Anda di halaman 1dari 28

PAPARAN KULIAH

MATA KULIAH
MATEMATIKA DISKRIT I

Oleh:
Isnaini Rosyida, S.Si, M.Si
NIP. 132205927

Dosen pada Jurusan Matematika


Fakultas MIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2008
DAFTAR ISI

Pokok Bahasan I: Kaidah-kaidah menghitung


1. Aturan Penjumlahan
2. Aturan Perkalian
3. Permutasi dan Kombinasi
4. Prinsip Sarang merpati

Pokok Bahasan II: Koefisien Binomial


1. Segitiga Pascal
2. Teorema Binomial
3. Teorema Binomial Newton

Pokok Bahasan III: Prinsip Inklusi Eksklusi


1. Prinsip Inklusi-Eksklusi sederhana
2. Teorema Perluasan Inklusi-Eksklusi
3. Aplikasi Prinsip Inklusi-Eksklusi

Pokok Bahasan IV: Derangement

Pokok Bahasan V: Fungsi pembangkit


1. Pendahuluan
2. Fungsi Pembangkit Biasa
3. Fungsi Pembangkit Eksponensial
4. Aplikasi Fungsi pembangkit untuk Masalah Permutasi dan kombinasi

Pokok Bahasan VI: Relasi Rekursif


1. Konsep Relasi Rekursif
2. Solusi Relasi Rekursif Homogen
3. Solusi Relasi Rekursif Non Homogen
4. Solusi Relasi Rekursif dengan Fungsi Pembangkit
POKOK BAHASAN I
KAIDAH-KAIDAH MENGHITUNG (COUNTING)
A. Pendahuluan
Matematika Diskrit adalah cabang matematika yang mempelajari objek-objek
diskrit. Suatu objek disebut diskrit jika terdiri dari sejumlah hingga elemen yang berbeda
atau elemen yang tidak bersambungan.
Kombinatorika merupakan ilmu yang mempelajari pengaturan obyek dan merupakan
bagian penting dari matematika diskrit. Kombinatorial didasarkan pada hasil percobaan
yang dilakukan. Hasil-hasil percobaan tersebut nantinya dapat dibuat suatu generalisasi
yang menghasilkan formula atau aturan tertentu.
Pada pokok bahasan I ini anda akan mempelajari beberapa aturan dasar dalam
menghitung, yang meliputi aturan penjumlahan dan aturan perkalian. Selanjutnya anda
juga akan mempelajari permutasi, kombinasi serta prinsip sarang merpati.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, anda diharapkan mampu memahami
kaidah-kaidah menghitung.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan I ini, anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan aturan-aturan dasar dalam menghitung (aturan perkalian dan aturan
penjumlahan), permutasi, kombinasi, dan prinsip sarang merpati
2. Dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam masalah-masalah menghitung
obyek-obyek diskrit

D. Uraian

1. Dua aturan dasar dalam Menghitung


1.1. Aturan Penjumlahan
Jika suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan n 1 cara dan pekerjaan kedua
dengan n2 cara; serta jika kedua tugas ini tidak dapat dilakukan dalam waktu yang
bersamaan, maka terdapat
n1 + n2 cara
untuk melakukan salah satu pekerjaan tersebut.

Contoh 1:
Jurusan Matematika akan menghadiahkan sebuah komputer kepada seorang
mahasiswa atau seorang dosen.
Ada berapa cara memberi hadiah, jika terdapat 532 mahasiswa dan 54 dosen?
Terdapat 532 + 54 = 586 cara.
Generalisasi Aturan Penjumlahan:
Jika terdapat pekerjaan-pekerjaan T1, T2, …, Tm yang dapat dilakukan
dalam n1, n2, …, nm cara, dan tidak ada dua di antara pekerjaan-pekerjaan

tersebut yang dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan, maka


terdapat n1 + n2 + … + nm cara

untuk melakukan salah satu dari tugas-tugas tersebut.

Contoh 2:
Seorang mahasiswa dapat memilih satu tugas proyek Matematika Diskrit dari tiga buah
daftar, yang masing-masing berisikan 9, 21, dan 17 proyek. Ada berapa tugas proyek
yang dapat dipilih?

1.2. Aturan Perkalian dan generalisasinya


Aturan perkalian
Misalkan suatu prosedur dapat dibagi menjadi dua pekerjaan yang berurutan.
Jika terdapat n1 cara untuk melakukan tugas pertama dan n 2 cara untuk melakukan
tugas kedua setelah tugas pertama selesai dilakukan, maka terdapat
n1 × n2 cara
untuk melakukan prosedur tersebut.

Generalisasi aturan perkalian


Jika suatu prosedur terdiri dari barisan tugas-tugas T1, T2, …, Tm yang dapat dilakukan
dalam n1, n2, …, nm cara, secara berurutan,
maka terdapat n1 × n2 × … × nm cara untuk melaksanakan prosedur tersebut.
Contoh 3:
Berapa banyak plat nomor kendaraan yang berbeda yang memuat tepat satu huruf, tiga
digit bilangan desimal, dan dua huruf?
Solusi:
Terdapat 26 kemungkinan untuk memilih huruf pertama, maka terdapat 10 kemungkinan
untuk menentukan digit pertama, 10 untuk digit kedua, dan juga 10 untuk digit ketiga,
kemudian 26 kemungkinan untuk memilih huruf kedua dan 26 untuk huruf ketiga. Jadi,
terdapat 26 × 10 × 10 × 10 × 26 × 26 = 17576000 plat nomor kendaraan yang berbeda.

Aturan penjumlahan dan perkalian juga dapat direpresentasikan dalam istilah


himpunan.
Aturan penjumlahan
Misalkan A1, A2, …, Am himpunan yang saling lepas. Maka banyaknya cara untuk
memilih anggota dari gabungan A1  A2  …  Am adalah jumlah dari banyaknya
anggota setiap himpunan.
|A1  A2  …  Am | = |A1| + |A2| + … + |Am|.

Aturan perkalian
Misalkan A1, A2, …, Am himpunan hingga. Maka banyaknya cara untuk memilih satu
anggota dari hasil kali Cartesian A1  A2  …  Am dilakukan dengan memilih satu
anggota dari A1, satu anggota dari A2, …, dan satu anggota dari Am.
|A1  A2  …  Am | = |A1| × |A2| × … × |Am|.
3. Permutasi dan Kombinasi
Sering kali kita perlu menghitung banyak cara pengaturan suatu objek dengan
memperhatikan urutan ataupun tidak.
Permutasi dari suatu himpunan objek adalah pengaturan yg memperhatikan urutan dari
objek tsb.
Permutasi-r : pengaturan terurut r elemen dari suatu himpunan.
Contoh 1. Misal S = {1,2,3}. Maka pengaturan 3, 1, 2 adalah permutasi; dan 1, 3 adalah
permutasi-2 dari S.
 P(n,r) = Banyaknya permutasi-r dari suatu himpunan n elemen.

Teorema 1. P(n,r) = n(n-1)(n-2) … (n-r+1).


Bukti.
• Banyaknya cara memilih elemen pertama dari permutasi ada n cara.
• Untuk memilih elemen kedua ada (n-1) cara, karena tinggal n-1 elemen dalam
himpunan yg dapat digunakan sebagai elemen kedua.
• Dengan cara yg sama, ada (n-2) cara utk memilih elemen ketiga.
• Ada tepat (n-r+1) cara utk memilih elemen ke-r.
• Jadi, menurut Aturan perkalian, P(n,r) = n(n-1)(n-2) … (n-r+1).

Selanjutnya dari Teorema 1 dapat ditunjukkan:

n!
P ( n, r ) 
(n  r )!

Contoh 2. Berapa banyak permutasi dari abjad ABCDEFGH yang memuat string ABG ?
Solusi. Karena ABG harus terjadi dalam satu blok maka yang ditanyakan sama dengan
mencari banyaknya permutasi dari 6 objek, yaitu blok ABG, dan abjad C,D,E,F,H.
Karena keenam objek tsb dapat terjadi pada sebarang urutan, maka ada 6! = 720
permutasi dari ABCDEFGH yang memuat ABG.

Kombinasi-r dari suatu himpunan adalah pengaturan r elemen tanpa


memperhatikan urutan dari himpunan tersebut.
Contoh 3. Misal S = {1,4,5,6}. Maka, {1,5,6} : kombinasi-3 dari S; Sedangkan {4,5}
adalah kombinasi-3 dari S. Ada 4 macam kombinasi-2 dari S.
C(n,r) : banyaknya kombinasi-r dari himpunan n elemen.

n
C (n, r )    Koefisien binomial
r
Teorema 2. C(n,r) = n!/(n-r)!r!, bila 0 ≤ r ≤ n.
Bukti.
• Permutasi-r dari suatu himpunan n elemen dapat diperoleh dengan cara
membentuk kombinasi-r dan kemudian mengurutkan elemen pada setiap
kombinasi-r tsb (Ini dapat dilakukan dalam P(r,r) cara).
• Jadi, P(n,r) = C(n,r).P(r,r)
• Ini berarti bahwa:
• C(n,r) = P(n,r)/P(r,r) terbukti.
Akibat 1. C(n,r) = C(n,n-r).

Contoh 4. Berapa banyak string biner panjang n yang memuat tepat r buah angka 1.
Solusi. Bila kita memperhatikan semua r buah posisi angka 1 dalam string, maka
mereka akan membentuk suatu kombinasi-r dari {1,2,3, …, n}. Jadi terdapat C(n,r) string
biner panjang n yag memuat tepat r buah angka 1.

Teorema 4.
Jumlah permutasi-r dari himpunan dengan n anggota dengan memperbolehkan
pengulangan unsur adalah nr
Bukti untuk latihan

Contoh 5. Berapa banyak string panjang n yang dapat dibentuk dari alfabet ?
Karena semua abjad dalam alfabet ada 26 dan krn setiap abjad dapat digunakan
berulang maka ada 26n string panjang n.

Contoh 6. Berapa banyak cara untuk memilih 5 lembar uang kertas dari kotak cash yg
memuat $1, $2, $5, $10, $20, $50 dan $100? Asumsikan bhw urutan pengambilan tidak
penting dan ada sedikitnya 5 lembar uang kertas utk masing-masing pecahan.
Solusi.
• Karena urutan tidak penting dan 7 macam uang kertas tsb dapat dipilih hingga 5
kali, maka problem ini sama dengan menghitung kombinasi-5 dgn pengulangan
dari himpunan 7 elemen.
• Misal kotak cash tadi punya 7 compartments dan setiap satu menyimpan 1
macam uang, maka semuanya dipisahkan oleh 6 pemisah.
• Memilih 5 uang kertas sama artinya dengan menempatkan 6 pemisah tadi
diantara 11 tempat (5* + 6|).
| | | ** | | | *** : 3$1 + 2$10
*| * | ** | | * | | : $5 + 2$20 + $50 + $100
Jadi banyaknya cara memilih 5 uang kertas
= banyaknya cara menempatkan 6 pemisah
dalam 11 tempat
= C(11,6)
= 462.
Teorema 5
Terdapat C(n+r-1,r) kombinasi-r dari himpunan dengan n anggota di mana pengulangan
unsur diperbolehkan.
Bukti untuk latihan

Contoh 7. Berapa banyak macam solusi dari: x1 + x2 + x3= 11, dg x1, x2, x3 bil bulat
nonnegatif ?
Solusi. Menghitung solusi = menghitung cara memilih 11 bintang dari himpunan 13
elemen (11 bintang + 2 pemisah). Jadi terdapat C(13,11) macam solusi.

Teorema 6
Terdapat C(n+r-1,r) kombinasi-r dari himpunan dengan n anggota di mana pengulangan
unsur diperbolehkan.
Bukti untuk latihan

Contoh 7. Berapa banyak macam solusi dari: x1 + x2 + x3= 11, dg x1, x2, x3 bil bulat
nonnegatif ?
Solusi. Menghitung solusi = menghitung cara memilih 11 bintang dari himpunan 13
elemen (11 bintang + 2 pemisah). Jadi terdapat C(13,11) macam solusi.

SOAL: Berapa banyak macam solusi dari:


x1 + x2 + x3= 11,
bila x1, x2, x3: bilangan bulat dan
x1  1, x2  2 dan x3  3 ?

Permutasi dengan Beberapa Unsur Yang Sama


Contoh 8. Berapa banyak string yg dapat dibuat dg mengatur kembali huruf-huruf pada
kata SUCCESS ?
Solusi. Karena ada beberapa huruf yg sama, maka jawabannya bukan sama dengan
permutasi 7 huruf. Tapi, banyaknya adalah:
C(7,3) utk menempatkan 3 S dalam 7 tempat;
C(4,2) utk menempatkan 2 C dalam 4 tempat sisanya;
C(2,1) utk menempatkan 1 U dalam 2 tempat sisanya;
C(1,1) utk menempatkan 1 E dalam 1 tempat sisanya;
Jadi banyak string ada: C(7,3).C(4,2).C(2,1).C(1,1) = 420.

Teorema 7.
Jumlah permutasi yang berbeda dari n obyek, dengan terdapat n1 obyek yg tak dapat
dibedakan dari tipe 1, n2 obyek yg tak dapat dibedakan dari tipe 2, …, dan n k obyek yg
tak dapat dibedakan dari tipe k, adalah: n!
n1!n2 ! nk !
Bukti untuk latihan

3. Prinsip Sarang merpati


“Jika (k + 1) atau lebih obyek ditempatkan ke dalam k kotak, maka terdapat paling
sedikit satu kotak yang memuat dua atau lebih obyek tersebut”
Contoh 1: Jika terdapat 11 pemain dalam sebuah tim sepakbola yang menang dengan
angka 12-0, maka haruslah terdapat paling sedikit satu pemain dalam tim yang
membuat gol paling sedikit dua kali.
Contoh 2: Jika anda menghadiri 6 kuliah dalam selang waktu Senin sampai Jumat,
maka haruslah terdapat paling sedikit satu hari ketika anda menghadiri paling sedikit
dua kelas.

Jika N obyek ditempatkan ke dalam k kotak, maka terdapat paling sedikit satu kotak
yang memuat sedikitnya N/k obyek.

Contoh 3: Di dalam kelas dengan 60 mahasiswa, terdapat paling sedikit 12 mahasiswa


akan mendapat nilai yang sama (A, B, C, D, atau E).
Contoh 4: Di dalam kelas dengan 61 mahasiswa, paling sedikit 13 mahasiswa akan
memperoleh nilai yang sama.
Contoh 5:
Misalkan ada laci yang berisi selusin kaus kaki coklat dan selusin kaus kaki hitam yang
didistribusikan secara acak. Pada saat listrik padam, berapa kaus kaki yang haus anda
ambil untuk memastikan bahwa di antaranya terdapat sepasang kaus yang sewarna?
Solusi:
Terdapat dua tipe kaus kaki, jadi jika anda memilih paling sedikit 3 kaus kaki, haruslah
terdapat paling sedikit dua kaus kaki coklat atau paling sedikit dua kaus kaki hitam .
Menurutgeneralisasi Prinsip Sarang Merpati : 3/2 = 2.

Teori Ramsey
Asumsikan bahwa di dalam suatu kelompok yang terdiri dari 6 orang, setiap pasang
terdiri dari dua sahabat atau dua musuh.
Tunjukkan bahwa terdapat tiga orang sahabat atau tiga orang musuh dalam kelompok
tersebut.
Bilangan Ramsey R(m,n), dengan m dan n bilangan bulat positif  2, adalah jumlah
minimum orang dalam suatu pesta sehingga terdapat m sahabat atau n musuh, dengan
mengasumsikan setiap pasang orang di pesta tersebut adalah sahabat atau musuh.

Soal-soal latihan.

1. Ada berapa fungsi dari himpunan dengan m anggota ke himpunan dengan n


anggota?

2. Ada berapa fungsi satu-satu dari himpunan dengan m anggota ke himpunan dengan
n anggota?

3. Gunakan aturan perkalian untuk menunjukkan bahwa banyaknya subhimpunan yang


berbeda dari suatu himpunan hingga S adalah 2|S|.
4. Setiap pengguna suatu sistem komputer memiliki sebuah password, yang terdiri dari
6 sampai 8 karakter, dengan setiap karakter adalah huruf kapital atau digit bilangan
desimal. Ada berapa banyak password yang mungkin?.
POKOK BAHASAN II
KOEFISIEN BINOMIAL
A. Pendahuluan
Pada pokok bahasan II ini anda akan mempelajari Segitiga Pascal, Teorema
Binomial dan Binomial Newton.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, anda diharapkan mampu memahami
tentang Koefisien Binomial

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan I ini, anda diharapkan dapat:
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membuktikan Sifat-Sifat Segitiga Pascal
4. Mahasiswa dapat membuktikan dan menggunakan Teorema Binomial
5. Mahasiswa dapat membuktikan dan menggunakan Teorema Binomial Newton

D. Uraian

1. Segitiga Pascal

Teorema 1 (Identitas Pascal)


Misal n & k bilangan bulat positif, n  k. Maka, C(n+1,k) = C(n,k-1) + C(n,k).
Bukti.
• T: himpunan dgn n elemen, aT.
• Misal S = T-{a}.
• Ada C(n+1,k) buah subhimpunan dari T yg mempunyai k elemen.
• Akan tetapi, suatu subhimpunan dari T dgn k elemen dapat memuat a dan (k-1)
elemen dari S atau memuat k elemen dari S tanpa memuat a.
Jadi, terbukti bhw C(n+1,k) = C(n,k-1)+C(n,k).

Contoh: C(0,1) + C(1,1) = C(1,2)


C(0,2) + C(1,2) = C(1,3)
Berdasarkan sifat identitas Pascal dapat dibentuk segitiga Pascal
C(0,0)
C(0,1) C(1,1)
C(0,2) C(1,2) C(2,2)
C(0,3) C(1,3) C(2,3) C(3,3)
C(0,4) C(1,4) C(2,4) C(3,4) C(4,4)
…………………………..
Segitiga Pascal dapat digunakan untuk menentukan koefisien-koefisien dalam ekspansi
(x+y)n

Beberapa Sifat dalam Segitiga PASCAL:


1. Kondisi batas
Nilai-nilai di bagian ujung kiri maupun kanan selalu 1
2. Simetri
C(n,k) = C(n,n-k)
3. Penjumlahan baris
C(n,0)+C(n,1)+ …+ C(n,n) = 2n
4. Penjumlahan kolom
C(r,r)+C(r+1,r)+ …+ C(n,r) = C(n+1,r+1)

SOAL: dengan sifat penjumlahan kolom,tentukan jumlahan:


1. 1+2+3+……+n
2. 12+22+32+……+n2

2. Teorema Binomial

Teorema 2.

(x+y)n =C(n,0)xn+ C(n,1)xn-1y + C(n,2)xn-2y2+…+

C(n,n-1)xyn-1 + C(n,n)yn.
Bukti:
Menghitung banyaknya xn-jyj ,untuk suatu j = 0,1,2,…,n, sama dengan memilih (n-j) buah
x dari n jumlah (sehingga j buah bentuk lainnya dalam perkalian adalah y). Jadi koefisien
xn-j yj adalah C(n,n-j).

n
Contoh. Buktikan:  (1) C (n, k )  0
k 0
k

Bukti:
(1) Banyaknya memilih j dari n elemen sama dengan banyaknya meninggalkan n-j
dari n elemen.
(2) Ambil x=y=1 dan kenakan pada Teorema Binomial.
(3) Ambil x=-1 dan y=1.

SOAL: Buktikan bahwa


C(2n,n) = C(n,0)2 + C(n,1)2 +…+ C(n,n)2 dengan 2 cara:
1. Gunakan ekspansi (1+x)2n
2. Secara kombinatorik: Pandang pemilihan n orang dari 2n orang yg terdiri dari
n pria dan n wanita

Koefisien Binomial Diperluas


Misalkan u bilangan real dan k bilangan bulat tak negatif.
Maka koefisien binomial diperluas didefinisikan sebagai:

 u   u (u  1)...(u  k  1) , jika k  0,
    k!
 k  1 , jika k  0.

Contoh:
Nilai dari:   2  (2)(3)(4)
    4.
 3  3!

1 / 2  (1 / 2)(1 / 2  1)(1 / 2  2)(1 / 2  3)(1 / 2  4)


   .
 5  5!

3. Teorema Binomial Newton


Teorema 3.
Misal x bilangan real dengan |x| < 1 dan
u bilangan real.
Maka, 
u 
(1  x) u     x k .
k 0  k 

Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa : C(-n,k) =(-1)k C(n+k-1,k)


Contoh: Ekspansikan (1+x)-n dan (1-x)-n, dengan n bilangan bulat positif.
Solusi. 
 n
(1  x)  n     x k .
k 0  k 

 n
dengan,    (1) k C (n  k  1, k )
 k 
Dengan mengganti x dgn  x :

(1  x)  n   C (n  k  1, k ) x k
k 0

SOAL-SOAL:
1.Ekspansikan dengan teorema Binomial Newton
a.(1+x)-1 b.(1+x)-2 a.(1+x)-3
2.Tentukan Koefisien x10 dalam ekspansi: (x2 – 1)-10
3. Tentukan koefisien x12 dalam fungsi-fungsi berikut ini:
a. 1/(1+x)8
b. 1/(1-4x)3
c. x3/(1+4x)2
POKOK BAHASAN III
PRINSIP INKLUSI EKSKLUSI
A. Pendahuluan
Pada pokok bahasan III ini anda akan mempelajari prinsip Inklusi Eksklusi,
perluasan prinsip Inklusi Eksklusi , serta beberapa contoh penerapannya.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari pokok bahasan ini, anda diharapkan mampu memahami
tentang prinsip Inklusi Eksklusi

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari pokok bahasan I ini, anda diharapkan dapat:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan Prinsip Inklusi-Eksklusi sederhana
2. Mahasiswa dapat membuktikan Teorema Perluasan Prinsip Inklusi-Eksklusi
3. Mahasiswa dapat menerapkan Prinsip Inklusi-Eksklusi

D. Uraian

1. Prinsip Inklusi-Eksklusi
Ada berapa anggota dalam gabungan dua himpunan hingga?
|A1  A2| = |A1| + |A2| - |A1  A2|
Contoh 1
Ada berapa bilangan bulat positif lebih kecil atau sama dengan 100 yang habis dibagi 6
atau 9?
Solusi.
Misalkan A: himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 100 yang habis dibagi 6
B: himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 100 yang habis dibagi 9.
Dengan menggunakan prinsip inklusi-eksklusi, banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai
100 yang habis dibagi 6 atau 9 adalah | A B |  | A|  | B |  | A B |
 100 / 6  100 / 9  100 / 18
 16  11  5  22
Contoh 2
Misalkan ada 1467 mahasiswa angkatan 2007 di Jurusan Matematika. 97 orang di
antaranya adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, 68 mahasiswa Prodi
Matematika, dan 12 orang mahasiswa double degree Pendidikan Matematika dan
Matematika. Ada berapa orang yang tidak kuliah di Pendidikan Matematika atau
Matematika?
Solusi.
Misalkan A: himpunan mahasiswa angkatan 2007 di Pendidikan Matematika
B: himpunan mahasiswa angkatan 2007 di Matematika
Maka |A|=97, |B|=68, dan |AB|=12.
Banyaknya mahasiswa angkatan 2007 di Pendidikan Matematika atau Matematika
adalah
|A  B| = |A| + |B| - |A  B|= 97 + 68 – 12 = 153
Jadi, terdapat 1467 – 153 = 1314 mahasiswa angkatan 2007 yang tidak kuliah di
Pendidikan Matematika atau Matematika

Perluasan Prinsip Inklusi-Eksklusi untuk tiga himpunan

Angka 1 merah menunjukkan daerah yang terlibat ketika


|A| dihitung,
angka 1 hijau menunjukkan daerah yang terlibat ketika
|B| dihitung,dan
angka 1 biru menunjukkan daerah yang terlibat ketika |C|
dihitung.
Terlihat bahwa daerah yang beririsan dihitung berulang-
ulang.

|A  B| dikurangkan (dua 1 merah diambil),


|A  C| dikurangkan (dua 1 hijau diambil), dan
|B  C| dikurangkan (dua 1 biru diambil)
Terlihat bahwa penghitungan hampir benar, kecuali pada
daerah di mana ketiga himpunan sama-sama beririsan.
Maka perlu ditambahkan kembali |A  B  C|.

Jadi, |A  B  C| = |A| + |B| + |C| - |A  B| - |A  C| - |B  C|+ |A  B  C|


Contoh: Sebanyak 115 mahasiswa mengambil mata kuliah Matematika Diskrit, 71
Kalkulus Peubah Banyak, dan 56 Geometri. Lebih lanjut, 25 mahasiswa mengambil
Matematika Diskrit dan Kalkulus Peubah Banyak, 14 Matematika Diskrit dan Geometri,
serta 9 orang mengambil Kalkulus Peubah Banyak dan Geometri. Jika terdapat 196
mahasiswa yang mengambil paling sedikit satu dari ketiga mata kuliah tersebut, berapa
orang yang mengambil ketiga mata kuliah sekaligus?
Solusi.
Misalkan MD: himpunan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Diskrit,
KPB: himpunan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak, dan
G: himpunan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Geometri.
Maka |MD| = 115, |KPB| = 71, |G| = 56,
|MD  KPB| = 25, |MD  G| = 14, |KPB  G| = 9, dan
|MD  KPB  G| = 196
Dengan mempergunakan prinsip inklusi-eksklusi:
|MDKPBG| = |MD| + |KPB| + |G| - |MDKPB| - |MDG| - |KPBG| + |MDKPBG|
196 = 115 + 71 + 56 - 25 - 14 - 9 + |MD  KPB  G|
Jadi, |MD  KPB  G| = 2

SOAL: Carilah banyaknya anggota dari |A  B  C| jika terdapat 100 anggota dalam
setiap himpunan dan jika
a. ketiga himpunan tersebut tidak ada yang saling beririsan
b. terdapat 50 anggota yang sama dalam setiap pasang himpunan dan tidak ada
anggota yang sama dalam ketiga himpunan sekaligus
c. terdapat 50 anggota yang sama dalam setiap pasang himpunan dan 25 anggota
yang sama dalam ketiga himpunan sekaligus
d. irisan setiap pasang himpunan dan irisan ketiga himpunan berukuran sama

2. Perluasan Prinsip Inklusi-Eksklusi


Teorema 1.
Misalkan A1, A2, …, An himpunan hingga.
Maka | A  A    A |
1 2 2  | A |  | A  A
1i  n
i
1i  j  n
i j |

 | A  A  A
1i  j  k  n
i j k |    (1) n 1 | A1  A2   An |
Bukti untuk latihan di kelas
Contoh: Carilah banyaknya anggota dari |A  B  C  D| jika setiap himpunan
berukuran 50, setiap irisan dari dua himpunan berukuran 30, setiap irisan dari tiga
himpunan berukuran 10, dan irisan dari keempat himpunan berukuran 2.
Solusi.
|ABCD|=|A| + |B| + |C| + |D| - |AB| - |AC| - |AD| - |BC| - |BD|-
|CD| + |ABC|+ |ABD|+ |ACD|+ |BCD| - |A  B  C  D|
= 4 . 50 – 6 . 30 + 4 . 10 – 2 = 58

SOAL: Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai dengan 1000, yang
memenuhi:
a. Habis dibagi 3,5 atau 7
b. Habis dibagi 3 dan 5 tetapi tidak habis dibagi 7

Bentuk Alternatif Inklusi-Eksklusi


Misalkan S: himpunan dengan jumlah anggota N.
Ai: subhimpunan yang memuat anggota dengan sifat Pi.
 
N Pi1 Pi2  Pik : banyaknya anggota dengan semua sifat Pi1 , Pi2 ,  , Pik , maka

 
N Pi1 Pi2  Pik  | Ai1  Ai2    Aik |

N P1 ' P2 ' Pn ' : banyaknya anggota yang tidak memiliki sifat P1 , P2 ,  , Pn
Maka N P1 ' P2 ' Pn '  N  | A1  A2    An |
Dengan prinsip inklusi-eksklusi,

N P1 ' P2 ' Pn '  N   N (P )   N (P P )


i i j
1i  n 1i  j  n

  N ( P P P )    (1) N ( P P  P )
1i  j  k  n
i j k
n
1 2 n

Contoh; Ada berapa solusi yang dimiliki oleh x1 + x2 + x3 = 11


dengan x1, x2, x3 bilangan bulat tak negatif dan x1  3, x2  4, dan x3  6.
Solusi.
Misalkan P1: sifat x1 > 3, P2: sifat x2 > 4, dan P3: sifat x3 > 6.
Maka banyaknya solusi adalah:

N P1 ' P2 ' P3 '  N  N ( P1 )  N ( P2 )  N ( P3 )


 N ( P1 P2 )  N ( P1 P3 )  N ( P2 P3 )  N ( P1 P2 P3 )
N: jumlah solusi total = C(3+11-1,11) = 78
N(P1): jumlah solusi dengan x1  4 = C(3+7-1,7) = 36
N(P2): jumlah solusi dengan x2  5 = C(3+6-1,6) = 28
N(P3): jumlah solusi dengan x3  6 = C(3+5-1,5) = 15
N(P1 P2): jumlah solusi dengan x1  4 dan x2  5 = C(3+2-1,2) = 6
N(P1 P3): jumlah solusi dengan x1  4 dan x3  7 = C(3+0-1,0) = 1
N(P2 P3): jumlah solusi dengan x2  5 dan x3  7 = 0
N(P1P2P3): jumlah solusi dengan x1  4, x2  5 dan x3  7 = 0
Jadi, N(P1’P2’P3’) =78 - 36 - 28 - 15 + 6 + 1 + 0 - 0 =6

Beberapa Aplikasi Inklusi-Eksklusi


 Banyaknya bilangan prima yang lebih kecil dari suatu bilangan bulat positif
 Banyaknya fungsi pada dari suatu himpunan hingga ke himpunan hingga
lainnya.

Contoh:
1. Tentukan banyaknya bilangan prima yang tidak melebihi 100.
Solusi.
Faktor prima dari bilangan yang kurang dari 100 tidak melebihi 10. Jadi, bilangan-
bilangan tersebut habis dibagi 2, 3, 5, atau 7.
Misalkan P1: sifat bilangan bulat habis dibagi 2, P 2: sifat bilangan bulat habis dibagi 3,
P3: sifat bilangan bulat habis dibagi 5, dan P4: sifat bilangan bulat habis dibagi 7
Maka banyaknya bilangan prima yang lebih besar 1 dan tidak melebihi 100 adalah:
4 + N(P1’ P2’ P3’ P4’)
Jadi, menurut inklusi-eksklusi:
N P1 ' P2 ' P3 ' P4 '  99  N ( P1 )  N ( P2 )  N ( P3 )  N ( P4 )
 N ( P1 P2 )  N ( P1 P3 )  N ( P1 P4 )  N ( P2 P3 )  N ( P2 P4 )  N ( P3 P4 )
 N ( P1 P2 P3 )  N ( P1 P2 P4 )  N ( P1 P3 P4 )  N ( P2 P3 P4 )
 N ( P1 P2 P3 P4 )
100  100  100  100 
 99     
 2   3   5   7 
100  100   100  100  100  100 
     
 2  3   2  5   2  7   3  5   3  7   5  7 
 100   100   100   100 
    
 2 35  2 3 7   2 5 7  35 7 
 100 
   21
 2 35 7 

2. Ada berapa banyak fungsi pada dari himpunan dengan 6 anggota ke himpunan
dengan 3 anggota?
Solusi.
Misalkan anggota-anggota dari kodomain adalah b1, b2, dan b3. Misalkan P1, P2, dan P3
adalah sifat bahwa b1, b2, dan b3 tidak berada dalam range fungsi.
Karena fungsi akan pada jhj fungsi tersebut tidak memiliki semua sifat P 1, P2, atau P3,
maka banyaknya fungsi pada dari himpunan dengan 6 anggota ke himpunan dengan 3

N P1 ' P2 ' P3 '  N  N ( P1 )  N ( P2 )  N ( P3 )


anggota adalah

 N ( P1 P2 )  N ( P1 P3 )  N ( P2 P3 )  N ( P1 P2 P3 )

N: banyaknya fungsi dari himpunan dengan 6 anggota ke himpunan dengan 3 anggota)


= 36.
N(Pi): banyaknya fungsi yang tidak mempunyai bi dalam range = 26.
N(Pi Pj): banyaknya fungsi yang tidak mempunyai bi dan bj dalam range = 16 = 1.
N(P1 P2 P3): banyaknya fungsi yang tidak mempunyai b1, b2, dan b3 dalam range = 0.
Jadi, banyaknya fungsi pada dari himpunan dengan 6 anggota ke himpunan dengan 3
anggota adalah
36 - C(3,1) 26 + C(3,2) 1 – 0 = 540
POKOK BAHASAN IV
DERANGEMENT

Derangement adalah permutasi obyek-obyek, di mana tidak ada obyek yang


menempati tempat aslinya.
Contoh 1.
Permutasi 654123 adalah derangement dari 123456.
Permutasi 653124 bukanlah derangement dari 123456.
Notasi Dn menyatakan banyaknya derangement dari n obyek.
Teorema 1.
Banyaknya derangement dalam himpunan dengan n anggota adalah

 1 1 1 1
Dn  n! 1       (1) n 
 1! 2! 3! n!
Bukti.
Suatu permutasi dikatakan memiliki sifat P i jika permutasi tersebut mengakibatkan
anggota i tetap pada tempatnya.
Jelas derangement dari dalam himpunan dengan n anggota adalah permutasi yang tidak
memiliki sifat Pi, i=1,2,…,n. Jadi,

Dn  N P1 ' P2 ' Pn '  N   N (P )   N (P P )


i i j
1i  n 1i  j  n

  N ( P P P )    (1) N ( P P  P )
1i  j  k  n
i j k
n
1 2 n

N: banyaknya permutasi dengan n anggota = n!


N(Pi): banyaknya permutasi yang menetapkan satu anggota = (n-1)!
N(Pi Pj): banyaknya permutasi yang menetapkan dua anggota = (n-2)!
N(Pi1 Pj2 …Pjm): banyaknya permutasi yang menetapkan m anggota = (n-m)!
Karena terdapat C(n,m) cara untuk memilih m anggota dari n, maka
 N(Pi) = C(n,1) (n-1)!
 N(Pi Pj) = C(n,2) (n-2)!
Dan secara umum,  N(Pi1 Pj2 …Pjm) = C(n,m) (n-m)!
Sehingga,  1 1 1 1
Dn  n! 1       (1) n 
 1! 2! 3! n!
SOAL-SOAL:
1. The Hatcheck Problem
Seorang pegawai baru di tempat penitipan topi suatu rumah makan, menerima titipan
topi dari n pengunjung, tetapi ia lupa untuk menomori topi-topi tersebut. Ketika para
pengunjung hendak mengambil kembali topi mereka, pegawai ini memilih secara acak
dari topi yang tersisa. Berapakah peluangnya bahwa tidak ada seorang pun yang
menerima topinya kembali.
Solusi.
Peluang bahwa tidak ada seorang pun yang menerima topinya kembali adalah

Dn 1 1 1 1
 1      (1) n   0,368
n! 1! 2! n! e

2. Tentukan banyaknya caramenyusun angka-angka 0,1,2,3…,9 sedemikian hingga:


a. tidak ada angka yang menempati letaknya semula
b. Sedikitnya ada satu angka yang menempati letak semula
c. Terdapat tepat satu angka yang menempati letak semula
POKOK BAHASAN V
FUNGSI PEMBANGKIT
1. Pendahuluan
Fungsi pembangkit digunakan untuk menyatakan barisan secara efisien dengan cara
meng-kode-kan unsur barisan sebagai koefisien variabel x dalam deret pangkat.
Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk:
 memecahkan berbagai masalah counting,
 memecahkan relasi rekursif, dan
 membuktikan identitas kombinatorik.

Rumus-rumus yang digunakan:


 Teorema Binomial
x+y)n =C(n,0)xn+ C(n,1)xn-1y + C(n,2)xn-2y2+…+C(n,n-1)xyn-1 +
C(n,n)yn.
 Teorema Binomial Newton
Misal x bilangan real dengan |x| < 1 dan
u bilangan real.
Maka, 
u 
(1  x) u     x k .
k 0  k 

Dimana untuk u bilangan real  u   u (u  1)...(u  k  1) , jika k  0,


    k!
 k  1 , jika k  0.

dan untuk u bilangan bulat negatif, atau u=-n (n bulat positif) berlaku : C(-n,k) =(-1)k
C(n+k-1,k)

Contoh. Ekspansikan (1+x)-n dan (1-x)-n, dengan n bilangan bulat positif.



 n
(1  x)  n     x k . Dengan mengganti x dgn  x :
k 0  k  

 n (1  x)  n   C (n  k  1, k ) x k
dengan,    (1) k C (n  k  1, k ) k 0
 k 
2. Fungsi Pembangkit Biasa
Definisi.
Fungsi pembangkit biasa untuk barisan bilangan real: a 0, a1, …, ak, … adalah deret
pangkat tak hingga: 
G ( x)  a0  a1 x  ...  ak x k  ...   ak x k .
k 0
Contoh 1.

a. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 5 adalah
 5x
k 0
k


b. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = k+3 adalah
 (k  3) x
k 0
k


c. Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 3k adalah 3 x
k 0
k k

Contoh 2: Tentukan fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, 1, 1


Solusi.
Fungsi pembangkit dari barisan 1,1,1,1,1,1 adalah:
1 + x + x2 + x3 + x4 + x5

Contoh 3. Fungsi pembangkit dari barisan 1, 1, 1, 1, …


adalah 1 + x + x2 + x3 + … = 1/(1-x), jika |x| < 1

Contoh 4. Fungsi pembangkit dari barisan 1, a, a2, a3, …


adalah 1 + ax + a2x2 + a3x3 + … = 1/(1-ax), jika |ax| < 1

Misal f ( x)  k 0 ak x k dan g ( x)  k 0 bk x k .
 
Teorema 1
Maka,
f ( x)  g ( x)  k 0 (ak  bk ) x k

dan
f ( x ) g ( x )  k  0

 k
j 0

a j bk  j x k .

Contoh 5.
Misal f(x) = 1/(1-x)2.
Tentukan koefisien a0, a1, … dalam ekspansi f(x) =  akxk.
Solusi.   k  k 
1 1 1
     x 
 1
(1  x) 2 (1  x) (1  x) k 0  j 0  k 0
(k  1) x k .

SOAL: Tentukan fungsi pembangkit biasa untuk:


a. 1/(1+x)8
b. 1/(1-4x)3
c. x3/(1+4x)2

3. Fungsi pembangkit Eksponensial


Definisi.
Fungsi pembangkit Eksponensial untuk barisan bilangan real:
a0, a1, …, ak, … adalah deret pangkat tak hingga:

x xk xk
G ( x)  a0  a1  ...  ak  ...   ak .
1! k! k 0 k!

Contoh .

xk
Fungsi pembangkit dari barisan {an} dengan ak = 5 adalah 
k 0
5
k!

SOAL: Tentukan fungsi pembangkit Eksponensial untuk:


a. 1/(1+x)8
b. 1/(1-4x)3
c. x3/(1+4x)2

4. Aplikasi Fungsi Pembangkit untuk Masalah Permutasi dan Kombinasi


Contoh
1. Tentukan banyaknya solusi dari n 1 + n2 + n3 = 17, bila n1, n2 dan n3 bilangan bulat
taknegatif dengan 2  n1  5, 3  n2  6 dan 4  n3  7.
Solusi.
Banyaknya solusi dinyatakan oleh koefisien x17 dalam ekspansi:
(x2+x3+x4+x5) (x3+x4+x5+x6) (x4+x5+x6+x7).
Setiap bentuk x17 dalam perkalian ini didapat dengan mengalikan
xn1 pada faktor pertama dengan
xn2 pd faktor kedua dan
xn3 pada faktor ketiga
sehingga memenuhi: n1 + n2 + n3 = 17.
Bila dihitung, maka didapat koefisien x17 adalah 3.
Jadi, ada tepat 3 solusi.

2. Ada berapa cara untuk membagikan 8 kue yang identik kepada 3 anak jika setiap
anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue?
Solusi.
Misalkan cn: banyaknya cara dalam membagikan n kue.
Karena setiap anak menerima sedikitnya 2 kue dan tidak lebih dari 4 kue, maka untuk
setiap anak ada suatu faktor yang berbentuk:
(x2 + x3 + x4)
dalam fungsi pembangkit barisan {cn}.
Karena ada 3 anak maka fungsi pembangkitnya adalah:
(x2 + x3 + x4)3.
Cara untuk membagikan 8 kue adalah koefisien dari x 8, yakni 6. Jadi, ada 6 cara untuk
membagikan 8 kue kepada 3 anak tadi.

3. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara pemilihan pecahan


mata uang bernilai Rp. 100, Rp. 500 dan Rp. 1000 jika kita ingin membayar suatu
barang yang bernilai Rp. r, dengan memperhatikan dua kasus:
a. urutan pemilihan diperhatikan atau
b. tidak diperhatikan.
Solusi
Misalnya untuk membayar Rp. 600 maka ada 2 cara bila urutan tidak diperhatikan, yaitu
(Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100) atau (Rp. 100, Rp. 500)
dan ada 3 cara bila urutan diperhatikan, yaitu
(Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100, Rp. 100) (Rp. 100, Rp. 500), atau (Rp.
500, Rp. 100)

b. Jika urutan pemilihan tidak diperhatikan.


Karena masing-masing pecahan dapat dipergunakan berkali-kali, maka
faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 100 adalah 1 + x + x2 + x3 + …,
faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 500 adalah 1 + x5 + x10 + …,
faktor yang merepresentasikan penggunaan Rp. 1000 adalah 1 + x10 + x20 + …
Jadi, banyaknya cara pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r
adalah koefisien dari xr/100.

a. Jika urutan pemilihan diperhatikan.


Banyaknya cara untuk menggunakan tepat n pecahan untuk membayar seharga Rp. r
adalah koefisien xr/100 dalam
(x + x5 + x10)n
Karena kita dapat menggunakan berapa pun jumlah pecahan, maka banyaknya cara
pemilihan pecahan mata uang untuk membayar seharga Rp. r adalah koefisien dari x r/100
dalam
1 1
1 + (x + x5 + x10) + (x + x5 + x10)2 + …  
1  ( x  x  x ) 1  x  x 2  x5
2 5

4. Gunakan fungsi pembangkit untuk menghitung banyaknya cara memilih r obyek dari n
jenis benda berbeda jika kita harus memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenisnya.
Solusi.
Misalkan ar: banyaknya cara memilih r obyek dari n jenis benda bila dari setiap
jenis terpilih sedikitnya satu objek.
Karena kita perlu memilih sedikitnya satu obyek dari setiap jenis, maka setiap jenis
memberikan faktor
(x + x2 + x3 + …)
Maka fungsi pembangkit G(x) dari barisan {ar} adalah
G(x) = (x+x2 + x3 + …)n
= xn(1+x+x2 + x3 + …)n = xn / (1-x)n .
Dengan menggunakan Teorema Binomial Diperluas:
xn
G ( x)   x n .(1  x)  n
(1  x) n

  n

 x n r 0  ( x) r  x n  (1) r C (n  r  1, r )(1) r x r
 r  r 0
 
  C (n  r  1, r ) x n  r   C (t  1, t  n) x t
r 0 t n

  C (r  1, r  n) x r .
r n
Jadi, ada C(r-1,r-n) cara memilih.
Fungsi Pembangkit dan Pembuktian Identitas
Contoh: Gunakan fungsi pembangkit untuk membuktikan:


n
k 0
C (n, k ) 2  C (2n, n), bila n bulat.

Solusi.
C(2n,n) adalah koefisien xn dlm ekspansi (1+x)2n.
Akan tetapi, (1+x)2n = [(1+x)n]2.
= [C(n,0)+C(n,1)x+ … + C(n,n)xn]2.
Koefisien dari xn dlm ekspansi ini:
C(n,0)C(n,n) + C(n,1)C(n,n-1) + … + C(n,n)C(n,0).
Ini sama dgn  C(n,k)2, krn C(n,n-k) = C(n,k).
Karena C(2n,n) dan  C(n,k)2 menyatakan koefisien xn dlm (1+x)2n maka haruslah


n
k 0
C (n, k ) 2  C (2n, n).

SOAL-SOAL:
1. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan ada berapa banyak cara untuk
mendistribusikan 25 donat yang identik kepada 4 polisi sehingga setiap polisi
mendapatkan sedikitnya 3 dan tidak lebih dari 7 donat.
2. Gunakan fungsi pembangkit untuk menentukan banyaknya cara untuk menukar
uang $100 dengan menggunakan:
a) $10, $20 dan $50 pecahan
b) $5, $10, $20 dan $50
c) $5, $10, $20 dan $50 bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali.
d) $5, $10 dan $20 bila setiap pecahan digunakan sedikitnya sekali tapi tidak
lebih dari 4 kali.

Anda mungkin juga menyukai