Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA ISSN: 2460-3481

Volume 1 Nomor 1 (2015)

ETNOMATEMATIKA TORAJA
( EKSPLORASI GEOMETRIS BUDAYA TORAJA)

Pitriana Tandililing
Program Studi Pendidikan. Matematika
Jurusan P. MIPA, FKIP, Universitas Cenderawasih
email : fitrianawill@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil budaya Toraja yang mengandung konsep-konsep geometri dan
untuk mendeskripsikan konsep-konsep geomeri apa saja yang terdapat pada ukiran rumah adat Tongkonan. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Informan (Sumber data) dalam penelitian ini adalah seorang
tukang ukir rumah adat tongkonan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data literatur, hasil wawancara dengan
informan, catatan etnografi yang dibuat selama penelitian berlangsung, dan hasil dokumentasi berupa foto ukiran. Untuk
mendapatkan data yang valid maka peneliti menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan pembahasan, analisis domain
dan analisis taksonomi hasil penelitian yaitu kebudayaan Toraja yang mengandung konsep-konsep geometri adalah
ukiran yang terdapat pada rumah adat Toraja (tongkonan). Konsep-konsep geometri yang terdapat pada ukiran rumah
adat Tongkonan adalah simetri, monolinier, sudut siki-siku, diagonal, garis sejajar, garis lengkung, persegi,
persegipanjang, lingkaran, segitiga, belaketupat, layang-layang, trapesiu dan jajargenjang. Konsep geometri yang paling
banyak dan hampir ditemukan pada semua ukiran Toraja adalah segitiga. Hal ini karena menurut ajaran aluk todolo sesuai
ketentuan sukaran aluk maka manusia harus menyembah kepada tiga aturan yaitu (1) Puang Matua (Tuhan) merupakan
dewa tertinggi yang menciptakan seluruh alam dan diyakini orang Toraja bersemayam di langit bagian utara, (2) deata-
deata merupakan ciptaan Puang Matua yang diberikan kewenangan untuk pemelihara, penguasa, dan pengatur kehidupan
diyakini orang Toraja bersemayam di langit bagian timur, dan (3) tomembali puang (arwah nenek moyang) diyakini
orang Toraja bersemayam dilangit bagian barat.
Kata Kunci: kebudayaan, ukiran, konsep geometri, etnomatematika

1. Latar Belakang merupakan ekspresi dari agama aluk todolo.


Masyarakat Toraja adalah salah satu Aluk todolo merupakan aturan keagamaan
suku minoritas di Indonesia, namun dalam yang menjadi sumber budaya dan pandangan
kehidupannya suku Toraja masih tetap hidup leluhur Toraja yang mengandung nilai-
mempertahankan adat dan kebudayaan nilai religius dan yang mengarahkan perilaku
warisan nenek moyangnya hingga zaman dan hubungan kepada Puang Matua (Tuhan).
modern seperti sekarang ini. Salah satu Ukiran Toraja adalah seni ukir khas
kebudayaan yang terkenal adalah rumah masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Ukiran
tradisional Toraja atau biasa disebut ini dibuat dengan menggunakan alat ukir
Tongkonan. Rumah ini kaya akan unsur khusus yang sangat sederhana seperti
budaya. Unsur budaya yang paling penggaris dari sebilah bambu, paku, dan pisau
mendominasi rumah ini adalah ukiran-ukiran dan sepotong besi yang bagian ujungnya
yang unik dan menarik. Ukiran-ukiran ini runcing, ukiran tersebut dibuat di atas papan
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
kayu pada dinding, tiang, pintu rumah adat selanjutnya dapat digunakan untuk
tongkonan dan alang (lumbung) dengan pembelajaran matematika di ruang kelas.
berbagai motif. Penggunaan konsep-konsep
Motif ukiran tersebut terinspirasi dari matematika dalam budaya oleh suatu
berbagai hal seperti benda langit, tumbuhan, kelompok masyarakat tertentu atau suku
hewan, cerita rakyat. Setiap motif mempunyai tertentu inilah yang dikenal sebagai
makna dan merupakan perwujudan hubungan etnomatematika. Ide-ide matematika ini
manusia dengan Tuhan, manusia dengan muncul secara alami, melalui pengetahuan dan
sesamanya, manusia dengan alam, hewan dan pandangan suku atau kelompok masyarakat
tumbuhan. jika dilihat secara seksama ukiran- tertentu ataupun individu tertentu tanpa
ukiran bersebut semuanya dituangkan dalam melalui suatu pendidikan atau pelatihan
bangun-bangun geometri. Oleh karena itu formal. Proses ini bermula dari masyarakat
dapat disimpulkan bahwa secara tidak sadar zaman dahulu kala yang tidak mengenyam
sejak dulu suku toraja sudah mengenal pendidikan seperti saat ini. Keterampilan yang
matematika khususnya geometri bahkan telah diperoleh ini akhirnya diturunkan dari generasi
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. ke generasi berikutnya secara turun-temurun.
Hanya saja dimungkinkan mereka tidak Hal ini sejalan dengan pendapat Ascher &
mengenal nama-nama bangun tersebut. Ascher (1986) bahwa etnomatematika
Ukiran Toraja kaya akan konsep- merupakan suatu studi tentang matematika
konsep matematika. Dalam ukiran ini banyak dalam masyarakat.
ditemukan konsep-konsep geometri seperti Berkaitan dengan penelitian yaitu
lingkaran, persegi, persegipanjang, segitiga, eksplorasi geometris budaya Toraja, peneliti
belah ketupat, simetri, garis sejajar, sudut siku- tertarik untuk mendeskripsikan hasil budaya
siku dan lain sebagainya. Toraja yang mengandung konsep geometri
Fakta di lapangan bahwa sesungguh- serta cara pembuatannya dan konsep geometri
nya ide-ide matematika dan konsep-konsep yang terkandung dalam ukiran pada rumah
matematika tumbuh dan telah digunakan serta adat Tongkonan. Lebih lanjut lagi hasil
dikembangkan oleh para leluhur dari zaman eksplorasi ini dapat dimanfaatkan untuk
dahulu kala sehingga dengan mudah kita dapat pembelajaran matematika di kelas.
mengekplorasi kembali ide-ide itu dan
2. Pertanyaan Penelitian

38
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
Adapun pertanyaan penelitian ini adalah perilaku dan semua produk yang dihasilkan
sebagai berikut: oleh sesorang sebagai anggota masyarakat
1. Hasil budaya Toraja apa saja yang yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
mengandung konsep-konsep geometri? Sedangkan kebudayaan menurut Arkeolog R.
2. Konsep geometri apa saja yang terkandung Seokmono adalah seluruh hasil usaha manusia,
dalam ukiran rumah adat tongkonan? baik berupa benda ataupun hanya berupa buah
pikiran dan dalam penghidupan.
3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan hasil budaya 5. Budaya Toraja
toraja yang mengandung konsep-konsep Salah satu budaya yang terkenal di
geometri Tana Toraja adalah arsitektur rumah adat yang
2. Untuk mendeskripsikan konsep geometri mengandung nilai seni tinggi. Dalam
apa saja yang terdapat pada ukiran rumah kompleks rumah adat, terdapat beberapa tipe
adat tongkonan. unit bangunan yang mempunyai ukuran,
bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Secara
4. Kebudayaan garis besar, berdasarkan fungsinya, terdapat
Kata kebudayaan sepadan dengan dua jenis bangunan adat yang berbeda yaitu
kata culture dalam bahasa Inggris. Kata Tongkonan atau rumah tempat tinggal dan
culture itu sendiri berasal dari bahasa Latin Alang atau lumbung, tempat menyimpan padi.
colere yang berarti merawat, memelihara, Selain arsitektur tradisional yang unik
menjaga, mengolah, terutama mengolah tanah dan bernilai seni tinggi, seluruh bagian luar
atau bertani. Selain itu para pakar antropologi rumah adat ini dihiasi dengan ukiran-ukiran
Indonesia umumnya sependapat bahwa kata yang unik dan masing-masing ukiran memiliki
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta makna tersendiri. Kesenian mengukir ini
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk dikenal dengan istilah paqsurra.
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi 6. Etnomatematika
dan akal manusia (Maran, 2007). Kluge (dalam Widanarti, 2001)
Menurut Francis Merill membagi tipe Definisi etnomatematika
kebudayaan adalah Pola-pola perilaku yang menurut D'Ambrosio adalah:
dihasilkan oleh interaksi sosial. Semua

39
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
The prefix ethno is today accepted as a masyarakat nasional suku, kelompok buruh,
very broad term that refers to the anak-anak dari kelompok usia tertentu dan
socialcultural context and therefore kelas profesional"
includes language, jargon, and codes of Berdasarkan definisi D'Ambrosio
behavior, myths, and symbols. The tersebut, etnomatematika dapat diartikan
derivation of mathema is difficult, but sebagai matematika yang dipraktekkan oleh
tends to mean to explain, to know, to kelompok budaya seperti masyarakat
understand, and to do activities such as perkotaan dan pedesaan, kelompok buruh,
ciphering, measuring, classifying, anak-anak dari kelompok usia tertentu,
inferring, and modeling. The suffix tics is masyarakat adat, dan lainnya.
derived from techné, and has the same Sehubungan dengan defenisi yang
root as technique (Rosa & Orey 2011). diungkapkan D’Ambrosio ini, konseptualisasi
Secara bahasa, awalan “ethno” diartikan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai sesuatu yang sangat luas yang khususnya dilihat dalam kebudayaan dan seni
mengacu pada konteks sosial budaya, kita temui beragam budaya yang merupakan
termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos, representasi dari banyak konsep matematika.
dan simbol. Kata dasar “mathema” cenderung Diantaranya adalah konsep geometri yang
berarti menjelaskan, mengetahui, memahami, muncul dalam seni budaya batik Indonesia.
dan melakukan kegiatan seperti pengkodean, Dalam seni batik ini muncul beberapa konsep
mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan, geometri seperti teselasi (geometri hiperbolik)
dan pemodelan. Akhiran “tics “berasal dari dan konsep fraktal.
techne, dan bermakna sama seperti teknik. Berkaitan dengan budaya-budaya
Sedangkan secara istilah etnomatematika tersebut, Ascher (1986) mendefinisikan
diartikan sebagai: etnomatematika sebagai suatu studi tentang
"The mathematics which is practiced ide-ide matematika dalam masyarakat literasi.
among identifiable cultural groups such Artinya, secara tidak sadar karya seni yang
as national-tribe societies, labour groups, dibuat oleh kelompok masyarakat atau suku-
children of certain age brackets and suku tertentu yang tidak mengenyam
professional classes" (D'Ambrosio, 1985). pendidikan formal mengandung konsep-
Artinya: “Matematika yang dipraktekkan di konsep matematika.
antara kelompok budaya diidentifikasi seperti

40
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
Sebuah contoh dari kajian historis seperti lingkaran, segitiga, persegi,
etnomatematika menganalisis dan belahketupat, persegipanjang dengan gambar
merekontruksi tradisi Sona. Tradisi ini yang simetris dan terdapat diagonal serta sudut
dikembangkan di Chokwe timur laut Angola. siku-siku.
Budaya Chokwe terkenal karena seni dekoratif
yang berkisar dari ornamen (ornamentation)
pada anyaman tikar dan keranjang, hasil karya
dari besi, keramik, seni pahat dan ukiran pada
Calabash, lukisan di dinding rumah, dan
gambar di pasir yang disebut “Sona” Gambar 2.6 Ukiran pada Rumah Adat
Tongkonan
(tunggal/singularis: “Lusona”). Gambar 2.4
menunjukkan kesimetrian dan ketunggalan
garis yang memainkan peran penting 7. Jenis Penelitian
sebagai nilai-nilai budaya. Sebagian besar Penelitian ini menggunakan penelitian
sona Chokwe adalah simetri dan kualitatif dengan pendekatan etnografi.
monolinier. Monolinear berarti terdiri hanya Metode Etnografi digunakan untuk
satu garis,sebuah bagian dari garis yang menggambarkan, menjelaskan dan
mungkindapat berseberangandengan bagian menganalisis unsur kebudayaan suatu
lain dari garis itu, tetapi tidak pernah menjadi masyarakat atau suku bangsa (Sparadley,
bagian dari garis yang tidak 2006).
berpotongan dengan garis lain Seperti gambar
berikut 8. Informan
Informan adalah pembicara asli
yang diminta oleh peneliti untuk berbicara
tentang makna ukiran yang terdapat pada
rumah adat tongkonan serta bagaimana cara
a b c d menggambarkannya pada dinding-dinding
Gambar 2.4 Ornamen Sona Chokwe rumah adat Tongkonan. Untuk menetapkan
informan peneliti menetapkan kriteria yaitu
Demikian juga ukiran rumah adat informan harus tahu dan paham tentang
tongkonan terdapat bangun-bangun geometri budaya Toraja khususnya ukiran rumah adat

41
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
Tongkonan. Cara menetapkan informan adalah keabsahan data menggunakan triangulasi.
bertanya kepada kepala desa (pejabat Triangulasi yang digunakan dalam penelitian
setempat) tentang orang-orang yang dapat ini adalah triangulasi sumber.
membuat ukiran pada rumah adat Tongkonan
dan memilih informan yang dapat berceritera 11. Teknik Analisis Data
secara mudah, dan paham terhadap informasi Teknik analisis data wawancara dalam
yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian penelitian ini adalah 1) Koleksi data, 2)
ini adalah seorang tukang ukir rumah adat reduksi data meliputi transkrip data dan seleksi
tongkonan yang bernama Ardianus Tandi data, 3) Penyajian data, 4) Analisis domain
Pampang. dan analisis taksonomi, 5) Penarikan
kesimpulan.
9. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah 12. Prosedur Penelitian
human instrumen, yaitu peneliti berperan Secara garis besar prosedur dalam
sebagai instrumen utama yang tidak dapat penelitian ini adalah sebagai berikut a)
digantikan oleh orang lain yang berperan Menetapkan informan, b) melakukan
sebagai pengumpul data yang berkaitan wawancara terhadap informan, c) membuat
dengan ukiran pada rumah adat Tongkonan. catatan etnografi, d) melakukan analisis
Selain itu juga digunakan instrumen wawancara, e) membuat analisis domain, f)
pendukung berupa observasi, catatan membuat analisis taksonomi, g) penarikan
lapangan, wawancara,dan dokumentasi. kesimpulan dan menulis etnografi.

10. Teknik Pengumpulan data 13. Pembahasan

Teknik pengumpulan data dalam Toraja kaya akan berbagai kebudayaan

penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu: diantaranya adalah rumah adatnya yang biasa

Pengumpulan data pustaka dan pengumpulan disebut tongkonan, ukiran pada rumah adat

data lapangan yang tersiri dari empat bagian tongkonan, upacara pemakaman, musik dan

yaitu observasi, pencatatan, wawancara, dan tarian.

dokumentasi. . Untuk menjamin keabsahan Bahasa Toraja hanya diucapkan dan

data dalam penelitian ini, diperlukan teknik tidak memiliki sistim tulisan. Untuk
pengujian keabsahan data. Teknik pengujian menunjukkan konsep keagamaan dan sosial

42
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
suku Toraja membuat ukiran kayu yang Paq barre allo, paq doti
siluang II, paq sekong
disebut paqsurra (tulisan). Setiap ukiran kandaure, paq sekong anak,
memiliki nama dan makna yan berbeda. paq sekong dibungai, paq
sekong sala, paq limbongan,
Bentuk dasar pembuatan ukiran tersebut paq lamban lalan, paq bombo
uai, paq salaqbiq, paq salaqbiq
adalah benda langit, alam, cerita rakyat alat- ditoqmokki, paq salaqbiq
alat rumah tangga, perhiasan khas dibungai, paq reqpo sangbua,
paq sempa, paq barraq-barraq,
Toraja,tumbuhan dan hewan, alat-alat rumah paq siborongan, paq lalan
manuk, paq kapuq baka, paq
tangga, perhiasan khas Toraja, tumbuhan dan
sulan sangbua, paq dadu, paq
hewan. Simetri tangkiq pattung II, paq polloq
songkang, paq araq denaq, paq
Keteraturan merupakan ciri umum kollong buqkuq, paq poloq
ukiran kayu Toraja selain itu ukiran kayu gayang, paq manik-manik, paq
bokoq komba kaluaq, paq
Toraja juga abstrak dan geometris. Alam papan kandaure, Paq don bolu,
paq don bolu sangbua, paq
sering digunakan sebagai dasar dari ornamen bua tinaq, paq don lambiri, paq
Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi don lambiri ditepo, paq lolo
paku, paq daun paria, paq
dan geometri yang teratur. Ukiran Toraja bunga kaliki, Paq bulu
londong, paq tedong, paq
dipelajari dalam etnomatematika dengan tanduk reqpe, paq talinga, paq
tujuan mengungkap struktur matematikanya tedong tumuru, paq katik, paq
kasik, paq sissik bale.
meskipun suku Toraja membuat ukiran ini Paq sekong kandaure, paq
sekong anak, paq sekong
hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri.
dibungai, paq doti siluang I,
Konsep-konsep geometri yang Paq erong, paq sepuq
torongkong, paq tangkiq
terdapat pada ukiran rumah adat Tongkonan pattung II, paq kadang pao,
adalah simetri, monolinier, sudut siki-siku, paq ulu karua, paq ulu gayang,
paq polloq gayang, paq papan
diagonal, garis sejajar, garis lengkung, persegi, kandaure, paq tangke lumuq,
Monolinear paq don bolu, paq tukku pare,
persegipanjang, lingkaran, segitiga, paq lolo paku, paq daun paria,
belaketupat, layang-layang, trapesium dan paq kangkung, paq batang lau,
paq bunga kaliki, paq baranaq,
jajargenjang. paq tedong, paq tanduk reqpe,
paq talinga, paq tedong
tumuru, paq bungkang tasik,
Tabel 1 Analisis Taksonomi pada paq bulintong sitebaq, tedong,
Rumah Adat Tongkonan bai, paq manuk londong, asu,
Berdasarkan Konsep Geometri yang Sama kotteq, korong.
Untuk Setiap Domain
Paq doti siluang I, Paq doti
Konsep Sudut siku-siku siluang II, paq sekong
Geometri Ukiran kandaure, paq sekong anak,

43
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
paq sekong dibungai, paq kandaure, paq sekong anak,
sekong sala, paq salaqbiq, paq paq sekong dibungai, paq
salaqbiq dibungai, paq sekong sala, Paq salaqbiq, paq
salaqbiq ditoqmokki paq reqpo salaqbiq ditoqmokki, paq
sangbua, paq sempa, paq sepuq salaqbiq dibungai, paq lalan
torongkong. paq kadang pao, manuk paq reqpo sangbua, paq
paq papan kandaure, paq don siborongan, Paq dadu, paq
lambiri, paq don lambiri polloq songkang, Paq araq
ditepo, paq bulu londong, paq denaq, Paq papan kandaure,
katik Paq don lambiri, paq don
Paq doti siluang II, paq sekong lambiri ditepo, Paq katik, paq
kandaure, paq sekong anak, kosik.
paq sekong dibungai, paq Paq doti siluang II, paq sekong
sekong sala, paq limbongan, kandaure, paq sekong anak,
paq bombo uai, paq salaqbiq, paq sekong dibungai, paq
paq salaqbiq ditoqmokki,paq sekong sala, paq lamban lalan,
siborongan, paq sempa, paq paq salaqbiq, paq salaqbiq
lalan manuk, paq kapuq baka, Persegipanjang ditoqmokki, paq salaqbiq
Diagonal paq dadu, paq tangkiq pattung dibungai, paq lalan manuk, paq
II, paq polloq songkang, paq dadu, paq polloq songkang,
araq dena, paq polloq gayang, paq kollong buqkuq, paq
paq papan kandaure, paq don manik-manik, paq don lambiri,
bolu sangbua, paq bua tinaq, paq don lambiri ditepo, paq
paq don lambiri, paq don katik, paq kosik.
lambiri ditepo, paq daun paria, Paq barre allo, paq limbongan,
paq talinga, paq tedong paq bombo uai, paq lalan
tumuru, paq katik, paq kosik. manuk, paq kapuq baka, paq
Paq sekong kandaure, paq tangkiq panttung I, paq tangkiq
sekong anak, paq sekong Lingkaran pattung II, Paq ulu karua, paq
dibungai, paq sekong sala, paq polloq gayang, paq don bolu
lamban lalan, paq reqpo sangbua, paq bua tinaq, paq
sangbua, paq sempa, paq daun paria, paq kangkung, paq
sulan sangbua, paq dadu, paq tedong, paq tanduk reqpe, paq
Garis sejajar sepuq torongkong, paq kadang talinga.
pao, paq polloq songkong, paq Paq barre allo, paq sekong
araq denaq, paq manik-manik, kandaure, paq sekong anak,
paq bokoq komba kaluaq, paq paq sekong dibungai, paq
papan kandaure, paq don bolu sekong sala, paq limbongan,
sangbua, paq bua tinaq, paq paq lamban lalan, paq bombo
bulu londong, paq katik. uai, paq salaqbiq, paq salaqbiq
Paq limbongan, paq sempa, ditoqmokki, paq erong, paq
paq kapuq baka, paq tangkiq Segitiga salaqbiq dibungai, paq reqpo
pattung II, paq ulu gayang, paq sangbua, paq sempa, paq
Garis lengkung olloq gayang, paq manik- barraq-barraq, paq
manik, paq don bolu sangbua, siborongan, paq kapuq baka,
paq bua tinaq, paq bulu paq sulan sangbua, paq dadu,
londong, paq tedong, pa katik, paq tangkiq pattung I, Paq
paq sissik bale tangkiq pattung II, paq sepuq
Persegi Paq doti siluang I, paq doti torongkong, paq kadang pao,
siluang II, paq sekong paq polloq songkang, Paq ulu

44
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
karua, paq araq denaq, paq bersemayam di langit bagian utara, (2) deata-
kollong buqkuq, paq polloq
gayang, paq manik-manik, paq deata merupakan ciptaan Puang Matua yang
bokoq komba kaluaq, paq diberikan kewenangan untuk pemelihara,
papan kandaure, paq tangke
lumuq, paq don bolu, paq don penguasa, dan pengatur kehidupan diyakini
bolu sangbua, paq tukku pare,
paq don lambiri, paq don orang toraja bersemayam di langit bagian
lambiri ditepo, paq lolo paku, timur, dan (3) tomembali puang (arwah nenek
paq daun paria, paq kangkung,
paq baranaq, paq bunga kaliki, moyang) diyakini orang Toraja bersemayam
paq bulu londong, paq tanduk
dilangit bagian barat.
reqpe, paq talinga, paq tedong
tumuru, paq katik, paq sissik
bale.
Paq lamban lalan, paq bombo Puang
uai, paq lalan manuk, paq Matua
U
kapuq baka, paq sulan
sangbua, paq tangkiq pattung
II, paq ulu karua, paq kollong
buqkuq, paq polloq gayang, To
paq manik-manik, paq pokoq B T membali Deata-
Puang deata
Belahketupat komba kaluaq, paq don bolu
sangbua, paq bua tinaq, paq
lolo paku, paq daun paria, paq
kangkung, paq bunga kaliki,
paq baranaq, paq batang lau, Jika kita menghubungkan ketiga titik tersebut
paq bulu londong, paq tedong,
paq tanduk reqpe, paq tedong maka terbentuk segitiga.
tumuru.
Layang-layang Paq ulu karua, paq kangkung,
paq tanduk reqpe
Trapesium Paq erong, paq tangke lumuq,
Paq talinga.
Jajargenjang Paq ulu karua, paq erong. 14. Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
Konsep geometri yang paling banyak
dapat disimpulan sebagai berikut
dan hampir ditemukan pada semua ukiran
1. Hasil kebudayaan Toraja yang
Toraja adalah segitiga. Hal ini karena menurut
mengandung konsep geometri yaitu ukiran
ajaran aluk todolo sesuai ketentuan sukaran
yang terdapat pada rumah adat Tongkonan.
aluk maka manusia harus menyembah kepada
Nama motif ukiran yang terdapat pada
tiga aturan yaitu (1) Puang Matua (Tuhan)
rumah adat tongkonan adalah: Paq barre
merupakan dewa tertinggi yang menciptakan
allo, paq doti siluang I, paq doti siluang II,
seluruh alam dan diyakini orang Toraja
paq sekong kandaure, paq sekong anak,

45
Pitriana Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja)
Tandililing
paq sekong dibungai, paq sekong sala. Diagonal, Garis sejajar, Garis lengkung
Paq limbongan, paq siborongan, paq Persegi, Persegipanjang, Lingkaran,
lamban lalan, paq lalan manuk, bombo Segitiga, Belaketupat, Layang-layang,
uai, paq salaqbiq, paq salaqbiq Trapesium, Jajargenjang.
ditoqmokki, paq salaqbiq dibungai, paq
erong, paq reqpo sangbua, paq sempa, paq
barraq-barraq. Paq kapuq baka, paq
sulan sangbua, paq tangkiq pattungI, paq Daftar Pustaka
tangkiq pattung II, paq sepuq torongkong,
D’Ambrosio,U. (1985). Ethnomathematics
paq dadu, paq kadang pao, paq polloq and its place in the history and pedagogy
of mathematics For the Learning of
songkang, Paq ulu karua, paq kollong
Mathematic.
buqkuq, paq araq denaq. Paq polloq D’Ambrosio, U. (1993). Etnomatemática: Um
programa [Ethnomathematics: A
gayang, paq ulu gayang, paq manik-
program]. A Educação Matemática em
manik, paq bokoq komba kaluaq, paq Revista.
D’Ambrosio, U. (2006). Ethnomathematics:
papan kandaure, Paq tangke lumuq, paq
Link between traditions and modernity.
don bolu, paq don bolu sangbua, paq tukku ZDM, 40(6).
Duli, Akin, HasanuddinUmar A. Fatmawaty.
pare, paq bua tinaq, paq don lambiri,paq
(2003). Toraja Dulu dan Kini. Makassar:
don lambiri ditepo, paq lolo paku, paq Pustaka Refleksi (Lembaga Penelitian dan
Penerbitan Buku).
daun paria, paq kangkung,paq batang lau,
Maran, Rafael. (2007). Manusia dan
paq baranaq, paq bunga kaliki. Tedong, Kebudayaan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Orey, D. C. (2000). The ethnomathematics of
bai, paq manuk londong, darang/narang,
the Sioux tipi and cone. In H. Selin (Ed.),
asu, kotteq, korong. Paq bungkang tasik, Mathematics across culture: the History of
non-Western mathematics (pp.239-252).
Paq bulu londong, paq tedong, paq tanduk
Dordrecht, Netherlands: Kulwer Academic
reqpe, paq talinga, paq tedong tumuru, Publishers.
Rosa, M. & Orey, D. C. (2011). Ethnomathe-
paq bulintong sitebaq, paq katik, paq
matics: the cultural aspects of mathema-
kosik, paq sissik bale. tics. Revista Latino-americana de Etnoma-
temática.
Spradley, P. James. (2007). Metode Etnografi.
2. Konsep geometri yang terdapat pada
Yogyakarta: Tiara Wacana.
ukiran rumah adat Tongkonan adalah: Sumbung, Petter., Kalua, Adrial., Ada’, Jhon.
(2010). Toraja Tallu Lembangna. Jakarta:
Simetri, Monolinear, Sudut siku-siku,
Keluarga Besar Tallu Lembangna Jakarta.

46

Anda mungkin juga menyukai