Anda di halaman 1dari 11

1.

Muhammad Marzuki
2010206006
2020206032

3. 4.

Aulia Fitri Humaidi Sindi Ulandari

2020206038 2020206049
Nilai Fungsi dari suku banyak dapat ditentukan dengan melakukan sejumlah berhingga
operasi penjumlahan dan perkalian.Tetapi terdapat beberapa fungsi lain seperti fungsi
logaritma,eksponensial dan fungsi trigonometri yang nilainya tidak dapat ditentukan dengan mudah.
Pada materi ini akan diperlihatkan bahwa banyak fungsi yang dapat dihampiri oleh suku banyak,dan
suku banyak tersebut sebagai pengganti fungsi asalnya dapat digunakan untuk perhitungan apabila
perbedaan diantara nilai fungsi asalnya dan hampirannya dengan suku banyak cukup kecil.

Terdapat berbagai metode untuk menghampiri fungsi yang diberikan dengan suku
banyak.Salah satu cara yang paling sering digunakan ialah rumus Taylor.Nama ini diabadikan untuk
menghormati seorang matematikawan Inggris,Brook Taylor (1685-1731).Teorema Taylor dapat
dipandang sebagai perluasan dari Teorema Nilai Rata-Rata.
Jika fungsi f mempunyai derivatif ke-n di titik 𝑥0 ,tidak sulit untuk mengkonstruksi suku
banyak berderajat n,𝑝𝑛 ,sehingga 𝑃𝑛 𝑥0 = f 𝑥0 dan 𝑝𝑛(𝑘) (𝑥0 ) untuk
𝑓𝑛(𝑥0 ) 2
k=1,2,…,n.Kenyataannya suku banyak 𝑃𝑛 𝑥 = 𝑓(𝑥0 ) + f '(𝑥0 ) + x − 𝑥0 +⋯
2!
𝑓𝑛 (𝑥0)
+ (𝑥 − 𝑥0 )𝑛 )*(
𝑛!

Mempunyai sifat seperti ini.Suku banyak 𝑝𝑛 ini disebut suku banyak Taylor ke-n untuk f
di 𝑥0 .Suku banyak ini diharapkan akan menghampiri f di titik –titik dekat 𝑥0 ,tetapi
untuk mengukur keakuratan dari hampiran perlu informasi dari sisa 𝑅𝑛 = f - 𝑝𝑛 . Hasil
berikut memberikan informasi demikian.
Misalkan n ∊ N, I = [a,b], dan f : I → R sehingga f dan derivatif f ’, f ‚ ,..., 𝑓 (𝑛) kontinu pada I dan 𝑓 (𝑛:1)
ada pada(a,b).Jika 𝑥0 ∊ I,maka untuk sebarang x ∊ I terdapat titik c diantara x dan 𝑥0 sehingga

𝑓𝑛( 𝑥0 ) 𝑓 𝑛 (𝑥0 ) 𝑛 𝑓
𝑛+1 𝑐
f (x) = f (𝑥0 + )f ‘(𝑥0 )(x − 𝑥0 +) (x-𝑥0 )² + …+ (x-𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1
2! 𝑛! 𝑛:1 !

Bukti :

Misalkan x ∊ I dan J interval tertutup dengan titik ujung x dan 𝑥0.Didefinisikan dengan fungsi F pada F
dan J dengan

(𝑥;𝑡)𝑛
F(t) = f(x) –f(t)-(x-t)f ‘ (t) -...- 𝑓 (𝑛) (t)
𝑛!

Untuk t ∊ J . Mudah diapahami bahwa


(x − t)n (n:1)
F′(t) = − f (t)
n!

Jika didefiniskan G pada J dengan

𝑛:1
𝑥−𝑡
𝐺(𝑡) = 𝐹(𝑡) − 𝐹(𝑥0 )
𝑥 − 𝑥0

Untuk t ϵ J , maka G kontinu pada J, diferensiabel diantara x dan 𝑥0 , dan G(𝑥0 ) = G(x) = 0. Akibatnya terdapat titik c
diantara x dan 𝑥0 , sehingga

(𝑥 − 𝑐)𝑛
0 = 𝐺′(𝑐) = 𝐹′(𝑐) + (𝑛 + 1) 𝐹(𝑥0 )
(𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1

Oleh karena itu,


1 (𝑥 − 𝑐)𝑛
𝐹(𝑥0 ) = − . 𝐹(𝑥0 )
𝑛 + 1 (𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1

1 (𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1 (𝑥 − 𝑐)𝑛 (𝑛)


=− . . 𝑓 (𝑐)
𝑛 + 1 (𝑥 − 𝑐)𝑛 𝑛!

𝑓(𝑛+1) (𝑐)
= (𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1 (∗∗)
(𝑛:1)!
Apabila 𝑃𝑛 menotasikan suku banyak Taylor berderajat n (1) dari f , dan 𝑅𝑛 untuk sisa, maka yang
dapat disimpulkan dari Teorema Taylor dapat dituliskan sebagai 𝑓(𝑥) = 𝑃𝑛 (𝑥) + 𝑅𝑛 (𝑥) dengan 𝑅𝑛
diberikan oleh

𝑓 (𝑛:1) (𝑐)
𝑅𝑛 = (𝑥 − 𝑥0 )𝑛:1 (∗∗∗)
(𝑛 + 1)!

untuk suatu c diantara x dan 𝑥0 . Formula 𝑅𝑛 disebut bentuk derivatif dari sisa

Di dalam Teorema Taylor, suku sisa 𝑅𝑛 dapat digunakan untuk mengestimasi error dari hampiran suku
banyak Taylor 𝑃𝑛 terhadap f. Kita dapat menghitung keakuratan dari hampiran jika nilai n ditentukan dan
apabila keakuratan ditentukan lebih dulu, maka kita dapat menentukan nilai n.
𝟑
Gunakan Teorema Taylor dengan n = 2 untuk menghampiri 𝟏 + 𝒙 , 𝒙 > −𝟏.
Penyelesaian :
1
Diambil fungsi 𝑓(𝑥) = 1 + X 3 , 𝑥0 = 0 dan n = 2.
1 1
𝑓(𝑥) = (1 + x) 3 → 𝑓(0) = (1 + 0) = 13
2 2
1 ; 1 1
𝑓′(𝑥) = (1 + x) 3 → 𝑓′(0) = (1 + 0);3 =
3 3 3
5 5
1 ;2 ; ′′ 1 ;2 ; ;2
𝑓′′(𝑥) = (1 + x) 3 →𝑓 0 = 1+0 3 =
3 3 3 3 9

−2 −5 ;
8
𝑓′′′(𝑐) = (1 + x) 3
9 3
8
10 ;
= (1 + x) 3
27
−2
𝑃2 (𝑥) = 𝑓(0) + 𝑓′(0)(𝑥 − 0) + 9 (𝑥 − 0)2
2
1 ;1 2
=1+ 𝑥− 𝑥
3 9

1 ;1
Jadi, 𝑓(𝑥) = 𝑃2 (𝑥) + 𝑅2 (𝑥) = 1 + 𝑥 − 𝑥 2 + 𝑅2 (𝑥), dengan
3 9
𝑓′′′ 𝑐 3
𝑅2 𝑥 = 𝑥
3!

−8
1 10
= × (1 + 𝑐) 3 𝑥 3
6 27
8
5
= (1 + 𝑐);3 𝑥 3 untuk suatu c diantara 0 dan x.
81

Jika diambil x = 0,3 , maka diperoleh hampiran

1 3 1 3 2
𝑃2 (0,3) = 1 + × −
3 10 9 10

1 1 9
=1+ −
10 9 100

100 + 10 − 1
=
100
110 − 1
=
100

109
=
100

= 1,09
3 3
Maka, 𝑃2 = 1,09 untuk 𝑓(𝑥) = 1+𝑥 = 1,3.
8
;
Selanjutnya, jika c > 0, maka (1 + 𝑐) < 1 dan sehingga errornya paling besar adalah
3
5 8
𝑅2 (𝑥) = (1 + 𝑐);3 𝑥 3
81
3
5 3 1
𝑅2 (0,3) ≤ = < 0,17 × 10;2 .
81 10 600

Jadi, diperoleh 3
1,3 − 1,09 < 0,5 × 10;2 , yaitu diperoleh ketelitian sampai dua tempat desimal.
JIKA ADA YANG INGIN DITANYA DIPERSILAHKAN

Anda mungkin juga menyukai