Anda di halaman 1dari 28

VEKTOR di R2, R3 dan Rn

Program Studi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi
2019
Definisi Vektor
 Ada dua besaran yaitu:
 Vektor  mempunyai besar dan arah
 Skalar  mempunyai besar
 B A : titik awal
AB
B : titik akhir
A

 Notasi vektor biasanya menggunakan huruf


kecil (misal: a, b, u, v).
Operasi Vektor (1)
 Penjumlahan vektor
u v u+v

u+v adalah vektor dengan titik asal


di titik asal u dan titik akhirnya di
vektor v.
 Kesamaan vektor
2 vektor dikatakan sama jika besar
dan arahnya sama.
Operasi Vektor (2)
 Perkalian vektor dengan skalar
Jika v suatu vektor dan k0 suatu skalar, maka kv
adalah suatu vektor yang besarnya |k| kali besar
vektor v dan searah v jika k>0 dan berlawanan arah
dengan v jika k<0.

v 2v -2v

 Jika v suatu vektor, maka –v adalah vektor yang


besarnya sama dengan vektor v, tetapi arahnya
berlawanan.

v -v
Vektor di R2
 v di R2 dapat dinyatakan dalam komponen-
komponennya.
v2 (v1,v2)
v

v1
 Jika u, v vektor di R2, maka:
u=v  u1=v1 dan u2=v2
u+v = (u1,u2)+(v1,v2) = (u1+v1,u2+v2)
 Jika u di R2 dan k0 skalar, maka:
ku = k(u1,u2) = (ku1,ku2)
Vektor di R3
 v di R3 juga dapat dinyatakan dalam
komponen-komponennya, yaitu:
v=(v1,v2,v3)
 Jika u dan v vektor di R3, maka:
u=v  u1=v1 ; u2=v2 ; u3=v3
u+v = (u1,u2,u3)+(v1,v2,v3)
= (u1+v1,u2+v2,u3+v3)
 Jika u di R3 dan k0 skalar, maka:
ku = k(u1,u2,u3) = (ku1,ku2,ku3)
Norma Vektor (1)
 Misalkan u vektor di R2, R3 atau Rn maka
norma u dengan notasi u didefinisikan
sebagai:
u  u  u2  un
1
2 2 2

Sedangkan jarak antara u dan v adalah:

u v  (u1 v1)2 (u2 v2)2 (un vn)2


CONTOH:

Diberikan u=(2, 3, 2, -1) dan v = (4, 2, 1, 3) maka:

u  2 2  32  2 2  (1) 2  18

v  4 2  2 2  12  3 2  30

Jarak antara vektor u dan vektor v adalah:

u v  (24)2 (32)2 (21)2 (13)2  22


Norma Vektor (2)
 Jika v0 suatu vektor di R2, R3 atau Rn maka
v
merupakan vektor satuan. v

CONTOH: u=(1,2,0)

u  12  22  02  5

Vektor satuan yang dapat dibentuk:


 1 2 0  1 2 
 , ,  5, 5,0 
 5 5 5  5 5 

Vektor yang normanya = 1 disebut vektor unit (vektor satuan)


Sifat Operasi Vektor
 Jika u,v,w vektor di R2, R3 atau Rn maka
berlaku:
1. u+v = v+u
2. (u+v)+w = u+(v+w)
3. u+0 = 0+u = u
4. u+(-u) = (-u)+u = 0
5. k(lu) = (kl)u
6. (k+l)u = ku+lu
7. k(u+v) = ku+kv
8. 1.u = u
Vektor di Rn
 Jika u,v di Rn, maka u=(u1,u2,…,un)
dan v=(v1,v2,…,vn)
 u=v  u1=v1 ; u2=v2 ; … ; un=vn
u+v = (u1,u2,…,un)+(v1,v2,…,vn)
= (u1+v1,u2+v2,…,un+vn)
 Jika u di Rn dan k0 skalar, maka:
ku = k(u1,u2,…,un) = (ku1,ku2,…,kun)
Perkalian Titik
(Dot Product) (1)

 Jika u dan v vektor di R2, R3 atau Rn dan θ


sudut antara u dan v maka hasil kali titik atau
hasil kali dalam Euclidean dengan notasi u.v
didefinisikan sebagai :

 u v cos jika u  0 dan v  0


u.v  
 0 jika u  0 dan v  0

 Dengan aturan cosinus, didapatkan bahwa:


u  v  u1v1  u 2 v2  u n vn
Perkalian Titik
(Dot Product) (2)
 CONTOH: u=(2,1,-3) dan v=(1,0,-1)
Berapa sudut antara u dan v?
 Penyelesaian:
u = (2,1,-3)  u  12  22  (3)2  14
v = (1,0,-1)  v  12  02  (1)2  2
u.v = 2.1 + 1.0 + (-3)(-1) = 5
u.v = u v cos θ
5 = 14 2 cos
θ 5 5 5
  7  θ = arc cos 7
28 2 7 14
5 14
cos θ =
Perkalian Titik
(Dot Product) (3)
 Jika u dan v vektor di R2, R3 atau Rn maka:
1. u.u = ||u||2
2. Jika u dan v bukan vektor nol dan θ sudut
antara u dan v, maka:
 θ sudut lancip  u.v > 0
 θ sudut tumpul  u.v < 0
 θ = /2  u.v = 0

CONTOH: u=(1,-2,3), v=(-3,4,2), w=(3,6,3)


Bagaimana sudut yang terbentuk
antara 2 vektor masing-masing?
Sifat Perkalian Titik
 Jika u, v, w vektor di R2, R3 atau Rn
maka:
1. u.v = v.u
2. u.(v+w) = u.v + v.w
3. k(u.u) = (ku).u = u.(kv), k skalar
4. u.u>0 jika u0
u.u=0 jika u=0
Vektor Ortogonal
 Misal u, v vektor di R2, R3 atau Rn,
maka u dikatakan tegak lurus v atau
u disebut vektor ortogonal, jika
u.v=0
Proyeksi Ortogonal (1)
 Diberikan vektor a0 dan vektor u0
w2 w1+w2 = u
u w1 = u-w2

w1 a

 Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal


vektor u pada vektor a (w1=Projau)
 Vektor w2 disebut komponen vektor u yang
tegak lurus vektor a (w2=u-Projau)
Proyeksi Ortogonal (2)

 Jika a vektor di R2, R3 atau Rn dan a  0


maka:

u .a .a
w1 = Projau = 2
a

u .a .a
w2 = u-Projau = u  2
a
Proyeksi Ortogonal (3)
 CONTOH:
Diketahui: u=(2,-1,3) dan a=(4,-1,2)
Tentukan Projau dan ||Projau|| !
Penyelesaian:
u.a = (2)(4)+(-1)(-1)+(3)(2) = 15
||a||2 = 16+1+4 = 21
w1 = Projau = 15/21.(4,-1,2)
=  60 15 30   20 5 10 
, ,    , , 
 21 21 21   7 7 7
400 25 100 525 75 5 3 5
||w1|| =       21
49 49 49 49 7 7 7
Perkalian Silang
(Cross Product) (1)

 Misal u, v vektor-vektor di R3
 Perkalian silang vektor u dan v dengan
notasi uxv adalah:
 u 2 u 3 u1 u 3 u1 u 2 
uxv   , , 
v v v v v v 
 2 3 1 3 1 2 
uxv = (u2v3-u3v2, -u1v3+u3v1, u1v2-u2v1)

CONTOH: u=(1,2,0), v=(0,1,-1)


Maka uxv=(-2,1,1)
Perkalian Silang
(Cross Product) (2)
 Vektor i, j, k disebut
i(1,0,0)
vektor satuan standar
j(0,1,0)

k(0,0,1)

 Misal v sebarang vektor di R3 berarti


v=(v1,v2,v3)
v=v1(1,0,0)+v2(0,1,0)+v3(0,0,1) i j k
v=v1i + v2j + v3k  uxv = u1 u 2 u 3
v1 v 2 v 3
Hubungan Perkalian Titik
dengan Perkalian Silang

 Jika u,v,w vektor di R3 berlaku:


1. u.(vxw) = 0 jika u(uxv)
2. v.(uxv) = 0 jika v(uxv)
3. ||uxv||2 = ||u||2||v||2 – (u.v)2
4. ux(vxw) = (u.w).v – (u.v).w
5. (uxv)xw = (u.w).v – (v.w).u
Sifat Perkalian Silang
 Jika u, v vektor di R3 dan k skalar,
maka:
1. uxv = -vxu
2. ux(v+w) = (uxv)+(uxw)
3. (u+v)xw = (uxw)+(vxw)
4. k(uxv) = (ku)xv = ux(kv)
5. ux0 = 0xu = 0
6. uxu = 0
Parallelogram (1)
 Jika u dan v vektor dengan titik asal sama
maka ||uxv|| merupakan luas daerah
parallelogram yang ditentukan oleh uxv.
S R
v  ||v||
||v||sin θ
parallelogram
θ
P u  ||u|| Q

 Luas jajaran genjang PQRS


= alas x tinggi = ||u|| ||v|| sin θ = ||uxv||
 Luas segitiga PQS = ½ luas jajaran genjang
= ½ ||uxv||
Parallelogram (2)
 u1 u 2 
 Harga mutlak dari determinan   adalah
v 1 v 2 

sama dengan luas parallelogram di R2 yang


ditentukan oleh vektor u=(u1u2) dan
v=(v1,v2)
 u1 u 2 u 3 
 
 Harga mutlak dari determinan v1 v 2 v 3 
w w w 
 1 2 3

adalah sama dengan volume parallelogram


di R3 yang ditentukan oleh vektor
u=(u1,u2,u3), v=(v1,v2), dan w=(w1,w2,w3)
Soal latihan (1)
 Diketahui: u=(1,-2,3), v=(-3,4,2), w=(3,6,3)
1. Berapakah sudut yang terbentuk antara u dan w?
(tanpa kalkulator)
2. Sudut apakah yang terbentuk antara 2 vektor
masing-masing?
3. Tanda . berarti perkalian titik, x berarti perkalian
silang, hitung:
a. Berapakah (uxw).3v?
b. Berapakah (2u.w)x3v?
c. Berapakah (2uxw)x3v?
d. Berapakah (2u.w).3v?
4. Berapa luas parallelogram yang terbentuk dari vektor
v dan w?
5. Berapa volume parallelogram yang terbentuk dari
ketiga vektor tersebut?
Soal Latihan (2)
1. Hitung norm dari vektor berikut :
a. u = (2, -3)
b. u = (-1, 0, 4)
c. u = AB, A(1, 3, 2), B(4, -2, -1)
2. Hitung sudut antara u dan v bila :
a. u = (1, -3) dan v = (3, 1)
b. u = (2, 1, -3) dan v = (3, 1, 1)
3. Diketahui u adalah vektor yang merupakan ruas garis dari titik A (2, 3, 4) ke
titik B (5, 5, 5)
a. Tentukan vektor u tersebut dan hitung berapa norm dari u ?
b. Hitung jarak antara u dengan v = (1, 1, 3).
4. Diketahui u = (2, k, 3) dan v = (4, 2, 7) sedangkan jarak antara u dan v adalah
6 satuan. Tentukan nilai k !
5. Tentukan nilai k agar vektor u = (2k, k, 3) dan v = (k, 5, -1) saling tegak lurus !
6. Tentukan nilai k agar sudut antara u dan v adalah 1800 dengan u = (k+1, k+1,
1) dan v = (-k-1, -k-1, k) !
7. Diketahui vektor u = (4, -2, 1) dan v = (0, 2, -1). Tentukan !
a. Vektor proyeksi orthogonal dari u terhadap v.
b. Vektor proyeksi orthogonal dari v terhadap u.
c. Panjang vektor proyeksi orthogonal dari u terhadap v.
d. Panjang vektor proyeksi orthogonal dari v terhadap u.
e. Komponen dari v yang tegak lurus terhadap u.
f. Komponen dari u yang tegak lurus terhadap v.

8. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik sudut A(1, 2, 3), B(-2, 2, 1) dan C(3, 1, 3).
a. Hitung luas segitiga ABC dengan menggunakan A sebagai titik sudut !
b. Hitung luas segitiga ABC dengan menggunakan B sebagai titik sudut !
c. Hitung luas segitiga ABC dengan menggunakan C sebagai titik sudut !

Anda mungkin juga menyukai