Matematika Diskrit
(Aplikasi Kombinatorik)
Nur Fauziyah
Dalam bab ini akan diperkenalkan suatu topik yang menarik dalam kombinatorik
yang disebut dengan fungsi pembangkit. Metode fungsi pembangkit ini berasal dari
karya De mavra (1720), kemudian dikembangkan oleh euler (1748) untuk memecahkan
masalah partisi. Selanjutnya pada abad ke-19 dikembangkan secara intensif oleh
Laplace sehubungan dengan teori Probabilitas. Sebelum membahas fungsi pembangkit
akan diperkenalkan terlebih dahulu tentang beberapa deret penting yang menunjang
pembahasan selanjutnya.
1.1.1 Definisi
Deret tak hingga yang berbentuk ∑ disebut deret kuasa. Bila ada bilangan
positif r sedemikian hingga deret kuasa ini konvergen untuk setiap x dengan | | < r,
maka r disebut radius kekonvergenan. Adakalanya deret kuasa tidak konvergen untuk
semua nilai x (x 0) dan dikatakan deret tersebut divergen. Namun dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kombinatorik tidak perlu memperhatikan
kekonvergenan tetapi yang lebih penting adalah koefisien dari .
1.1.2 Definisi
Deret taylor fungsi f(x) disekitar x = 0 mempunyai bentuk sebagai berikut:
f(x) = ∑ =
Berdasarkan formula tersebut maka setiap fungsi dapat ditentukan bentuk deretnya,
contoh:
a.
(0) =
(0) =
(0) = dan seterusnya sehingga,
=
=∑
∑( )
Contoh:
( )
( )
Namun jika t maka dapat pula menggunakan formula:
( )
Contoh:
( ) =10
( ) =
d.
∑( )
∑( )
( )
Untuk n = 0
( ) ( )
Jadi =∑ ( )
1.1.3 Contoh
a. ∑ =∑
b. ( ) ∑ ∑
( )
c. Tentukanlah koefisien dari
Penyelesaian:
∑( )
∑( )
∑ ( )
Koefisien dari =( )
1.2 Definisi
Misal ( adalah barisan bilangan real. Fungsi pembangkit biasa
(FPB) dari ( adalah P(x) = ∑ . Fungsi pembangkit eksponensial (FPE) dari
( adalah P(x) = ∑ .
1.3 Contoh
a. Diberikan barisan
=∑ -1
= -1
2) Misalkan FPE dari ( adalah P(x) maka,
P(x) = ∑
=1
=
=∑
0 ;n 2
b. Diberikan barisan a n , dengan a n
n ;n 3
Tentukan :
1) FPB dari a n
2) FPE dari a n
Penyelesaian:
1) Misalkan P(x) adalah FPB dari a n , maka
P(x) = a
n 0
n xn
= a0 a1 x a2 x 2 a3 x 3 ...
= 0 0 0 nx n
n 3
= nx
n 3
n
x
= x 2x 2
(1 x) 2
= x(e x 1 x)
5
x
c. Diberikan P (x) = , tentukanlah ( a n ) jika:
2 x
1) P(x) adalah FPB dari ( a n )
2) P(x) adalah FPE dari ( a n )
Penyelesaian:
1) Jika P(x) FPB dari ( a n ), maka P(x) = a
n 0
n xn ,
5
x
Karena P (x) =
2 x
5
x
5
1
2 1 ( 1 x)
2
=
x 5 n 1 1
5 n
= x
2 n 0 n 2
4 n 1 n5
n
= n5 x
n 0 n 2
n 1 1n 5 n
= x , maka
n 5 n 5 2n
0 ;n 5
1 5
a n n 1 (1) n 5 ; n 5 sehingga ( a n ) = (0, 0, 0, 0, 0, , 6 , ...)
n 5 2 n
5
2 2
xn
2) Jika P(x) FPE dari ( a n ), maka P(x) = an
n 0 n!
,
5
x
Karena P(x) =
2 x
5
5
x
x
= 1 ( 1 x)
2 2
5 n 1 1
5 n
x
= x
2 n 0 n 2
0 ;n 5
a n n 1 (1) n 5
n 5 2 n .n! ; n5
1 5
sehingga ( a n ) = (0, 0, 0, 0, 0, 5
, 6 , ...)
2 .5! 2 .6!
Penyelesaian:
1) Jika P(x) FPB dari maka P(x) = ∑
Karena P(x) =
= ∑ ( )
=∑ ( )
= ∑ ( )
Maka ={ (
( )
Karena P(x) =
=∑ ( )
= ∑ ( )
= ∑ ( )
Maka ={ (
( )
Jika A(x) = a
n 0
nx
n
dan B(x) = b x
n 0
n
n
, maka:
1. A(x) + B(x) = (a
n 0
n bn ) x n
2. A(x) - B(x) = (a
n 0
n bn ) x n
n
3. A(x) . B(x) = a
n 0 k 0
k .bn k x n , hal ini didapat dari:
A(x) = a0 a1 x a2 x 2 a3 x 3 a4 x 4 ...
B(x) = b0 b1 x b2 x 2 b3 x 3 b4 x 4 ...
A(x) . B(x) = a0 b0 (a0 b1 a1b0 ) x (a0 b2 a1b1 a2 b0 ) x 2 +
(a0 b3 a1b2 a2 b1 a3b0 ) x 3 ...
(a0 bn a1bn1 a2bn2 ... ak bnk ... an1b1 an b0 ) x n + ...
n
= a .b x
n 0 k 0
k nk
n
1.1.5 Contoh
ex 1
Jika P(x) = adalah FPB dari (a n ), maka tentukanlah a n .
1 3x 1 2 x
Penyelesaian:
Misalkan kita akan mengambil 4 huruf dari tiga huruf a, b, dan c secara acak
(random). Syarat pengambilan huruf tersebut adalah huruf a terambil maksimal 2 (boleh
tidak terambil), huruf b terambil maksimal 3 (boleh tidak terambil) dan huruf c terambil
maksimal 1 (boleh tidak terambil). Ada berapa cara untuk mengambilnya? Tentunya ada
lima cara yaitu a, a, b, c ; a, a, b, b ; a, b, b, b ; b, b, b, c ; dan a, b, b, c.
Kita tinjau kembali syarat pengambilan dari a yaitu kemungkinannya adalah a
boleh tidak terambil, atau a terambil satu kali, atau a terambil dua kali. Jika kita
mengindikasikan a tidak terambil dengan ax0 dan a terambil satu kali dengan ax1
sedangkan a terambil dua kali dengan ax2 , maka akan didapat suatu fungsi
ax 0 1 2
ax ax . Untuk b tidak terambil juga diindikasikan dengan bx0 , b
terambil satu diindikasikan dengan bx1 , b terambil dua diindikasikan dengan bx2 ,
dan b terambil tiga diindikasikan dengan bx3 , maka akan didapat suatu fungsi
bx 0 1 2 3
bx bx bx . Demikian juga untuk c tidak terambil diindikasikan
dengan cx dan untuk c terambil satu diindikasikan dengan cx , maka akan didapat
0 1
pula statu fungsi cx 0 cx 1 .
Tiga fungsi yang didapat dikalikan sehingga diperoleh:
ax ax ax
0 1 2
bx 0
bx bx bx
1 2 3
cx
0
cx
1
1 ax a 2 x 2 1 bx b 2 x 2 b 3 x 3 1 cx
Karena kita akan mengambil 4 huruf maka perhatikan koefisien dari x 4 , setiap suku
dari koefisien tersebut menunjukkan cara kita mengambil sesuai dengan syarat yang
diberikan. Sehingga banyaknya suku dari setiap koefisien menunjukkan banyaknya cara
kita mengambil huruf. Jika nilai a, b dan c adalah 1 maka setiap koefisien dapat
menunjukkan banyaknya cara mengambil huruf. Sehingga fungsi tersebut menjadi:
1 3x 5x 2 6 x 3 5x 4 3x 5 x 6 atau
(1 x x 2 )(1 x x 2 x 3 )(1 x) disebut fungsi pembangkit dari permasalahan
dengan demikian fungsi pembangkit tidak tergantung dari banyaknya obyek yang
diambil, akan tetapi tergantung dari syaratnya. Beberap contoh permasalahan yang
terkait dengan kombinasi adalah:
1.2.1 Contoh
a. Tentukan banyaknya cara mengambil n huruf dari huruf-huruf pembentuk kata G R
E S I K, sedemikian hingga setiap vokal terambil.
Penyelesaian:
Syarat:
G 0, R 0, S 0, K 0, E 1, I 1
n2
b. Tentukan banyaknya cara menempatkan n obyek yang identik ke dalam k kotak yang
berbeda sedemikian hingga :
1) tidak ada kotak yang kosong.
2) tiga kotak pertama masing-masing berisi sebanyak-banyaknya 50 obyek dan
kotak keempat berisi paling sedikit 20 obyek dan paling banyak 100 obyek.
Penyelesaian:
1) Fungsi pembangkit dari permasalahan tersebut adalah:
P (x) = x x 2 x 3 .....
k
k
1
= xk
1 x
k n 1 n
= x k x
n 0 n
n 1
= n k x n
nk
Banyaknya cara yang dimaksud adalah koefisien x n dalam P(x), yaitu:
n 1
; n k
n k
0 ;n k
P (x) = 1 x x 2 x 3 .... x 50 x
3 20
x 21 ... x100 (1 x x 2 x 3 ...)k 4
= x 1 x20
51 3
1 x
81
1
1 x
k n 1 n
= x 20 3x 71 3x122 x173 (1 x 81 ) x
n 0 n
k n 1 n
= ( x 20 3x 71 3x122 x173 x101 3x152 3x 203 x 254 ) x
n 0 n
k n 21 n
k n 72 n k n 102 n
=
n 20 n 20
x - 3
n 71 n 71
x - x +
n 101 n 101
k n 123 n
k n 153 n k n 174 n
3
n 122 n 122
x +3
n 152 n 152
x - x -
n 173 n 173
k n 204 n k n 255 n
3
n 203 n 203
x +
n 254 n 254
x
Banyaknya cara yang dimaksud adalah koefisien x n dalam P(x) yaitu:
Jadi banyaknya solusi bulat yang dimaksud adalah koefisien x 80 dalam P(x), yaitu:
n 51 n 72 n 77 80 51 80 72 80 77
n 53 n 74 n 79 80 53 80 74 80 79
29 8 3
=
27 6 1
= 406 – 28 – 3
= 375
Himpunan penyelesaiannya akan berbentuk bidang datar dan syarat-syaratnya menjadi
batas-batasnya.
Contoh :
abc
acb
bac
a,b,c =6=3!
cab
bca
cba
aba
a,a,b aab 3!
3
2 !1!
baa
Ada tiga huruf yaitu a, b, dan c akan dibentuk menjadi kata sandi dengan syarat a 2, b
1, c 1. Ada berapa cara untuk membuat kata sandi dengan panjang 4 ?.
Jawab :
a, a, b= 3!
=3
2!1!
a, a, c = 3!
=3 ada 12 cara
2!1!
a, b, c= 3!
=6
1!1!1!
Kita akan menggunakan FPB, karena FPB cocok digunakan untuk kombinasi maka kita
akan mencoba menggunakan FPE.
ax a 2 x 2 bx cx
1 1 1
1! 2! 1! 1!
a2 a 2 b a 2 abc 3 a 2 bc 4
1 + a b c x ab ac bc x 2 x x
2! 2! 2! 1! 2!
Perhatikan koefisien x4
4!
a2 b c 12
2!1!1!
x 1 1 1 1
1 + 3 1 1 1 x 2 1 x 3 x 4
1! 2 2 2 2
x 7 x2 x3 1 x4 x x2 x3 x4
1 + 3 2!. . 3!.2 4!. . 1 3 7 12 12
1! 2 2! 3! 2 4! 1! 2! 3! 4!
Contoh :
1. Tentukan banyaknya barisan biner n angka yang memuat angka nol sebanyak
ganjil dan angka 1 sebanyak genap?
Barisan biner adalah barisan yang terdiri dari angka nol atau satu, karena urutan
nfungsi yang cocok untuk permasalahan ini adalah FPE
x x3 x5 x2 x4
P(x) = ....1 ....
1! 3! 5! 2! 4!
x x x x
=
2 2
=
4
1 2x
2 x
1 xn n x
n
= 2 n 2
4 n 0 n! n 0 n!
xn
Jadi banyaknya barisan biner n angka yang dimaksud adalah koefesien
n!
dalam P(x) =
1 n
4
2 2
n
0; n genap
=
xn
n(s) adalah koefesien dari yaitu 3n ; n 0
n!
Fungsi pembangkit untuk mencari n(A)
x2 x3 x3 x5 x7 x2
P(x) = x .... x ....1 x ....
2! 3! 3! 5! 7! 2!
x x x
= x 1
2
=
1 3x
2
x 2x 1
1 ~ n xn ~
xn ~
xn
= 3 2n 1
2 n 0 n! n 0 n! n 0 n!
1 0 x0 ~
xn x0 ~
xn x0 ~
xn x0
= 3 3n 20 2n 1
2 0! n 1 n! 0! n 1 n! 0! n 1 n! 0!
2
1 0
3 1 20 1 0 ; n=0
Jadi n(A) =
2
1 n
3 1 2n ; n ≥1
3. Tentukan banyak cara menempatkan n obyek kedalam k kotak tidak ada kotak
yang kosong :
a. Obyek berbeda dan kotak berbeda FPE
1
b. Obyek berbeda dan kotak identif FPE x
k!
c. Obyek identik dan kotak berbeda FPB
Penyelesaian :
a. Karena obyek berbeda dan kotak berbeda FPE dapat digunakan untuk
menyelesaikan masala ini fungsi pembangkitnya:
a
k
a b k k
n
n
b k n Binomial
n 0
k
x x2 x3
P(x) = ....
1! 2! 3!
= x 1 k
= 1 x k
1
k
k t x ( k t )
= k
t 0
1
k
t k k t x
= k
t 0
1 kk (k t ) n
k
t
~
xn
=
t 0 n 0 n!
1 kk (k t ) n
~
t
k
xn
=
n 0 t 0 n!
xn
Banyak cara yang dimaksud adalah koefisien dalam P(x)
n!
Yaitu
0 ;n<k
01 0 203
02 01 0 3 3
03 01 0 2
-------------- sama karena kontak identik
01 0 2 03
c. Menggunakan FPB
px x x 2 x 3 ...... k
x k 1 x x 2 x 3 ......
k
k
1
xk
1 x
k n 1 n k
x
n 0 n
n 1 n
x
nk n k
01 0 2 03 =2
01 0 203
c. P( ) =
d. P( ) = 2 +
e. P(
f. P(
4. Tulis barisan ( yang mempunyai FPE sebagai berikut:
a. P(
b. P(
c. P(
5. Misalkan P( adalah FPB dari barisan ( tentukanlah .
6. Cari dengan FPB P( , dimana P( = (1 + 10 + …)
7. Berikut ini adalah FPB dari barisan ( tentukanlah .
a. ( )
b.
c.
d.
8. Tulis fungsi pembangkit biasa dari barisan , dengan
.
9. Tentukanlah bentuk sederhana FPB dari barisan (
Contoh 2.1.1
Contoh 2.1.2
Relasi rekursif dari banyaknya daerah yang terbagi oleh garis lurus dengan syarat
setiap pasang garis berpotongan dan tidak ada tiga garis yang berpotongan pada satu
titik. Misalnya banyaknya daerah yang dimaksud. Ilustrasi dari permasalahan
tersebut adalah:
5
x
4 3
● 6
1 2 4 y
3
1 2 ●
1 7
2
Jika tidak ada garis lurus maka ada 1 daerah, sehingga . Selanjutnya untuk
, garis ke akan berpotongan dengan setiap -1 garis sebelumnya pada titik yang
berbeda. Dengan demikian garis ke n akan terbagi menjadi segmen garis. Setiap
segmen garis akan membagi daerah yang sebelumnya menjadi 2 bagian, sehingga akan
Contoh 2.1.3
1, 2, 3, 4 2143
2341
2413
3142
3421
3412
4123
4321
4312
Contoh 2.1.4
Contoh permasalahan lainnya adalah relasi rekursif dari banyaknya barisan biner
n digit dengan syarat tidak ada angka 1 yang saling berdekatan. Misalkan adalah
banyaknya barisan yang dimaksud, dan berikut adalah ilustrasi untuk = 1, = 2,
= 3, dan = 4.
=1 =2 =3 =4
0 00 000 0000
1 10 100 1000
01 010 0100
001 0010
101 1010
0001
1001
0101
Jelas dan untuk susunan barisan biner dengan digit adalah:
a. Menambahkan 0 pada akhir barisan digit
b. Menambahkan 01 pada akhir barisan digit
Dengan demikian relasi rekursif sari permasalahan tersebut adalah ,
( Relasi rekursif tersebut dapat pula dituliskan menjadi
, ( . Relasi rekursif tersebut sama dengan relasi
rekursif tetapi dengan syarat awal yang berbeda.
Bentuk umum dari relasi rekursif linear dengan koefisien konstanta derajat adalah
Prinsip superposisi
Jika g 1 n , solusi dari
g1 n c1 g1 n 1 c2 g1 n 2 ........ ck g1 n k f1 n .........4
g 2 n c1 g 2 n 1 c2 g 2 n 2 ........ ck g 2 n k f 2 n .........5
Misal: an c1 g1 n c2 g 2 n , maka
c1 g 1 n c 2 g 2 n c1 c1 g 1 n 1 c 2 g 2 n 1 c 2 c1 g 1 n 2 c 2 g 2 n 2 ......
c k c1 g1 n k c 2 g 2 n k
c1 g1 n c1 g1 n 1 c 2 g1 n 2 ....... c k g1 n k
c 2 g 2 n c1 g 2 n 2 c 2 g 2 n 2 ..... c k g1 n k
c1 f 1 n c 2 f 2 n
Ini berarti c1 g1 n c 2 g 2 n solusi dari (3)
Hal ini identik dengan
Jika f1 n 0 dan f 2 n 0 maka c1 f1 n c 2 f 2 n 0 , akibatnya:
dengan
syarat awal a0 p0 ; a1 p1 ; ak 1 pk 1
b. Kedua ruas dibagi x n k (boleh dilakukan karena x n k tidak mungkin nol karena x
0) sehingga diperoleh:
x k c1 x k 1 ......... ck 0
Persamaan ini disebut persamaan karakteristik dari bagian rekursif. Pada umumnya
persamaan karakteristik tersebut mempunyai akar dan misalkan akar-akar tersebut
adalah x1 , x2, x3 ,..........., xk
. .
. .
. .
[ ] [̂] [ ]
......
Selanjutnya nilai c1 , c2 , ............., ck substitusikan ke diperoleh solusi tunggal
Ini belum cukup karena hanya untuk x1 dan akar lain belum.
Contoh 2.4.1
Selesaikanlah relasi rekursif berikut ini
,
Penyelesaian:
Relasi rekursif tersebut merupakan relasi rekursif linear homogen berderajat dua
dengan koefisien konstanta. Dengan demikian relasi rekursif tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode akar karakteristik.
Contoh 2.4.2
Selesaikan Relasi Rekursif dari barisan Fibonacci berikut ini.
Fn Fn 1 Fn 2 ;n 2
F0 F1 1
Penyelesaian:
Relasi rekursif tersebut merupakan relasi rekursif linear homogen berderajat dua
dengan koefisien konstanta. Dengan demikian relasi rekursif tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode akar karakteristik.
Misal , maka dari bagian rekursif tersebut diperoleh:
√ √
Jadi solusi umum dari relasi rekursif tersebut adalah
√ √
Soal Latihan
1. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
c.
3. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
4. Diberikan bagian rekursif , Selesaikanlah relasi rekursif jika
syarat awalnya adalah
a.
b.
c.
5. Diberikan dan memenuhi ,
tentukanlah
Contoh 2.4.3
Selesaikan relasi rekursif berikut
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
Contoh 2.4.4
Selesaikanlah relasi rekursif
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
, namun hal ini tidak mungkin karena A adalah konstanta sedangkan bukan
konstanta, maka akan dicoba menggunakan polynomial derajat dua, yaitu
, sehingga didapat:
particular adalah .
Contoh 2.4.5
Selesaikanlah relasi rekursif
Penyelesaian:
Akan diselesaikan terlebih dahulu relasi rekursif homogen
sehingga didapat:
C , sehingga solusi particular adalah .
Contoh 2.4.6
Selesaikanlah relasi rekursif
Penyelesaian:
Seperti pada contoh 2.4.3 bahwa solusi dari relasi rekursif
adalah +
sehingga didapat:
C , sehingga solusi particular adalah .
Soal Latihan
1. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
c.
3. Selesaikan relasi rekursif berikut ini.
a.
b.
4. Jika solusi dari relasi rekursif adalah ,
maka tentukanlah dan
5. Jika solusi dari relasi rekursif adalah
, maka tentukanlah dan
6. Gunakan relasi rekursif untuk menghitung penjumlahan berikut.
a.
penyelesaian:
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit biasa
dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
Misalkan FPB dari barisan tersebut adalah , maka
px a n x n
n 0
Ambil untuk n 2
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Ambil untuk n 1
∑ ∑
Ambil untuk n 1
n 1
a n x n (5a n1 3n ) x n
n 1
n 0
a n x n a0 x 0 5 a n 1 x n 3 n x n
n 1 n 1
n 1 n 0
p x 1 5 xp x
1
1
1 3x
px 5 xp x
1
1 3x
1 5 x px 1
1 3x
px
1 1
1 3x 1 5 x
p( x) 3 n x n . 5 n x n
n 0 n 0
n
3k 5 nk x n
n 0 k 0
Jadi solusi r.r adalah
n
an 3k 5 nk ;n 0
k 0
Atau
3 5
px
1 2 2
1 3x 1 5 x 1 3x 1 5 x
1 n n 5 n n
3 x 2
2 n 0 n 0
5 x
1 n 1 1 n 1
an 3 5 ;n 0
2 2
1 n 1
2
5 3 n 1 ;n 0
D0 1
Penyelesaian :
penyelesaian:
xn
Kalikan kedua ruas bagian rekursif dengan kemudian diambil sigma untuk n 1
n!
xn xn n
1
n x
Dn n Dn 1
n! n! n!
n
xn n
1
x n x
n 1
Dn n Dn 1
n! n 1 n! n 1 n!
xn x0
x n 1 n
1
n x
D
n 0
n
n!
D0
0!
x n
n 1
Dn 1
nn 1! n 0 n!
1
px 1 x px e x 1
px x px e x 1
1 x px e x
ex
px
1 x
px e x
1
1 x
xn
1 x
n n
.
n 0 n! n 0
n
1 k
n
x
n 0 k 0 k!
n!
n
1k xn
n 0
k 0 k! n!
n
1k
Jadi, solusi r.r adalah a n n!
k 0 k!
;n 0
Contoh 2.5.4
a n n a n 1 n! ;n 1
a0 2
penyelesaian:
xn
Kalikan kedua ruas r.r dengan , diperoleh:
n!
xn xn xn
an n a n 1 n!
n! n! n!
Ambil untuk n 1
xn xn xn
n 1
an n a n 1
n! n 1
n!
n! n 1 n!
xn xn xn
n 0
an
n!
a0 n a n 1
n! n 1
xn
nn 1! n 1
px 2 x px
1
x0
1 x
1 x px 1 1
1 x
2 x 1
px
1 x 1 x
2
1
2 - x
1 x
2 x n x n 1
n 0
2 x n 1 x n
n 1
2 n 1 x n 1 x n 1
n
n -1 n 1
xn xn
2 n! n 1 nn!
n 0 n! n 0 n!
Soal Latihan
Selesaikanlah relasi rekursif berikut ini dengan fungsi pembangkit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
- D0 = 1
a D1 = 0
a,b D2 = 1
a,b,c b,c,a D3 = 2
c,a,b :
:
1,2,3,.....,n Dn = ? kita akan cari model
matematikanya untuk n 2
1 , 2 , 3 , . . . . . . . , n-1 , n
Obyek n ………………
Jika n diletakkan pada posisi 1
Posisi 1 2 ……………… n-1 n
Ada dua kasus untuk 1
Kasus I
Obyek n ……………… 1
Posisi 1 2 ……………… n-1 n
Angka 1 ada di posisi n maka yang diderangementkan ada n-2 obyek sehingga Dn-2
Kasus II
Obyek n ………………
Posisi 1 2 ……………… n-1 n
Angka 1 tidak di posisi n maka yang diderangementkan ada n-1 obyek sehingga Dn-1
Karena kemungkinan posisi n sebanyak (n-1) maka banyak derangement n obyek adalah
Dn n 1Dn 2 Dn 1 ;n 2
D0 1, D1 0
n 1 Dn 1 n 1 Dn 2
n Dn 1 Dn 1 n 1 Dn 2
an maka a n 1
an an1 ; n 2..........
Karena,
a1 D1 D0 1
Maka dari (*) didapat
a 2 a1 1 1
a 3 a 2 1
a 4 a3 1
a n 1 ; n 1
n
Dn nDn 1 1 ; n 1
n
Dn nDn 1 1
n
Dn n!
n
1K ;n 0
k 0 k!
Permasalahan:
Mencari banyaknya cara mengalikan n bilangan dengan syarat setiap mengalikan hanya
melibatkan dua bilangan yang berdekatan
k0 0
x1 x1 k1 1
x1 , x 2 x1 x2 k2 1
x1 , x 2 , x3 x1 x2 x3
x1 x2 x3 k3 2
x1 x 2 x3 x 4 x1 x 2 x3 x4
x1 x 2 x3 x4
x1 x2 x3 x4
x1 x2 x3 x4
x1 x2 x3 x4 k4 5
x1 x 2 .... x n k n ......?
kr k nr
k r k nr
k1 k n 1 k 2 k n 2 k 3 k n 3 .... k n 1 k1 k n ; n2
n 1
kk
r 1
r nr kn ; n2
Jika k0 = 0 , maka
n 1 n
k n k r k nr k r k nr k 0 k n k n k 0
r 1 r 0
n
k n k r k nr ; n2
r 0
k o 0, k 1 1
Model matematik dari permasalahan mencari k n
Misalkan px k n xn
n 0
k
n2
n x n k r k n r x n
n 2 r 0
n 1 n
k n x n k 0 x 0 k1 x1 k r k nr x n k r k nr
n 0 n 0 r 0 n 0 r 0
px 0 x k n x n k n x n k 0 k 0 k1 k 0
n 0 n 0
px2 px x 0
1 1 4x
px
2
2 2n 2 n
1 1 x
n 1 n n 1
px
2
1 2n 2 n
x
n 1 n n 1
1 2n 2
Jadi k n , n 1
n n 1
Setiap barisan biner n angka yang memuat “0” sebanyak genap dan “1” sebanyak
“genap” dapat diperoleh dari barisan n-1 angka yang memuat ”0” ganjil ”1” genap
dengan menyisipkan “0” atau Barisan biner n-1 angka yang memuat ”0” genap
”1” ganjil dengan menyisipkan satu digit “1”. Padahal banyaknya barisan biner n-1
angka yang memuat “0” sebanyak ganjil dan “1” sebanyak genap adalah c n 1 dan
banyaknya barisan biner n-1 anggka yang memuat “0” genap dan “1” ganjil adalah
bn 1
bn a n1 d n1 ; n 1
cn a n1 d n1 ; n 1
d n bn1 cn1 ; n 1
A x a0 a1 x a 2 x 2 a3 x 3 . . . . . . . . . .
a 0 b0 c0 x b1 c1 x 2 b2 c2 x 3 . . . . . . . .
a 0 x b0 b1 x b2 x 2 . . . . . x c0 c1 x c2 x 2 . . . . .
1 x Bx x C x
B x b0 b1 x b2 x 2 b3 x 3 . . . . .
b 0 a 0 d 0 x a1 d1 x 2 a 2 d 2 x 3 . . . . . .
b 0 X a 0 a1 x a 2 x 2 . . . . X d 0 d1 x d 2 x 2 . . . .
0 X AX X D X
X AX X D X
C X c0 c1 x c 2 x 2 c3 x 3 . . . . . .
c 0 a 0 d 0 x a1 d1 x 2 a 2 d 2 x 3 . . . . .
c 0 X a 0 a1 x a 2 x 2 . . . . . X d 0 d1 x d 2 x 2 . . . . .
0 X AX X DX
X AX X DX
D X d 0 d1 x d 2 x 2 . . . . .
d 0 b0 c0 x b1 c1 x 2 b2 c 2 x 3 . . . . .
d 0 X b0 b1 x d 2 x 2 ....... X c0 c1 x c 2 x 2 . . . . .
0 X BX X CX
BX
X
1 - 4X 2
CX
X
1 - 4X 2
A X 1 2 X BX
2X 2 1 4X 2 2X 2 1 2X 2
1
1 4X 2 1 4X 2 1 4X 2
D X 2 X BX
X
2X
1 - 4X 2
2X 2
1 4X 2
Selanjutnya kita cari koefisien x n dalam A(X), B(X), C(X) dan D(X)
2 n 0 2 n 0 2 n 0 2 n 0
1
2n x n 1 2 n x n 1 2n x n1 1 2 n x n1
2 n 0 2 n 0 2 n 0 2 n 0
1
2 n 0
2 n
2 n
x n
1
2 n 1
2n1 2 n1 x n
1 ;n=0
an
1 ;n=0
an 0 ; n ganjil
2 n1 ; n genap
1 1
B X
x
4 4
1 4x 2
1 2x 1 2x
1
2 n x n 2 x n
n
4 n 0 n 0
Jadi, bn koefisien x n dalam BX 2 2 ,
1 n 1
n0
n
4 4
bn
2 n 1 ; jika n ganjil
2 n 0 2 n 0
1 n 1 n 1
2 x 2 x n
n 1
2 n 1 2 n 1
0 ; n = 0 atau n ganjil
dn
2 n 1 ; n 0 dan n genap
S A B
Kumpulan anggota S yang punya sifat a2 yaitu B
A B A B A B
Na 1 N a 2 N a1 a 2 ada yang mengatakan ini prinsip
Jadi N a1 a2 N N a1 N a2 N a1a2
Prinsip inklusi eksklusi
a2
a1
a3
A B C A B C A B AC B C A B C
Na 1 N a 2 N a3 N a1 a 2 N a1 a3 N a 2 a3 N a1 a 2 a3
N a1 a 2 a3 N N a1 N a 2 N a3 N a1 a 2 N a1 a3 N a 2 a3 N a1 a 2 a3
N - Nai N ai a j N ai a j a k
mengkover kombinasi
3
N ada satu suku yaitu kombinasi dan karena 0 sifat
0
3
N ai ada 3 suku yaitu 1 , tiap suku satu sifat
3
N a a ada 2 suku yaitu
i j , karena tiap suku ada dua sifat sehingga
2
kombinasi dua-dua dari 3 sifat
3
N ai a j a k ada satu suku yaitu =1
3
Tidak bias menggunakan diagram ven karena ada 4 himpunan untuk empat sifat,
yaitu a1 , a 2 , a 3 , a 4 maka:
Banyaknya anggota S yang tidak mempunyai sifat a1 , a 2 , a 3 , a 4 adalah:
Secara umum:
Jika ada r sifat, yaitu a1 , a 2 , a 3 ,. . . , a r , maka banyaknya anggota S yang tidak
mempunyai sifat a1 , a 2 , a 3 ,. . . , a r .
N a a N a a a . . . . . . .
N a1 a 2 a3 . . . . . .a r N - Nai
i j i j k
r 4 4 r
r sk r suku i j suku i j k suku
0 1 2 3
- 1 N a
, ai2 .. . . . ., a i t . . . . . . . - 1 N a1 a 2 a3 a 4 . . . a n
t r
i1
r
suku
t
Untuk kasus 1
Dalam menentukan N a1 a2 a3 . . . . .a r x dihitung berapa kali? Satu kali yaitu pada N
atau pada saat menghitung N dan untuk yang lain dihitung 0 kali benar untuk ruas
kanan.
Untuk kasus 2
Dalam menentukan N a1 a2 a3 . . . . .a r x tidak dihitung karena N a1 a2 a3 . . . . .a r
adalah banyaknya anggota S yang tidak memiliki sifat a1 , a 2 , a 3 ,. . . , a r , sedangkan x
S = {1, 2, 3, …, 10000}
N = 10000
a1 : sifat habis dibagi 4
a2 : sifat habis dibagi 6
a3 : sifat habis dibagi 7
a4 : sifat habis dibagi 10
N a1 a2 a3 a4 N N a1 N a2 N a3 N a4 N a1a2 N a1a3 N a1a4
N a2 a3 N a2 a4 N a3a4 N a1a2 a3 N a1a2 a4 N a2 a3a4
Na1a3a4 N a1a2 a3a4
= 10000 – 2500 – 1666 – 1428 – 1000 + 833 + 357 + 500 + 238 +
333 + 142 – 119 – 71 – 166 – 47 + 23
= 10000 – 6594 + 2403 – 403 + 23
= 5429
Jadi banyaknya bilangan bulat mulai 1 sampai 10000 yang tidak habis dibagi 4, 6, 7
atau 10 adalah 5429.
d. { }
A B
.c
.b ..a .l
.d .m a2
.g
.e .j
.h
.f .i
.k .r
a1 .o .g
.n
.p
a3
C
3
suku
1
s 2 N ai1 ai2 N a1a2 N a1a3 N a1a2 3 4 15 12
3
suku
2
Secara umum:
p m p
r m
l m 1 S m p
p 0 p
Formula ini digunakan untuk menghitung banyaknya anggota S yang memiliki tepat m
sifat.
Contoh: m = 1, r=3
2
1 p
l1 1 S1 p
p
p 0 p
0 1 2 3
= 1 S1 S 2 S 3
0 1 2
= 1.26 – 2. 12 +3.2 = 8
1
2 p
l2 1 S 2 p
p
p 0 p
0 2 3
= 1 S 2 S 3
0 1
= 1. 12 – 3. 2 = 6
0
3 p
l3 1 S 3 p
p
p 0 p
0 3
= 1 S 3
0
= 1.2
=2
Jika S 0 N , maka:
.c
.b ..d .e
.a .f a2
.g
.i .j
.h
.k .r
a1 .o .p .q
.n .
.l .m
a3
OBSERVASI LANGSUNG
l0 l 2 3 4 7 (yang
mempunyai sifat sebanyak genap)
l1 l3 9 2 11 (yang
i 0
a 2i
2
s 0
t 0
1
s0 s0 2s1 4s 2 8s3
2
18 18 27 7 9 43 3 4 82
1
2
14
1
2
7
a 2i
i 0
2
s 0
t 0
1
18 18 46 40 16
2
22
1
2
11
i 0 2 t 0
Dan
1
2t st
r
i 0
a 2 i 1
2 s 0 t 0
Bukti:
Misalkan E x l m x m adalah fungsi pembangkit biasa dari lm , maka diperoleh:
m 0
2 3 3
s 0 s1 x 1 s 2 x 2 x 1 s3 x 2 x 2 x 1 .......
1 1 2
r r r 1 r r
s r x r x r 1 x r 2 ...... 1 x 1r
1 2 r 1 r
= s0 s1 x 1 s 2 x 1 .......... s r x 1
2 r
r
E X st x 1
t
t 0
t 0
E(1) = s 0
r
E 1 E 1 s0 st 2 dan
t
t 0
r
E 1 E 1 s0 st 2
t
t 0
Karena
E X l0 l1 x l 2 x 2 l3 x 3 ........ lr x n
Maka;
E 1 l0 l1 l 2 l3 l 4 ........
E 1 l0 l1 l 2 l3 l 4 ........
Sehingga
t 0 i 0
1 r
l s0 2 st
t
2i
2
i 0 t 0
Dan
E 1 E 1 2l1 l3 l5 ...........
r
s0 st 2 2 l 2i 1
t
. . . . .. terbukti
t 0 i 0
1
2t st
r
l2i 1
i 0
2
s 0
t 0
Liu, C.L., 1995, Elements of Discrete Mathematics, Mc Graw 2. Hill (edisi terjemahan)