Anda di halaman 1dari 8

MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1
Fadhlan Nurgazali
1
Program Pacsarjana, Universitas Negeri Medan
Email: fadhlannurgazali@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya berfokus pada guru, tetapi juga harus
melibatkan siswa. Artinya pembelajaran harus melibatkan kemampuan siswa secara
maksimal untuk menggali dan mengidentifikasi sehingga mereka dapat menemukan
pengetahuan dengan sendiri. Pembelajaran ini disebut pembelajaran penemuan (Discovery
Learning). Discovery learning merupakan suatu model pemecahan masalah yang akan
bermanfaat bagi anak didik dalam menghadapi kehidupannya di kemudian hari.
Penerapan model discovery learning ini bertujuan agar siswa mampu memahami materi
perubahan wujud benda dengan sebaik mungkin dan pembelajaran lebih terasa
bermakna, sehingga hasil belajar siswa pun akan meningkat. Karena model discovery
learning ini dalam prosesnya menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung
sehingga akan lebih menarik perhatian anak didik dan memungkinkan pembentukan
konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna, serta kegiatannya pun lebih realistis.
Kata Kunci: Discovery Learning Model

ABSTRACT
Teaching and learning activities should not only focus on the teacher, but also must involve
students. This means that learning must involve the ability of students to optimally explore
and identify so that they can find knowledge by themselves. This learning is called
discovery learning. Discovery learning is a problem solving model that will be useful for
students in facing their future lives. The application of the discovery learning model aims
to enable students to understand material changes in the form of objects in the best way
possible and learning to feel more meaningful, so that student learning outcomes will
increase. Because the discovery learning model in the process uses activities and direct
experience so that it will attract the attention of students and allow the formation of abstract
concepts that have meaning, as well as more realistic activities.
Keywords: Discovery Learning Model

1
PENDAHULUAN dalam proses belajar bagus maka hasilnya
akan maksimal tetapi sebaliknya jika
Pendidikan merupakan suatu dalam proses belajar siswa cenderung
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kurang bagus maka hasilnya tidak akan
kehidupan, maju atau mundurnya suatu maksimal.
bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan
dari bangsa itu sendiri karena pendidikan Pada saat proses belajar–mengajar
yang tinggi dapat mencetak Sumber Daya berlangsung di kelas, akan terjadi
Manusia (SDM) yang berkualitas. hubungan timbal balik antara guru dan
Kemendikbud (2013:1) memandang siswa yang beraneka ragam sehingga dapat
bahwa kurikulum 2013 ini dapat mencetak mengakibatkan terbatasnya waktu guru
SDM berkualitas dengan salah satu untuk mengontrol bagaimana pengaruh
alasannya adalah bahwa saat ini jumlah tingkah lakunya terhadap sikap percaya
penduduk Indonesia usia produktif (1564 diri dikelas. Menurut Kelitman and
tahun) lebih banyak dari usia tidak Stankov (2005) dalam jurnalnya “bahwa
produktif, yaitu (anak-anak berusia 0-14 pelajar yang memiliki rasa percaya diri
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke yang tinggi akan lebih cepat untuk
atas). Jumlah penduduk usia produktif menyelesaikan studinya dibandingkan
tersebut akan mencapai puncaknya pada dengan pelajar yang memiliki rasa percaya
tahun 2020-2035 pada saat angkanya diri lebih rendah”.
mencapai 70%. Oleh sebab, itu tantangan
besar yang akan dihadapi adalah Proses pembelajaran matematika
bagaimana mengupayakan agar disini bukan hanya sekedar transfer ilmu
sumberdaya manusia usia produktif yang dari guru kepada siswa, melainkan suatu
melimpah ini dapat ditransformasikan proses yang dikondisikan atau diupayakan
menjadi sumberdaya manusia yang oleh guru sehingga siswa aktif dengan
memiliki kompetensi dan keterampilan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau
melalui pendidikan agar tidak menjadi membangun sendiri pengetahuannya.
beban. Aktif disini adalah suatu proses belajar
yang didalamnya terjadi interaksi dan
Sanjaya (Ihdi Shabrona dkk, 2017 : negosiasi antara guru dengan siswa serta
92) “Pendidikan adalah usaha sadar dan antara siswa dengan siswa.
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar Hal tersebut memperkuat anggapan
peserta didik secara aktif bahwasanya guru dituntut untuk lebih
mengembangkan potensi dirinya untuk kreatif lagi dalam proses belajar –
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengajar, agar tercipta suasana belajar
pengendalian diri, kepribadian, yang menyenangkan pada diri siswa yang
kecerdasan dan akhlak mulia, serta pada akhirnya meningkatkan motivasi
keterampilan yang diperlukan dirinya belajar siswa. Salah satu alternatif untuk
untuk memiliki kekuatan spritual memperbaiki kondisi pembelajaran yang
keagamaan, pengendalian diri, dipaparkan tersebut di atas adalah model
kepribadian, kecerdasan dan akhlak pembelajaran yang tepat bagi siswa serta
mulia, serta keterampilan yang dapat memecahkan masalah yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dihadapi. Model pembelajaran adalah tolak
dan negara”. ukur untuk menentukan terjadinya proses
belajar mengajar yang selanjutnya
Pendidikan yang dimaksud bukan menentukan hasil belajar. Berhasil atau
bersifat nonformal akan tetapi bersifat tidaknya proses belajar mengajar
formal, meliputi proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta
yang melibatkan guru dan siswa. teknik mengajar yang dilakukan oleh guru.
Peningkatan kualitas pendidikan siswa Oleh sebab itu, guru diharapkan selektif
dapat dilihat dari instrumen prestasi dalam menentukan dan menggunakan
belajarnya, Sedangkan keberhasilan atau model pembelajaran. Dalam proses
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran, guru harus menguasai
proses belajar dari siswa itu sendiri. Jika prinsip–prinsip belajar mengajar serta

2
mampu menerapkan dalam proses belajar pembentukan pengetahuan siswa dari
mengajar. Prinsip – prinsip belajar pengalaman selama pembelajaran.
mengajar yang dimaksud disini adalah
model pembelajaran yang tepat untuk 1. Definisi Model Pembelajaran
suatu materi pelajaran tertentu. Discovery Learning
Discovery Learning adalah suatu
Kegiatan belajar-mengajar proses belajar yang di dalamnya tidak
hendaknya tidak hanya berfokus pada disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi
guru, tetapi juga harus melibatkan siswa. (final), akan tetapi siswa dituntut untuk
Artinya pembelajaran harus melibatkan mengorganisasi sendiri cara belajarnya
kemampuan siswa secara maksimal untuk dalam menemukan konsep. Sebagaimana
menggali dan mengidentifikasi sehingga pendapat Bruner (kemendikbud,
mereka dapat menemukan pengetahuan 2013:242) bahwa: “Discovery Learning
dengan sendiri. Pembelajaran ini disebut can be defined as the learning that takes
pembelajaran penemuan (Discovery place when the student is not presented
Learning). with subject matter in the final form, but
rather is required to organize it him self”.
Melatihkan kecakapan berpikir Dasar ide teori Bruner adalah pendapat dari
akan membantu siswa dalam Piaget yang menyatakan bahwasanya anak
menyelesaikan masalah, terutama harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
masalah-masalah yang ada disekitar
siswa. Sehingga siswa mampu secara Ellyza, 2015 : 34 menyatakan bahwa
kreatif menemukan ide-ide dalam “Discovery Learning merupakan
penyelesaian masalah tersebut. Selain itu, pembelajaran berdasarkan penemuan
dengan melatikan siswa untuk (inquiry-based), konstruktivis dan teori
menyelesaikan maslah-masalah yang ada bagaimana belajar. Model pembelajaran
di sekitar siswa, maka siswa tidak akan yang diberikan kepada siswa memiliki
merasa jenuh dengan pembelajaran yang skenario pembelajaran untuk memecahkan
hanya monoton (Irsad, 2016:56). masalah yang nyata dan mendorong
mereka untuk memecahkan masala mereka
Model pembelajaran discovery sendiri. Dalam memecahkan masalah yang
merupakan suatu metode pengajaran yang dihadapi, karena bersifat konstruktivis,
menitikberatkan pada aktivitas siswa para siswa menggunakan pengalaman
dalam belajar. Dalam proses pembelajaran mereka terdahulu dalam memecahkan
dengan metode discovery learning, guru masalah. Kegiatan yang dilakukan ialah
hanya bertindak sebagai pembimbing dan berinteraksi untuk menggali,
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mempertanyakan selama bereksperimen
menemukan konsep, dalil, prosedur, dengan teknik trial and error”
algoritma dan semacamnya. Model
pembelajaran discovery mengutamakan Model pembelajaran discovery
cara belajar siswa aktif (CBSA), learning merupakan model yang mengatur
berorientasi pada proses, mengarahkan segala pengajaran sehingga siswa
sendiri, mencari sendiri dan reflektif. mendapatkan pengetahuan baru melalui
Dalam makalah ini akan membahas model penemuan yang ditemukan sendiri.
mengenai pengertian discovery learning Seorang guru memberikan ruang kepada
dan bagaimana karakteristik serta siswanya untuk dapat berdiri sendiri
tahapannya dalam proses pembelajaran. mendorong siswa untuk mandiri guna
memperoleh pengetahuan baru.
Menurut Rizky Puspita dewi dkk, Discovery learning merupakan
2016 : 115 bahwa model pembelajaran suatu model pemecahan masalah yang
Discovery Learning menekankan akan bermanfaat bagi anak didik dalam
pentingnya pemahaman suatu konsep menghadapi kehidupannya di kemudian
melalui keterlibatan siswa secara aktif hari. Penerapan model discovery learning
dalam proses pembelajaran. Model ini bertujuan agar siswa mampu
pembelajaran ini menekankan pada memahami materi perubahan wujud
benda dengan sebaik mungkin dan

3
pembelajaran lebih terasa bermakna, dalam pendekatan konstruktivis modern.
sehingga hasil belajar siswa pun akan Pada pembelajaran penemuan, siswa
meningkat. Karena model discovery didorong untuk belajar sendiri melalui
learning ini dalam prosesnya keterlibatan aktif dengan konsep-konsep
menggunakan kegiatan dan pengalaman dan prinsip-prinsip. Guru mendorong para
langsung sehingga akan lebih menarik siswa agar mempunyai pengalaman dan
perhatian anak didik dan memungkinkan melakukan eksperimen dengan
pembentukan konsep-konsep abstrak memungkinkan mereka menemukan
yang mempunyai makna, serta prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi
kegiatannya pun lebih realistis. diri mereka sendiri. Belajar penemuan
Penemuan (discovery) merupakan mengakibatkan keingintahuan siswa,
model pembelajaran yang dikembangkan memberi motivasi untuk bekerja terus
berdasarkan pandangan konstruktivisme. sampai menemukan jawaban. Lagi pula
Model penemuan (discovery) ini, model ini dapat mengajarkan
menekankan pentingnya pemahaman keterampilan-keterampilan memecahkan
struktur atau ide-ide penting terhadap suatu masalah tanpa pertolongan orang lain, dan
disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa meminta para siswa untuk menganalisis
secara aktif dalam proses pembelajaran. dan memanipulasi, tidak hanya menerima
Penemuan merupakan suatu strategi yang saja.
unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan Menurut Salmon (2012:4) dalam
berbagai keterampilan menyelidiki dan pengaplikasiannya model Discovery
memecahkan masalah sebagai alat bagi Learning mengembangkan cara belajar
siswa untuk mencapai tujuan siswa aktif dengan menemukan sendiri,
pendidikannya. Dalam pembelajaran menyelidiki sendiri, maka hasil yang
dengan penemuan (discovery), siswa diperoleh akan tahan lama dalam ingatan,
didorong untuk belajar sebagian besar Serta posisi guru di kelas sebagai
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri pembimbing dan mengarahkan kegiatan
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, pembelajaran sesuai dengan tujuan.
dan guru mendorong siswa untuk memiliki Kondisi seperti ini tujuannya adalah ingin
pengalaman dan melakukan percobaan merubah kegiatan belajar mengajar yang
yang memungkinkan siswa untuk dapat teacher oriented menjadi student oriented.
menemukan sendiri prinsip-prinsip untuk Kelebihan metode discovery
diri mereka sendiri. Dengan demikian learning (Kemendikbud, 2013) adalah
dapat dikatakan bahwa model penemuan sebagai berikut:
itu adalah suatu metode di mana dalam
proses belajar mengajar guru 1. Membantu siswa untuk
memperkenankan siswa-siswanya memperbaiki dan meningkatkan
menemukan sendiri informasi yang secara keterampilan‐keterampilan serta
tradisional biasa diberitahukan atau proses‐proses kognitif. Usaha
diceramahkan saja. penemuan merupakan kunci dalam
Belajar penemuan adalah suatu proses ini.
proses belajar yang terjadi sebagai hasil 2. Metode ini memungkinkan siswa
dari siswa memanipulasi, membuat berkembang dengan cepat dan
struktur dan mentransformasikan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
informasi sedemikian sehingga ia 3. Meningkatkan tingkat penghargaan
menemukan informasi baru. Dalam belajar pada siswa, karena unsur berdiskusi.
penemuan (discovery), siswa dapat 4. Menimbulkan rasa senang pada
membuat perkiraan, merumuskan suatu siswa, karena tumbuhnya rasa
hipotesis dan menemukan kebenaran menyelidiki dan berhasil.
dengan menggunakan proses induktif atau 5. Membantu siswa menghilangkan
proses dedukatif, melakukan observasi dan skeptisme (keragu‐raguan) karena
membuat ekstrapolasi. Pembelajaran mengarah pada kebenaran yang final
penemuan ialah merupakan salah satu dan tertentu atau pasti
model pembelajaran yang digunakan

4
Sementara itu kekurangannya akan mudah dilupakan siswa. Dengan
menurut Kemendikbud (2013) adalah belajar penemuan (discovery), anak juga
sebagai berikut: bisa belajar berfikir analisis dan mencoba
1. Metode ini menimbulkan asumsi memecahkan sendiri problem yang sedang
bahwasanya ada kesiapan pikiran dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer
untuk belajar. Bagi siswa yang dalam kehidupan bermasyarakat.
kurang pandai, mereka akan
mengalami kesulitan berfikir atau 2. Sejarah Model Pembelajaran
mengungkapkan hubungan antara Discovery Learning
konsep‐konsep, yang tertulis atau Jerome Bruner (1967) sebagai
lisan, sehingga pada gilirannya akan orang yang pertama kali menjelaskan
menimbulkan frustasi. prinsip-prinsip belajar penemuan
2. Metode penemuan (discovery) (discovery learning). Ia menjelaskan
tersebut kurang efisien untuk bagaimana seorang pembelajar
pembelajaran dalam jumlah siswa membangun pengetahuan berdasarkan
yang banyak, karena membutuhkan pengetahuan atau pengalaman awal.
waktu yang lama untuk membantu Hampir serupa, para ahli teori belajar
mereka menemukan teori atau kognitif yang lain seperti John Dewey,
pemecahan masalah lainnya. Jean Piget, dan Lev Vygotsky juga sangat
3. Harapan-harapan yang terkandung menyarankan penggunaan discovery
dalam metode discovery dapat buyar learning karena dapat memacu
berhadapan dengan siswa dan guru pembelajaran menjadi aktif pada kegiatan
yang telah terbiasa dengan cara-cara ataupun proses pembelajaran dengan
belajar yang lama. mengeksplorasi konsep-konsep dan
4. Pengajaran penemuan (discovery) menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui
lebih cocok untuk mengembangkan pengalaman belajar yang mereka lalui.
pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, Ide pembelajaran penemuan
keterampilan dan emosi secara (Discovery) muncul dari keinginan untuk
keseluruhan kurang mendapat memberi rasa senang kepada anak dalam
perhatian. menemukan sesuatu oleh mereka sendiri
5. Tidak menyediakan kesempatan- dengan mengikuti jejak para ilmuwan.
kesempatan untuk berpikir yang Pembelajaran dengan penemuan
akan ditemukan oleh siswa karena (discovery), siswa didorong untuk belajar
telah dipilih terlebih dahulu oleh sebagian besar melalui keterlibatan aktif
guru. mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip. Selain itu, dalam proses
Berdasarkan pengertian di atas dapat pembelajaran penemuan (discovery) siswa
disimpulkan bahwa model pembelajaran juga belajar pemecahan masalah secara
discovery learning adalah model mandiri dan keterampilan-keterampilan
pembelajaran yang mengatur sedemikian berfikir, karena mereka harus menganalisis
rupa sehingga anak memperoleh dan memanipulasi informasi.
pengetahuan yang belum diketahuinya itu 3. Teori Belajar yang Mendasari
tidak melalui pemberitahuan, sebagian Model Pembelajaran Discovery
atau seluruhnya ditemukan oleh diri Learning
sendiri. Dalam pembelajaran penemuan
(discovery), mulai dari strategi sampai 1. Teori Belajar Piaget
dengan jalan dan hasil penemuan
ditentukan oleh siswa sendiri. Menurut Piaget tahap
Pembelajaran discovery learning perkembangan kognitif anak mencakup
merupakan suatu model untuk tahap sensori motorik, tahap
mengembangkan cara belajar siswa aktif praoperasional, tahap operasional
dengan menemukan sendiri, menyelidiki kongkrit, dan tahap operasional formal.
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak

5
2. Teori belajar Bruner Menurut Y.I Wulandari dkk
Bruner menekankan bahwasanya (Anitah, 2009 : 8) Pembelajaran discovery
ada pengaruh kebudayaan terhadap learning mempunyai langkah-langkah
tingkah laku seseorang. Dengan teori yang sebagai berikut :
dikemukakan oleh bruner atau yang 1. Identifikasi masalah
disebut juga free discovery learning, ia 2. Mengembangkan kemungkinan
mengatakan bahwa proses belajar akan solusi (hipotesis)
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru 3. Pengumpulan data
memberikan kesempatan kepada siswa 4. Analisis dan interpretasi data
untuk menemukan suatu konsep, teori, 5. Uji kesimpulan
aturan, atau pemahaman melalui contoh- Kelima langkah-langkah model
contoh yang ia jumpai dalam pembelajaran discovery learning
kehidupannya, kognitif yang digambarkan menurut Sri Anitah tersebut, dapat
oleh Bruner merupakan proses discovery dijelaskan sebagai berikut:
learning belajar penemuan, yaitu
penemuan konsep. 1. Identifikasi masalah, pada tahap
ini guru memberikan kesempatan
3. Teori belajar Konstruktivisme kepada siswa untuk mencari dan
Menurut pandangan teori mengumpulkan sebanyak mungkin
rekonstruktivistik, belajar berarti masalah yang berhubungan dengan
mengkons-truksi makna atas informasi dan tema yang akan dipelajari
masukan-masukan yang masuk ke dalam 2. Mengembangkan solusi, pada
otak. Peserta didik harus menemukan dan tahap ini siswa diajak untuk
mentransformasikan informasi kompleks membuat suatu hipotesis atas
ke dalam dirinya sendiri dan memberikan masalah yang telah ditentukan
implikasi bahwa peserta didik harus sebelumnya
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Pengumpulan data, pada tahap ini
Pengetahuan itu dibangun guru memberikan waktu kepada
dikonstruksikan, bukan persepsi secara siswa untuk mengumpulkan data
langsung oleh indera. Semua pengetahuan yang terkait dengan masalah. Data
terbentuk di dalam otak manusia, dan tersebut bisa dari observasi
subjek yang berpikir tidak memiliki langsung, internet, buku,
alternatif selain mengkonstruksikan apa eksperimen, ataupun
yang diketahuinya berdasarkan sumbersumber yang lain
pengalamannya sendiri, sehingga bersifat 4. Analisis dan intepretasi data, pada
subjektif. tahap ini siswa menganalisis data
hasil temuannya, lalu
4. Ciri Model Pembelajaran mengembangkan pernyataan
Discovery Learning pendukung data. Setelah itu data
Menurut Galuh Arika dkk, 2015 : 67 diuji hipotesis dan disimpulkan
Ciri Model Pembelajaran Discovery 5. Uji kesimpulan, setelah ada
Learning. Terdapat 3 ciri model kesimpulan dari siswa, muncullah
pembelajaran Discovery Learning yaitu : data baru dan ditahap ini
1. Mengeksplorasi dan memecahkan dilakukan pengujian terhadap hasil
masalah untuk menciptakan, kesimpulan. Jika terjadi
menggabungkan dan kekurangan dapat dilakukan revisi
menggeneralisasika pengetahuan kesimpulan tersebut.
2. Berpusat pada siswa
3. Kegiatan untuk menggabungkan Menurut Gina, 2016 : 379 bahwa
pengetahuan baru dan pengetahuan tahapan model pembelajaran Discovery
yan sudah ada. Learning yaitu :
5. Langkah-langkah Model 1. Oservasi untuk menemukan
Pembelajaran Discovery Learning masalah
2. Merumuskan masalah

6
3. Mengajukan hipotesis akan bermanfaat bagi anak didik dalam
4. Merencanakan pemecahan masalah menghadapi kehidupannya di kemudian
melalui percobaan atau cara lain hari. Penerapan model discovery learning
5. Melaksanakan percobaan ini bertujuan agar siswa mampu
6. Melaksanakan pengamatan dan memahami materi perubahan wujud
pengumpulan data benda dengan sebaik mungkin dan
7. Analisis data pembelajaran lebih terasa bermakna,
8. Menarik kesimpulan atas percobaan sehingga hasil belajar siswa pun akan
yang dilakukan (penemuan) meningkat. Karena model discovery
learning ini dalam prosesnya
menggunakan kegiatan dan pengalaman
6. Contoh langkah-langkah langsung sehingga akan lebih menarik
pembelajaran Materi lingkaran perhatian anak didik dan memungkinkan
dengan Metode Discovery pembentukan konsep-konsep abstrak
Learning yang mempunyai makna, serta
Pembelajaran matematika pada kegiatannya pun lebih realistis.
materi lingkaran dengan menggunakan
metode Discovery Learning dapat Menurut Y.I Wulandari dkk
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai (Anitah, 2009 : 8) Pembelajaran discovery
berikut : learning mempunyai langkah-langkah
1. Guru menyampaikan materi yang sebagai berikut :
akan disajikan. 1. Identifikasi masalah
2. Guru menyuruh siswa untuk 2. Mengembangkan kemungkinan
membentuk beberapa kelompok solusi (hipotesis)
untuk melakukan penemuan pada 3. Pengumpulan data
materi lingkaran. 4. Analisis dan interpretasi data
3. Setiap kelompok difasilitasi alat 5. Uji kesimpulan
peraga oleh guru untuk menemukan
nilai pendekatan 𝜋, rumus
4. keliling lingkaran dan luas Saran
lingkaran.
1. Metode ini menimbulkan asumsi
5. Guru memberikan sedikit arahan
bahwasanya ada kesiapan pikiran
kepada siswa dalam proses
untuk belajar. Bagi siswa yang
penemuan dengan menggunakan
kurang pandai, mereka akan
alat peraga kawat untuk menemukan
mengalami kesulitan berfikir atau
nilai pendekatan 𝜋.
mengungkapkan hubungan antara
6. Kemudian setiap kelompok
konsep‐konsep, yang tertulis atau
melakukan penemuan dengan
lisan, sehingga pada gilirannya akan
bimbingan dari guru.
menimbulkan frustasi.
7. Setelah setiap kelompok
2. Metode penemuan (discovery)
mendapatkan pememuannya dengan
tersebut kurang efisien untuk
menggunakan alat peraga, masing-
pembelajaran dalam jumlah siswa
masing kelompok diminta untuk
yang banyak, karena membutuhkan
mempresentasikan hasil
waktu yang lama untuk membantu
penemuaannya.
mereka menemukan teori atau
8. Guru memberikan kesimpulan.
pemecahan masalah lainnya.
9. Evaluasi.
3. Pengajaran penemuan (discovery)
10. Penutup
lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan
KESIMPULAN DAN SARAN mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara
Simpulan keseluruhan kurang mendapat
Discovery learning merupakan perhatian.
suatu model pemecahan masalah yang

7
DAFTAR PUSTAKA Negeri Medan. Volume 6, Nomor 2,
hal.92
Istiana,Galuh Arika , Agung Nugroho dan
J.S Sukardjo. (2015). Penerapan Rosalina,Gina, Ali Sudin dan Atep Sujana.
Model Pembelajaran Discovery (2016). Penerapan Model Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Pada Materi
BelajarPokok Bahasan Larutan Perubahan Wujud Benda. Jurnal
Penyangga Pada Siswa Kelas Xi Ipa Pena Ilmiah. Volume 1, Nomor 1,
Semester II Sma Negeri 1 Ngemplak hal.379
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Pendidikan Kimia, Universitas Rosidi,Irsad. (2016). Pengembangan
Sebelas Maret. Volume 4, Nomor 2, Lembar Kegiatan Siswa
hal.67 Berorientasi Pembelajaran
Penemuan Terbimbing (Guided
Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar Dan Discovery Learning) Untuk
Struktur Kurikulum Sekolah Melatihkan Keterampilan Proses
Menengah Pertama / Madrasah Sains. Jurnal Pena Sains,
Tsanawiyah. Jakarta: Kementrian Universitas Tranjoyo Madura
Pendidikan Dan Kebudayaan. Bangkalan. Volume 3 Nomor 1
April 2016, hal.56
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan
Guru Implementasi Kurikulum 2013 Salmon, A. et al. (2012). Belajar dan
SMP/MTs matematika. Jakarta: Pembelajaran Matematika Model
Kementrian Pendidikan Dan Pembelajaran Discovery Learning.
Kebudayaan. Makalah Universitas Patimura
Ambon: tidak diterbitkan.
Kemendikbud. (2013). Modul Kurikulum
2013. Jakarta: Kementrian Widyastuti, Ellyza Sri. (2015). Penerapan
Pendidikan Dan Kebudayaan. Model Pembelajaran Discovery
Learning Pada Materi Konsep Ilmu
Kleitman, S. Stankov, L. (2005). “Self- Ekonomi. Prosiding Seminar
Confidence and Metacognitive Nasional 9 Mei 2015, Universitas
Processes”. Зборник Института за Negeri Surabaya, hal.34
педагошка истраживања. (1),
0579-6431 Wulandari,Yun Ismi, Sunarto dan Salman
Alfarisy Totalia. (2015).
Puspita dewi,Rizky , Agung Nugroho Catur Implementasi Model Discovery
Saputro dan Ashadi. (2016). Learning Dengan Pendekatan
Penerapan Model Pembelajaran Saintifik Untuk Meningkatkan
Discovery Learning untuk Kemampuan Berfikir Kritisdan
Meningkatkan Minat dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Belajar Siswa Pada Materi Ekonomi Kelas XI IIs I Sma Negeri
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 6 SurakartaTahun Pelajaran
Kelas XI Mia 3 Semester Genap 2014/2015. FKIP Universitas
SMA N 1 Teras Tahun Pelajaran Sebelas Maret Surakarta, hal.8
2015/2016. Jurnal Pendidikan
Kimia, Universitas Sebelas Maret.
Volume 5, No 4, hal.115
Putri,Ibdi Shabrona, Rita Juliani dan Ilan
Nia Lestari. (2017). Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar
Siswa Dan Aktivitas Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika, Universitas

Anda mungkin juga menyukai