NIM : 4518103014
Kelas : PGSD A
*Pertemuan Pertama*
Teori Bilangan
1. Pembungktian langsung
Contoh:
Jika n suatu bilangan bulat genap, maka suatu bilangan bulat genap.
Misalnya: 2k
Bukti:
Misalkan n bukti, yaitu n=2k maka k bilangan bulat maka bilangan bulat.
Bukti langsung ini biasanya diterapkan untuk membuktikan teorema yang berbentuk
implikasi pq. Di sini p sebagai hipotesis digunakan sebagai fakta yang diketahui atau sebagai
asumsi. Selanjutnya, dengan menggunakan p kita harus menunjukkan berlaku q. Secara logika
pembuktian langsung ini ekuivalen dengan membuktikan bahwa pernyataan pq benar
dimana diketahui p benar.
Contoh Buktikan, jika x bilangan ganjil maka x 2 bilangan ganjil. Bukti. Diketahui x
ganjil, jadi dapat ditulis sebagai x = 2n - 1 untuk suatu bilangan bulat n. Selanjutnya, x 2 = (2n
- 1)2 = 4n 2 + 4n + 1 = 2 (2n 2 + 2) +1 = 2m + 1: m Karena m merupakan bilangan bulat maka
disimpulkan x 2 ganjil.
Jika N suatu bilangan bulat dan n adalah ganjil, maka n adalah ganjil.
Bilangan bulat n = 1, 2, 3, 4, 5
n=genap
n=2.k
maka n2 = 4k2
n2 = bukan ganjil
Metoda ini mempunyai keunikan tersendiri, tidak mudah diterima oleh orang awam.
Dalam membuktikan kebenaran implikasi pq kita berangkat dari diketahui p dan q.
Berangkat dari dua asumsi ini kita akan sampai pada suatu kontradiksi. Suatu kontradiksi
terjadi bilamana ada satu atau lebih pernyataan yang bertentangan. Contoh pernyataan
kontradiksi : 1 = 2, -1 < a < 0 dan 0 < a < 1, ”m dan n dua bilangan bulat yang relatif
Metode ini memiliki keunikan tersendiri, tidak mudah diterima oleh orang awan. Dalam
membuktikan kebenaran implikasi P Q kita berangkat dari diketahui p dengan Q.
Contoh:
a>o
1/a>0
Misalnya
a= neagtif
l= positif
merupakan materi yang menjadi perluasan dari logika matematika. Logika matematika
sendiri mempelajari pernyataan yang bisa bernilai benar atau salah, ekivalen atau ingkaran
sebuah pernyataan, dan juga berisi penarikan kesimpulan. Induksi matematika merupakan
metode yang digunakan untuk membangun kevalidan pernyataan yang diberikan dalam istlah-
istilah bilangan asli. Prinsip induksi matematika menyatakan bahwa:
1. 1€N
2. K€N, maka K+1€ S
Contoh:
Berikut merupakan contoh soal agar kalian dapat lebih memahami mengenai bagaimana cara
menyelesaikan suatu pembuktian rumus dengan menggunakan induksi matematika.
Deret
Contoh 1
Jawab :
P(n) : 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1)
Langkah Pertama :
2 = 1(1 + 1)
Langkah Kedua :
2 + 4 + 6 + … + 2k = k(k + 1), k ∈ N
Langkah Ketiga
2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)
Dari asumsi :
2 + 4 + 6 + … + 2k = k(k + 1)
2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 2)
2 + 4 + 6 + … + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)
Jadi, n = (k + 1) benar
Contoh 2
Keterbagian
Definisi l menytakan:
Jika a dan b adalah bilangan bulat a tidak sama dengan 0, dikatakan a membagi (habis) b jika
terdapat bilangan bulat c sedemikian hingga b=ac. Bilangan a disebut pembagi atau faktor dari
b dan dinotasikan aƖb. Sebaliknya a tidak membagi (habis) b diberi notasi aIb.
Contoh:
*Habis membagi
√27 = 0
3
27
28
3
27
√
10
9=1
Contoh:
= 1I1 (identitas perlakalian)
Contoh:
2I8 bIc=4I8
Contoh:
2I8.3 (habis)
Pembungktian= 8.3 = 24
24:2 = 12
8.1 = 8
8:2 = 4
8.2 = 16
16 : 2 = 8
Contoh:
alb-c=2l-4=-2
Contoh:
24l2
6.4l2
6. alb dan alc maka al (bx+by) untuk setiap bilangan bulat x dan ya.
Contoh 1 :
Contoh 2 :
alb = 2l4
alc = 2l6
2n= 2-2-2………
Suatu bilangan habis dibagi oleh 2n jika n digit terakhir bilangan tersebut habis dibagi oleh
2n, sehingga bisa ditarik suatu keimpulan bahwa:
a) Suatu bilangan bulat dibagi 2 jika digit terakhir bilangan itu habis dibagi 2.
b) Suatu bilangan habis dibagi 4 jika 2 digit bilangan terakhir habis dibagi 4
c) Suatu bilangan habis dibagi 8 jika 3 digit bilangan terakhir habis dibagi 8
d) Suatu bilangan habis dibagi 6 jika jumlah semua digit bilangan habis dibagi 3 dan digit
satuannya gelap.
e) Suatu bilangan habis dibagi 12 jika bilangan yang dibentuk dua digit terakhir habis
dibagi 4 dan jumlah digitnya habis dibagi 3.
Contoh:
a) 2 2/2
b) 4 32/4
c) 8 332/8 (tidak habis)
d) 6 semua digit 3
e) 12 32/4
Misalkan bilangan:
Contoh:
Jawaban:
Karena 72=8x9
Jadi nilai 89b habis dibagi 8 ganti coba ganti banyak dengan bilangan 0-9.
b. 891, 893, 895, 897, 899 tidak habis dibagi 8 karena merupakan bilangan ganjil.
c. 89018=98,75
d. 89218=99
Jadi:
= a+9+8+9+2+1
=a+24
∃! 𝑞, 𝑟 ∈ 𝑏 ∋ 𝑏 = 4𝑎 + 𝑟, 0 ≤ 𝑟 < 𝑎
Jika alb, maka r memenuhi ketasamaan a<r<a. Dalam situasi ini, q dinamakan hasil
bagi, r dinamakan sisa ketika b dibagi a.
Jawab :
304 = 1 × 296 + 8
296 = 37 × 8 +0
Bukti :
Diperoleh
1 = ma + nb
Bukti:
b-na, n∈ 𝐵
-. b-3a, b-2ab-2a, b-a,b,b+a,- yang mempunyai bentuk umum suku adalah b-na. Ambil
himpunan S yang anggotanya adalah suku-suku yang tidak negative yaitu:
s (b-na[ (b-na≥ 0, 𝑛 ∈ 𝐵
r-a= (b-qa)-a
Sehingga:
Q1a+r2=q2a+r2
(q1-q2)a+(r1-r2)=0
(r1-r2)=(q2-q1)a
Contoh:
Jawaban:
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya.
Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan. Himpunan semua
bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z, berasal dari Zahlen. Himpunan Z
tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian.
1) Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan dengan syarat I 0. Kita menyatakan bahwa
Z= ac
Contoh:
b=ac
8=2.4
2) Notasi: alb jika b=c, cz dan a l 0, <2= himpunan bilangan bulat). Kadang-kadang
pernyataan Na habis membagi B pangat n ditulis juga Nb kelipatan a pangkat n.
Definisi urutan bilangan bulat untuk a-b ∈ 𝑧, 𝑎 < 𝑏 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑏 − 𝑎 > 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 −
𝑎. 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓.
a-b
a<b→𝑏−𝑎 >0
b-a=positif
2< 3 → 3 − 2 = 1
Setiap himpunan bilangan bulat positif (Z+) yang tidak kosong (Z+=(∅) →
𝐻𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎𝑖 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙, 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢:
b. Sifat Archimedes
Contoh:
2.3<4 6<4
4-2.3>0
-2>0
2.3-4>0
6-4>0
2>0(Benar)
c. Teorema I (teorema Euciliden)
Misalkan m dan n adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat n>0. Jika m dibagi
dengan n maka terdapat dua buah bilangan bulat unik q (quotoint, dan r (remainder),
sedemikian sehingga m=nq+r.
Contoh:
m dan n ∈ 𝑧
n>0Positif
m (dibagi) r (sisa)
n (pembagi)
g (hasil)
Misalnya:
21:6=3 (sisa 3)
m=n Q + r
21 = 6.3+3
Contoh soal:
1. Sebuah termometer menunjukkan suhu 21°C. Setelah beberapa saat dicelupkan ke dalam air
es dicampur garam, pada termometer terjadi penurunan suhu sebesar 25°C. Berapa suhu yang
ditunjukkan termometer tersebut?
Penyelesian:
Penyelesaian
(-22+1) / 7 = (-21) / 7 = -7
3. Seorang turis menyelam hingga 68 meter di bawah permukaan laut. Kemudian turis itu naik
setinggi 25 meter. Berada pada posisi berapakah turis itu dari permukaan laut saat ini ?
Penyelesaian
Pertemuan 4
(FPB)
Definisi: Suatu bilangan bulat b dikatakan dapat dibagi oleh bilangan bulat a≠
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡 𝑐. 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑢𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑏 =
𝑎𝑐. 𝑑𝑖𝑚𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑏. 𝑁𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎 < 𝑏 𝑏 = 𝑎𝑐. Dinotasikan alb, notasi a<b diartikan b tidak
dapat dibagi oleh a. Jika alb dikatakan a tidak dibagi ileh a. Jika alb dikatakan a pembagi dari
b, atau a faktor dari b atau b kelipatan a.
Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar dari dua terbesar yang membagi
semua bilangan tersebut. Dalam bahasa Inggris, FPB dikenal dengan Greatest Common
Divisor, sering juga disebut sebagai Greatest Common Factor atau Highest Common Factor.
Teorema
Teorema adalah sebuah pernyataan, sering dinyatakan dalam bahasa alami, yang
dapat dibuktikan atas dasar asumsi yang dinyatakan secara eksplisit ataupun yang
sebelumnya disetujui.
Bukti:
Contoh:
1|81
Contoh:
Contoh:
8= 1,2 , 1, 8
16 = 1, 2., 4, 8, 16
-8 = 1,2,4, 8
17= 1, 7
=1
-5, 5 =1,5
1,5
-8= 1,2, 4, 8
=4
Algoritma Pembagian
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dengan b> 0, maka ada dengan tunggal pasangan
bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi a = qb + r, degan 0 ≤ 𝑟 < 𝑏. Selanjutnya FPB
dari a dan b dapat dicari dengan mengulang-ulang algoritma pembagian ini.
Contoh:
1 = 0(-7) + 1
2 = 1(-7) + 5
61 = (-8)(-7) + 5
-59 = 9(-7) + 4.
Bukti :
Bukti:
Bilangan Prima
Bilangan prima adalah dalam matematika, bilangan prima adalah bilangan asli yang
lebih besar dari angka 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. Bilangan
2 dan 3 adalah bilangan prima, sedangkan 4 bukan bilangan prima karena 4 memiliki faktor
selain 1 dan 4, yakni 2.
Sehingga semua bilangan prima kurang dari 100 yaitu 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29,
31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89, dan 97.
Contoh:
Pembahasan:
Jawaban: 11 dan 37
Bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 dan bukan bilangan prima disebut
bilangan korsposit (tersusun)
LEMMA 1.1
Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar dan 1 dapat dibagi oleh suatu bilangan
prima.
Bukti:
Lemma dibuktikan dengan kontradiksi diasumsikan bahwa ada bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 1 tetapi tidak punya pembagi berupa bilangan prima. Maka himpunan
dari bilangan-bilangan bulat yang lebih besar dari 1dengan pembagi bukan bilangan prima
tidak kosong. Berdasarkan sifat Wellor daring himpunan tersebut mempunyai elemen terkecil
sebuah n. Bilangan n bukan prima, sebab n|n dan n tidak mempunyai para bagi prima. Maka
dapat ditulis n = a b dengan |<a <n, dan n tidak mempunyai pembagi prima. Maka dapat ditulis
n = a.b dengan |<a<n dan 1<b<n, karena a<n, dan n terkecil yang tidak mempunyai pembagi
prima, maka a mempunyai pembagi prima sebut p, sehingga a = k.p dengan k bilangan positif.
Contoh:
n=>1
Teorema Eucides
Teorema adalah sebuah pernyataan, sering dinyatakan dalam bahasa alami, yang dapat
dibuktikan atas dasar asumsi yang dinyatakan secara eksplisit ataupun yang sebelumnya
disetujui.
n = n! + 1
n=>1
- 1!+1 =2
- 2= 1!+ 2= 2! + 1=3
- 3 = 3!+1. 3. 2+1=1
- 4 = 4!+ 1.4.3.2!+1=25
- 5 =5! + 1 =5.4,3.2+1=121
- 6 = 6!+6, 5, 4, 3, 2!+1 =721
- 7 = 7! + 7, 6, 5, 4, 3, 2!+ 1 = 5.041
- 8 = 8! +8, 7, 6, 5, 4, 3 2!+ 1= 40,321
- 9 = 9! + 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2! + 1 =362, 881
- 10 = 10!, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2 +1= 3. 628.801
Bukti:
menurut Lemma 1.1, menjelaskan bahwa Qn mempunyai paling tidak 1 pembagi prima,
sebut qn. Maka 4n pasti lebih besar dari pada n.
P = √157
P = 12. 5209
Contoh:
a. 157
Penyelesaian:
P = √157
P = 12. 5209
Contoh:
5 = 2+3
10 = 5 + 5
24 = 11 + 23
64 = 31 + 33
Teori dasar aritmatika sangat penting untuk menunjukan bilangan prima yang dibangun
dari bilangan bulat.
Disini teorinya berbunyi teorema teori dasar aritmatika. Setiap bilangan bulat positif
yang lebih besar dari satu dapat dituliskan sebagai hasil bilangan prima dengan faktor prima
dalam bentuk yang tidak turun.
Contoh:
Pertemuan ketujuh (7)
Aritmatika Modulo
Misalkan a dan m bilangan bulat (m) 0. Operasi a modm (dibaca “a modulo m”).
Memberikan a jika a dibagi m.
Notasi = mod m= r, sedemikian sehingga a = mq + r dengan 0 ≤ 𝑟. < 𝑚
Contoh:
5 mod 2 = 1
5 = 2.2 + 1 = 2m
m disebut modulus atau modulo dan hasil aritmatika modulo m terletak di dalam
himpunan {o, 1, 2, m 1}
Contoh 1:
Beberapa hasil operasi dengan operator modulo.
(i) 23 mod 5 = 3 ( 23 = 5.4+3
(ii) 27 mod 3 = 0 (27 = 3.9 + 0)
(iii) 6 mod 8 = 6 (6 = 8. 0+6)
(iv) 0 mod 12-0 ( 0-12.0+0)
(v) -41 mod 9-4 (-41-9 [-5] + 4)
(vi) -39 mod 13-0 (39-[-3] + 0)
Penjelasan untuk (v) : karena a negative, bagi [a] mod m-r2 ≠ 0. 𝐽𝑎𝑑𝑖 |−41|𝑚𝑜𝑑 9 =5
sehingga -41 mod 9-9-5-4
Kongruen
Misalnya 38 mod 5-3 dan 13 mod 5-3, maka dikatakan 38 = 13 (MOD 5) [Baca : 38
kongruen dengan 13 dalam modulo 5].
Contoh:
38 = 5.7 + 3
13 = 52 +3
Misalkan a dan b bilangan bulat dan m adalah bilangan >0, maka a=b (mod m) jika m
habis membagi a-b
Contoh:
Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka ditulis a+b (mod m)
Contoh 12:
7 = /15 (mod 3) (3 tidak habis membagi -7-15-22) =a=b (mod m) dalam bentuk “sama dengan
dapat dituliskan sebagai a-b | km [K adalah bilangan bulat].
Contoh 13:
17 = 2 (mod 3 17 = 2 + 5.3
Contoh 14:
Teorema 4
Contoh 15;
Teorema 4 tidak memasukan operasi pembagian pada aritmatika modulo karena jika
kedua luas dibagi dengan bilangan bulat, maka kekongruen tidak selain dipenuhi.
Contoh 16:
10-4n(mod 3) dapat dibagi dengan 2 karena 10/2-5 dan 4/2 – 2, dan 5-2 (mod 30
14=8 (mod 6) tidak dapat dibagi dengan 2 karena 14/2-7 dan 8/2-4. tetapi 7-4 (mod 6).
Latihan soal
Jika a=b (mod m) dan c=d (mod m) adalah sembarang bilangan bulat maka buktikan bahwa
ac=bd (mod m)
Jawab:
345
678
9 10 11
modulo 4= 0123
4567
8 9 10 11
Penyelsaiannya:
maka
[ac=(b+k1m) (a=b+k2m)
Pertemuan 9
Didalam aritmatika bilangan riil, invers (inverse) dan perkalian adalah pembagian.
Contoh:
Didalam aritmatika modulo, masalah menghitung inversi modulo lebih sukar. Jika a
dan m reatif prima dan m) maka balikan (inver) dari amodulo m ada.
Bukti”
a dan m relative prima , jadi PBB (a,m) =1, dan terdapat bilangan bulat x dan y sedemikian
sehingga;
Xa+ym=1
Yang mengimplikasikan bahwa Xa+Ym = 1( mod m), karena Ym = 0 (mod m), maka Xa= 1
(mod m) kekongruen yang terakhir imi berarti bahwa x adalah balikan dari amodulo m.
Pembuktian diatas juga menceritakan bahwa untuk mencari balikan dari a modulo m,
kita harus membuat kombinasi lanjar tersebut merupakan balikan dari a modulo m.
Koefisien a dari kombinasi lanjar tersebut merupakan balikan dari a modulo m.
Contoh 17:
Karena PBB ( 4 .9 )-1, maka balikan dari 4 (mod 9) ada dari algoritma Euciliden diperoleh
bahwa 9=24_1
2-4+1.9-1
Dari persamaan terakhir ini kita peroleh -9 adalah balikan dari modulo 9 periksa
bahwa-2.4-1(mod 9)
4-1,2,4
9=1 , 3, 9
9=2.4_1
1.9-2-4-1 = 1
-9 8
17=2.7+3
1 =17. 1 +2-8
18 +1, 2, 5, 10
Catatan:
Setiap bilangan yang kongruen dengan -2 (mod 9) juga adalah invers dari 4, misalnya
7, -11, 16 dan seterusnya, karena 7 = -2 (mod 9) (9 habis dibagi 7-(2)= 9
karena PBB (17,7) = 1 , maka )1, 7) =1 maka balikan dari 17 (mod 7) ada. Dari
algoritma eucileden diperoleh rangkaian pembagian berikut:
(i) 17= 2.7 +3
(ii) 7 = 2.3 +1
(iii) 3.1 =0 (yang berarti PBB (17,7) +1)
3-17n-2.7)-1.7-2. 17+4.7-2.17
atau
-2.17+15.7=1
Karena PBB )18, 10) -2 maka balikan dari 18 (mod 10) tidak ada.
Misalkan X adalah balikan dari a (mod m) maka ax-1 (mod m) (defnisi balikan modulo) atau
dalam nilai-nilai semua dengan ax-1+km
atau
X-(1 +km)/ a
Contoh 18:
k-3 -(1+9.3)/4-7
k= -1 x – (1+9-1)/4-(`2)
Latihan soal:
Tentukan semua balikan dari 9 (mod 11). Misalkan 9-1 (mod 11) =x maka 9x=1 (mod
11) atau 9x= 1+11k atau x= (1+ 11k) /9
X= 5, semua bilangan lain yang kongruen dengan 5b(mod 11) juga merupakan so;usiyaitu –
b, 16, 27.
Kekongruen Lanjar
(m>0), a dan b sembarang bilangan bulat , dan x adalah perubahan bilangan bulat, dan x adalah
perubahan bilangan bulat)
Contoh 19:
Tentukan solusi
4.9=3+kg
X=3x+4
k-1 x-(3+1.9)1/4-3
k=-6x-(3-6.9)/4- (-15)
Latihan:
Sebuah bilangan bulat jika dibagi dengan 3 bersisa 2 dan jika ia dibagi dengan 5 tersisa
3. Berapakah bilangan bulat tersebut?
Jawab:
x = 2 + 3k
Subtisinya (iii) kedalam (ii):
X= 2+3kq
= 2+3 (2+5k2)
= 2+6+15k2
= 8+15 k2
Semua nilai X yang kongruen dengan 8 (mod 15) adalah solusinya yaitu:
Dari zaman kuno, pesan sekarang rahasia telah dkirim. Klasik kebutuhan untuk
komunikasi rahasia telah dikirim. Klasik kebutuhan untuk komunikasi rahasia telah terjadi
didalam urusan diplomasi dan militer. Sekarang, dengan komunikasi elektronik yang masuk
digunakan secara luas, kerahasian telah terjadi di dalam menjadi isu penting. Baru-baru ini
dengan munculnya perbankan eletronik kerahasian telah menjadi yang diperlukan bahkan
untuk semua orang kecuali penerima yang dimaksud.
Sebuah chipper yang digunakan oleh Julius Caesar didasarkan pada subtansi dimana
setiap huruf digantikan dengan tiga huruf bagian bahwa abjad, dengan tiga huruf terakhir
bergeser ketiga huruf pertma dasar alphabet. Untuk menggambarkan Chipter ini menggunakan
aritmatika modulo. Biarkan p menjadi setara numerik surat dalam plaintext dan c setara
Dumerik dari huruf Chipertext yang sesuai, kemudian
Plaintext A B C D E F G H I J K L M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Chipertext 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
D E F G H I J K L M N O P
Plaintext N O P Q R S T U V W X Y Z
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Chipertext 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2
Q R S T U V W X Y Z A B C
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh:
Plaintext A B C D E F G H I J K L M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Chipertext 10 17 24 5 12 19 0 7 14 21 2 9 16
K R Y F M T A H O V C J Q
Plaintext N O P Q R S T U V W X Y Z
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Chipertext 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2
Q R S T U V W X Y Z A B C
Latihan:
A 14
P November
K 11
PLAINTEXT
November
C = A.P+K(MOD26)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
N
=14.12+11(MOD26)
=127 (MOD26)
= 23 = X
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6
O =10.4+7(MOD26)
= 47 (MOD26)
= 21 = V
N O V
X V J
23 21 9
I =10.8+7(MOD26)
= 87 (MOD26)
=9=J