Oleh :
1. Devi Putri Permatasari (1213021016)
2. Lusi Armina (1213021034)
3. Meliza Nopia (1213021040)
4. Tika Rahayu (1213021070)
5. Zulfitriani (1213021080)
PENDAHULUAN
Geometri netral lahir setelah Gerolamo Saccheri (1667-1733, dari Italia), berusaha
membuktikan bahwa postulat sejajar euclid adalah sebuah teorema yang dapat
dibuktikan dengan berdasar pada postulat euclid. Namun, Saccheri tidak berhasil
membuktikan hal tersebut. Ternyata usaha ini menjadi awal dari geometri netral.
Geometri netral disebut juga geometri absolut.
PEMBAHASAN
“melalui satu titik dapat dibuat hanya satu garis yang tegak lurus pada suatu garis
yang diketahui’.
Teorema 1:
Jika dua garis terletak pada satu bidang dan keduanya tegak lurus pada garis
ketiga maka kedua garis semula adalah sejajar.
Bukti:
1. Misalkan L1, L2, dan T adalah tiga garis itu, dengan L1 tegak lurus T di P, dan
L2 tegak lurus T di Q.
T
P L1
Q L2
2. Karena L1 dan L2 terletak sebidang, maka ada tiga kemungkinan tentang L1 dan
L2 , dan hanya satu yang berlaku, yaitu :
(i). L1 = L2
(ii). L1 memotong L2
(iii). L1 // L2
3. Jika L1 = L2 maka hanya ada satu garis yang tegak lurus. Padahal ada dua garis
yang tegak lurus. Jadi tidak mungkin L1 = L2.
4. Jika L1 memotong L2, sebutlah di titik R ini berarti ada dua garis yang melalui
R yang tegak lurus pada T. Sedangkan menurut teorema (tidak dibuktikan), “
melalui satu titik dapat dibuat hanya satu garis yang tegak lurus pada garis
lain.” Karena itu, tidak mungkin L1 memotong L2 di R.
Teorema 2 :
Jika ada satu titik yang tidak terletak pada sebuah garis, maka paling sedikit ada
satu garis yang melalui titik tadi serta sejajar dengan garis yang diketahui.
Bukti :
1. Misalkan titik P tidak terletak pada garis L dan keduanya terletak pada satu
bidang V.
L1
P L2
2. Jelas ada sebuah L1 yang melalui P dan tegak lurus L(berdasarkan teorema
yang digunakan pada langkah 4 bukti teorema 1).
3. Berdasarkan teorema yang sama, dari P dapat dibuat garis L2 yang tegak lurus
L1.
4. Sekarang L2 melalui P dan L2 tegak lurus L1; sedangkan L tegak lurus L1 maka
L2 sejajar L.
5. Berdasarkan teorema 1 diatas, disimpulkan bahwa ada garis yang melalui P dan
sejajar L, yaitu garis L2. (terbukti).
A 2 3 P B L1
1 4
3 2
C 4 1Q D L2
Pada gambar tersebut, L1 dan L2 adalah garis-garis yang terletak pada satu bidang
sedangkan T adalah garis yang memotong L1 di P, dan memotong L2 di Q. T
dinamakan transversal. P1 dan Q2 adalah sudut-sudut dalam berseberangan.
Demikian juga Q3 dan P4. Dengan notasi lain, sudut APQ dan sudut PQD adalah
sudut-sudut dalam berseberangan, begitu pula sudut CQP dan sudut QPB.
Teorema sudut luar segitiga adalah sbb:
“ sudut luar suatu segi tiga selalu lebih besar dari pada sudut dalam yang
berjauhan.”
Bukti:
Teorema 3:
Diketahui dua garis dan sebuah transversal, jika sepasang sudut dalam
berseberangan kongruens (ukuran susutnya sama), maka dua garis semula sejajar.
Bukti:
A P1 2 B L1
4 3
R 1 2
C Q4 3 D L2
1. Misalkan kedua garis itu adalah L1 dan L2, dan transversalnya adalah T.
2. Ambillah sudut APQ kongruen sudut PQD.
3. Kita harus menunjukkan bahwa L1 sejajar L2, artinya tidak mungkin L1
memotong L2. Dalam pembuktian ini akan digunakan teorema sudut luar dari
suatu segitiga, yaitu: “sudut luar dari suatu segi tiga selalu lebih besar dari pada
sudut dalam yang berjauhan.” Pada gambar berikut sudut DBC adalah sudut
luar adari segitiga ABC. Maka sudut DBC > sudut BAC dan sudut DBC >
sudut BCA.
C
A B D
4. Misalkan L1 dan L2 berpotongan di R. Maka terbentuklah sebuah segitiga
PQR. Pandanglah sudut PQD sebagai sudut luar, dan sudut APQ sebagai sudut
dalam yang berjauhan.
5. Menurut teorema sudut luar, haruslah berlaku bahwa sudut PQD > sudut APQ.
Tetapi hal ini bertentangan dengan apa yang diketahui (hipotesis) bahwa sudut
APQ kongruen sudut PQD.
6. Dengan demikian maka tidak mungkin L1 memotong L2 di R, maka haruslah
L1 sejajar L2.
Pada gambar diatas sudut P1 dan sudut Q1 disebut sudut-sudut sehadap. Demikian
juga pasangan sudut P3 dan sudut Q3. Sedangkan sudut P4 dan sudut Q2 disebut
sudut-sudut dalam berseberangan, pasangan sudut P2 dan Q3 sudut luar sepihak.
Teorema 4:
Diketahui dua garis dan sebuah transversal. Jika sepasang sudut-sudut sehadap
sama, maka sepasang sudut-sudut dalam berseberangan sama juga.
Akan dibuktikan: 1. ∠P1 = ∠Q1, ∠P2 = ∠Q2, ∠P3 = ∠Q3, ∠P4 = ∠Q4
2. ∠P3 = ∠Q1 , ∠P4 = ∠Q2
Bukti :
i. Sudut – sudut sehadap :
misal ∠Q4 > ∠ P4 , maka garis k dan l berpotongan dan akan membentuk
segitiga.padahal di ketahui garis k ∥ l . Pengandaian salah, jadi ∠P4 = ∠Q4
∠P1 + ∠P4 = sudut lurus
∠Q1 + ∠Q4 = sudut lurus
Aksioma 1.
∠P1 + ∠P4 = ∠Q1 + ∠Q4
∠P1 + ∠Q4 = ∠Q1 + ∠Q4
Aksioma 3. kedua ruas di kurangi dengan ∠Q4
∠P1 + ∠Q4 - ∠Q4 = ∠Q1 + ∠Q4 - ∠Q4
∠P1 = ∠Q1
∠P1 + ∠ P2 = sudut lurus
∠Q1 + ∠Q2 = sudut lurus
Aksioma 1.
∠P1 + ∠P2 = ∠Q1 + ∠Q2
∠P1 + ∠P2 = ∠P1 + ∠Q2
Aksioma 3. kedua ruas di kurangi dengan ∠P1
∠P1 + ∠P2 - ∠P1 = ∠P1 + ∠Q2 - ∠P1
∠P2 = ∠Q2
∠P3 + ∠P4 = sudut lurus
∠Q3 + ∠Q4 = sudut lurus
Aksioma 1.
∠P3 + ∠P4 = ∠Q3 + ∠Q4
∠P3 + ∠Q4 = ∠Q3 + ∠Q4
Aksioma 3. kedua ruas di kurangi dengan ∠Q4
∠P3 + ∠Q4 - ∠Q4 = ∠Q3 + ∠Q4 - ∠Q4
∠P3 = ∠Q3
Terbukti.
Teorema 5:
Diketahui dua garis dan sebuah transversal. Jika sepasang sudut-sudut sehadap
sama, maka kedua garis semula akan sejajar.
Akan dibuktikan: k ∥ l ?
Bukti:
Andai k tidak sejajar dengan l , k dan l akan berpotongan di titik n.
Dari gambar diatas diperoleh: titik P, Q dan N membentuk suatu segitiga PQN
Teorema 7. sudut di luar segitiga lebih besar dari sudut di daalam segitiga yang
tidak bersisian dengan sudut luar.
∠P1 > ∠Q1 dan ∠Q4 > ∠P4
∠P1 = ∠P3 ( bertolak belakang )
Teorema 1. Sudut yang bertolak belakang besarnya sama
∠P3 = ∠P1 ∠P4 = ∠P2
∠Q3 = ∠Q1 ∠Q4 = ∠Q2
Teorema 1.
∠P1 > ∠Q1 ∠Q4 > ∠P4
∠P3 > ∠Q1 ∠Q2 > ∠P4
Terjadi kontradiksi karena telah diketahui bahwa ∠P3 = ∠Q1 dan
∠P4 = ∠Q2, maka terbukti bahwa k ∥ l .
a. Sudut A ≡ sudut B
b. AB ≡ DC
AD disebut alas bawah.
BC disebut alas atas.
Sudut A dan sudut D disebut alas bawah
Sudut B dan sudut C disebut sudut alas atas
Saccheri menarik garis yang tegak lurus pada ujung-ujung dua buah segmen garis
yang saling sejajar. Bangun yang terbentuk ini disebut sebagai segiempat saccheri.
B C
A D
Teorema 1
Segiempat saccheri adalah segiempat ABCD dengan AB sebagai alasnya, AD dan
BC adalah kaki-kakinya sedemikian sehingga AD = BC .
<A dan <B merupakan sudut siku-siku.
D C
A B
<A dan <B dinamakan sudut alas dan <C dan < D dinamakan sudut puncak.
D C
A B
Teorema 2
Sudut puncak saccheri adalah sama (dengan menggunakan kelima postulat).
Bukti :
Perhatikan ΔDAB dan ΔCBA
<DAB = <CBA = 90° , AD = BC , AB adalah garis lurus.
S.Sd.S postulat, ΔDAB dan ΔCBA adalah kongruen.
Perhatikan juga ΔACD dan ΔBDC
Dimana AD = BC, AC = BD, CD adalah garis lurus.
Dengan S.S.S postulat, ΔACD dan ΔBDC adalah kongruen.
Juga ΔACD = ΔBDC, sehingga OD = OC dan OB = OA.
Teorema 3
Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dari dasar dan puncak tegak lurus
terhadap keduanya.
Bukti :
M adalah titik tengah AB dan N adalah titik tengah DC.
Dengan teorema sebelumnya OD = OC,
DN = CN, dan ON = OM.
N
D C
A B
M
Dengan S.S.S postulat, ΔOCN dan ΔODN adalah kongruen. Sehingga <CNO =
<DNO = 90°, yaitu ON tegak lurus terhadap CD. Dengan demikian, ΔOAM =
ΔOBM adalah kongruen. Sehingga <OAM = <OBM = 90°, yaitu OM tegak lurus
terhadap AB. Selain itu, <CNO = <DON, <COB = <DOA, <BOM = <AOM.
Jadi, <CON + <COB + <BOM = <DON + <DOA + <AOM = 180°. MON adalah
garis lurus, dimana MN tegak lurus terhadap AB dan CD.
Teorema 4
Pada segiempat Saccheri, sudut-sudut atasnya sama besar.
Bukti :
Misal diketahui segiempat ABCD. D C
Tarik diagonal AC dan BD sehingga
terbentuk dua segitiga, yaitu ΔABD
dan ΔBAC.
A B
Pandang ΔABD dan ΔBAC
AD = BC .........definisi 1
<A = <B .........definisi 1
AB = AB ..........Berhimpit
Berdasarkan S.Sd.S postulat, maka ΔABD ≡ ΔBAC
Akibatnya AC = BD
Teorema 5
Pada segiempat Saccheri, sudut-sudut atasnya lancip.
Bukti :
Berdasarkan Akibat 1 Teorema 3, yaitu jumlah besar sudut-sudut dalam
segiempat kurang dari 360°. Maka,
<A + <B + <C + <D < 360°
90° + 90° + <C + <D < 360° ......Definisi 1
<C + <D < 180°
2 <C < 180° ...... Teorema 4
<C < 90°
Jadi, terbukti bahwa <C dan <D adalah lancip.
Jika sebuah titik terletak tidak pada suatu garis, maka terdapat paling sedikit dua
garis yang dapat ditarik melalui titik itu serta sejajar dengan garis tadi.
L
Garis A // L dan garis b // l. Garis A dan garis B berpotongan di titik P.
Bukti :
Buat garis L dan titik P tidak pada L. kita memperoleh garis M melalui P sejajar
L. PQ tegak lurus ke L pada Q dan PQ tegak lurus M pada P. dengan postulat
kesejajaran Lobachevsky, ada garis lain N melalui P sejajar L. Salah satu sudut
yang dibentuk oleh N dengan PQ harus lancip. Ambil X titik di N sedemikian
sehingga sudut QPX lancip. Y titik di garis M pada sisi yang sama seperti titik X.
Jadi segitiga PQR mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800. (terbukti).
Teorema L2 : Jumlah ukuran sudut dari suatu segitiga adalah kurang 1800.
Bukti :
Jika ada sebuah segitiga yang jumlah besar sudutnya kurang dari 1800, maka
setiap segitiga jumlah besar sudutnya juga kurang dari 1800…………… (1)
Ada sebuah segitiga yang jumlah besar sudutnya kurang dari 1800…… (2)
Berdasarkan (1) dan (2) maka jumlah besar sudut setiap segitiga kurang dari 1800.
Teorema L3 : Melalui sebuah titik diluar garis yang tidak memuat titik itu
terdapat tak terhingga garis yang sejajar dengan garis tadi.
Bukti :
Akibatnya ada banyak gaaris tak berhingga seperti garis PR. (terbukti).
Teorema L4 : Jumlah ukuran sudut dalam setiap segiempat adalah jurang dari
3600.
Bukti :
Segiempat ABCD pada gambar diatas, jika dibuat garis yang menghubungkan
titik B dan D maka akan terbentuk dua segitiga, segitiga I dan segitiga II, berdasar
teorema L2 bahwa jumlah besar sudut dari segitiga kurang dari 180°, maka
segiempat tersebut jumlah besar sudut-sudutnya kurang dari 360°.
Bukti :
Maka dalam geometri netral jumlah besar sudut-sudut dalam setiap segitiga
adalah dua kali sudut siku-siku atau 180°. Hal ini bertentangan dengan teorema
L2 sebelumnya. Berarti pengandaian salah. Sehingga terbukti bahwa tidak ada
persegi panjang.
Postulat: tidak ada garis-garis sejajar yang terletak pada satu bidang.
Jika dua garis terletak pada satu bidang dan keduanya tegak lurus pada garis
ketiga, maka kedua garis semula adalah sejajar.
atau
Dua garis yang terletak sebidang dan tegak lurus pada sebuah garis akan sejajar.
Buktikan : L // M
Bukti :
L M C
L M
N A B
A B C’
Andaikan garis L dan M tidak sejajar, dan misalkan perpotongannya adalah titik
C.
1. Pada garis L buatlah segmen AC’ yang sama panjang dengan segmen AC.
(Pada suatu garis dapat dibuat sebuah segmen yang sama panjang dengan
segmen yang diketahui)
2. Tarik garis BC’. (melalui dua titik dapat dibuat suatu garis)
3. ∆ ABC ≅ ∆ ABC’
(sifat kongruensi: sisi-sudut-sisi) AC ≅ AC’, ∠ BAC ≅ ∠ BAC’, AB ≅
AB
4. ∠ ABC ≅ ∠ ABC’ (unsur-unsur yang bersesuaian adalah kongruen)
5. Garis BC berimpit dengan garis BC’ (hanya ada satu garis yang tegak
lurus pada garis lain, melalui satu titik pada garis lain itu)
Dengan demikian garis AC dan BC atau garis L dan M mempunyai titik
persekutuan.
Jika kita akan memberlakukan postulat kesejajaran Riemann, maka teorema yang
telah dibuktikan diatas harus disingkirkan. Dengan demikian, satu dari prinsip-
prinsip yang digunakan dalam pembuktian di atas harus disingkirkan ( juga
postulat paralel Euclides). Namun sifat-sifat dasar tentang kongruensi segitiga dan
garis-garis tegak lurus dipandang wajar dan benar.
Langkah yang bermasalah adalah langkah ke-6, bahwa garis L dan M berimpit
dengan alasan L dan M secara bersamaan memuat titik C dan C’. Langkah ke-6
ini akan gagal jika C dan C’ sama (berimpit). Adakah prinsip geometri yang
membenarkan C dan C’ berimpit? Untuk menjamin C dan C’ berbeda diperlukan
postulat pemisah bidang (sebuah garis yang terletak pada suatu bidang
memisahkan bidang itu atas dua bagian yang berlawanan). Untuk menghindari
langkah ke-6 di atas, pertentangan C dan C’ sama atau berbeda menjadi tidak
bermasalah jika sifat dua titik menentukan satu garis tidak dipergunakan, artinya
dibolehkan berlakunya sifat dua garis berpotongan di dua titik.
a. Tiap dua garis berpotongan pada tepat satu titik, tetapi tidak ada garis yang
memisahkan bidang (menolak prinsip pemisah bidang)
→ geometri eliptik tunggal
b. Tiap dua garis berpotongan tepat pada dua titik, dan tiap garis memisahkan
bidang.
→ geometri eliptik ganda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geometri netral lahir setelah Gerolamo Saccheri (1667-1733, dari Italia), berusaha
membuktikan bahwa postulat sejajar euclid adalah sebuah teorema yang dapat
dibuktikan dengan berdasar pada postulat euclid. Namun, Saccheri tidak berhasil
membuktikan hal tersebut, dan hal ini merupakan awal dari geometri netral.
Dalam geometri netral terdapat pula suatu segiempat yang di kenal dengan
segiempat saccheri. Segiempat Saccheri disebut segiempat Saccheri karena untuk
menghormati sumbangsih Gerolamo Saccheri yang telah tercatat hampir
menemukan geometri non-Euclid. Saccheri mengkonstruksi sebuah segiempat
yang kemudian dikenal dengan nama segiempat saccheri.
Purcell, E.J. dan Varberg, D. (1996). Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta:
Erlangga.
http://lukman8.files.wordpress.com/2013/01/bab_7_geometri_netral.pdf
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=pnYhVKPvMM728QXw5YLADQ#q=
geometri+netral