Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KUDRATIK ”
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Matematika

Dosen Pengampu :
Agus Muslim S.pd., M.PMat

Disusun oleh,

Riswan Firdaus NPM. 1811O12


Kunkun NPM. 1811O12

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi Bentuk Kuadratik
Setiap bentuk kuadratik tidak terlepas dari matrik simetri A, yang menyebabkan terjadinya
bentuk kuadratik tersebut. Terdapat lima kategori bentuk kuadratik, sehingga juga terdapat lima
sifat matrik A.
a. Bila 𝑥 𝑇 𝐴𝑥> 0 untuk semua 𝑥1 0, maka matrik A bersifat definit positif.
b. Bila 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 0 untuk semua 𝑥1 0 dan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥= 0 untuk beberapa 𝑥1 0, maka A semidefinit
positif.
c. Bila 𝑥 𝑇 𝐴𝑥< 0 untuk semua 𝑥1 0, maka A definit negatif.
d. Bila 𝑥 𝑇 𝐴𝑥⩽ 0 untuk semua 𝑥1 0 dan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥= 0 untuk beberapa 𝑥1 0, maka A semidefinite
negatif.
e. Bila 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 > 0 untuk beberapa x dan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 < 0 untuk beberapa x, maka A bukan definit.

Bila vektor x hanya terdiri dari dua komponen, misal 𝑥1 dan 𝑥2 , maka fungsi bentuk
kuadratik dapat digambar sebagai grafik fungsi tiga dimensi, dengan sumbu tegak Q serta sumbu
mendatar 𝑥1 dan 𝑥2 Pada ilmu kalkulus lebih lazim dinotasikan z = f(x, y). Grafik bentuk kuadratik
sesuai kategori a sampai dengan e ditampilkan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 5.

Gambar 1. Bentuk Kuadratik Definit Positif Dengan Persamaan Q =

Bentuk kuadratik digambarkan sebagai bidang lengkung, sedang x = 0 digambarkan sebagai


bidang datar yang dibentuk oleh sumbu 𝑥1 dan sumbu 𝑥2 . Pada Gambar 1 tampak bahwa
seluruh bagian bidang lengkung terletak di atas bidang datar, ini berarti 𝑥 𝑇 𝐴𝑥> 0 atau Q > 0
untuk semua nilai 𝑥1 0.
Berikutnya adalah bentuk kuadratik semidefinit positif, ditampilkan pada Gambar
2.Gambar 2 ini
Gambar 2. Bentuk Kuadratik Definit Negatif Dengan Persamaan Q =
berkebalikan dengan Gambar 1. Tampak bahwa permukaan fungsi bentuk kuadratik berada di
bawah bidang datar x = 0

Gambar 3. Bentuk Kuadratik Semi Definit Positif Dengan Persamaan Q =

Gambar 4. Bentuk Kuadratik Semi Definit Positif Dengan Persamaan Q =


Gambar 5. Bentuk Kuadratik Semi Definit Positif Dengan Persamaan Q =

BENTUK KUADRATIK
Suatu bentuk kuadratik dengan persamaan linear berbentuk sebagai berikut :
𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏
Ruas kiri dari persamaan ini :
𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛
Adalah suatu fungsi dari 𝑛 peubah, yang disebut suatu bentuk linear.
A. Matriks-matriks definit positif dan bentuk-bentuk kuadratik
Definisi:
Suatu bentuk kuadratik 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 disebut definit positif jika 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 > 0 untuk semua𝑥 ≠ 0, dan suatu
matriks simetrik 𝐴 disebut matriks definit positif jika 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 adalah suatu bentuk kuadratik definit
positif. Teorema berikut ini adalah hasil utama mengenai hasil matriks-matriks definit positif.
Teorema 2 :
Suatu matriks simetrik 𝐴 definit positif jika dan hanya jika semua nilai eigen dari 𝐴 positif.
Bukti:
Anggap A definit positif, dan anggap l adalah sebarang nilai eigen dari A. Jika 𝑥 adalah suatu vector
eigen dari A yang berpadanan dengan l, maka𝑥 ≠ 0 dan 𝐴𝑥 = 𝜆𝑥 sehingga:
0 < 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 𝑥 𝑇 𝜆𝑥 = 𝜆𝑥 𝑇 𝑥 = 𝜆‖𝑥‖2
Dengan ‖𝑥‖ adalah norma Euclides dari x. karena ‖𝑥‖2> 0 maka 𝜆 > 0, yang merupakan apa yang
ingin ditunjukkan.
Sebaliknya, anggap semua nilai eigen dari A positif. Jika ditunjukkan bahwa𝑥 𝑇 𝐴𝑥 > 0 untuk
semua 𝑥 ≠ 0. Akan tetapi, jika 𝑥 ≠ 0 dapat menormalkan x untuk mendapatkan vektor𝑦 = 𝑥/‖𝑥‖
dengan sifat ‖𝑦‖ = 1. Sekarang dari Teorema 2 didapatkan bahwa
𝑦 𝑇 𝐴𝑥 ≥ 𝜆_𝑛 ≥ 0
Denganλn adalah nilai eigen terkecil dari A. Jadi,
𝑥 𝑇 𝑥 1
𝑦 𝑇 𝐴𝑦 = ( ) 𝐴( )= 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 > 0
‖𝑥‖ ‖𝑥‖ ‖𝑥‖2
Dengan mengalikan dengan‖𝑥‖𝟐, akan didapatkan
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 > 0
yang merupakan apa yang ingin ditunjukkan :

Contoh 6:
4 2 2
𝐴 = [2 4 2]
2 2 4
Mempunyai nilai eigen 𝜆 = 2 dan 𝜆 = 8. Karena nilai-nilai eigen ini positif, maka matriks A
definit positif dan untuk semua𝑥 ≠ 0
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 4𝑥12 + 4𝑥22 + 4𝑥32 + 4𝑥1 𝑥2 + 4𝑥1 𝑥3 + 4𝑥2 𝑥3 > 0
Tujuan selanjutnya adalah memberikan suatu kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu matriks simetris definit positif tanpa mencari nilai eigennya. Untuk melakukannya,
dapat dibantu dengan memperkenalkan suatu terminologi. Jika
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎 𝑎22 … 𝑎2𝑛
𝐴 = [ 21⋮ ⋮ ]

𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 … 𝑎𝑛𝑛
Adalah suatu matriks bujur sangkar, maka submatriks utama dari A adalah submatriks-submatriks
yang terbentuk dari 𝑟 baris dan 𝑟 kolom pertama dari𝐴 untuk 𝑟 = 1,2,3, … 𝑛. Submatriks ini adalah
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎11 𝑎12
𝐴1 = [𝑎11 ], 𝐴2 = [𝑎 ] , 𝐴3 = [ 𝑎21 𝑎22 𝑎23 ] , … ,
21 𝑎22
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛
𝐴𝑛 = 𝐴 = [ ⋮ ⋮ ]

𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 … 𝑎𝑛𝑛
Teorema 3
Suatu matriks simetriks 𝐴 definit positif jika dan hanya jika determinan dari setiap submatriks
utamanya positif.
Contoh 7:
2 −1 −3
Matriks𝐴 = [−1 2 4]
−3 4 9
Adalah definit positif karena,
2 −1 −3
|2| = 2, 2 −1
| | = 3, |−1 2 4| = 1
−1 2
−3 4 9
Semuanya positif. Jadi, dapat menjamin bahwa semua nilai eigen dari 𝐴 adalah positif dan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 >
0 untuk semua 𝑥 ≠ 0.
Suatu matriks simetriks A dan bentuk kuadratik 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 disebut
Semi definit positif : jika𝑥 𝑇 𝐴𝑥 ≥ 0 untuk semua x.
Definit negatif : jika𝑥 𝑇 𝐴𝑥 < 0 untuk semua 𝑥 ≠ 0.
Semi definit negatif : jika𝑥 𝑇 𝐴𝑥 ≤ 0 untuk semua x.
Tak definit : jika𝑥 𝑇 𝐴𝑥 mempunyai nilai positif dan negatif.
B. Teorema 2 dan teorema 3 dapat dimodifikasi dengan suatu cara yang jelas untuk diterapkan pada
tiga jenis matriks yang pertama. Misalnya, suatu matriks simetrik 𝐴 semi definit positif jika dan
hanya jika semua nilai eigen nyata knegatif. Selain itu, 𝐴 semi definit positif jika dan hanya jika
submatriks utamanya mempunyai determinan taknegatif.
C. Bentuk kuadratik dalam dua peubah
Suatu bentuk kuadratik dua peubah, 𝑥 dan 𝑦, didefinisikan sebagai suatu yang dapat ditulis sebagai
berikut :
𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2 (1)
Contoh 1:
Berikutiniadalahbentuk-bentukkuadratdalam 𝑥 dan 𝑦 :

2𝑥 2 + 6𝑥𝑦 − 7𝑦 2 (𝑎 = 2, 𝑏 = 3, 𝑐 = −7)

4𝑥 2 − 5𝑦 2 (𝑎 = 4, 𝑏 = 0, 𝑐 = 5)

1
𝑥𝑦 (𝑎 = 0, 𝑏 = , 𝑐 = 0)
2

maka persamaan (1) dapatditulisdalambentukmatrikssebagaiberikut :


𝑎 𝑏 𝑥
𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2 = [𝑥 𝑦] [ ][ ] (2)
𝑏 𝑐 𝑦
Perhatikanbahwamatriks2 × 2 pada persamaan (2) adalah simetrik, entri-entri diagonalnya adalah
koefisien dari suku-suku kuadrat, dan entri-entri diluar diagonal utamanyamasing-
masingadalahsetengahdarikoefisiensukuhasilkali 𝑥𝑦.
Contoh 2:
2 3 𝑥
2𝑥 2 + 6𝑥𝑦 − 7𝑦 2 = [𝑥 𝑦] [ ][ ]
3 −7 𝑦
4 0 𝑥
4𝑥 2 − 5𝑦 2 = [𝑥 𝑦] [ ][ ]
0 −5 𝑦
0 1 𝑥
𝑥𝑦 = [𝑥 𝑦] [ 1 2 ] [𝑦]
2
0

D. Bentuk kuadratik dalam 𝑛 peubah


Suatu bentuk kuadratik dalam 𝑛 peubah 𝑥1 , 𝑥2, 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 adalah suatu ekspresi yang dapat ditulis
sebagai
𝑥1
𝑥
[𝑥1 𝑥2 ⋯ 𝑥𝑛 ]𝐴 [ ⋮2 ] (3)
𝑥𝑛
dengan 𝐴 adalah suatu matriks 𝑛 × 𝑛 yang simetrik.
Jika 𝑥 dianggap :
𝑥1
𝑥2
𝑥=[ ⋮ ]
𝑥𝑛

maka persamaan (3) dapatditulissecaralebihringkassebagaiberikut :

𝑥 𝑇 𝐴𝑥 (4)
Jika matriks-matriks pada persamaan (4) dikalikan, ekspresi yang dihasilkan mempunyai bentuk:
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 𝑎11 𝑥12 + 𝑎22 𝑥22 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑛 𝑥𝑛2 + ∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 𝑥𝑗
𝑖≠𝑗
dengan
∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 𝑥𝑗
𝑖≠𝑗
Menyatakan jumlah semua suku berbentuk 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 𝑥𝑗 dengan 𝑥𝑖 dan𝑥𝑗 adalah peubah-peubah yang
berbeda. Suku-suku 𝑎𝑖𝑗 𝑥𝑖 𝑥𝑗 disebut suku perkalian silang dari bentuk kuadratik.
Contoh 3 :
3 4 𝑥
3𝑥 2 + 8𝑥𝑦 + 2𝑦 2 = [𝑥 𝑦] [ ][ ]
4 2 𝑦

Matriks-matriks simetrik berguna, tetapi tidak mendasar, untuk menyajikan bentuk kuadratik dalam
notasi matriks. Misalnya ,untuk bentuk kuadratik dalam contoh 3 diatas, koefisien-koefisien dapat
dipisahkan dari suku hasil kali dengan menuliskan

𝑥
3𝑥 2 + 8𝑥𝑦 + 2𝑦 2 = [𝑥 𝑦 ] [ 3 5] [ ]
3 2 𝑦
atau
𝑥
3𝑥 2 + 8𝑥𝑦 + 2𝑦 2 = [𝑥 𝑦 ] [ 3 6] [ ]
2 2 𝑦

Contoh 4 :
Berikut ini adalah suatu bentuk kuadratik dalam 𝑥1, 𝑥2 dan 𝑥3 :

1 2 −1 𝑥1
𝑥12 + 7𝑥22 − 3𝑥32 + 4𝑥1 𝑥2 − 2𝑥1 𝑥3 + 6𝑥2 𝑥3 = [𝑥1 𝑥2 𝑥3 ] [ 2 7 3 ] [𝑥2 ]
−1 3 −3 𝑥3

Perhatikan bahwa koefisien suku-suku kuadrat tampak pada diagonal utama dari matriks3 × 3, dan
koefisien-koefisien dari suku hasil kali dipisahkan setengah-setengah dan tampak pada posisi-
posisi bukan diagonal sebagai berikut
Koefisiendari Posisidalam matriks 𝐴
𝑥1 𝑥2 𝑎12 dan 𝑎21

𝑥1 𝑥3 𝑎13 dan 𝑎31

𝑥2 𝑥3 𝑎23 dan 𝑎32

E. Masalah yang melibatkan bentuk kuadratik


Teorema1:
Anggap 𝐴 adalah suatu matriks simetrik 𝑛 × 𝑛 yang nilai eigennya dalam urutan yang menurun
ukurannya adalah 1  2  . . .  n .Jika 𝑥 dibatasi sehingga ‖𝑥‖ relatif terhadap hasil kali
dalam Euclides pada 𝑅 𝑛 , maka:

 𝜆1 ≥ 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 ≥ 𝜆𝑛 .
 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 𝜆𝑛 jika𝑥 adalah suatu vektor eigen dari 𝐴 yang berpadanan dengan λndan
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = λ1 jika 𝑥 adalah suatu vektor eigen dari 𝐴 yang berpadanan dengan λ1
dari teorema ini didapatkan bahwa berdasarkan batasan
‖𝑥‖ = (𝑥12 + 𝑥22 +. . . +𝑥𝑛2 )1/2 = 1
𝑇
Bentuk kuadratik 𝑥 𝐴𝑥 mempunyai nilai maksimum λ1 (nilai eigen terbesar) dan suatu nilai
minimum λ𝑛 (nilai eigen terkecil).
Contoh5 :
Cari nilai maksimum dan minimum dari bentuk kuadratik
𝑥12 + 𝑥22 + 4𝑥1 𝑥2
Berdasarkan batasan 𝑥12 + 𝑥22 = 1 , dan tentukan nilai 𝑥1 dan 𝑥2 di mana maksimum dan minimum
muncul. Penyelesaian bentuk kuadratik tersebut dapat ditulis sebagai
1 2 𝑥
𝑥12 + 𝑥22 + 4𝑥1 𝑥2 = 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = [𝑥 𝑦] [ ][ ]
2 1 𝑦
Persamaan karakteristik dari 𝐴 adalah
1 0 1 2
𝑑𝑒𝑡(𝜆𝐼 − 𝐴) = det (𝜆 [ ]−[ ])
0 1 2 1
𝜆 0 1 2
= det ([ ]−[ ])
0 𝜆 2 1
𝜆 − 1 −2
= det [ ]
−2 𝜆 − 1
= (𝜆 − 1)(𝜆 − 1) − (−2)(−2)
2
= 𝜆 − 2𝜆 − 3 = (𝜆 − 3)(𝜆 + 1)
jadi, nilai eigen dari 𝐴 adalah 𝜆 = 3 dan 𝜆 = −1 yang masing-masing merupakan nilai maksimum
dan minimum dari bentuk kuadratik berdasarkan batasan yang ditentukan. Untuk mencari nilai 𝑥1
dan 𝑥2 dimana nilai-nilai ekstrim ini muncul, dapat dicari vector eigen yang berpadanan dengan
nilai eigen ini, seperti berikut:
 Untuk 𝜆 = 3
(𝜆𝐼 − 𝐴)𝑥 = 0
1 0 1 2 𝑥1
(3 [ ]−[ ]) [ ] = 0
0 1 2 1 𝑥2
3 0 1 2 𝑥1
([ ]−[ ]) [ ] = 0
0 3 2 1 𝑥2
2 −2 𝑥1
[ ][ ] = 0
−2 2 𝑥2
gunakan operasi baris elementer:
1
2 −2 0 𝑏1 1 −1 0 1 −1 0
[ | ] ⇒ 21 ⇒ [ | ] ⇒ 𝑏1 + 𝑏2 ⇒ [ | ]
−2 2 0 𝑏2 −1 1 0 0 0 0
2

dari OBE diatas dapat diketahui bahwa


1
𝜆=3 𝑣1 = [ ]
1

 Untuk 𝜆 = −1
(𝜆𝐼 − 𝐴)𝑥 = 0
1 0 1 2 𝑥1
(−1 [ ]−[ ]) [ ] = 0
0 1 2 1 𝑥2
−1 0 1 2 𝑥1
([ ]−[ ]) [ ] = 0
0 −1 2 1 𝑥2
−2 −2 𝑥1
[ ][ ] = 0
−2 −2 𝑥2
gunakan OBE:
−2 −2 0 −12𝑏1 1 1 0
[ | ]⇒ 1 ⇒[ | ]
−2 −2 0 − 𝑏2 1 1 0
2
1 1 0 1 1 0
[ | ] ⇒ − 𝑏2 + 𝑏1 ⇒ [ | ]
1 1 0 0 0 0

dari OBE diatas dapat diketahui bahwa


1
𝜆 = −1 𝑣1 = [ ]
−1
Kemudian menormalkan vector eigen ini untuk memenuhi syarat 𝑥12 + 𝑥22 = 1. Menormalkan
vektor eigen dapat dilakukan dengan teori:
jika 𝑆 = (𝑣1 , 𝑣2 , ⋯ , 𝑣𝑛 ) adalah suatu basis orthogonal untuk suatu tuang vektor 𝑉, maka
menormalkan masing-masing vektor ini menghasilkan basis ortonormal:
𝑣1 𝑣2 𝑣𝑛
𝑆′ = { , ,⋯, }
‖𝑣1 ‖ ‖𝑣2 ‖ ‖𝑣𝑛 ‖
dengan

‖𝑣𝑛 ‖ = √𝑥12 + 𝑥22


maka
1 1⁄√2
 𝑣1 = [ ] normalisasi menjadi 𝑤1 = [ 1 ]
−1 − ⁄
√2
1 1 ⁄ √2
 𝑣1 = [ ] normalisasi menjadi 𝑤1 = [ 1 ]
1 ⁄
√2
jadi berdasarkan batasan 𝑥12 + 𝑥22 = 1,nilai maksimum dari bentuk kuadratik adalah𝜆 =
3,yang muncul jika𝑥1 = 1⁄ , 𝑥2 = − 1⁄ , dan nilai minimumnya adalah 𝜆 = −1 ,yang
√2 √2
1
muncul jika 𝑥1 = 1/√2,𝑥2 = ⁄ . lebih jauh ,basis basis alternative untuk ruang-ruang
√2
eigen dapat ditentukan dengan mengalikan vektor-vektor basis diatas dengan −1 . Jadi,
nilai maksiumum𝜆 = 3,juga muncul jika 𝑥1 = 1⁄ , 𝑥2 = − 1⁄ , dan nilai
√2 √2
minimum,𝜆 = −1 ,juga terjadi jika𝑥1 = ⁄ 1 1
, 𝑥2 = ⁄ .
√2 √2
F. Eliminasi suku perkalian silang
Akan diterapkan tentang bentuk-bentuk kuadratik untuk mengkaji persamaan-persamaan berbentuk
𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2 + 𝑑𝑥 + 𝑒𝑦 + 𝑓 = 0
dengan 𝑎, 𝑏, ⋯ , 𝑓 adalah bilangan-bilangan real, dan paling tidak satu dari bilangan 𝑎, 𝑏, 𝑐 tidak
nol. Suatu persamaan jenis ini disebut persamaan kuadratik dalam 𝑥 dan 𝑦, dan
𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2
disebut bentuk kuadratik terkait.
Jika dihilangkan tanda kurung pada matriks 1 × 1, maka (5) dapat ditulis dalam bentuk matriks
𝑥 𝑥
[𝑥 𝑦] [𝑎 𝑏] [𝑦] + [𝑑 𝑒] [𝑦] + 𝑓 = 0
𝑏 𝑐
atau
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 + 𝐾𝑥 + 𝑓 = 0
dengan
𝑥 𝑎 𝑏
𝑥 = [𝑦 ] , 𝐴=[ ], 𝐾 = [𝑑 𝑒]
𝑏 𝑐
sekarang tinjau suatu konik C yang persamaannya pada koordinat xy adalah
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 + 𝐾𝑥 + 𝑓 = 0
akan dirotasi sumbu-sumbu koordinat 𝑥𝑦 sehingga persamaan konik dalam sistem koordinat 𝑥′𝑦′
yang baru tidak mempunyai suku hasil kali. Hal ini dapat dilakukan sebagai berikut.
Langkah 1:
Cari suatu matriks
𝑝11 𝑝12
𝑃 = [𝑝 ]
21 𝑝22
yang secara ortogonal mendiagonalkan bentuk kuadratik𝑥 𝑇 𝐴𝑥.
Langkah 2:
Pertukarkan kolom-kolom 𝑃. Jika perlu, untuk membuat det(𝑃) = 1. Hal ini menjamin bahwa
transformasi kordinat ortognal.
𝑥 𝑥′
𝑥 = 𝑃𝑥′, yaitu [𝑦] = 𝑃 [ ] (7)
𝑦′
Langkah 3:
Untuk mendapatkan persamaan untuk 𝐶 pada system 𝑥′𝑦′, substitusikan (6) ke (7). Hal ini
menghasilkan:
(𝑃𝑥′)𝑇 𝐴(𝑃𝑥′) + 𝐾(𝑃𝑥′) + 𝑓 = 0
atau
(𝑥′)𝑇 (𝑃𝑇 𝐴𝑃)𝑥′ + (𝐾𝑃)𝑥′ + 𝑓 = 0 (8)
karena 𝑃 mendiagonalisasikan 𝐴 secara orthogonal(8)
𝜆 0
𝑃𝑇 𝐴𝑃 = [ 1 ]
0 𝜆2
dengan 𝜆1 dan 𝜆2 adalah nilai eigen dari 𝐴. Jadi, (8) dapat ditulis ulang sebagai
𝜆 0 𝑥′ 𝑝11 𝑝12 𝑥′
[𝑥′ 𝑦′] [ 1 ] [ ] + [𝑑 𝑒] [𝑝 ][ ] + 𝑓 = 0
0 𝜆2 𝑦′ 21 𝑝22 𝑦′
atau
𝜆1 𝑥′2 + 𝜆2 𝑦′2 + 𝑑′ 𝑥 ′ + 𝑒 ′ 𝑦 ′ + 𝑓 = 0
(dengan𝑑′ = 𝑑𝑝11 + 𝑒𝑝21 dan 𝑒 ′ = 𝑑𝑝12 + 𝑒𝑝22 ). Persamaan ini tidak mempunyai suku perkalian
silang.
Teorema 4 ( Teorema Sumbu Utama untuk R2)
Anggap :
𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2 + 𝑑𝑥 + 𝑒𝑦 + 𝑓 = 0
adalah persamaan dari suatu konik 𝐶, dan anggap
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 𝑎𝑥 2 + 2𝑏𝑥𝑦 + 𝑐𝑦 2
adalah bentuk kuadratik terkaitnya. Maka sumbu koordinat dapat dirotasi sehingga persamaan
untuk 𝐶 pada sistem koordinat 𝑥’𝑦’ yang baru mempunyai bentuk
𝜆1 𝑥′2 + 𝜆2 𝑦′2 + 𝑑′ 𝑥 ′ + 𝑒 ′ 𝑦 ′ + 𝑓 = 0
dengan𝜆1 dan 𝜆2 adalah nilai eigen dari 𝐴. Rotasi tersebut dapat dilakukan dengan substitusi
𝑥 = 𝑃𝑥′
𝑇
dengan 𝑃 mendiagonalkan 𝑥 𝐴𝑥secara ortogonal dandet(𝑃) = 1.
Contoh 8:
Uraikan konik 𝐶 yang persamaannya adalah 5𝑥 2 − 4𝑥𝑦 + 8𝑦 2 − 36 = 0
Penyelesaian:
Bentuk matriks dari persamaan ini adalah
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 − 36 = 0 (9)
dengan
5 −2
𝐴=[ ]
−2 8
Persamaan karakteristik dari 𝐴 adalah
𝜆−5 2
det(𝜆𝐼 − 𝐴) = det [ ] = (𝜆 − 9)(𝜆 − 4) = 0
2 𝜆−8
sehingga nilai eigen dari 𝐴 adalah 𝜆= 4 dan 𝜆= 9. Kami menyerahkan kepada pembaca untuk
menunjukkan bahwa basis-basis ortonormal untuk ruang eigen tersebut adalah
2/√5 −1/√5
λ = 4: v1 = [ ] λ = 9: v2 = [ ]
1/√5 2/√5
Jadi,
2/√5 −1/√5
𝑃=[ ]
1/√5 2/√5
Mendiagonalkan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥 secara ortogonal. Lebih jauh,det(𝑃) = 1 sehingga transformasi koordinat
ortogonal
𝑥 = 𝑃𝑥′(10)
adalah suatu rotasi. Dengan mensubstitusikan (9) ke (10), kita mendapatkan
(𝑃𝑥′)𝑇 𝐴(𝑃𝑥′) − 36 = 0
atau
(𝑥′)𝑇 (𝑃𝑇 𝐴𝑃)𝑥 ′ − 36 = 0
karena
4 0
𝑃𝑇 𝐴𝑃 = [ ]
0 9
persamaan ini dapat ditulis sebagai
𝑥′
[𝑥′ 𝑦′] [4 0] [ ] − 36 = 0
0 9 𝑦′
atau
4𝑥′2 + 9𝑦′2 − 36 = 0
atau
𝑥′ 𝑦′
+ =1
9 4
Teorema 5 ( Teorema Sumbu Utama untuk R3)
Anggap :
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑦 2 + 𝑐𝑧 2 + 2𝑑𝑥𝑦 + 2𝑒𝑥𝑧 + 2𝑓𝑦𝑧 + 𝑔𝑥 + ℎ𝑦 + 𝑖𝑧 + 𝑗 = 0
adalah persamaan kuadrik 𝑄 dan anggap
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑦 2 + 𝑐𝑧 2 + 2𝑑𝑥𝑦 + 2𝑒𝑥𝑧 + 2𝑓𝑦𝑧
adalah bentuk kuadratik terkait. Sumbu koordinat dapat dirotasikan sehingga persamaan 𝑄 dalam
sistem koordinat 𝑥′𝑦′𝑧′ mempunyai bentuk
λ1 x′2 + λ2 y′2 + λ3 z′2 + g ′ x ′ + h′ y ′ + i′ z ′ + j = 0
dengan λ1 , λ2 dan λ3 adalah nilai eigen dari 𝐴. Rotasi tersebut dilakukan dengan substitusi
𝑥 = 𝑃𝑥′
dengan 𝑃 mendiagonalkan 𝑥 𝑇 𝐴𝑥secara ortogonal dan𝑑𝑒𝑡(𝑃) = 1.
Contoh 9:
Uraikan permukaan kuadrik yang persamaannya adalah
4𝑥 2 + 4𝑦 2 + 4𝑧 2 + 4𝑥𝑦 + 4𝑥𝑧 + 4𝑦𝑧 − 3 = 0
penyelesaian. Matriks berbentuk persamaan kuadratik di atas adalah
𝑥 𝑇 𝐴𝑥 − 3 = 0 (11)
dengan
4 2 2
𝐴 = [2 4 2]
2 2 4
penyelesaian
𝜆 − 4 −2 −2
det(𝜆𝐼 − 𝐴) = det [ −2 𝜆 − 4 −2 ] = (𝜆 − 2)2 (𝜆 − 8) = 0
−2 −2 𝜆 − 4

nilai eigen dari 𝐴 adalah𝜆 = 2 dan 𝜆 = 8, dan 𝐴 didiagonalkan secara ortogonal oleh matriks
−1/√2 −1/√6 1/√3
𝑃 = [ 1/√2 −1/√6 1/3 ]
0 2/√6 1/√3
dengan dua vektor kolom pertama pada 𝑃 adalah vektor eigen yang berpadanan dengan 𝜆 = 2, dan
vektor kolom ketiga adalah suatu vektor eigen yang berpadanan dengan 𝜆 = 8
karena 𝑑𝑒𝑡(𝑃) = 1, transformasi koordinat ortogonal 𝑥 = 𝑃𝑥′adalah suatu rotasi. Dengan
mensubstitusikan ekspresi ini pada (11), kita akan mendapatkan
(𝑃𝑥′)𝑇 𝐴(𝑃𝑥′) − 3 = 0
atau secara ekuivalen,
(𝑥′)𝑇 (𝑃𝑇 𝐴𝑃)𝑥 ′ − 3 = 0 (12)
akan tetapi,
2 0 0
𝑃𝑇 𝐴𝑃 = [0 2 0]
0 0 8
sehingga (12) menjadi
2 0 0 𝑥′
[𝑥′ 𝑦′ 𝑧′] [0 2 0] [𝑦′] − 3 = 0
0 0 8 𝑧′
atau
2𝑥′2 + 2𝑦′2 + 8𝑧′2 = 3
persamaan ini dapat ditulis ulang sebagai
𝑥′2 𝑦′2 𝑧′2
+ + =1
3⁄2 3⁄2 3 ⁄8
yang merupakan persamaan suatu elipsoid.

Menentukan Punca Persamaan Kuadratik Menggunakan Kaedah Pemfaktoran

Untuk menentukan punca persamaan kuadratik, kita menggunakan kaedah pemfaktoran (factorisation
method), iaitu (x + p)(x + q) = 0 atau (mx + p)(nx + q) = 0.

Oleh kerana sesuatu persamaan kuadratik boleh difaktorkan sebagai hasil darab dua ungkapan
linear (yang boleh disamakan dengan 0), maka persamaan itu selebih-lebihnya mempunyai dua punca.
Contoh 1

Selesaikan setiap yang berikut.

a) x2 = 7x

b) p2 − 6p − 7 = 0

Penyelesaian:
Contoh 2

Selesaikan setiap yang berikut.

a) 2q2 + 7q + 6 = 0

b) 2r2 − 9r + 4 = 0

Penyelesaian:

Contoh 3

Selesaikan setiap yang berikut.

a) 6m2 − 22m − 8 = 0

b) 7p − 2 − 6p2 = 0
Penyelesaian:
BAB III
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/385194143/BENTUK-KUADRATIK-Pertanyaan-Dan-Daftar-Pustaka

https://dokumen.tips/documents/aljabar-linier-bentuk-kuadratik.html

Anda mungkin juga menyukai