STRUKTUR
ALJABAR
GROUP
Disusun Oleh :
Dua himpunan dikatakan sama dengan jika dan hanya jika kedua himpunan memiliki
anggota yang sama. Maka,
Sehingga, untuk membuktikan dua himpunan itu sama, maka hrus dibuktikan dua hal ini:
Dengan kata lain, (i) dapat ditulis dengan A ⊆ B (Dibaca, A Himpunan bagian atau sama
dengan B), dan (ii) B ⊆ A (Dibaca, B Himpunan bagian atau sama dengan A). Jadi, kita
dapat menulis ulang rumusnya yaitu :
Dari dua himpunan A dan B, Dapat dibentuk suatu himpunan yang baru yaitu :
Hasil Cartesian
Jika A dan B adalah suatu Himpunan, Dikatakan Hasil Cartesian apabila A ×B adalah
Himpunan semua pasangan yang berurut (a,b) untuk a ∈ A dan b ∈ B. Untuk mengingat
Descartes, yang telah menunjukan kepada kita bahwa suatu titik dapat dipasangkan
sehingga membentuk bidang Euclidean dengan ℝ × ℝ sehingga disebut Koordinat Cartesius.
Titik x adalah satuan timur dan y satuan utara kemudian dipasangkan membentuk (x,y).
sehingga terbentuklah suatu persamaan dari x dan y yang menggambarkan himpunan dari
titik yang membentuk kurva dalam suatu bidang: Inilah kaitan antara geometrid an Aljabar.
Operasi
Sebuah operasi merupakan suatu keunikan dalam suatu fungsi.
Sebuah operasi pangat ke-n dalam himpunan A adalah fungsi 𝑓 dari 𝐴𝑛 = 𝐴 × … × 𝐴 ke A
n kali
Kasus yang paling sering digunakan adalah n= 1 dan n = 2; Disebut unary untuk “Pangkat-1
dan “binary” untuk pangkat-2. Kita sudah melihat operasi biner (Penjumlahan, Perkalian,
komposisi) yang semuanya ada dalam aljabar.
𝑓 𝑎, 𝑏 = 𝑎 + 𝑏 (Penjumlahan)
𝑓 𝑎, 𝑏 = 𝑎 × 𝑏 (Perkalian)
𝑓 𝑎, 𝑏 = 𝑎 − 𝑏 (Pengurangan)
Seperti diatas contoh yang dapat diperhatikan yaitu, kita selalu menggunakan
operasi binner, tidak dalam notasi fungsional, tetapi dalam dua cara yang berbeda:
- Notasi infiks, dimana penempatan symbol untuk operasi biner antara element yang
diinput, contoh 𝑎 + 𝑏, 𝑎 − 𝑏, 𝑎 . 𝑏, 𝑎 ∗ 𝑏, 𝑎 𝜊 𝑏, 𝑎 • 𝑏, dan sebagainya.
- Penjajaran, dimana menempatkan dua input, disamping satu sama lain, seperti ab.
Ada berbagai sifat yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh hubungan biner.
Disini kita katakana bahwa operasi binner 𝜊 pada A adalah
Contoh lain, penjumlahan pada ℝ adalah komutatif da asosiatif; perkalian dari matriks 2 ×
2 adalah asosiatif tetapi tidak komutatif; dan pengurangan tidak keduanya.
Relasi
< adalah relasi, Jika 𝑎 < 𝑏 adalah pernyataan yang benar atau salah.
Contoh
Misal A = {1, 3, 3}. Relasi < dalam A terdiri dari anggota yang saling berpasangan
Sebagai contoh, < adalah irrefleksi, antisymetrik dan transitive, sementara < adalah
refleksi, antisymetric dan transitif.
LATIHAN SOAL
1. Jika A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 5 dan B = {1, 2, 3, 4}, buktikan
secara deskriptif bahwa A = B.
2. Misal A = {1, 3, 5} dan B = {1, 2, 4} tentukan anggota himpunan dari
- Gabungan: A ⋃ B
- Irisan: A ∩ B
- Selisih: A/B
- Symetry: A △ B
3. Misalkan A = {2, 3, 4} , B = {1, 2, 3}, C = {4, 6}, D = {1, 3, 5, 7} dan E={5, 7} buatlah
relasi dari A, B , dan C sehingga Himpunan tersebut membentuk fungsi yang injektif,
surjektif, dan bijektif? masing-masing dua contoh !
Defenisi 1.1
Operasi Binner adalah suatu operasi dari suatu himpunan S dioperasikan pada himpunan S
menghasilkan S itu sendiri dimana S adalah suatu himpunan bukan kosong.
Contoh 1.1
Misalkan Himpunan S = { 1, -1}, Tunjukan dengan tabel Cayley bahwa perkalian pada S
merupakan operasi Biner ?
Penyelesaian :
Pendalaman Materi
Misalkan “B adalah Himpunan bilangan bulat”, “N adalah Himpunan bilangan Asli, dan R
adalah Himpunan bilangan Real. Coba Anda Tunjukan bahwa perkalian pada B, N, dan R
merupakan operasi Biner ? Bagaimana dengan operasi Penjumlahan, Pengurangan dan
Pembagian ? Jelaskan !
Dari defenisi 1.1 kita dapat tarik kesimpulan bahwa operasi biner ο pada himpunan
S sama artinya dengan himpunan S tertutup pada operasi ο. Selain sifat tertutup suatu
operasi biner dapat juga memiliki sifat-sifat berikut ini sesuai deangan defenisi 1.2
Defenisi 1. 2
1. Operasi biner ο pada S bersifat tertutup bila dan hanya bila untuk (a, b) ϵ S maka
(a ο b) ϵ S
2. Operasi biner ο pada S bersifat komutatif bila dan hanya bila untuk (a, b) ϵ S berlaku
aοb=bοa
Contoh 1.2
Penyelesaian :
a. Sifat Tertutup
Pada tabel 1.2 terlihat jelas bahwa operasi
perkalian modulo 5 pada himpunan A tertutup.
b. Sifat Komutatif
Ambil 2 ϵ A dan 3 ϵ A,
2 x 3 = 1 dan 3 x 2 = 1 maka, 2 x 3 = 3 x 2
Terbukti himpunan A komutatif.
c. Sifat Asosiatif
Ambil 1 ϵ A, 2 ϵ A, dan 3 ϵ A, sehingga
(1 x 2) x 3 = 2 x 3 = 1 dan 1 x (2 x 3) = 1 x 1 = 1, maka (1 x 2) x 3 = 1 x (2 x 3)
Terbukti himpunan A asosiatif.
d. Adanya elemen identitas yaitu 1
Bukti 2 x 1 = 1 x 2 = 2, 3 x 1 = 1 x 3 = 3 dst.
e. Setiap himpunan A memiliki invers
1-1 = 1, 2-1 = 3, 3-1 = 2, dan 4-1 = 4
Dalam satu operasi biner kemungkinan dapat memiliki beberapa sifat-sifat yang
dimiliki, bahkan setiap sifat-sifat yang dimiliki operasi biner tersebut punya istilah tertentu
antara lain seperti defenisi berikut ini :
Defenisi 1. 3
“Suatu himpunan S dikatakan semigrup terhadap operasi biner ο Jika memenuhi syarat-
syarat : Operasi biner ο pada S bersifat asosiatif bila dan hanya bila untuk (a, b, c) ϵ S
berlaku (a ο b) ο c = a ο (b ο c)”
Defenisi 1. 4
Suatu himpunan S dikatakan monoid terhadap operasi biner ο Jika memenuhi syarat-
syarat :
1. Operasi biner ο pada S bersifat asosiatif bila dan hanya bila untuk (a, b, c) ϵ S berlaku
(a ο b) ο c = a ο (b ο c)
2. Adanya elemen identitas u terhadap operasi biner ο bila dan hanya bila ada u ϵ S
sehingga a ο u = u ο a = a untuk setiap a ϵ S
Pendalaman Materi
“B adalah Himpunan bilangan bulat”, “N adalah Himpunan bilangan Asli, dan R adalah
Himpunan bilangan Real. Coba Anda Tunjukan bahwa perkalian pada B, N, dan R
merupakan semigrup dan monoid ? Bagaimana dengan operasi Penjumlahan, Pengurangan
dan Pembagian ? Jelaskan !
2. Jika Z adalah himpunan bilangan Rasional. Tunjukan bahwa Z adalah operasi biner yang
memiliki sifat-sifat komutatif, asosiatif, mempunyai elemen identitas dan setiap
anggotanya memiliki invers terhadap operasi penjumlahan.
3. Perhatikan tabel 1. 3 berikut ini yang merupakan defenisi dari operasi ο pada himpunan
S = { a, b, c, d}.
a. a ο (d Δ c) = (a ο d) Δ (a ο c)
b. (d Δ c) ο a = (d ο a) Δ (c ο a)
c. d Δ (c ο b) = (d Δ c) ο (d Δ b)
d. (c ο b) Δ d = (c Δ d) ο (b Δ d)
6. Apakah Himpunan S yang didefenisikan pada tabel 1. 3 dapat dikatakan semigrup dan
monoid ? Bagaiamana juga dengan tabel 1.4 ? Jelaskan !
Operasi biner dan jenis-jenisnya yang telah kita pelajari sebelumnya akan di
gunakan untuk mendefenisikan grup
Defenisi 3.1
Suatu himpunan G yang tidak kosong dan suatu operasi biner ο yang didefenisikan pada
G membentuk suatu grup bila dan hanya bila memenuhi sifat-sifat berikut ini :
1. Operasi biner ο pada G bersifat asosiatif bila dan hanya bila untuk a, b, c ϵ G berlaku
(a ο b) ο c = a ο (b ο c)
2. Adanya elemen identitas u terhadap operasi biner ο bila dan hanya bila ada u ϵ G
sehingga a ο u = u ο a = a untuk setiap a ϵ G
3. Adanya unsur balikan atau invers jika ada identitas u terhadap operasi biner ο maka
y ϵ G adalah invers dari x ϵ G terhadap operasi biner ο bila dan hanya bila x ο y = y ο
x = u. invers dari x ditulis x-1.
Jika himpunan G terhadap operasi biner ο membentuk suatu grup, maka grup G ini
dinyatakan dengan notasi “(G; ο)”. Tidak setiap grup memiliki sifat komutatif terhadap
operasi binernya. Jika grup (G; ο) masih memenuhi sifat bahwa :
4. Operasi biner ο pada G bersifat komutatif bila dan hanya bila untuk a, b ϵ G berlaku
a ο b = b ο a. Maka grup (G; ο) disebut grup abelian (grup komutatif).
Contoh 3.1
Himpunan bilangan bulat B = {…, -2, -1, 0, 1, 2, …} terhadap operasi biner penjumlahan +.
Buktikan bahwa B adalah grub abelian.
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Kita ingat kembali relasi kongruensi dalam teori bilangan 8 × 4 = 32 ≡ 4 (mod. 14) sebab
( 32 – 4) adalah kelipatan dari 14. Tabel 2.1 dibawah ini menyatakan semua hasil operasi
perkalian modulo 14 pada G = { 2, 4, 8 }.
Pendalaman Materi
y
Misalkan G = { I, H, Rx, Ry} didefenisikan dengan operasi D C
ο pada G dimana, I (identitas) yaitu persegi panjang
tetap seperti semula, H yaitu setengah putaran dengan 0
x
pusat 0, Rx dan Ry berturut-turut adalah refleksi dengan
cermin garis-garis x dan y (Perhatikan gambar
A B
disamping). Tunjukan bahwa (G; x) merupakan suatu
grup abelian ?
Suatu grup dengan operasi biner perkalian disebut grup multiplikatif dan jika
operasinya penjumlahan disebut grup additive
Banyaknya elemen suatu grup G ditulis dengan notasi “n (G)” dan disebut order dari
grup G. suatu grup yang banyaknya elemen tak berhingga (infinite) disebut grup tak
berhingga (grup infinite) seperti contoh 2.1, sedangkan suatu grup yang banyaknya elemen
berhingga disebut grup berhingga (grup finite) seperti contoh 2.2
Benar atau salah pernyataan dibawah ini. Jika benar buktikanlah dan apabila salah,
mengapa ?
Berikut ini akan dibahas materi tentang sifat-sifat sederhana dari suatu grup yang
berupa teorema-teorema.
“Jika G terhadap operasi biner o (G; o) adalah suatu grup mempunyai elemen identitas,
maka elemen identitas itu tunggal”.
Bukti :
i. Jika a o b = a o c maka b = c
ii. Jika b o a = c o a maka b = c
Bukti :
i. Misal, a ϵ G dan G suatu grup maka ada a-1 ϵ G, sehingga a o a-1 = a-1 o a = u dengan
u adalah elemen identitas dari (G; o)
Menurut ketentuan a o b = a o c jika kedua ruas dioperasikan a-1 dari kiri
maka, a-1 o (a o b) = a-1 o (a o c)
(a-1 o a) o b = (a-1 o a) o c Sifat Asosiatif
uob = uoc u elemen identitas
b = c
“Jika a ϵ G mempunyai invers terhadap operasi biner , maka invers a itu tunggal.
Teorema 4.4
Bukti :
Dari ketentuan a o x = b
a-1 o (a o x) = a-1 o b
(a-1 o a) o x = a-1 o b
u o x = a-1 o b
x = a-1 o b
(a-1 o b) adalah penyelesaian tunggal dari persamaan a o x = b
Teorema 4.5
“Jika (G; o) suatu grup dan a ϵ G, invers dari invers a adalah a atau ditulis ∀ a ϵ G,
(a-1)-1 = a “
Bukti :
1. a ϵ G dan G suatu grup maka ada dengan tunggal a-1 ϵ G sedemikian hingga
a o a-1 = u
2. a-1 ϵ G dan G suatu grup maka ada dengan tunggal (a-1)-1 ϵ G sedemikian hingga
a-1 o (a-1)-1 = u
Dari (1) dan (2) disimpulkan a o a-1 = a-1 o (a-1)-1 dengan kanselasi a-1 diperoleh
(a-1)-1=a
Defenisi 4.1
Catatan
Jika ( G; + ) yaitu suatu grup additive, a ϵ G dan m bilangan bulat positif, maka
ma = a + a + a + … + a sebanyak m faktor
0a = 0 yaitu identitas grup additive
-ma = m(-a) = -a + -a + -a + … + -a sebanyak m faktor
Contohnya diberikan kepada pembaca !
Teorema 4 .6
Apabila (G; o) suatu grup dan a ϵ G serta m, n bilangan-bilangan bulat positif, maka
am o an = am+n
Bukti :
am o an = (a o a o … o a) o (a o a … o a)
m faktor n faktor
= (a o a o a o … o a)
m + n faktor
= am + n
Teorema 4.7
Apabila (G; o) suatu grup dan a ϵ G serta m, n bilangan-bilangan bulat positif, maka
(am )n = amn
Bukti :
(am )n = am o am o am o … o am (sebanyak n faktor)
= am+m+m … + m (jumlah pangkat m sebanyak n faktor)
= anm = amn
Jika (G; o) suatu grup dan u adalah elemen identitas G terhadap operasi o, buktikanlah
pernyataan-pernyataan berikut ini !
Pada pokok bahasan ini akan diperkenalkan subgroup yang merupakan bagian dari
Grup. Secara harfiah subgroup dapat diartikan sebagai grub bagian yang mempunyai sifat-
sifat dari Grup. adapun defenisinya sebagai berikut :
Defenisi 5.1
“(G; o) suatu Grup. H disebut subgroup dari G bila dan hanya bila H ⊂ G dan (H; o)
merupakan suatu grup. “
Contoh 5.1
Penyelesaian :
a. Sifat tertutup
Perhatikan tabel disamping terlihat jelas bahwa H tertutup
b. Asosiatif
1 × 1 × −1 = 1 × −1 = −1
1 × 1 × −1 = 1 × −1 = −1
Terbukti bahwa H bersifat asosiatif
c. Adanya Elemen identitas yaitu 1, bukti 1 × 1 = 1 , 1 × −1 = −1 dan −1 × 1 = −1
d. Setiap elemen H mempunyai invers, yaitu (-1)-1 = –1 dan 1-1 = 1
Pendalaman Materi
Benarkah bahwa operasi penjumlahan pada bilangan bulat merupakan subgrup pada
penjumlahan bilangan real? Bagaimana dengan Himpunan bilangan bulat kelipatan 5
apakah subgroup dari penjumlahan himpunan bilangan bulat ? Buktikan !
Misalkan (G; o) suatu grup dan H adalah smbarang himpunan bagian dari G dan
tidak kosong. agar H terhadap operasi o merupakan suatu grup, harusah memenuhi (i)
operasi o pada H merupakan operasi biner. Berarti untuk setiap a, b, ϵ H maka
(a o b) ϵ H pula. (ii) Operasi o pada H bersifat asosiatif. Hal ini dipenuhi, sebab operasi o
pada G bersifat asosiatif dan H ⊂ G. (iii) Elemen identitas u harus berada dalam H dan (iv)
setiap elemen H terhadap operasi o harus mempunyai invers dalam H. Berarti jika a ϵ H
maka a-1 ϵ H pula. Mengingat syarat (i), karena a ϵ H dan a-1 ϵ H maka a o a-1 = u
harus berada dalam H. Oleh karena itu syarat (iii) dapat dihapuskan, keterangan-
keterangan ini selanjutnya dinyatakan dalam teorema berikut ini.
Teorema 5.1
(G; o) suatu grup, H ⊂ G dan H ≠ ∅. H adalah subgroup dari G bila dan hanya bila
(i) Untuk setiap a, b ϵ H maka a o b ϵ H (H tertutup terhadap operasi o) dan
(ii) Untuk setiap a ϵ H maka a-1 ϵ H
Pada teorema 3.1, Jika a, b ϵ H maka menurut (ii) dalam teorema itu b-1 ϵ H, sehingga
menurut (i) a o b-1 ϵ H pula. Hal ini telah menyatakan tertutupnya H terhadap operasi o
dan adanya invers untuk setiap elemen H. Maka teorema 3.1 dapat dinyatakan lebih singkat
sebagai teorema berikut ini
Teorema 5.2
(G; o) suatu grup, H ⊂ G dan H ≠ ∅. H adalah subgroup dari G bila dan hanya bila untuk
setiap a, b ϵ H berlaku a o b-1 ϵ H.
Bukti :
Perpangkatan setiap elemen dari suatu grup berhingga selalu ada yang sama dengan
elemen identitas. Hal ini akan digunakan untuk membuktikan teorema berikut ini.
Teorema 5.3
(G; o) suatu grup berhingga, H ⊂ G dan H ≠ ∅. H adalah subgroup dari G bila dan hanya
bila untuk setiap a, b ϵ H berlaku a o b ϵ H (H tertutup
B adalah himpunan bilangan bulat dan (B; +) suatu grup. B 3 adalah himpunan bilangan
bulat kelipatan 3, dan (B3; +) merupkan suatu grup. B3 ⊂ B maka B3 adalah subgroup dari B.
B5 adalah himpunan bilangan bulat kelipatan 5 dan (B5; +) merupakan suatu grup pula. B5
⊂ B maka B5 adalah subgroup dari B
Teorema 5.4
(G; o) suatu grup. Apabila H dan K masing-masing adalah subgroup dari G maka H ⋂ K
suatu subgroup dari G pula.
Bukti :
Dari (1) dan (2) disimpulkan bahwa H ⋂ K adalah subgroup dari G (menurut
teorema 3.1)
Defenisi 5.2
(G; o) suatu grup K dan H masing-masing adalah himpunan bagian dari G maka KH
(yaitu hasil kali H dan K) adalah himpnan semua elemen (a o b) dengan a ϵ K dan b ϵ H.
atau ditulis KH = { ( a o b) | a ϵ K dan b ϵ H}
Defenisi 5.3
(G; o) suatu grup dan H adalah himpunan bagian dari G maka H -1 adalah himpunan
semua elemen a-1 dengan a ϵ H. atau ditulis H-1 = { a-1 | a ϵ H }
(G; o) suatu grup. Jika H subgroup dari G maka (i) HH = H dan (ii) H-1 = H
Bukti :
Pendalaman Materi
LATIHAN SOAL
1. D = { I, S, S2, Rm, Rn, Rk } adalah operasi simetri pada segitiga sama sisi. S adalah
rotasi dengan pusat 0 (pusat segitiga) dan sudut putar 120 0 ( dengan arah berlawan
arah perputaran jarum jam). Rm, Rn, dan Rk, berturut-turut adalah refleksi cermin
garis-garis berat m, n, dan k. I adalah transformasi identitas. Buktikan
a. D adalah Grup
b. Jika T = { I, S, S2 } apakah T subgroup dari D
3. Jika T subgroup dari S dan S adalah subgroup dari (G; o) maka buktikanlah bahwa T
subgroup dari G
Defenisi 6.1
“Grup G disebut Grup siklik bila dan hanya bila ada elemen a ϵ G sedemikian hingga setiap
elemen y ϵ G, y = am dengan m bilangan bulat elemen a ϵ G disebut penghasil
(generator) dari G “
Contoh 6.1
Penyelesaian :
Untuk membuktikan bahwa G adalah Grup siklik maka kita harus mencari generatornya
dengan melihat perpangkatan setiap elemen G.
Pendalaman Materi
Contoh 6.2
Misalkan Himpunan (G; o) merupakan suatu Grup dengan operasi Permutasi dari 4
1 2 3 4
elemen 1, 2, 3, dan 4 dan G = {, , , ) dimana 𝛼 = = 1 ,
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
= = (1243), = = (14)(23)dan = =
2 4 1 3 4 3 2 1 3 1 4 2
(1342) Buktikan bahwa G adalah grup siklik
Untuk membuktikan bahwa G adalah Grup siklik maka kita harus mencari generatornya
dengan melihat perpangkatan setiap elemen G.
Terlihat bahwa generator dari G adalah dan sehingga (G; o) dapat dikatakan grup
siklik.
Pendalaman Materi
Defenisi 6. 2
Jika G suatu grup dan a ϵ G, periode (order) dari a adalah bilangan bulat positif terkecil
m sedemikian hingga am = u. Jika tidak ada bilangan bulat positif demikan, maka
dikatakan bahwa a berperiode tak berhingga. Periode a ditulis p (a).
Pada contoh 4.1 p(2) = 3, sebab (3) (2) = 6 ≡ 0 (mod 3), Selanjutnya periksalah
bahwa p(0) = 1 dan p(1) = 3!
Demikian pula pada contoh 4.2 G = {, , , ) terhadap operasi o, merupakan suatu
grup siklik dengan generator dan . order grup G yaitu n(G) = 4. Perhatikan pula bahwa
faktor persekutuan terbesar dari (1, 4) = 1, begitu pula dengan (3, 4) = 1.
Jika (G; o) suatu grup siklik dengan order k. at ϵ G dengan 0 < t < k, maka at merupakan
generator dari G bila dan hanya bila (k, t) = 1
Bukti :
Pendalaman Materi
Jika G = { a, a2, a3, …, u = a16 } dengan operasi perkalian o suatu grup siklik. Maka
generator G adalah a, a3, a5, a7, a9, a11, a13 atau a15
Perhatikan himpunan P = { u, a4, a8, a12 } terhadap operasi perkalian o seperti pada G.
Periksalah bahwa P merupakan suatu grup dank karena P ⊂ G maka P subgroup dari G.
Apakah P Grup siklik pula ? Buktikan !
Teorema 6.2
Bukti :
LATIHAN SOAL
1. G suatu grup dan H adalah subgroup siklik dari G dengan generator a. Buktikanlah
bahwa p (a) = n (H) ?
2. Diberikan permutasi dari 1, 2, 3, dan 4. Himpunan semua permutasi itu merupakan
grup yang biasa disebut S4. Tentukanlah periode-periode dari (123) dan (12)(34).
3. Apakah D = { (1), (12)(34), (13)(24), (14)(23)} terhadap operasi perkalian o pada
permutasi merupakan suatu grup siklik? Jelaskan !
4. Apakah { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } terhadap perkalian modulo 7 merupakan suatu grup siklik?
5. G = { 0, 1, 2, 3 } terhadap operasi penjumlahan modulo 4 suatu grup siklik. Buktikanlah!
Tentukanlah periode setiap elemen G.
6. G adalah grup siklik dengan generator a. Buktikanlah bahwa G suatu grup tak
berrhingga bila dan hanya bila ak = ar maka k = r
7. Berapakah banyaknya elemen yang dapat menjadi generator grup siklik berorder 8 ?
8. Setiap grup siklik adalah grup abelian, buktikanlah ?
Defenisi 5.1
“Jika H suatu subgroup dari grup (G; o) dan a ϵ G maka Ha = { h o a | h ϵ H } disebut koset
kanan dari H dalam G, sedangkan aH = { a o H | h ϵ H } disebut koset kiri dari H dalam G “
Contoh 5.1
S4 adalah suatu grup dari semua permutasi empat elemen 1, 2, 3 dan 4 terhadap operasi
perkalian H = { (1), (12), (34), (12)(34) } adalah suatu subgroup dari S4. Tentukanlah
koset kanan jika = (1432) merupakan elemen dari S4.
Penyelesaian :
= (1432) dibentuk suatu himpunan dari hasil perkalian setiap elemen H dengan .
Himpunan semua hasil perkalian setiap elemen H dengan ditulis H dan disebut koset
kanan dari H dalam S4
Contoh 5.2
B adalah himpunan bilangan bulat dan terhadap operasi penjumlahan suatu grup. H5
adalah bilangan bulat kelipatan 5, terhadap operasi penjumlahan juga merupakan suatu
grup. H5 ⊂ B maka H5 subgrup dari B. Tentukan koset kanan dari H5 dalam B jika diambil
-1, 3, dan 4 ϵ B .
Penyelesaian :
Teorema 5.1
Bukti :
a = h o b maka b = h-1 o a
Ambil y ϵ Hb maka y = hi o b untuk hi ϵ H
y = hi o (h-1 o a )
y = (hi o h-1 )o a
y = hj o a ini berarti y ϵ Ha
Jadi Hb ⊂ Ha
Karena Ha ⊂ Hb dan Hb ⊂ Ha maka Ha = Hb
Jika G suatu grup berhingga dan H adalah subgroup dari G, maka order dari H membagi
habis order dari G (ditulis n(H) | n(G) )
Bukti :
G suatu grup berhingga dengan n (G) = k.
H adalah subgroup dari G dengan n (H) = t
Maka setiap koset kanan dari H dalam G mempunyai elemen sebanyak t pula.
Subgrup H sendiri juga merupakan suatu koset kanan dalam G, sebab Hu = H.
Apabila banyaknya koset kanan yang berlainan dari H dalam G adalah r, maka diperoleh
hubungan bahwa k = rt.
Jadi, n (H) | n (G) yaitu sebanyak r
Defenisi 5.3
Jika G suatu grup dan H adalah subgroup dari G, maka indeks dari H dalam G adalah
banyaknya koset kanan yang berbeda dari H dlam G dan ditulis i G(H). Jika G suatu grup
n(G)
berhingga maka iGH =
n(H)
Contoh 3.4
Jawab :
Pendalaman Materi
Misalkan G adalah suatu grup bilangan –bilangan bulat dengan penjumlahan dan H
adalah bilangan-bilangan bulat kelipatan 3, maka H adalah subgroup dari G. Tentukan
koset kanan dari H dalam G juga indeksnya ?
Jika G suatu grup berhingga yang berorder bilangan prima maka G merupakan grup siklik
Bukti :
Misalkan n (G) = m dengan m suatu bilangan prima. Maka pembagi dari m hanyalah 1
dan m saja. Sehingga G tidak mempunyai subgroup sejati. ambil a ϵ G dan a ≠ u, maka
himpunan perpangkatan elemen a, yaitu H = { a, a2, a3, … am = u} merupakan subgroup
dari G. Karena G tidak mempunyai subgroup sejati dan a ≠ u maka H = G. Karena H
suatu grup siklik maka G merupakan grup siklik pula.
LATIHAN SOAL
1. Tulislah semua koset kanan dari H dalam G, Jika G suatu grup siklik dengan generator a
dan n (G) = 10 serta H adalah subgroup dari G dengan generator a2
2. G suatu grup, a ϵ G dan am = u. Buktikanlah bahwa p (a) | m.
3. G adalah suatu grup dengan operasi penjumlahan Hm adalah subgroup dari G dan Hm
adalah himpunan semua bilangan bulat kelipatan m. Berapakah i G(Hm) dan tulislah
semua koset kanan dari Hm dalam G.
Defenisi 6.1
“Jika N subgroup dari (G; o) maka N disebut subgrup normal dari G bila dan hanya bila
untuk setiap g-1 ϵ G dan n ϵ N berlaku g o n o g-1 ϵ N
Contoh 6.1
S3 adalah suatu grup dari semua permutasi tiga elemen misalnya 1, 2 dan 3 terhadap
operasi perkalian, S3 = { (1) = u, (12), (13), (23), (123), (132) } dan N adalah subgroup
dari S3, N = { (1), (132), (123) }. Tentukanlah bahwa N subgroup normal dari S3.
Penyelesaian :
Dari defenisi 6. 1 yang dijelaskan pada contoh 6. 1 terlihat bahwa defenisi tersebut
dapat dituliskan juga sesuai teorema berikut ini !
Teorema 6. 1
N adalah subgroup normal dari G bila dan hanya bila gNg -1 = N untuk setiap g ∈ G
Bukti :
Akibat dari munculnya teorema 6. 1 maka dapat berlakulah teorema berikut ini,
Teorema 6.2
Jika N subgroup dari G maka N adalah subgroup normal dari G bila dan hanya bila
gN = Ng untuk setiap g ∈ G
Bukti :
Teorema 6.3
Jika N suatu subgrup dari G, maka N adalah subgroup normal G bila dan hanya bila hasil
kali dua koset kanan dari dalam G adalah koset kanan dari N dalam G pula
Bukti :
Ada dua pembuktian dalam teorema ini, yaitu :
Pertama : N subgroup normal dari maka (Na)(Nb) = N (a o b) untuk setiap a, b ∈ G
N subgroup normal dari G maka Na = aN untuk setiap a ∈ G. Untuk setiap
a, b ∈ G
Na Nb = N(aN)b
= N(Na)b
= NN(a o b)
= N (a o b)
a, b ∈ G dan (G; o) suatu grup maka ( a o b ) ∈ G, berarti N (a o b ) adalah
koset kanan dari N dalam G. Jadi hasil kali dua koset kanan dari N adalah
koset kanan dari N dalam G pula.
Na Na-1 = NN
a Na-1 = N untuk setiap a ∈ G
Ini berarti bahwa N adalah subgroup normal dari G
Perhatikan N suatu subgroup normal dari G, berarti hasil kali setiap koset kanan dari N
dalam G adalah koset kanan dari N dalam G pula. Selanjutnya perhatikan himpunan semua
koset kanan N dalam G dan diberi notasi G/N ( dibaca “N factor dari G”). Jika G/N
memenuhi semua sifat-sifat dari suatu Grup maka G/N selanjutnya disebut Grup Faktor,
hal ini akan dibuktikan dalam teorema berikut ini.
Jika (G; o) suatu grup dan N adalah subgroup normal dari G, maka G/N terhadap operasi
perkalian himpunan merupakan suatu grup.
Bukti :
G/N adalah himpunan semua koset kanan N dalam G, dan harus dibuktikan bahwa G/N
terhadap operasi perkalian himpunan merupakan suatu grup. Coba Anda buktikan
bahwa G/N memiliki sifat-sifat dari suatu Grup.
Teorema 6.5
Jika G suatu grup berhingga dan N adalah subgroup normal dari G, maka
𝑛 (𝐺)
n (G/N) = 𝑛 (𝑁)
Contoh 6.2
Misalkan G = { a, a2, a3, a4, a5, a6 = u } adalah suatu grup dan H = { a2, a4, a6 = u} adalah
subgroup normal dari G tunjukan grup factor dari G oleh H yaitu G/H?
Penyelesaian :
𝑛 (𝐺) 6
n(G) = 6 dan n(H) = 3, maka n (G/H) = 𝑛 (𝐻) = =2
3
ada 2 elemen dari G/H yaitu :
Hu = Ha2 = Ha4 = H = { a2, a4, a6 }
Ha = Ha3 = Ha5 = { a, a3, a5 }
Jadi G/H = { H, Ha }
Pendalaman Materi
LATIHAN SOAL
Defenisi 7.1
Contoh 7.1
Penyelesaian :
Pendalaman Materi
G adalah himpunan bilangan bulat dengan operasi penjumlahan dan M adalah bilangan
bulat selain nol dengan operasi perkalian. Pemetaan ɸ : G → M didefenisikan oleh ɸ(x)
= 2x untuk setiap x ∈ G. Tunjukanlah bahwa G → M adalah homomorphisma Grup?
Teorema 7.1
(i) ɸ(u) = u’ , u elemen identitas dalam G dan u’ adalah elemen identitas dalam M
(ii) ɸ(x-1) = (ɸ(x))-1 untuk setiap x ∈ G
Teorema 7.1 dapat juga dikatakan bahwa (i) peta (bayangan) elemen identitas
dalam G adalah elemen identitas dalam M dan (ii) bayangan invers x dalam G adalah invers
bayangan x dalam M
Defenisi 6.2
Grup G dan grup M dikatakan ishomorpik jika ada ishomorphisma dari G ke M. Pada
contoh 7.1 G = { 0, 1, 2, 3 } suatu grup dengan operasi penjumlahan modulo 4 dan M = { 1, 2,
3, 4 } suatu grup dengan operasi perkalian modulo 5, maka G ishomorphik M.
Pendalaman Materi
1. G adalah suatu himpunan bilangan real positif dengan operasi perkalian dan M suatu
himpunan bilangan real denga operasi penjumlahan. Pemetaan ɸ: G → M didefenisikan
oleh ɸ(x) = log x untuk setiap x ∈ G. Buktikan ɸ adalah homorphisma ?
4. Buktikan bahwa grup siklik dengan order tak berhingga ishomorphik dengan grup
bilangan bulat dengan operasi penjumlahan ?