L [y] = 3x -4 – 8e-x y(0) = 1, y’(0) = 6

F. METODE KOEFISIEN TAKTENTU


Dalam bagian ini dibahas tentang cara mencari solusi partikulir dari persamaan tak
homogen dengan koefisien taktentu bila ruas kanan persamaan tak homogen merupakan
fungsi-fungsi tertentu. Sebagai motivasi untuk ini perhatikan Contoh 3.6.1 sampai 3.6.3.

Contoh 3.6.1

Tentukan solusi partikulir untuk L[y] = y” + 3y’ +2y = 3x + 1.

Penyelesaian:
Dalam hal ini kita mencari yp (x) sehingga L[yp] = 3x + 1. Jika kita ambil sebarang fungsi linier
yp = Ax + B,
maka diperoleh fungsi linier
L[yp] = 0 + 3A +2(Ax + B)
= 2Ax + (3A + B)
Ini berarti
3x + 1= 2Ax + (3A + B)
atau 2A = 3 dan 3A +B = 1
3 −7
A= dan B=
2 4

Sehingga
3 −7
yp (x) = x
2 4
merupakan solusi partikulir yang dinginkan.
Didasari oleh contoh di atas, maka untuk mencari solusi partikulir persamaan
L[y] = Pn (x),
Di mana Pn (x) merupakan polinominal derajat n, diambil
yp = An xn +…..+A1x +A0
Dengan Ai, i = 0,1,…,n merupakan konstanta solusi dari persamaan
L[yp] = Pn (x)
Teknik mencari yp yang demikian ini disebut metode koefisien tak tentu.

Contoh 3.6.2

Tentukan solusi partikulir untuk


L[y] = y” + 3y + 2y = e3x
Penyelesaian:

Karena L[yp] = e3x, maka kita mencoba yp = A e3x, di mana A konstanta sebarang dan diperoleh
L[yp] = 9Ae3x + 3(3Ae3x) + 2(A e3x)
e3x = 20 Ae3x
1
Atau A =
20
1 3x
dan yp = e
20
Secara umum jika L[yp] = aebx, maka kita mabil yp = Aebx
Contoh 3.6.3

Tentukan solusi partikulir untuk


L[y] = y” – y’ – y = sin x
Penyelesaian:

Karena L[yp] = sin x, seperti pada dua contoh di atas, tentunya kita menduga bahwa yp = A sin x.
Akan tetapi jika yp ini kita operasikan pada L, maka diperoleh
L[yp] = -2A sin x – A cos x
−1
Karena ruas kanan soal hanya sin x, berarti nilai A ada dua, A = 0 dan A = . Hal ini tidak
2
mungkin. Oleh karenanya, kita coba yp yang lain.
yp = A cos x + B sin x
sehingga
L[yp]= (-2A - B)cos x + (A – 2B) sin x = sin x
Atau -2A – B = 0
A - 2B = 1
1 −2
Menyelesaikan kedua persamaan ini diperoleh A = dan B = . Akibatnya
5 3
1 −2
yp = cos x sin x
5 3
Secara umum jika L[yp] = a cos px + b sin px, maka yp = A cos px + B sin px

Jawab:

Karena ruas kanan hanya memuat polinominal konstan, po(x) = 5, maka berdasarkan contoh-
contoh sebelumnya kita ambil yp = Ax. Sehingga diperoleh
L[yp] = A = 5
Dan
yp = 5x
Dari contoh diatas tentunya tidak begitu mudah bagi kita memilih y p yang diinginkan.
Akan tetapi kita mempunyai cara yang cukup membantu dalam pemilihan y p dengan melihat
akar-akar perasamaan karakteristik persamaan homogen dan bentuk dari L[yp].
Jika diberikan persamaan linier tak homogen dengan koefisien konstanta y” + p y’ + p y’
+ qy = b(x) dan akar persamaan karakteristik dari persamaan homogennya diketahui, maka
untuk mencari yp dilakukan prosedur berikut:

1. Jika b(x) = an xn + … + a1 x + a0, maka


a. yp = An xn + … + A1 x + A0, bila r = 0 bukan akar.
b. yp = xk (An xn + … + A1 x + A0), bila r = 0 merupakan akar kelipatan k, k = 1,2.
dengan An, …, A1 dan A0 konstanta-konstanta sebarang yang ditentukan dengan
indentitas setelah mensubstitusikan yp dan derivativnya ke soal.

Contoh 3.6.5
Tentukan solusi dari persamaan diferensial
y” – y’ – 2y = 4x2
Penyelesaian:
Persamaan diferensial homogen: y” – y’ – 2 y = 0
Persamaan Karakteristik: r2 – r – 2 = 0
⇔ ( r – 2 ) ( r - 1) = 0
⇔ r1 = 2 atau r2 = 1
Solusi homogennya, yk = c1e + c2ex
2x

Untuk memisalkan solusi partikulir, kita baerhatikan nilai r dan b(x). Pada soal b(x) = 4x2 dan
r = 0 bukan akar dari persamaan karakteristik
Sehingga:
yp = A0 + A1x + A2x2
yp’ =A1 + 2A2x
yp” = 2A2
Substitusikan yp , yp’dan yp’’ke soal, maka diperoleh:
y” – y’ – 2y = 4x2
⇔ 2A2 – (A1 + 2A2 x) – 2(A0 + A1x + A2x2) = 4x2
⇔ 2A2 – A1 – 2A2 x - 2A1x – 2A2 x2 = 4x2
⇔ (2A2 – A1 – 2A0) – (2A2 + 2A1) x -2A2x2 = 4x2
Dari persamaan terakhir diperoleh idenditas
-2A2 = 4 -2A2 – 2A1 = 0 2A2 – A1 – 2A0 = 0
A2 = -2 -2(-2) – 2A1 = 0 -4 -2 – 2A0 = 0
2A1 = 4 A0 = -3
A1 = 2

Sehingga diperoleh solusi partikulir


yp = -3 + 2x – 2x2

dan solusi umum persamaan diferensial yang diminta


yu = yk + yp
= c1e2x + c2ex – 3 + 2x – 2x2

2. Jika b(x) = (an xn + … + a1 x + a0) eαx, maka


a. yp = ( An xn + … + A1x + A0 ) eαx , bila r = α bukan akar.
b. yp = xk (An xn + … + A1x + A0 ) eαx , bila r = α merupakan akar kelipatan k,
dengan An, …, A1 dan A0 konstanta-konstanta sebarang yang ditentukan dengan indentitas
setelah mensubstitusikan yp dan derivativnya ke soal .

Contoh 3.6.7
Tentukan solusi umum persamaan y” + 2y = ex
Penyelesaian:
Persamaan diferensial homogen : y” + 2 y = 0
Persamaan Karakteristik : r2 + 2 = 0
⇔ r2 = -2
⇔ r12 = ±√ 2 i
⇔ r1 = √2 i atau r2 = - √2 i
α=0 , β = √2 dan Pn (x) = 1, n = 0
Sehingga
yk = e
αx
[A cos ( β x) + B sin ( β x)]

=e
0x
[A cos ( √2 x ) + B sin( √2 x )]

yk = A cos ( √2 x ) + B sin( √2 x )

Dari soal b(x) = ex, α = 1 dan r = 1 bukan akar persamaan karakteristik

Sehingga solusi partikulirnya dimisalkan


yp = A0 ex
yp’ = A0 ex
yp’’ = A0 ex
Substitusikan yp , yp’dan yp’’ke soal, maka diperoleh:
y” + 2y = ex
⇔ A0 ex + 2 A0 ex = ex
⇔ 3 A 0 ex = ex
Dari persamaan terakhir diperoleh identitas
1
3 A0 = 1, A0 = 3
Sehingga diperoleh solusi partikulir
1
yp = 3 ex
dan solusi umum persamaan diferensial yang diminta
yu = yk + yp
1 3x
e
= A cos √2 x + B sin √2 x + 3

Contoh 3.6.8

Tentukan solusi umum persamaan y” – 6y’ + 9y = 2xe3x

Penyeleseian:
 Persamaan differensial homogen: y” – 6y’ + 9y = 0
 Persamaan Karakteristik: r2 – 6r + 9 = 0
⇔ (r - 3)2 = 0
⇔ r1 = r2 = 3 , k=2
∴ r1 = r2 = α = 3 akar dari persamaan karakteristik, k = 2
 yk = c1e3x + c2xe3x
 b(x) = 2xe3x , α = 3, Pn(x) = 2x, n = 1

Sehingga:
yp = x2 (A0 + A1 x) e3x
= (A0 x2 + A1 x3) e3x (*)
yp’ = 3 (A0 X2 + A1x3) e3x + e3x (2A0 x + 3A1x2) (**)
yp”= 9 (A0 X2 + A1x3) e3x + 3 e3x (2A0 x + 3A1x2) + (2A0 x + 3A1x2) 3e3x + e3x (2A0 + 6A1x) (***)

Dari persamaan (*), (**) dan (***) disubstitusikan ke soal, maka akar diperoleh:
y’’ – 6y’ + 9y = 2xe3x
⇔ 9(A0 X2 + A1x3) e3x + 3 e3x (2A0 x + 3A1x2) + (2A0 x + 3A1x2) 3e3x + e3x (2A0 + 6A1x) –
6 [3 (A0 X2 + A1x3) e3x + e3x (2A0 x + 3A1x2)] + 9(A0 x2 + A1 x3) e3x] = 2xe3x
⇔ 2A0e3x + (6A0 + 6A0 – 6A1 – 12A0)xe3x + (9A0 + 9A1 +9A1 – 18A1 + 9A0)x2e3x
+ (9A1 – 18A1 + 9A1)x3e3x = 2xe3x
⇔ 2A0e3x + (6A0 + 6A0 + 6A1 – 12A0)xe3x + (x2e3x + (9A0 + 9A1 + 9A1 – 18A0 – 18A1 + 9A0)x2e3x +
(9A1 – 18A1 + 9A1)x3e3x = 2xe3x
⇔ (2A0 + 6A1x) e3x = 2xe3x

Dari kesamaan ini diperoleh identitas


2A1 = 0 dan 6A1 = 2
1
A0 = 0 , A1 = 3
Sehingga solusi partikulirnya,
yp = x2(A0 + A1x) e3x
1
= x (0 + 3 x) e3x
2

1
yp = 3 x3 e3x
Solusi umum yang diminta
yu = yk + yp
1
= c1e3x + c2xe3x + 3 x3 e3x

3. Jika b(x) = (an xn + … + a1x + a0) ebx sin β x + (bmxm + … + b1x + b0) e bxcos x, dan N = max
(n,m), maka
a. yp = (ANx N + … + A1x + A0)e bx sin β x + (BNxN + … +B1x + B0 )e bx cos β x,
bila r = b + β i bukan akar
b. yp = xk(ANx N + … + A1x + A0)e bx sin β x + BNxN + … +B1x + B0 )e bx cos β x),
bila r = b + β i akar kelipatan k, k = 1,2.

4. Kombinasi dari ketiga bentuk diatas.

Contoh 3.6.9

Tentukan solusi umum persamaan y” – 2 y’ + 2y = ex sin x

Penyelesaian:
Persamaan differensial homogen: y” – 2 y’ + 2y = 0
Persamaan Karakteristik: r2 - 2r + 2 = 0

2±√ 4−4 .1 .2
⇔r 12 = 2. 1
2±√ −8
⇔r 12 = 2
2±2 i
⇔r 12=
2
⇔r 12=1±i, α=1 , β =1

Sehingga solusi homogenya, yk = ex [A cos x + B sin x]

Dari soal b(x) = ex sin x, α = 1, β = 1, Qm(x) = 1, n = 0

Karena r = α+ βi=1+i akar persamaan karakteristik maka

yp = xex [A0 cos x + B0 sin x]

= A0xex cos x + B0 xex sin x

yp’ = A0ex cos x + A0xex cos x – A0x ex sin x + B0 ex sin x + B0x ex sin x + B0xex cos x

yp” = - A0 ex sin x + A0ex cos x – A0 xex cos x – A0ex cos x – A0x ex sin x – A0 ex sin x – A0x ex sin x –
A0xex cos x +B0ex cos x + B0 ex sin x + B0ex cos x + B0x ex sin x
= -2 A0 ex sin x + 2 A0ex cos x – 2 A0x ex sin x + 2 B0ex cos x + 2 B0 ex sin x + 2 B0xex cos x

Selanjutnya yp” , yp’ dan yp disbstitusikan ke soal maka didapat:

y” – 2y’ + 2 y = ex sin x
⇔ -2 A0 ex sin x + 2 A0ex ex cos x -2 A0 x ex sin x + 2 B0ex ex cos x + 2 B0 ex sin x +2 B0 xex cos x –
2 [A0 ex cos x + A0x ex cos x – A0 xex sin x + B0 ex sin x + B0 ex sin x + B0 ex cos x] +
2 [A0xex cos x + B0 xex sin x]= ex sin x
⇔ -2 A0 ex sin x + 2 B0 ex cos x = ex sin x

Identitas
- 2 A0 = 1 2 B0 = 0
1
A0 = - 2 B0 = 0
1 x
xe
yp = - 2 cos x
1
x cos x ]
yu = ex [A cos x + B sin x - 2
Latihan

Dalam soal 1 sampai 5 tentukan solusi umum persamaan differensial berikut:


1. y” = 9 x2 + 2x -1
2. y” – 2y’ + y =xex
3. y” + 4y’ + 29y = e-2x sin 5x
4. y” – 5y’ + 6y = 100 sin 4x
5. y” + 4y = sin x – cos x

Dalam soal 6 sampai 10, entukan solusi masalah nilai awal yang diberikan
6. y” – y = 1, y(0) = 0 , y’ (0) = 0
7. z” + z = 2e-x , z(0) = 0, z’ (0) = 0
8. y” – y’ – 2y = cos x – sin 2x, y(0) = -7/20, y’(0) = 1/5
2 x
9. y” – 7y’ + 10y = x – 4 + e , y(0) = 3, y’ (0) = -3
10. y” + 2y’ + y = x2 + 1 – ex, y(0) =0, y’ (0) =2

Dalam soal 11 sampai 15, tentukan solusi persamaan yang diberikan


11. y” – y = e2x + xe2x + x2 e2x
12. y” – y’ – 2y = e2x cos x – x2 + x + 1
13. y” + 5y + 6y = sin x – cos 2x
14. y” – 4y’ + 5y = e5x + sin 3x – cos 3x
15. y” – 4y’ + 4y = x2 e2x – e2x

G. METODE VARIASI PARAMATER


Metode variasi parameter digunakan untuk mencari penyeleseian khusus persamaan
diferensial tak homogen dengan koefisien konstanta

y” + p(x)y’ + q(x)y = b(x) (3.7.1)

Agar persamaan (3.7.1) dapat diseleseikan maka harus diubah menjadi persamaan diferensial
tak homogen trlebih dahulu, sehingga:

y” + p(x)y’ + q(x)y = 0 (3.7.2)

Langkah selanjutnya adalah mencari persamaan karakteristik dari persamaan (3.7.2), yaitu:

Persamaan karakteristik: r2 + pr + q = 0
Jika y1(x) dan y2(x) adalah solusi basis dari (3.7.2), maka solusi umum (3.7.2) adalah

yk = Ay1(x) + By2(x), dengan A dan B adalah konstanta

Maka untuk menentukan solusi dari persamaan (3.7.1) dengan metode variasi parameter, sebut
tersebut adalah yp , maka yp dapat dicari dengan mengubah konstanta A dan B pada yk menjadi
fungsi sehingga:
yp = A(x)y1(x) + B(x)y2(x) (3.7.3)
A(x) dan B(x) dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. yp = A(x)y1 + B(x)y2(x)
yp’ = A’(x)y1(x) + A(x)y1’(x) + B’(x)y2(x) + B(x)y2’(x)
yp’ = A’(x)y1(x) + B’(x)y2(x) + A(x) y1’(x) + B(x) y2’(x)

dengan mengambil persamaan (syarat)


A’(x)y1(x) + B’(x)y2(x) = 0 (3.7.4)
maka didapatkan
yp’= A(x) y1’(x) + B(x) y2’(x)

2. yp” = A(x)y1”(x) + A’(x)y1’ (x) + B(x)y2’’(x) +B’(x)y2’(x) (3.7.5)


3. Subsitusikan persamaan (3.7.3), (3.7.4) dan (3.7.5) ke persamaan (3.7.1)
A(x)y1”(x) + A’(x)y1’ (x) + B(x)y2’’(x) +B’(x)y2’(x) + p(x)[ A(x) y1’(x) + B(x) y2’(x)] +
q(x)[ A(x)y1(x)+ B(x)y2 (x)] = b(x)
A(x) [y1”(x) + p(x)y1’(x)+ q(x)y1(x)] + B(x)[y2”(x) + p(x)y2’(x)+ q(x)y2(x)] + A(x)y1(x) +
B(x)y2(x) = b(x)

Oleh karena {y1, y2} solusi basis dari persamaan (3.7.2) maka
A(x) [y1”(x) + p(x)y1’(x)+ q(x)y1(x)] = 0
B(x)[y2”(x) + p(x)y2’(x)+ q(x)y2(x)] = 0, dan
A’(x)y1’(x) + B’(x)y2’(x) = b(x) (3.7.6)

Dari persamaan (3.7.4) dan (3.7.6) diperoleh:


A’ (x)y1(x) + B’(x)y2(x) = 0
A’(x)y1’(x) + B’(x)y2’(x) = b(x)
Karena y1(x) dan y2(x) solusi basis persamaan homogen, maka W(y1,y2) ¿ 0 dan

0 y2 ( x )
| |
b (x ) y 1 ( x )
2
y ( x ) y2 ( x )
| 1 |
y 1 ( x ) y 1( x )
A1 (x) = 1 2

y 2 ( x)b( x)
=- W ( y1 , y2 )

y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2
y 1( x ) 0
| |
y 1 ( x ) b( x )
1
y ( x ) y2 ( x )
| 1 |
y 1 ( x ) y 1( x )
B’(x) = 1 2

y 1 ( x)b( x)
= W ( y1 , y 2 )
y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
B(x) = 1 2
Sehingga
y ( x )b (x ) y ( x )b( x)
∫ W2( y , y 2) dx + y 2( x )∫ W1( y 1, y ) dx
yp = - y1 1 2
Dan diperoleh solusi umum (3.7.1) yaitu:

y = yp + yk

Contoh 3.7.1

Tentukan solusi umum persamaan y” + y = csc x


Penyeleseian:

Persamaan homogen y” + y = 0

Persamaan karakteristik: r2 + 1 = 0
r2 = -1 maka r1 = i dan r2 = -i. Berarti pula α = 0 dan β =1
yk = A cos x + B sin x
y1 = cos x, y2 = sin x

|cosx  sin x
|cosx 
W(y1,y2) = |−sinx ¿
= cos2x + sin2x = 1

y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2

sin( x )csc( x)
∫ dx
=- 1
1
∫ sin( x )sin( x) dx
=-

=- ∫ 1dx
=-x
y 1 ( x )b( x )
dx
B(x) = ∫ W ( y1 , y 2 )

= ∫ cos( x) csc(x) dx
1
dx
= ∫ cos(x) sin( x) dimisalkan u = sin(x), maka du = cos(x)dx
du
= ln|sin(x )| ∫ u =lnu=ln|sin (x )|
yp = y1(x) A(x) + y2(x) B(x)
yp = (cos x)(-x) + (sin x) In (sin x)
= -x cos x + (sin x) In (sin x)

Solusi Umumnya :

y = yp + y k
Y = -x cos x + (sin x) In (sin x) + A cos x + B sin x

Contoh 3.7.2

Tentukan solusi umum persamaan y”- 2y’ + y = x-1 ex, x > 0

Penyelesaian:

Persamaan homogen: y”- 2y’ + y = 0


Persamaan karakteristik: r2 – 2r + 1= 0
(r – 1)2 = 0
r1 = r2 = 1
yk = c1 ex + c2xex
|ex  xe x
x |e x +xe x 
W (y1, y2) = |e ¿
= e + x e – x e2x
2x 2x

= e2x

y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2
x −1 x
∫ xe ex2 x e dx
=
e2 x
∫ e2 x dx
=-

=- ∫ 1dx
= -x

y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
B(x) = 1 2

y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
= 1 2
x −1 x
∫ e xe2 x e dx
=
1
=
∫ x dx
= In |x|
yp = y1(x)A(x) + y2(x)B(x)

yp = -xex + x In ex |x|
yp = ex (x In x – x)
Solusi umumnya adalah:

y = yp + yk
y = ex (x In x – x) + c1ex + c2xex

Latihan

Gunakan metode variasi parameter untuk mencari solusi umum persamaan tak homogen
dalam soal 1 sampai dengan 5

1. y” + y = tan x 0 <x < π /2


2. y” + 6y’ + 9y = x-3e-3x x>0
3. y” – 12y + 36y = e6x In x x>0
4. 2x y “ + xy’ – 3y = x-3
2
x>0
5. y” – 4y’ + 4y = x-4 e2x x>0

Seleseikan Masalah Nilai Awal (MNA) dalam soal 6 sampai 10


6. y”- 4y’ + 4y = x-4e2x, y(1) = 0, y’ (1)= e2
-3 -3x -3
7. y” + 6y + 9y = x e , y(1) = 4e , y’ (1) = -2e-3
8. y” + y = tan x, y(0) = 1, y’ (0) = 0
9. y” + y = sec x, y(0) = 1, y’ (0) = 2
10. y” + 2y’ + y = 2 cos x, y(0) =3, y’ (0) = 0

H. REDUKSI ORDER
Pandang persamaan diferensial order-2

F(x, y, y(i), y(ii)) = 0 (3.8.1)

Dengan menggunakan subsitusi yang sesuai, beberapa tipe(3.8.1) dapat direduksi menjadi
persamaan diferensial order satu sehingga solusinya lebih mudah dicari. Beberapa tipe
(3.8.1) yang dapat direduksi sebagai berikut.
1) Persamaan diferensial F(x,y,y(i),y(ii)) = 0 (3.8.2)
Di mana variabel y tidak muncul.
Cara mereduksi (3.8.2) yaitu dengan mensbsitusikan
dz ( ii)
=y
Z = y(i) dan dx
Sehingga (3.8.2) menjadi PD order satu F(x,z,z(i)) = 0 (3.8.3)
Yang merupakan PD liner adalah x dan z.

Contoh 3.8.1

1
Tentukan solusi dari xy(ii) + zy(i) = x
Jawab

Subsitusi z = z = y(i) maka z(i) y(iii) selanjutnya z dan z(i) disubsituskan ke soal sehingga diperoleh:

1
xz(i) + 2z = x
2 1
z= 2
z(i) + x x
yang merupakan persamaan diferensial linear dengan
2 1
p(x) = x dan Q(x) = x3

z=e
− ∫ p( x)dx [∫ Q( x )e∫ p (x)dx
dx+C1 ]
1 2
= x -2
[∫ x2
( x ) dx +C1
]
= x -2 (x + C1)
= x-1 + C1x-2
dan
y(i) = z

y= ∫ zdx
y= ∫ (x −1+C1 x−2 )dx+C 2
y = Inx – C1 x-1 + C2

2) persamaan diferensial F(x,y(i),y(ii)) = 0 (3.8.4)


Dimana variabel x tidak muncul
Dengan mensubstitusi
y(i) = z diperolehh
dz
y(ii) = dx
dz dy
= dy dx
dz
y(ii) = z dy

dz
dan (3.8.4) menjadi F(y,z,z, )=0dy (3.8.5)
yang merupakan persamaan variabel terpisah dalam y (variabel bebas) dan z (variabel terikat)

Contoh 3.8.2

Tentukan solusi y2y(ii) + (y(i)) = 0


Jawab

dz
Dengan mensubtitusi y(i) = z dy ke soal diperoleh
dz 3
+z =0
Y2 z dy
Y2 dz + z2 dy = 0
dz dy
+ =0
z2 y 2
z-1 + y-1 = c1
1 1
+ =c
z y 1
1 1
+ c1
y1 y
dx 1
+ =c
dy y 1
dy
∫ dx+∫ y =∫ c 1 dy
x + Iny = c1 y + c2
x = c1 y = Iny + c2
2) Persamaan diferensial F(x,y(ii))= 0 (3.8.6)
(i)
Di mana variabel y dan y tidak muncul
Cara mereduksi (3.8.6) menjadi persamaan order satu dengan mensubtitusi
dz ( ii) dz
=y
Z = y(i) dan dy sehingga diperoleh F(x, dx ) = 0

Contoh 3.8.3

d2 y
2
Tentukan solusi masalah nilai awal dx = sinx , y(0)= 1, y(i) (0) = 2
Jawab
2
dy dz d y
, =
Ambil z = dx dx dx 2
Sehingga diperoleh
dz
=sin x
dy
dz = sinx dx
z = -cosx + c1
dy
=−cos x +c 1
dx
dy = (-cosx + c1) dx
y = -sinx + c1 x + c2
dy
dengan memasukan syarat awal ke y dan dx diperoleh
c1= 3 dan c2 = 1 jadi solusinya y = - sin x + 3x + 1

4) Persamaan diferensial F(y,y(ii)) = 0

Di mana variabel bebas x dan y tidak muncul pada umumnya (3.8.8) tidak mudah untuk
diseleseikan, kecuali jika syarat awal / batasnya diberikan. Untuk mereduksi (3.8.8)
menjadi persamaan order satu, kita gunakan subsitusi seperti pada (3.8.7), yaitu

dz dy dz
=z
y(i) = z dan y(ii) = dy dz dy
Sehingga (3.8.8) menjadi

dz
=0
F(y1,z) dy
Contoh 3.8.4

Tentukan solusi dari jika y(i) = 0 untuk y = 0

Jawab :

Ambil

Sehingga sal menjadi

dengan
Syarat y(i) = 0, maka diperoleh

dan

5) Diberikan fungsi f solusi non trivial untuk persamaan homogeny

y(ii) + p(x)y(i) + z(x)y = 0 (3.8.10)

Untuk mencari solusi kedua yang bebas linier dengan f, kita mencoba solusi sebagai
penjumlahan atau perkalian dari f. lebih jelasnya kita mencoba

y = v + f atau y = v . f

untuk y = v + f

y(i) = v(i) + f(i) dan y(ii) = v(ii) + f(ii)

sehingga

(belum tentu bernilai 0 (nol))

dan

v(ii) + f(ii) + p(v(i) + f(i)) + q(v + f) = 0


(v(ii) + pv(i) + qv) + (f(ii) + pf(i) + qf) = 0

Karena f solusi maka v(ii) + pv(i) + qv = 0

jadi v solusi. Permasalahannya bagaimana mencari v?

Selanjutnya kita coba y = vf

y(i) = v(i) . f(i) + v . f(i) dan

y(ii) = v(ii) . f + v(i) . f(i) + v(i) . f(i) + vf(ii)

= v(ii) . f + 2v(i) . f(i) + vf(ii)

Substitusi y, y(i) dan y(ii) ke soal dan diperoleh

(v(ii) . f + 2v(i) . f(i) + vf(ii) +p(v(i)f +vf(i)) + qvf = 0

(f(ii) + pf(i) + qf)v + fv(ii) + (2f(i) + pf)v(i) = 0

Karena f solusi maka

fv(ii) + (2f(i) + pf)v(i) = 0

jika kita ambil w = v(i) maka diperoleh persamaan terpisah order satu

fw(i) + (2f(i) + pf) v(i) = 0 atau

Jadi solusi yang bebas linier dari f, y=v.t

Contoh 3.8.5

Diberikan f(x) = ex solusi y(ii) – 2y(i) + y = 0

Tentukan solusi kedua yang bebas linier dengan f(x)

Jawab :

y = vt = vex, f(x) = ex, f(i)(x) = ex

dan p = -z. Dari (3.8.11), maka diperoleh


Jadi solusi bebas linier dengan f(x) = ex adalah y = xex

Latihan

Dalam soal 1 sampai dengan 7 tentukanlah solusinya !

1. xy(ii) – 2y(i) = x3 + x2

2. yy(ii) + (y(i))3 + (y(i))2 = 0

3. xy(ii) = y(i) + (y(i))2

4. yy(ii) = y2y(i) + (y(ii))2

5. xy(ii) – 2y(i) = (y(i))2

6. xy(ii) = y(i)

7. yy(ii) + 2y(i) = (y(i))2

untuk soal 8 sampai dengan 10, tentukan solusinya !

8. 1 + (y(i))2 + yy(ii) = 0, jika x = 1, y = 1 dan y(i) = 1

9. (y(ii))2 = {1 + (y(i))2}3, jika x = 0, y = 1, dan y(i) = 0

10. y(ii) = (y(i))2e3, jika ln x = 0, y = 1 dan y(i) =

untuk soal 11 sampai dengan 15 tentukan solusi yang bebas linier dari solusi yang diberikan
untuk persamaan berikut !

11. y(ii) + 2y(i) – 15y = 0 ; f(x) = e3x

12. y(ii) – 3y(i) + 2y = 0 ; f(x) = ex

13. x2y(ii) – 6xy(i) + 6y = 0 ; x > 0, f(x) = x2

14. x2y(ii) – 2xy(i) – 4y = 0 ; x > 0, f(x) = x-1

15. tx(ii) – (t-1)x(i) + x = 0 ; t > 0, f(t) = et

Anda mungkin juga menyukai