NPM : 2191000210023
Sistem koordinat adalah suatu sistem yang menggunakan satu atau lebih bilangan,atau sistem
koordinat adalah suatu cara atau metode untuk menentukan letak suatu titik dalam grafik
b. Koordinat kutub
Sistem koordinat polar (sistem koordinat kutub) dalam matematika adalah suatu sistem
koordinat 2-dimensi di mana setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik
yang telah ditetapkan dan suatu sudut dari suatu arah yang telah ditetapkan.
Suatu titik A dapat dinyatakansebagai pasangan berurut A(r,α) r : jarak
titik A terhadap titik asal O (0,0) α : besar sudut antara sumbu-x (x
positif) terhadap garis OA
Cos α =
Sin α =
Contoh soal :
1. Diketahui koordinat cartesius dengan titik A (4,4 ) Tentukan jarak
dan tan α!
Penyelesaian :
Titik A (4,4√3 )
r=
r=
r=
r= 8 tan α
tan α = tan α
=√3
α = 60
𝑥 = −6√3
𝑦 = 𝑟. sin 𝛼
= 12. sin 150
= 12. sin 30 = 12.
𝑦=6
Fungsi dapat berbentuk fungsi eksplisit dan fungsi implisit. Fungsi eksplisit dinyatakan dalam
bentuk 𝑦 = 𝑓(𝑥). Sedangkan fungsi implisit dinyatakan dalam bentuk 𝑓(𝑥, 𝑦) = 0.
sebagai 2 bentuK eksplisit. Berbeda dengan fungsi eksplisit yang secara langsung dapat diubah menjadi
fungsi implisit. Fungsi implisit tidak semuanya dapat diubah menjadi fungsi eksplisit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa “Setiap fungsi eksplisit dapat diubah menjadi fungsi implisit. Akan tetapi ada fungsi
Adapun, fungsi 2𝑦 − 𝑥 = 8 merupakan fungsi sederhana yang hanya terdiri dari satu variabel terikat dan
satu variabel bebas. Lantas apa yang dimaksud dengan fungsi peubah banyak?
𝑓(𝑥, 𝑦) = 3𝑥 + 2𝑦
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥2 + 𝑦²
Jika dimisalkan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) maka kedua fungsi diatas dapat dinyatakan sebagai
𝑧 = 3𝑥 + 2𝑦
𝑧 = 𝑥2 + 𝑦²
Kedua fungsi tersebut merupakan contoh fungsi peubah banyak. Perhatikan bahwa fungsi tersebut
memetakan (𝑥, 𝑦) pada tepat satu 𝑧. Jadi setiap (𝑥, 𝑦) akan dipasangkan pada tepat satu 𝑧. Jadi dapat
didefinisikan,
Fungsi dua peubah 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) merupakan fungsi yang memetakan setiap (𝑥, 𝑦) pada tepat satu 𝑧,
dimana peubah 𝑥 dan 𝑦 merupakan peubah bebas sedangkan 𝑧 merupakan peubah terikat. Demikian
pula dengan fungsi tiga peubah, misalnya 𝑥, 𝑦, dan 𝑧.
Selanjutnya dapat didefinisikan fungsi empat peubah, bahkan fungsi 𝑛 peubah dengan memperhatikan
banyak peubah bebas dalam fungsi tersebut.
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 + 𝑦 𝑥, 𝑦; 𝑓(𝑥, 𝑦) ∈ ℝ
2. Fungsi tiga peubah
II. Grafik
Sebelum membahas grafik dari fungsi dua peubah atau lebih terlebih dahulu akan dibahas
domain dan range dari fungsi tersebut. Jika tidak dinyatakan secara khusus maka fungsi didefinisikan
pada himpunan bilangan real. Sehingga fungsi bernilai real dari dua peubah real merupakan fungsi yang
memasangkan setiap pasangan terurut (𝑥, 𝑦) pada daerah asal fungsi dengan bilangan real tunggal 𝑓(𝑥,
𝑦). Sebagai contoh:
1. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 6 − 2𝑥 − 3𝑦
Domain fungsi adalah {(𝑥, 𝑦) ∣ −∞ < 𝑥 < ∞, −∞ < 𝑦 < ∞}, yang berarti bahwa fungsi tersebut
terdefinisi pada semua pasangan bilangan real (𝑥, 𝑦). Grafik domain fungsi ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
1 . 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥√𝑦
Domain fungsi adalah {(𝑥, 𝑦) ∣ −∞ < 𝑥 < ∞, 𝑦 ≥ 0}Grafik domain fungsi ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
Untuk menggambarkan grafik fungsi peubah banyak dapat dilakukan dengan menentukan titik potong
grafik pada masing-masing sumbu pada sistem koordinat kartesius. Contohnya jika diketahui 𝑧 = 6 − 2𝑥
− 3𝑦 maka grafik dapat digambarkan sebagai berikut.
- Jika 𝑥 = 0, 𝑦 = 0 maka 𝑧 = 6sehingga titik potong grafik pada sumbu-𝑧 adalah (0,0,6)
- Jika 𝑥 = 0,𝑧 = 0 maka 𝑦 = 2 sehingga titik potong grafik pada sumbu-𝑦 adalah (0,2,0)
- Jika 𝑦 = 0,𝑧 = 0 maka 𝑥 = 3 sehingga titik potong grafik pada sumbu-𝑥 adalah (3,0,0)
Jadi diperoleh grafik fungsi 𝑧 = 6 − 2𝑥 − 3𝑦 yang berupa bidang seperti pada gambar di bawah ini:
(Untuk grafik fungsi yang lebih rumit, dapat digunakan grafik computer)
TURUNAN PARSIAL FUNGSI PEUBAH BANYAK (KELOMPOK 3)
Ada dua macam dari turunan parsial fungsi peubah banyak, yaitu :
Penjelasan
Contoh
𝜕𝑧 𝜕𝑧 1.
Diketahui 𝑧 = −2𝑥 + 3𝑦. Tentukan dan
Jawab :
b. Turunan Parsial Fungsi Tiga Peubah
Turunan parsial fungsi tiga peubah sama halnya dengan fungsi dua peubah—yang membedakan
adalah jika fungsi dua peubah adalah 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) maka untuk fungsi tiga peubah adalah dimisalkan
𝑤 = 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧). Turunan parsial dari fungsi 𝑤 dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Menentukan turunan parsial bisa juga menggunakan cara sederhana sebagai berikut,
Untuk turunan parsial fungsi dua peubah dimana 𝒛 = 𝒇(𝒙, 𝒚). Maka
𝜕𝑤
Contoh
𝜕𝑧 𝜕𝑧 1.
Diketahui 𝑧 = −2𝑥 + 3𝑦. Tentukan
dan
Jawab :
𝜕𝑧 𝜕𝑧
3. Diketahui 𝑧 = 𝑥2𝑦3. Tentukan dan
Jawab :
𝜕𝑧 𝜕𝑧
Diketahui 𝑧 = 𝑥2 sin 3𝑦. Tentukan dan
𝜕𝑥 𝜕𝑦 Jawab :
diperoleh
Contoh dari nomor 4 merupakan Turunan Parsial Tingkat tinggi
Penjelasan :
Turunan parsial tingkat tinggi dapat diturunkan dari turunan parsial tingkat pertama.
Maka turunan parsial kedua dari 𝑧 ada empat jenis turunan yaitu
didefinisikan sebagai
didefinisikan sebagai
Perhatikan bahwa x=x(t) dan y=y(t) dapat diturunkan terhadap t yaitu masing-masing
sehingga diperoleh turunan total adalah
adalah
Untuk turunan total untuk fungsi tiga peubah dapat diperoleh sebagai berikut.
Ingat kembali konsep differensial pada fungsi satu variabel 𝑦 = 𝑓(𝑥) suatu differensial 𝑑𝑥
terhadap variabel bebas didefinisikan sebagai :
𝑑𝑦 = 𝑓′(𝑥)𝑑𝑥
Misalkan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) merupakan fungsi dua peubah. Turunan parsial 𝑧 terhadap 𝑥 adalah :
𝜕𝑧 𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
=
𝜕𝑥 𝜕𝑥
𝜕𝑧 𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
=
𝜕𝑦 𝜕𝑦
Perhatikan bahwa 𝑑𝑧 = 𝜕𝑧
𝑑𝑥 = 𝜕𝑓 (𝑥,𝑦)
𝑑𝑥 dan 𝑑𝑧 = 𝜕𝑧
𝑑𝑦 = 𝜕𝑓 (𝑥,𝑦)
𝑑𝑦 . Sehingga
jumlah
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦
differensialnya adalah :
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦) 𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 𝜕𝑥
𝑑𝑦
𝜕𝑓(𝑥, 𝑦) 𝜕𝑓(𝑥, 𝑦)
𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝜕𝑧3
+ 2𝑥2𝑦 + 3𝑥𝑦2 ( Diturunkan 𝑦 nya saja )
=𝑥
𝜕𝑦
𝜕𝑧 𝜕𝑧
𝑑𝑧 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑑𝑧 = (3𝑥 𝑦 + 2𝑥𝑦2 + 𝑦3)𝑑𝑥 + (𝑥3 + 2𝑥2𝑦 + 3𝑥𝑦2)𝑑𝑦
2
2. Tentukan luas persegi panjang yang mempunyai panjang 35,02 cm dan lebar 24,98 cm.
Dekati dengan diferensial total !
Diketahui : Panjang = 35,02
Lebar = 24,98
Dimisalkan : Panjang (𝑥)
Lebar (𝑦)
Luas (L)
Ditanya : Luas pendekatannya Penyelesaian :
Luas Persegi Panjang = 𝑝 × 𝑙
𝐿 = 𝑥𝑦
𝜕𝐿
=𝑦 ( diturunkan 𝑥 nya saja )
𝜕𝑥
𝜕𝐿
=𝑥 ( diturunkan 𝑦 nya saja )
𝜕𝑦
𝜕𝐿 𝜕𝐿
𝑑𝐿 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦
𝜕𝑥 𝜕𝑦
𝑑𝐿 = 𝑦𝑑𝑥 + 𝑥𝑑𝑦
𝑥 = 35 𝑐𝑚 , 𝑑𝑥 = 0,02 𝑐𝑚 , 𝑦 = 24 𝑐𝑚 , 𝑑𝑦 = 0,98 𝑐𝑚
𝐿 = 𝑥𝑦
𝐿 = 35 𝑐𝑚 × 24 𝑐𝑚
𝐿 = 840 𝑐𝑚2
𝑑𝐿 = 𝑦𝑑𝑥 + 𝑥𝑑𝑦
Luas Pendekatannya = 𝐿 + 𝑑𝐿
= 840 𝑐𝑚2 + 34,78 𝑐𝑚2
= 874,78 𝑐𝑚2
Dengan cara yang sama seperti diferensial total dari fungsi dua peubah, maka dapat diperoleh
differensial total dari fungsi tiga peubah 𝑤 = 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah
Contoh :
𝜕𝑤
= 2𝑥𝑦𝑧3 + 𝑦𝑧 + 3𝑥2𝑦2𝑧 ( diturunkan 𝑥 nya saja )
𝜕𝑥
𝜕𝑤 2
𝑧3 + 𝑥𝑧 + 2𝑥3𝑦𝑧 ( diturunkan 𝑦 nya saja )
= 𝑥𝜕𝑦
𝜕𝑤 2
𝑦𝑧2 + 𝑥𝑦 + 𝑥3𝑦2 ( diturunkan 𝑧 nya saja ) = 3𝑥
𝜕𝑧 𝜕𝑤 𝜕𝑤 𝜕𝑤
𝑑𝑤 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
( Kelompok 5)
ATURAN RANTAI PADA TURUNAN DARI FUNGSI PEUBAH BANYAK 1. Definisi Aturan
Rantai
Aturan rantai adalah aturan untuk mencari turunan fungsi komposisi. Misal𝐹 (𝑥)
= (2𝑥 + 1)5, amati bahwa F berupa fungsi komposisi. Aturan rantai untuk fungsi-fungsi
komposisi satu variable ialah sebagai berikut.
Jika 𝑦 = 𝑓(𝑥(𝑡)) dengan f dan x merupakan fungsi yang terdefinisi dan dapat
diturunkan, maka dalam notasi Leibniz dapat ditulis.
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
= .
𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑑𝑡 Atau dalam notasi
aksennya ialah:
(𝑓 ◦ 𝑔)′(𝑥) = 𝑓′(𝑔(𝑥))𝑔′(𝑥) Contoh:
1) Jika 𝑦 = (2𝑥2 − 4𝑥 + 1)60, carilah 𝐷𝑥𝑦! (𝐷𝑥𝑦 adalah differensial dari y atau𝐹′(𝑥)
dari 𝐹(𝑥).
Penyelesaian:
Kita pikirkan 𝑦 sebagai pangkat ke-60 suatu fungsi x, yaitu 𝑦 = 𝑢60 dan 𝑢
= 2𝑥2 − 4 + 1
Fungsi sebelah luar 𝑓(𝑥) = 𝑢60 dan fungsi sebelah dalam adalah 𝑢 = 𝑔(𝑥)
= 2𝑥2 − 4 + 1
𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑢). 𝑔(𝑢)
= (60𝑢59)(4𝑥 − 4) = 60(2𝑥2 − 4𝑥 + 1)59(4𝑥 − 4)
=𝑢
1
𝑦=𝑢 3 −3
𝐷𝑥𝑦 = 𝐷𝑥𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑢). 𝑔(𝑢)
= (−3𝑢−4)(10𝑥4) = −𝑢43 . 10𝑥4
−30𝑥4
=
(25 − 7)4
= 6𝑥𝑦3𝑡2 + 6𝑥2𝑦2𝑡
= 6𝑡3(𝑡2)3𝑡2 + 6(𝑡3)2(𝑡2)2𝑡
= 6𝑡11 + 6𝑡11
= 12𝑡11
versi kedua misalkan bahwa 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 = 𝑥(𝑠, 𝑡) dan 𝑦 = 𝑦(𝑠, 𝑡),maka masuk akal
1. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑠 𝜕𝑥 𝜕𝑠 𝜕𝑦 𝜕𝑡
2. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡 Contoh:
𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡
= (6𝑥)(7) + (−2𝑦)(5𝑠)
Penyelesaian:
a. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑠 𝜕𝑥 𝜕𝑠 𝜕𝑦 𝜕𝑠
= 𝑒𝑦(2) + 𝑥𝑒𝑦(2)
= 2𝑒𝑦(1 + 𝑥)
= 2𝑒2𝑠+𝑡(2𝑠 − 𝑡 + 1)
b. 𝜕𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑡
= 𝑒𝑦(−1) + 𝑥𝑒𝑦(1)
= 𝑒𝑦(𝑥 − 1)
= 𝑒2𝑠+𝑡(2𝑠 − 𝑡 − 1)
∑ ∑ 𝑓(𝑥̅𝑘,̅𝑦𝑘) ∆ 𝐴𝑘
𝑖=1 𝑖=1
𝑅 |p 𝑖
Diperoleh:
𝑑 𝑑 𝑏 𝑑
𝑏
𝑑𝑥𝑑𝑦
𝑅 𝐶 𝐶 𝑎 𝐶𝑎
Maka:
𝑑𝑏
𝑑𝑥𝑑𝑦
𝑅 𝐶𝑎
Diperoleh:
𝑑 𝑑 𝑏 𝑑𝑏
𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑅 𝐶 𝐶 𝑎 𝐶𝑎
Maka:
𝑑𝑏
𝑑𝑦𝑑𝑥
𝑅 𝐶𝑎
Contoh soal :
Hitung integral lipat dua berikut ini
dA
R
dydx
dx
dx
dx
1. 𝑅 𝑘 𝑓(𝑥, 𝑦)dA =𝑘 𝑅 dA
2. 𝑅 = 𝑅 𝑅 𝑑𝐴
= 𝑅= 𝑅 𝑅 𝑑𝐴
• Tipe ll
D ={(x,y)|r(y)≤x≤ s(y), c≤y≤d}
Aturan Integrasi
• Urutan pengintegralan dalam integral lipat dua tergantung dari bentuk D (daerah
integrasi).
• Dalam perhitungannya,kadangkala kita perlu merubah urutan pengintegralan.
Hal ini dapat disebabkan dengan perubahan urutan perintegralan akan
memudahkan dalam proses integrasinya.
• Oleh karena itu,langkah pertama kita harus dapat menggambarkan daerah
integrasi, selanjutnya kita dapat merubah urutan integrasi dengan mengacu pada
sketsa daerahintegrasi yang sama
Contoh soal:
Hitung ∬R (2y ex)dA, R dibatasi x=y2, y = 1, sumbu y
F(x,y)=(2y ex), jadi y dibatasi oleh tiga kurva,
Penyelesaian:
𝑦𝑒
𝑥
| 𝑑𝑦
𝑑𝑦
= 𝑒 − 1 − 1 = 𝑒 – 2vvv
𝑉 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑅
𝑉 = ∬ 𝐹(𝑟, 𝜃)𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃
Definisi :
𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑓(𝑟 cos 𝜃 , 𝑟 sin 𝜃) = 𝐹(𝑟, 𝜃)
Sehingga diperoleh
E) Contoh
Tentukan volume benda pejal di atas persegi panjang
𝜋
𝑥2+𝑦^2
!
𝑅 dibawah permukaan 𝑧 = 𝑒
Jawab :
Karena dalam koordinat polar berlaku 𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2 maka :
𝑉 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
𝑅
𝑑𝐴
𝑟 𝑑𝑟] 𝑑𝜃
𝑑𝜃
𝑑𝜃
𝜋
=
9
− 𝑒)
(𝑒
8
Integral Lipat Tiga (Kelompok 7)
Misalkan f(x,y,z) adalah fungsi kontinu pada daerah tiga dimensi R. Definisi integral lipat dua
dikembangkan dalam cara yang jelas untuk mendapatkan definisi dari integral lipat tiga
dV.
Langkah pertama adalah membagi B menjadi kotak-kotak bagian. Dengan membagi selang
[a,b] menjadi l selangbagian [xi-1,xi] berlebar sama , membagi [c,d] menjadi m selangbagian
berlebar sama dan membagi [r,s] menjadi n selangbagian berlebar sama . Bidang-bidang
yang melalui titik ujung selangbagian-selangbagian ini yang sejajar terhadap bidang-bidang
koordinat kotak B menjadi lmn kotak bagian
Bijk = [xi-1, xi] x [yj-1, y1] x [zk-1, zk]
2
Dengan titik empel (xijk, yijk, zijk) terletak pada Bijk.
Berdasarkan analogi dengan definisi integral lipat dua, kita definisikan integral lipat tiga sebagai
limit dari jumlah Riemann rangkap tiga dalam.
Intergral lipat tiga selalu ada jika f konyinu. Jika memilih sampel sebarang titik di dalam
kotakbagian sebagai titik (x, y, z) akan diperoleh ekspresi yang kelihatan lebih sederhana untuk
integral lipat tiga:
Sama seperti integral lipat dua,metode praktis untuk perhitungan integral lipat tiga adalah
menyatakan sebagai integral berulang sebagai berikut.
4. Teorema Fubini untuk Integral Lipat Tiga jika f kontinu pada kotak
B = [a, b ] x [ c, d] x [r, s], maka
Integral berulang pada ruas kanan Teorema Fubini bermakna bahwa pertama
mengintegralkan terhadap x (dengan mempertahankan y dan z tetap), kemudian integralkan
terhadap y (dengan mempertahankan z tetap), dan akhirnya integralkan terhadap z. Terdapat lima
kemungkinan urutan lain yang dapat dilakukan dalam mengintegralkan, semuanya memberikan
nilai sama. Misalnya, jika kita integralkan terhadap y, kemudiain z, dan kemudian x, kita
mempunyai
B. Koordinat Tabung
Tetapi kita juga mengetahui bagaimana menghitung integral Lipat-dua dalam koordinat polar.
Nyatanya dengan menggabungkan persamaan 1 dengan persamaan 16.4.3, kita peroleh
Rumus 2 adalah rumus untuk penintegralan lipat-tiga dalam koordinat silinder. Rumus ini
mengatakan bahwa kita mengalihkan integral lipat-tiga dari koordinat siku-siku ke
limit-limit pengintegralan yang sesuai untuk z, r, dan , serta dengan menggantikan dV oleh r dz dr d .
(gambar 3 memperlihatkan bagaimana menghafalkan ini) adalah menguntungkan untuk
menggunakan rumus ini ketika E adalah daerah pejal yang secara mudah dideskripsikan dalam
C. Koordinat Bola
Kita telah mempelajari bahwa persamaan-persamaan
Gambar diatas memperlihatkan elemen volume di dalam koordinat bola atau yang disebut
juga baji bola (spherical wedge). Dapat dilihat bahwa volume dari baji yang diarsir adalah
di mana adalah sebuah titik yang dipilih secara tepat didalam baji.
Pembentukan partisi dari sebuah benda padat dengan menggunakan sebuah kisi bola,
membentuk jumlah yang tepat, dan mengambil suatu limit yang akan menghasilkan sebuah
oleh .
Contoh :
Penyelesaian :
Pusatkan bola tersebut dititik asal dan misalkan jari-jarinya sebesar
Penyelesaiaan :
Jadi,
APLIKASI INTEGRAL LIPAT DALAM BERBAGAI MASALAH
(Kelompok 8)
Massa
Masa suatu benda adalah banyaknya materi/partikel zat yang terkandung dalam
suatu benda. Dalam suatu benda, banyaknya materi tersebut ditentukan oleh kerapatan
(densitas/density) benda.
Densitas tersebut dapat dinyatakan dalam fungsi dua variabel misalnya terdapat
Keterangan : M = Massa
Contoh Soal :
Terdapat sebuah lamina dengan densitas yang dibatasi oleh sumbu , garis
Jawab :
Langkah 1
Sehingga, diperoleh :
Batas ini adalah batas daerah S yang akan digunakan pada integral lipat dua.
Langkah 2
Misalnya terdapat benda dengan Adapun pusat massa benda tersebut, densitas
. dapat dinyatakan sbb :
Contoh Soal :
Tentukan pusat massa dari lamina yang memiliki kerapatan dibatasi oleh
Penyelesaian :
Maka,
Momen inersia (juga disebut sebagai momen kedua) dari suatu lamina/benda.
Momen inersia suatu benda dapat ditentukan sebai berikut :
Contoh Soal :
Penyelesaian :
• Terhadap sumbu x
• Terhadap sumbu y
• Terhadap sumbu z
Integral lipat tiga juga dapat digunakan untuk menentukan massa, pusat massa,
dan momen inersia dari suatu benda padat/solid yang memiliki densitas dalam fungsi tiga
variabel.
Dengan :
Momen Inersia
Pada benda solid/padat yang memiliki densitas maka akan dapat
detentukan momen inersianya sebagai berikut :
Contoh :
Tentuknlah pusat massa benda solid yang dibatasi silinder parabolik dan
bidang dan dimana memiliki densitas konstan.
Penyelesaian :
Dari
Diperoleh,