Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KESALAHAN SISWA

DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERTIPE PISA


BERDASARKAN TEORI NOLTING

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:
Gema Aroysi
1111017000083

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK

GEMA AROYSI (1111017000083). “Analisis Kesalahan Siswa dalam


Menyelesaikan Soal Bertipe PISA Berdasarkan Teori Nolting”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis


kesalahan yang terbanyak dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
matematika bertipe PISA berdasarkan teori Nolting serta mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan-kesalahan tersebut. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survei.
Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah dari tiga provinsi yang berbeda, yaitu MTs
Negeri 33 Jakarta (DKI Jakarta), MTs Al Husna Depok (Jawa Barat), dan SMP
Negeri 6 Kota Tangerang Selatan (Banten) tahun ajaran 2017/2018 pada bulan
Mei 2018. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas delapan yang
memiliki nilai rata-rata matematika tertinggi dari masing-masing sekolah.
Instrumen yang digunakan adalah tes soal matematika bertipe PISA, wawancara,
dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada 2 jenis
kesalahan yang dominan dilakukan oleh siswa, yaitu kesalahan saat melakukan tes
(test-taking errors) sebesar 65,65% dan kesalahan membaca petunjuk (missread-
direction errors) sebesar 23,22%. Sisanya hanya sebagian kecil saja siswa yang
melakukan kesalahan konsep (concept errors) yaitu sebesar 5,74%, kesalahan
kecerobohan (careless errors) sebesar 3,32%, dan kesalahan penerapan
(application errors) sebesar 2,07%. Berdasarkan analisis hasil wawancara dan
observasi diperoleh fakta bahwa faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri
siswa, adalah faktor yang paling mempengaruhi siswa melakukan kesalahan.
Hanya sebagian kecil saja siswa yang merasa dipengaruhi oleh faktor ekstern,
yaitu faktor yang ada di luar diri siswa, diantaranya faktor keluarga, guru, dan
fasilitas sekolah.

Kata kunci: kesalahan, soal matematika, PISA, teori Nolting.

i
ABSTRACT

GEMA AROYSI (1111017000083). “Analysis of Student Errors in Solving


Problems of PISA Type Based on Nolting Theory”. Thesis Department of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta.

The purpose of this research is to know and identify the most types of
mistakes made by students in solving mathematics problems of PISA type based
on the Nolting theory and know the factors that cause students to make mistakes.
This research is a qualitative descriptive research using survey method. This
research was conducted in three schools from three different provinces, namely
MTs Negeri 33 Jakarta (DKI Jakarta), MTs Al Husna Depok (West Java), and
SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan (Banten) academic year of 2017/2018 in
May 2018. The class used for research is the eighth grade which has the highest
mathematical average score of each school. The instruments used are PISA-type
mathematics test, interview, and observation.
The results of this research showed that overall there are 2 types of
predominant errors performed by students, namely test-taking errors of 65.65%
and missread-direction errors of 23.22%. The rest only a small proportion of
students did concept errors of 5.74%, careless errors of 3.32%, and application
errors of 2.07%. Based on the analysis of the results of interviews and
observations obtained the fact that internal factors, ie factors that exist in
students, is the factor that most influence students make mistakes. Only a small
number of students who feel influenced by external factors, the factors that exist
outside the student self, including factors of family, teachers, and school facilities.

Keywords: errors, mathematical problems, PISA, Nolting theory.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi akhir zaman
pembawa lentera cahaya yang membimbing kita dari zaman kegelapan menuju ke
zaman yang terang benderang, Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengalami banyak
rintangan, tantangan, dan halangan, namun semua itu dapat teratasi karena penulis
mendapat begitu banyak bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Kegururan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, S. Si., M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Eva Musyrifah, S. Pd., M. Si., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah dengan sabar membimbing penulis dan memberikan motivasi untuk
dapat menyelesaikan masa studi.
5. Ibu Dr. Lia Kurniawati M. Pd. dan Ibu Moria Fatma, M. Si., selaku dosen
pembimbing skripsi yang dengan sabarnya dalam membimbing, memberikan
arahan, dan masukan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom. dan Ibu Gusni Satriawati, M. Pd.,
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukannya untuk
memperbaiki kualitas skripsi ini hingga layak disebut karya ilmiah.

iii
7. Seluruh dosen beserta staff Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan berbagai ilmu
pengetahuan kepada penulis selama masa kuliah berlangsung. Semoga ilmu
yang diberikan oleh Bapak dan Ibu dosen bermanfaat dan mendapat
keberkahan dari Allah SWT.
8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang membantu dalam hal administrasi penulisan skripsi ini.
9. Kepala sekolah MTs Negeri 33 Jakarta, Kepala sekolah MTs Al Husna
Depok, dan Kepala sekolah SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, yang
telah memberikan izin dan kemudahan bagi penulis untuk dapat melakukan
penelitian di sekolah yang bapak/ibu pimpin.
10. Siswa/i kelas VIII MTs Negeri 33 Jakarta, MTs Al Husna Depok, dan SMP
Negeri 6 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2017/2018, yang telah dengan
semangat dan antusias selama penulis melaksanakan penelitian.
11. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Jumikun dan Ibunda
Sulastri beserta seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa,
motivasi, dan dukungan kepada penulis.
12. Teruntuk sang kekasih hati, Diah Rahmawati, S. Pd., yang tiada henti-
hentinya selalu memberikan doa, semangat, motivasi, dan segala bentuk
bantuan kepada penulis.
13. Kepada sahabat-sahabat terbaik, Syarif Mahendra, Reiza Ariefanzi Prana
Pratama, dan Affy Ihsan Takfim Kusuma yang menjadi pendengar setia
segala keluh kesah, penyemangat, dan motivasi bagi penulis.
14. Keluarga besar Pendidikan Matematika angkatan 2011 khususnya PMTK B
yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan masa studi hingga akhir.
15. Kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
kebaikan yang diberikan kepada penulis.

iv
Kesempurnaan hanyalah milik Allah, pun begitu juga penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2018
Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6
D. Rumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Teori-teori yang Relevan ....................................................... 8
1. Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika ................... 8
2. PISA ................................................................................ 10
3. Teori Nolting.................................................................... 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 20
C. Kerangka Berpikir.................................................................. 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 24
B. Metode Penelitian .................................................................. 24
C. Subjek Penelitian ................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 26
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 29
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 32

vi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data........................................................................ 34
1. Analisis Kesalahan per Butir Soal .................................... 34
2. Data Hasil Observasi ......................................................... 75
a. MTs Negeri 33 Jakarta ................................................ 75
b. SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan ...................... 77
c. MTs Al Husna Depok .................................................. 79
3. Data Hasil Wawancara .................................................... 81
B. Analisis Data ......................................................................... 148
C. Pembahasan ......................................................................... 151
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . .......................................................................... 153
B. Saran . .................................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 156


LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perolehan Skor Kemampuan Matematika Indonesia dalam Tes PISA 3
Tabel 2.1 Level Kemampuan Matematika dalam PISA 11
Tabel 2.2 Jenis Kesalahan Mengerjakan Tes Menurut Teori Nolting 16
Tabel 3.1 Domain dan Level PISA pada Soal Instrumen 27
Tabel 4.1 Analisis Kesalahan Siswa pada Tiap Level dan Content PISA 148
Tabel 4.2 Analisis Kesalahan Siswa pada Tiap Level dan Context PISA 149
Tabel 4.3 Analisis Kesalahan Siswa pada Tiap Level dan Competencies PISA 150
Tabel 4.4 Jumlah dan Persentase Kesalahan Keseluruhan 151

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Penelitian 23


Gambar 3.1 Komponen Analisis Data: Model Interaktif Miles dan Huberman
32
Gambar 4.1.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Concept
Errors pada Soal Nomor 1 36
Gambar 4.1.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 1 36
Gambar 4.1.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 1 37
Gambar 4.2.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 2 39
Gambar 4.2.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 2 39
Gambar 4.3.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 3 41
Gambar 4.4.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 4 43
Gambar 4.4.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 4 43
Gambar 4.5.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 5 45
Gambar 4.5.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Concept
Errors pada Soal Nomor 5 45
Gambar 4.5.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 5 46
Gambar 4.5.4 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Careless
Errors pada Soal Nomor 5 46
Gambar 4.6.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 6 48

ix
Gambar 4.7.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 7 50
Gambar 4.7.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 7 50
Gambar 4.7.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Careless
Errors pada Soal Nomor 7 51
Gambar 4.8.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 8 53
Gambar 4.8.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Application Errors pada Soal Nomor 8 53
Gambar 4.8.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 8 53
Gambar 4.8.4 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Careless
Errors pada Soal Nomor 8 53
Gambar 4.9.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 9 55
Gambar 4.10.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 10 57
Gambar 4.10.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Careless Errors pada Soal Nomor 10 57
Gambar 4.10.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Application Errors pada Soal Nomor 10 57
Gambar 4.10.4 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 10 57
Gambar 4.11.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 11 59
Gambar 4.11.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 11 59
Gambar 4.12.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 12 60

x
Gambar 4.12.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Careless Errors pada Soal Nomor 12 61
Gambar 4.13.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 13 63
Gambar 4.13.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Concept Errors pada Soal Nomor 13 63
Gambar 4.13.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Careless Errors pada Soal Nomor 13 63
Gambar 4.14.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 14 66
Gambar 4.14.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Application Errors pada Soal Nomor 14 66
Gambar 4.15.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 15 68
Gambar 4.16.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 16 70
Gambar 4.16.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 16 70
Gambar 4.16.3 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Careless Errors pada Soal Nomor 16 71
Gambar 4.17.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan Test-
Taking Errors pada Soal Nomor 17 73
Gambar 4.17.2 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Careless Errors pada Soal Nomor 17 73
Gambar 4.18.1 Contoh Pengerjaan Siswa yang Melakukan Kesalahan
Misread-Direction Errors pada Soal Nomor 18 75

xi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 1 35


Diagram 4.2 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 2 38
Diagram 4.3 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 3 40
Diagram 4.4 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 4 42
Diagram 4.5 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 5 44
Diagram 4.6 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 6 47
Diagram 4.7 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 7 49
Diagram 4.8 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 8 52
Diagram 4.9 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 9 54
Diagram 4.10 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 10 56
Diagram 4.11 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 11 58
Diagram 4.12 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 12 60
Diagram 4.13 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 13 62
Diagram 4.14 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 14 65
Diagram 4.15 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 15 67
Diagram 4.16 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 16 69
Diagram 4.17 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 17 72
Diagram 4.18 Hasil Analisis Kesalahan Soal Nomor 18 74

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Soal Tes PISA 158


Lampiran 2 : Soal Tes PISA 161
Lampiran 3 : Kunci Jawaban dan Skor 171
Lampiran 4 : Matriks Domain dan Level Soal PISA 181
Lampiran 5 : Pedoman Observasi 182
Lampiran 6 : Pedoman Wawancara 184
Lampiran 7 : Perolehan Poin Siswa MTs Al Husna Depok 186
Lampiran 8 : Perolehan Poin Siswa MTs Negeri 33 Jakarta 188
Lampiran 9 : Perolehan Poin Siswa SMP Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan 191
Lampiran 10 : Jenis Kesalahan Siswa MTs Al Husna Depok 193
Lampiran 11 : Jenis Kesalahan Siswa MTs Negeri 33 Jakarta 195
Lampiran 12 : Jenis Kesalahan Siswa SMP Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan 198
Lampiran 13 : Rekapitulasi Kesalahan Siswa 200
Lampiran 14 : Foto Observasi 201
Lampiran 15 : Uji Referensi 203
Lampiran 16 : Hasil Uji Plagiasi 205
Lampiran 17 : Surat Permohonan Izin Penelitian 207
Lampiran 18 : Surat Keterangan Penelitian 210

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia telah merdeka selama 72 tahun lamanya. Para pendiri bangsa
ini, melalui Pembukaan UUD 1945, telah sepakat bahwa Indonesia yang
merdeka adalah negara kebangsaan yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
kepada Pancasila. Adapun misi penyelenggaraan pemerintah negara Republik
Indonesia sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 adalah: 1)
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; 2)
Memajukan kesejahteraan umum; 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan 4)
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.1
Berbeda dengan berbagai negara lain di dunia, Indonesia meletakkan misi
“mencerdaskan kehidupan bangsa” dalam Deklarasi Kemerdekaannya dan
menetapkan “hak warga negara memperoleh pengajaran (pendidikan)” serta
“kewajiban pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional” dalam UUD-nya (UUD 1945). Demikian jelas UUD
1945 mengamanatkan kepada penyelenggara negara untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui penyelenggaraan satu sistem pengajaran nasional. 2
Tampaknya para pendiri bangsa, yang umumnya cendekiawan dan
berpendidikan modern, sadar bahwa dibandingkan dengan perkembangan
peradaban dunia yang dikuasai iptek, Indonesia sangat tertinggal. Pada saat
proklamasi, kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya adalah tradisional,
irrasional, dan feodalistik. Suatu kondisi yang jauh dari kehidupan bangsa
yang cerdas. Karena itu Indonesia perlu berubah yang perlu ditempuh melalui
transformasi budaya dari tradisional ke modern, dan dari feodal ke demokratis.

1
Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, (Jakarta: Kompas, 2008), h.
43.
2
Ibid., h. XLVI.

1
2

Dalam perubahan itu, peranan lembaga sekolah sebagai pusat pembudayaan


atau sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, dan sikap, modern, sangatlah
strategis.3
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan
hal tersebut diantaranya dalam bidang undang-undang, kurikulum, dan sistem
evaluasi pendidikan. Sejak awal kemerdekaan sampai saat ini, dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional, kita mengenal tiga UU pendidikan,
yaitu UU No. 4 Tahun 1950 Jo UU No. 12 Tahun 1954, UU No. 2 Tahun 1989
tentang Pendidikan Nasional, dan UU No. 20 Tahun 2003 di samping UU No.
20 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi. Dalam hal kurikulum kita mengenal
kurikulum: 1) Kurikulum 1950; 2) Kurikulum 1962; 3) Kurikulum 1969; 4)
Kurikulum 1975; 5) Kurikulum 1984; 6) Kurikulum 1994; 7) Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004; 8) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006; dan 9) Kurikulum 2013. Dalam hal sistem evaluasi, dalam
pengertian ujian akhir untuk menentukan kelulusan siswa dari program
pendidikan, kita mengenal: 1) Periode ujian negara sampai tahun 1968; 2)
Periode ujian sekolah dari 1969 sampai 1984; 3) Sistem evaluasi belajar tahap
akhir nasional (Ebtanas) dari 1985 sampai 2003; dan 4) Sistem ujian akhir
nasional (UAN) tahun 2004, yang kemudian berubah menjadi ujian nasional
(UN).4
Efektifkah segala perubahan dan pembaharuan penyelenggaraan proses
pendidikan tersebut pada era globalisasi saat ini jika dibandingkan dengan
negara-negara lain di dunia? Berbagai jenis tes yang diselenggarakan secara
internasional dapat dijadikan patokan untuk menentukan sejauh mana siswa
Indonesia mampu bersaing dalam era globalisasi saat ini, diantaranya tes
PISA.
PISA (Programme for International Student Assessment) yang
diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development) merupakan suatu program penilaian skala internasional yang

3
Ibid., h. 49.
4
Ibid., h. 52-53.
3

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa (berusia 15 tahun) dapat


menerapkan pengetahuan yang telah mereka pelajari di sekolah. PISA fokus
dalam mengukur kemampuan siswa dalam bidang membaca, matematika, dan
sains. Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA sejak pertama kali
dilaksanakan di tahun 2000. Walau Indonesia telah terlibat sejak awal dalam
penyelenggaraan PISA, namun hasil yang dicapai siswa Indonesia dalam
PISA jauh dari memuaskan.5 Indonesia selalu berada di peringkat sepuluh
terbawah dengan skor di bawah rata-rata sepanjang keikutsertaannya, terutama
dalam bidang matematika. Berikut akan disajikan tabel perolehan skor
kemampuan matematika siswa Indonesia dalam tes PISA dari tahun 2000
hingga tahun 2015.

Tabel 1.1
Perolehan Skor Kemampuan Matematika Indonesia dalam Tes PISA

Skor Rata-rata Skor Rata-rata Peringkat Jumlah Negara


Tahun
Indonesia Internasional Indonesia Peserta
2000 367 500 39 41
2003 361 500 38 40
2006 391 500 50 57
2009 371 500 61 65
2012 375 500 64 65
2015 386 500 63 70

Jika kita melihat secara detail level yang dicapai siswa Indonesia dalam
PISA Matematika, maka kita akan menemukan hasil yang lebih
mencengangkan daripada sekedar ranking Indonesia. Dari hasil PISA
Matematika tahun 2009, diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa
Indonesia (43,5%) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana
(the most basic PISA tasks). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (33,1%) hanya

5
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 1.
4

bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara
eksplisit serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan
secara tepat. Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan
mengerjakan pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan
penalaran.6 Artinya, masih banyak siswa Indonesia yang mengalami kesulitan
sehingga melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika PISA.
Penilaian pada PISA terfokus pada kemampuan literasi matematika, bukan
sekadar kemampuan menghafal dan berhitung. Literasi atau melek matematika
didefinisikan sebagai kemampuan seorang individu merumuskan,
menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks.
Termasuk di dalamnya penalaran secara matematis dan penggunaan konsep,
prosedur, fakta, dan perangkat matematis untuk menggambarkan,
menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena.7 Kemampuan ini akan
membantu seseorang untuk memahami peran matematika dalam kehidupan
sehari-hari dan untuk membuat penilaian dan keputusan yang berdasar pada
penalaran mumpuni, yang akan dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat
yang konstruktif, bersatu, dan reflektif.
Rendahnya peringkat PISA Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan
matematika di tingkat dasar dan menengah tak tanggap beradaptasi dengan
kehidupan modern. Memang keilmuan matematika tetap sama, tetapi perannya
dalam kehidupan telah berubah drastis. Siswa di negara lain belajar kecakapan
bermatematika dengan mempertimbangkan ketersediaan teknologi dalam
kehidupan. Sementara pendidikan matematika di tanah air ini masih
membayangkan kehidupan sebelum ada kalkulator dan komputer. Sistem
pendidikan di Indonesia masih menekankan pada keterampilan rutin berpikir
tingkat rendah semata seperti menghafal rumus dan mematuhi prosedur
berhitung yang dirumit-rumitkan. Pada saat yang sama, pembangunan
keterampilan tak rutin seperti berpikir kritis yang tidak dapat dikerjakan oleh
komputer ataupun kalkulator justru diabaikan.
6
Ibid., h. 1-2.
7
Rahmah Johar, “Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika”, Jurnal Peluang, No. 1,
2012, h. 32.
5

Dengan mengabaikan hasil PISA yang menunjukkan bahwa kecakapan


bermatematika siswa Indonesia selalu rendah, bangsa ini akan menanggung
beban berat. Lupakan saja segala impian inovasi teknologi, perkembangan
industri, perkembangan pengetahuan ilmiah, dan kekuatan ekonomi. Namun,
bukan itu saja, yang lebih menyeramkan justru terancamnya keselarasan sosial
yang didasarkan pada intelektualitas. Berbagai ketakselarasan sosial sekarang
ini seperti kerusuhan sosial, perilaku merusak, sikap tak menghargai
perbedaan, dan ketidakpatuhan pada hukum adalah denda yang harus kita
bayar karena telah mengasingkan pendidikan bernalar begitu lama. Karena
kehidupan bangsa yang cerdas membutuhkan suburnya budaya bernalar.
Oleh karena itu, peneliti merasa perlu diidentifikasi jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika PISA dan faktor
apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan tersebut. Dengan
mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan faktor-faktor
yang menyebabkannya, diharapkan guru dapat mengatasi kesalahan-kesalahan
tersebut agar tak terulang di kemudian hari. Siswa juga diharapkan dapat
mengetahui letak kesalahan mereka agar dapat diperbaiki serta tidak
mengulangi kesalahan yang sama sehingga dapat meningkatkan hasil tes
mereka.
Untuk menganalisis jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa, peneliti
menggunakan teori Nolting. Nolting mengelompokkan enam jenis kesalahan
dalam mengerjakan tes, yaitu: 1) Kesalahan membaca petunjuk (misread-
directions errors); 2) Kesalahan kecerobohan (careless errors); 3) Kesalahan
konsep (concept errors); 4) Kesalahan penerapan (application errors); 5)
Kesalahan melakukan tes (test-taking errors); dan 6) Kesalahan belajar (study
errors).8
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Bertipe PISA Berdasarkan Teori Nolting”.

8
Paul D. Nolting, Math Study Skills Workbook: Fourth Edition, (USA: Cengage
Learning, 2011), h. 116.
6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam
peneletian ini adalah:
1. Peringkat PISA Indonesia selalu berada di sepuluh terbawah di antara
negara-negara di dunia dengan skor di bawah rata-rata.
2. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika PISA.
3. Guru kurang memahami jenis-jenis kesalahan siswa dan faktor-faktor
penyebabnya untuk selanjutnya mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut
agar tak terulang di kemudian hari.

C. Pembatasan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi
mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika PISA berdasarkan teori Nolting dan faktor-faktor yang
menyebabkannya. Nolting mengelompokkan enam jenis kesalahan dalam
mengerjakan tes, namun karena keterbatasan peneliti mengukur indikator
kesalahan belajar (study errors), maka jenis-jenis kesalahan dalam penelitian
ini akan dikelompokkan dalam lima jenis saja, yaitu: 1) Kesalahan membaca
petunjuk (misread-directions errors); 2) Kesalahan kecerobohan (careless
errors); 3) Kesalahan konsep (concept errors); 4) Kesalahan penerapan
(application errors); dan 5) Kesalahan melakukan tes (test-taking errors).
Subjek penelitian merupakan siswa tingkat SMP/MTs kelas VIII. Soal yang
menjadi instrumen penelitian adalah soal matematika PISA tahun 2015.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Jenis kesalahan manakah yang terbanyak dilakukan oleh siswa
berdasarkan teori Nolting?
7

2. Faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan-


kesalahan tersebut?

E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari peneltian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan yang terbanyak
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika bertipe PISA
berdasarkan teori Nolting.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan-
kesalahan tersebut.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Sebagai bekal pengalaman dan pengetahuan untuk dapat mengetahui
jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal
matematika bertipe PISA berdasarkan teori Nolting dan faktor-faktor
penyebabnya.
2. Bagi guru
Diharapkan membantu guru dalam memahami jenis-jenis kesalahan
siswa dan faktor-faktor penyebabnya untuk selanjutnya mengatasi atau
setidaknya meminimalisasi kesalahan-kesalahan tersebut agar tak terulang
di kemudian hari.
3. Bagi siswa
Diharapkan membantu siswa untuk mengetahui letak kesalahan
mereka agar dapat diperbaiki serta tidak mengulangi kesalahan yang sama.
4. Bagi pemerintah
Diharapkan membantu pemerintah meningkatkan hasil tes siswa dalam
menghadapi tes PISA selanjutnya, sehingga dapat memperbaiki peringkat
Indonesia di PISA.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa menurut teori Nolting:
a. Kesalahan saat melakukan tes (test-taking errors)
Jenis kesalahan ini merupakan yang terbanyak dilakukan oleh
siswa, yaitu sebesar 65,65%. Kesalahan saat melakukan tes (test-taking
errors) yang umumnya dilakukan oleh siswa adalah siswa
mengosongkan jawaban, tidak menyelesaikan semua langkah
penyelesaian, dan tidak memberikan kesimpulan akhir jawaban.

b. Kesalahan membaca petunjuk (misread-directions errors)


Jenis kesalahan ini merupakan yang terbanyak kedua dilakukan
oleh siswa, yaitu sebesar 23,22%. Kesalahan membaca petunjuk
(missread-direction errors) yang umumnya dilakukan oleh siswa
adalah siswa salah membaca perintah, yang diketahui, atau yang
ditanyakan dari soal dan mengerjakan soal dengan tanpa konsep atau
asal-asalan.

c. Kesalahan konsep (concept errors)


Jenis kesalahan ini merupakan yang terbanyak ketiga dilakukan
oleh siswa, yaitu sebesar 5,74%. Kesalahan konsep (concept errors)
yang umumnya dilakukan oleh siswa adalah siswa salah menggunakan
konsep atau rumus untuk menyelesaikan soal.

d. Kesalahan kecerobohan (careless errors)


Hanya sebesar 3,32% siswa yang melakukan jenis kesalahan ini.
Kesalahan kecerobohan (careless errors) yang umumnya dilakukan
oleh siswa adalah siswa melakukan kesalahan hitung, salah menuliskan
angka, dan salah mengonversi satuan.

153
154

e. Kesalahan penerapan (application errors)


Jenis kesalahan ini merupakan yang paling sedikit dilakukan oleh
siswa, yaitu sebesar 2,07%. Kesalahan penerapan (application errors)
yang umumnya dilakukan oleh siswa adalah siswa salah menerapkan
konsep atau rumus untuk menyelesaikan soal.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan-kesalahan


tersebut:
a. Kesalahan saat melakukan tes (test-taking errors)
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini
diantaranya adalah siswa kurang teliti, kehabisan waktu, dan tidak
memeriksa kembali lembar jawaban sebelum dikumpulkan.

b. Kesalahan membaca petunjuk (misread-directions errors)


Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini
diantaranya adalah siswa kurang teliti dalam membaca soal dan kurang
memahami maksud soal terutama soal yang berbentuk gambar,
diagram, atau grafik.

c. Kesalahan konsep (concept errors)


Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini
diantaranya adalah siswa salah memahami atau lupa dengan konsep
atau rumus yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal.

d. Kesalahan kecerobohan (careless errors)


Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini
diantaranya adalah siswa kurang teliti dan terlalu terburu-buru
mengerjakan soal karena kehabisan waktu.

e. Kesalahan penerapan (application errors)


Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan ini
diantaranya adalah siswa kurang memahami penggunaan konsep atau
rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal.
155

B. Saran
1. Untuk mengatasi jenis kesalahan yang terbanyak dilakukan oleh siswa
pada penelitian ini, yaitu kesalahan saat melakukan tes (test-taking errors),
disarankan guru lebih sering lagi memberikan soal essay kepada siswa.
Banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada jenis ini
kemungkinan juga disebabkan karena siswa yang kurang terbiasa dengan
soal essay.
2. Untuk mengatasi jenis kesalahan lain yang cukup dominan, yaitu
kesalahan membaca petunjuk (misread-directions errors), disarankan guru
lebih sering lagi mengaitkan materi atau soal dengan kehidupan sehari-
hari. Cukup dominannya jenis kesalahan ini kemungkinan juga disebabkan
karena siswa yang kurang terbiasa dengan soal PISA yang banyak
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengatasi jenis kesalahan konsep (concept errors), disarankan guru
untuk memberikan konsep dasar kepada siswa atau jika perlu mengulang
kembali materi yang belum dipahami oleh siswa.
4. Untuk mengatasi jenis kesalahan kecerobohan (careless errors),
disarankan guru membiasakan diri kepada siswa untuk mengerjakan soal
dengan teliti dan memeriksa kembali lembar jawaban sebelum
dikumpulkan.
5. Untuk mengatasi jenis kesalahan penerapan (application errors),
disarankan guru menekankan kepada siswa untuk memahami suatu konsep
atau rumus bukan menghafalnya sehingga siswa dapat menerapkan konsep
atau rumus tersebut untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dengan
tepat.
6. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan memperbanyak lagi penelitian
tentang analisis kesalahan menyelesaikan soal PISA dengan teori-teori lain
yang terbaru dan lebih detail dalam pengelompokkan jenis-jenis kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Yuniar Tazul, “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Materi Lingkaran dengan Panduan Kriteria
Watson”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2011, tidak
dipublikasikan.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka


Cipta, 2013.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa),


https://kbbi.web.id/salah, (diakses tanggal 2 Desember 2017).

Bidasari, Febrina. “Pengembangan Soal Matematika Model PISA pada Konten


Quantity untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa SMP”, Jurnal Gantang, Volume 2, No. 1, Maret 2017.

Bisri, Cik Hasan. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan


Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001.

Cengage, “Meet The Author of Math Study Skills Workbook 5 th Edition”,


https://www.cengage.com/c/math-study-skills-workbook-5e-nolting, (diakses
tanggal 2 Desember 2017).

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajagrafindo


Persada, 2010.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.

Johar, Rahmah. “Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika”, Jurnal Peluang,
No. 1, 2012.

Kasjono, Heru Subaris dan Yasril. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011.

156
Manibuy, Ronald. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Kelas X SMA”,
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2 No. 9, 2014.

Nolting, Paul D. Math Study Skills Workbook: Fourth Edition, USA: Cengage
Learning, 2011.

Slameto. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,


2010.

Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: Kompas,


2008.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan


Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

157

Anda mungkin juga menyukai