Anda di halaman 1dari 15

RESUME VEKTOR PADA RUANG BERDIMENSI 2 DAN RUANG BERDIMENSI 3

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Aljabar Linear Elementer yang
dibimbing oleh Bapak Ery Hidayanto

Oleh :
1. AUDREY TALITHA M / 130312615445
2. M. HABIBURRAHMAN / 130312615434
3. PRATIWI RATIH DEWI / 130312615408
OFFERING H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSANMATEMATIKA
FEBRUARI 2014

A. Pengantar Vektor (Geometrik)


1. Vektor Geometri
Vektor dapat dinyatakan secara geometrik sebagai ruas garis terarah atau anak
panah pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3.
Arah panah menunjukkan arah vektor, sementara panjang anak panah
menggambarkan besarnya.
Ekor anak panah disebut titik awal (initial point) dari vektor, dan ujung anak
panah adalah titik akhir (terminal point).
Vektor dinyatakan dengan huruf kecil tebal (misalnya a, k, v, dan x)

Bilangan-bilangan pada vektor disebut skalar.


Jika titik awal vektor v adalah A dan titik akhirnya adalah B, maka vektor v
ditulis sebagai
B

v =
AB

Vektor-vektor dengan panjang dan arah yang sama disebut ekuivalen.

Vektorvektor

Definisi
Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka jumlah v + w adalah vektor yang
ditentukan sebagai berikut : Tempatkan vektor w sedemikian rupa sehingga titik
awalnya berhimpitan dengan titik akhir v. Vektor v + w diwakili oleh anak panah
dari titik awal v hingga titik akhir w.
w
v

v+w

Vektor dengan panjang nol disebut vektor nol (zero vector) dan dinyatakan
sebagai 0. Didefinisikan
0+ v=v+ 0=v

Vektor nol memiliki arah sebarang. Jika v adalah vektor taknol sebarang, maka
-v adalah bentuk negatif dari v dan didefinisikan sebagai vektor yang besarnya
sama dengan v, tetapi memiliki arah yang berlawanan. Vektor ini memiliki sifat

v + (v ) =0

Definisi
Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih (difference) w dari v
didiefinisikan sebagai

v-w
-w

v
w

v w=v +(w)

Definisi
Jika v adalah vektor taknol dan k adalah bilangan real (skalar) taknol, maka
hasilkali (product) kv didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya |k| kali
panjang v dan arahnya sama dengan v juka k> 0 dan arah berlawanan dengan v jika
k < 0. Didefiniskan kv=0 jika k = 0 atau v = 0.
v

1
2

v
v

2v

-3v

Vektor-vektor berbentuk kv disebut sebagai kelipatan skalar dari v. Dan vektorvektor ini sejajar satu sama lain.

2. Vektor dalam Sistem Koordinat


Misalkan v adalah vektor sebarang pada suatu bidang dan asumsikan bahwa v
ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya berhimpitan dengan titik asal
sistem koordinat siku-siku. Koordinat (v1, v2) dari titik akhir v disebut komponen v
dan ditulis
v =( v 1 , v 2 )
Vektor-vektor dengan komponen yang sama adalah ekuivalen karena memiliki
panjang dan arah yang sama.
Dua vektor v =( v 1 , v 2 ) dan w=(w1 , w2 ) adalah ekuivalen jika dan hanya jika
v 1=w1 dan v 2=w2
Jika v = (v1, v2) dan w = (w1, w2), maka berlaku
1. v+w = (v1+w1, v2+w2)
2. k v = (kv1, kv2) dengan k suatu skalar
3. Vektor pada Ruang Berdimensi 3
Misalkan v suatu vektor pada ruang (R3), maka
komponen dari v adalah (v1, v2, v3) yang secara geometri v1
menyatakan komponen pada sumbu x dan v2 menyatakan
komponen pada sumbu y dan v3menyatakan komponen pada
sumbu z.
Jika v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3), maka
1. v ekivalen dengan w jika dan hanya jika v1 = w1, v2 = w2, v3 =
w3.

2. v + w = (v1+w1, v2+w2, v3+w3)


3. k v = (kv1, kv2, kv3) dengan k suatu skalar
4. Translasi Sumbu
Rumus persamaan translasi :
x ' =xk , y ' = y1

B. Norma suatu Vektor : Aritmatika Vektor


Teorema : Sifat-sifat Aritmatika Vektor
Jika u,v dan w adalah vektor-vektor di dalam R2 atau R3 dan k , l adalah skalar, maka
hubungan yang berikut akan berlaku.
1. u + v = v + u
2. (u + v) + w = u + (v + w)
3. u + 0= 0+ u = u
4. u + (-u) = 0
5. k(l u) = (kl) u
6. k(u + v) = k u + k v
7. (k +l) u = k u + l u
8. |u = u
Norma Vektor
1. Pada ruang berdimensi 2
Panjang vektor didefinisikan :

u= u12+ u22

Jarak antara titik-titik didefinisikan :

d= ( x2 x1 )2+( y 2 y 1 )2

2. Pada ruang berdimensi 3


Panjang vektor didefinisikan :

u= u12+ u22+ u32

Jarak antara titik-titik didefinisikan :

d= ( x2 x1 )2+( y 2 y 1 )2+( z 2z 1)2

C. Hasilkali Titik : Proyeksi

Definisi
Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 dan bedimensi 3 dan

adalah sudut antara u dan v, maka hasilkali titik atau hasilkali dalam Euclidean u . v
didefinisikan oleh
u . v= u v cosJikau 0 d anv 0
0 Jikau=0 atauv=0

Bentuk Komponen dari Hasil Kali Titik


u

) dan
u=

Jika

v1 v2
v = ) adalah dua vektor pada ruang berdimensi 2, maka rumus

yang bersesuaian adalah


u . v=u1 v 1 + u2 v 2
Menentukan Sudut antara Vektor-vektor
Jika u dan v

adalah vektor-vektor taknol, maka rumus yang dapat ditulis adalah

u.v
u v
cos

Teorema 3.3.1
Misalkan

dan

adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang

berdimensi 3
(a)

v .v

= v

1/ 2
; yaitu v = ( v . v )

(b) Jika vektor-vektor

dan

adalah taknol dan

adalah sudut di antaranya,

maka adalah lancip jika dan hanya jika u . v >0


adalah tumpul jika dan hanya jika u . v <0
= /2
jika dan hanya jika u . v= 0

Vektor-Vektor Ortogonal
Jika kita menganggap u dan v adalah 0. Maka kita dapat tanpa pengecualian bahwa dua
vektor u dan v orthogonal (tegak lurus) jika dan hanya jika u v=0 . Untuk
menyatakan bahwa u dan v adalah vektor-vektor ortoginal kita dapat menulisnya dengan
uv
Teorema 3.3.2 : Sifat-Sifat Hasilkali Titik
Jika u , v dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 dan berdimensi 3
dan k adalah scalar, maka :
u . v=v . u
(a)
u . ( v +w )=u . v +u . w
(b)
(c)

k ( u+ v )=( ku ) . v =u .(kv )

(d)

v . v >0 jika v 0, dan v . v=0 jika v=

Proyeksi Ortogonal
Pada sejumlah aplikasi perlu menguraikan suatu vektor u menjadi jumlah dua vektor,
di mana yang satu sejajar dengan vektor teknol a tertentu, dan yang lain tegak lurus
terhahadap a.
Jika u dan a ditempatkan sedemikian sehingga titik-titik awalnya berhimpitan dengan Q,
maka dapat diuraikan vektor u dangan cara berikut : Tariklah garis dari ujung u yang
memotong tegak lurus a dan buatlah vektor w1 dan Q hingga ke kaki dari garis tegak
lurus tersebut. Kemudia menghitung selisih dari
w2= u w1
sebagaimana terlihat pada gambar dibawah, vektor w1 sejajar dengan a, vektor w2 tegak
terhadap a dan

w1 + w2 =w1 + (u w1) =u

Vektor w1 disebut proyeksi orthogonal u pada a atau terkadang disbut komponen vektor u
sepanjang a. ini dinotasikan sbagai
Proja u

Teorema 3.3.3
Jika u dan a adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3 dan
jika a0, maka
Proja u =

ua
a (komponen vektor u sepanjang a)
a . a

u - proja u = u -

ua
a (komponen vektor u yang ortoginal terhadap a)
a . a

Rumus untuk panjang komponen vektor u sepanjang a dapat diperoleh dari

Yang menghasilkan
u a
a
proj a u=
Jika

menyatakan sudut antara u dan a , mka

dapat juga ditulis menjadi


proj a u= u cos

Rumus untuk mencari jarak titik ke garis


D=

ax 0 +by 0 +c

a2 +b 2

u a= u a cos

, sehingga

D. Hasilkali Silang
Definisi
Jika u = (u1, u2, u3) dan v =(v1,v2,v3) adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3.
Maka hasilkali silang u x v adalah vektor yang didefiniskan sebagai

Atau dalam notasi determinan

Untuk memperoleh komponen u x v , melewati langkah-langkah berikut :


(a) Bentuk matriks 2 X 3

u1 u2 u3
v 1 v2 v 3

yang baris pertamanya terdiri dari

komponen-komponen u dan baris kedua terdiri dari komponen-komponen v.


(b) Untuk menghitung u v, hilangkan kolom pertama dan hitung determinannya:
untuk menghitung komponen kedua, hilangkan kolom kedua dan hitunglah nilai
negatif dari determinannya; dan untuk menghilangkan komponen ketiga, hilangkan
kolom ketiga dan hitunglah determinannya

Teorema 3.4.1 Hubungan antara Hasilkali Silang dan Hasilkali Titik


Jika u,v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka :
(a)

u ( u v )=0

(u v adalah ortoginal terhadap u)

(b)

v (u v )=0

(u v adalah ortoginal terhadap v)

(c)

u v

(d)

= u 2 v 2 (u . v)2
u ( v w )= (u w ) v( u v ) w
2

silang)
(e) (u v w=( u w ) v( v w ) u

(identitas Lagrange)
(hub. Antara hasilkali titik dan hasilkali
(hub. Antara hasilkali titik dan hasilkali

silang)

Teorema 3.4.2 Sifat-sifat Hasilkali Silang


Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor sebarang pada ruang berdimensi 3 dan k adalah
skalarsebarang, maka
(a) u v = -(v u)

(b) u (v +w) =(u v)+(u w)


(c) (u+v) w = (u w) + (v w
(d) k(u v) =(ku) v= u (kv)
(e) u 0 = 0 u = 0
(f) u u

Bentuk Determinan dari Hasilkali Silang

Jika u dan v adalah vektor-vektor taknol, maka dapat ditunjukkan bahwa


arah dari u vdapat ditunjukkan dengan menggunakan aturan tangan
kanan . Misalkan

dirotasi melewati sudut

adalah sudut antara u dan v , dan misalkan u

hingga berhimpitan dengan v. jika jari-jari

tangan kanan dikatupkan sehingga jari-jari tersebut menunjuk kea rah


rotasi, maka ibu jari menunjukkan (kurang lebih) arah dari u v.

Interpretasi Geometrik dan Hasilkali Silang


Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang dimensi 3, maka norma dari u

memiliki interpretasi geometric yang penting. Identitas lagrange pada Teorema


3.4.1menyatakan bahwa
u v

= u

(u . v)2

Jika menyatakn sudut antara u dan v, maka


u v 2 =u 2 v 2 u 2 v 2 cos 2
u 2 v 2 ( 1cos2 )
u 2 v 2 sin2

Karena 0 , maka sin


sebagai

0 , sehingga persamaan diatas dapat ditulis lagi

u v = u v sin

Tetapi v sin adalah tinggi dari parallelogram (jajaran genjang) yang dibatasi oleh
u dan v. Jadi akan dapat di simpulkan :
A = (alas)(tinggi)= u v sin = u v
Hasil kali ini benar juga untuk u dan v yang berhimpit

Teorema 3.4.3 Luas Pararlelogram (Jajar Genjang)


Jika u dan v adalh ruang vektor-vektro pada ruang dimensi 3, maka u

v sama

dengan luas dari jajar genjang yang dibatasi oleh u dan v

Definisi
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang dimensi 3, maka
u (v w)
disebut sebagai hasilkali tripel scalar (scalar triple product) dari u, v dan w.

hasilkali tripel scalar dari u = (u1, u2, u3), v =(v1,v2,v3),dan w = (w1, w2, w3) dapat
dihitung rumus

Lalu dapat diperoleh

Interpretasi Geometrik dan Determinan


Teorema 3.4.4

( a ) Nilai absolute dari determinan

Sama dengan luas parallelogram pada ruang berdimensi 2 yang dibatasi oleh vektorvektor u = (u1, u2) dan v =(v1,v2)
( b ) Nilai absolut dari determinan

Sama dengan volume parallelepiped (balok genjang) pada ruang berdimensi 3 yang
dibatasi oleh vektor-vektor u = (u1, u2, u3), v =(v1,v2,v3),dan w = (w1, w2, w3)

Volume V dari parallelepiped adalah

CATATAN. Jika V menyatakan volume dari parallelepiped yang dibatasi oleh vektorvektor u, v dan w , maka sesuai dengan teorema 3.4.4 maka diperoleh

Teorema 3.4.5
Jika vektor-vektor u = (u1, u2, u3), v =(v1,v2,v3),dan w = (w1, w2, w3) memiliki titik awal
yang sama, makavektor-vektor tersebut akan terletak pada bidang yang sama jika dan
hanya jika

E. Garis dan Bidang pada Ruang Berdimensi 3


1. Bidang pada Ruang Dimensi 3
Kita dapat menetukan suatu bidang pada ruang berdmensi 3, jika kemiringan dan
salah satu titiknya diketahui. Metode mudah untuk menggambarkan suatu bidang adalah
dengan menetukan suatu vektor taknol, yang disebut vektor normal, yang tegak lurus
terhadap bidang tersebut.
Misalkan kita ingin mencari persamaan dari bidang yang melewati titik P0(x0, y0, z0)
dan memiliki vektor tanol n = (a,b,c) sebagai normalnya. Maka bidang tersebut terdiri
dari titik-titik P (x,y,z) tersebut dimana vektor adalah ortogonal terhadap n, yaitu,
n . P0P = 0

(1)

Karena P0P = (x - x0, y y0, z - z0), maka Persamaan (1) dapat ditulis kembali sebagai
a(x - x0) + b( y y0) + c(z - z0) = 0

(2)

Kita menyebut ini sebagai bentuk normal-titik (point-normal) dari persamaan suatu
bidang.

Teorema 3.5.1
Jika a, b, c dan d adalah konstanta dan a, b dan c tidak semuanya nol, maka grafik dari
persamaan
ax + by + cz + d = 0

(3)

adalah suatu bidang yang memiliki vektor n = (a, b, c) sebagai normalnya.

Persamaan (3) adalah suatu persamaan linier dalam x, y dan z dan disebut sebagai
bentuk umum (general form) dari persamaan suatu bidang.
Bukti : Menurut hipotesis, koefisien-koefisien a, b dan c tidak semuanya nol. Asumsikan
untuk sementara, bahwa a 0. Maka persamaan ax + by + cz + d = 0 dapat ditulis
kembali dalam bentuk a(x + (d/a)) + by + cz = 0. Tetapi ini adalah bentuk normal titik
dari suatu bidang yang melewati titik (-d/a, 0,0) dan memiliki n = (a, b, c) sebagai
normalnya. Jika
a = 0, maka kalau tidak b 0 maka c 0. Suatu modofikasi
langsung dari argumen diatas akan berlaku untuk kasus-kasus berikut ini.
Sebagaimana solusi dari sistem persamaan linier
ax + by = k1
cx + dy = k2
bersesuaian dengan titik-titik potong garis-garis ax + by = k1 dan cx + dy = k2 pada
bidang xy, maka demikian juga solusi dari sistem
ax + by + cz = k1

dx + ey + fz = k2
gx + hy + iz = k3

(4)

bersesuaian dengan titik-titik potong dari tiga bidang ax + by + cz = k1, dx + ey + fz = k2,


dan gx + hy + iz = k3.
Bentuk Vektor dari Persamaan suatu Bidang
Notasi vektor menawarkan cara alternatif yang berguna untuk menuliskan bentuk
normal-titik dari persamaan suatu bidang. Misalkan r = (x,y,z) adalah vektor dari titik
asal ke titik P(x, y, z), misalkan r0 = (x0, y0, z0) dalah vektir normal terhadap bidang.
Maka
P0P= r r0sehingga rumus (1) dapat ditulis kembali sebagai
n . (r r0) = 0

(5)

ini disebut bentuk vektor dari persamaan suatu bidang (vector form of the equation of a
plane)
2. Garis pada Ruang Berdimensi 3
Pada subbab ini akan dijelaskan bagaimana memperoleh persamaan untuk garis pada
ruang berdimensi 3. Misalkan garis I adala garis pada ruang berdimensi 3 yang melewati
titik P0(x0, y0, z0) dan sejajar dengan vektor taknol v = (a, b, c). Maka jelas bahwa I terdiri
dari tepat titik titik P(x, y, z) tersebut dimana vektor P0P sejajar dengan v, yaitu dimana
terdapat suatu skalar t, sedemikan hingga
P0P

(6)

Jika kita keluarkan komponen-komponennya, (4) dapat ditulis sebagai


(x - x0, y y0, z - z0) = (ta, tb, tc)

Sehingga diperoleh x - x0 = ta, y y0 = tb, z - z0 = tc, sehingga


x = x0 + ta, y = y0 + tb, z = z0 + tc

Pada saat parameter t bervariasi antara (-,), titik P(x, y, z) menelusuri garis l
.Persamaan- persamaan
x = x0 + ta, y = y0 + tb, z = z0 + tc (- < t < )

(7)

disebut sebagai persamaan parametrik (parametrik equation) untuk I


Bentuk Vektor dari Persamaan Garis
Notasi vekotr memberikan cara alternatif untuk menuliskan persamaan parametrik suatu
garis. Misalkan r = (x, y, z) adalah vektor dari titik asal k titik P(x, y, z), misalkan r0(x0,
y0, z0) adalah vektor dari ttik asal ke titik P0(x0, y0, z0) dan misalkan v = (a, b, c) adalah
vektor yang sejajar dengan garis tersebut. Maka P0P= r r0 , sehingga rumus (6) dapat
ditulis kemmbali sebagai
r r0 = tv
dengan memperhitungkan interval nilai-nilai t, persamaan ini dapat ditulis kembali
sebagai
r = r0 + tv (- < t < )

(8)

Ini disebut bentuk vektor dari persamaan suatu garis (vectir form of the equation of a
line)
Masalah mendasar mengenai jarak pada ruang berdimensi 3 adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jarak antara suatu titik denagn suatu bidang
2. Menetukan jarak antara dua bidang yang sejajar
Kedua masalah tersebut saling berkaitan. Jika dapat dicari suatu jarak antara suatu titik
dan suatu bidangmaka dapat dicari jarak antara dua bidang yang sejajar dengan
menghitung jarak antara salah satu bidang dan suatu titik P0 sebarang yang terletak pada
bidang lainnya.

Teorema 3.5.2 Jarak Antara suatu Titik dan suatu Bidang


Jarak D antara P0(x0, y0, z0) dan bidang ax + by + cz + d = 0 adalah
D=

ax 0 +by 0 +cz 0 +d

a +b 2+ c2
2

(9)

Bukti : Misalkan Q(x1, y1, z1) adalah suatu titik sebarang pada bidang. Tempatkan normal
n = (a, b, c) sedemikian rupa sehingga titik awanya terletak pada Q. Jarak D sama dengan
panjang dari proyeksi ortogonal QP0 pada n. Jadi, dari (10) subbab 3.3
D = || projn QP0 || =

Q P0 . n

Tetapi
QP0 = (x0 x1, y0 y1, z0 z1)
QP0 . n = a(x0 x1) + b( y0 y1) + c(z0 z1)
|| n || =

a2 +b2 +c 2

Jadi,
a(x 0 x 1)+b( y 0 y 1)+c (z 0 z 1)
D=

a + b2 +c 2
2

(10)

Karena titik Q(x1, y1, z1) terletak pada bidang tersebut, koordinat-koordinatnya
memenuhi persamaan bidang tersebut, sehingga
ax1 + by1 + cz1 + d = 0
atau
d = -ax1 - by1 - cz1
Dengan mensubtitusikan pernyataan ini ke dalam (10) menghasilkan (9)
CATATAN : Perhatikan kemiripan antara (9) dan rumus untuk jarak antara suatu titik dan
suatu gaaris pada ruang berdimensi 2 [(13) pada Subbab 3.3

Anda mungkin juga menyukai