Anda di halaman 1dari 177

BAB I FUNGSI PEMBANGKIT

A. Pengantar Fungsi Pembangkit


B. Deret Kuasa
C. Dasar Fungsi Pembangkit
D. Definisi Fungsi Pembangkit
E. Operasi Fungsi Pembangkit
F. Fungsi Pembangkit untuk Kombinasi
G. Fungsi Pembangkit untuk Permutasi
H. Fungsi Pembangkit untuk Menentukan Solusi Bulat
I. Latihan
A. Pengantar Fungsi Pembangkit

Metode fungsi pembangkit ini berakar dari karya


De Mavre tahun 1720 , dikembangkan oleh Euler
dalam tahun 1743, untuk memecahkan masalah
partisi , kemudian pada akhir abad 18 dan awal
abad 19 secara intensif dipakai oleh Laplace
sehubungan dengan Teori Probabilitas
B. Deret Kuasa
 
Deret tak hingga yang berbentuk disebut deret kuasa. Bila ada
bilangan positif R sedemikian sehingga deret kuasa ini konvergen untuk
setiap x dengan , maka R disebut radius kekonvergenan.
Namun adakalanya suatu deret kuasa yang divergen.
Namun pada fungsi pembangkit ini kita fokus pada koefiesien-koefisien dari
dengan kata lain kita pandang sebagai suatu ekspresi formal saja . Deret
kuasa itulah yang dinamakan deret kuasa formal
C. DASAR FUNGSI PEMBANGKIT

   

DERET TAYLOR DERET MACLAURIN


 Deret taylor dari sebuah fungsi real atau fungsi kompleks didefinisikan
sebagai deret pangkat tak terhingga berikut ini:

Atau secara ringkas dapat ditulis sebagai berikut :

Dengan
: faktorial dari n
: Nilai turunan ke n dititik a
: pangkat n terhadap sesuatu
 Berdasarkan formula dengan a = 0 maka setiap fungsi dapat kita temukan

deretnya.

1. Tentukanlah deret dari fungsi berikut ini :


Contoh :

Penyelesaiannya yaitu :
Menentukan terlebih dahulu dan seterusnya
sampai menemukan sebuah pola , perhatikan bahwa
Lanjutan Contoh 1

 Jika mensubtitusi x = 0 maka, diperoleh

= dan seterusnya sehingga ;


 2. Tentukan deret dari fungsi

Penyelesaiannya :
= =1
=- = -1
= = 1
=- = -1
dan seterusnya sehingga ;
 
Nah dari contoh (1) dan (2) kita juga dapat menjumlahkan dan
mengurangkan fungsi tersebut sehingga didapatkan fungsi baru
sekaligus dengan deretnya.
+

Atau

 𝑒 𝑥  +  𝑒− 𝑥 𝑥
2
𝑥
4

2 (
= 1+ +
2! 4!
+⋯ )
 
-

Atau

 𝑒 𝑥  −  𝑒− 𝑥 𝑥 3 𝑥5
2 (
= 𝑥+ +
3! 5 !
+⋯ )
 3. Tentukan deret dari fungsi

Penyelesaiannya :
= =0
= =1
= = 0
= = -1
= =0
dan seterusnya sehingga ;

  𝑥3 𝑥5 𝑥7
sin 𝑥 = 𝑥 − + −
3! 5! 7!
 
4. Tentukan deret dari fungsi

Penyelesaian :

Menggunakan cara yang sama seperti contoh (1),(2) dan ( 3) maka akan

didapatkan :

Selanjutnya kita juga dapat menentukan deret suatu fungsi yang sepadan

dengan fungsi tersebut tanpa harus melalui proses yang panjang


 
Misalnya fungsi tersebut dapat kita manipulasi seperti berikut

selanjutnya dengan mudah kita dapat menggunakan rumus deret di atas

dengan menggantikan dalam sehingga diperoleh deret sebagai berikut.

  ∞
1 1 𝑛 2 3
𝑓 ( 𝑥 )= = =∑ (− 𝑥) =1− 𝑥+ 𝑥 − 𝑥 +⋯
1+ 𝑥 1 − ( − 𝑥 ) 𝑛 =0
Fungsi-fungsi berikut penting untuk diingat Karena akan digunakan
dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang merupakan aplikasi
dari kombinatorik.

Fungsi Deret
Fungsi Deret
Fungsi Deret
Berikut disajikan contoh dari fungsi-fungsi yang sepadan dengan
beberapa fungsi di atas, yaitu :

5. Tentukanlah deret dari fungsi dan tentuka


Penyelesaian :  

sehingga,
D. DEFINISI FUNGSI PEMBANGKIT
 Misal adalah suatu barisan

   

Fungsi pembangkit eksponensial dari di


Fungsi pembangkit biasa dari di
definisikan sebagai:
definisikan sebagai:
Contoh
 
1. Tuliskan bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa dari barisan
(1,1,1,1,..)
Penyelesaian :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui rumus fungsi
pembangkit biasa yaitu :
 
2. Tuliskan bentuk sederhana fungsi pembangkit biasa dari barisan

Penyelesaian :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui rumus fungsi
pembangkit biasa yaitu :
 
3. Jika untuk n ≥ 0 tentukan fungsi pembangkit eksponensial
Penyelesaian :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui rumus fungsi
pembangkit eksponensial yaitu :
 
4. Tuliskan bentuk fungsi pembangkit eksponensial dari barisan

Penyelesaian :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui rumus
fungsi pembangkit eksponensial yaitu :
 5. Tentukanlah barisan yang dibangkitkan oleh fungsi pembangkit
Penyelesaian :

Perhatikan bahwa =
Sehingga fungsi diatas dapat ditulis :

Sehingga barisan yang dibangkitkan oleh fungsi pembangkit tersebut adalah


(-3, 5,...).
 
6. Tentukanlah koefisien dari dari
Penyelesaian :

Perhatikan bahwa : , sehingga dapat ditulis :

Sehingga, koefisien dari


E. Operasi Fungsi Pembangkit
 
Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dari dua atau lebih
fungsi pembangkit dapat dilakukan dengan cara seperti halnya
menjumlahkan mengurangkan dan mengalikan dua atau lebih
polinom (suku banyak).
Jika dan g
maka berlaku :
 
Jika , , dan adalah barisan-barisan
bilangan real Sedemikian sehingga
maka dapat
dikatakan adalah konvolusi dari dan yang ditulis :

 
Contoh soal
 
1. Tentukanlah barisan yang dibangkitkan oleh fungsi pembangkit
Penyelesaian :
Lanjutan contoh 1
 

Perhatikan bahwa perkalian dua fungsi


pembangkit sehingga diperoleh ;

Jadi, barisannya adalah


 
2. Tentukanlah barisan yang dibangkitkan oleh fungsi pembangkit

Penyelesaian :

Sehingga, diperoleh
F. Fungsi Pembangkit untuk Kombinasi
Misalkan kita akan mengambil 4 kelereng dari tiga kelereng warna merah (m),
hijau (h) dan kuning (k) secara acak (random). syarat pengambilan kelereng
tersebut adalah kelereng merah terambil maksimal 2 (boleh tidak
terambil), kelereng hijau terambil maksimal 3 (boleh tidak terambil)
dan kelereng kuning terambil maksimal 1 (boleh tidak terambil). Ada
berapa cara untuk mengambilnya? Tentunya ada lima cara yaitu :
1. m, h, h, k
2. m, h, h, h
3. m, m, h, h
4. h, h, h, k
5. m,m, h,k
 
Kita tinjau kembali syarat pengambilannya yaitu :
1. Kelereng merah yaitu kemungkinannya adalah boleh tidak terambil, atau
terambil satu kali, atau terambil dua kali. Jika kita mengindikasikan
kelereng merah tidak terambil dengan dan kelereng merah terambil
satu kali dengan sedangkan kelereng merah terambil dua kali dengan
maka akan didapat suatu fungsi
2. Kelereng hijau jika kita mengindikasikan kelereng hijau tidak terambil dengan
dan kelereng hijau terambil satu kali dengan , kelereng hijau
terambil dua kali dengan dan kelereng hijau terambil tiga kali dengan
maka akan didapat suatu fungsi
 
3. Kelereng kuning yaitu kemungkinannya adalah boleh tidak terambil, atau
terambil satu kali. Jika kita mengindikasikan kelereng kuning tidak terambil
dengan dan kelereng kuning terambil satu kali dengan maka
akan didapat suatu fungsi

 
Selanjutnya, kalikan 3 fungsi yang didapat tadi, sehingga, diperoleh ;

+
 
Karena kita akan mengambil 4 kelereng secara acak maka perhatikan koefisien dari ,
yaitu :

Setiap suku dari koefisien tersebut menunjukkan cara kita mengambil sesuai dengan syarat
yang diberikan. Hal ini sesuai dengan yang telah kita daftar secara manual yaitu :

1. m, h, h, k
2. m, h, h, h
3. m, m, h, h
4. h, h, h, k
5. m,m, h,k

Dalam sebuah masalah terkadang kita hanya diminta untuk menentukan banyaknya cara
tanpa diminta mendaftar setiap kemungkinan atau cara, sehingga kita dapat menggantikan
nilai m, h dan k dengan 1 sehingga setiap koefisien dapat menunjukkan banyaknya cara
mengambil kelereng tersebut
 
Dengan demikian fungsi tersebut menjadi:

atau

Fungsi tersebut dinamakan fungsi pembangkit dari permasalahan di atas. Dengan

demikian fungsi pembangkit tidak tergantung dari banyaknya obyek yang diambil,

akan tetapi tergantung dari syaratnya.


Secara umum diperoleh :

 
Misalkan terdapat p tipe obyek berbeda, dan terdapat obyek tipe 1, obyek tipe

2, obyek tipe p. Misalnya menyatakan banyaknya cara mengambil k obyek

dimana dibolehkan mengambil sembarang banyak obyek tiap tipe .

Fungsi Pembangkit untuk adalah dengan

Bilangan diberikan oleh koefisien dalam


Hal yang perlu diperhatikan bahwa pada fungsi

pembangkit untuk kombinasi ini tidak bergantung

pada urutan , tetapi bergantung pada syarat-syarat

banyaknya tiap objek dapat diambil serta

menggunakan Fungsi Pembangkit Biasa


Contoh Soal :

1. Tentukan banyaknya cara mengambil n huruf dari pembentuk kata


“ KENDARI” sedemekian sehingga setiap konsonan terambil
Penyelesaian :
Hal-hal yang harusd dilakukan adalah
1. Menyusun pembentukan kata “ KENDARI” yaitu K ,E, N, D, A,R,I
2. Selanjutnya memperhatikan syarat yang disebut pada soal yaitu
“setiap konsonan terambil” berarti huruf huruf konsonan pada kata
“KENDARI” terambil paling sedikit satu. Sehingga dapat ditentukan :
K ≥ 1 , E ≥ 0 , N ≥ 1 , D ≥1 , A ≥ 0 , R ≥1 dan I ≥ 0
 
3. Mengumpulkan syarat yang sejenis , ada 4 huruf yang bersyarat yaitu
huruf huruf konsonan dan ada 3 huruf yang bersyarat yaitu huruf-huruf
yang bukan huruf konsonan ( huruf vokal)
4. Menyusun fungsi Pembangkitnya, dari informasi diatas kita akan memperoleh
fungsi pembangitnya, yaitu :

Perhatikan bahwa syarat dari huruf konsonan yang harus


terambil paling sedikit satu sehingga fungsi pembangkitnya dimulai
dari
5. Menyelesaikan fungsi pembangkit yang telah kita susun tadi , yaitu :
 
 
Jadi, banyaknya cara mengambil n huruf dari kata “ KENDARI” adalah koefisien
dari dalam , yaitu :
0, jika
, jika
2. Ada berapa cara mengambil k huruf dari huruf huruf pembentuk kata
“SURABAYA”sedemikian sehingga setiap konsonan terpilih paling sedikit satu
dan setiap vokal terpilih paling banyak 10 ?
Penyelesaian :
Hal-hal yang dilakukan sama dengan contoh 1
Perhatikan bahwa dalam kata SURABAYA terdapat terdapat 6 huruf yang
berbeda yaitu 4 huruf konsonan : S, R, B, Y dan 2 huruf vokal yaitu U, dan A
 
Karena syaratnya adalah setiap konsonan terpilih paling sedikit satu maka setiap
huruf konsonan itu berasosiasi dengan sebuah faktor ,
selanjutnya karena setiap vokal terpilih paling banyak 10 maka setiap vokal
tersebut berasosisi dengan sebuah faktor . Dengan
demikian fungsi pembangkit dari permasalahan tersebut adalah

Perhatikan bahwa :

  2 31 − 𝑥 𝑛 +1 𝑛
1 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 +⋯ + 𝑥 =
1− 𝑥
 
Sehingga, diperoleh ;
 
 

Banyaknya cara yang dimaksud adalah koefisien dalam , yaitu

0 ; jika

; jika

; jika

; jika
 3. Ada berapa cara yang dapat dilakukan agar 60 objek yang identik dapat
ditempatkan didalam 4 sel (kotak) yang berbeda sedemikian sehingga :
(i) setiap kotak mendapat paling sedkit satu objek ?
(ii) setiap kotak mendapat paling sedikit 10 objek dan paling tak lebih dari 20
objek
Penyelesaian :
(i) Karena ada 4 kotak dan setiap kotak mendapat paling sedkit satu objek,
maka fungsi pembangkit untuk permasalahan tersebut adalah :
 

jadi, banyaknya cara menempatkan 60 objek identik ke dalam 4 kontak yang


berbeda sedemikian sehingga setiap kotak mendapat paling sedkit satu objek
adalah koefisien dalam , yaitu
 
(ii) Karena ada 4 kotak dan setiap kotak mendapat paling sedikit 10 objek dan
paling tak lebih dari 20 objek , maka fungsi pembangkit untuk permasalahan
tersebut adalah :
 
Kita tertarik pada dalam untuk itu kita cari bilangan bulat s dan r
sedemikian sehingga ;
40+11s+r = 60 , ,

Nilai s, dan r, yang memenuhi , yaitu :


s = 1 dan r = 9 atau s = 0 dan r = 20
Sehingga, banyaknya cara yang dimaksud adalah koefisien dari dalam
yaitu :
Fungsi Pembangkit Untuk Permutasi
 
Akan dibentuk barisan biner 4 angka dengan syarat angka 0 termuat maksimal 3
dan angka 1 termuat maksimal 1. Barisan biner adalah barisan yang terdiri dari
angka 0 atau 1. Berapa banyaknya semua barisan biner yang dapat dibentuk?
Barisan biner yang dapat dibentuk adalah adapun barisan biner tersebut adalah
 
Secara umum untuk menyelesaikan permasalahan ini menggunakan fungsi
pembangkit eksponensial, yaitu :

Karena syaratnya 0 muncul maksimal 3 kali dan 1 muncul maksimal 1 kali, maka
fungsi pembangkit eksponensial dari 0 dan 1 adalah dan
Sehingga
  𝑥2 𝑥3 𝑥4
𝑓 ( 𝑥 ) =1 +2 𝑥 + 3 +4 +4
2! 3! 4!

 
Dapat dilihat pada koefisien menunjukkan banyaknya barisan biner yang dapat
dibentuk. Banyaknya barisan biner dengan panjang 1 maka dapat dilihat dari
koefisien yaitu sebanyak 2. Banyaknya barisan biner dengan panjang 2 maka
dapat dilihat dari koefisien yaitu sebanyak 3. Banyaknya barisan biner
dengan panjang 3 maka dapat dilihat dari koefisien yaitu sebanyak 4.
Banyaknya barisan biner dengan panjang 4 maka dapat dilihat dari koefisien
yaitu sebanyak 4.
 
Secara umum diperoleh :

Misalkan terdapat p tipe obyek berbeda, dan terdapat obyek tipe i untuk . Maka

banyaknya permutasi –k sedemekian sehingga dalam setiap permutasi terdapat

paling banyak obyek tipe – i sama dengan koefisien dalam fungsi pembangkit

eksponensial berikut :
Hal yang perlu diperhatikan bahwa pada fungsi

pembangkit untuk permutasi ini bergantung pada

urutan , dan menggunakan Fungsi Pembangkit

eksponensial untuk memecahkan masalah yang

terkait dengan permutasi


Proporsi berikut penting dalam pemecahan permasalahan yang melihat FPE

 
01
 𝑒 𝑥  +   𝑒− 𝑥 𝑥 2 𝑥 4 𝑥6
02 2 (
= 1+ + + +⋯
2! 4! 6! )
  𝑒 𝑥  −  𝑒− 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
3 5 7

03 2
= 𝑥+(3!
+ +
5! 7!
+⋯ )
Contoh Soal

 1. Berapakah banyaknya barisan kuarternair r- angka yang memuat paling sedikit satu, paling sedikit
1 dua dan paling sedikit 1 tiga
Penyelesaian :
Pada barisan kuarternair, secara umum terdapat 4 angka yang berbeda yaitu : 0, 1, 2, dan 3.
angka 0 bisa muncul 0 kali , 1 kali, 2 kali, dan seterusnya. Sedangkan untuk setiap angka 1, 2, 3
muncul paling sedikit satu kali, dan urutan angka dalam suatu barisan diperhatikan maka untuk
menjawab permasalahan tersebut menggunakan FPE.
Lanjutan Contoh 1
 

Sehingga, banyaknya barisan kuartenair adalah koefisien dari dalam yaitu :


Contoh Soal
 
2. Ada tiga huruf yaitu a, b, dan c akan dibentuk menjadi kata sandi dengan
syarat huruf a terambil maksimal dua, huruf b dan c terambil maksimal 1. Ada
berapa banyak cara untuk membuat kata sandi dengan panjang 4 ?
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa :
• a terambil maksimal dua maka diperoleh :
• b dan c terambil maksimal satu maka diperoleh :
Sehingga ;
Lanjutan Contoh 2
 

Jadi, banyak cara untuk membuat kata sandi dengan panjang 4 dilihat pada
koefisien yaitu 12 cara
Fungsi Pembangkit untuk Menentukan Solusi Bulat

Fungsi pembangkit juga dapat digunakan untuk menentukan


banyaknya semua solusi bulat dari persamaan linear beberapa
variabel dengan memberikan syarat yang jelas dalam setiap
variabelnya.

 
Dalam menyelesaikan masalah solusi bulat yang perlu
diperhatikan adalah banyaknya variabel dan syarat yang
diberikan dari setiap variabel. Untuk menentukan
solusinya dapat dilihat dari koefisien deret yang
dihasilkan. Misalnya untuk menentukan solusi bulat
dari maka jawabannya adalah koefisien
dari
Contoh Soal

 
Tentukanlah banyaknya solusi bulat dari denga x,y,z bilangan
bulat
Penyelesaian :
Banyaknya variabel dalam persamaan tersebut adalah 3, dengan syarat yang
sama yaitu setiap variabel terisi minimal 0. Dengan demikian fungsi
pembangkit dari permasalahan tersebut adalah:
Lanjutan Contoh Soal
 

Jadi banyaknya solusi bulat dari denga x,y,z bilangan


bulat adalah koefisien dari dalam , yaitu :

 
Dengan demikian untuk suatu bilangan cacah n, banyaknya solusi
bulat dari persamaan
,
I. Latihan
 
1. Tentukan deret dari fungsi !
2. Tentuka fungi pembangkit dari barisan
3. Tentukan fungsi pembangkit eksponensial dari barisan !
4. Tentukanlah barisan yang dibangkitkan dari fungsi !
5. Ada berapa cara mendistribusikan r kelereng yang identik kepada 20 anak
jika setiap anak paling sedikit menerima 1 kelereng tetapi tidak lebih dari 4
kelereng
I. Lanjutan Latihan

 
6. Berapa banyaknya barisan biner dengan syarat:

a) Jika 1 muncul sebanyak genap.

b) Jika 1 muncul sebanyak genap dan 2 muncul sebanyak ganjil.

c) Jika 0 dan 1 muncul sebanyak ganjil.

7. Tentukanlah banyaknya solusi bulat dari persamaan linear


Section Break
BAB II RELASI REKURSIF
A. PENDAHULUAN

B. Relasi Rekursif Liniear Homogen Koefisien Konstanta

C. Relasi Rekursif Linear Nonhomogen Koefisien Konstanta

D. Menyelesaikan Relasi Rekursif Dengan Fungsi Pembangkit

E. Derangement ( Pengacakan)

F. Sistim Relasi Rekursif

G. Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi


A. PENDAHULUAN
 
Misalkan menyatakan banyaknya permutasi dari n objek berbeda. jelas
karena hanya ada satu objek. Untuk n ≥ 2 , diperoleh dengan cara berikut :
Terdapat n kemungkinan posisi dari objek tertentu, dan setiap kemungkinan posisi
dari satu objek tertentu dan setiap kemungkinan posisi dari objek ini akan diikuti
oleh permutasi dari n-1 objek. Karena banyaknya permutasi dari n-1 objek ini
adalah maka terdapat hubungan . Dengan demikian ,

 
Bentuk
 

disebut kondisi awal


disebut bagian rekursif dari relasi rekursif tersebut.
CONTOH SOAL

 
Pada barisan fibonacci , dapat ditulis relasi rekursifnya adalah alam
relasi rekursif terdapat dua bagian yaitu yang dinamakan dengan
syarat awal karena sudah diberikan sedangkandisebut bagian
rekursif
CONTOH SOAL

 
Contoh permasalahan lainnya adalah relasi rekursif dari banyaknya barisan
biner n digit dengan syarat tidak ada angka 1 yang saling berdekatan
(Townsend, 1961). Misalkan adalah banyaknya barisan yang dimaksud, dan
berikut adalah ilustrasi untuk dan

n=4
n=3
0000
n=2 000 1000
n=1 0100
00 100
0 0010
10 010 1010
1 0001
01 001
1001
101 0101
 
Jelas dan untuk ͵ susunan barisan biner dengan digit
adalah:
a) Menambahkan 0 pada akhir barisan digit.
b) Menambahkan 01 pada akhir barisan digit.
Dengan demikian relasi rekursif dari permasalahan tersebut adalah
. Relasi rekursif tersebut dapat pula
dituliskan menjadi . Relasi rekursif
tersebut sama dengan relasi rekursif tetapi dengan syarat awal yang berbeda.
B. Relasi Rekursif Linear Dengan Koefisien Konstanta

Bentuk Umum bagian rekursif dari suatu relasi rekursif linear berderajat
k adalah:

𝑎 𝑛+h1 ( 𝑛 ) 𝑎 𝑛−1 +h2 ( 𝑛 ) 𝑎𝑛−2+⋯+h𝑘 ( 𝑛 ) 𝑎 𝑛−𝑘 =𝑓 (𝑛)


 

 
Dengan untuk setiap i , , dan f(n) adalah fungsi –fungsi
dalam n dan
Jika f(n) = 0 , maka relasi rekursif tersebut disebut homogen
Jika f(n) ≠ 0 , maka relasi rekursif tersebut disebut nonhomogen
 
Selanjutnya jika untuk setiap i konstanta , maka relasi
rekursif tersebut dinamakan relasi rekursif dengan koefisien konstanta.

Contoh

 adalah relasi rekursif linear


01
nonhomogen berderajat dua dengan koefisien konstanta karena f(n) =1

02  adalah relasi rekursif linear


homogen berderajat dua dengan koefisien konstanta

03  adalah relasi rekursif non linear

 adalah relasi rekursif linear nonhomogen derajat satu dengan


04
koefisien bukan konstanta
B. RELASI REKURSIF LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN
KONSTANTA

Bentuk umum dari relasi rekursif linear homogen dengan koefisien konstanta
adalah sebagai berikut :

𝑎 𝑛+𝑐1 𝑎 𝑛−1+⋯+𝑐𝑘 𝑎 𝑛−𝑘 =0;𝑐 𝑘 ≠0


 

 Dengan k kondisi awal , dan untuk ; konstanta.


Prinsip Superposisi

 Jika dan berturut-turut adalah solusi dari :

𝑎
  𝑛+ 𝑐1 𝑎 𝑛 −1+ ⋯+ 𝑐1 𝑘 𝑎 𝑛 −𝑘 =𝑓 1 ( 𝑛 ) ⋯ ⋯ ⋯(1)

dan

𝑎 𝑛+𝑐1 𝑎 𝑛 −1+⋯+ 𝑐1 𝑘 𝑎 𝑛 −𝑘 =𝑓 2 ( 𝑛 ) ⋯ ⋯ ⋯(2)


 

 
Maka untuk sembarang konstanta
adalah solusi dari :

𝑎  𝑛+𝑐1 𝑎 𝑛−1+⋯+𝑐𝑘 𝑎 𝑛−𝑘 =𝑐 1 𝑓 1 ( 𝑛 ) +𝑐 2 𝑓 2 (𝑛)⋯ ⋯⋯(3)


Selanjutnya dengan menggunakan (1) kita akan selesaikan relasi rekursif :

 𝑎 𝑛+ 𝑐1 𝑎 𝑛 −1+ ⋯+ 𝑐𝑘 𝑎 𝑛 −𝑘 =0 ; 𝑐 𝑘 ≠ 0

Dengan langkah – langkah sebagai berikut :

 1. Misalkan . untuk menentukan x , untuk setiap


subtitusi dengan pada relasi
rekursif diatas , diperoleh persaman berikut :

𝑛
 𝑥 + 𝑐1 𝑥 𝑛 −1+ 𝑐2 𝑥 𝑛 −2+ ⋯+ 𝑐 𝑘 𝑥 𝑛 −𝑘 =0
 2. Bagi kedua ruas dengan , diperoleh ;

𝑘
 𝑥 + 𝑐 1 𝑥 𝑘 −1 +𝑐 2 𝑥 𝑘 −2 +⋯ +𝑐 𝑘 =0
Persamaan
  :

disebut persamaan karakteristik dari


persamaan
Relasi rekursif :
 
Pada umumnya, persamaan :

mempunyai k akar , beberapa diantaranya mungkin bilangan


kompleks. Misalkan adalah akar-akar persamaan
karakteristik persamaan diatas . Selanjutnya kita akan meninjau dua
kasus yaitu apakah diantara akar-akar persaman tersebut ada yang
bernilai sama atau tidak
KASUS I

  Semua akar persamaan berbeda

 
Jika adalah akar-akar (yang berbeda) dari persamaan
diatas maka adalah penyelesaian dari relasi
rekursif sehingga, berdasarkan (1) untuk sembarang konstanta
diperoleh ;

𝑛 𝑛 𝑛
 
𝑐 1 𝑥 1 +𝑐 2 𝑥 2 + ⋯+𝑐 𝑘 𝑥 𝑘
 
Persamaan juga merupakan solusi dari relasi . Selanjutnya :

 Dinamakan solusi umum relasi


Contoh Soal

 
Selesaikanlah relasi rekursif

Penyelesaian :
Misalkan maka bentuk rekursif menjadi :

Ekuivalen dengan

Bagi kedua ruas persamaan terakhir dengan diperoleh persamaan karakteristik


sebagai berikut :
Lanjutan Contoh Soal

 
Akar- akar persamaan karakteristik dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus abc , sehingga diperoleh ;
dan
Sehingga, solusi umum dari relasi rekursif
adalah :
Lanjutan Contoh Soal
 
Karena kondisi awal dan maka dari (i) diperoleh :
1
1
Selanjutnya dari persamaan (i) dan (ii) , diperoleh ;
dan
Subtitusi nilai dan ini pada (i) , diperoleh penyelesaian dari relasi rekursif
sebagai berikut :
Catatan

Walau formula melibatkan bilangan irasional , dapat dicek bahwa


untuk setiap bilangan bulat n dengan , adalah bilangan bulat non
negatif. Perhatikan bahwa , solusi umum relasi rekursif tidak
bergantung pada syarat awal
KASUS II

  Persamaan memiliki akar rangkap

 
Misalnya persamaan karakteristik memiliki sebuah akar rangkap ,
katakan akar rangkap m . Maka dapat ditunjukkan bahwa masing-
masing dari :

 Adalah penyelesaian dari relasi


Perhatikan

 
Jika persamaan karakteristik dari realasi rekursif mempunyai
sebuah akar , katakan , rangkap m , maka solusi umum dari yang
melibatkan
mempunyai bentuk :

 Dengan ,
Contoh Soal

 
Cari formula untuk yang memenuhi relasi rekursif berikut .

Dengan syarat awal


dan
Penyelesaian :
Misalkan maka bentuk rekursif diperoleh :

Ekuivalen dengan
Lanjutan Contoh Soal
 
Bagi kedua ruas persamaan terakhir dengan diperoleh persamaan
karakteristik sebagai berikut :

 
Akar- akar persamaan karakteristik dapat ditentukan dengan
menggunakan cara horner , sehingga diperoleh ;

Sehingga akar-akar karakteristiknya adalah


atau 2 (rangkap 3) dan - 3
Lanjutan Contoh Soal
 
Sehingga, berdasarkan catatan penting tadi bahwa solusi umum dari relasi rekursif
yang memiliki akar rangkap adalah

Maka diperoleh ;

Karena dan , dari (i) diperoleh sistem persamaan


berikut :
Lanjutan Contoh Soal

 
Penyelesaian dari sistim persamaan tersebut adalah

Subtitusikan nilai-nilai , kedalam (i) diperoleh penyelesaiannya adalah


C. Relasi Rekursif Linear Nonhomogen Koefisien Konstanta

Bentuk umum dari relasi rekursif linear nonhomogen dengan


koefisien konstanta adalah

 
𝑎 𝑛+𝑐1 𝑎 𝑛 −1+⋯+𝑐𝑟 𝑎 𝑛 −1 =𝑓 (𝑛)
 
Dengan syarat awal. Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut
dasarnya sama dengan langkah-langkah penyelesaian pada relasi
rekursif linear homogen dengan koefisien konstanta. Kita akan
menentukan penyelesaian dari bagian rekursif dan menggunakan
syarat awal untuk menyelesaikan sistem persamaannya
 
Berdasarkan prinsip superposisi bahwa jika adalah solusi umum dari
bagian rekursif homogen :

𝑎  𝑛+ 𝑐1 𝑎 𝑛 −1+ ⋯+ 𝑐𝑟 𝑎 𝑛 −1 =0

 Dan jika adalah solusi particular dari

𝑎  𝑛+ 𝑐1 𝑎 𝑛 −1+ ⋯+ 𝑐𝑟 𝑎 𝑛 −1 =𝑓 (𝑛)

 Maka adalah solusi dari

𝑎  𝑛+ 𝑐1 𝑎 𝑛 −1+ ⋯+ 𝑐𝑟 𝑎 𝑛 −1 =𝑓 (𝑛)
CONTOH SOAL

 
Selesaikan relasi rekursif berikut ,
Penyelesaian :
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen

Misalkan maka dari bagian rekursif tersebut diperoleh ;


 
Kedua ruas dibagi dengan , diperoleh ;
Lanjutan Contoh Soal
 
Akar-akar dari persamaan karakteristik tersebut adalah sehingga solusi
dari bagian rekursif homogen adalah :

Untuk menentukan solusi particular digunakan polynomial umum berderajat dua


yaitu bentuk umumnya :

 
sehingga didapat

4A = 4 , A = 1 , 4
,
Lanjutan Contoh Soal
 
Dari sistem persamaan linear tersebut didapat sehingga
solusi particular adalah
Sehingga solusi umum dari bagian rekursif adalah

Dengan melibatkan syarat awal diperoleh:


maka , diperoleh
Jadi solusi umum dari relasi rekursif tersebut adalah :

 
D.Menyelesaikan Relasi Rekursif Dengan Fungsi Pembangkit

Selain dapat diselesaikan dengan metode akar

karakteristik, relasi rekursif linear homogen dengan

koefisien konstanta juga dapat diselesaikan dengan

fungsi pembangkit.
Untuk memudahkan mengingat perhatikanlah tabel berikut ini:

Relasi Rekursif Koefisien Konstanta Koefisien Nonkonstanta

Metode Akar Karakteristik


Homogen dan
Fungsi pembangkit Eksponensial
Nonhomogen
Fungsi Pembangkit Biasa

Dengan demikian diperlukan ketelitian dalam menentukan jenis dari relasi


rekursif sebelum menentukan metode yang akan digunakan untuk
menyelesaikannya
Contoh Soal

 
Gunakan FPB untuk menyelesaikan relasi rekursif berikut :

Penyelesaian :
Misalkan adalah FPB barisan . Maka menurut definisi :

Karena untuk kalau kita kalikan kedua ruas


dari persamaan ini dikali dengan kemudian dijumlahkan untuk n = 2 sampai
n = diperoleh :
Lanjutan Contoh Soal

Ekuivalen dengan ;

Ruas kiri persamaan (1) adalah


Lanjutan Contoh Soal

Ekuivalen dengan ;

Ruas kiri persamaan (1) adalah


Lanjutan Contoh Soal

 
Suku pertama ruas kanan persamaan (1) adalah
Lanjutan Contoh Soal

 
Suku kedua ruas kanan persamaan (1) adalah
Lanjutan Contoh Soal

 
Sehingga persamaan (1) menjadi ;

Ekuivalen dengan ,

Karena
Lanjutan Contoh Soal
 

Maka ,

Karena adalah koefisien dalam P(x) maka penyelesaian relasi rekirsif berikut ;

  ,
CONTOH SOAL

 
Gunakan fungsi pembangkit untuk menyelesaikan relasi rekursif berikut :

Penyelesaian :
Karena relasi rekursif diatas adalah relasi rekursif non konstanta maka
penyelesaiannya menggunakan FPE.
Misalkan
Kalikan kedua ruas dengan persamaan relasi rekursif dengan
Kemudian dijumlahkan untik n = 1 sampai n, diperoleh ;
Lanjutan Contoh Soal

 
Ekuivalen dengan ,

Atau ;

Sehingga,

Setelah disederhanakan diperoleh ;


Lanjutan Contoh Soal

 Selanjutnya akan dicari yaitu dalam koefisien P(x). karena,

Maka solusi relasi rekursif yang dimaksud adalah


E. Derangement ( Pengacakan)
Derangement atau pengacakan adalah sebuah permutasi
dengan syarat setiap obyek yang dipermutasikan tidak boleh
menempati tempatnya semula.

Misalkan kita akan membuat derangement dari 3 obyek yang


terdiri dari a, b, c. Maka banyaknya derangement dari ketiga
obyek tersebut adalah sebanyak 2, yaitu :

b, c, a c, a, b.
Apabila obyeknya sebanyak 4 buah, misalnya a, b, c, d, maka
salah satu derangement dari obyek tersebut adalah:

Posisi Objek a, b, c,d


Derangement b, c, d, a

Berikut ini bukan derangement dari 1, 2, 3, 4 karena ada obyek


d yang menempati tempatnya semula yaitu posisi ke empat

Posisi Objek
Posisi Objek a, b,
a, b, c,d
c,d
Derangement
Derangement b, c,
b, c, a,
d, da
Coba perhatikan tabel dibawah ini

Objek Derangement Banyaknya


(n) (D) Derangement (
0 {} - 0
1 1 - 0
2 1, 2 2, 1 1
3 1, 2 ,3 (2, 3, 1) ( 3, 1, 2 ) 2
4 1, 2, 3, 4 (2,1,3,4) (3,1,4,2)(4,3,2,1)
(2,1,4,3) (3,4,1,2)(4,1,2,3) 9
(2,3,4,1) (3,4,2,1) (4,3,1,2)
n 1, 2, 3, 4,
 

Misalkan menyatakan banyaknya derangement dari n elemen. Berapakah ?

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut , pertama – tama akan dicari hubungan

rekursif untuk dan selanjutnya , kita akan selesaikan hubungan rekursif

tersebut dengan fungsi pembangkit eksponensial


RELASI REKURSIF UNTUK DERANGEMENT

 
Karena hanya ada satu permutasi tanpa elemen , maka . untuk n = 1, , sebab tidak
ada permutasi dengann satu elemen dimana elemen itu tidak
menempati tempat semula . Untuk n = 2 diperoleh Sebab hanya ada satu
permutasi dua elemen dimana setiap elemen tidak menempati tempat semula.
Untuk kita peroleh relasi rekursif untuk sebagai beriku t :
1. Pandangan sebuah elemen sebarang dari n elemen yang ada.
2. Tanpa menghilangkan keumuman , misalnya elemen n ini menempati posisi ke
1 . Sekarang ada dua kemungkinan posisi dari elemen 1 . Elemen 1 mungkin
menempati posisi ke n atau mungkin tidak.
Kasus 1 Elemen 1 Menempati Posisi Ke n

Elemen n . . . . 1
Posisi ke 1 2 3 4 n -1 n

 
Sekarang kita mempunyai n – 2 elemen yaitu elemen : 2, 3,, n – 1 yang harus

dijajar sedemikian sehingga setiap elemen tidak boleh menempati tempatnya

semula ; artinya elemen i tidak boleh pada posisi ke i untuk 2

Ini bisa dilakukan dengan cara


Kasus 2 Elemen 1 Tidak Menempati Posisi Ke n

Elemen n . . . . (tdk 1)
Posisi ke 1 2 3 4 n -1 n

 Sekarang kita mempunyai n – 1 elemen yaitu elemen : 1, 2, 3,, n – 1 yang harus dijajar

sedemikian sehingga setiap elemen 1 tidak pada posisi ke – n , elemen 2 tidak pada posisi
ke-2 , elemen 3 tidak pada posisi ke -3 dan seterusnya , elemen n-1 tidak pada posisi ke( n –
1)Ini dapat dilakukan dengan cara. Jadi banyaknya derangement dari n elemen dimana
n elemen menempati posisi ke- 1 adalah . Sehingga untuk diperoleh
hubungan ,

𝐷𝑛=(𝑛 −1)(𝐷𝑛 −1 +𝐷𝑛 − 2)


 
𝐷𝑛=(𝑛 −1)(𝐷𝑛 −1 +𝐷𝑛 − 2)
 

Persamaan ini di tulis sebagai berikut :

Ekuivalen dengan :

  (1)

 Misalkan , maka persamaan (1) menjadi ;

 
𝑎 𝑛=− 𝑎𝑛 − 1 , 𝑛 ≥ 2
 
𝑎 𝑛=− 𝑎𝑛 − 1 , 𝑛 ≥ 2
 
Karena
Maka :

Dengan demikian , relasi rekursif untuk adalah sebagai berikut ,

  𝑛
𝐷0=1; 𝐷𝑛 =𝑛 𝐷𝑛 −1 + ( −1 ) , 𝑛 ≥1
  Mencari Formula Untuk

  𝑛
𝐷0=1; 𝐷𝑛 =𝑛 𝐷𝑛−1 +( −1 ) ,𝑛≥1
Kita akan selesaikan relasi rekursif ini dengan FPE karena persamaan
diatas masuk kedalam relasi rekursif nonkosntanta .
Untuk itu kita misalkan ,

 Kalikan kedua ruas dari persamaan (2) dengan dan diambil


sigmanya untuk , diperoleh,
 

 
Ruas kiri dari persamaan dapat ditulis sebagai berikut .
 

 
Suku pertama ruas kanan persamaan (3) adalah ,

Suku kedua ruas kanan persamaan (3) adalah ,

Sehingga, persamaan (3) dapat ditulis sebagai berikut.

𝑥
 
𝑃 ( 𝑥 ) −1= x P ( x )+ 𝑒 −1
𝑥
 
𝑃 ( 𝑥 ) −1= x P ( x )+ 𝑒 −1
 Ekuivalen dengan,

Karena

Maka
 

 Dengan demikian
F. Sistim Relasi Rekursif
 
Misalnya
• menyatakan banyaknya barisan binair n angka yang memuat “0” sebanyak
genap dan “1” sebanyak genap.
• menyatakan banyaknya barisan binair n angka yang memuat “0” sebanyak
genap dan “1” sebanyak ganjil.
• menyatakan banyaknya barisan binair n angka yang memuat “0” sebanyak
ganjil dan “1” sebanyak genap.
• menyatakan banyaknya barisan binair n angka yang memuat “0” sebanyak
ganjil dan “1” sebanyak ganjil.
Lanjutan Sistim Relasi Rekursif

Karena setiap barisan binair n angka yang memuat “0” sebanyak genap dan “1”
sebanyak genap dapat diperoleh dari barisann binair ( n-1) angka yang memuat
“0” sebanyak genap dan “1” sebanyak ganjil dengan menambah sebuah digit
“1” atau sebuah barisan binair (n-1) angka yang memuat “0” sebanyak ganjil dan
“1” sebanyak genap dengan menyisipkan sebuat digit “0” maka diperoleh
hubungan sebagai berikut :

 
𝑎 𝑛=𝑏 𝑛 −1 +𝑐 𝑛 −1 , 𝑛≥ 1
Begitupula , setiap barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak genap
dan “1” sebanyak ganjil dapat diperoleh : sebuah barisan binair ( n-1) angka
yang memuat “0” sebanyak genap dan “1” sebanyak ganjil dengan
menambah sebuah digit “1” atau sebuah barisan binair (n-1) angka yang
memuat “0” sebanyak ganjil dan “1” sebanyak genap dengan menyisipkan
sebuat digit “0” maka diperoleh hubungan sebagai berikut :

 
𝑏𝑛 =𝑎 𝑛 −1 +𝑑 𝑛 −1 , 𝑛 ≥1
 
Dengan argumen yang serupa dapat ditunjukkan bahwa untuk dan ,
untuk , berturut-turut berlaku hubungan sebagai berikut ,

𝑐 𝑛=𝑎𝑛 − 1+𝑑 𝑛 −1 ,𝑛 ≥ 1
 

Dan

𝑑 𝑛 =𝑏𝑛 − 1+ 𝑐𝑛 − 1 , 𝑛 ≥ 1
 

 
Jelas bahwa dan
jadi, relasi rekursif diberikan oleh sistem rekursif sebagai
berikut
𝑎 𝑛=𝑏 𝑛 −1 +𝑐 𝑛 −1 , 𝑛 ≥ 1
 

  𝑏𝑛 =𝑎 𝑛 −1 +𝑑 𝑛 −1 , 𝑛 ≥ 1
𝑐 𝑛= 𝑎𝑛 − 1+𝑑 𝑛 −1 ,𝑛 ≥ 1
 

𝑑 𝑛 =𝑏𝑛 − 1+ 𝑐𝑛 − 1 , 𝑛 ≥ 1
 

 
Selanjutnya digunakan fungsi pembangkit untuk
menyelesaikan sistem rekursif tersebut . Misalkan A(x), B(x),
C(x), dan D(x) berturut-turut adalah fungsi pembangkit
biasa dari
 

 B

 
C

 
D
Dari fungsi pembangkit tersebut akan diperoleh sistem persamaan
dalam A(x), B(x), C(x), dan D(x) seperti dibawah ini.

  A(x)

  B(x)

  C(x)

  D(x)
Penyelesaian dari sistem ini adalah :

  1 −2 𝑥2
𝐴 ( 𝑥 )= 2
1− 4 𝑥

  ( 𝑥 )= 𝑥
𝐵 2
1−4 𝑥

  ( 𝑥 )= 𝑥
𝐶 2
1 −4 𝑥

  ( ) 2 𝑥2
𝐷 𝑥 = 2
1−4 𝑥
 
Selanjutnya kita cari koefisien dalam A(x) , B(x), C(x), dan D(x)
Karena ,

Karena dan unutk , diperoleh ;


 
Selanjutnya karena ,
B

Maka , diperoleh ;

0 jika n genap

 jika n ganjil
 
Perhatikan bahwa C(x) = B(x) sehingga jelas Selanjutnya kita cari D(x)
D

Maka , diperoleh ;

0 jika n ganjil

 jika n >0 dan n genap


G. Relasi Rekursif Melibatkan Konvolusi

 
Konvolusi merupakan sebuah perkalian dari n bilangan dengan syarat
mengalikannya hanya melibatkan dua bilangan yang berdekatan. Selanjutnya
kita akan mencari banyaknya konvolusi dari n bilangan tersebut. Misalkan
menyatakan banyaknya konvolusi dari n bilangan dan menyatakan
bilangan yang dikalikan, maka:
Untuk adalah banyaknya konvolusi dari nol bilangan, maka
Untuk adalah banyaknya konvolusi dari satu bilangan, maka
Untuk adalah banyaknya konvolusi dari dua bilangan, maka
dan seterusnya,
Coba perhatikan ilustrasi dibawah ini

 𝑘 0 =0
𝑥1  𝑥1 𝑘
  1 =1

 𝑥1 , 𝑥2 (  𝑥1 , 𝑥2 ) 𝑘
  2 =1

𝑥  1 , 𝑥2 , 𝑥3  
𝑘  3 =2

  𝑘  𝑛 =?
 
Selanjutnya bagaimana menentukan konvolusi dari bilangan sebanyak n kita
akan mencari model matematikanya dengan menggunakan relasi rekursif.
Untuk n Perkalian terakhir yang dilakukan pasti melibatkan dua sub.
Misalnya :

 Sub 1   Sub 2 ; 1

Ada r bilangan Ada n-r bilangan

 𝑘 𝑟 𝑘  𝑛 − 𝑟

 
 
adalah banyaknya cara mengalikan n bilangan dengan syarat yang
diberikan sedemikian sehingga perkalian terakhir melibatkan dua sub,
sub I sebanyak r bil dari sub II sebanyak n-r bilangan.
Sehingga, akan diperoleh ;

𝑛  −1

∑ 𝑘 𝑟 𝑘 𝑛 − 𝑟=¿ 𝑘 𝑛 ;𝑛≥ 2 ¿
𝑟 =1

 Jika , maka

𝑛 −1 𝑛
 
𝑘 𝑛 =∑ 𝑘 𝑟 𝑘 𝑛 − 𝑟=¿ ∑ 𝑘 𝑟 𝑘 𝑛 −𝑟 − 𝑘 0 𝑘 𝑛 −𝑘 𝑛 𝑘 0 ¿
𝑟=1 𝑟=0
 Sehingga, akan didapatkan model matematika dari permasalahan

;  𝑛 ≥2
 𝑘 0 =0 , 𝑘 1 =1

 
Misalkan

Bagian rekursif dikali adalah


 

adalah koefisien dalam P(x). untuk mendapatkan koefisisen


dalam p(x), terlebih dahulu kita ekspansikan bentuk
 
Dari teorema binomial kita dapatkan :

Jadi
  = 1 12𝑛2
−𝑛2−2
𝑘
 𝑘
𝑛
𝑛 = (( ) )
𝑛 𝑛 𝑛−𝑛
, 𝑛 ≥ 1, 𝑛 ≥ 1
1− 1
H. Latihan
 
1. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
2. Diberikan bagian rekursif
Selesaikanlah relasi rekursif jika syarat awalnya adalah
a.
b.
3. Diberikan memenuhi
tentukanlah
Section Break
BAB 3 PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
A. PENDAHULUAN

B. BENTUK UMUM PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI

C. BANYAK OBJEK YANG MEMILIKI TEPAT m SIFAT

D. BANYAK OBJEK YANG MEMILIKI SIFAT SEBANYAK GENAP

ATAU GANJIL

E. LATIHAN
A. PENDAHULUAN

 
Misalkan S adalah suatu himpunan dari N obyek dan adalah
sifat – sifat yang mungkin dimiliki oleh objek – objek yang ada di S.
Sebuah objek di S mungkin saja memiliki beberapa ( bisa nol) sifat dari
sifat-sifat yang ada. Banyaknya objek S yang mempunyai sifat
dilambangkan dengan N sedangkan N menyatakan banyaknya objek S
yang
tidak memiliki sifat . Dengan demikian ,

 (

 
Selanjutnya N menyatakan banyaknya obyek S yang memiliki
sifat dan dan N( melambangkan banyaknya objek yang tidak memiliki
sifat maupun
 
Secara umum N ( adalah banyaknya objek S yang

memiliki sifat-sifat dan Misalkan A adalah himpunan

bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat dan B adalah

himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat .

Maka himpunan bagian dari S yang anggota-anggotanya memiliki sifat-

sifat dan adalah . Begitu pula himpunan bagian dari S yang

anggota-anggotanya tidak memiliki sifat-sifat dan adalah

yang sama dengan


 
Kita peroleh ,

dan

Karena
S =dan
Maka

Dapat ditunjukkan bahwa,


 
Sehingga, diperoleh :

Dengan demikian banyaknya objek di S yang tidak memiliki sifat dan tidak
memilki sifat adalah :

  N(

Persamaan diatas merupakan salah satu bentuk khusus dari suatu prinsip
yang disebut prinsip inklusi-eksklusi
B. BENTUK UMUM PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI

Secara umum prinsip inklusi-eksklusi dapat ditulis sebagai berikut .

 
Jika N adalah banyaknya objek dalam himpunan S dan sifat-sifat yang

mungkin dimiliki oleh suatu objek di S , maka banyaknya objek di S yang tidak

memiliki sifat adalah


 
,
 
,

 
CATATAN :
• Sigma pertama mencakup semua
• Sigma kedua mencakup semua pasangan
• Sigma ketiga mencakup semua triple dan berbeda
• Dan seterusnya
Contoh Soal

 
Ada berapa bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000 yang :
a. Tidak habis dibagi 3 dan tidak habis dibagi 5
b. Tidak habis dibagi 3,5, atau 7
Penyelesaian :
Misalnya
dan
sifat habis dibagi 3
sifat habis dibagi 5
sifat habis dibagi 7
Yang ditanyakan adalah :
a.
b.
Lanjutan Contoh Soal

 
Jelas bahwa N =
Selanjutnya kita peroleh :
banyaknya anggota S yang habis dibagi 3

banyaknya anggota S yang habis dibagi 5

banyaknya anggota S yang habis dibagi 7


Lanjutan Contoh Soal

 
banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 5

banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 7

banyaknya anggota S yang habis dibagi 5 dan 7

banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 , 5 , dan 7


Lanjutan Contoh Soal

 
banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 5

banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 dan 7

banyaknya anggota S yang habis dibagi 5 dan 7

banyaknya anggota S yang habis dibagi 3 , 5 , dan 7


 
Sehingga dengan prinsip inklusi-eksklusi, didapat :

a. ’)

533

b. N

457
C. BANYAK OBJEK YANG MEMILIKI TEPAT m SIFAT

 
Misalkan S adalah himpunan N objek dan adalah sifat-sifat dari
objek-objek yang terdapat di dalam S. misalkan kita melambangkan banyak
nya objek di S yang memilki tepat m sifat dengan lambang banyaknya
objek S yang memiliki tepat sifat. Selanjutnya untuk kita
defenisikan sebagai berikut :

Dimana sigma mencakup semua kemungkinan memilih t sifat dari r sifat


yang ada.
 
Hubungan dan dapat dilihat di teorema berikut ini.
 
Misalkan adalah sifat-sifat yang mungkin dimiliki oleh suatu objek
himpunan S, maka banyak objek S yang memiliki tepat m sifat adalah :

Bukti :
i. Setiap objek S yang memiliki kurang dari m sifat tidak dihitung dalam
menghitung ruas kiri maupun ruas kanan
ii. Setiap objek S yang memilliki tepat m sifat , dihitung tepat satu kali dalam
menghitung ruas kiri dan ruas kanan
iii. Setiap objek S yang memiliki lebih dari m sifat dihitung nol kali dalam
menghitung ruas kiri dan ruas kanan
Anggap bahwa persamaan diatas adalah persamaan (1)
Untuk t ≥ 1

Dari contoh di atas diperoleh,


 
Pandang sebuah objek sembarang di S , misalnya objek x . Kita tinjau tigas kasus :
1. Jika objek x memiliki kurang dari m sifat , maka jelas objek tersebut tidak
dihitung dalam menghitung dan tidak dihitung dalam menghitung setiap
suku ruas kanan dipersamaan (1)
2. Jika objek x memiliki tepat m sifat maka objek ini dihitung tepat satu kali
dalam menghitung . Selanjutnya karena objek x dihitung sekali dalam
menghitung dihitung nol kali dalam menghitung , untuk k, maka obyek
dihitung tepat satu kali dalam menghitung ruas kanan persamaan (1)
3. Jika objek x memiliki lebih dari m sifat , katakan m+j sifat, jelas bahwa objek ini
tidak dihitung dalam menghitung . Dan akan ditunjukkan bahwa objek ini
dihitung sebanyak nol kali dalam menghitung ruas kanan persamaan (1)
 Perhatika bahwa objek tersebut dihitung sebanyak dalam
menghitung , dalam menghitung dalam
menghitung , dalam menghitung , dan seterusnya.
Secara umum, objek tersebut dihitung sebanyak dalam menghitung untuk
p, sedangkan untuk p , objek tersebut tidak dihitung
dalam menghitung , karena sudah kita misalkan objek tersebut memiliki m+j
sifat. Dengan demikian, dalam menghitung ruas kanan persamaan (1)
objek x tersebut dihitung sebanyak :
 Dapat ditunjukkan bahwa :

Seingga bentuk persamaan (2) menjadi :

Yang sama dengan

Karena

Maka persamaan (3) sama dengan 0 dengan demikian teorema terbukti.


Catatan :

 
Perhatikan bahwa :

 
Jika , maka prinsip inklusi-eksklusi adalah
kejadian khusus theorema yang tadi dibuktikan
yaitu untuk m=0
Contoh Soal
 
Sebanyak n pasang suami istri hadir dalam suatu pesta dansa. Dansa dilakukan
secara serentak dan seorang pria harus berdangsa dengan seorang wanita.
a. Berapakah peluang terdapat tepat satu pasang suami istri berdansa dalam pesta
dansa tersebut?
b.Berapakah peluang terdapat tepat tiga pasang suami istro berdansa bersama
dalam pesta dansa tersebut?
Penyelesaian :
Misalkan S adalah himpunan semua pasangan dangsa yang mungkin, dan
menyatakan sifat dimana suami ke i berpasangan dengan istrinya, 1. Karena
terdapat n pasang suami istri, maka N =
Lanjutan Contoh Soal
 
Selanjutnya kita peroleh :
banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i adalah
pasan gan suami istri.
banyaknya permutasi (n-1) elemen

Begitupula
banyaknya pasangan yang mungkin dimana pasangan ke i dan ke j
adalah pasangan-pasangan suami istri
banyaknya permutasi (n-2) elemen
Lanjutan Contoh Soal

 
Secara umum diperoleh

a. Dari teorema yang dibuktikan sebelumnya (r = n, m=1), diperoleh ;


Lanjutan Contoh Soal

 
b. Dari teorema sebelumnya (r = n, m=3), diperoleh :
Lanjutan Contoh Soal

 
a. Dengan demikian peluang terdapat tepat satu pasang suami istri berdansa dalam
pesta dansa tersebut adalah :

b. Dengan demikian peluang terdapat tepat tiga pasang suami istri berdansa adalah :
D. BANYAK OBJEK YANG MEMILIKI SIFAT SEBANYAK GENAP ATAU GANJIL

   
Jika didalam himpunan S terdapat r Jika didalam himpunan S terdapat r
sifat , maka banyaknya objek S yang sifat , maka banyaknya objek S yang
memiliki sifat sebanyak bilangan genap memiliki sifat sebanyak bilangan ganjil
adalah : adalah:
 
BUKTI :

Misalkan E(x) adalah FPB dari barisan . Dari Teorema yang dibuktikan sebelumnya

yaitu mengenai hubungan dan , diperoleh :


 
ekuivalen dengan

Sehingga,
 Dengan demikian :

 jika m=0
 
dan
  jika m

 Karena maka,

 
dan

Dengan demikian teorema ini terbukti


E Latihan
 
1. Sebuh kata sandi dengan panjang 9 dibentuk dari angkaangka 0, 1 dan 2
sedemikian hingga tiap angka muncul tiga kali dan tiga angka berurutan dalam
kata sandi tersebut tidak boleh sama. Ada berapa kata sandi yang dapat dibentuk?
2. Untuk suatu bilangan cacah n, banyaknya solusi bulat dari persamaan
adalah
Gunakan prinsip inklusi eksklusi untuk menentukan banyaknya solusi bulat dari
setiap persamaan berikut:
a.
b.
c.
Tidak ada sukses yang kebetulan , semua
lahir
dari persiapan yang matang dan kerja
keras .
Jadi jika kita ingin berhasil , rencanakan
kesuksesan itu dan konsistenlah serta
kuatkanlah iman
THANK YOU
agar kekonsistenan itu tetap bersama kita

Anda mungkin juga menyukai