Anda di halaman 1dari 21

RESUME

RUANG TOPOLOGI

DOSEN PENGAMPU:
RODY SATRIAWAN, M.Pd.

Oleh:
KELOMPOK III

1. ZUL FIKRI (NPM.14210027)


2. SUPRATMAN (NPM.14210020)
3. MARIATI (NPM.14210012)
4. MIFTAHUL JANNAH (NPM.14210003)

Resume ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) pada Mata Kuliah Pengantar Topologi
Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITS HAMZANWADI
2018
RUANG TOPOLOGI

I. Pendahuluan

Konsep tentang topologi dan ruang topologi berawal dari pembahasan

mengenai himpunan terbuka dalam ℜ dimana, dibahas mengenai titik dalam, titik

batas, dan titik limit (Bartle, 1992 dalam Albert Ch. Soewongsono, Ariyanto dan

Jafaruddin, 2015).

Definisi 1. Ruang Topologi

Diberikan himpunan tak kosong X, suatu koleksi 𝜏 yang berisikan himpunan-

himpunan bagian dari X dikatakan topologi pada 𝜏, jika memenuhi sifat-sifat:

(i) X dan himpunan ∅ termuat di dalam 𝜏

∅, 𝑋 𝜖 𝜏

(ii) Gabungan (berhingga ataupun tak hingga) dari himpunan-himpunan di 𝜏

termuat di 𝜏 juga

𝐴𝑎 𝜖 𝜏, ∀𝑎 𝜖 𝐼 ⟹ 𝐴𝑎 𝜖 𝜏
𝑎𝜖𝐼

𝐼 adalah himpunan indeks

(iii) Irisan berhingga dari himpunan-himpunan di 𝜏 berada di 𝜏 juga.

𝐴, 𝐵 𝜖 𝜏 ⟹ 𝐴 ∩ 𝐵 𝜖 𝜏

Dan pasangan (X, 𝜏) disebut sebagai ruang topologi.

Contoh 1.1. Diberikan 𝑋 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓} dan

𝜏1 = {𝑋, ∅, 𝑎 , 𝑐, 𝑑 , 𝑎, 𝑐, 𝑑 , 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓 }
Maka 𝜏1 merupakan topologi di 𝑋 karena memenuhi sifat-sifat (i), (ii), dan (iii)

pada Definisi 1.

Contoh 1.2. Diberikan 𝑋 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓} dan

𝜏2 = {𝑋, ∅, 𝑎 , 𝑐, 𝑑 , 𝑎, 𝑐, 𝑒 , 𝑏, 𝑐, 𝑑 }

Maka 𝜏2 bukan merupakan topologi di X, karena gabunga

𝑐, 𝑑 ∪ 𝑎, 𝑐, 𝑒 = {𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑒}

Tidak termuat di 𝜏2 . Sehingga 𝜏2 tidak memenuhi sifat (ii) dari Definisi 1.

Contoh 1.3. Diberikan 𝑋 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓} dan

𝜏3 = {𝑋, ∅, 𝑎 , 𝑓 , 𝑎, 𝑓 , 𝑎, 𝑐, 𝑓 , {𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓}}

Maka 𝜏3 bukan topologi di X, karena irisan

𝑎, 𝑐, 𝑓 ∩ 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓 = {𝑐, 𝑓}

Tidak termuat di 𝜏3 , sehingga 𝜏3 tidak memenuhi sifat (iii) dari Definisi 1.

Definisi 2. Titik Dalam (Interior Point) pada Ruang Topologi

Diketahui (X, 𝜏) adalah ruang topologi dan 𝐴 ⊂ 𝑋, titik 𝑝 disebut titik dalam

(interior point) himpunan 𝐴 bila ada 𝐺𝑝 𝜖 𝜏 dan 𝐺𝑝 ⊂ 𝐴.

Definisi 3. Himpunan Terbuka

Himpunan 𝐴 dikatakan terbuka jika semua anggotanya adalah titik dalam (interior

point) dari A.

Teorema 3.1.

Setiap persekitaran adalah himpunan terbuka


Bukti.

Diambil sembarang 𝑎 𝜖 ℜ dan ℰ > 0. Akan ditunjukkan, 𝑁ℰ 𝑎 = {𝑥 𝜖 ℜ: 𝑥 −

𝑎 < 𝐸}. Diambil sembarang titik 𝑦 𝜖 𝑁ℰ 𝑎 . Selanjutnya, dibentuk 𝑟 = |𝑦 − 𝑎|

dan jelas 𝑟 < 𝐸. Misalkan, 𝛿 = ℰ − 𝑟 maka 𝛿 > 0. Dibuat pesekitaran 𝑁𝜎 𝑦 dan

diambil sembarang titik 𝑧 𝜖 𝑁𝜎 𝑦 maka diperoleh, 𝑧 − 𝑎 ≤ 𝑧 − 𝑦 + 𝑦 − 𝑎 <

𝛿 + 𝑟 = 𝛿 + (ℰ − 𝛿) = ℰ atau 𝑧 − 𝑎 < 𝐸 yang berarti, 𝑧 𝜖 𝑁ℰ 𝑎 . Jadi, jika

z 𝜖 𝑁𝛿 𝑦 maka 𝑧 𝜖 𝑁ℰ 𝑎 ekuivalen dengan 𝑁𝜎 𝑦 ⊂ 𝑁𝜎 𝑎 . Sehingga, menurut

definisi titik dalam (interior point), 𝑦 merupakan titik dalam 𝑁ℰ 𝑎 . Selanjutnya,

karena 𝑦 diambil sembarang maka terbukti bahwa persekitaran 𝑁ℰ 𝑎 merupakan

himpunan terbuka.

Definisi 4. Topologi Diskrit

Diberikan X himpunan tak kosong dan τ adalah koleksi dari semuahimpunan

bagian dari X, maka 𝜏 disebut topologi diskrit, sedangkanruang topologi (X, 𝜏)

disebut rung diskrit.

Dapat kita cek bahwa Definisi 4. memenuhi semua sifat dari Definisi 1, jadi

Definisi 4 juga merupakan ruang topologi.

Contoh 4.1.

Diberikan himpunan 𝑋 = 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan 𝜏 merupakan topologi di 𝑋 dengan

𝑎 𝜖 𝜏, 𝑏 𝜖 𝜏, dan 𝑐 𝜖 𝜏. Buktikan bahwa 𝜏 merupakan topologi diskrit.


Penyelesaian

Diketahui bahwa 𝜏 merupakan topologi dan 𝑎 𝜖 𝜏, 𝑏 𝜖 𝜏, dan 𝑐 𝜖 𝜏. Kita akan

menunjukkan bahwa 𝜏 merupakan topologi diskrit. Berdasarkan Definisi 4. Maka

kita harus menunjukkan bahwa 𝜏 memuat semua subhimpunan dari X. ingat

bahwa 𝜏 merupakan topologi, jadi pastilah memenuhi semua sifat dari Definisi 1.

Selanjutnya perhatikan bahwa himpunan 𝑋 memuat 3 elemen, jadi ada 23

subhimpunan dari 𝑋, yaitu 𝑆1 = ∅, 𝑆2 = {𝑎}, 𝑆3 = {𝑏}, 𝑆4 = {𝑐}, 𝑆5 = 𝑎, 𝑏 ,

𝑆6 = {𝑎, 𝑐}, 𝑆7 = {𝑏, 𝑐}, dan 𝑆8 = {𝑎, 𝑏, 𝑐}. Kita harus mengecek apakah 𝑆1 , 𝑆2 ,

𝑆3 , ..., 𝑆8 termuat di 𝜏 atau tidak. Perhatikan bahwa Definisi 1 menunjukkan

bahwa 𝑋 dan ∅ termuat di 𝜏, jadi 𝑠1 𝜖 𝜏 dan 𝑆8 𝜖 𝜏. Selanjutnya karena

didefinisikan 𝑎 𝜖 𝜏, 𝑏 𝜖 𝜏, dan 𝑐 𝜖 𝜏, maka 𝑠2 𝜖 𝜏, 𝑠3 𝜖 𝜏 dan 𝑆4 𝜖 𝜏. Kemudian

kita harus menunjukkan 𝑠5 𝜖 𝜏, 𝑠6 𝜖 𝜏 dan 𝑆7 𝜖 𝜏. Karena 𝑎 𝜖 𝜏, 𝑏 𝜖 𝜏, dan

𝑐 𝜖 𝜏, maka pasilah

𝑆5 = 𝑎, 𝑏 = 𝑎 ∪ {𝑏} ∈ 𝜏

𝑆6 = 𝑎, 𝑐 = 𝑎 ∪ {𝑐} ∈ 𝜏

𝑆7 = 𝑏, 𝑐 = 𝑏 ∪ {𝑐} ∈ 𝜏

Sehingga terbukti bahwa 𝜏 merupakan topologi diskrit.

Definisi 5. Ruang Metrik

Misalkan 𝑋 adalah sembarang himpunan tidak kosong.

(i) Fungsi 𝑑: 𝑋 × 𝑋 → ℜ yang memenuhi sifat-sifat:

(𝑀1 ) 𝑑 𝑥, 𝑦 ≥ 0, ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋

𝑑 𝑥, 𝑦 = 0 ⟺ 𝑥 = 𝑦
𝑀2 𝑑 𝑥, 𝑦 = 𝑑 𝑦, 𝑥 ∀𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋,

(𝑀3 ) 𝑑 𝑥, 𝑦 ≤ 𝑑 𝑥, 𝑧 + 𝑑 𝑧, 𝑦 , ∀𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ 𝑋.

Disebut metrik atau jarak pada 𝑋.

(ii) Himpunan 𝑋 dilengkapi dengan suatu metrik 𝑑, dituliskan dengan (𝑋, 𝑑)

disebut metrik. Jika metriknya telah diketahui maka ruang metrik cukup

ditulis 𝑋 saja.

(iii) Anggota ruang metrik (𝑋, 𝑑) disebut titik dan untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑋, bilangan

non negatif 𝑑(𝑥, 𝑦) disebut jarak titik 𝑥 dengan titik 𝑦.

Proposisi 5.1

Misalkan (X, 𝜏) merupakan ruang topologi dan setiap 𝑥 ∈ 𝑋, jika himpunan

tunggal {𝑥} termuat di 𝜏, maka 𝜏 merupakan topologi diskrit.

Bukti

Kita tahu bahwa setiap himpunan merupakan gabungan dari subset-sabset tunggal

dari himpunan tersebut. Misalkan 𝑆 merupakan subset dari 𝑋, maka

𝑆= {𝑥}
𝑥𝜖𝑆

Karena {𝑥} termuat di 𝜏, serta berdasarkan Definisi 1 menunukkan bahwa 𝑆 ∈ 𝜏,

maka terbukti bahwa 𝜏 merupakan topologi diskrit.

Definisi 6. Topologi Indiskrit

Diberikan himpunan 𝑋 tak kosong dan 𝜏 = {𝑋, ∅}, maka 𝜏 tersebut topologi

indiskrit, sedangkan ruang topologi (𝑋, 𝜏) disebut ruang indiskrit. Definisi 5 juga
memenuhi semua sifat dari Definisi 1. Jadi Definisi 5 juga merupakan topologi.

Oleh karena itu, emua himpunan tak kosong dapat kita bentuk menjadi topologi

baik topologi diskrit maupun topologi indiskrit.

II. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai aksioma separasi dalam ruang 𝑇1 ,

ruang 𝑇2 (Ruang Hausdorff), ruang 𝑇3 , dan ruang 𝑇4 sehingga, dapat diperoleh

teorema yang menghubungkan ruang-ruang topologi tersebut dan ruang metrik.

Sebelum itu, akan diberikan definisi yang menghubungkan ruang metrik dan

ruang topologi sebagai berikut:

Misalkan d adalah sebuah metrik pada himpunan tidak kosong X. Suatu

topologi 𝜏 pada 𝑋 yang dihasilkan oleh kelas dari persekitaran dalam 𝑋 disebut

topologi metrik atau topologi yang dihasilkan oleh metrik 𝑑. Selanjutnya,

himpunan 𝑋 dengan topologi 𝜏 yang dihasilkan oleh metrik 𝑑 dinamakan, ruang

metrik dan dinotasikan oleh (𝑋, 𝑑).

Dengan demikian, suatu ruang metrik adalah ruang topologi dimana

topologinya dihasilkan oleh sebuah metrik. Oleh karena itu, semua konsep yang

didefinisikan dalam ruang topologi juga didefinisikan dalam ruang metrik.

Akibatnya, dapat dicari hubungan antara ruang metrik dan ruang-ruang topologi

lainnya dengan mengambil suatu topologi yang dihasilkan oleh suatu metrik.
2.1. Hubungan Aksioma Separasi dalam Ruang 𝑻𝟏 dan 𝑻𝟐

Definisi 7. Aksioma Separasi dalam Ruang 𝑻𝟏

Ruang topologi (𝑋, 𝜏), disebut ruang 𝑇1 jika untuk setiap 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan 𝑝 ≠ 𝑞

terdapat 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 sedemikian sehingga 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑝 ∉ 𝐻 dan 𝑞 ∉ 𝐺, 𝑞 ∉ 𝐻

Teorema 7.1.

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇1 jika dan hanya jika untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑋

, singleton {𝑋} adalah himpunan tertutup.

Bukti.

(⇒) Diketahui bahwa (𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇1 . Diambil sebarang 𝑝 ∈ 𝑋 dan

𝑐
didefinisikan : {p} adalah singleton. Diambil sebarang 𝑞 ∈ 𝑝 ⊂ 𝑋 maka,𝑝 ∉ 𝑞

sebab 𝑝 𝑐 ∩ 𝑞 = ∅ Karena (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇1 maka terdapat 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 dengan

𝑝 ∈ 𝐻, 𝑝 ∉ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐻, 𝑞 ∉ 𝐺.

Jadi, ∃𝐻 ∈ 𝜏 dengan sifat 𝑞 ∈ 𝐺, 𝑞 ∉ 𝐻 dan 𝑞 ∈ 𝐻, 𝑞 ∉ 𝐺.

Menurut Definisi 2 tenang titik dalam (interior point) pada himpunan terbuka

maka, 𝑞 titik dalam (interior point) himpunan 𝑝 𝑐 . Karena 𝑞 diambil sebarang

maka 𝑝 𝑐 himpunan terbuka dan {𝑝}. Jadi,terbukti bahwa apabila (𝑋, 𝜏)

merupakan rung 𝑇1 maka setiap singleton dari 𝑋 adalah himpunan terutup.

(⇐) Diketahui bahwa setiap singleton dari 𝑋 adalah himpunan tertutup.

Diambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dan 𝑝 ≠ 𝑞. Dibentuk {𝑝} dan {q} singleton akibatnya,


𝑐 𝑐
{𝑝} dan {𝑞} terutup. Selanjutnya didefinisikan : 𝐺 = 𝑝 dan 𝐻 = 𝑞 maka, 𝐺

dan 𝐻 terbuka.

Jelas bahwa, 𝑝 ∈ 𝐻, 𝑝 ∉ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐺, 𝑞 ∉ 𝐻.


Jadi, ∀𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐻, 𝑝 ∉ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐺, 𝑞 ∉. Dari Definisi 7 tentang

ruang 𝑇1 terbukti bahwa 𝑋, 𝜏 merupakan ruang 𝑇1

Dari bukti syarat perlu dan syarat cukup maka, Teorema 7.1 terbukti.

Definisi 8. Aksioma Separasi dalam Ruang 𝑻𝟐

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇2 (Ruang Hausdorff) jika untuk setiap

𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan 𝑝 ≠ 𝑞, terdapat 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑞 ∈ 𝐻 dan 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅.

Teorema 8.1

Setiap ruang 𝑇2 (Ruang Hausdorff) merupakan ruang 𝑇1 .

Bukti.

Misalkan (𝑋, 𝜏) adalah ruang topologi dan diketahui bahwa (𝑋, 𝜏) adalah ruang

𝑇2 . Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan 𝑝 ≠ 𝑞. Karena (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇2 maka,

∋ 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐻, 〱 ∩ 𝐻 = ∅. Karena 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑞 ∈ 𝐻 dan 𝐺 ∩ 𝐻 =

∅ maka, 𝑝 ∉ 𝐻, 𝑞 ∉ 𝐺.

Jadi, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑝 ∉ 𝐻 dan 𝑞 ∈ 𝐻, 𝑞 ∉ 𝐺 sehingga menurut Definisi 7

terbukti bahwa 𝑋, 𝜏 adalah ruang 𝑇1 .

Akibat 8.1

Tidak semua ruang 𝑇1 adalah ruang 𝑇2 (Ruang Hausdorff).

Bukti.

Andaikan pernyataan salah maka setiap ruang 𝑇1 adalah ruang 𝑇2 . Ambil

sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan 𝑝 ≠ 𝑞 maka, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑞 ∈ 𝐻 dan 𝐺 ∩ 𝐻 =


∅. Karena, 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 maka, 𝐺 dan 𝐻 adalah himpunan terbuka tidak berhingga

sebab 𝐺𝑐 dan 𝐻𝑐 adalah himpunan tertutup dan berhingga . Karena, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅

maka 𝐺 ∩ 𝐻 ≠ ∅ dan 𝐺 ⊂ 𝐻𝑐 . Pernyataan 𝐺 ⊂ 𝐻𝑐 tidak mungkin terjadi sebab,

G tidak berhingga dan 𝐻𝑐 berhingga. Jadi, pengandaian salah dan pernyataan

benar yakni, tidak semua ruang 𝑇1 adalah ruang 𝑇2 .

2.2. Hubungan Aksioma Separasi dalam Ruang 𝑻𝟐 dan 𝑻𝟑

Definisi 9. Aksioma Separasi dalam Ruang Regular

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) adalah ruang regular jika untuk setiap himpunan tertutup

𝐹 ⊂ 𝑋 dan 𝑝 ∈ 𝑋, 𝑝 ∉ 𝐹 maka terdapat 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝐹 ⊂ 𝐺 dan 𝑝 ∈ 𝐻.

Definisi 10. Aksioma Separasi dalam Ruang T3

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇3 apabila (𝑋, 𝜏) adalah ruang regular

dan memenuhi aksioma separasi dalam ruang 𝑇1 . Selanjutnya, ruang 𝑇3 disebut

juga sebagai ruang regular 𝑇1 .

Teorema 10.1

Setiap ruang T3 adalah ruang T2.

Bukti.

Diketahui (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇3 . Diambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋, 𝑝 ≠ 𝑞. Dibentuk

singleton {𝑝} sedemikian hingga {𝑝} tertutup. Jelas bahwa, 𝑞 ∉ {𝑝} sebab, 𝑝 ≠ 𝑞.

Karena (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇1 maka, (𝑋, 𝜏) adalah ruang reguler sehingga,

∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝑝 ⊂ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐻. Jelas bahw, 𝑝 ∈ 𝐺 sebab, 𝑝 ⊂ 𝐺

dan 𝑝 ∈ {𝑝}.
Jadi ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺, 𝑞 ∈ 𝐻 dan 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅. sehingga menurut Definisi 8

tentang ruang 𝑇2 , terbukti bahwa (𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇2 .

Sifat 10.1

Tidak semua ruang regular merupakan ruang 𝑇1 .

Bukti.

Akan ditunjukkan bahwa pernyataan benar dengan menggunakan sebuah contoh

penyangkal berikut.

Pandang suatu ruang topologi (𝑋, 𝜏) dimana 𝑋 = {㄰, 𝑏, 𝑐, } dan 𝜏 =

∅, 𝑋, 𝑎 , 𝑏, 𝑐 adalah suatu topologi pada X. Akan ditunjukkan bahwa (𝑋, 𝜏)

adalah ruang regular. Karena 𝜏 = ∅, 𝑋, 𝑎 , 𝑏, 𝑐 maka, himpunan-himpunan

tertutup pada 𝑋 adalah,

𝑋 sebab, 𝑋𝑐 = ∅ ∈ 𝜏 terbuka

∅ sebab, ∅ = 𝑋 ∈ 𝜏 terbuka

{𝑎} sebab, 𝑎 𝑐 = 𝑏, 𝑐 ∈ 𝜏 terbuka

𝑏, 𝑐 sebab, 𝑏, 𝑐 𝑐 = 𝑎 ∈ 𝜏 terbuka

Dimana, himpunan-himpunan bagian tertutup dari 𝑋 dan memenuhi aksioma

separasi dalam ruang regular yakni,

(i) Untuk ∅ ⊂ 𝑋 berlaku,

𝑎 ∈ 𝑋, 𝑎 ∉ ∅ maka ∃𝐺 = 𝑎 , 𝐻 = 𝑏, 𝑐 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ ∅ ⊂ 𝐻 dan

𝑎 ∈ 𝐺.𝑏 ∈ 𝑋, 𝑏 ∉ ∅ maka ∃𝐺 = 𝑎 , 𝐻 = 𝑏, 𝑐 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ ∅ ⊂ 𝐺

dan 𝑏 ∈ 𝐻, 𝑐 ∈ 𝑋, 𝑐 ∉ ∅ maka ∃𝐺 = 𝑎 , 𝐻 = 𝑏, 𝑐 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ ∅ ⊂

𝐺 dan 𝑐 ∈ 𝐻
(ii) Untuk 𝑏, 𝑐 ⊂ 𝑋 berlaku

𝑏 ∈ 𝑋, ∉ 𝑎 maka ∃𝐺 = 𝑎 , 𝐻 = 𝑏, 𝑐 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝑎 ⊂ dan 𝑏 ∈ 𝑋

c ∈ X, c ∉ a maka ∃G = a , H = b, c ∈ τ, G ∩ H = ∅ ∋ a ⊂dan c ∈ H

Jadi, 𝑏, 𝑐 ⊂ 𝑋 memenuhi aksioma separasi dalam ruang reguler.

(iii) Untuk 𝑏, 𝑐 ⊂ 𝑋 berlaku

a ∈ X, a ∉ b, c maka ∃G = a , H = b, c ∈ τ, G ∩ H = ∅ ∋ ∅ ⊂ Hdan

𝑐∈𝐺

Jadi, 𝑏, 𝑐 ⊂ 𝑋 memenuhi aksioma separasi dalam ruang regular. Dari (i),

(ii) dan (iii) terbukti bahwa ( 𝑋, 𝜏) adalah ruang regular. Akan tetapi,(𝑋, 𝜏)

bukan merupakan ruang 𝑇1 sebab, terdapat sebuah singleton {𝑏} yang tidak

tertutup. Terbukti bahwa tidak semua ruang regular merupakan ruang 𝑇1 .

Akibat 10.1. Syarat Cukup Suatu Ruang Regular Merupakan Ruang T1

Jika suatu ruang regular (𝑋, 𝜏) dengan 𝜏 adalah suatu topologi diskrit maka

(𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇1 .

Bukti.

Diketahui (𝑋, 𝜏)adalah suatu regular dengan 𝜏 adalah suatu topologi diskrit yakni,

𝜏 = 2𝑥 , ∀𝑥 ∈ 𝑋. Ambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋, 𝑝 =≠ 𝑞 dan bentuk singleton,

𝑝 , 𝑞 ⊂ 𝑋. Jelas bahwa, {𝑝} dan {𝑞} adalah himpunan tertutup sebab,

𝑝 𝑐 , 𝑞 𝑐 ∈ 𝜏 = 2𝑥 . Dipilih, 𝐹 = 𝑝 ⊂ 𝑋 dan 𝑞 ∈ 𝑋, 𝑞 ∉ 𝐹 𝑝 . 𝑝 ≠ 𝑞. Karena,

𝑋, 𝜏 adalah ruang reguler maka, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 sebab, 𝑝 ≠ 𝑞. Karena, 𝑞 ∈ 𝐻 reguler

maka, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝐹 = 𝑝 ⊂ 𝐺 dan 𝑞 ∈ 𝐻. Jelas bahwa, 𝑝 ∈ 𝐺


sebab, 𝑝 ∈ {𝑝} dan 𝑝 ∈ 𝐺 tatapi, 𝑝 ∉ 𝐻 sebab, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ . Berlaku juga

𝑞∃𝐻, 𝑞 ∉ 𝐺 sebab, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅.

Jadi ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺\𝐻 dan 𝑞 ∈ 𝐻 sehingga menurut Definisi 7 tentang ruang

𝑇1 terbukti bahwa ruang reguler (𝑋, 𝜏) juga merupkan ruang 𝑇1 .

2.3. Hubungan Aksioma Separasi dalam Ruang T3 dan T4

Definisi 11. Aksioma Separasi dalam Ruang Normal

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) adalah ruang normal jika untuk setiap 𝐹1 dan 𝐹2 masing-

masing adalah himpunan bagian tertutup dari 𝑋 yang saling lepas maka, ∃𝐺, 𝐻 ∈

𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝐹1 ⊂ 𝐺 dan 𝐹2 ⊂ 𝐻.

Definisi 12. Aksioma Separasi dalam Ruang T4

Ruang topologi (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇4 apabila, (𝑋, 𝜏) merupakan ruang normal

dan memenuhi aksioma separasi dalam ruang 𝑇1 . Selanjutnya, ruang 𝑇4 dikenal

juga sebagai ruang normal 𝑇1 .

Teorema 12.1.

Setiap ruang T4 adalah ruang T3.

Bukti.

Diketahui bahwa 𝑋, 𝜏 adalah ruang 𝑇4 . Diambil sebarang 𝐹 ⊂ 𝑋 merupakan

himpunan bagian tertutup dan ( 𝑝 ∈ 𝑋, 𝑝 ∉ 𝐹). Karena ( 𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇4

maka, ( 𝑋, 𝜏) merupakan ruang 𝑇1 . Dibentuk singleton {𝑝} himpunan tertutup.

Jelas bahwa, 𝐹 ⊂ 𝑝 = ∅ sebab, 𝑝 ∉ 𝐹. Selanjutnya, karena ( 𝑋, 𝜏) adalah ruang


𝑇4 maka, (𝑋, 𝜏) adalah ruang normal sehingga, ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝐹 ⊂ 𝐺

dan 𝑝 ⊂ 𝐻, karena, 𝑝 ∈ {𝑝} dan 𝑝 ⊂ 𝐻 dan 𝑝 ∈ 𝐻. jadi ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 =

∅ ∋ 𝐹 ⊂ 𝐺 dan 𝑝 ∈ 𝐻 sehingga, menurut Definisi 9 (𝑋, 𝜏) adalah ruang reguler,

karena, (𝑋, 𝜏) adalah ruang dan ruang 𝑇1 maka, berdasarkan Definisi 10 terbukti

bahwa (𝑋, 𝜏) adalah ruang 𝑇3 .

Sifat 12.1

Tidak semua ruang normal adalah ruang T1.

Bukti.

Akan dibuktikan sifat tersebut dengan menggunakan sebuah contoh penyangkal

berikut.

Misalkan 𝑋 = {𝑎, 𝑏, 𝑥} dan 𝜏 = ∅, 𝑋, 𝑎 , 𝑏 , 𝑎, 𝑏 adalah topologi pada . Akan

ditunjukkan bahwa (𝑋, 𝜏) merupakan ruang normal. Karena

𝜏 = ∅, 𝑋, 𝑎 , 𝑏 , 𝑎, 𝑏 maka, himpunan-himpunan tertutup dari 𝑋 adalah:

∅ sebab, ∅ = 𝑋 ∈ 𝜏 himpunan terbuka.

𝑋 sebab, 𝑋 = ∅ ∈ 𝜏 himpunan terbuka.

{𝑏, 𝑐} sebab, 𝑏, 𝑐 𝑐 = 𝑎 ∈ 𝜏 himpunan terbuka

{𝑎, 𝑐} sebab, 𝑎, 𝑐 𝑐 = 𝑏 ∈ 𝜏 himpunan terbuka

{𝑐} sebab, 𝑐 𝑐 = 𝑎, 𝑏 ∈ 𝜏 himpunan terbuka

Dari himpunan-himpunan tertutup di atas, dapat dilihat bahwa himpunan-

himpunan tertutup yang saling lepas yaitu, 𝐹1 = ∅ dan 𝐹2 = 𝑋 atau {𝑏, 𝑐} atau

{𝑎, 𝑐} atau 𝑐 ∋ ∃𝐺 = ∅, 𝐻 = 𝑋 ∈ 𝜏 dimana, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ dan berlaku 𝐹1 = ∅ ⊂ 𝐺


dan 𝐹2 ⊂ 𝐻, jadi, terbukti bahwa (𝑋, 𝜏) di atas merupakan ruang normal, akan

tetapi, (𝑋, 𝜏) di atas bukan merupakan ruang 𝑇1 sebab, terdapat sebuah singleton

𝑎 ⊂ 𝑋 yang tidak tertutup. Terbukti bahwa tidak semua ruang normal adalah

ruang 𝑇1 .

Akibat 12.1 Syarat Cukup Suatu Ruang Normal Merupakan Ruang T1

Jika (X, 𝜏) merupakan suatu ruang normal dengan 𝜏 adalah suatu topologi diskrit

maka, (X, 𝜏) marupakan Ruang T1

Bukti.

Diketahui (X, 𝜏) adalah suatu ruang normal dengan 𝜏 adalah suatu topologi diskrit

yakni, 𝜏 = 2x , ∀𝑥 ∈ 𝑋. Diambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan 𝑝 ≠ 𝑞. Dibentuk

𝑛𝑔𝑙𝑒𝑡𝑜𝑛 𝐹1 = 𝑝 , 𝐹2 = {𝑞} ⊂ 𝑋.

Jelas bahwa, F1 = 𝑝 dan 𝐹2 = {𝑞} himpunan tertutup sebab, {p}c , {q}c ∈ τ =

2x dengan F1 ∩ F2 = {p}∩{q}= ∅. Karena (X, 𝜏) adalah ruang normal maka,

∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ F1 = {p} ⊂ 𝐺 dan F2 = {q}⊂ 𝐻.

Jelas bahwa, 𝑝 ∈ 𝐺 sebab 𝑝 ∈ {𝑝} = F1 dan F1 = {p} ⊂ 𝐺 tetapi 𝑝 ≠ 𝐻 sebab,

𝐺 ∩ 𝐻 = ∅. Berlaku juga, 𝑞 ∈ 𝐺 sebab 𝑞 ∈ {𝑞} = F2 dan F2 = {q} ⊂ 𝐺 tetapi

𝑞 ≠ 𝐻 sebab, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅. Jadi ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝐺/𝐻 dan 𝑞 ∈ 𝐺/𝐻. Sehingga,

menurut Definisi 7 tentang T1 terbukti bahwa, ruang normal (X, 𝜏) merupakan

ruang T1.
2.4. Hasil Utama: Teorema Fundamental Separasi Dalam Ruang Topologi

Pada bagian ini, akan diberikan kumpulan teorema yang menghubungkan ruang

metrik dengan ruang-ruang topologi yang dinamakan ruang fundamental separasi

dalam ruang topologi

Teorema 2.4.1

Setip ruang metrik merupakan ruang 𝑇1 .

Bukti.

Didefinisikan 𝑋, 𝑑 adalah ruang metrik. Diambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋 dengan

𝑝 ≠ 𝑞. Karena 𝑋, 𝑑 adalah ruang metrik maka, 𝑑 𝑝, 𝑞 > 0. Selanjutnya,


1
dibentuk persekitaran 𝑁𝑟 𝑝 dan 𝑁𝑟 𝑞 dengan 𝑟 = 2 𝑑(𝑝, 𝑞).

Akibatnya, diperoleh 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 = ∅. Menurut Teorema 2.1.3 𝑁𝑟 𝑝 dan

𝑁𝑟 𝑞 adalah himpunan terbuka. Akibatnya, 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 ∈ 𝜏. Jelas bahwa,

𝑝 ∈ 𝑁𝑟 𝑝 , 𝑝 ∉ 𝑁𝑟 𝑞 dan 𝑞 ∈ 𝑁𝑟 𝑞 , 𝑞 ∉ 𝑁𝑟 𝑝 sebab 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 = ∅.

Jadi, ∃𝑁𝑟 𝑝 , 𝑁𝑟 𝑞 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝑁𝑟 𝑝 , 𝑝 ∉ 𝑁𝑟 𝑞 dan 𝑞 ∈ 𝑁𝑟 𝑞 , 𝑞 ∉ 𝑁𝑟 𝑝 .

Sehingga, terbukti bahwa(𝑋, 𝑑) adalah topologi ruang T1.

Teorema 2.4.2

Setiap ruang metrik merupakan ruang 𝑇2 (𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐻𝑎𝑢𝑠𝑑𝑜𝑟𝑓𝑓).

Bukti.

Didefinisiskan 𝑋, 𝑑 adalah ruang matrik. Selanjutnya, diambil sebarang 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑋

dengan 𝑝 ≠ 𝑞. Karena 𝑋, 𝑑 adalah ruang metrik maka 𝑑 𝑝, 𝑞 > 0. Dibentuk


1
persekitaran 𝑁𝑟 𝑝 dan 𝑁𝑟 𝑞 dengan, 𝑟 = 2 𝑑 𝑝, 𝑞 . Akibatnya, diperoleh
𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 = ∅. Dari Teorema 2.1.3, 𝑁𝑟 𝑝 dan 𝑁𝑟 𝑞 adalah himpunan

terbuka. Akbatnya, 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 ∈ 𝜏. Selanjutnya, diperoleh, 𝑝 ∈ 𝑁𝑟 𝑝 , 𝑝 ∉

𝑁𝑟 𝑞 sebab 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 = ∅. Jadi, ∃𝑁𝑟 𝑝 , 𝑁𝑟 𝑞 ∈ 𝜏 ∋ 𝑝 ∈ 𝑁𝑟 𝑝 , 𝑞 ∈

𝑁𝑟 𝑞 dan 𝑁𝑟 𝑝 ∩ 𝑁𝑟 𝑞 = ∅. Sehingga, terbukti bahwa (𝑋, 𝑑) merupakan ruang

T2.

Teorema 2.4.3

Setiap ruang metrik merupakan ruang 𝑇3.

Bukti.

Misalkan 𝜏 adalah suatu topologi pada X oleh metriks atau jarak d. ambil

sebarang himpunan tertutup 𝐹 ⊂ 𝑋 dan 𝑝 ∈ 𝑋, 𝑝 ∉ 𝐹. sehingga, ∃𝑟 > 0, ∀𝑥 ∈ 𝐹

berlaku 𝑑 𝑥, 𝑝 > 𝑟 > 0. Dibentuk : 𝐺 = 𝑥𝜖𝑓 𝑁𝑟 4


𝑥 dan 𝐻 = 𝑁𝑟 𝑝 dimana,
4

menurut Teorema 2.1.3, G dan H adalah himpunan terbuka. Sehingga, 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏

dan 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅.

𝑮 𝑯

𝐹
𝒓
.𝒙 .𝒑

Gambar 1. Abstraksi pembentuk 𝐺 dan 𝐻

Jika ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋∋ 𝐹 ⊂ 𝐺 dan 𝑝 ∈ 𝐻. Menurut definisi ruang regular,

dapat disimpulkan bahwa (𝑋, 𝑑) merupakan ruang regular. Berdasarkan Teorema


2.4.1, telah ditunjukkan bahwa (𝑋, 𝑑) merupakan ruang T1. Karena, (𝑋, 𝑑)

memenuhi aksioma separasi dalam ruang regular dan ruang T 1 maka menurut

definisi ruang T3 terbukti bahwa (𝑋, 𝑑) merupakan ruang T3.

Teorema 2.4.4

Setiap ruang metrik merupakan ruang 𝑇4 .

Bukti

Misalkan 𝜏 adalah topologi pada 𝑋 oleh metrik atau jarak 𝑑. Diambil sembarang

himpunan-himpunan bagian tertutup 𝐹1 , 𝐹2 ⊂ 𝑋 dengan 𝐹1 ∩ 𝐹2 = ∅. Sehingga,

∃𝑟 > 0, ∀𝑥 ∈ 𝐹1 , 𝑦 ∈ 𝐹2 dengan, 𝑑 𝑥, 𝑦 > 𝑟 > 0.

Dibentuk : G = 𝑥 𝜖 𝐹1 𝑁𝑟 4
(𝑥) dah H= 𝑦 𝜖 𝐹2 𝑁𝑟 4
(𝑦) dimana, Teorema 3.1

diperoleh, 𝐺 dan 𝐻 himpunan terbuka. Sehingga, 𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏 dan 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅

𝑮 𝑯

𝑭𝟏 𝑭𝟐
𝒓
.𝒙 .𝒚

Gambar 2. Abstraksi pembentuk 𝐺 dan 𝐻

Jadi ∃𝐺, 𝐻 ∈ 𝜏, 𝐺 ∩ 𝐻 = ∅ ∋ 𝐹1 ⊂ 𝐺 dam 𝐹2 ⊂ 𝐻. Menurut definisi ruang

normal, dapat disimpulkan bahwa (𝑋, 𝜏) adalah ruang normal. Selanjutnya,

berdasarkan teorema 2.4.1, telah ditunjukkan bahwa (𝑋, 𝑑) memenuhi aksioma

separasi dalam ruang normal dan ruang 𝑇1 maka terbukti bahwa (𝑋, 𝑑) merupakan

ruang 𝑇4 .
Dari Torema 2.4.1, Teorema 2.4.2, Teorema 2.4.3, dan Torema 2.4.4 dapat

dikatakan bahwa suatu ruang metrik memenuhi semua aksioma separasi dalam

ruang-ruang topologi yakni, ruang 𝑇1 , ruang 𝑇2 , ruang 𝑇3 , dan ruang 𝑇4 . Sehingga

ruang metrik termuat dalam setiap ruang-ruang topologi tersebut sebagaimana

ditunjukkan oleh gambar berikut yang menunjukkan hubungan antara ruang-ruang

topologi dan ruang metrik.

Ruang Topologi

Ruang 𝑇1

Ruang 𝑇2 (Ruang Hausdorff)

Ruang 𝑇3 (Ruang Regular 𝑇1 )


Ruang 𝑇4 (Ruang Normal 𝑇1 )
Ruang Metrik

Gambar 3. Pengelompokan ruang-ruang topologi

Dari Gambar 3 terlihat bahwa ruang metrik memiliki lingkup tersempit sebab,

termuat di semua ruang-ruang topologi sedangkan, ruang topologi memiliki

lingkup terluas sebab, memuat ruang-ruang topologi lain dari ruang metrik.
III. Kesimpulan

Dari hasil kajian ini diperoleh bahwa dengan menggabungkan premis dari

aksioma-aksioma separasi dalam masing-masing ruang topologi tersebut,

diperoleh beberapa sifat sebagai berikut. Setiap ruang T2 (Ruang Hausdorff)

merupakan ruang T1. Selanjutnya, setiap ruang T3 (Ruang Regular T1) merupakan

ruang T2 (Ruang Hausdorff) dan setiap ruang T4 (Ruang Normal T1 ) merupakan

ruang T3 (Ruang Regular T1 ) serta, setiap ruang metrik merupakan ruang-ruang

topologi tersebut. Akan tetapi, sifat-sifat hubungan antara ruang-ruang topologi

tersebut tidak berlaku untuk kebalikannya.

Dari hasil kajian ini, diperoleh juga suatu teorema fundamental separasi

ruang topologi yang merupakan gabungan dari beberapa teorema yang

menyimpulkan bahwa ruang metrik memenuhi semua aksioma separasi dalam

ruang-ruang topologi yakni, ruang T1, ruang T2 (Ruang Hausdorff), ruang T3 , dan

ruang T4.
DAFTAR PUSTAKA

Albert Ch. Soewongsono, Ariyanto dan Jafaruddin. (2015). Teorema Berbasis


Aksioma Separasi dalam Ruang Topologi. Jurnal Matematika Integratif.
Volume 11, Nomor 2, hal. 85-96.

Julaeha, Siti. (2015). Pengantar Topologi. Bandung: Matematika Sains 2012 UIN
SGD.

Anda mungkin juga menyukai