Seperti halnya nama Archimedes yang banyak dipakai orang. Untuk menghindari kerancuan,
maka masing-masing nama disebutkan asalnya. Begitu pula terdapat banyak nama
Apollonius yang dikenal dalam hubungannya dengan ilmu. Beberapa nama Apollonius yang
dikenal umum. Apollonius dari Rhodes yang lahir pada kisaran tahun 295 SM adalah ahli
sastra Yunani, murid Callimachus yang juga guru dari Eratosthenes; Apollonius dari Tralles,
dua abad SM, adalah seorang pemahat Yunani; Apollonius dari Tyana, abad pertama, adalah
salah satu pengikut Pythagoras (Pythagorean); Apollonius dari Dyscolus, dua abad setelah
masehi, ahli bahasa Yunani dan perintis pembelajaran tata-bahasa secara sistematis; dan
Apollonius dari Tyre adalah nama pustakawan terkenal.
Riwayat
Apollonius yang menjadi matematikawan lahir di Perga, Pamphylia yang sekarang dikenal
dengan sebutan Murtina atau Murtana, terletak di Antalya, Turki. Pada jaman itu, Perga
adalah pusat kebudayaan dan lokasi kuil Artemis, dewi alam. Saat muda usia Apollonius
pergi ke Alexandria dimana dia belajar di bawah bimbingan para pengikut Euclid sebelum
mengajar di sana. Kemudian, Apollonius pergi ke Pergamun di mana di sana terdapat
universitas dan perpustakaan besar untuk menyaingi perpustakaan besar di Alexandria sedang
dalam tahap pembangunan. Pergamum saat ini tidak lain merupakan nama lain dari kota
Bergama terletak pada propinsi Izmir di Turki, adalah kota Yunani kuno. Dengan lokasi pada
25 km dari laut Aegean pada perbukitan sebelah utara lembah sungai Caicus (sekarang
disebut dengan sungai Bakir).
Di Pergemum, Apollonius bertemu dengan Eudemus yang menulis buku Sejarah Geometri
(Hystory of Geometry) dan Attalus, yang diperkirakan adalah Raja Attalus I dari Pergamum.
Prakiraan ini diawali dari kata pengantar buku Apollonius yang menunjukkan rasa hormat
dan sembah takzim kepada Attalus.
Asal-usul nama
Archimedes sudah mencetuskan nama parabola yang artinya bagian sudut kanan kerucut. Apollonius
(barangkali melanjutkan penamaan Archimedes) mengenalkan kata elips dan hiperbola dalam
kaitannya dengan kurva-kurva tersebut. Istilah elips, parabola, dan hiperbola bukanlah
penemuan Achimedes maupun Apollonius; mereka mengadaptasi kata dan artinya dari para
pengikut Pythagoras (pythagorean), dalam menyelesaikan persamaan-persamaan kuadratik untuk
aplikasi mencari luas. Elips berarti kurang atau tidak sempurna digunakan untuk memberi nama
apabila luas persegi panjang pada bidang yang diketahui disetarakan dengan bagian garis tertentu
yang diketahui hasilnya kurang. Hiperbola yang artinya kelebihan dipakai apabila luas persegi
panjang pada bidang yang diketahui disetarakan dengan bagian garis tertentu yang diketahui
hasilnya lebih. Parabola yang artinya di samping atau pembanding) tidak mengindikasikan lebih atau
kurang. Apollonius menggunakan ketiga istilah di atas dalam konteks baru yaitu sebagai persamaan
parabola dengan verteks pada titik asal, (0,0), sistem Kartesian, adalah y = lx (l = latus rectum atau
parameter) sekarang diganti dengan 2p atau bahkan 4p.
Namanya Phytagoras (582 SM
496 SM, bahasa Yunani: ) lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos,
di daerah Ionia. Beliau adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya. Dia juga dikenal sebagai Bapak
Bilangan. Banyak sumbangan penting yang dia berikan pada dunia
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Berdasarkan cerita dalam tradisi Yunani, sepanjang hidupnya dia banyak
melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan ke Mesir tersebut
dalam rangka berguru dan menimba ilmu pada imam-imam di Mesir. Karena
kecerdasannya yang luar biasa, konon para imam yang dikunjunginya merasa
tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid walaupun pada
akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Selain kepada
imam di Thebe, dia juga berguru pada beberapa imam. Diantaranya pada imam-
imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar
Logistik dan Geometri. Dia juga belajar ritus-ritus mistik pada para Magi dan
belajar teori perlawanan dalam pertemuannya dengan Zarathustra.
Phytagoras kembali ke Samos setelah selesai dalam perjalanannya
mencari ilmu dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk
anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Sekitar tahun 530 Polycartes, ia
berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan hal ini karena ketidaksetujuannya
dengan pemerintahan tyrannos . Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah
tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan Kaum Phytagorean.
Teori Phytagoras adalah salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal.
Pada teori ini dia menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga
siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-
sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum
lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena
ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.