Anda di halaman 1dari 7

KEKONTINUAN DAN GAUGE

Resume Ini Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Tugas


Mata Kuliah Analisis Riil 2

Disusun Oleh:
Danu Darmawan (3125110335)

Program Studi Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2013

Kita akan membahas beberapa konsep yang akan dipelajari nanti, khususnya
pada bab selanjutnya dalam teori integral yaitu mengenai kekontinuan dan gauge. Tetapi, pada bahasan ini akan dijelaskan sedikit tentang gauge karena ada
kaitannya dengan fungsi kontinu. Pada pembahasan ini yang pertama akan didefinisikan adalah tentang notasi partisi bertanda pada sebuah interval.

Definisi:
Partisi pada sebuah interval I := [a, b] adalah koleksi P = {I1 , ..., In } dari interval tutup [a, b] yang tidak saling tumpang tindih. Kita dapat notasikan intervalinterval tersebut sebagai Ii := [xi1 , xi ], dimana:
a = x0 < ... < xi1 < xi < ...xn = b
Titik xi (i = 0, ..., n) disebut titik-titik partisi dari P. Jika titik ti dipilih dari
masing-masing interval Ii untuk i = 1, ..., n maka titik ti disebut penanda dan
himpunan pasangan
P = {(I1 , t1 ), ..., (In , tn )}
disebut partisi yang ditandai dari I.

Fineness atau kehalusan dari partisi P mengacu pada panjang subintervalsubinterval di P. Kehalusan ini tidak mengacu pada satu bilangan tertentu, tetapi
lebih sering untuk menentukan tingkat kehalusan subinterval yang berbeda di P.
Kehalusan ini kita sebut gauge.

Definisi:
Gauge pada I adalah fungsi positif yang terdefinisi pada I. Jika adalah gauge
pada I, maka partisi P dikatakan -fine jika:
ti Ii [ti (ti ), ti + (ti )] untuk i = 1, ..., n
Perlu diingat bahwa notasi -fine mengharuskan bahwa partisisnya ditandai, maka dalam hal ini kita tidak perlu mengatakan partisi yang ditandai.
Gauge pada sebuah interval I menugaskan interval [t (t), t + (t)] ke setiap t I. Partisi -fine dari partisi P mengharuskan bahwa subinterval Ii dari P
terkandung dalam interval yang bergantung pada gauge dan penanda ti untuk
interval tersebut.

Lemma:
Jika partisi P dari I := [a, b] adalah -fine danx I, maka ti P 3 |xi ti |
(ti ).
Bukti:
Jika x I, maka subinterval [xi1 , xi ] dari P yang mengandung x.
Karena P adalah -fine, maka ti (ti ) xi1 x xi ti + (ti ). Jika disederhanakan, maka |x ti | (ti ). Terbukti.

Dalam teori Integral Riemann, kita akan menggunakan fungsi konstan gauge
untuk mengendalikan kehalusan dari partisi. Dalam teori perumuman Integral
Riemann, penggunaan gauge yang tidak konstan adalah penting. Namun, fungsi non-konstan gauge tersebut muncul karena hubungannya dengan fungsi kontinu.
Contoh:
Misal f : I R kontinu pada I dan  > 0
t I,  (t) > 0 3 jika |x t|  (t) dan x I, maka |f (x) f (t)| < .
Karena  terdefinisi dan merupakan fungsi positif pada I, maka fungsi  adalah
gauge pada I.

Selanjutnya dalam bab ini, kita akan menggunakan hubungan antara gauge
dan kekontinuan untuk memberikan pembuktian alternatif dari sifat dasar fungsi kontinu yang telah dibahas pada bagian materi sebelum ini mengenai Fungsi
Kontinu pada Interval dan Kontinu Seragam.
Contoh:
(a)

Jika dan adalah gauge pada I := [a, b] dan 0 < (x) (x) x I,
maka setiap partisi P adalah -fine dan juga -fine, yaitu
ti (ti ) ti (ti ) dan ti + (ti ) ti + (ti ),
yang mengimplikasikan bahwa:
ti [ti (ti ), ti + (ti )] [ti (ti ), ti + (ti )] untuk i = 1, ..., n

(b) Jika 1 dan 2 adalah gauge pada I := [a, b] dan (x) := min{1 (x), 2 (x)}
x I, maka juga merupakan gauge pada I.
Karena (x) 1 (x), maka setiap partisi -fine adalah 1 -fine.
Demikian pula, setiap partisi -fine adalah 2 -fine.
(c)

Anggap bahwa terdefinisi pada I := [0, 1] dengan



(x) :=

1
10
1
x
2

jika x = 0,
jika 0 < x 1.

maka adalah gauge pada [0, 1].


Jika 0 < x 1, maka [t (t), t + (t)] = [ 21 t, 12 t] dimana selang ini tidak
memuat titik 0. Jika P adalah partisi -fine dari I, maka satu-satunya
subinterval di P yang memuat 0 yaitu mengharuskan ti = 0.
(d) Misal terdefinisi pada I := [0, 1] dengan

(x) :=

1
10
1
x
2

jika x = 0 atau x = 1,
jika 0 < x < 12 ,
1
(1 x)
jika 12 < x < 1.
2

maka adalah gauge pada I.


Keberadaan Partisi -fine
Berdasar beberapa contoh diatas, tidak menjamin bahwa sebarang gauge
sebuah partisi -fine. Sekarang kita akan menggunakan sifat Suprimum R untuk
membangun keberadaan pasrtisi -fine.
Teorema: Jika adalah gauge yang terdefinisi pada interval [a, b], maka terdapat partisi -fine dari [a, b].

Bukti:
Misal =
6 E = x [a, b] 3 partisi -fine dari subinterval [a, x].
([a, x], a) adalah partisi -fine dari interval [a, x] ketika x [a, a + (x)] dan x b.
Karena E [a, b], maka E terbatas.
Menurut aksioma kelengkapan, Sup E , ada.
Misal Sup E = u 3 a < u b.
Akan ditunjukkan bahwa u E dan u = b.

Claim: u E
Karena u (u) < u = Sup E, v E 3 u (u) < v < u.
M isal1 adalah partisi -fine dari [a, v] dan P 2 := P 1 ([u, v], u).
Maka P 2 adalah partisi -fine dari [a, u] 3 u E.
Anggap bahwa u < b.
Misal w [a, b] 3 u < w < u + (u).
Jika Q 1 adalah partisi -fine dari [a, u] 3 u E, misal Q 2 := Q 1 ([u, w], u).
Maka Q 2 adalah partisi -fine dari [a, w] 3 w E.
Hal ini kontradiksi dengan u adalah batas atas dari E. Maka u = b. Terbukti.
Beberapa Aplikasi
Kita akan melihat bagaimana gauge digunakan untuk pembuktian alternatif
beberapa teorema besar, seperti:
1. Pembuktian Alternatif dari Teorema 5.3.2: Teorema Keterbatasan
Misal I = [a, b] R interval tutup di R, f : I R kontinu, maka f (I)
terbatas.
Bukti:
Karena f kontinu di I, maka t I, (t) > 0 3 jika x I dan |xt| (t),
maka |f (x) = f (t)| I.
Dengan demikian, adalah gauge pada I.
Misal {(Ii , ti )}ni=1 adalah partisi -fine dari I, dan
K := maks{|f (ti )| : i = 1, ..., n}.
Berdasarkan Lemma, diberikan x I i dengan |x ti | (ti ), maka
berlaku:
f (x) |f (x) f (ti )| + |f (ti )| 1 + K.
Karena x I sebarang, maka f terbatas oleh 1 + K pada I. Terbukti.
2. Pembuktian Alternatif dari Teorema 5.3.4: Teorema MaksimumMinimum
Misal 6= I = [a, b] R. f : I R kontinu, maka f mempunyai nilai maksimum mutlak dan minimum mutlak.
4

Bukti:
Akan dibuktikan keberadaan x .
Misal M = Sup {f (x) : x I}.
Anggap bahwa f (x) < M, x I.
Karena f kontinu pada I, maka t I, (t) > 0 3 jika x I dan
|x t| (t), maka f (x) < 11 (M + f (t)).
Dengan demikian, adalah gauge pada I.
Misal {(Ii , ti )}ni=1 adalah partisi -fine dari I, maka
f :=
M

1
2

maks{M + f (ti ), ..., M + f (tn )}.

Berdasarkan Lemma, diberikan x I i dengan |x ti (ti ), maka


berlaku:
f.
f (x) 12 (M + f (ti )) M
f(< M ) adalah batas atas untuk f pada I.
Karena x I sebarang, maka M
Hal ini kontradiksi dengan M adalah suprimum f , maka M adalah suprimum f . Terbukti.
3. Pembuktian Alternatif dari Teorema 5.3.5: Teorema Lokasi Akar
Misal I = [a, b] 6= . f : I R kontinu. Jika f (a) < 0 < f (b) atau
f (b) < 0 < f (a), maka c I 3 f (c) = 0.
Bukti:
Asumsikan bahwa f (t) 6= 0 t I.
Karena f kontinu di t, Latihan 5.1.7 mengimplikasikan bahwa (t) > 0 3
jika x I dan |x t| (t), maka f (x) > 0 jika f (t) < 0, dan f (x) < 0 jika
f (t) > 0.
Maka adalah gauge pada I dan misal {(Ii , ti )}ni=1 adalah partisi -fine.
Perhatikan bahwa i, baik f (x) < 0 x [xi1 , xi ] atau f (x) > 0 x.
Jika f (x0 ) = f (a) < 0, maka f (x1 ) < 0, f (x2 ) < 0, ..., f (b) = f (xn ) < 0.
Bentuk ini kontradiksi dengan hipotesis f (b) > 0. Terbukti.
4. Pembuktian Alternatif dari Teorema 5.4.3: Teorema Kontinu Seragam

Jika I interval tutup dan f : I R kontinu, maka f kontinu seragam.


Bukti:
Misal  > 0.
Karena f kontinu pada t I, (t) > 0 3 jika x I dan |x t| 2(t),
maka |f (x) f (t)| 21 .Dengan demikian adalah gauge pada I.
Jika {(Ii , ti )}ni=1 adalah partisi -fine, kita misalkan  := min{(ti ), ..., (tn )}.
Anggapbahwax, u I dan |xu|  , dapat dipilih i dengan |xti | (ti ).
Karena
|u ti | |u x| + |x ti |  + (ti ) 2(ti ),
maka berlaku:
|f (x) f (u)| |f (x) f (ti )| + |f (ti ) f (u)| 12  + 12  = .
Maka f kontinu seragam di I. Terbukti.
SUMBER
Barlte, Robert G and Donald R Sherbert. (2011). Introduction to Real Analysis,
4th edition. Wiley

Anda mungkin juga menyukai