Kita ingat kembali bahwa persamaan differensial order- 2 merupakan persamaan yang
' ''
dapat disajikan dalam bentuk F( x , y , y , y )=0 .
Contoh 3.1.1
d2 y dy
( x3 −1 ) 2
−x + sin y +e x =0
dx dx
Klasifikasi dari persamaan differensial seperti dijelaskan pada Bab. 1, ada persamaan
linear dan tak linear. Persamaan linear order- 2 dinyatakan sebagai
d2 y dy
a2 ( x ) 2
+ a1 ( x ) +a0 (x ) y =b( x )
dx dx (3.1.1)
dengan a0 ( x ), a 1 ( x ), dan a 2 ( x )≠0 merupakan fungsi- fungsi kontinu pada interval I subset
real. Bila a0, a1, dan a2 merupakan konstanta, maka (3.1.1) disebut persamaan diferensial linear
dengan koefisien konstanta. Jika tidak demikian disebut persamaan dengan koefisien variabel.
Bentuk baku (3.1.1) dapat disederhanakan dengan mambagi kedua ruas dengan a2 ( x )
sehingga diperoleh
2
d y dy
2
+ p( x ) +q ( x ) y=g( x )
dx dx (3.1.2)
a1( x ) a (x ) b( x )
p( x )= q( x )= 0 g( x )=
dimana a2 ( x ) , a2 ( x ) dan a2 ( x ) kontinu pada I.
Jika g( x )=0 , maka (3.1.2) disebut persamaan homogen dan bila g( x )≠0 maka disebut
tak homogen. Sehingga persamaan homogen order- 2 dapat disajikan oleh
d2 y dy
2
+ p( x ) +q ( x ) y=0
dx dx (3.1.3)
Contoh 3.1.2
dy
' d2 y
''
y= y= 2
Jika dx atau dx , maka
2 '' '
3 x y −4 x y +5 y=cos x (3.1.4)
'' '
y +3 y −6 y=0 (3.1.5)
y '' −2 y ' ' −3 y=sin x (3.1.6)
Persamaan (3.1.4) merupakan persamaan linear tak homogen dengan koefisien variabel,
(3.1.5) merupakan persamaan linear homogen dengan koefisien konstanta dan (3.1.6)
merupakan persamaan tak homogen dengan koefisien konstanta.
Selanjutnya kita tulis ruas kiri (3.1.2) dengan L[ y] . Berarti
2
d y dy
L [ y ] = 2 + p ( x ) + q( x ) y
dx dx (3.1.7)
Persamaan (3.1.7) bisa diintepretasikan sebagai fungsi yang didefinisikan pada sebuah
himpunan fungsi. Jadi domainnya merupakan koleksi fungsi dengan derivatif keduanya
kontinu dan rangenya fungsi kontinu dengan aturan (3.1.7). Agar tidak membingungkan
dengan pengertian fungsi sebelumnya, maka fungsi yang didefinisikan oleh (3.1.7) disebut
operator. Karena L melibatkan differensial, maka disebut operator differensial.
Contoh 3.1.3
Jika p( x )=x dan q( x )=x−1 maka
d2 y dy
3 L [ y ]= + p ( x ) + q( x ) y
1. untuk y 1 ( x )=x maka dx 2 dx menjadi
2 3
L [ y 1 ]=6 x + x ( 3 x )+( x−1 )x
=x 4 +2 x3 +6 x
2. untuk y 2 ( x )=sin 2 x diperoleh
L [ y 2 ]=−4 sin 2 x+ x( 2 cos 2 x )+( x−1 ) sin 2 x
=x sin 2x−5 sin 2 x+2 x cos 2 x
Berdasarkan sifat- sifat dari derivatif dari fungsi, maka kita juga dapat merumuskan
sifat dari operator differensial.
Lemma
d2 y dy
L [ y ]= 2
+ p ( x ) + q( x ) y
Jika dx dx dan y1 serta y2 merupakan fungsi- fungsi
yangBukti
derivatif
dari keduanya
lemma ini,kontinu padadengan
dilakukan inetrvalmenggunakan
I serta c sebarang
sifat-konstanta,
sifat dari maka
L [ cy 1 ] =cL [ y 1 ]
L [ y 1 + y 2 ] =L [ y 1 ]+ L [ y 2 ]
Lemma ini disebut sifat linearitas dari operator differensial. Karena linear, maka
operatornya disebut operator linear. Jika salah satu sifat dalam lemma di atas tidak dipenuhi,
maka disebut operator nonlinear.
Contoh 3.1.4
Buktikan bahwa operator T yang didefinisikan oleh
''
T [ y ] = y +sin y
dengan y merupakan fungsi yang derivatif keduanya kontinu untuk semua x real adalah
nonlinear.
Bukti:
Ambily 1 ( x )=x , maka y 1″ ( x )=0 dan T [ cy 1 ]=sin (cx ) dan cT [ y1 ]=c sin ( x ) . Secara
umum sin(cx )≠c sin x . Jadi T merupakan operator nonlinear.
Selanjutnya akan dijelaskan eksistensi dan ketunggalan solusi untuk persamaan (3.1.2)
seperti tercantum dalam teorema berikut
Teorema
Teorema
Bukti:
'' '
Tulis L [ y ] = y + p y +qy . Karena 1 dan
y y 2 solusi, maka L [ y 1 ]=0 dan L [ y 2 ]=0 .
Dengan menggunakan sifat linearitas L diperoleh
L [ c1 y 1 + c 2 y 2 ] =c 1 L [ y 1 ]+ c 2 L [ y 2 ]=0+ 0=0
Contoh 3.1.6
Jika y 1 ( x )=e2 x cos 3 x dan y 2 ( x )=e 2 x sin 3 x merupakan solusi persamaan homogen
'' '
y −4 y +13 y=0 (*)
'
Tentukan solusi (*) yang memenuhi syarat awal y ( 0 )=2 dan y ( 0)=−5
Jawab:
Kombinasi lenear dari
y 1 dan y 2 adalah
2x 2x
y=c1 e cos 3 x +c 2 e sin 3 x (**)
Jika (**) didefensialkan terhadap x , maka diperoleh
2x 2x 2x 2x
y=c1 (2e cos 3 x−3 e sin 3 x )+c 2 (2 e sin 3 x+3 e cos 3 x ) (***)
Dengan mensubstitusikan syarat awal ke (**) dan (***), maka diperoleh
c 1=2 dan 2 c1 +3 c 2=−5 atau c 2 =−3
2x 2x
Jadi solusi yang diinginkan y=2 e cos 3 x−3 e sin 3 x
Latihan
2 '' '
1. Jika L [ y ] =x y −3 x y −5 y , hitunglah
a. L [ cos x ]
b. L [ x−1 ]
c. L [ x r ] , r konstanta
'' '
2. Jika L [ y ] = y −4 y +3 y , hitunglah
2
a. L [ x ]
b. L [ erx ]
c. L [ e3 x ]
d. L [ x ]
−1
Pada bagian ini kita mambahas sifat- sifat dari persamaan homogen yang membantu
kita memperoleh semua solusi dari persamaan tersebut. Perhatikan persamaan homogen
berikut
2
d y
L [ y ]= − y=0
dx 2 (3.2.1)
x −x
Dapat diperlihatkan bahwa y 1 =e dan y 2 =e solusi (3.2.1). Lebih jauh, karena L
x −x
bersifat linear, maka c 1 e +c 2 e juga solusi (3.2.1) untuk sebarang konstanta c 1 dan c2.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya, dengan memilih
c1 dan
c2 yang sesuai bisakah
semua solusi (3.2.1) direpresentasikan oleh
c 1 e x +c 2 e−x
Jawaban dari persatanyaan ini terletak pada aplikasi teorema eksistensi dan ketunggalan solusi
pada bagian 3.1.
Misalkan u( x) solusi (3.2.1) dan x 0 bilangan real tertentu. Jika kita bisa memilih
c 1 dan c 2 sehingga
x − x0
c 1 e 0+ c 2 e =u( x 0 ) (3.2.2)
x0 −x 0 '
c 1 e −c 2 e =u ( x 0 ) (3.2.3)
x
maka u( x) dan c 1 e +c 2 e
−x
memenuhi syarat awal yang sama di
x 0 dan kesimpulan
ketunggalan solusi dari teorema pada bagian 3.1 terjamin bahwa u( x )=c1 e x +c 2 e− x untuk
semua x real.
Dengan menyelesaikan (3.2.2) dan (3.2.3) diperoleh
' '
u( x 0 )+u ( x 0 ) u( x 0 )+u ( x 0 )
c 1= x
c2= −x
2e 0 dan 2e 0 (3.2.4)
Karena e
x0
dan e
−x 0
tidak pernah bernilai nol, kita selalu mempunyai nilai
c 1 dan c 2 .
Jadi dengan ketunggalan, diperoleh
x −x
u( x )=c1 e 0 + c2 e 0
c
untuk semua bilangan real x dengan 1 dan 2 seperti pada (3.2.4).
c
Berdasar penjelasan ini, kita telah menunjukkan bahwa solusi (3.2.1) bisa diekspresikan
sebagai kombinasi linear dari solusi khususnya. Dengan cara yang sama, hasil ini dipenuhi
untuk persamaan homogen pada umumnya. Representasi dari solusi untuk persamaan
homogen disajikan teorema berikut:
Teorema
Pembuktian dari teorema ini mengikuti langkah- langkah pada proses penentuan solusi dari
(3.2.1).
Definisi 3.1
Jika kita tulis dalam bentuk determinan, maka fungsi Wronskian dinyatakan dalam
bentuk
Definisi 3.2
Sepasang solusi { y1 , y2 }
y ' ' + p y ' + qy=0 pada (a,b) disebut himpunan
dari
solusi dasar (basis/ fundamental) jika
W [ y 1 , y 2 ] ( X 0 )≠0
di beberapa
x 0 dalam
Contoh 3.2.1
x x
Solusi (3.2.1), y 1 =e dan y 2 =e merupakan himpunan solusi basis untuk (3.2.1) pada
(−∞, ∞ ) , sebab
W [ y 1 , y 2 ]=e x (−e− x )−e x e− x=−2≠0
Dari pembahasan diatas, maka prosedur untuk mencari solusi persamaan homogen
y ' ' + p y ' + qy=0 adalah sebagai berikut:
1. Tentukan solusi basisnya 1 dan
y y2
2. Solusi umumnya,
y=c1 y 1 +c 2 y 2 dengan c 1 dan c 2 konstanta sebarang
Contoh 3.2.2
Diberikan 1 y =cos 3 x
dan
y 2 =sin 3 x merupakan solusi
''
y −9 y=0 pada (−∞, ∞ ) .
Tentukan solusi umumnya!
Jawab:
W [ y 1 , y 2 ]=(cos 3 x )(3 cos 3 x )−(−3 sin 3 x )(sin 3 x )=3≠0 , x
Karena untuk setiap
Berarti
y 1 =cos 3 x dan y 2 =sin 3 x merupakan solusi basis. Sehingga solusi umumnya
y=c1 cos 3 x +c 2 sin 3 x
Contoh 3.2.3
−1 3 2 '' '
Diberikan y 1 =x dan y 2 =x merupakan solusi x y −x y −3 y=0 pada ( 0, ∞ ) .
Tentukan solusi umumnya!
Jawab:
Karena
W [ y 1 , y 2 ]=( x−1 )(3 x 2 )−(−x−2 )( x3 )=4 x≠0 , untuk x dalam ( 0, ∞ )
−1 3
Berarti y 1 =x dan y 2 =x merupakan solusi basis dan solusi umumnya
−1 3
y=c1 x +c 2 x
Latihan
Dalam soal 1 sampai dengan 5, hitunglah fungsi Wronskiannya
1. y 1 ( x )=e−x cos 2 x , y 2 ( x )=e−x sin x
2. y 1 ( x )=e3 x y 2 ( x )=e 4 x
3. y 1 ( x )=xe 2 x y 2 ( x )=e 2 x
Dalam soal 6 sampai dengan 10, buktikan bahwa solusi basis persamaan yang diberikan serta
tentukan solusi umum yang memenuhi syarat awalnya.
6. y ' ' −2 y ' +5 y=0 , y 1 ( x )=e x cos 2 x , y 2 ( x )=e x sin 2 x ; y (0 )=2 dan y ' (0 )=0
'' ' 2x 3x '
7. y −5 y +6 y=0 , y 1 ( x )=e , y 2 ( x )=e ; y (0)=−1 dan y (0 )=−4
2 '' −1 2 '
8. x y −2 y=0 , y 1 (x )=x , y 2 ( x )=x ; y (1 )=−2 dan y (1 )=−7
'' ' 5x '
9. y −5 y =0 , y 1 ( x )=2 , y 2 ( x )=e ; y ( 0 )=2 dan y ( 0)=5
10. . x y '' −( x+ 2) y ' +2y=0,y1 ( x )=e x ,y2 ( x )=x 2 +2x +2;y (1)=0 dan y ' (1)=1
11. Diberikan pernyataan y '' +5 y ' −6 y=0
a. Buktikan bahwa {e x ,e x−e−6 x } merupakan solusi basisnya
b. Buktikan bahwa {e x ,3 e x +e−6 x } merupakan solusi basisnya yang lain.
Persamaan differensial order dua homogen dengan variabel bebas x dan variabel
terikat y dengan koefisien konstanta berbentuk
'' '
a0 y +a1 y +a2 y=0 (3.3.1)
2
dy y''=
d y
a ≠0 , a , a y'=
dimana 0 1 2 adalah konstanta dan dan dx dx 2
Bentuk lain (bentuk baku) dari persamaan (3.3.1) adalah
y ' ' + p y ' +qy=0 (3.3.2)
a a
p= 1 q= 2
dengan a0 , a0
Definisi 3.3
Fungsi y( x) yang didefinisikan pada interval subset dari garis real serta memenuhi
(3.3.1) atau (3.3.2) disebut solusi (3.3.1) atau (3.3.2) pada interval tersebut.
Untuk mencari fungsi y( x) dan memenuhi (3.3.1) atau (3.3.2) kita coba y( x)=erx . Hal
ini disebabkan y( x)=erx dan derivatifnya kontinu dan tidak pernah bernilai nol untuk
semua bilangan real r da x. Karena y( x) solusi, maka turunan pertama dan keduanya
terhadap x diberikan oleh:
' rx '' 2 rx
y =re , y =r e
Jika y( x) dan turunanya disubstitusikan ke (3.3.2) maka diperoleh:
2 rx rx rx
r e + pre +qe =0
2 rx
(r + pr +q )e =0
rx
Karena e ≠0 untuk setiap x ∈ R maka haruslah
2
r + pr +q=0 (3.3.3)
Selanjutnya (3.3.3) disebut persamaan bantu/ karakteristik dari persamaan (3.3.2). Karena (3.3.3)
merupakan persamaan kuadrat, maka kemungkinan akar- akarnya (nilai dari r) ada 3, maka
kasus- kasus yang perlu diperhatikan di dalam menentukan solusi umum (3.3.2) yaitu:
1. Akar- akarnya real dan berbeda, yaitu
r 1 ≠r 2
r1 x r x
Maka solusinya: y 1 =e y 2 =e 2
Seperti pada bagian 3.2 pasangan fungsi [ y1 , y 2] disebut solusi basis (dasar/ fundamental)
jika W ( y 1 , y 2 )≠0
( r1 +r2 ) x (r +r ) x
W ( y 1 , y 2 )=r 2 e −r 1 e 1 2
( r 1+r 2 ) x
= e (r 2 −r 1 )
Karena 1
r ≠r 2 dan e( r 1+r 2 ) x≠0 , maka W ( y 1 , y 2 )≠0 dan [ y1 , y 2] bebas linear. Sehingga
umum (3.3.2)
y=C 1 y 1 +C 2 y 2
r1 x r2 x
y=C 1 e +C 2 e
Contoh 3.3.1
Tentukan solusi umum persamaan y ' ' −3 y ' +2 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −3 r +2=0
(r−1 )(r−2 )=0
r=1 , r=2
Solusi basisnya : y 1 =e x , y 2 =e 2 x
Contoh 3.3.2
Tentukan solusi umum persamaan y ' ' + y ' −6 y =0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 + r−6=0
(r−2 )(r+3)=0
r 1 =2 , r 2 =−3
Solusi basisnya : y 1 =e2 x , y 2=e−3 x
Contoh 3.3.3
'
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' +2 y ' −15 y=0 , y (0 )=2 , y (0)=2
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 +2 r −15=0
(r−3 )(r +5 )=0
r 1 =3 , r 2 =−5
Solusi basisnya : y 1 =e3 x , y 2=e−5 x
3x −5 x
Solusi umumnya: y=C 1 e +C 2 e
Syarat awal: y (0 )=2 , y '(0 )=2
y(0 )→C 1 +C 2=2 |× 3 3 C1 +3C 2 =6
y '(0)→3C 1−5C 2=2 |× 1 3 C1 −5 C2 =2 -
8 C2 =4
1
C2 =
2
1 3
C1 + =2 C1 =
2 atau 2
3 1
y= e3 x + e−5 x
Solusi khusus: 2 2
Contoh 3.3.4
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' − y ' −12 y =0 , y(0 )=0 , y '(0 )=7
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −r−12=0
(r−4 )(r +3)=0
r 1 =4 , r 2 =−3
Solusi basisnya : y 1 =e 4 x , y 2 =e−3 x
Solusi basis yang bebas linear adalah y 1 =e rx dan y 2 =xerx , sebab W ( y 1 , y 2 )≠0 .
Sehingga solusi umumnya
y=C 1 e rx + xC 2 erx
=e rx (C 1 +xC 2 )
Contoh 3.3.5
'' '
Tentukan solusi masalah nilai awal y −8 y +16 y =0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −8 r +16=0
(r−4 )(r−4 )=0
r 1 = r 2=4
4x 4x
Solusi basisnya : y 1 =e , y 2 =xe
4x 4x
Solusi umumnya: y=C 1 e +C2 xe
4x
=e (C 1 +C2 x )
Contoh 3.3.6
'' '
Tentukan solusi umum persamaan y −2 y + y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −2 r+ 1=0
(r−1 )2=0
r 12=1
Solusi basisnya : y 1 =e x , y 2 =xe x
Contoh 3.3.7
'
Tentukan solusi masalah nilai awal y '' −12 { y ' +36 y=0 ¿ , Y (0)=2 , Y (0)=1
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −12r + 36=0
2
(r−6 ) =0
r 12 =6
Solusi basisnya : y 1 =e6 x , y 2 =xe6 x
Contoh 3.3.8
Tentukan solusi umum persamaan y '' +25 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 +25=0
r 12=√−25=±5i
r 1 =5i , r 2 =5 i , α=0 , β=5
Contoh 3.3.9
'' '
Tentukan solusi umum dari y −4 y +13 y=0
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −4 r+ 13=0
4±√ 16−52 4± √−36
r 12= = =2±3 i, α=2 , β=3
2 2
2x
Solusi umum y=e (C cos 3 x+ D sin 3 x )
Contoh 3.3.10
Tentukan solusi masalah nilai awal
'
y '' −2 y ' +10 y=0 , y(0)=1 , y (0)=1
Jawab:
Persamaan karakteristik:
r 2 −2 r+ 10=0
2±√−36
r 12= =1±3i , α=1 , β=3
2
x
Solusi umum y=e (C cos 3 x+D sin 3 x )
y ' =e x (3C cos 3 x+3 D sin 3 x)+e x (−3C sin 3 x+3 D cos 3 x ))=1
Dengan memasukkan syarat awal diperoleh
0
y (0 )=e (C cos 3.0+ D sin 3. 0)
x
1=e (C cos 0+D sin 0)
1=C
y' (0 )=e 0 (3 cos 0+D sin 3 . 0−3 sin 0+3 D cos0 )
1=3+3 D
2
− =D
3
Jadi solusi masalah nilai awalnya
2
y=e x (cos 3 x− sin 3 x )
3
Contoh 3.3.9
Tentukan solusi umum dari y” - 4y’ + 13y = 0
Jawab:
Persamaan karakteristik: r2 - 4r + 13 = 0
4±√ 16−52
r12 = 2
4±√−36
=
2
= 2 ±3 i, α=2 , β=3
Solusi umum y=e2 x ( A cos 3 x+B sin 3 x)
Contoh 3.3.10
Tentukan solusi masalah nilai awal
y”- 2y’ + 10y = 0, y(0) = 2, y’(0) = 1
Jawab:
Persamaan karakteristik: r2 - 2r + 10 = 0
2±√ −36
r12 = 2
= 1±3 i , α=1 , β=3
x
Solusi umum: y=e (C cos 3 x +D sin 3 x )
y’ = ex (3C cos 3x + 3D sin 3x +ex (-3C sin 3x + 3D cos 3x)
Serta y’(0)=1
1 = (3C cos 0 + 3 D sin 0) + (-3C sin 0 + 3D cos 0)
1 = 3.2 + 3D
3D = 1-6
3D = -5
5
−
D= 3
5
y=e x (2 cos 3 x− sin 3 x )
Jadi solusi masalah nilai awalnya (khususnya) 3
Contoh 3.3.11
Persamaan Karakteristik: r2 - 4r + 5 =0
4±√ 16−20
r12 = 2
4±√−4
= 2
= 2 ±i, α=2 , β=1.
Solusi umumnya: y=e2 x (C cos x +D sin x )
Serta
Dalam soal 1 sampai dengan 20 tentukan solusi umum dari persamaan yang diberikan
1. y” – y’-12y = 0 11. y” – 9y = 0
2. y” +3 y’ - 4y = 0 12. y” + 9y = 0
3. y” – 4y = 0 13. y” – 2y’ +5y = 0
4. 2y” – y’ – 3y = 0 14. y” + 4 y ‘ + 4 y’ = 0
5. 8y” – 10 y’ + 3y =0 15. y” + 25y = 0
6. y” – 16y = 0 16. 4y” + 4y’ +y = 0
7. y” + 4 y’ + 5y = 0 17. 9y” – 12y’ + 4y = 0
8. 6y” – 5y ‘ – 4y = 0 18. 4y” -12y’ + 3y =0
9. 4y” + 20y = 0 19. y” – 2y’ + 3y = 0
10. y” + 2y’ + 2y = 0 20. y” + 8y’ + 16y = 0
Dalam soal 21 sampai 30, tentukan solusi masalah nilai awal berikut:
Contoh 3.4.1
3x2 + y” – 2x y’ + 7y = sin x
merupakan persamaan Cauchy- Euler.
Sehingga diperoleh PD homogen orde dua dengan koefisien konstanta dalam y dan t.
Contoh 3.4.3
2
2d y dy
x 2
+3 x −3 y=0
Tentukan solusi persamaan dx dx
Jawab:
dx t
=e =x
Misal x = et maka t = In x. Kita tahu dt sedang
dy dy dx dy t dy
= = e =x
dt dx dt dx dx
Latihan
Dalam soal 1 sampai dengan 8 tentukan solusi umum dari persamaan yang diberikan
1. x2y” – xy+ 2y =0
2. x2y” + 2 xy’ – 6 y = 0
6 4
y' y
3. y” + x x2 =0
4. (x +1)2 y” + (x+1) y’ – y = 0
5. (2x + 1)2y” – (2 x+1)y’ -12y = 0
6. (x - 2)2y” + 10 (x -2)y’ + 14y = 0
7. (x + 1)2y” + 10 (x - 1)y’ + 14y =0
8. x2y” -3xy’ + 4y =0
Dalam soal 9 dan 10 tentukan solusi masalah nilai awal
9. x2y” – 4xy’ + 4y = 0, y(1) = 2, y’(1) -11
10. x2y” + 7 xy’ + 5y = 0, y(1) = -1, y’(1) = 13
L [ y ]= y +p \( x \) y'+q \( + \) y} {¿
Jika L [y1] = g1 (x) dan L [y2] = g 2 (x), maka berdasarkan sifat linearitas dari L, maka
L [ay1 + by 2] = a L [y 1] + b L [y2]
= ag1(x) + bg2 (x)
Prinsip yang demikian disebut prinsip superposisi. Untuk lebih jelasnya prinsip ini
dituangkan dalam teorema berikut.
Teorema
Contoh 3.5.1
2x
−x 2 e
−
Diberikan y1 = 3 9 solusi dari y” + 2 y’ – 3y = x dan y2 = 5 solusi y” + 2 y’ – 3y =
e2 x
2x
Tentukan solusi y” + 2 y’ – 3y = 4x – 5 e
Jawab:
2x
Tulis L[y] = y” + 2y’ – 3y. Maka L [y1] = g1 (x) = x dan L [y2] = g2 (x) = e
2x
Karena 4x – 5 e = 4 g1 (x) – 5 g2 (x), maka dengan prinsip superposisi fungsi
−x 2 e2 x
−
4 y1 (x)- 5y2(x) = 4 ( 3 9 )- 5 ( 5 )
−4 x 8 2 x
− −e
= 3 9
2x
solusi persamaan y” + 2 y’ - 3y = 4x – 5 e
Berdasarkan prinsip superposisi, kita dapat menyajikan solusi persamaan tak homogen
seperti tertuang dalam teorema berikut:
Teorema
Contoh 3.5.2
Diberikan y1 (x) = x2 solusi partikulir persamaan y” – y = 2 – x2
Tentukan solusi umumnya!
Jawab:
Contoh 3.5.3
Latihan
1. Diberikan y1 (x) = cos x merupakan solusi y” = y’ + y = sin x dan y 1 (x) = e2x /3 solusi y” – y’ +
y = e2x. Tentukan solusi persamaan diferensial berikut:
a. y” – y’ + y = 5 sin x c. y” – y’ + y = 4 sin x + 18 e2x
2x
b. y” – y’ + y = sin x – 3e
Dalam soal 2 sampai dengan 8 tentukan umum persamaan tak homogen jika solusi
partikulirnya diberikan.
2. y” – y’ – 2 y= 1 – 2x yp(x) = x -1
3. y” – 4y’ + 3 y = - 2ex yp(x) = xex
4. y” + 2 y’ + 4 y – 4cos 2x = 0 yp (x) = x-1
5. y” + 5 y’ + b y = 6x2 + 10x + 2 + 12ex, yp (x) = x2 + ex
6. y” = 2y’ – y + 2ex, yp (x) = x2 ex
7. y” – y’ + y = sint, yp (t) = cos t
8. y” = 2 y + 2 tan3 x, yp (x) = tan x
Dalam soal 9 dan 10 diberikan L [y] = y” – 4y’ + 3 y, y 1 (x) = x dan y2 (x) = e-x , tentukan solusi
masalah nilai awal yang diberikan:
9. L [y] = 8e-x + 8 – 6x, y(0) = 2, y’(0) = -2
10.L [y] = 3x -4 – 8e-x y(0) = 1, y’(0) = 6
Contoh 3.6.1
Penyelesaian:
Dalam hal ini kita mencari yp (x) sehingga L[yp] = 3x + 1. Jika kita ambil sebarang fungsi linier
yp = Ax + B,
maka diperoleh fungsi linier
L[yp] = 0 + 3A +2(Ax + B)
= 2Ax + (3A + B)
Ini berarti
3x + 1= 2Ax + (3A + B)
atau 2A = 3 dan 3A +B = 1
3 −7
A= dan B=
2 4
Sehingga
3 −7
yp (x) = x
2 4
merupakan solusi partikulir yang dinginkan.
Didasari oleh contoh di atas, maka untuk mencari solusi partikulir persamaan
L[y] = Pn (x),
Di mana Pn (x) merupakan polinominal derajat n, diambil
yp = An xn +…..+A1x +A0
Dengan Ai, i = 0,1,…,n merupakan konstanta solusi dari persamaan
L[yp] = Pn (x)
Teknik mencari yp yang demikian ini disebut metode koefisien tak tentu.
Contoh 3.6.2
Karena L[yp] = e3x, maka kita mencoba yp = A e3x, di mana A konstanta sebarang dan diperoleh
L[yp] = 9Ae3x + 3(3Ae3x) + 2(A e3x)
e3x = 20 Ae3x
1
Atau A =
20
1 3x
dan yp = e
20
Secara umum jika L[yp] = aebx, maka kita mabil yp = Aebx
Contoh 3.6.3
Karena L[yp] = sin x, seperti pada dua contoh di atas, tentunya kita menduga bahwa yp = A sin x.
Akan tetapi jika yp ini kita operasikan pada L, maka diperoleh
L[yp] = -2A sin x – A cos x
−1
Karena ruas kanan soal hanya sin x, berarti nilai A ada dua, A = 0 dan A = . Hal ini tidak
2
mungkin. Oleh karenanya, kita coba yp yang lain.
yp = A cos x + B sin x
sehingga
L[yp]= (-2A - B)cos x + (A – 2B) sin x = sin x
Atau -2A – B = 0
A - 2B = 1
1 −2
Menyelesaikan kedua persamaan ini diperoleh A = dan B = . Akibatnya
5 3
1 −2
yp = cos x sin x
5 3
Secara umum jika L[yp] = a cos px + b sin px, maka yp = A cos px + B sin px
Jawab:
Karena ruas kanan hanya memuat polinominal konstan, po(x) = 5, maka berdasarkan contoh-
contoh sebelumnya kita ambil yp = Ax. Sehingga diperoleh
L[yp] = A = 5
Dan
yp = 5x
Dari contoh diatas tentunya tidak begitu mudah bagi kita memilih y p yang diinginkan.
Akan tetapi kita mempunyai cara yang cukup membantu dalam pemilihan y p dengan melihat
akar-akar perasamaan karakteristik persamaan homogen dan bentuk dari L[yp].
Jika diberikan persamaan linier tak homogen dengan koefisien konstanta y” + p y’ + p y’
+ qy = b(x) dan akar persamaan karakteristik dari persamaan homogennya diketahui, maka
untuk mencari yp dilakukan prosedur berikut:
Contoh 3.6.5
Tentukan solusi dari persamaan diferensial
y” – y’ – 2y = 4x2
Penyelesaian:
Persamaan diferensial homogen: y” – y’ – 2 y = 0
Persamaan Karakteristik: r2 – r – 2 = 0
⇔ ( r – 2 ) ( r - 1) = 0
⇔ r1 = 2 atau r2 = 1
Solusi homogennya, yk = c1e + c2ex
2x
Untuk memisalkan solusi partikulir, kita baerhatikan nilai r dan b(x). Pada soal b(x) = 4x2 dan
r = 0 bukan akar dari persamaan karakteristik
Sehingga:
yp = A0 + A1x + A2x2
yp’ =A1 + 2A2x
yp” = 2A2
Substitusikan yp , yp’dan yp’’ke soal, maka diperoleh:
y” – y’ – 2y = 4x2
⇔ 2A2 – (A1 + 2A2 x) – 2(A0 + A1x + A2x2) = 4x2
⇔ 2A2 – A1 – 2A2 x - 2A1x – 2A2 x2 = 4x2
⇔ (2A2 – A1 – 2A0) – (2A2 + 2A1) x -2A2x2 = 4x2
Dari persamaan terakhir diperoleh idenditas
-2A2 = 4 -2A2 – 2A1 = 0 2A2 – A1 – 2A0 = 0
A2 = -2 -2(-2) – 2A1 = 0 -4 -2 – 2A0 = 0
2A1 = 4 A0 = -3
A1 = 2
Contoh 3.6.7
Tentukan solusi umum persamaan y” + 2y = ex
Penyelesaian:
Persamaan diferensial homogen : y” + 2 y = 0
Persamaan Karakteristik : r2 + 2 = 0
⇔ r2 = -2
⇔ r12 = ±√ 2 i
⇔ r1 = √2 i atau r2 = - √2 i
α=0 , β = √2 dan Pn (x) = 1, n = 0
Sehingga
yk = e
αx
[A cos ( β x) + B sin ( β x)]
=e
0x
[A cos ( √2 x ) + B sin( √2 x )]
yk = A cos ( √2 x ) + B sin( √2 x )
Contoh 3.6.8
Penyeleseian:
Persamaan differensial homogen: y” – 6y’ + 9y = 0
Persamaan Karakteristik: r2 – 6r + 9 = 0
⇔ (r - 3)2 = 0
⇔ r1 = r2 = 3 , k=2
∴ r1 = r2 = α = 3 akar dari persamaan karakteristik, k = 2
yk = c1e3x + c2xe3x
b(x) = 2xe3x , α = 3, Pn(x) = 2x, n = 1
Sehingga:
yp = x2 (A0 + A1 x) e3x
= (A0 x2 + A1 x3) e3x (*)
yp’ = 3 (A0 X2 + A1x3) e3x + e3x (2A0 x + 3A1x2) (**)
yp”= 9 (A0 X2 + A1x3) e3x + 3 e3x (2A0 x + 3A1x2) + (2A0 x + 3A1x2) 3e3x + e3x (2A0 + 6A1x) (***)
Dari persamaan (*), (**) dan (***) disubstitusikan ke soal, maka akar diperoleh:
y’’ – 6y’ + 9y = 2xe3x
⇔ 9(A0 X2 + A1x3) e3x + 3 e3x (2A0 x + 3A1x2) + (2A0 x + 3A1x2) 3e3x + e3x (2A0 + 6A1x) –
6 [3 (A0 X2 + A1x3) e3x + e3x (2A0 x + 3A1x2)] + 9(A0 x2 + A1 x3) e3x] = 2xe3x
⇔ 2A0e3x + (6A0 + 6A0 – 6A1 – 12A0)xe3x + (9A0 + 9A1 +9A1 – 18A1 + 9A0)x2e3x
+ (9A1 – 18A1 + 9A1)x3e3x = 2xe3x
⇔ 2A0e3x + (6A0 + 6A0 + 6A1 – 12A0)xe3x + (x2e3x + (9A0 + 9A1 + 9A1 – 18A0 – 18A1 + 9A0)x2e3x +
(9A1 – 18A1 + 9A1)x3e3x = 2xe3x
⇔ (2A0 + 6A1x) e3x = 2xe3x
1
yp = 3 x3 e3x
Solusi umum yang diminta
yu = yk + yp
1
= c1e3x + c2xe3x + 3 x3 e3x
3. Jika b(x) = (an xn + … + a1x + a0) ebx sin β x + (bmxm + … + b1x + b0) e bxcos x, dan N = max
(n,m), maka
a. yp = (ANx N + … + A1x + A0)e bx sin β x + (BNxN + … +B1x + B0 )e bx cos β x,
bila r = b + β i bukan akar
b. yp = xk(ANx N + … + A1x + A0)e bx sin β x + BNxN + … +B1x + B0 )e bx cos β x),
bila r = b + β i akar kelipatan k, k = 1,2.
Contoh 3.6.9
Penyelesaian:
Persamaan differensial homogen: y” – 2 y’ + 2y = 0
Persamaan Karakteristik: r2 - 2r + 2 = 0
2±√ 4−4 .1 .2
⇔r 12 = 2. 1
2±√ −8
⇔r 12 = 2
2±2 i
⇔r 12=
2
⇔r 12=1±i, α=1 , β =1
yp’ = A0ex cos x + A0xex cos x – A0x ex sin x + B0 ex sin x + B0x ex sin x + B0xex cos x
yp” = - A0 ex sin x + A0ex cos x – A0 xex cos x – A0ex cos x – A0x ex sin x – A0 ex sin x – A0x ex sin x –
A0xex cos x +B0ex cos x + B0 ex sin x + B0ex cos x + B0x ex sin x
= -2 A0 ex sin x + 2 A0ex cos x – 2 A0x ex sin x + 2 B0ex cos x + 2 B0 ex sin x + 2 B0xex cos x
y” – 2y’ + 2 y = ex sin x
⇔ -2 A0 ex sin x + 2 A0ex ex cos x -2 A0 x ex sin x + 2 B0ex ex cos x + 2 B0 ex sin x +2 B0 xex cos x –
2 [A0 ex cos x + A0x ex cos x – A0 xex sin x + B0 ex sin x + B0 ex sin x + B0 ex cos x] +
2 [A0xex cos x + B0 xex sin x]= ex sin x
⇔ -2 A0 ex sin x + 2 B0 ex cos x = ex sin x
Identitas
- 2 A0 = 1 2 B0 = 0
1
A0 = - 2 B0 = 0
1 x
xe
yp = - 2 cos x
1
x cos x ]
yu = ex [A cos x + B sin x - 2
Latihan
Dalam soal 6 sampai 10, entukan solusi masalah nilai awal yang diberikan
6. y” – y = 1, y(0) = 0 , y’ (0) = 0
7. z” + z = 2e-x , z(0) = 0, z’ (0) = 0
8. y” – y’ – 2y = cos x – sin 2x, y(0) = -7/20, y’(0) = 1/5
2 x
9. y” – 7y’ + 10y = x – 4 + e , y(0) = 3, y’ (0) = -3
10. y” + 2y’ + y = x2 + 1 – ex, y(0) =0, y’ (0) =2
Agar persamaan (3.7.1) dapat diseleseikan maka harus diubah menjadi persamaan diferensial
tak homogen trlebih dahulu, sehingga:
Langkah selanjutnya adalah mencari persamaan karakteristik dari persamaan (3.7.2), yaitu:
Persamaan karakteristik: r2 + pr + q = 0
Jika y1(x) dan y2(x) adalah solusi basis dari (3.7.2), maka solusi umum (3.7.2) adalah
Maka untuk menentukan solusi dari persamaan (3.7.1) dengan metode variasi parameter, sebut
tersebut adalah yp , maka yp dapat dicari dengan mengubah konstanta A dan B pada yk menjadi
fungsi sehingga:
yp = A(x)y1(x) + B(x)y2(x) (3.7.3)
A(x) dan B(x) dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. yp = A(x)y1 + B(x)y2(x)
yp’ = A’(x)y1(x) + A(x)y1’(x) + B’(x)y2(x) + B(x)y2’(x)
yp’ = A’(x)y1(x) + B’(x)y2(x) + A(x) y1’(x) + B(x) y2’(x)
Oleh karena {y1, y2} solusi basis dari persamaan (3.7.2) maka
A(x) [y1”(x) + p(x)y1’(x)+ q(x)y1(x)] = 0
B(x)[y2”(x) + p(x)y2’(x)+ q(x)y2(x)] = 0, dan
A’(x)y1’(x) + B’(x)y2’(x) = b(x) (3.7.6)
0 y2 ( x )
| |
b (x ) y 1 ( x )
2
y ( x ) y2 ( x )
| 1 |
y 1 ( x ) y 1( x )
A1 (x) = 1 2
y 2 ( x)b( x)
=- W ( y1 , y2 )
y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2
y 1( x ) 0
| |
y 1 ( x ) b( x )
1
y ( x ) y2 ( x )
| 1 |
y 1 ( x ) y 1( x )
B’(x) = 1 2
y 1 ( x)b( x)
= W ( y1 , y 2 )
y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
B(x) = 1 2
Sehingga
y ( x )b (x ) y ( x )b( x)
∫ W2( y , y 2) dx + y 2( x )∫ W1( y 1, y ) dx
yp = - y1 1 2
Dan diperoleh solusi umum (3.7.1) yaitu:
y = yp + yk
Contoh 3.7.1
Persamaan homogen y” + y = 0
Persamaan karakteristik: r2 + 1 = 0
r2 = -1 maka r1 = i dan r2 = -i. Berarti pula α = 0 dan β =1
yk = A cos x + B sin x
y1 = cos x, y2 = sin x
|cosx sin x
|cosx
W(y1,y2) = |−sinx ¿
= cos2x + sin2x = 1
y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2
sin( x )csc( x)
∫ dx
=- 1
1
∫ sin( x )sin( x) dx
=-
=- ∫ 1dx
=-x
y 1 ( x )b( x )
dx
B(x) = ∫ W ( y1 , y 2 )
= ∫ cos( x) csc(x) dx
1
dx
= ∫ cos(x) sin( x) dimisalkan u = sin(x), maka du = cos(x)dx
du
= ln|sin(x )| ∫ u =lnu=ln|sin (x )|
yp = y1(x) A(x) + y2(x) B(x)
yp = (cos x)(-x) + (sin x) In (sin x)
= -x cos x + (sin x) In (sin x)
Solusi Umumnya :
y = yp + y k
Y = -x cos x + (sin x) In (sin x) + A cos x + B sin x
Contoh 3.7.2
Penyelesaian:
= e2x
y ( x)b( x)
∫ W2 ( y , y ) dx
A(x) = - 1 2
x −1 x
∫ xe ex2 x e dx
=
e2 x
∫ e2 x dx
=-
=- ∫ 1dx
= -x
y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
B(x) = 1 2
y ( x)b( x)
∫ W1 ( y , y ) dx
= 1 2
x −1 x
∫ e xe2 x e dx
=
1
=
∫ x dx
= In |x|
yp = y1(x)A(x) + y2(x)B(x)
yp = -xex + x In ex |x|
yp = ex (x In x – x)
Solusi umumnya adalah:
y = yp + yk
y = ex (x In x – x) + c1ex + c2xex
Latihan
Gunakan metode variasi parameter untuk mencari solusi umum persamaan tak homogen
dalam soal 1 sampai dengan 5
H. REDUKSI ORDER
Pandang persamaan diferensial order-2
Dengan menggunakan subsitusi yang sesuai, beberapa tipe(3.8.1) dapat direduksi menjadi
persamaan diferensial order satu sehingga solusinya lebih mudah dicari. Beberapa tipe
(3.8.1) yang dapat direduksi sebagai berikut.
1) Persamaan diferensial F(x,y,y(i),y(ii)) = 0 (3.8.2)
Di mana variabel y tidak muncul.
Cara mereduksi (3.8.2) yaitu dengan mensbsitusikan
dz ( ii)
=y
Z = y(i) dan dx
Sehingga (3.8.2) menjadi PD order satu F(x,z,z(i)) = 0 (3.8.3)
Yang merupakan PD liner adalah x dan z.
Contoh 3.8.1
1
Tentukan solusi dari xy(ii) + zy(i) = x
Jawab
Subsitusi z = z = y(i) maka z(i) y(iii) selanjutnya z dan z(i) disubsituskan ke soal sehingga diperoleh:
1
xz(i) + 2z = x
2 1
z= 2
z(i) + x x
yang merupakan persamaan diferensial linear dengan
2 1
p(x) = x dan Q(x) = x3
z=e
− ∫ p( x)dx [∫ Q( x )e∫ p (x)dx
dx+C1 ]
1 2
= x -2
[∫ x2
( x ) dx +C1
]
= x -2 (x + C1)
= x-1 + C1x-2
dan
y(i) = z
y= ∫ zdx
y= ∫ (x −1+C1 x−2 )dx+C 2
y = Inx – C1 x-1 + C2
dz
dan (3.8.4) menjadi F(y,z,z, )=0dy (3.8.5)
yang merupakan persamaan variabel terpisah dalam y (variabel bebas) dan z (variabel terikat)
Contoh 3.8.2
dz
Dengan mensubtitusi y(i) = z dy ke soal diperoleh
dz 3
+z =0
Y2 z dy
Y2 dz + z2 dy = 0
dz dy
+ =0
z2 y 2
z-1 + y-1 = c1
1 1
+ =c
z y 1
1 1
+ c1
y1 y
dx 1
+ =c
dy y 1
dy
∫ dx+∫ y =∫ c 1 dy
x + Iny = c1 y + c2
x = c1 y = Iny + c2
2) Persamaan diferensial F(x,y(ii))= 0 (3.8.6)
(i)
Di mana variabel y dan y tidak muncul
Cara mereduksi (3.8.6) menjadi persamaan order satu dengan mensubtitusi
dz ( ii) dz
=y
Z = y(i) dan dy sehingga diperoleh F(x, dx ) = 0
Contoh 3.8.3
d2 y
2
Tentukan solusi masalah nilai awal dx = sinx , y(0)= 1, y(i) (0) = 2
Jawab
2
dy dz d y
, =
Ambil z = dx dx dx 2
Sehingga diperoleh
dz
=sin x
dy
dz = sinx dx
z = -cosx + c1
dy
=−cos x +c 1
dx
dy = (-cosx + c1) dx
y = -sinx + c1 x + c2
dy
dengan memasukan syarat awal ke y dan dx diperoleh
c1= 3 dan c2 = 1 jadi solusinya y = - sin x + 3x + 1
Di mana variabel bebas x dan y tidak muncul pada umumnya (3.8.8) tidak mudah untuk
diseleseikan, kecuali jika syarat awal / batasnya diberikan. Untuk mereduksi (3.8.8)
menjadi persamaan order satu, kita gunakan subsitusi seperti pada (3.8.7), yaitu
dz dy dz
=z
y(i) = z dan y(ii) = dy dz dy
Sehingga (3.8.8) menjadi
dz
=0
F(y1,z) dy
Contoh 3.8.4
Jawab :
Ambil
dengan
Syarat y(i) = 0, maka diperoleh
dan
Untuk mencari solusi kedua yang bebas linier dengan f, kita mencoba solusi sebagai
penjumlahan atau perkalian dari f. lebih jelasnya kita mencoba
y = v + f atau y = v . f
untuk y = v + f
sehingga
dan
jika kita ambil w = v(i) maka diperoleh persamaan terpisah order satu
Contoh 3.8.5
Jawab :
Latihan
1. xy(ii) – 2y(i) = x3 + x2
6. xy(ii) = y(i)
untuk soal 11 sampai dengan 15 tentukan solusi yang bebas linier dari solusi yang diberikan
untuk persamaan berikut !