Anda di halaman 1dari 27

Teorema 16.

1: D Daerah Integral berarti D [x]


Domain Integral
• Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang polynomial D[x]
adalah suatu integral
Bukti.
Pembagian Algoritma
• Di sekolah menengah kita sudah mempelajari bagaimana cara
membagi suatu polinomial (dengan koefisien real) berderajat tinggi
dengan polinomial berderajat lebih rendah. Pada bagian ini kita akan
melakukan abstraksi dari konsep pembagian polinomial ini, yakni
konsep pembagian pada polinomial atas suatu lapangan F.
Contoh
• Tentukan hasil bagi dari polinom-polinom berikut, dimana 𝑓 𝑥 =
3𝑥 4 + 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 1 dan 𝑔 𝑥 = 𝑥 2 + 4𝑥 + 2 di Z5[x]. Dimana 𝑓 𝑥
adalah polinom yang dibagi dan 𝑔 𝑥 adalah polinom pembagi.
• Penyelesaian:
• Diketahui:
• 𝑓 𝑥 = 3𝑥 4 + 𝑥 3 + 2𝑥 2 + 1 adalah polinom yang dibagi
• 𝑔 𝑥 = 𝑥 2 + 4𝑥 + 2 adalah polinom pembagi.
• Pada pembagian ini tentu saja operasi penjumlahan dan perkalian
dilakukan dengan modulo 5.
• Sehingga dalam Z5[x], polinomial f(x) dapat ditulis sebagai
• f(x) = g(x)q(x)+r(x) dengan 𝑔 𝑥 = 𝑥 2 + 4𝑥 + 2 , 𝑞 𝑥 = 3𝑥 2 + 4𝑥
dan
• 𝑟 𝑥 = 2𝑥 + 1. Pada pembagian diatas polinomial q(x) disebut
sebagai hasil bagi dan polinomial r(x) disebut sisa hasil bagi.
• Teorema berikut ini memperlihatkan secara umum bahwa kita
dapat melakukan pembagian polinomial atas sebarang lapangan F.
Algoritma Pembagian dan Konsekuensi

• Salah satu sifat bilangan bulat yang telah kita gunakan berulang kali
adalah algoritma pembagian: Jika a dan b adalah bilangan bulat dan
b≠0, maka ada bilangan bulat unik q dan r sedemikian hingga a= bq
+ r, di mana 0 ≤ r < | b |.
• Teorema berikutnya adalah pernyataan analog untuk polinomial di
atas lapangan.
Teorema 16.2 Pembagian Algoritma untuk F[x]
• Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) Є F[x] dengan g(x) ≠
0 , maka terdapat polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal
sehingga f(x) = g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil
dari derajat g(x) .
• Dengan menggunakan induksi pada derajat dari polinomial f(x) kita
akan memperlihatkan keberadaan polinomial q(x) dan r(x) . Jika f(x) =
0 atau derajat
• f(x) < g(x), maka q(x) dan r(x) diperoleh dengan r(x) = f(x) dan q(x) = 0.
Selanjutnya, andaikan f(x) berderajat n dan g(x) berderajat m dengan
n > m. Misalkan
• 𝑓 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
• 𝑔 𝑥 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑏𝑚 𝑥 𝑚
• Dengan menggunakan teknik pembagian seperti diatas, misalkan
• ℎ 𝑥 = 𝑓 𝑥 − 𝑎𝑛 𝑏𝑚 −1 𝑥 𝑛−𝑚 𝑔(𝑥) .

• Sehingga h(x) = 0 atau derajat h(x) lebih kecil dari derajat f(x) . Dengan
menggunakan asumsi pada induksi, untuk polinomial h(x) terdapat
polinomial q1(x) dan r1(x) sehingga h(x)=g(x)q1(x) + r1(x) dengan r1(x)
= 0 atau derajat r1(x) lebih kecil dari derajat g(x). Hal ini berakibat
−1 𝑛−𝑚
• 𝑓 𝑥 = 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 𝑔 𝑥 + ℎ(𝑥)
−1 𝑛−𝑚
• = 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 𝑔 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑞1 𝑥 + 𝑟1(𝑥)
• = 𝑔 𝑥 𝑎𝑛 𝑏𝑚 −1 𝑥 𝑛−𝑚 + 𝑞1 𝑥 + 𝑟1(𝑥)
−1 𝑛−𝑚
• Dengan mengambil 𝑞 𝑥 = 𝑎𝑛 𝑏𝑚 𝑥 + 𝑞1 𝑥 dan r(x) = r1(x) ,
diperoleh
• f(x) = g(x)q(x)+r(x)
• dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x).
• Selanjutnya kita akan memperlihatkan ekspresi f(x) = g(x)q(x)+r(x)
adalah tunggal. Misalkan f(x) juga dapat ditulis sebagai f(x) = g(x)s(x)+t(x)
dengan t(x) = 0 atau derajat t(x) lebih kecil dari derajat g(x). Perhatikan
bahwa
• g(x)q(x)+r(x)= g(x)s(x)+t(x)
• Sehingga
• g(x)[q(x) - s(x)] = r(x) - t(x)
• Karena derajat r(x) - t(x) lebih kecil dari derajat g(x) , maka haruslah
q(x) - s(x) = 0. Yakni q(x) = s(x) dan tentunya r(x) = s(x).
• Sebagai akibat langsung dari Teorema 15.2.1 kita peroleh hasil-
hasil sebagai berikut.
• Akibat 1
• Akibat 2
• Akibat 3
Akibat 1. Teorema sisa
• Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila 𝑎 ∈ 𝐹 dan 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥], maka
𝑓(𝑎) adalah sisa hail bagi dari 𝑓(𝑥) oleh (𝑥 − 𝑎).
• Bukti.
• Menurut teorema 16.2 untuk polinomial 𝑓 𝑥 dan(𝑥 − 𝑎) terdapat
polinomial 𝑞 𝑥 , 𝑟(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] sehingga 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 𝑎 𝑞 𝑥 + 𝑟(𝑥)
dengan derajat 𝑟(𝑥) lebih kecil dari derajat (𝑥 − 𝑎). Akibatnya 𝑟(𝑥)
adalah suatu konstanta yang berada di 𝐹, sehingga 𝑓 𝑥 =
𝑥 − 𝑎 𝑞 𝑥 + 𝑟. Karena 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥], untuk 𝑥 ∈ 𝐹 kita dapat
memandang 𝑓 sebagai suatu pemetaan 𝑓: 𝐹 → 𝐹. Sehingga 𝑓 𝑎 =
𝑎 − 𝑎 𝑞 𝑎 + 𝑟, yakni sisa hasil bagi 𝑟 = 𝑓(𝑎).
Akibat 2 Teorema Faktor

• Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan 𝑎 ∈ 𝐹 dan 𝑓(𝑥) ∈


𝐹[𝑥]. Unsur a adalah pembuat nol dari 𝑓(𝑥) jika dan hanya jika (𝑥 −
𝑎) adalah faktor dari 𝑓(𝑥).

• Bukti. Dengan menggunakan algoritma pembagian, maka polinomial 𝑓(𝑥)
dapat ditulis sebagai
• 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 𝑎 𝑞 𝑥 + 𝑟(𝑥)
• Dengan 𝑟 𝑥 = 0 atau derajat dari 𝑟(𝑥) adalah 0. Bila 𝑎 pembuat nol dari
𝑓(𝑥), maka
• 𝑓 𝑎 =0= 𝑎−𝑎 𝑞 𝑥 +𝑟
• Yang berakibat 𝑟 = 0. Jadi (𝑥 − 𝑎) adalah faktor dari 𝑓(𝑥).
• Sebaliknya jika (𝑥 − 𝑎) adalah faktor dari 𝑓(𝑥), maka terdapat polinomial
𝑞(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] sehingga 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 𝑎 𝑞(𝑥). Hal ini berakibat 𝑓 𝑎 =
𝑎 − 𝑎 𝑞 𝑎 = 0𝑞 𝑎 = 0. Jadi a pembuat nol dari 𝑓(𝑥).
Akibat 3 Teorema Faktor

• Bila 𝐹 adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di 𝐹[𝑥] yang


berderajat 𝑛 ≥ 1 mempunyai paling banyak 𝑛 akar.
• Bukti. Andaikan 𝑓(𝑥) adalah suatu polinomial berderajat 𝑛 di 𝐹[𝑥]. Kita
akan memperlihatkan pernyataan di atas dengan menggunakan induksi
pada derajat dari 𝑓(𝑥).
• Andaikan 𝑓(𝑥) adalah polinomial berderajat−1
𝑛 = 1. Misalkan 𝑓 𝑥 = 𝑎𝑥 +
𝑏, dengan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐹 dan 𝑎 ≠ 0. Akibatnya 𝑎𝑏 adalah akar dari 𝑓(𝑥).
Sekarang andaikan 𝑓(𝑥) berderajat 𝑛 > 1. Andaikan 𝑎 adalah pembuat nol
dari 𝑓(𝑥). Menurut Akibat 15.2.3, 𝑓(𝑥) dapat ditulis sebagai 𝑓 𝑥 =
𝑥 − 𝑎 𝑔(𝑥) dengan 𝑔(𝑥) adalah polinomial berderajat 𝑛 − 1. Jika 𝛽 ≠ 𝑎
adalah akar dari 𝑓(𝑥), maka
• 0=𝑓 𝛽 = 𝛽−𝛼 𝑔 𝛽 .
• Karena 𝛽 − 𝛼 ≠ 0, maka 𝑔 𝛽 = 0. Yakni 𝛽 adalah pembuat nol dari 𝑔(𝑥).
Tetapi menurut hipotesis induksi 𝑔(𝑥) mempunyai paling banyak 𝑛 − 1
akar. Sehingga 𝑓 mempunyai paling banyak 𝑛 akar.
Contoh 1.

• Perhatikan polinomial 𝑓 𝑥 = 𝑥 4 + 4𝑥 3 + 𝑥 2 + 4𝑥 ∈ 𝑍5 [𝑥].


• Karena 𝑓 0 = 0, 𝑓 1 = 0, 𝑓 2 = 0, 𝑓 3 = 0 dan 𝑓 4 = 4, maka
𝑓(𝑥) mempunyai empat buah akar di 𝑍5 . Selanjutnya, perhatikan
polinomial 𝑔 𝑥 = 𝑥 4 + 3𝑥 2 + 1 ∈ 𝑍5 [𝑥]. Maka 𝑔 0 = 1, 𝑔 1 = 0,
𝑔 2 = 4, 𝑔 3 = 4, dan 𝑔 4 = 0. Akibatnya 𝑔(𝑥) hanya
mempunyai dua akar di 𝑍5 . Suatu polinomial mungkin saja tidak
mempunyai akar pada suatu lapangan tertentu.
• Sebagai contoh, kita perhatikan polinomial ℎ 𝑥 = 𝑥 2 + 𝑥 + 1 ∈
𝑍2 [𝑥]. Maka ℎ 0 = ℎ 1 = 1, sehingga ℎ(𝑥) tidak mempunyai akar
di 𝑍2 .
Contoh 2
Bila lapangan 𝐹 pada hipotesis dari Akibat 15.2.4 ganti dengan sebarang
gelanggang, maka suatu polinomial berderajat 𝑛 mungkin saja mempunyai
lebih dari 𝑛 akar pada gelanggang tersebut.
Sebagai contoh, bila 𝑓 𝑥 = 2𝑥 2 + 2𝑥 ∈ 𝑍4 [𝑥], maka 𝑓 0 = 0, 𝑓 1 = 0,
𝑓 2 = 0 dan 𝑓 3 = 0. Sehingga 𝑓(𝑥), suatu polinomial berderajat dua,
mempunyai empat buah akar di 𝑍4 .
16.3 Teorema Polynomials berderajat n yang
memiliki 0 paling banyak n
Sebuah polibonial berderajat n pada field memiliki nol sebanyak
n, perhitungan perkalian (Countng multiplicity)

• Bukti.
• Dengan menggunakan induksi pada n. Jelas, polinomial derajat 0 pada
field tidak memiliki angka nol. Sekarang anggaplah bahwa f (x) adalah
polinomial derajat n di pada field dan a adalah nol dari f (x) dari
perkalian k. Kemudian, 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 𝑎 𝑘 𝑞(𝑥) dan q(a) ≠ 0; dan,
karena n = deg f (x)= deg 𝑥 − 𝑎 𝑘 𝑞(𝑥) = k +deg q (x), kita memiliki k
< n (lihat Latihan 19). Jika f (x) tidak memiliki angka nol selain a. Di sisi
lain, jika b ≠ a dan b adalah nol dari f (x), maka 0 = f(b) = (𝑏 −
• Dengan Prinsip Induksi Matematika Kedua, kita tahu bahwa q (x)
memiliki paling banyak deg q(x)=n - k nol, menghitung multiplisitas.
Dengan demikian, f (x) memiliki paling banyak k + - k = n nol,
menghitung multiplisitas.

• Remark Teorema 16.4 tidak benar untuk cincin polinomial acak


(arbitrary). Sebagai contoh, polinomial 𝑥 2 + 7 memiliki 1, 3, 5 dan 7
sebagai nol pada 𝑍8 . Lagrange adalah yang pertama membuktikan
Teorema 16.4 untuk polinomial dalam 𝑍𝑝 [x].
𝒏
CONTOH 2 KOMPLEKS nol dari 𝒙 − 𝟏

• Kami menemukan semua nol kompleks 𝑥 𝑛 − 1. Diberikan 𝜔 =


cos(360°𝑙𝑛) + 𝑖 sin 360°𝑙𝑛 . Ini mengikuti dari Teorema DeMoivre
(lihat Contoh 12
• di Bab 0) bahwa 𝜔𝑛 = 1 dan 𝜔𝑛 ≠ 1 untuk 1 < k < n. Jadi, masing-
masing 1, 𝜔, 𝜔2 , ..., 𝜔𝑛−1 adalah nol dari 𝑥 𝑛 − 1 dan sesuai Teorema
16.4, tidak ada yang lain. Nomor kompleks 𝜔 dalam Contoh 2 disebut
sebagai akar n Primitif dari kesatuan.
Definisi. PRINSIP IDEAL DOMAIN (PID)

• Sebuah Prinsip ideal domain adalah integral daerah asal ℝ dimana


setiap ideal memiliki 𝑎 = {𝑟𝑎|𝑟 ∈ ℝ} untuk setiap a di ℝ

16.4 Teorema F[x] adalah PID


Jika F sebuah field. Maka F[x] adalah sebuah prinsip ideal domain
Bukti Teorema 16.4
• Sesuai teorema 16.1, Diperoleh bahwa F[x] adalah sebuah domain
integral. Selanjutnya, diberikan I sebuah ideal dalam F[x]. Jika I = {0},
maka I = 0 . Jika I ≠ {0}, maka di antara semua elemen I, diberikan g
(x) menjadi salah satu derajat minimum. Akan tunjukkan bahwa I =
𝑔(𝑥) . Karena g(x) ∈ I. diperoleh 𝑔(𝑥) subset dari I. Selanjutnya
diberikan f(x) ∈ I. Maka dengan pembagian algoritma dapat dituliskan
sebagai f(x) = g(x)q(x) + r(x), dimana r(x) = 0 or deg r(x) < deg g(x).
Karena r(x) = f(x) - g(x)q(x) ∈ I yang meminimumkan deg g(x)
berakibat bahwa kondisi terakhik kontradiksi. Jadi, r(x) = 0 dan
karenanya f(x) ∈ 𝑔(𝑥) . Ini menunjukan bahwa I subset dari 𝑔(𝑥)
16.5 Teorema Kriteria untuk I = 𝒈(𝒙)

• Jika F sebuah field, I sebauh ideal tidak nol di F[x] dan g(x) sebuah
elemen dari F[x]. Maka I = 𝒈(𝒙) jika dan hanya jika g(x) sebuah
polinomial tidak nol dari berderajat minimal di I
• Sebagai implikasi dari Teorema Isomorfisma untuk Ring (Teorema
15.3) dan Teorema 16.5. Jelas bahwa remark yang diperoleh dari
contoh 12 di BAB 14 bahwa ring R[x]/ 𝑥 2 + 1 merupakan isomorpik
untuk nomor kompolek ring
• Contoh 3
• Mempertimbangkan dari homomorfisma ∮ dari R[x] ke C diberikan
sesuai f(x) menjadi f(i) (Hal ini menunjukan, evaluasi sebuah
polinomial R[x] di i). Maka 𝑥 2 + 1 ∈ Ker ∮ dan jelas bahwa sebuah
polinomial berderajam minimum di Ker ∮ . Sehingga Ker ∮ = 𝑥 2 + 1
dan R[x]/ 𝑥 2 + 1 isomorfik pada C.

Anda mungkin juga menyukai