Anda di halaman 1dari 37

PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP KECANDUAN

BEGADANG PENGARUH MEDIA SOSIAL PADA MAHASISWA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemodelan Matematika yang
diampu oleh :
Prof. Syafruddin Side, S.Si., M.Si., Ph.D.
Muhammad Isbar, S.Si., M.Si.

Oleh :
Esy Nurul Khaeraty 1811040005
Munadiya Yunadia 1811041007
Nurul Isra Laila Husain 1811041023
Yunita 1811042013

PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Model.............................................................................................................. 4
B. Analisis Model ............................................................................................... 6
C. Titik Ekuilibrium dan Kestabilannya ............................................................. 6
D. Analisis Kestabilan Titik Kesetimbangan .................................................... 10
E. Simulasi Numerik ......................................................................................... 12
F. Grafik Model .................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................... 21
B. Lampiran ...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) begadang adalah berjaga
tidak tidur sampai larut malam. Begadang merupakan aktivitas yang dilakukan
saat malam hari dimana aktivitas ini dilakukan rata-rata orang lain sedang tidur
untuk memulai aktivitas berikutnya, dalam waktu 24 jam perharinya dibutuhkan
jam tidur 6-8 perhari.
Pada dasarnya tidur adalah salah satu kebutuhan yang mesti dipenuhi oleh
manusia, sebab bisa dibayangkan apayang terjadi nantinya jika seseorang tidak
tertidur dalam waktu satu minggu saja, maka ia tidak akan berhenti marah, sedih,
senang dan sebagainya. Tentunya dengan tidur kita bisa mengistirahatkan diri
kita setelah beraktivitas seharian. (Notoadmodjo, 2003)
Tidur merupakan suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. (Tartowo W,
2006)
Kebiasaan begadang berpotensi buruk bagi kesehatan tubuh kita. Dampak
begadang membuat kita lemas di keesokan harinya dan tidak siap menjalani
aktivitas. Begadang juga menurunkan fungsi otak dalam menyerap materi
pelajaran. Dampak dari kebiasaan begadang untuk jangka pendek dapat
menurunkan konsentrasi dan perhatian kita atas sesuatu. Para ahli menemukan
bahwa seseorang yang sering begadang mengalami sensasi euforia dan
meningkatnya perasaan positif. Bagaimanapun juga, efek ini hanya sesaat dan
justru mengarah pada perubahan perilaku lainnya. Sementara itu, jika kita terjaga
sepanjang malam, kita mungkin tidak akan mengingat suatu informasi dalam
jangka waktu lama (Potter,dkk, 2005).
Malam seharusnya menjadi waktu untuk tubuh beristirahat setelah seharian

1
melakukan aktivitas, seperti bekerja, belajar maupun aktivitas lainnya hal ini
bertujuan untuk menjaga sistem kerja tubuh agar dapat berjalan maksimal pada
keesokan harinya. Kebiasaan tidur hingga larut malam atau biasa disebut dengan
begadang merupakan suatu aktivitas yang tidak jarang dilakukan oleh setiap
orang, baik itu seorang pelajar/mahasiswa, bahkan orang dewasa maupun
seorang pekerja tidak jarang melakukan kebiasaan tidur larut malam ini
(begadang) yang menyebabkan kurangnya jam tidur mereka.
Kebiasaan ini dilakukan karna banyak faktor, seperti halnya bermain game,
nongkrong, internetan, nonton film, mengerjakan pekerjaan atau tugas sekolah
dan banyak faktor lainnya. Media sosial sangat mempengaruhi seseorang yang
tidak mampu mengontrol pola tidur mereka. Pola tidur yang dimaksud
merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh orang umum, dimana kebiasaan
tidur serta bangun tidur yang seharusnya tidak lebih dari pukul 23:00 malam dan
bangun pukul 06:00 pagi, yang dimana dalam segi kesehatan pola tidur dan
istirahat yang baik adalah 6-8 jam perhari merupakan batas tidur minimal. Di era
modern sekarang ini dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang
pesat setiap orang disuguhi dengan sarana dan prasarana yang luar biasa, seperti
ponsel pintar atau biasa disebut dengan smartphone. Smartphone menjadikan
ketergantungan akan fitur-fitur aplikasi yang tersedia, mulai dari aplikasi jejaring
sosial yang membutuhkan update setiap harinya bahkan setiap waktu.
Tidak sedikit dari kalangan mahasiswa yang menghabiskan waktu dengan
sekedar bermain game dan membuka media sosial pada smartphone mereka.
Kesalahan menggunakan pemanfaatan teknologi inilah yang dapat memicu tidak
sedikitnya seseorang melakukan aktifitas dimalam hari hingga tidak tidur yang
menyebabkan kurang jam tidur mereka Melihat banyaknya fenomena tidur
kurang dari 6 jam, atau bahkan pola istirahat (tidur) mereka terbalik menjadi di
pagi hari sangat mempengaruhi beberapa fungsi aktivitas kehidupan serta fungsi
kesehatan tubuh.
Dampak terburuk dari begadang dalam jangka pendek dapat mempengaruhi

2
kemampuan kita mengontrol emosi dan mengenali emosi yang ditampilkan orang
lain. Pasalnya selama tidur, otak melepaskan neurotransmitter, zat yang
membantu kita mengatur emosi.
Kebiasaan begadang juga melemahkan imunitas tubuh kita. Imunitas
merupakan sistem kekebalan tubuh yang melindungi tubuh terhadap pengaruh
biologis kuman patogen dari luar, maupun sel kanker yang terjadi di dalam
tubuh. Menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap inveksi virus, seperti
influenza, infeksi usus (diare), infeksi virus hepatitis, demam thypoid, dan
demam berdarah. Akibat terburuk dari begadang yang mengerikan yakni resiko
kematian. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka
yang telah tidur kurang dari 5 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian
akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko
kematian akibat penyakit kardiovaskuler (Nancy W, 2006).
Pada penelitian ini, kami menggunakan model SEIR (Susceptible, Exposed,
Infective, Recovered). dengan beranggapan bahwa sebelum mahasiswa
kecanduan begadang pengaruh media sosial, mereka terlebih dahulu menginstal
aplikasi-aplikasi media sosial, lalu mempelajari aplikasi-apliasi tersebut hingga
mereka menggunakan media sosial hingga berlarut-larut dan lupa waktu dan
akhirnya kecanduan begadang. Populasi yang diambil adalah mahasiswa yang
mempunyai Smartphone.Individu normal adalah populasi mahasiswa yang
memiliki Smartphone dimasukkan ke dalam kelas Susceptible (populasi yang
berpotensi kecanduan). Individu yang mulai menginstal aplikasi-apliasi media
sosial dimasukkan ke dalam kelas Exposed (populasi yang memperlihatkan
gejala kecanduan begadang). Individu yang telah kecanduan begadang dimana
sudah menggunakan media sosial hingga berlarut-larut dan lupa waktu
dimasukkan ke dalam kelas Infected (populasi kecanduan). Individu yang
sudahtidak kecanduan begadang pengaruh media sosial dimasukkan ke dalam
kelas Recovered (populasi yang sembuh dari kecanduan begadang).

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model
Masalah kecanduan begadang pada mahasiswa dibagi menjadi empat kelas
yaitu kelas S, E, I Dan R. Mahasiswa yang memiliki Smartphone berpotensi
kecanduan begadang dinotasikan dengan Suspectibel (S), mahasiswa yang mulai
memperlihatkan gejala kecanduan begadang pengaruh media sosial dinotasikan
dengan Exposed (E), mahasiswayang telah terkena kecanduan begadang
pengaruh media sosial dinotasikan dengan Infected (I). Danmahasiswa yang
sudah tidak kecanduan begadang pengaruh media sosial dinotasikan dengan
Recovered (R). maka, keempat kelompok ini dapat didefinisikan dalam bentuk
matematika, sebagai berikut :
𝑁 =𝑆+𝐸+𝐼+𝑅
Dalam pembentukan model matematika SEIR terhadapkecanduan begadang
pengaruh media sosial pada mahasiswa diberikan asumsi-asumsi yang perlu
ditetapkan untuk membatasi dan memperjelas model yang akan dibentuk antara
lain:
1. Semua mahasiswa yang mempunyai smartphone untuk mengakses sosial
media.
2. Jumlah mahasiswa yang rentan kecanduan begadang karena pengaruh sosial
media.
3. Sosial media merupakan salah satu faktor penyebab terkena kecanduan
begadang pada mahasiswa.
4. Menginstal aplikasi-aplikasi dan mempelajari sosial media merupakan faktor
penyebab kecanduan begadang pada mahasiswa.
5. Menggunakan media sosial secara berlebihan dan terus-menerus dapat lebih
mempengaruhi mahasiswa hingga terkena kecanduan begadang.
6. Banyaknya tugas kuliah pada mahasiswa dapat mengakibatkan tidak

4
kecanduan begadang karena pengaruh media sosial.
7. Tidak adanya tugas kuliah dan banyaknya waktu luang dapat mempengaruhi
mahasiswa untuk kembali menggunakan media sosial secara berlebihan dan
terus-menerus sehingga kembali kecanduan begadang.
8. Laju smartphone yang dimiliki mahasiswa yang masuk dan keluar selalu
sama.
Berdasarkan asumsi-asumsi maka dibentuk model yang sesuai adalah model
𝑆𝐸𝐼𝑅. Untuk memperoleh model yang sesuai dengan asumsi maka digunakan
bagan alir model seperti pada gambar berikut.

𝜇𝑁 𝛼 𝛽 𝜀
S E I R
𝜃

𝜇 𝜇 𝜇 𝜇
Variabel dan Parameter pada Diagram Model 𝑆𝐸𝐼𝑅.
Variabel dan
Keterangan
Parameter
Mahasiswa yang memiliki Smartphone berpotensi
𝑆
kecanduan begadang pengaruh media sosial.
Mahasiswa yang mulai memperlihatkan gejala kecanduan
𝐸
begadang karena pengaruh media sosial.
Mahasiswa yang telah terkena kecanduan begadang
𝐼
karena pengaruh media sosial.
Mahasiswa yang sudah tidak kecanduan begadang karena
𝑅
pengaruh media sosial.
Koefisian laju smartphone mahasiwa yang aktif dan
𝜇
rusak.

5
𝑁 Total populasi mahasiswa yang memiliki smartphone.
Mulai meginstal aplikasi-aplikasi media sosial dan
𝛼
mempelajari aplikasi media sosial.
Menggunakan media sosial terus-menerus hingga lupa
𝛽
waktu.
𝜀 Banyaknya tugas kuliah.
𝜃 Tidak adanya tugas kuliah dan banyaknya waktu luang.

B. Analisis Model
Berdasarkan model matematika dari kecanduan begadang pengaruh media
sosial yang terdiri dari S, E, I, R dapat dibentuk dengan menurunkan sistem
persamaan dari gambar. Sehingga diperoleh :
𝑑𝑆
= 𝜇𝑁 − (𝛼 + 𝜇)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛼𝑆 − (𝛽 + 𝜇)𝐸
𝑑𝑡
𝑑𝐼
= 𝛽𝐸 − (𝜀 + 𝜇)𝐼 + 𝜃𝑅
𝑑𝑡
𝑑𝑅
= 𝜀𝐼 − (𝜃 + 𝜇)𝑅
𝑑𝑡

C. Titik Ekuilibrium dan Kestabilannya


𝑑𝑆 𝑑𝐸 𝑑𝐼 𝑑𝑅
Titik ekuilibrium terjadi pada saat ( 𝑑𝑡 , 𝑑𝑡 , 𝑑𝑡 , 𝑑𝑡 ) = (0,0,0,0), dari

persamaan :
𝑑𝑆
= 𝜇𝑁 − (𝛼 + 𝜇)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛼𝑆 − (𝛽 + 𝜇)𝐸
𝑑𝑡
𝑑𝐼
= 𝛽𝐸 − (𝜀 + 𝜇)𝐼 + 𝜃𝑅
𝑑𝑡

6
𝑑𝑅
= 𝜀𝐼 − (𝜃 + 𝜇)𝑅
𝑑𝑡
Misalkan :
𝑆
=𝑠
𝑁
𝐸
=𝑒
𝑁
𝐼
=𝑖
𝑁
𝑅
=𝑟
𝑁

Maka dapat ditentukan titik equilibrium melalui persamaan berikut :


𝑆
𝑑𝑁 𝑁 𝑆
= 𝜇 − (𝛼 + 𝜇)
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝐸
𝑑𝑁 𝑆 𝐸
= 𝛼 − (𝛽 + 𝜇)
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
𝐼
𝑑𝑁 𝐸 𝐼 𝑅
= 𝛽 − (𝜀 + 𝜇) + 𝜃
𝑑𝑡 𝑁 𝑁 𝑁
𝑅
𝑑𝑁 𝐼 𝑅
= 𝜀 − (𝜃 + 𝜇)
𝑑𝑡 𝑁 𝑁
Diperoleh :
𝑑𝑠
= 𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠
𝑑𝑡
𝑑𝑒
= 𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒
𝑑𝑡
𝑑𝑖
= 𝛽𝑒 − (𝜀 + 𝜇)𝑖 + 𝜃𝑟
𝑑𝑡
𝑑𝑟
= 𝜀𝑖 − (𝜃 + 𝜇)𝑟
𝑑𝑡
Dapat ditentukan titik equilibrium melalui persamaan berikut :

7
𝑑𝑠
= 𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠 = 0
𝑑𝑡
𝑑𝑒
= 𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒 = 0
𝑑𝑡
𝑑𝑖
= 𝛽𝑒 − (𝜀 + 𝜇)𝑖 + 𝜃𝑟 = 0
𝑑𝑡
𝑑𝑟
= 𝜀𝑖 − (𝜃 + 𝜇)𝑟 = 0
𝑑𝑡
Diperoleh :
𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠 = 0 ………….(1)
𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒 = 0………….(2)
𝛽𝑒 − (𝜀 + 𝜇)𝑖 + 𝜃𝑟 = 0…....(3)
𝜀𝑖 − (𝜃 + 𝜇)𝑟 = 0…………(4)
Berdasarkan persamaan diatas, terdapat dua titik ekuilibrium yaitu :
1. Titik ekuilibrium bebas kecanduan begadang, yaitu suatu keadaan
dimana tidak adanya individu yang terkena kecanduan begadang dan
tidak adanya individu yang sudah tidak kecanduan begadang pengaruh
media sosial.
2. Titik ekuilibrium endemik, yaitu terdapat individu yang pada
subpopulasi E yang dapat menularkan kecanduan begadang dengan
mencoba-coba media sosial dan individu yang rentang terkena
kecanduan begadang serta menyebabkan kecanduan begadang tetap ada
pada populasi.

1. Titik Ekuilibrium Bebas Kecanduan Begadang Pengaruh Media Sosial


(E0)
Untuk mengetahui titik ekuilibrum bebas kecanduan begadang pengaruh
media sosial (E0) maka diasumsikan 𝑖 = 0 yang berakibat 𝑟 = 0, berarti tidak
terdapat individu yang kecanduan begadang. Sehingga diperoleh titik
ekuilibrium :

8
𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠 = 0
𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠 = 0
−(𝛼 + 𝜇)𝑠 = −𝜇
𝜇
𝑠=
𝛼+𝜇

𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒 = 0
𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒 = 0
−(𝛽 + 𝜇)𝑒 = −𝛼𝑠
𝜇
𝛼 (𝛼 + 𝜇 )
𝑒=
𝛽+𝜇
𝛼𝜇
𝑒=
(𝛼 + 𝜇)(𝛽 + 𝜇)
𝛼𝜇
𝑒=
𝛼𝛽 + 𝛼𝜇 + 𝛽𝜇 + 𝜇 2
Jadi, titik ekuilibrium bebas kecanduan (E0) yaitu :
𝜇 𝛼𝜇
𝐸0 = ( , , 0,0)
𝛼 + 𝜇 𝛼𝛽 + 𝛼𝜇 + 𝛽𝜇 + 𝜇 2

2. Titik Ekuilibrium Endemik (Ee)


Titik kesetimbangan endemik diperoleh jika 𝑖 ≠ 0 dan 𝑟 ≠ 0. Nilai 𝑖 ≠ 0
dan 𝑟 ≠ 0 menunjukkan bahwa terdapat individu yang kecanduan begadang dan
dan telah berhenti kecanduan begadang pengaruh media sosial.
Berdasarkan persamaan (1), (2), (3), dan (4) dengan menggunakan maple 18,
diperoleh titik kesetimbangan endemik Ee = (𝑠, 𝑒, 𝑖, 𝑟) dengan :

9
𝜇
𝑠=
𝛼+𝜇
𝛼𝜇
𝑒=
𝛼𝛽 + 𝛼𝜇 + 𝛽𝜇 + 𝜇 2
(𝜇 + 𝜃)𝛼𝛽
𝑖=
𝛼𝛽𝜀 + 𝛼𝛽𝜇 + 𝛼𝛽𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 + 𝛼𝜇2 + 𝛼𝜇𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 + 𝛽𝜇2 + 𝛽𝜇𝜃 + 𝜀𝜇2 + 𝜇 3 + 𝜇2 𝜃
𝛼𝛽𝜀
𝑟=
𝛼𝛽𝜀 + 𝛼𝛽𝜇 + 𝛼𝛽𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 + 𝛼𝜇2 + 𝛼𝜇𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 + 𝛽𝜇2 + 𝛽𝜇𝜃 + 𝜀𝜇2 + 𝜇 3 + 𝜇2 𝜃

D. Analisis Kestabilan Titik Kesetimbangan


Analisis kestabilan ditentukan berdasarkan nilai eigen dan matriks Jacobian
yang diperoleh dari metode linearisasi.
𝑑𝑓1 𝑑𝑓1 𝑑𝑓1 𝑑𝑓1
𝑑𝑠 𝑑𝑒 𝑑𝑖 𝑑𝑟
𝑑𝑓2 𝑑𝑓2 𝑑𝑓2 𝑑𝑓2
𝐴 = 𝑑𝑠 𝑑𝑒 𝑑𝑖 𝑑𝑟
𝑑𝑓3 𝑑𝑓3 𝑑𝑓3 𝑑𝑓3
𝑑𝑠 𝑑𝑒 𝑑𝑖 𝑑𝑟
𝑑𝑓4 𝑑𝑓4 𝑑𝑓4 𝑑𝑓4
[ 𝑑𝑠 𝑑𝑒 𝑑𝑖 𝑑𝑟 ]
Misalkan :
𝑓1 = 𝜇 − (𝛼 + 𝜇)𝑠
𝑓2 = 𝛼𝑠 − (𝛽 + 𝜇)𝑒
𝑓3 = 𝛽𝑒 − (𝜀 + 𝜇)𝑖 + 𝜃𝑟
𝑓4 = 𝜀𝑖 − (𝜃 + 𝜇)𝑟
Diperoleh matriks Jacobian :
−(𝛼 + 𝜇) 0 0 0
𝑎 −(𝛽 + 𝜇) 0 0
𝐴=[ 𝜃 ]
0 𝛽 −(𝜀 + 𝜇)
0 0 𝜀 −(𝜃 + 𝜇)
Setelah matriks Jacobian terbentuk, lakukan operasi 𝜆𝐼 − 𝐴

10
1 0 0 0 𝜆 0 0 0
𝜆𝐼 = 𝜆 [0 1 0
0] = [0 𝜆 0 0]
0 0 0 1 0 0 𝜆 0
0 0 1 0 0 0 0 𝜆
𝜆 0 0 0 −(𝛼 + 𝜇) 0 0 0
0 −(𝛽 + 𝜇) 0 0
𝜆𝐼 − 𝐴 = [0 𝜆 0] − [ 𝑎
𝜃 ]
0 0 𝜆 0 0 𝛽 −(𝜀 + 𝜇)
0 0 0 𝜆 0 0 𝜀 −(𝜃 + 𝜇)
𝜆+𝛼+𝜇 0 0 0
𝜆 + 𝛽 + 𝜇 0 0
= [ −𝑎 −𝜃 ]
0 −𝛽 𝜆+𝜀+𝜇
0 0 −𝜀 𝜆+𝜃+𝜇
Menentukan nilai 𝜆 yang mengakibatkan det( 𝜆𝐼 − 𝐴) = 0
𝜆+𝛼+𝜇 0 0 0
𝜆+𝛽+𝜇 0 0
| −𝑎 −𝜃 | = 0
0 −𝛽 𝜆+𝜀+𝜇
0 0 −𝜀 𝜆+𝜃+𝜇
det( 𝜆𝐼 − 𝐴) = (𝜆 + 𝛼 + 𝜇)(𝜆 + 𝛽 + 𝜇)(𝜀𝜆 + 𝜀𝜇 + 𝜆2 + 2𝜆𝜇 + 𝜆𝜃 + 𝜇 2 + 𝜇𝜃)
Sehingga :
𝜆1 = −𝛼 − 𝜇
𝜆2 = −𝛽 − 𝜇
𝜆3 = −𝜇
𝜆4 = −𝜀 − 𝜇 − 𝜃
Suatu sistem akan stabil, jika setiap nilai eigen adalah bilangan real negatif
(𝜆𝑖 < 0), untuk setiap 𝑖 = 1,2,3,4.
Jika (𝜆 + 𝛼 + 𝜇)(𝜆 + 𝛽 + 𝜇)(𝜀𝜆 + 𝜀𝜇 + 𝜆2 + 2𝜆𝜇 + 𝜆𝜃 + 𝜇 2 + 𝜇𝜃)
dijabarkan diperoleh :

Sehingga, nilai R0=

11
𝛼𝛽𝜀𝜇 + 𝛼𝛽𝜇 2 + 𝛼𝛽𝜇𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 2 + 𝛼𝜇 3 + 𝛼𝜇 2 𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 2 + 𝛽𝜇 3 + 𝛽𝜇 2 𝜃 + 𝜀𝜇 3
+ 𝜇4 + 𝜇3𝜃

E. Simulasi Numerik
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Maple,
diperoleh kombinasi parameter yang membuat 𝑅0 < 1 dan 𝑅0 > 1 yang termuat
dalam tabel berikut :
Parameter Nilai Parameter
μ 0.5 0.56 0.6 0.55 0.49 0.65 0.8 0.75 0.7 0.88
α 0.3 0.7 0.5 0.87 0.78 0.76 0.68 0.63 0.5 0.73
β 0.44 0.33 0.3 0.24 0.13 0.5 0.58 0.6 0.6 0.44
ε 0.4 0.45 0.2 0.52 0.64 0.88 0.47 0.58 0.6 0.64
θ 0.3 0.2 0.2 0.31 0.22 0.4 0.83 0.79 0.4 0.3
𝑅0 < 1 𝑅0 > 1

F. Grafik Model
Dengan menggunakan program Maple untuk model SEIR dengan asumsi
pada tabel berikut :
Untuk 𝑹𝟎 < 1
Parameter Nilai Parameter Satuan Sumber
𝑵 1000000 Mahasiswa Asumsi
1000000
𝜶 0,3 Tanpa satuan Asumsi
𝜷 0,4 Tanpa satuan Asumsi
𝜺 0,2 Tanpa satuan Asumsi
𝜽 0,6 Tanpa satuan Asumsi
𝝁 0,5 Tanpa satuan Asumsi

12
𝒔 900000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒆 800000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒊 10000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒓 8500 Asumsi
Tanpa satuan
1000000

Dari nilai 𝑎, 𝛽, 𝜀, 𝜃 dan 𝜇 pada tabel diatas, diperoleh :


Nilai
𝑅0 0.4680 < 1
𝜆1 −1,3
𝜆2 −0,5
𝜆3 −0,9
𝜆4 −0,8
(0.6250000000, 0.2083333333, 0.1410256410,
(𝑠, 𝑒, 𝑖, 𝑟)
0.02564102564)

13
1. Suspected

2. Exposed

14
3. Infected

4. Recovered

15
5. Suspected, Exposed, Infected, Recovered

16
Untuk 𝑹𝟎 > 1
Parameter Nilai Parameter Satuan Sumber
𝑵 1000000 Mahasiswa Asumsi
1000000
𝜶 0,5 Tanpa satuan Asumsi
𝜷 0,9 Tanpa satuan Asumsi
𝜺 0,4 Tanpa satuan Asumsi
𝜽 0,7 Tanpa satuan Asumsi
𝝁 0,8 Tanpa satuan Asumsi
𝒔 900000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒆 800000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒊 10000 Asumsi
Tanpa satuan
1000000
𝒓 8500 Asumsi
Tanpa satuan
1000000

Dari nilai 𝑎, 𝛽, 𝜀, 𝜃 dan 𝜇 pada tabel diatas, diperoleh :


Nilai
𝑅0 3.3592 > 1
𝜆1 −1.9
𝜆2 −0.8
𝜆3 −1.7
𝜆4 −1.3
(0.6153846154, 0.1809954751, 0.1607525601,
(𝑠, 𝑒, 𝑖, 𝑟)
0.04286734937)

17
1. Suspected

2. Exposed

18
3. Infected

4. Recovered

19
5. Suspected, Exposed, Infected, Recovered

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh model matematika pada
kecanduan begadang pengaruh media sosial pada mahasiswa sebagai berikut.
𝑑𝑆
= 𝜇𝑁 − (𝛼 + 𝜇)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝐸
= 𝛼𝑆 − (𝛽 + 𝜇)𝐸
𝑑𝑡
𝑑𝐼
= 𝛽𝐸 − (𝜀 + 𝜇)𝐼 + 𝜃𝑅
𝑑𝑡
𝑑𝑅
= 𝜀𝐼 − (𝜃 + 𝜇)𝑅
𝑑𝑡
Setelah dilakukan analisis matematika tentang tentang model SEIR pada
kecanduan rokok pada remaja laki-laki, diperoleh dua titik kesetimbangan,
yaitu:
1. Titik Ekuilibrium Bebas Kecanduan Begadang Pengaruh Media Sosial
(E0)
𝜇 𝛼𝜇
𝐸0 = ( , , 0,0)
𝛼 + 𝜇 𝛼𝛽 + 𝛼𝜇 + 𝛽𝜇 + 𝜇 2
2. Titik Ekuilibrium Endemik (Ee)
Ee = (𝑠, 𝑒, 𝑖, 𝑟) dengan :
𝜇
𝑠=
𝛼+𝜇
𝛼𝜇
𝑒=
𝛼𝛽 + 𝛼𝜇 + 𝛽𝜇 + 𝜇 2
(𝜇 + 𝜃)𝛼𝛽
𝑖=
𝛼𝛽𝜀 + 𝛼𝛽𝜇 + 𝛼𝛽𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 + 𝛼𝜇2 + 𝛼𝜇𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 + 𝛽𝜇2 + 𝛽𝜇𝜃 + 𝜀𝜇2 + 𝜇 3 + 𝜇2 𝜃
𝛼𝛽𝜀
𝑟=
𝛼𝛽𝜀 + 𝛼𝛽𝜇 + 𝛼𝛽𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 + 𝛼𝜇2 + 𝛼𝜇𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 + 𝛽𝜇2 + 𝛽𝜇𝜃 + 𝜀𝜇2 + 𝜇 3 + 𝜇2 𝜃

21
Dari analisis juga diperoleh nilai eigen dari matriks Jacobian sebagai berikut.
𝜆1 = −𝛼 − 𝜇
𝜆2 = −𝛽 − 𝜇
𝜆3 = −𝜇
𝜆4 = −𝜀 − 𝜇 − 𝜃
Suatu sistem dikatakan stabil, jika setiap nilai eigen real adalah negatif (λ𝑖 <
0), untuk setiap 𝑖 = 1,2,3,4. Ini menunjukkan bahwa titik kesetimbangan bebas
kecanduan begadang (𝐸0 ) dan titik kesetimbangan endemik (𝐸𝑒 ) bersifat stabil.
Dan diperoleh nilai R0 sebagai berikut :
𝛼𝛽𝜀𝜇 + 𝛼𝛽𝜇 2 + 𝛼𝛽𝜇𝜃 + 𝛼𝜀𝜇 2 + 𝛼𝜇 3 + 𝛼𝜇 2 𝜃 + 𝛽𝜀𝜇 2 + 𝛽𝜇 3 + 𝛽𝜇 2 𝜃 + 𝜀𝜇 3
+ 𝜇4 + 𝜇3𝜃

B. Lampiran
>
>

>

22
>

>

>

>

>

>

23
>
>

>

>

>

>

>

>

24
>

>

>
>

>

>

>

>

>

25
>

>

>

>
>

>

>

>

26
>

>

>

>

>

27
>

>

28
>

>

29
>
>

>

>

>

30
>

>

>

>

>

31
>

>

32
>

>

33
34
DAFTAR PUSTAKA

Poster, dkk. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan .EGC:Jakarta


Nancy W, 2006. Wake Up To The Healling Properties of Sleep
Notoadmojo, 2003. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta
Wartonah, Tartowo. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Edisi 3. Salemba Medika: Jakarta

Arisky, N.N.(n.d). Tersedia pada


https://www.academia.edu/7023503/Mklh_tgsnad
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2019

35

Anda mungkin juga menyukai