Anda di halaman 1dari 11

KEBUTUHAN AKAN BILANGAN BARU

Suatu masalah yang selalu timbul dalam pengukuran di luar perhitungan


adalah ketidaksesuaian. Apabila mengukur berat, panjang, volume, temperatur
dari suatu benda, dengan menyesuaikannya dalam beberapa cara, kualitas yang
sama, dalam obyek fisik lain, kita tidak akan pernah memastikan suatu obyek
standard yang memberikan kesesuaian yang sempurna. Sebagai contohnya
mengukur berat dengan satuan kilogram, kemungkinan benda yang diukur akan
sama tepatnya dengan mengukur beberapa obyek yang kecil. Dengan demikian
model matematika tidak selalu dapat menampilkan obyek fisik secara akurat.
Suatu cara sederhana dalam hal ini adalah dengan menggunakan satuan-
satuan yang lebih kecil. Apabila hal ini tidak sesuai, maka kita harus memotong-
motong obyek standard ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Obyek-obyek
yang diberikan dan obyek-obyek standard dicocokkan dalam cara yang berbeda
pengukuran berat, panjang, dan volume, tetapi masalah dalam matematikanya
sama semua, yaitu membentuk suatu model untuk memotong-motong dan
menggabungkan satuan-satuan dari suatu obyek yang hal ini disebut satuan-satuan
dari pecahan. Pada pecahan kita tidak akan mendapatkan hasil yang bulat seperti
pada penjumlahan dalam bilangan asli, jika kita menyebut suatu bilangan
pecahan, maka apakah bilangan tersebut memiliki sifat-sifat yang sama seperti
bilangan asli.
Secara khusus kita akan memadai notasi untuk bilangan pecahan yang: (i)
didasarkan pada angka-angka yang sama seperti pada bilangan asli; (ii)
membolehkan kita menggunakan metode yang sama untuk penjumlahan seperti
yang sudah dipelajari dalam bilangan asli; juga sifat-sifatnya; atau dengan
mempelajari cara-cara baru sebagai tambahan, seperti dilakukan pada waktu
mengembangkan skemata perkalian pendek ke dalam perkalian panjang.

PECAHAN
Kita biasanya menggunakan istilah pemotongan atau pemisahan sebagai cara
memecah suatu obyek ke dalam bagian-bagian.
Gambar di bawah ini menunjukkan suatu obyek standard

Gambar di bawah ini menunjukkan obyek yang dipotong ke dalam lima bagian

Cara pemotongan di atas tidak menggunakan pengukuran, karena kita tidak


mengetahui berapa besar potongan-potongannya, dan kita tidak dapat
menghitungnya apabila besar potongannya tidak sama.
Jika kita memotong obyek-obyek standard ke dalam potongan yang sama,
berapa besar potongan-potongan itu selanjutnya akan tergantung pada berapa
banyaknya potongan yang ada. Jenis pemotongan pada obyek standard ini disebut
pembagian; potongan-potongan yang sama akan disebut bagian-bagian, dan
ukuran dari bagian-bagian itu dinyatakan dengan berapa banyak bagian obyek
standard yang telah dibagi. Berikut ini akan ditunjukkan obyek standard yang
dibagi ke dalam lima bagian:

Obyek standar yang dibagi ke dalam delapan bagian

Obyek standar yang dibagi ke dalam tiga bagian

Gambar di bawah ini menunjukkan hasil pembagian ke dalam delapan bagian, dan
kemudian menggabungkan tiga dari bagian itu.

Kita menyebut bagian pecahan di atas tiga dari delapan bagian atau secara singkat
disebut tiga per delapan.
Satu bagian pecahan adalah bagian yang diperoleh dengan dua kegiatan
yaitu pembagian dan penggabungan. Pengabstraksian yang biasanya terjadi dari
kedua operasi tersebut diperoleh tiga dari delapan bagian sebagai hasil operasi
ganda matematika (pembagian dan penggabungan) yang disebut suatu pecahan.
3
Notasi matematika untuk hasil operasi ganda tersebut adalah (dibaca
8

sebagai tiga dari delapan). Karena angka di bawah garis menyatakan nama dari
bagian-bagian yang diwakili, apakah itu lima bagian, delapan bagian, tiga bagian
dan lain-lain inilah yang disebut penyebut dalam pecahan. Sedangkan angka di
atas garis menyatakan berapa banyak bagian yang digabungkan disebut dengan
pembilang.
3
Notasi biasa kita baca dari atas ke bawah dan sering ditulis sebagai 3/8
8

untuk menyesuaikan dengan pencetakan atau pengetikan, hal ini memberi kesan
bahwa penggabungan yang dilakukan pertama, sedangkan pada materi
sebelumnya pertama-tama kita membaginya dalam 8 bagian dan kemudian
menggabungkan 3 dari 8 bagian. Oleh karena itu terlihat bahwa hal ini bersifat
komutatif, yaitu penggabungan lalu pembagian. Hasil yang diperoleh sama
3
apapun yang dikerjakan terlebih dahulu. Jadi notasi boleh diambil sebagai
8

pengenalan secara keseluruhan dari dua kemungkinan urutan operasi ganda


matematika.

Membagi ke dalam delapan bagian:

Menggabung tiga dari bagian-bagian perdelapan itu: hasilnya tiga perdelapan


bagian dari obyek:

Cara lain, mulai dengan obyek standar:

Gabungkan tiga obyek standar:


Bagi ke dalam delapan bagian: hasilnya seperdelapan bagian dari tiga obyek:

Kecuali susunan-susunan (yang tidak mempengaruhi jumlahnya) bagian yang


3
diarsir sama seperti sebelumnya. Jadi, pecahan 8 menunjukkan ( 8 3), seperti

yang ditunjukkan pada himpunan diagram pertama di atas, dan ( 3 8) seperti


yang ditunjukkan pada himpunan diagram kedua. Ini menjadi salah satu alasan
3
untuk membaca 8 sebagai 3 per 8 dibanding 3 8, yang berimplikasi hanya yang

pertama perintah alternatif ini.

Pecahan-pecahan Senilai
Sekarang kita akan membalik prosesnya. Dengan menggunakan bentuk dari
operasi ganda yang disebut pecahan, dapat ditemukan himpunan-himpunan
pecahan senilai, dan suatu hubungan senilai diantara pecahan-pecahan tersebut.
Pecahan Bentuk
2
3

4
6

6
9
8
12

Dst.
Meskipun pecahan-pecahan tersebut berbeda, namun mereka memiliki
jumlah yang sama. Jika kita mengaplikasikan langkah-langkah yang berkaitan
dengan membagi dan menggabungkan ke suatu objek standar, hasil dari objek
bagiannya akan sesuai. Dengan unit yang terpasang, pecahan-pecahan
2 4 6 8
, , , , mewakili ukuran-ukuran yang sama (ukuran kue yang sama dalam
3 6 3 12

contoh konkret). Hal ini menjadiakan pecahan-pecahan tersebut senilai, dan kita
2 4 6 8
bisa mengumpulkannya bersama-sama ke dalam kelas senilai {3 , 6 , 3 , 12 , }.

Dengan cara yang sama, kita dapat menemukan himpunan pecahan-


pecahan senilai lain.
Contoh:
Pecahan Bentuk

1
2

2
4

3
6

4
8

1 2 3 4
Himpunan pecahan-pecahan senilai: {2 , 4 , 6 , 8 , }
5 10 15 20
Contoh lain, {8 , 16 , 24 , 32 , }

Tidak hanya pola dari masing-masing kelas senilai yang terlihat, tetapi metode
umum yang membentuk pecahan-pecahan tersebut mulai muncul.
9
Dimulai dengan sebarang pecahan, 12
18
Masing-masing bagian, atas dan bawah dikalikan dua, 24
27
Masing-masing bagian, atas dan bawah dikalikan tiga, 36

Dst.
9 18 27
Kelas senilai { , , , }
12 24 36

Dan, bentuk umumnya, jika a, b, k, adalah bilangan asli, maka pecahan


( ) .


Ini berlaku untuk kedua sisi; dimana , kita dapat memperoleh pecahan

senilai lainnya dengan mengalikan atau membagi penyebut dan pembilangnya


dengan bilangan asli yang sama. Yang pertama yang dapat selalu kita lakukan dan
yang terakhir yang terkenal dengan aturan cancelling, kadang-kadang.
9 33 3
Contoh: = 43 4
12
3 32 6
Juga: 4 42 = 8

Jadi, pecahan-pecahan tersebut juga termasuk kelas senilai, yang sekarang bisa
3 6 9 27
kita tulis: {4 , 8 , 12 , 36 , }

Bilangan Pecahan
Ciri karakteristik dari sebarang himpunan pecahan senilai adalah bilangan
pecahan. Dengan suatu unit yang terpasang, masing-masing pecahan senilai
mewakili ukuran yang sama; dan tanpa unit pecahan-pecahan tersebut mewakili
bilangan yang sama. Ini berarti kita dapat menggunakan sebarang pecahan dari
himpunan sebagai nama untuk bilangan dari himpunan tersebut, meskipun
membingungkan jika kita tidak tahu apa yang sedang terjadi, jika kita
mengetahuinya, itu memiliki keuntungan yang cukup besar untuk perhitungan.
Jadi jika kita berbicara tentang pecahan, yang merupakan hasil dari operasi
ganda,
2 4

3 6
Jika kita berbicara tentang bilangan-bilangan pecahan,
2 4
=
3 6
maka masing-masing menunjukkan kelas senilai yang sama. Tanda ditengahnya
menunjukkan arti dari kedua pecahan tersebut.

Menjumlahkan bilangan pecahan. Kita ingin menggunakan operasi matematika


ini untuk menggabungkan bagian-bagian objek. Mudah jika bilangan-bilangan
tersebut mewakili pecahan-pecahan yang mempunyai penyebut yang sama, karena
bagian yang sama tinggal kita gabungkan.

Tetapi harus diingat bahwa menambahkan bilangan pecahan tidak sama dengan
menambahkan bilangan asli. Untuk mengingatkan kita dari hal tersebut, kita
gunakan untuk jenis penjumlahan baru, dan + untuk jenis penjumlahan lama.
Contoh:

2 3 2 3

8 8 8 8
2+3
=
8
5 5
=
8 8

Jika penyebutnya tidak sama, disinilah prinsip dalam bentuk kesetaraan


membantu. Karena semua pecahan senilai menunjukkan bilangan yang sama,
maka kita dapat memilih pecahan manapun yang sesuai dengan beberapa tujuan
lain, dalam hal ini penjumlahan.
2 3
Misal kita ini menjumlahkan (katakanlah)
4 9
29 34
Ganti dengan pecahan-pecahan senilainya yang
49 94
18 12
Mewakili bilangan yang sama.
36 36

Untuk penyebut kita pilih 4 x 9 =36


18+12 30
Sehingga kita dapat menambahkannya. = 36
36

Seharusnya, tidak ada perbedaan pecahan sebagai pengganti, asalkan pecahan-


pecahan tersebut terdiri dari bilangan asli dan mewakili penyebut yang sama.
Mari kita coba perhitungan dengan cara lain.
Pertama-tama ganti pecahan awal dengan salah satu pecahan senilai menggunakan
aturan cancelling
2 3

4 9

12 13
= 22 33
1 1
=2 3

Sehingga dapat diperoleh penyebut yang lebih kecil yaitu 2 x 3 = 6


13 12
= 23 32

3 2
=6 6

3+2
=
6

5
=6
5
Jawaban ini terlihat berbeda, tetapi tentu mewakili bilangan pecahan yang sama
6
30 30 56 5
dengan , karena = 66 = 6 . Jadi kita telah membuktikan bahwa prinsip
36 36

pertukaran berlaku pada kasus ini. Bukti umum tidak sulit, tetapi membutuhkan
penggunaan aljabar.

Perkalian bilangan pecahan. Karena kita belum memiliki arti perkalian dalam
konteks baru pada bilangan pecahan. Kita bisa saja memutuskan untuk
melakukannya tanpa arti ada banyak sistem matematika yang memiliki hanya
satu operasi. Tapi kita kemudian tidak harus menggeneralisasikan sistem bilangan
asli secara keseluruhan, jadi kita harus berusaha. Kita bisa mencari makna untuk
perkalian yang memenuhi bidang matematika murni, dan kemudian melihat
apakah menyediakan model kerja untuk bidang 1; atau kita bisa menggunakan
persyaratan yang memenuhi model kerja yang menunjukkan sebuah makna, dan
kemudian memeriksa apakah itu diterima secara matematis. Kedua pendekatan
memiliki positif dan negatifnya. Yang terakhir, menjadi kurang abstrak, salah satu
yang akan kita gunakan disini.

Mulai seperti biasa dengan objek standar

2
Maka benda ini mewakili pecahan 3
dalam bilangan asli, 3 4 ketika dibentuk dalam objek fisik dengan cara : mulai
dengan sebuah himpunan 3

dan menggabungkan empat ini

2 4
Jadi dalam bilangan pecahan, 3 5 mungkin cukup berarti:

Mulai dengan dua per tiga bagian dari suatu objek

Dan mengambil empat per lima bagian ini

Dalam bilangan asli, menghitun 3 4 artinya tentukan bilangan dari himpunan


2 4
penyelesaiaan. Dalam bilanagan pecahan, menghitung 5 mungkin itu berarti
3

menentukan bagian pecahan dari objek yang menjadi objek bagian yang
dihasilkan. Objek bagian yang dihasilkan ditunjukkan oleh daerah yang diikat
silang. Objek asli sekarang dibagi menjadi 15 bagian (3 5), dan daerah ikat
menggabungkan 8 diantaranya

2 4 24 8
Ini menunjukkan hal itu 3 5 = 35 = 15

Akan menjadi cara yang masuk akal untuk mengalikan pecahan ini, masuk akal
dalam arti memberi model kerja yang bagus untuk bagian objek dari bagian objek.
Kedua metode ini, untuk penjumlahan dan perkalian bilangan pecahan,
tentu saja hal-hal yang telah disepakati oleh matematikawan. Kita berpura-pura
tidak tahu dalam rangka mencoba untuk melihat bagaimana mereka
menyelesaikannya. Secara umum, jika , , , adalah bilangan asli, maka metode
+
untuk menjumlah adalah =


dan metode untuk perkalian =

dimana dan merujuk pada operasi bilangan pecahan, dan + dan merujuk
pada bilangan asli.
Masih ada banyak yang belum disebutkan tentang bilangan pecahan.
Teknik untuk memanipulasi bilangan pecahan belum disistematisasikan, dan
notasi desimal yang dapat menyederhanakan beberapa manipulasi ini belum
diperkenalkan. Hal ini tidak akan dilakukan di sini, karena tujuan saat ini adalah
pemahaman dibanding keterampilan dalam perhitungan. Ada juga masalah
penting ketiga, yaitu apakah dan sejauh mana bilangan asli dan bilangan rasional
dapat dicampurkan. Poin terakhir ini akan dibahas pada bab 12 dengan bantuan
gagasan isomorfisme dan generalisasi matematis.

Lampiran
Bilangan pecahan memiliki lima sifat pada sistem bilangan
Diberikan , , , , , , , , berada pada bilangan asli apa saja

Maka , dan lainnya. Akan mewakili bilangan pecahan

Komutatif Penjumlahan
Kita hanya bisa menjumlahkan jika penyebutnya sama
+ +
= = =

Sifat ini berikut langsung dari sifat yang sesuai untuk bilangan asli, dan yang
sama adalah benar untuk semua sifat yang lain.
Asosiatif Penjumlahan
( + ) ( + ) + + ( + ) ( + )
( ) = = = = = ( )

Komutatif Perkalian

= = =

Asosiatif Perkalian
( ) ( )
( ) = = = = = ( )
( ) ( )

Distributif Perkalian
( + )
( )=

( + )
=

+
=


=


= ( )( )

Anda mungkin juga menyukai