Anda di halaman 1dari 16

VEKTOR

(GEOMETRIK)
ALJABAR LINEAR
Mentari Rasyid, S.T., M.T
INTRODUCTION

Ketua kelompok
Hengky Alexander Samar (202272098)

Kelompok 3 (B) Abdul Rahman Tongkala (202272058)


Rasti D Wabula (202272068)

Saida Renfaan (202272062)


Nurlela Lesnussa (202272084)

Balgis Safira (202272074)


Lorawati Rumalesin (202272106)
Pengantar Vektor
Dalam bidang sains kita telah mengenal istilah besaran yang tidak
mempunyai arah dan besaran yang mempunyai arah. Umumnya, besaran
yang tidak mempunyai arah dikenal dengan istilah besaran skalar. Seperti:
temperatur, panjang, dan waktu tempu. Sedangkan besaran yang
mempunyai nilai sekaligus arah disebut besaran vektor. Seperti: kecepatan,
gaya, torsi. Secara geometrik, vektor dapat dinyatakan sebagai ruas garis
berarah pada bidang (R2) atau ruang (R3). Tanda panah menunjukkan arah
vektor, sedangkan panjang garis berarah menunjukan panjang vektor. Titik
pangkal dari garis berarah merupakan titik awal vektor, dan titik akhir
merupakan titik ujung vektor.

Biasanya vektor dinyatakan secara simbolis dengan huruf kecil, seperti; u, v,


w dengan atau huruf lainnya yang dicetak tebal. Gambar di sampaing
menunjukan sebuah vektor v yang mempunyai titik awal A dan titik ujung
B dan dapat ditulis,

𝐯 = ⃗AB
Dua buah vektor u= (u1, u2) dan v = (v1, v2)
dikatakan ekuivalen (mempunyai nilai jika u1 = v1 dan u2 = v2. Dengan kata
lain arah dan besar u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah sama.

3
VEKTOR DALAM SYSTEM
KOORDINAT
Sistem koordinat berdimensi 3 adalah sistem koordinat yang terdiri dari tiga
sumbu yang saling tegak lurus dan berpotongan pada titik asal. Masing-masing
adalah sumbu-sumbu x, y, dan z positif. Sedangkan sumbu yang berlawanan arah
bernilai negative.

Misal terdapat vektor (u) dalam sistem koordinat bidang atau R3. Jika titik awal
vektor diletakkan sedemikian rupa sehingga berimpit dengan titik asal sistem 0 0
u1 u1 + v1 u1 u1, u2 v1, v2 (u1 + v1, u2 + v2) u2 u2 + v2 y x v 2 5 koordinat dan
titik akhirnya berada pada koordinat (u1 , u2, u3), maka koordinat (u1, u2, u3)
disebut sebagai komponen vektor u dan ditulis, u = (u1 , u2, u3)
Vektor pada sistem koordinat berdimensi 3

Jika u = (u1 , u2, u3) dan v = (v1 , v2, v3) adalah dua buah vektor pada ruang berdimensi 3, maka argumen
yang berlaku pada vektor bidang juga berlaku untuk vektor pada ruang berdimensi 3. Hal ini berarti, u dan
v dikatakan ekuivalen jika dan dan hanya jika u1 = v1, u2 = v2, u3 = v, u + v = (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3.
Jika (k) adalah sebuah skalar, maka ku = (ku1 , ku2, ku3).

Contoh 3.1

Jika u = (2, 2, 5), v = (3, –2, –4), dan k = 2, tentukan u + v, v – u, dan kv.
Penyelesaian :
u + v = (2+3, 2+(–2), 5 +(–4)) = (5, 0, 1)
v – u = (3 – 2, –2 –2, –4 –5) = (1, –4, –9)
kv = 2(3, –2, –4) = (6, –4, –8)

5
TEOREMA VEKTOR
Sifat-sifat Operasi Vektor Teorema
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada bidang (R2 ) atau pada ruang
(R3); c dan k adalah skalar-skalar, maka berlaku:
(a) u + v = v + u (d) u – u = u + (–u ) = 0 (g) (c+k)u = cu +
(b) (u + v) + w = u + (v + w) (e) 1u = u ku
(c) u + 0 = 0 + u (f) ck(u) = c(ku) = (h) k(u+v) = ku +
k(cu) kv
Vektor Satuan
Jika v adalah sebuah vektor tak-nol, baik pada R2 maupun R3, maka 𝐮 = 1/‖𝐯‖ 𝐯 adalah
vektor satuan.
Vektor satuan yang secara umum dikenal adalah vektor satuan standar untuk R2 dan R3
yang disimbolkan dengan i, j, k. Komponen masing-masing vektor tersebut adalah i = (1, 0,
0), j = (0, 1, 0), dan k = ( 0, 0, 1). Jika terdapat vektor u = (u1 , u2, u3), maka kita dapat
menulisnya dalam bentuk vektor satuan standar i, j, k, yaitu,
u = (u1 , u2, u3) = u1(1, 0, 0) + u2(0, 1, 0) + u3(0, 0, 1) = u1 i + u2 j + u3 k.
Vektor satuan standar untuk Rn biasanya disimbolkan dengan,
e1 = (1, 0, 0, … , 0), e2 = (0, 1, 0, … , 0), e3 = (0, 0, 1, … , 0), . . . , en = (0, 0, 0, … , 1)

6
TEOREMA PERKALIAN TITIK
Perkalian titik disebut juga perkalian skalar atau perkalian dalam Euclidean. Perkalian titik menghasilkan skalar.
Misal terdapat dua vektor posisi u dan v, dan dimisalkan juga sudut yang diapit oleh kedua vektor tersebut adalah θ.

Jika u dan v adalah vektor-vektor, baik pada R2 maupun pada R3 dan θ adalah sudut yang diapit oleh u dan v maka
hasil kali titik, disimbolkan dengan u.v, didefinisikan oleh,
𝐮. 𝐯 = { ‖𝐮‖ ‖𝐯‖ cos θ 0
jika 𝐮  ≠ 0 dan 𝐯  ≠ 0
jika 𝐮 = 0 atau 𝐯 = 0

Penerapan aturan kosinus

7
Dari aturan cosinus,

Dari definisi ‖𝐮‖‖𝐯‖cos θ = 𝐮. 𝐯


Sehingga perkalian titik dua buah vektor di R 2 adalah 𝐮. 𝐯 = 𝑢1𝑣1 + 𝑢2𝑣2
Sedangkan perkalian titik dua buah vektor di R 3 adalah 𝐮. 𝐯 = 𝑢1𝑣1 + 𝑢2𝑣2
+ 𝑢3𝑣3
Contoh
Jika u = (–1, 2, 2), v = (–2, 2, 1), tentukan u . v dan sudut yang diapit oleh kedua vektor tersebut!
Penyelesaian

8
Misal u dan v adalah vektor-vektor, baik pada R2 maupun pada R3,
(a) v . v = ||v||2; yaitu ||v|| = (v . v) 1/2
(b) Jika u dan v adalah vektor-vektor tak-nol dan θ adalah sudut yang diapitnya, maka
θ adalah sudut lancip
θ adalah sudut tumpul jika dan hanya jika u . v > 0
θ = /2 jika dan hanya jika u . v < 0
jika dan hanya jika u . v = 0
Kita telah mengetahui bahwa
jika dua buah vektor membentuk sudut θ = θ /2 berarti vektor tersebut saling tegak lurus atau
ortogonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Jika u . v = 0 maka u dan v saling tegak lurus atau
ortogonal.

Sifat-sifat hasil kali titik


Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang
berdimensi 3, dan k adalah skalar, maka (a) u . v = v . u
(b) u . (v + w ) = u . v + u . W
(c) k (u . v) = (k u) . v = u . (k v)
(d) v . v > 0 jika v  ≠ 0, dan v . v = 0 jika v = 0

9
PROYEKSI VEKTOR
Proyeksi vektor a pada b, yaitu p merupakan perkalian antara
proyeksi skalar a pada b dengan vektor satuan dari b. Kita tulis,

Dengan demikian, proyeksi vektor a pada b dapat kita rumuskan


menjadi

10
VEKTOR VEKRTOR ORTOGONAL
Jika terdapat vektor tak-nol u dan a, maka kita dapat menguraikan vektor u yang sejajar a
dan tegak lurus a. Misal titik awal vektor u dan a diletakkan sedemikian rupa sehingga
berimpit di titik Q

Proyeksi vektor u sejajar dan tegak lurus a

Vektor w1 disebut sebagai proyeksi ortogonal u pada a (orthogonal projection of u on a) atau


komponen vektor u sepanjang a (vector component of u along a) dan dinotasikan sebagai proja u
Vektor w2 disebut sebagai komponen vektor u yang ortogonal terhadap a (vector component of u
orthogonal to a).

Dari Gambar
w2 = u – w1
w1 + w2 = w1 + (u – w1) = u
w2 = u – proja u

11
Contoh

Jika u = (3, 1, –4), a = (5, –2, 1), tentukan komponen vektor u sepanjang a dan komponen
vektor u yang ortogonal terhadap a.

Penyelesaian
Komponen vektor u sepanjang a

12
PERKALIAN SILANG VEKTOR
Perkalian silang dari dua buah vektor menghasilkan sebuah vektor.
Perkalian silang disebut juga dengan istilah perkalian vektor dan hanya
berlaku untuk R3
.
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah dua buah vektor maka
hasil kali silang, yang disimbolkan dengan u x v, didefinisikan sebagai,

13
Hubungan antara hasilkali titik dan hasil kali silang
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3,
maka: (a) u . (u x v) = (u ortogonal terhadap u x v)
(b) v . (u x v) = 0 (v ortogonal terhadap u x v)
(c) ||u x v||2 = ||u||2 ||v||2 –(u . v) 2 (identitas Lagrange)
(d) u x (v x w) = (u . w)v – (u . v)w (hubungan hasil kali titik dan hasil kali silang)
(e) (u x v) x w = (u . w)v – (v . w)u (hubungan hasil kali titik dan hasil kali silang)

Sifat-sifat hasil kali silang


Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, dan k adalah sembarang skalar, maka: (a) u x v = – (u
x v)
(b) u x (v+w) = (u x v) + (u x w)
(c) (u + v) x w = (u x w) + (v x w)
(d) k(u x v) = (ku) x v
(e) u x 0 = 0 x u = 0 (f) u x u =

Hasil kali Silang Vektor Satuan Standar


Sebelumnya telah dibahas vektor satuan standar dan komponen komponennya, yaitu,
i = (1, 0, 0) j = (0, 1, 0) k = (0, 0, 1)
Berikut contoh perkalian dua vektor satuan standar. i x j = (0)(0)–(0)(1), (0)(0) – (1)(0), (1)(1) – (0(0) = (0, 0, 1) = k 12
k x j = (0)(0)–(1)(1), (1)(0) – (0)(0), (0)(1) – (0)(0) = (–1, 0, 0) = –(1, 0,0) = – i
i x i = (0)(0)–(0)(0), (0)(1) – (1)(0), (1)(0) – (0(1) = (0, 0, 0) = 0

14
GARIS DAN BIDANG DALAM 3 DIMENSI
Bidang dan Garis dalam Ruang Dimensi Tiga

Jika N adalah vektor tak nol, Po adalah suatu titik pada ruang dimensi tiga,
maka himpunan semua titik P yang mana Pop dan N adalah orthogonal
didefinisikan sebagai bidang yang melalui Po terhadap N sebaga vektor
normal.
Jika Po(xo, yo, Zo) titik pada bidang dan vektor normal N=(a, b, c), maka
persamaan bidang tersebut adalah
(x-xo)+b(y-yo) + c(zzo) = 0(1)Jika a, b, c adalah konstanta yang tidak semuanya
nol, kurvadari persamaanax+by+cz+d=0adalah bidang dan (a, b, c) adalah
vektor normal bidang tersebut.
thank you

Anda mungkin juga menyukai