Anda di halaman 1dari 45

TEORI RING

PENDIDIKAN
U N I V E R S I T AMATEMATIKA
S
M U H A M M A D I YA H
Nur
P U RTeti
WOK Oktavia
ERTO
1501060034
Teori Ring

PENGERTIAN RING

A. Pendahuluan

Target yang diharapkan dalam pertemuan pertama ini adalah mahasiswa dapat :
a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan ring atau bukan
b. membuktikan suatu struktur aljabar merupakan ring

B. Lembar Kerja Mahasiswa

Pengertian ring dapat dibangun dengan memperhatikan Himpunan semua bilangan


bulat Z terhadap dua operasi yang disebut dengan penjumlahan dan pergandaan serta
mengingat kembali aksioma dalam grup ditambahkan suatu pengertian tertentu :
1. Coba ingat kembali himpunan bilangan bulat Z!
Z = { ….., -2, -1, 0, 1, 2, ……..} = { 0, -1, 1, -2, 2, ………. }
2. jika pada Z dikenakan dua operasi sederhana, yaitu penjumlahan dan perkalian biasa :,
periksalah pertanyaan-pertanyaan berikut dipenuhi atau tidak :
I. Apakah (Z,+) merupakan grup komutatif ?
II. Apakah (Z,x) tertutup dan assosiatif ?
III. Apakah setiap 3 elemen sebarang a, b, dan c dalam Z berlaku :
1. a x (b + c) = (a x b ) + (a x c)
2. (a + b) x c = (a x c ) + (b x c)
Tuliskan secara matematis pertanyaan III. di atas, kemudian negasikan!!!
Kalian masih ingat, sifat apa namanya.

3. Diberikan himpunan bilangan bulat Z dengan operasi Å dan operasi · yang


didefinisikan: "x,yÎZ
No. Operasi 1 2 3 4
A xÅy = x + y -1 x+y +1 x+y-2 x+y
B x·y = x + y – xy x + y + xy 3xy 2xy

2
Teori Ring

Coba dianalisa dengan menjawab 3 pertanyaan (I, II dan III) di atas dengan cara
memasangkan operasi penjumlahan dan pergandaan, A1B1, A2B1, A3B1, A4B1, A1B2,
A2B2, dan seterusnya sesuai dengan definisinya,!.

C. Pengertian Ring

Struktur aljabar adalah suatu himpunan tidak kosong R yang dilengkapi dengan satu
atau lebih operasi biner. Jika himpunan R dilengkapi dengan satu operasi biner * maka
struktur aljabar tersebut dinyatakan dengan (R,*) dan jika R dilengkapi dengan dua operasi
biner ° dan * maka struktur aljabar tersebut dinyatakan (R, °,*).
Definisi 1.:
Sebuah himpunan R dilengkapi dua operasi yang biasanya dikatakan dengan
penjumlahan (+) dan pergandaan (x) membentuk suatu struktur aljabar (R, + , x ) yang
disebut ring, jika :
I. (R,+) merupakan group komutatif
1. " a, b R, a + b R. (sifat tertutup).
2. " a, b, c R, (a + b) + c = a + (b + c).(Sifat assosiatif).
3. $ z R, a R, a + z = z + a = a. (R memuat z, yaitu elemen identitas).
4. " a R, $ -a R , a + (-a) = (-a) + a = z. (Setiap elemen R memiliki invers).
5. " a, b R, a + b = b + a. (Sifat komutatif)
II. (R,x) merupakan semigrup
1. " a, b R, (a x b) R. (Sifat tertutup)
2. " a, b, c R, (a x b) x c = a x (b x c). (Sifat asosiatif)
III. (R, +, x) bersifat distributive (distributive kiri dan kanan) : "a, b, c Î R,
1. a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
2. (a + b) x c = (a x c) + (b x c)
Contoh :
Himpunan bilangan bulat Z terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan yang
didefinisikan sebagai berikut "a,b Î Z ; a b = a + b + 1 dan a b = a + b + ab, maka
(Z, , ) merupakan ring karena
I. (Z, ) merupakan grup komutatif, sebab:
 Tertutup : "a, b Î Z, a b = a + b +1 Î Z

3
Teori Ring

 Assosiatif : "a, b, c Î Z, (a b) c = (a + b +1) c


= (a + b + 1) + c + 1
= a + (b + c + 1) + 1
= a + (b c) + 1
=a (b c)
 Mempunyai elemen identitas
Misal z elemen identitas maka "a Î Z maka a z = z a=a
z a=a dan a z=a
z+a+1=a a+z+1=a
z = –1 z = –1
 Setiap elemen mempunyai invers
Ambil sebarang a Î Z dan misalkan b adalah invers dari a (–a)
maka a b = b a=z
a b = –1 dan b a = –1
a + b + 1 = –1 b + a + 1 = –1
b = –a – 2 b = –a – 2
 Komutatif
"a, b Î Z, a b=a+b+1=b+a+1=b a
II. (Z, ) tertutup dan assosiatif :
"a, b, c Î Z, i. a b = a + b + ab Î Z
ii. (a b) c = (a + b + ab) c
= (a + b + ab) + c + (a + b + ab)c
= a + b + c + ab + ac + bc + abc
= a + (b + c + bc) + a(b + c + bc)
=a+b c + a(b c)
=a (b c)
III. (Z, , ) distributif:
"a, b, c Î Z, i. a (b c) = a (b + c + 1)
= a + (b + c + 1) + a(b + c + 1)

4
Teori Ring

= a + b + c + 1 + ab + ac + a
= (a + b + ab) + (a + c + ac) + 1
=a b+a c+1
= (a b) ( a c)

ii. (a b) c = (a + b + 1) c
= (a + b + 1) + c + (a + b + 1)c
= a + b + 1 + c + ac + bc + c
= (a + c + ac) + (b + c + bc) + 1
= (a c) + (b c) + 1
= a c b c
Catatan :
- ring (R,+,.) seringkali hanya dituliskan “suatu ring R” dengan tidak menuliskan operasi-
operasinya. (Jika kita mengatakan suatu himpunan R adalah ring maka secara implisit
di dalam R dikenakan dua operasi penjumlahan dan pergandaaan yang memenuhi 3
aksioma I, II, dan III)
- dibedakan antara elemen identitas dengan elemen netral, yaitu : Elemen identitas
terhadap penjumlahan disebut elemen netral atau elemen nol dinotasikan dengan 0R,
sedangkan Elemen identitas terhadap pergandaan (jika ada) disebut elemen satuan
biasanya dinotasikan e atau i.
- Invers elemen a Î R terhadap penjumlahan ditulis –a sedangkan elemen invers dari a
terhadap pergandaan (jika ada) ditulis a-1.
- Untuk selanjutnya operasi kedua a x b hanya ditulis a . b atau ab

1. Himpunan bilangan bulat Z terhadap penjumlahan dan pergandaan Ä yang


didefinisikan sebagai berikut : "a. b Î Z, a b = a + b + 2 dan a b = a + b + ab
bukan merupakan ring sebab tidak berlaku sifat distributif :
dengan counter example $1, 2, 3 Î Z
(1 2) 3 = (1 + 2 + 2) 3=5 3 = 5 + 3 + 15 = 23

5
Teori Ring

¹ (1 3) (2 3) = (1 + 3 + 3) (2 + 3 + 6) = 7 + 11 + 2 = 20

2. Z, Q, dan R adalah merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa.

3. misalkan M = maka merupakan ring terhadap


operasi penjumlahan dan perkalian matriks.

No 3 untuk latihan mahasiswa!

6
Teori Ring

SIFAT-SIFAT SEDERHANA RING

0 Pendahuluan

Mahasiswa diharapkan sudah memahami pengertian ring beserta bukti formalnya,


sehingga target pertemuan kedua ini dengan mudah dapat dicerna. Target yang dimaksukd
adalah :
a. dapat menyebutkan sifat-sifat sederhana ring
b. mampu membuktikan sifat-sifat tersebut
c. menggunakan sifat-sifat sederhana ring dalam menyelesaikan soal

1 Sifat-sifat Sederhana Ring


Teorema 1.:
Jika (R, +, .) suatu ring maka :
a. a.0R = 0R.a = 0R, "a Î R
b. a.(-b) = (-a).b = -(a.b), "a, b Î R
c. (-a)(-b) = ab, "a, b Î R
d. a(b – c) = ab – ac, "a, b, c Î R
Bukti :
Diketahui R adalah ring, maka :
a. 0R Î R dan 0R + 0R = 0R sehingga a.( 0R + 0R ) = a. 0R
a. 0R + a. 0R = a. 0R distributif
a. 0R + a. 0R = a. 0R + 0R , 0R el netral
a. 0R = 0R kanselasi kiri
dengan cara analog, mudah ditunjukkan 0R .a = 0R . Mahasiswa dipersilakan mencoba
b. "a, b Î R, $-a, -b Î R sehingga –a + a = 0R dan –b + b = 0R
a(-b) + ab = a(-b + b) dan (-a)b + ab = (-a + a)b distributif
= a0R = 0R b 0R elemen netral
= 0R . = 0R teorema 1.a.
maka a(-b) dan (-a)b masing-masing merupakan invers dari ab, dan elemen invers
tunggal sehingga (–a)b = a(-b) = -ab

7
Teori Ring

c. "a, b Î R, (-a)(-b) = -(a(-b)) teorema 1.b


= -(-(ab)) teorema 1.b
= ab sifat sederhana grup
d. "a, b, c Î R, a(b – c) = a(b + (-c)) definisi b – c = b + (-c)
= ab + a(-c) distributif
= ab + (-(ac)) teorema 1.b
= ab – ac definisi pengurangan
Definisi 2.:
Misalkan R suatu ring dan m suatu bilangan bulat positif,
didefinisikan "a Î R :
i. 0.a = 0R, dengan 0 Î Z dan 0R elemen netral dari ring R.
ii. ma = a + a + a + …….+ a sebanyak m-suku, dan
iii. (-m) a = m(-a) = (-a) + (-a) + ……. + (-a) sebanyak m-suku
Teorema 2.:
Misalkan R suatu ring dan m, n bilangan bulat dan "a, b Î R maka :
a. (m + n)a = ma + na
b. m(a + b) = ma + mb
c. m(na) = (mn)a
Bukti : sebagai latihan mahasiswa
Definisi 3.:
Misalkan R suatu ring, didefinisikan "a Î R :
am = a.a.a…….a sebanyak m faktor
Teorema 3.:

Misalkan R suatu ring, m dan n masing-masing bilangan bulat maka "a Î R berlaku: i.
am.an = am+n ; ii. (am)n = amn.
Bukti :

i.

8
Teori Ring

ii.
Contoh :
Z5 = {0, 1, 2, 3, 4} adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian modulo 5, maka : 32 =
3x3 = 4, 34 = 3x3x3x3 = 4x4 = 1
2.3 = 3+3 = 1, 4.3 = 3+3+3+3 = 1+1 = 2
Definisi 4.:
Misalkan R suatu ring dan a Î R, maka :
i. a disebut elemen idempoten jika a2 = a
ii. a disebut elemen nilpoten jika $n bilangan bulat sehingga an = 0R. (0R = elemen netral
dari R terhadap operasi pertama)
Catatan :
Setiap ring R, pasti elemen 0R merupakan elemen idempoten sekaligus elemen nilpoten,
dan elemen satuan dari R (jika ada) pasti merupakan elemen idempoten
Contoh :
1. Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian modulo 6 maka
3 dan 4 adalah elemen idempoten, sebab 32 = 3 dan 42 = 4
2. Z8 = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian modulo 8,
maka : 23 = 0, 42 = 0, 63 = 0 maka 2, 4, dan 6 masing-masing adalah elemen nilpoten
B. Tugas Mandiri :
C. Soal :
1. Buktikan teorema 2. di atas
2. Tunjukkan bahwa suatu ring yang tidak memiliki elemen
nilpoten yang bukan 0R jika dan hanya jika 0 R merupakan satu-satunya
penyelesaian dari x2 = 0 R
3. Diberikan ring R dengan setiap a dan b dalam R berlaku ab = ba.
Tunjukkan bahwa jika a dan b elemen nilpoten maka (a + b) juga elemen
nilpoten
D.

9
Teori Ring

10
Teori Ring

TIPE-TIPE RING DAN KARAKTERISTIK RING

A. Pendahuluan

Dalam pertemuan sebelumnya, telah dipelajari ring beserta contoh-contohnya dan


sifat-sifat sederhana ring. Beberapa sifat yang dimiliki suatu ring akan memberi kualifikasi
(tipe-tipe) ring, misalnya ring yang memenuhi sifat komutatif terhadap pergandaannya
disebut ring komutatif, dan lain sebagainya. Setiap tipe ring akan mempunyai ciri-ciri
khusus, dan terkadang ada keterkaitan antara tipe ring yang satu dengan tipe ring lainnya.
Di dalam grup, dikenal periode suatu elemen dalam grup. Hal ini erat hubungannya
dengan pengertian karakteristik suatu ring, sehingga perlu diingat kembali sifat-sifat
periode suatu elemen grup dan teorema Lagrange.
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tipe-tipe
ring dan memahami karakteristik ring, yaitu :
1. dapat mengklasifikasi suatu ring, apakah dengan elemen satuan, setiap elemen tak nol
punya invers, komutatif atau tidak
2. dapat membuktikan klasifikasi di atas
3. dapat menentukan karakteristik suatu ring

B. Tipe-tipe Ring

Misalkan R adalah suatu ring maka (R,+) adalah grup komutatif, (R,.) tertutup dan
assosiatif, serta (R,+,.) distributif. Jika aksioma-aksioma pada (R,.) didefinisikan :
II. 3. Mempunyai elemen satuan (elemen identitas)
II. 4. Setiap elemen tak nol (bukan elemen netral) mempunyai invers disebut elemen unit.
II. 5. memiliki sifat komutatif ("a, b Î R berlaku ab = ba)
Maka dapat didefinisikan beberapa tipe ring sebagai berikut :
Definisi 5.:
Misalkan R suatu ring maka :
1. R disebut ring dengan elemen satuan jika ring R + II.3
2. R disebut ring komutatif jika ring R + II.5.
3. R disebut ring komutatif dengan elemen satuan ring R + II.3. + II.5.

11
Teori Ring

4. R disebut ring pembagian (division ring) atau lapangan miring (skew-field) jika ring R
+ II.3. + II.4.
5. R disebut Lapangan (field) jika ring R + II.3. + II.4. + II.5.
Contoh :
1. Z, Q, R masing-masing merupakan ring komutatif, ring dengan elemen satuan.
2. Q dan R merupakan lapangan (pasti juga ring pembagian) sedangkan Z bukan lapangan
sebab 2 ÎZ dan 2-1 = ½ Ï Z.
3. Z3, Z4, Z5, Z9 masing-masing merupakan ring komutatif, ring dengan elemen satuan. Z3,
Z5 merupakan field (lapangan), sedangkan Z4, Z9 bukan merupakan lapangan

4. M = adalah M bukan merupakan ring (M , +) tdk

punya elemen netral


C. Karakteristik Ring

Telah dibicarakan di materi sebelumnya (pertemuan 2) tentang kelipatan dari suatu


elemen ring R, misalkan a Î R dan n suatu bilangan bulat positif, maka na = a + a + . + a
sebanyak n suku maka na Î R sebab mempunyai sifat tertutup. Perhatikan ilustrasi berikut :
Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5 } maka 6 Î Z, 6.0 = 6.1 = 6.2 = 6.3 = 6.4 = 6.5 = 0. Tampak bahwa
"a Î Z6 berlaku 6.a = 0 dengan 6 bilangan bulat positif terkecil. Maka dikatakan
karakteristik dari Z6 adalah 6.
Definisi 6.:
Karaktristik suatu ring R adalah bilangan bulat positif terkecil n (jika ada) sedemikian
sehingga na = 0R untuk "a Î R. jika bilangan bulat positif n tersebut tidak ada, dikatakan
bahwa karakteristik dari ring R adalah 0 atau tak berhingga.
Teorema 4.:
Jika R adalah ring dengan elemen satuan 1 maka : R mempunyai karakteristik n > 0 jhj n
merupakan bilangan bulat positf terkecil sehingga n.1 = 0R.
Bukti :
Diketahui : R ring dengan elemen satuan 1

12
Teori Ring

(Þ) R mempunyai karakteristik n > 0


akan dibuktikan n bilangan bulat positif terkecil sehingga n.1 = 0R.
R mempunyai karakteristik n berarti n adalah bilangan bulat positif terkecil sehingga n.a
=0 untuk " a Î R, dan 1 Î R maka n.1 = 0R
(Ü) n merupakan bilangan bulat positf terkecil sehingga n.1 = 0R.
Akan dibuktikan n karak6eristik dari R dan n > 0.
n > 0 (diketahui)
Ambil sebarang a Î R maka :
n.a = a + a + …+ a (definisi n.a)
= a .(1 + 1 + …+ 1) (distributif &1 Î R)
= a.( n.1) (definisi n.1)
= a.0R (diketahui n.1 = 0)
= 0R (sifat sederhana)
Karena n bilangan bulat positif terkecil sehingga "a Î R berlaku n.a = 0 maka n
merupakan karakteristik dari R.
Tugas Mandiri :
Kerjakan soal di bawah ini :
Soal :
1. Selidiki apakah struktur aljabar di bawah ini membentuk ring atau tidak (beri alasan),
selanjutnya jika merupakan ring, nyatakan apakah ring tersebut komutatif, memuat
elemen identitas, merupakan lapangan atau tidak :
a. Zn dengan operasi penjumlahan dan perkalian modulo n
b. Z+ dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
c. X = {a + bÖ2 | a, b Î Z} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
d. Y = {a + bÖ2 | a, b Î Q} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
e. P = {ai | aÎR dan i = Ö-1} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
2. Tunjukkan bahwa a2 – b2 = (a + b)(a – b) untuk setiap a dan b dalam ring R jika dan
hanya jika R ring komutatif.

13
Teori Ring

3. Diberikan N = adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian


matriks. Selidikilah apakah N merupakan lapangan ataukah tidak?

4. Diberikan K = adalah ring dengan penjumlahan


dan perkalian matriks. Selidikilah apakah setiap elemen dalam K yang tidak nol
mempunyai invers?

14
Teori Ring

DAERAH INTEGRAL

D. Pendahuluan

Pertemuan sebelumnya telah dibahas kualifikasi (tipe-tipe) ring, misalnya ring yang
memenuhi sifat komutatif terhadap pergandaannya disebut ring komutatif, dan lain
sebagainya. Setiap tipe ring akan mempunyai ciri-ciri khusus, dan terkadang ada
keterkaitan antara tipe ring yang satu dengan tipe ring lainnya. Pertemuan ke 4 ini masih
akan membahas tipe ring yang lain yang terkait dengan elemen pembagi nol.
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat :
4. menjelaskan elemen pembagi nol dan elemen bukan pembagi nol
5. mengidentifikasi elemen-elemen dalam ring apakah merupakan elemen pembagi nol
atau tidak
6. menganalisis suatu ring memuat elemen pembagi nol ataukah tidak
7. membuktikan hubungan elemen bukan pembagi nol dengan elemen invers

E. Elemen Pembagi nol dan sifatnya

Definisi 7.:
Misalkan R suatu ring dan a Î R, a ¹ 0 maka :
1. a disebut elemen pembagi nol kiri jika $b Î R, b ¹ 0 sehingga a.b = 0.
2. Jika $b Î R, b ¹ 0, b.a = 0 maka a disebut elemen pembagi nol kanan,
3. Jika $b Î R, b ¹ 0, sehingga a.b = b.a = 0 maka a disebut elemen pembagi nol.
4. a disebut elemen bukan pembagi nol jika "b Î R, b ¹ 0, ab ≠ 0 atau ( ab = 0
Þb=0)
5. Elemen 0 sering kali disebut elemen pembagi nol tak sejati.

15
Teori Ring

Contoh :
1. Elemen 2, 3 dan 4 dalam Z6 merupakan elemen pembagi nol sebab : 2.3 = 3.2 = 0, 3.4
= 4.3 = 0.

2. M = adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian matriks

maka adalah elemen pembagi nol karena terdapat

dan = =

Perhatikan dari contoh 2. ini, jika diambil A = ;B= ; dan C = Î


M dengan a ¹ c atau b ¹ d maka AC = BC dan CA = CB tetapi A ¹ B. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam suatu ring tidak berlaku kanselasi kiri ataupun kanan. Akan tetapi suatu
gelanggang ring yang tidak memuat elemen pembagi nol mempunyai sifat kanselasi,
seperti yang dinyatakan teorema berikut
Teorema 5.:
Suatu ring tidak memuat elemen pembagi nol jika dan hanya jika ring tersebut berlaku sifat
kanselasi
Bukti:
(Þ) Misalkan R ring yang tidak memuat pembagi nol
Akan ditunjukkan bahwa dalam R berlaku sifat kanselasi, sebagai berikut :
Ambil a , b, c Î R dengan a ¹ 0 sedemikian sehingga ab = ac dan ba = ca, maka
ab – ac = 0 dan ba – ca = 0
Û a(b – c) = 0 Û (b – c)a = 0 sifat sederhana ring (teorema 1.d.)
Ûb –c=0 Ûb–c=0 a ¹ 0 dan R tidak memuat pembagi nol
Ûb =c Ûb=c
(Ü) Misalkan R ring yang berlaku sifat pelenyapan
Akan ditunjukkan R tidak memuat elemen pembagi nol, sebagai berikut :

16
Teori Ring

Ambil a Î R dengan a ¹ 0 sedemikaian sehingga ab = 0 dan ba = 0 untuk suatu b Î R,


maka :
ab = 0 = a0 dan ba = 0 = 0a Teorema 1.a.: a0 = 0a = 0
Ûb =0 Ûb=0 kanselasi
Terlihat a bukan pembagi nol. DKL, ring R tidak memuat elemen pembagi nol.
F. Daerah Integral

Misalkan R adalah suatu ring maka (R,+) adalah grup komutatif, (R,.) tertutup dan
assosiatif, serta (R,+,.) distributif. Jika diberikan aksioma pada (R,.):
II.4’. Setiap elemen tak nol (bukan elemen netral) bukan merupakan elemen pembagi nol
Maka dapat didefinisikan beberapa tipe ring yang lain yang disebut Daerah Integral ,
sebagai berikut :

17
Teori Ring

Definisi 8.:
Misalkan R suatu ring maka : R disebut Daerah integral jika R merupakan ring komutatif
dengan elemen satuan dan tidak memuat pembagi nol (ring R + II.3. + II.4’. + II.5).
Contoh :
5. Z, Q, R masing-masing merupakan ring komutatif dengan elemen satuan, dan tidak
memuat pembagi nol sehingga merupakan daerah integral. Q dan R merupakan
lapangan sedangkan Z bukan lapangan sebab 2 ÎZ dan 2-1 = ½ Ï Z.
6. Z3, Z4, Z5, Z9 masing-masing merupakan ring komutatif, ring dengan elemen satuan. Z3,
Z5 merupakan daerah integral dan merupakan field sedangkan Z4, Z9 bukan merupakan
daerah integral dan bukan lapangan

7. M = adalah bukan merupakan ring pembagian


sehingga M juga bukan lapangan. M tidak memuat pembagi nol maka M bukan daerah
integral
Teorema 6.:
Misalkan R adalah ring dengan elemen satuan dan a elemen dalam R yang tak nol. Jika a
mempunyai invers maka a bukan pembagi nol
Bukti :
Diketahui a mempunyai invers maka terdapat b elemen dalam R sehingga ab = ba = 1.
Akan ditunjukkan bahwa a bukan pembagi nol
Andaikan a elemen pembagi nol maka terdapat c ¹ 0 sehingga ac = ca = 0
ac = 0 dan ca = 0
Û b(ac) = b0 Û (ca)b = 0b sifat sederhana ring
Û (ba)c = 0 Û c(ab) = 0 assosiatif
Û 1c = c=0 Û c1 = c = 0 sifat sederhana ring
kontradiksi dengan c ¹ 0, sehingga pengandaian salah dan yang benar bahwa a bukan
pembagi nol
Tugas Mandiri :
KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI, DITAMBAHKAN 1 SOAL TERBUKA
Soal :

18
Teori Ring

5. Selidiki apakah struktur aljabar di bawah ini membentuk ring atau tidak (beri alasan),
selanjutnya jika merupakan ring, nyatakan apakah ring tersebut lapangan, daerah
integral ataukah tidak
f. Zn dengan operasi penjumlahan dan perkalian modulo n.
g. Z+ dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
h. {a + bÖ2 | a, b Î Z} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
i. D ={a + bÖ2 | a, b Î Q} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
j. E ={ai | aÎR dan i = Ö-1} dengan operasi penjumlahan dan perkalian biasa
6. Jika R adalah ring dengan paling sedikit mempunyai dua elemen dan " a ÎR, a ¹ 0R
terdapat dengan tunggal b ÎR sedemikian hingga aba = a maka tunjukkan R tidak
memuat pembagi nol dan berlaku bab = b.

7. Diberikan N = adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian


matriks. Selidikilah apakah N merupakan division ring, field, daerah integral, ataukah
tidak?

8. Diberikan K = adalah ring dengan penjumlahan


dan perkalian matriks. Selidikilah K komutatif, dengan elemen satuan dan memuat
pembagi nol ataukah tidak? Apa yang dapat kalian simpulkan?

19
Teori Ring

SIFAT-SIFAT DAERAH INTEGRAL

G. Pendahuluan

Dua pertemuan sebelumnya telah dibahas kualifikasi (tipe-tipe) ring, Setiap tipe ring
akan mempunyai ciri-ciri khusus, dan terkadang ada keterkaitan antara tipe ring yang satu
dengan tipe ring lainnya. Misalnya lapangan pasti merupakan ring pembagi tetapi tidak
sebaliknya. Bagaimana dengan hubungan antara lapangan dengan daerah integral, akan di
bahas pada pertemuan ke 5 ini.
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat :
8. menjelaskan sifat-sifat daerah integral.
9. menjelaskan hubungan antara derah integral dengan lapangan
10.membuktikan sifat-sifat daerah integral dan hubungannya dengan lapangan.

H. Sifat-sifat Daerah Integral

Teorema 6. mengatakan bahwa elemen tak nol yang punya invers pasti bukan pembagi
nol. Jika diingat kembali aksioma II.4. dan aksioma II.4’, maka akibat dari teorema 6.
adalah teorema berikut ini :
Teorema 7.:
- setiap ring pembagian pasti tidak memuat pembagi nol
- setiap lapangan merupakan daerah integral
Bukti : dengan teorema 6. (sebagai latihan mahasiswa)
Catatan :
Teorema 6. Dan 7. Tidak berlaku sebaliknya, artinya tidak setiap elemen bukan pembagi
nol merupakan elemen unit, contoh 2 Î Z adalah bukan pembagi nol dan 2 tidak
mempunyai invers, sehingga 2 bukan elemen unit. Z adalah ring yang tidak memuat
elemen pembagi nol dan Z bukan ring pembagian. Demikian juga Z daerah integral tetapi
Z bukan lapangan.
Teorema 8.:
Setiap daerah integral berhingga adalah suatu lapangan
Bukti :

20
Teori Ring

Daerah integral adalah ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak memuat elemen
pembagi nol, sehingga untuk menunjukkan bahwa daerah integral berhingga merupakan
lapangan, cukup ditunjukkan setiap elemen tak nol adalah elemen unit, sebagai berikut :
Misalkan D daerah integral dengan n buah elemen. Ambil sebarang elemen a Î D dengan
a ¹ 0, kemudian dibentuk himpunan K = {ax | x Î D, x ¹ 0 }. Mengingat sifat tertutup
terhadap perkalian pada D maka K Ì D, sehingga dalam K berlaku sifat pelenyapan, yaitu
jika ax = ay Î K maka x = y. hal ini menunjukkan bahwa K terdiri dari (n – 1) elemen dari
D yang bukan elemen nol. Karena D memuat elemen satuan, misalnya 1 maka 1 Î K dan a
Î D dengan a ¹ 0, terdapatlah x Î D dengan x ¹ 0 sehingga ax = 1. Ini berarti bahwa a -1 =
x.
Jadi, "a Î D, a ¹ 0); $a-1 Î D, dengan kata lain setiap elemen tak nol dalam D merupakan
elemen unit. Sehingga D merupakan lapangan.
TUGAS KELOMPOK : (DARI RING YANG KALIAN MILIKI)
1. Buatlah review beserta bukti formalnya., apakah merupakan lapangan, daerah integral
atau bukan
2. Bentuklah himpunan bagiannya yang juga merupakan ring, Tulis di plastic transparan.
(jika tidak diperoleh, cari dari ring yang lain)

21
Teori Ring

SUBRING DAN SIFAT-SIFATNYA

2 Pendahuluan
Mahasiswa diharapkan mengingat kembali pengertian himpunan bagian yang
pernah dipelajari di matakuliah Logika Matematika dan Himpunan serta subgroup di
Pengantar Struktur Aljabar I. Subring adalah himpunan bagian dari suatu ring yang
merupakan ring juga, sehingga harus diingat pula tentang pengertian ring beserta sifat-
sifatnya. Dua hal tersebut akan sangat menentukan pencapaian target pertemuan ke_6 ini.
Target yang dimaksud adalah :
d. Membedakan himpunan bagian suatu ring merupakan subring atau bukan
e. Membentuk suatu subring
f. menjelaskan teorema dalam subring
g. membuktikan secara formal suatu subring dengan teoremanya

3 Pengertian Subring

Analog dengan subgrup yang telah dipelajari dalam teori grup, akan dibahas tentang
subring dari suatu ring.
Definisi 9. :
Misalkan (R, +,.) suatu ring, S ¹ f dan S Ì R, S disebut subring dari R jika (S, +,.) suatu
ring
Catatan :
Operasi pada S baik “penjumlahan” maupun “perkaliannya” harus sama dengan opersi-
operasi pada R.
Mahasiswa dalam kelompok telah memiliki contoh-contoh subring, namun belum
diminta melengkapi bukti formalnya. Berikut ini suatu teorema yang menyatakan syarat
perlu dan cukup agar suatu himpunan tak kosong dari suatu ring merupakan subring, dan
teorema inilah yang diperlukan mahasiswa untuk menunjukkan bukti formalnya suatu
subring :
Teorema 9.:
Misalkan R suatu ring, S ¹ f dan S Ì R, maka S disebut subring dari R jika dan hanya jika
"a, b Î S berlaku (i) a – b Î S, (ii) ab Î S

22
Teori Ring

Bukti ;
(Þ) Misalkan S subring dari R maka S adalah suatu ring berarti "a, b Î S maka a, –b Î S
sehingga berlaku (i) a – b Î S, (ii) ab Î S

(Ü) Misalkan S Ì R dengan S ¹ f dan "a, b Î S berlaku (i) a – b C S, (ii) ab Î S harus


ditunjukkan S subring dari R, artinya S merupakan ring.

Ambil a Î S menurut (i) a – a = 0 dan 0 – a Î S, sehingga jika "a, b Î S maka a, –b


Î S dan a – (–b) = a + b Î S dan menurut (ii) ab Î S. Selanjutnya karena S Ì R dan
R suatu ring maka elemen-elemen dalam S memenuhi sifat asosiatif terhadap
penjumlahan, komutatif terhadap penjumlahan, asosiatif terhadap pergandaan serta
distributif kiri dan kanan. Jadi S suatu ring, dan karena S Ì R dengan S ¹ f
sedangkan R siatu ring maka S adalah subring dari R.

Contoh :

1. Z = himpunan dari bilangan-bilangan bulat terhadap penjumlahan dan perkalian biasa


merupakan ring. Jika m suatu bilangan bulat dengan m ¹ 0 maka M = {ma | a bilangan
bulat} merupakan subring dari Z, sebab M Ì Z, jelas M tidak merupakan himpunan
kosong dan "x, y Î M berarti x = ma, y = mb untuk suatu a, b Î Z dan a – b Î Z,
sehingga x – y = ma – mb = m(a – b) Î M dan juga xy = (ma)(mb) = m(mab) Î M.
2. Z12 = {0, 1, 2, …, 11} adalah ring dari bilangan-bilangan bulat modulo 12 maka
dengan mudah ditunjukkan bahwa himpunan-himpunan bagian dari Z12 berikut
merupakan subring darinya:
P = { 0, 6 }

Q = { 0, 4, 8 }

R = { 0, 3, 6, 9 }

S = { 0, 2, 4, 6, 8, 10 }

3. M2(Q) = adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian


matrik

23
Teori Ring

M*2(Q) = adalah subring dari M2(Q), karena :

Jelas M*2(Q) ¹ f dan M*2(Q) Ì M2(Q) (mudah dibuktikan)

Ambil sebarang A dan B Î M*2(Q) akan ditunjukkan A – B dan AB Î M*2(Q)

A dan B Î M*2(Q) maka A = dan B = dengan a, b, c, dan d bilangan


rasional.

A–B= - = Î M*2(Q) karena a – c dan b – d Î Q

AB = = Î M*2(Q) karena ac dan bd Î Q.

Untuk lebih memantapkan materi tentang subring, diharap mahasiswa membuktikan


secara formal subring yang dimilikinya dan membuat atau mencari contoh-contoh yang
lain tentang subring disertai buktinya.

TUGAS MANDIRI : (DIKUMPULKAN SEWAKTU UTS)


I. BUATLAH 3 CONTOH SUBRING DENGAN MENULISKAN RING DAN SUBRING
YANG DIBENTUKNYA BESERTA BUKTI FORMAL.
II. KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI :
1. Jika A dan B masing-masing adalah subring dari ring R maka tunjukkanlah :
a. A Ç B juga subring dari R.
b. Apakah A È B juga subring dari R ?
c. A + B = {a + b | a ÎA dan b Î B } subring dari R.
+ = operasi “penjumlahan”(operasi pertama) pada ring R.
d. Jika R adalah ring dengan elemen satuan apakah A juga ring dengan elemen
satuan?
2. Misalkan R adalah ring dari semua matriks ordo 2x2 dengan semua komponennya
bilangan bulat terhadap operasi penjumlahan dan perkalian matriks.

24
Teori Ring

Didefinisikan U = dan V =
maka selidikilah U dan V masing-masing merupakan subring dari R
3. Jika R adalah ring dan a, b suatu elemen dalam R. Jika didefinisikan S = {ax + by |
x,y Î R }maka tunjukkan bahwa S subring dari R.

25
Teori Ring

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

4 Pendahuluan

Pembicaraan subgroup dalam Pengantar Struktur Aljabar I diikuti materi subgroup


normal. Analog pada matakuliah Pengantar Struktur Aljabar II, setelah dibahas subring
akan diikuti materi ideal. Mahasiswa diharapkan mengingat kembali pengertian subgroup
normal dan telah memahami subring. Dua hal tersebut akan sangat menentukan
pencapaian target pertemuan ke_7 ini. Target yang dimaksud adalah :
h. Menjelaskan pengertian ideal
i. Membedakan subring yang merupakan ideal atau bukan
j. Membentuk suatu ideal dari suatu ring
k. membuktikan secara formal ideal dari suatu ring.

5 Pengertian Ideal

Subring-subring dari suatu ring mempunyai peranan yang mirip dengan subgrup normal
dalam suatu grup. Subring yang peranannya mirip subgroup normal disebut ideal.
Definisi 10.:
 Misalkan R adalah suatu ring dan I Ì R dengan I ¹ F, I disebut Ideal kiri dari R jika :
i. "x, y Î I berlaku (x – y) Î I
ii. ("r Î R)("x Î I) berlaku rx Î I
 Misalkan R adalah suatu ring dan I Ì R dengan I ¹F, I disebut Ideal kanan dari R jika :
i. "x, y Î I berlaku (x – y) Î I
ii. ("r Î R)("x Î I) berlaku xr Î I
 Misalkan R adalah suatu ring dan I Ì R dengan I ¹F, I disebut Ideal dari R jika :
i. "x, y Î I berlaku (x – y) Î I
ii. ("r Î R)("x Î I) berlaku rx, xr Î I
Catatan :
1. Syarat ke ii. bahwa rx, xr Î I jika I Ideal tidak berarti bahwa rx = xr.
2. Ideal pasti merupakan subring tetapi tidak sebaliknya
Contoh :

26
Teori Ring

1. Z = himpunan dari bilangan-bilangan bulat terhadap penjumlahan dan perkalian biasa


merupakan ring. Jika m suatu bilangan bulat dengan m ¹ 0 maka M = {ma | a bilangan
bulat} merupakan ideal dari Z, sebab jelas bahwa M Ì Z, M ¹ f dan
i. "x, y Î M berarti x = ma, y = mb untuk suatu a, b Î Z dan a – b Î Z, sehingga x – y =
ma – mb = m(a – b) Î M

ii. "r Î Z, "xÎ M rx = r(ma) = m(ra) Î M karena ra Î Z.

2. Z12 = {0, 1, 2, …, 11} adalah ring dari bilangan-bilangan bulat modulo 12 maka dengan
mudah ditunjukkan bahwa himpunan-himpunan bagian dari Z12 berikut merupakan
ideal darinya:
P = { 0, 6 }
Q = { 0, 4, 8 }
R = { 0, 3, 6, 9 }
S = { 0, 2, 4, 6, 8, 10 }

3. M2(Q) = adalah ring terhadap penjumlahan dan perkalian


matrik

M*2(Q) = adalah bukan ideal dari M2(Q), karena : syarat ii. Tidak

dipenuhi, $P = Î M2(Q) dan $C = Î M*2(Q)

PC = = ÏM*2(Q)

Mahasiswa diharap mencoba mencari contoh-contoh subring yang merupakan ideal

dan subring yang bukan merupakan ideal.

Untuk lebih memantapkan materi tentang subring, diharap mahasiswa membuktikan


secara formal ideal yang dimilikinya dan membuat atau mencari contoh-contoh yang
lain tentang ideal disertai buktinya.

TUGAS KELOMPOK :

27
Teori Ring

Dari subring-subring yang dimiliki setiap anggota kelompok, Buatlah 3 contoh subring yang
merupakan ideal dan 2 contoh subring yang bukan ideal, beserta bukti formal.
TUGAS MANDIRI:
KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI :
4. Misalkan R adalah ring dari semua matriks ordo 2x2 dengan semua komponennya
bilangan bulat terhadap operasi penjumlahan dan perkalian matriks.

Didefinisikan U = dan V = maka selidikilah U dan V


masing-masing merupakan ideal kiri, ideal kanan, ideal atau tidak
5. Jika M dan N masing-masing adalah ideal dari ring R maka tunjukkanlah
a. M Ç N juga ideal dari R
b. M + N = {a + b | a ÎM dan b Î N } ideal dari R
6. Diberikan R adalah ring komutatif dengan a, b Î R maka tunjukkan bahwa S = {ax +
by | x,y Î R } ideal dari R

28
Teori Ring

RING FAKTOR

6 Pendahuluan

Subgrup, subgrup normal, dan grup faktor dipelajari dalam teori grup, sedangkan
dalam teori ring ada kemiripan dengan hal tersebut yaitu : subring, ideal, dan ring faktor.
Oleh karena itu mahasiswa akan sangat terbantu belajarnya pada materi ini jika telah
menguasai konsep-konsep subgrup, subgrup normal dan grup factor, juga subring dan
ideal. Ring faktor didefinisikan sangat mirip dengan grup faktor, mungkin perbedaannya
hanya terletak pada notasi-notasi saja.
Setelah mempelajari bahasan ini, masasiswa diharapkan menguasai konsep-konsep
ring faktor yang dibentuk dari suatu ring dengan idealnya. Adapun indikator penguasaan
materi tersebut adalah :
l. dapat menentukan semua koset dari suatu ideal dalam suatu ring
m. dapat menentukan ring factor dari suatu ring dengan idealnya
n. dapat membuktikan bahwa himpunan koset-koset merupakan suatu ring yang disebut
ring factor

7 Ring Faktor

Ring factor mempunyai kemiripan dengan grup faktor. Jika I ideal dari ring R maka
I subring dari R, berarti I juga merupakan ring, sehingga (I,+) merupakan subgrup normal
dari (R,+). Himpunan semua koset kiri (kanan) I dalam R, ditulis R/I = {r + I | r Î R}.
Berikut ini didefinisikan operasi penjumlahan dan pergandaan pada R/I :

(a + I) + (b + I) = (a + b) + I dan (a + I)(b + I) = ab + I
maka operasi-operasi tersebut well defined, artinya :

29
Teori Ring

jika x + I = x’ + I Ù y + I = y’ + I maka (x + I) + (y + I) = (x’ + I) + (y’ + I) dan (x + I) (y + I) =


(x’ + I) (y’ + I)

Bukti :

Ambil x + I = x’ + I Ù y + I = y’ + I

Karena I ideal maka x – x’, y – y’ Î I, Sehingga :

(x – x’) + (y – y’) Î I Û (x + y) – (x’+ y’) Î I


Û (x + y) + I = (x’+ y’) + I
Û (x + I) + (y + I) = (x’+ I) + (y’ + I)

(x – x’)y, x’(y – y’) Î I, x’, y Î R Û xy – x’y, x’y – x’y’ Î I


Û (xy – x’y) + (x’y – x’y’) Î I

Û xy – x’y’ Î I

Û xy + I = x’y’+ I

Û (x + I) (y + I) = (x’ + I) (y’ + I)
Terbukti bahwa operasi penjumlahan dan pergandaan pada R/I tersebut well defined.
Berikutnya ditunjukkan bahwa R/I adalah ring, sebagai berikut :
I. (R/I, +) grup komutatif
1. tertutup

ambil sebarang a + I, b + I Î R/I maka a, b Î R dan a + b Î R, sehingga (a + I) + (b + I) =


(a + b) + I Î R/I

2.

30
Teori Ring

3. assosiatif

Ambil sebarang a + I, b + I, c + I Î R/I

maka a, b, c ÎR, (a + b) + c = a + (b + c)

[(a+I)+(b+I)]+(c+I) = [(a+b)+I] + (c+I)

= [(a+b)+c] + I = [a+(b+c)] + I
= (a+I) + [(b+I) + (c+I)]

4. Ada elemen netral


Ambil 0 + I = I Î R/I dengan 0 elemen netral dalam R maka 0 + I = I adalah elemen
netral dalam R/I, sebab:

(a + I) + I = a + I dan I + (a + I) = a + I untuk "a + I Î R/I

5. Setiap elemen dalam R/I mempunyai invers


"a + I Î R/I maka a, -a Î R maka -a + a = a + (-a) = 0 Î R, dan –a + I Î R/I,
sehingga (-a + I)+(a + I) = (-a + a)+I = 0 + I = I dan (a + I)+(-a + I) = (a + (-a))+I =
0+I=I

jadi (-a + I) adalah invers dari (a + I)

6. Kommutatif
"(a + I), (b + I) Î R/I maka a, b Î R dan a + b = b + a Î R sehingga

(b + a) + I Î R/I dan berlaku :

(a + I) + (b + I) = (a + b) + I = (b + a) + I = (b + I) + (a + I)

II. (R/I,.) tertutup dan asosiatif


1. tertutup

Ambil sebarang (a + I), (b + I) Î R/I maka a, b Î R dan ab Î R, sehingga (a + I) (b + I) =


ab + I Î R/I

2. assosiatif

31
Teori Ring

Ambil sebarang a + I, b + I, c + I Î R/I maka a, b, c ÎR, (ab)c = a(bc)

[(a + I)(b + I)](c + I) = [(ab) + I](c + I)

= [(ab)c] + I = [a(bc)] + I

= (a + I) [(b + I) (c + I)]

III. (R/I,+,.) distributif


Ambil sebarang a + I, b + I, c + I Î R/I maka a, b, c ÎR, dengan (a + b) c = ac + bc
dan a(b + c) = ab + ac

[(a + I) + (b + I)](c + I) = [(a + b) + I](c + I)

= [(a + b)c] + I

= [ac + bc)] + I

= (ac + I) + (bc + I)

= (a + I)(c + I) + (b + I)(c + I)], dan

(a + I) [(b + I) + (c + I)] = [(a + I) [(b + c) + I]

= [a (b + c)] + I = [ab + ac)] + I

= (ab + I) + (ac + I)

= (a + I)(b + I) + (a + I)(c + I)]


Dari I, II, dan III terbukti R/I adalah ring yang selanjutnya disebut ring faktor (qoutient
rings). R/I terdiri dari koset-koset kiri (kanan) dari ideal I dalam R.
Dari pembuktian di atas, tampak bahwa setiap ideal dari suatu ring R pastilah membentuk
ring faktor R/I.

Definisi 11.:
Misalkan I ideal dari suatu ring R, maka R/I = { r + I | r Î R } merupakan suatu ring yang
disebut ring faktor terhadap opersai penjumlahan dan pergandaan berikut: "a + I, b + I Î
R/I,

32
Teori Ring

(a + I) + (b + I) = (a + b) + I dan (a + I)(b + I) = ab + I
Contoh :
Z12 = {0, 1, 2, …, 11} adalah ring dari bilangan-bilangan bulat modulo 12, yang
merupakan ring faktor yang dapat dibentuk dari Z12 adalah

IDEAL RING FAKTOR


P = { 0, 6 } Z12/P = {P, {1,7}, {2,8}, {3,9}, {4,10}, {5,11}}
Q = { 0, 4, 8 } Z12/Q = {Q, {1,5,9}, {2,6,10}, {3,7,11}}
R = { 0, 3, 6, 9 } Z12/R = {R,{1,4,7,10}, {2,5,8,11}}
S = { 0, 2, 4, 6, 8, 10 } Z12/S = {S, {1,3,5,7,9,11}}

TUGAS KELOMPOK :
Dari 3 contoh ideal yang kalian dimiliki, bentuklah ring faktornya.
TUGAS MANDIRI:
1. KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI :
Misalkan I adalah ideal dari ring R maka tunjukkanlah bahwa :
a. Jika R memuat elemen satuan maka R/I juga memuat elemen satuan
b. Jika R ring komutatif maka R/I juga ring komutatif
2. Buatlah 3 buah fungsi dengan domain dan kodomain berupa ring, dengan ketentuan :
fungsi tidak 1-1 dan tidak pada, 1-1 dan tidak pada, tidak 1-1 tetapi pada

33
Teori Ring

HOMOMORFISMA DAN SIFAT-SIFATNYA

A. Pendahuluan

Modul ini membahas uraian tentang pemetaan dari suatu struktur ring ke struktur
ring yang lain. Sebagaimana telah dipelajari dalam Teori Group (Pengantar Struktur
Aljabar I), penguasaan materi dalam pertemuan ini sangat bergantung pada penguasaan
konsep pemetaan (fungsi), fungsi injektif (1-1), surjektif (pada) dan bijektif. Selain itu,
sangat diperlukan juga penguasaan homomorfisma grup.
Pembahasan dalam pertemuan ini dimulai dari homomorfisma yang meliputi
pengertian homomorfisma, dilanjutkan pengertian monomorfisma, epimorfisma dan lain-
lain yang sangat terkait dengan materi homomorfisma dan konsep fungsi. Diharapkan para
mahasiswa setelah mempelajari materi ini, mampu :
1. mengidentifikasi apakah suatu pemetaan (fungsi) merupakan homomorfisma atau
bukan
2. membuktikan suatu fungsi merupakan homomorfisma atau tidak.
3. mengidentifikasi suatu homomorfisma apakah merupakan monomorfisma,
epimorfisma, isomorfisma atau tidak
4. membuktikan suatu homomorfisma merupakan monomorfisma, epimorfisma,
isomorfisma
B. Pengertian Homomorfisma

Definisi 12. :
Diberikan ring R dan R’, maka Pemetaan f : R ¾® R’ disebut homomorfisma dari R ke
R’ jika "a, b Î R berlaku :
f(a + b) = f(a) + f(b) dan f(a.b) = f(a).f(b)

Operasi pada R Operasi pada R’

Homomorfisma merupakan fungsi yang mempertahankan operasi yang disajikan dengan


skema berikut :
` R ¾f® R’ atau R ¾f® R’
a ¾® a’ a ¾® f(a)

34
Teori Ring

b ¾® b’ b ¾® f(b)
a + b ¾® a’ + b’ a + b ¾® f(a) + f(b)
a.b ¾® a’ * b’ a.b ¾® f(a) * f(b)
Catatan :
1. operasi pada R dan R’ tidak harus sama, baik penjumlahan maupun pergandaannya
2. operasi pada R dan R’ sering kali tidak dinyatakan.
3. untuk membuktikan homomorfisma, haruslah dibuktikan dulu suatu fungsi, jika belum
diketahui fungsi (f : R ¾® R’ disebut Pemetaan atau fungsi jika ("a, bÎ R) a = b
Þ f(a)=f(b) Î R’))
Contoh 1.:
(Q,+,*) adalah ring dengan operasi penjumlahan biasa dan perkalian * yang didefinisikan,
"x, yÎQ, x*y = xy/2. jika didefinisikan pengaitan f dari ring Z ke Q, sebagai berikut :
"aÎZ, f(a) = 2a, maka tunjukkan bahwa f adalah suatu homomorfisma.
Bukti :
Untuk membuktikan f adalah homomorfisma, maka harus ditunjukkan :
a) f fungsi : ("a, bÎ Z) a = b Þ f(a)=f(b) Î Z
Ambil sebarang a,b Î Z, dengan a = b Þ 2a = 2b sifat dalam Z
Þ f(a) = f(b) def. f
b) f homomorfisma : ("a, bÎZ) i. f(a+b) = f(a) + f(b); f(ab)= f(a)*f(b)
Ambil sebarang a, b Î Z, maka :

i. f(a+b) = 2(a+b) def. ii. f(a+b) = 2(ab) def. f


= 2a + 2b f = (2a)(2b)/2 sifat di
= f(a)+f(b) sifat di = (2a)*(2b) Z
Z = f(a)*f(b) def *
def. di Q
f def. f

Contoh 2.:

35
Teori Ring

Jika Z dan Q berturut-turut ring dari bilangan bulat dan ring dari bilangan rasional
terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa, serta didefinisikan pengaitan g dari ring
Z ke Q, sebagai berikut : "aÎZ, g(a) = 2a, maka apakah g adalah suatu homomorfisma.
a. g fungsi : bukti analog dengan contoh no. 1. a.
b. g bukan homomorfisma, karena
tidak berlaku "x, yÎZ, g(xy) = 2xy
≠ (2x)(2y) = g(x)g(y)
Sebagai counter example : $-3, 5Î Z,
g((-3)5) = g(-15) = 2(-15) = 30 ≠ g(-3)g(5) = (-6)10 = 60
Contoh 3.
Diberikan pengaitan h dari Z ke Zn (ring dari bilangan bulat modulo n.): "xÎZ, h(x) = r =
sisa x/n, artinya x = kn + r atau r = x – kn , untuk suatu k Î Z dan 0 £ r < n. buktikan
bahwa h homomorfisma
Bukti :
a. h merupakan fungsi : bukti sebagai latihan mahasiswa
b. h homomorfisma : "x, yÎZ maka x = pn + r dan y = qn + s, untuk suatu p, q Î Z. Ini
berarti bahwa h(x) = r, h(y) = s Î Zn, 0£ r< n dan 0£ s <n maka r+s, rs Î Zn. kita tahu
bahwa r, s, r+s, rsÎ Z, sehingga $t, uÎZ berlaku r + s = tn + v dan rs = un + w, dengan
0£ v < n dan 0£w<n. (r, s Î Zn maka r+s = v, rs = w Î Zn)
i.

36
Teori Ring

j. x + y = (pn + r) + (qn + s) ii. xy = (pn + r)(qn + s)


= (p+q)n + (r+s) = (pqn)n + (ps)n + (qr)n + rs
= (p+q)n + tn +v = [(pqn)+(ps)+(qr)]n + un + w
= (p+q+t)n + v = [(pqn)+(ps)+(qr)+u]n + w
= p*n + v = q*n + w
Tampak dari i., bahwa h(x+y) = v = r+s = h(x)+h(y), dari ii. diperoleh : h(xy) = w = rs =
h(x)h(y).
Jadi h adalah homomorfisma

C. Monomorfisma, Epimorfisma dan Isomorfisma

Sebelum membahas materi ini, perlu diingatkan kembali beberapa hal yang berkaitan
dengan pemetaan (fungsi), yaitu:
Definisi 13. :
a. fungsi f disebut onto/pada/surjektif jika f(G) = G’ atau dengan kata lain : ("a’Î G’)
($a Î G) sehingga a’ = f(a).
b. fungsi f disebut injektif (1–1) jika ("a, b Î G) f(a) = f(b) Þ a = b
c. fungsi f disebut bijektif (korespondensi 1–1) jika f injektif dan surjektif
mahasiswa akan kesulitan memahami materi isomorfisma tanpa faham definisi 13. di atas
(sudah dipelajari dalam Logika Matematika dan Himpunan). Oleh karenanya mahasiswa
harus banyak berlatih untuk menganalisa fungsi-fungsi apakah 1-1, pada atau tidak,
barulah mengikuti definisi berikut :
Definisi 14.:
1. suatu homomorfisma dari R ke R’ yang injektif (1-1) disebut monomorfisma.
2. suatu homomorfisma dari R ke R’ yang surjektif (pada/onto) disebut epimorfisma.
3. suatu homomorfisma dari R ke R’ yang bijektif (injektif dan surjektif) disebut
isomorfisma.
4. suatu homomorfisma dari R ke R’ dengan R = R’ disebut endomorfisma (suatu
homomorfisma dari suatu ring R ke ring R itu sendiri)
5. endomorfisma yang bijektif disebut automorfisma.
6. Jika terdapat suatu homomorfisma dari R ke R’ maka dikatakan R dan R’ homomorfik

37
Teori Ring

7. Jika terdapat suatu isomorfisma dari R ke R’ maka dikatakan R dan R’ isomorfik,


dinotasikan R ~ R’
Coba perhatikan kembali 2 contoh homomorfisma di atas (contoh 1. dan 3.), selidiki
apakah merupakan epimorfisma, monomorfisma, isomorfisma atau bukan.
Tugas Kelompok :
Buatlah 2 buah homomorfisma dengan syarat tipe berbeda, yaitu: bukan epimorfisma dan
bukan monomorfisma, monomorfisma tetapi tidak epimorfisma, epimorfisma tetapi
bukan monomorfisma, atau isomorfima. (ditulis di plastic transparansi untuk
dipresentasikan)
Tugas Mandiri :
Mempelajari sifat-sifat sederhana homomorfisma ring, silakan dibandingkan dengan sifat-
sifat sederhana dari homomorfisma group.

38
Teori Ring

SIFAT-SIFAT HOMOMORFISMA

D. Pendahuluan

Pemahaman materi dalam pertemuan ke_10 ini, sangat bergantung pada penguasaan
materi homomorfisma sampai dengan isomorfisma. Seperti halnya jika kalian ingin tahu
bagaimana sifat seorang temanmu, maka tidak cukup hanya ditanyakan sifatnya kepada
orang lain (mencari tahu), namun harus bergaul sendiri sehingga benar-benar mengerti
sifatnya. Demikian pula, jika kita ingin faham dengan sifat-sifat homomorfisma, kalian
haruslah “bergaul sendiri” dengan aturan-aturan dalam homomorfisma.
Diharapkan para mahasiswa setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mampu
:
1. Menjelaskan sifat-sifat dari homomorfisma
2. Membuktikan sifat-sifat dalam homomorfisma
3. Menentukan kernel suatu homomorfisma,
4. Menunjukkan kernel homomorfisma adalah ideal, dan
5. Membuktikan bahwa bayangan dari homomorfima adalah subring

E. Sifat-sifat Homomorfisma

Teorema 10.:
Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :
1. f(0) = 0’, dengan 0 dan 0’ berturutan elemen netral dalam R dan R’.
2. f(-a) = -f(a) untuk "a Î R
Bukti :
Diketahui f adalah homomorfisma dari R ke R’
1. elemen netral dalam R adalah 0 maka "x Î R berlaku x+0 = 0+x = x, sehingga:
f(x+0) = f(x) atau f(0+x) = f(x) f fungsi
f(x)+f(0) = f(x) f(0)+f(x) = f(x) f homomorfisma
-f(x)+f(x)+f(0) = -f(x)+f(x) f(0)+f(x)-f(x) = f(x)+(-f(x))
f(0) = 0’ f(0) = 0’
2. dari teorema 10. Poin 1., di atas f(0) = 0’ = f(x)+(-f(x)) = -f(x)+f(x) untuk "x Î R dan
x+(-x) = 0, -x+x sehingga

39
Teori Ring

f(0)=f(x+(-x))=f(x)+f(-x)=0’, dan f(0) = f(-x+x) = f(-x)+f(x) = 0’.


Sehingga diperoleh :
f(x)+f(-x) = f(x)-f(x) dan f(-x)+f(x)= -f(x)+f(x)dengan sifat kanselasi
pada R’, didipat f(-x) = -f(x).
Definisi 15.:
Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :
1. himpunan semua peta (bayangan) anggota dari R dalam R’ oleh f ditulis f(R),
didefinisikan,
f(R) = { x’ Î R’ | x’ = f(x) untuk suatu x Î R }
2. Kernel f dinotasikan dan didefinisikan ker f = { x ÎR | f(x) = 0’, 0’ elemen netral
dalam R’ }
Contoh :
Dari contoh 1. pertemuan sebelumnya telah ditunjukkan bahwa : f dari ring Z ke Q,
sebagai berikut : "aÎZ, f(a) = 2a dengan (Q,+,*) adalah ring dengan operasi penjumlahan
biasa dan perkalian * yang didefinisikan, "x, yÎQ, x*y = xy/2 merupakan
homomorfisma, maka tentukan kernel f dan f(Z).
Jawab :
Ker f = {x Î Z | f(x) = 0} = {x Î Z | 2x = 0} = {x Î Z | x = 0} = {0}
f(Z) = {y Î Q | f(a) = y, a Î Z} = {y Î Q | 2a = y, a Î Z}
= {y = 2a Î Q | a Î Z} = 2Z
Teorema 11.:
Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :
a. f(R) subring dari R’
b. Ker f ideal dari R
c. Ker f = {0} Û f monomorfisma
d. f(R) = R’ maka f epimorfisma
Bukti : sebagai latihan mahasiswa
Tugas Mandiri / Kelompok :
1. Buktikan teorema 11.

40
Teori Ring

2. dari contoh 3. pada pertemuan 9, tentukan kernel dan bayangan dari


homomorfismanya.
3. dari homomorfisma yang kalian miliki, tentukan pula kernel dan bayangannya.
4. Pelajari kembali homomorfisma natural pada Teori group (Pengantar Struktur Aljabar
I)

TEOREMA FUNDAMENTAL
HOMOMORFISMA RING

F. Pendahuluan

Pembahasan dalam pertemuan ini sangat tergantung dengan pemahaman materi-


materi sebelumnya, terutama tentang Ring factor, homomorfisma baik epimorfisma
maupun monomorfisma dan juga homomorfisma natural yang dibentuknya. Kalian juga
harus mengingat kembali teorema Fundamental Homomorfisma Grup, karena memiliki
kemiripan dalam pembentukan maupun pembuktiannya.

IDE / GAGASAN
Pembahasan dalam modul ini dimulai dari mengingatkan kembali bahwa setiap
homomorfisma pasti dapat ditentukan kernelnya, dan kernel pastilah ideal, sehingga
selalu dapat dibentuk Ring faktor.
Selanjutnya akan dibentuk pengaitan baru dari Ring factor yang dibentuknya ke
kodomain homomorfismanya, sehingga terbentuklah homomorfisma baru yang
memenuhi diagram komutatif, yaitu homomorfisma awal akan sama dengan
komposisi fungsi dari homomorfisma baru yang dibentuknya dengan homomorfisma
natural.

Diharapkan para mahasiswa setelah mempelajari pada pertemuan ini, mampu :


- Menentukan homomorfisma baru yang memenuhi diagram komutatif
- Menjelaskan teorema fundamental homomorfisma Ring
- Membuktikan teorema fundamental homomorfisma Ring dengan berbagai
kasus (hom0morfisma awal : tidak 1-1 dan tidak pada; 1-1 dan tidak pada; tidak 1-
1 tetapi pada; maupun 1-1 dan pada)

41
Teori Ring

G.

42
Teori Ring

H. Teorema Fundaamental Homomorfisma Ring

Teorema 1:
jika f : R ® R’ adalah homomorfisma dengan kernel K maka f(R) adalah suatu ring dan
fungsi m : ® f(R) diberikan oleh :
f
R f(R)

n m m (x+K) = f(x) merupakan isomorfisma.

Catatan :
1. m(x+K) = f(x) merupakan isomorfisma dari ke f(R) BUKAN ke R’
karena belum tentu f(R) = R’.
2. m (x+K) = f(x) adalah monomorfisma dari ke R’
3. jika f adalah epimorfisma yang berarti f(R) = R’ maka m (x+K) = f(x) adalah
isomorfisma dari ke R’
4. f = m °n dikatakan bahwa diagram di atas adalah komutatif
Bukti :
Akan ditunjukkan m merupakan fungsi, 1-1, surjektif dan homomorfisma dari ke
f(R) sebagai berikut :
i) m fungsi
Ambil sebarang a+K, b+K Î dengan a+K = b+K
a+K = b+K maka a – b Î K (karena K = kernel f , subring, sehingga merupakan
subgroup dari (R,+))
sehingga f( a – b) = 0’ 0’ elemen netral dalam R’
f( a) – f(b) = 0’ f homomorfisma
f( a) = f(b) ditambahkan f(b)
m(a+K) = m(b+K) definisi m,

43
Teori Ring

jadi m adalah fungsi


ii) m satu-satu (1-1) atau injektif
Ambil sebarang a+K, b+K Î dengan m(a+K) = m(b+K), akan ditunjukkan a+K =
b+K, sebagai berikut :
m(a+K) = m(b+K)
f( a) = f(b) definisi m
f( a) – f(b) = 0’ dikalikan f( a)-1
f( a – b) = 0’ f homomorfisma
a–bÎK definisi kernel f
a+K = b+K sifat subgrup (karena K subgroup)
Catatan :
Dalam pembuktian m injektif bukan karena f juga injektif sebab f belum tentu
injektif)
iii) m surjektif
Ambil sebarang y Î f(R) maka y = f(x) = m(x+K) untuk suatu x Î R, sehingga x+K Î
.
jadi "y Î f(R), $x+K Î sehingga y = m(xK),
dengan kata lain m surjektif
iv) m homomorfisma
Ambil sebarang a+K, b+K Î
m [(a+K)+(b+K)] = m [(a+b)+K] (a+K)+(b+K) = (a+b)+K
= f (a+b) definisi m
= f(a)+ f(b) f homomorfisma
= m(a+K)+ m(bK) definisi m

Teorema 2 :
jika f : R ® R’ adalah Epimorfisma dengan kernel K maka pengaitan m : ® R’
diberikan oleh :
f

44
Teori Ring

R R’

n m m (x+K) = f(x) merupakan isomorfisma.

Selanjutnya dikatakan isomorfik dengan R’ dinotasikan » R’


Bukti : sebagai latihan mahasiswa

Tugas Mandiri :
Dengan teorema fundamental homomorfisma ring maka bentuklah homomorfisma natural
dan isomorfisma yang dibentuk dari homomorfisma dengan ketentuan
1. homomorfisma yang tidak 1-1 dan tidak pada
2. homorofisma yang 1-1 tetapi tidak pada
3. homomorfisma tidak 1-1 dan pada
4. homomorfisma 1-1 dan pada

45

Anda mungkin juga menyukai