Anda di halaman 1dari 8

RELASI BERULANG

(Menyusun relasi berulang dan menyelesaikannya dengan metode iterasi)

Terdapat masalah pencacahan yang tidak dapat diselesaikan dengan metode-metode


sebelumnya (permutasi, kombinasi, dll), seperti masalah berikut: ”ada berapa banyak bit
string dengan panjang n yang tidak memuat dua angka nol berurutan?”
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan mencari kaitan antara suku ke n dengan
suku-suku sebelumnya.

Masalah lain:
Banyaknya bakteri dalam sebuah koloni berlipat ganda dalam setiap jam. Jika sebuah
koloni, awalnya terdiri dari 5 buah bakteri, ada berapa banyak bakteri pada jam ke n?

Penyelesaian:
Misalkan An adalah banyaknya bakteri pada akhir jam ke n. Karena banyaknya bakteri
berlipat ganda, maka diperoleh An =2 An-1, dengan nilai awal A0 =5.

Definisi
Sebuah relasi berulang untuk barisan a0, a1, a2, ... adalah suatu persamaan yang
menghubungkan an dengan suku-suku sebelumnya a0, a1, a2, ...an-1 yang tertentu.

Sebuah relasi berulang mendefinisikan suku ke-n dari sebuah barisan secara
tidak langsung. Dengan kata lain, untuk menghitung nilai an, kita harus menghitung nilai
suku a0, ..., an-1 terlebih dahulu. Hal ini adalah berkebalikan dengan persamaan eksplisit
untuk an, dimana kita dapat menghitung nilai an hanya dengan mensubstitusi n ke dalam
persamaan eksplisitnya tersebut.
Contoh relasi berulang: n!=n . (n-1)! => an = n . an-1.
Persamaan eksplisit: n!=n . (n-1) . (n-2)... 2.1

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 0
Berikut ini adalah contoh-contoh memodelkan suatu masalah ke dalam bentuk
relasi berulang

Contoh 1 (Bunga Majemuk)


Budi menabung 1.000.000 dengan bunga majemuk 12% per tahun. Jika A n
menyatakan jumlah uang Budi pada akhir tahun ke n, tentukan hubungan antara An
dengan An-1.

Penyelesaian:
Nilai awal A0 = 1000.
Pada akhir tahun ke-1, jumlah uang Budi adalah A1 =...
Pada akhir tahun ke-2, jumlah uang Budi adalah A2 =...
Pada akhir tahun ke-3, jumlah uang Budi adalah A3 =...

Berdasarkan pola tersebut, tuliskan hubungan An dengan An-1.

Contoh 2 (Himpunan Bagian)


Misalkan Sn menotasikan banyaknya himpunan bagian dari sebuah himpunan
dengan n anggota.
Isilah table berikut ini
Himpunan A |A|= n Sn Keterangan
{} 0 1
{1} 1 2
{1, 2} … …
{1, 2, 3} … …
{1, 2, 3, 4 } … …

Berdasarkan pola tersebut, tuliskan hubungan Sn dengan Sn-1.


Tuliskan nilai awal S0

Telah kita ketahui, bahwa banyaknya himpunan bagian dari sebuah himpunan dengan n
anggota adalah Sn = 2n. (ini adalah persamaan eksplisit untuk Sn)
Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si
DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 1
Contoh 3 (Barisan Fibonacci)
Salah satu relasi berulang tertua adalah relasi yang mendefinisikan barisan
Fibonacci. Barisan tersebut pertama kali muncul dalam buku Fibonacci yang berjudul
Liber Abaci (1220), dimana Fibonacci mengutarakan pertanyaan: “setelah satu tahun,
akan terdapat berapa pasang kelinci, jika pada awal tahun tersebut terdapat sepasang
kelinci, dan setiap bulan setiap pasang menghasilkan sepasang kelinci, dimana sepasang
kelinci baru tersebut akan produktif setelah usia lebih dari satu bulan?” Diasumsikan
tidak terjadi kematian.

Penyelesaian:
Misalkan fi adalah banyaknya pasangan kelinci pada akhir bulan ke-i. Maka
f 0=1 .

Pada akhir bulan pertama, masih terdapat sepasang kelinci, karena pasangan kelinci
tersebut belum produktif. Sehingga
f1 = ...
Banyaknya pasangan kelinci pada setiap akhir bulan ke-i dirangkum dalam tabel berikut:
Bulan Pasangan kelinci Pasangan kelinci yang Total pasangan
ke-i yang produktif belum produktif kelinci (fi)
0 0 1 1
1 0 ... ...
2 ... ... ...
3 ... ... ...
4 ... ... ...
5 ... ... ...

Berdasarkan pola tersebut, tuliskan nilai awal dan relasi berulang untuk fi

Contoh 4 (Menara Hanoi)


Menara Hanoi adalah sebuah permainan yang terdiri dari tiga buah tiang yang
berdiri pada sebuah papan dan n buah cakram berlubang. Ukuran cakram-cakram tersebut

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 2
semuanya berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk memindahkan n buah cakram
tersebut (satu per satu) dari sebuah tiang ke tiang lain, dengan syarat cakram berukuran
lebih kecil selalu ada di atas cakram berukuran lebih besar. Misalkan C n adalah banyak
langkah memindahkan n buah cakram.
ilustrasi Banyak cakram (n) Cn
1 1

Berdasarkan pola yang terbentuk, tentukan relasi berulang untuk Cn beserta nilai awalnya.

BONUS.
Contoh 5 (Derangements)
Pada suatu acara pertemuan, n orang menitipkan jaketnya. Ketika mereka akan
pulang, jaket dikembalikan secara acak dan, celakanya, semua n orang tersebut menerima
jaket yang bukan miliknya. Misalkan Dn menyatakan banyaknya cara n orang dapat
menerima jaket yang salah (bukan miliknya). Tunjukkan bahwa barisan D1, D2, ...
memenuhi relasi berulang
Dn =(n-1)( Dn-1 + Dn-2).

Penyelesaian:
Dn adalah banyaknya permutasi
m 1 , m2 ,. .. ,mn

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 3
dari 1, 2, ..., n, dimana mi≠i untuk i=1,2 , .. . , n. Permutasi semacam itu, disebut
derangements. Misalkan terdapat C buah derangements dari 1, 2, ..., n dengan bentuk
2, m2 ,. .. ,mn .

Dengan menukar 2 dengan 3, maka terdapat C buah derangements dari 1, 2, ..., n juga
dengan bentuk
3,m2 ,...,mn .

Ini berarti terdapat C buah derangements dari 1, 2, ..., n dengan bentuk


k ,m 2 ,. .. ,mn
dimana k adalah sebuah bilangan bulat antara 2 dengan n. Karena terdapat n-1 buah
kemungkinan, yaitu 2, 3, ..., n untuk suku pertama, maka
Dn =(n-1)C.
Selanjutnya kita partisi derangements dari 1, 2, ..., n yang berbentuk
2, m2 ,. .. ,mn
menjadi bentuk
2,1,m3 ,...,mn
(5.5)
dan
2 , m2 , m3 , .. . , mn (5.6)

dimana m2≠1 . Banyaknya derangements dari 1, 2, ..., n dalam bentuk (5.5) ada

sebanyak Dn-2. Sedangkan derangements dari 1, 2, ..., n dalam bentuk (5.6) ada sebanyak
Dn-1. Sehingga
C = Dn-2 + Dn-1.
Oleh karena itu,
Dn =(n-1)(Dn-1 + Dn-2).
Selanjutnya akan dicari persamaan eksplisit untuk Dn.
Dn =(n-1)(Dn-1 + Dn-2).
D n −nDn−1=−[ Dn−1 −( n−1 )Dn−2 ]

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 4
=−{−[ Dn−2 −(n−2 )Dn−3 ] }
¿D n−2 −(n−2) Dn−3

¿(−1)n (D 2−2 D1 )
Karena D2=1 dan D1= 0 maka diperoleh
n
D n =nDn−1 +(−1 ) .
(5.7)
Untuk memperoleh bentuk eksplisit Dn, metode iterasi diterapkan lagi pada persamaan
(5.7):
n
D n =nDn−1 +(−1 )

=n [ (n−1 )Dn−2 +(−1 )n−1 ]+ (−1)n


¿ n(n−1)D n−2 +n(−1 )n−1 +(−1)n
¿ n(n−1) [ (n−2) Dn−3 +(−1)n−2 ] +n(−1 )n−1 +(−1)n
¿ n(n−1)(n−2)D n−3 +n(n−1)(−1)n−2 +n(−1)n−1 +(−1 )n

¿ n(n−1). . .2 D1 + [ n (n−1 ). .. 3 ]− [n (n−1 ). .. 4 ] +. ..+n (−1 )n−1 +(−1 )n
¿ [ n(n−1 ). . .3 ] −[ n(n−1). . . 4 ] +. ..+n(−1 )n−1 +(−1)n , n>2.
Sebagai contoh,
D5 = 5 . 4 . 3 – 5 . 4 + 5 – 1 = 44

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 5
Menyelesaikan Relasi Berulang dengan Metode Iterasi

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 6
Latihan

1. Sebuah robot dapat melangkah dengan jarak 1 atau 2 meter. Jika Cn adalah
banyaknya cara robot melangkah dalam n meter, susunlah relasi berulang dan nilai

awal untuk C n .
2. Misalkan Ani mempunyai uang n dolar dan setiap hari Ani membeli salah satu: teh (1
dolar) atau susu (2 dolar) atau jus jeruk (2 dolar). Jika C n menyatakan banyaknya cara
Ani menghabiskan uang n dolar, maka
a. konstruksi relasi berulang dan nilai awal untuk Cn.
b. tentukan persamaan eksplisitnya.
3. Konstruksi relasi berulang beserta nilai awalnya untuk menentukan Cn, dimana Cn
adalah banyaknya bit strings dengan panjang n yang tidak mempunyai dua buah 0
berurutan.
4. Dengan cara iterasi, tentukan persamaan eksplisit untuk relasi berulang berikut
a. Cn = 3 Cn-1
b. an = an-1 +n

Dr. Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si


DepDikmat FPMIPA - UPI Halaman 7

Anda mungkin juga menyukai