Disusun oleh :
JAKARTA
2020
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kita tahu bahwa dot vektor sangat berperan dalam perhitungan sudut dan vektor proyeksi.
Keistimewaan dot terletak pada Cosθ yang membuat perkalian vektor bersudut 90 derajakt akan
bernilai nol, sehingga mempermudah perhitungan. Lalu, bagaimana dengan cross Product?
Cross (X) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan vektor yang
tegak lurus dengan kedua vektor itu di dalam dimensi 3, yang didefinisikan dalam rumus:
=
di sini µ adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan vector α dan tegak lurus
dengan vector β.
BAB II
Isi
Cross (X) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan vektor yang
tegak lurus dengan kedua vektor itu di dalam dimensi 3, yang didefinisikan dalam rumus:
=
di sini µ adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan vector α dan tegak lurus
dengan vector β.
Hasil dari cross product adalah vektor yang tegak lurus dengan vector α dan vektor β.
Sementara, jika kita ingin meng-skalar-kan cross product, maka unsur µ dapat kita
hilangkan, maka rumusnya menjadi:
Perkalian silang A x B pada vektor didefinisikan sebagai suatu vektor yang arahnya tegak lurus
pada bidang dimana vektor A dan B berada dan mengikuti aturan tangan kanan, sementara
besarnya vektor tersebut sama dengan hasil kali dari besar kedua vektor dengan sinus sudut
apit antara kedua vektor tersebut. Secara matematis dirumuskan :
A x B = A sin θ
Berikut adalah hal-hal penting dalam perkalian silang dua buah vektor :
a. Nilai 0º Pada perkalian titik dua vektor berlaku sifat distributif sebagaimana dijelaskan
di atas.
c. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus yaitu sudut apit teta = 90º maka
|A x B| = AB
d. Jika kedua vektor A dan B segaris (teta = 0º) dapat searah atau berlawanan maka A x B = 0
B x A = B (A sin θ) = BA sin θ
Seperti disebutkan sebelumnya perkalian silang hasilnya adalah vektor bukan skalar. Jadi ia juga
punya arah. Besarnya hasil perkalian sudah kita temukan rumusnya di atas, sekarang kita akan
belajar bagaimana menentukan arahnya. Kita gambar dulu kedua vektor A dan B (vektor A dan
B ada bidang datar yang sama).
Kita misalkan hasil perkalian silang A x B adalah vektor C. Arah vektor C nih tegak lurus dengan
bidang vektor A dan B. Untuk menentukan arahnya kita bisa menggunakan kaidah tangan
kanan. Kita menggunakan tangan dengan empat jari digenggamkan dan ibu jari yang
diacungkan. Kita genggamkan jari searah dengan arah dari A ke B (karena perkalian silang A x
B) sehingga arahnya akan berlawanan dengan arah jarum jam. Kita tegakkan ibu jari dan arah
yang ditunjukkan oleh ibu jari tersebut adalah arah vektor C. Ibu jari menunjuk ke atas.
Vektor satuan
Vektor satuan didefinisikan sebagai vektor yang memiliki panjang satu satuan. Di bidang ,
vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan y dinyatakan sebagai i = ( 1,0 ) dan j = ( 0,1 ),
sedangkan pada ruang ( R3) , vektor satuan yang searah sumbu x,y dan z adalah i = ( 1,0,0 ) , j = (
0,1,0 ) dan k = ( 0,0,1 ). Penulisan komponen dari vektor juga dapat menggunakan vektor satuan
.
Misalkan :
u = ( a,b ) , maka u juga dapat dituliskan u = a i + b j
v = ( a,b,c ) , maka v juga dapat dituliskan v = a i + b j + c k
Perkalian silang antara dua vektor di R3
Diketahui u = ( u1,u2,u3 ) dan v = ( v1,v2,v3 ) Perkalian silang antara u dan v didefinisikan
sebagai :
Hasil kali silang dari dua buah vektor akan menghasilkan suatu vektor tegak lurus terhadap u
dan v . Sedangkan untuk mengetahui panjang dari vektor ini, akan dilakukan analisa yang lebih
jauh untuk mengetahuinya . Kuadrat dari norm u x v adalah ||u x v||²
||u x v||² = ( u2.v3 – u3.v2 ) ² + (u1.v3 – u3.v1) ² + ( u1.v2 – u2.v1) ²
= (u1² + u2² + u3² ) ( v1² + v2² + v3² ) – ( u1v1 + u2v2 + u3v3 ) ²
= ||u²|| ||v²|| − (u . v) ²
Contoh :
1. u = ( 3,2,-1 ) , v = (0,2,-3 ), w = ( 2,6,7 )
ditanya : (u+v) x w ?
Contoh :