Anda di halaman 1dari 9

Vol … No … Bulan… 20…

Jurnal Silogisme
Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya
http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme

PENGARUH BERPIKIR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Dhonny Prasetya Kusumajati1, Devi Kurnia Shandy2, Evi Retno Wahyuningtyas3
Ovi Ellavina Sari4, Shofiyatur Rofi’ah5

Info Artikel Abstrak


________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan berpikir aljabar
peserta didik terhadap pemecahan masalah matematika. Penelitian ini membahas mengenai
Article History: berpikir aljabar, serta menganalisis hasil jawaban yang diperoleh dari suatu permasalahan
Accpted … 20… matematika yang ada. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode
Approved … 20… studi kasus. Penelitian ini dilakukan di MTs Sultan Agung Tulungagung dengan mengambil
Published … 20… sampel 30 orang peserta didik kelas IX B. Penelitian ini memuat variable independent berupa
________________ kemampuan berpikir aljabar dan variable dependent berupa kemampuan pemecahan
masalah matematika. Pengumpulan data dalam penelitain ini menggunakan tes uraian untuk
kedua variabel tersebut. Setelah data tersebut diperoleh, dilakukan analisis statistik dengan
Keywords: menggunakan uji sampel dua pihak berpasangan sehingga didapatkan p-value 0,02
algebraic thinking,
sedemikian sehingga 0,02 < 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh berpikir
mathematical problem
aljabar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dalam konteks bangun ruang
solving
sisi lengkung dengan tingkat kesalahan 0,05 dan derajat bebas 29.
_________________

How to Cite:
Dhonny Prasetya Abstract
Kusumajati, Devi Kurnia This study aims to determine the effect of students' algebraic thinking skills on mathematical
Shandy, Evi Retno problem solving. This study discusses algebraic thinking, and analyzes the results of answers
Wahyuningtyas, Ovi obtained from an existing mathematical problem. This type of research is a type of
Ellavina Sari, Shofiyatur quantitative research with a case study method. This research was conducted at MTs Sultan
Rofi’ah Agung Tulungagung by taking a sample of 30 students of class IX B. This study contains an
Pengaruh Berpikir Aljabar independent variable in the form of algebraic thinking skills and dependent variables in
Terhadap Pemecahan mathematical problem solving abilities. Data collection in this study uses a description test
Maslah Matematika (Materi for these two variables. After the data is obtained, a statistical analysis is performed using
Bangun Ruang Sisi a sample test of two paired parties so that p-value of 0.02 is obtained so that 0.02 <0.05. It
Lengkung) : Jurnal can be concluded that, there are effects of algebraic thinking on mathematical problem
Silogisme Universitas solving abilities in the context of constructing curved side spaces with an error rate of 0.05
Muhammadiyah Ponorogo, and free degrees 29.
Vol … No … : Halaman
…(halaman boleh
dikosongkan)
_________________

© 2018 Universitas Muhammadiyah Ponorogo


 Alamat korespondensi: ISSN 2548-7809 (Online)
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung1 ISSN 2527-6182 (Print)
E-mail: dh0nny.pkj.dpkj@gmail.com1

1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mengembangkan kepribadian sesuai dengan
budaya dan nilai – nilai di dalam masyarakat dan mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU RI Tahun
2003 Bab II Pasal 3 tentang tujuan Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Zhou, 2003).

Matematika pada hakikatnya sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematis, sebagai suatu
kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan generative, serta sebagai ilmu yang
mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif, dan terbuka, sehingga menjadikan matematika
adalah ilmu yang sangat penting dikuasai oleh peserta didik dalam menghadapi laju perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Matematika merupakan salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak yang
memandang matematika sebagai ratu (queen) sekaligus pelayan (servant) dari ilmu-ilmu yang
lain. Sebagai ratu, perkembangan matematika tidak tergantung pada ilmu-ilmu yang lain.
Sedangkan sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani
berbagai ilmu pengetahuan yang lain. Tidak mengherankan jika dalam fungsinya sebagai
pelayan ilmu yang lain, matematika muncul dalam ilmu kimia, fisika, biologi, astronomi,
psikologi dan masih banyak lagi.(Lingga & Sari, 2013a)
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia. Peranan matematika sangatlah kompleks, karena
matematika tidak sekedar ilmu tentang menghitung semata. Dengan matematika manusia dapat
menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi, dan ilmu alam (Kemampuan, Kreatif, & Sd,
2017). Tak salah jika matematika salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik
tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA) bahkan Perguruan Tinggi (PT) (Lingga & Sari, 2013a).
Tujuan umum dari pendidikan matematika ditekankan pada peserta didik untuk
memiliki :
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah matematis, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan
nyata.
2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi
3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan
pada setiap keadaan , seperti berpikir kritis, berpikir logis (Si, Pelajaran, & Smp, 2008).
Dari tujuan pendidikan matematika tersebut kita dapat melihat bahwa peserta didik
mempelajari matematika itu tidak hanya menghitung semata, melainkan peserta didik
diharapkan juga mampu bernalar, berpikir kritis dan berpikir logis, dapat memecahkan masalah
matematis, atau masalah dalam bidang ilmu lain, serta masalah dalam kehidupan sehari – hari
(Lingga & Sari, 2013a). Salah satu manfaat matematika dalam kehidupan sehari – hari adalah
sebagai alat untuk mengembangkan cara berpikir. Cara berpikir dapat kita kaitkan dengan salah
satu materi matematika, yakni Aljabar. Aljabar merupakan salah satu topic penting yang
diajarkan di kelas VIII (Fleeson et al., 2017).
Aljabar merupakan cabang matematika yang berhubungan dengan kajian kuantitas,
hubungan, dan struktur yang terbentuk. Kajian dasar aljabar diawali dengan penyajian simbolik
kuantitas, serta operasi – operasinya, meliputi persamaan, persamaan linear, dan persamaan
kuadrat. Aljabar juga sering dimaknai dengan bahasa symbol dan relasi. Aljabar mempelajari

2
bagaimana suatu kuantitas digeneralisasi dalam bentuk symbol berupa huruf hubungan antara
simbol – simbol dan manipulasi dari simbol – simbol tersebut. Banyaknya masalah dalam
kehidupan sehari – hari yang dapat dipecahkan secara sederhana dengan bahasa simbol dalam
aljabar, membuatnya penting untuk dipelajari (Warsitasari, 2015).
Kemampuan berpikir aljabar merupakan kegiatan berpikir yang diperlukan dalam
pembelajaran yang dirasa mampu menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah
matematika. Melalui berpikir aljabar peserta didik dapat melakukan kemampuan menganalisis,
merepresentasikan, serta melakukan generalisasi terhadap symbol, pola dan bilangan yang
disajikan dengan tabel, kata – kata , gambar, diagram maupun ekspresi matematika (Lingga &
Sari, 2013a).
Berdasarkan pendapat Luis Radfood, berpikir aljabar terjadi dengan diawali kepekaan
seseorang tentang sesuatu atau objek yang tidak dapat ditentukan secara pasti (sesuatu yang
tidak diketahui, variable dan parameter), kemudian dilanjutkan dengan dilakukannya analisis
terhadap objek tersebut dan yang terakhir adalah memodelkan objek yang sudah dianalisis ke
dalam simbol (Warsitasari, 2015). Indikator secara umum tentang berpikir aljabar yang telah
dirumuskan oleh peneliti adalah berdasarkan jenis berpikir yang dilibatkan dalam berpikir
aljabar tanpa jenis berpikir yang terakhir, yaitu organization. Peserta didik dapat dikatakan
berpikir aljabar jika dalam proses pemecahan masalah menunjukkan minimal salah satu dari
berpikir aljabar (Warsitasari, 2015):
1. Melakukan generalisasi yaitu menyatakan pola atau memformulasikan keumuman secara
simbolik.
2. Melakukan abstraksi yaitu mengektraksi objek dan hubungan matematika berdasarkan
hubungan generalisasi
3. Berpikir analitis yaitu menyelesaikan persamaan untuk menentukan nilai yang tidak
diketahui.
4. Berpikir dinamis yaitu melakukan manipulasi dinamis dari objek matematika
5. Pemodelan yaitu mempresentasikan masalah dalam model matematika.
Berpikir aljabar dapat dikembangkan dalam pemecahan masalah. Pemecahan masalah
adalah suatu proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
sampai masalah tersebut memperoleh solusi, sehingga tidak menjadi masalah lagi bagi orang
tersebut. Pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan berbagai konsep,
prinsip, dan ketrampilan yang sedang atau telah dipelajari. Pemecahan masalah meliputi
memahami masalah, merancang pemecahan masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa
kembali solusi tersebut (Purwitaningsih & Putri, n.d.). Berpikir aljabar juga merupakan berpikir
dengan melakukan analisis terhadap suatu situasi dengan alat, yang berupa alat dan simbol
matematika melalui tiga aktivitas berikut (Warsitasari, 2015) :
1. Mengekstrak informasi dari situasi yang dilakukan dengan menganalisis situasi dengan
menentukan informasi yang berguna dan tidak berguna yang dapat digunakan untuk
menghadapi situasi yang diberikan.
2. Menyajikan kembali informasi secara matematis yang diperoleh dari aktivitas pertama
yang disajikan dengan simbol-simbol matematis berupa kata, diagram, grafik, tabel, dan
persamaan.
3. Menafsirkan dan menerapkan temuan matematika contonya mencari pemecahan masalah
yang tidak diketahui, pengujian dugaan, dan mengidentifikasi hubungan fungsional untuk
situasi yang sama dan baru yang terkait.
Berdasarkan wawancara dengan guru Matematika di MTs. Sultan Agung Tulungagung,
dapat diketahui bahwa kemampuan peserta didik dalam menganalisis soal matematika
khususnya aljabar masih kurang. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari bagaimana peserta didik
menyelesaikan soal yang diberikan guru pada pembelajaran langsung. Peserta didik cenderung
menuliskan hasil akhir dari soal yang diberikan guru tanpa disertai cara yang jelas dan

3
sistematis. Masih terdapat kekeliruan dalam menafsirkan simbol – simbol, sehingga dapat
mengakibatkan kesalahpahaman dalam menganalisis permasalahan. Dalam hal ini, mereka
menganggap hal tersebut rumit untuk diselesaikan. Dari hal tersebut dapat diidentifikasikan
bahwa masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada di tempat penelitian
berlangsung, yaitu MTs. Sultan Agung Tulungagung. Di sekolah ini, kemampuan berpikir
aljabar dan pemahaman matematis peserta didik masih perlu ditingkatkan. Peserta didik merasa
sulit dalam hal penguasaan konsep dasar dalam aljabar, sehingga kurangnya kemampuan
peserta didik dalam melakukan pemecahan permasalahan matematika.
Peneliti memilih berpikir aljabar sebagai salah satu alternatif yang digunakan untuk
melatih peserta didik meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Kemampuan
berpikir aljabar juga mempunyai beberapa kelebihan dalam banyak hal, salah satu diantaranya
yaitu dapat digunakan dalam perhitungan apapun dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hal
tersebut peneliti ingin mengetahui pengaruh kemampuan berpikir aljabar tehadap kemampuan
pemecahan masalah matematika.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode studi kasus mengenai kemampuan berpikir aljabar dan
kemampuan pemecahan masalah. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan sampel 30 peserta didik kelas IX B MTs.
Sultan Agung Tulungagung pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Adapun berfikir
aljabar sebagai variabel bebas, dan kemampuan pemecahan masalah matematika sebagai
variabel terikat Analisis data dilakukan dengan langkah mengumpulkan nilai tugas dari guru
matematika yang berupa soal rutin dan nilai tes dengan soal kemampuan berpikir aljabar.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal uraian yang
telah disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir aljabar. Tes ini diberikan kepada
peserta didik untuk mencari hubungan kedua variabel kemuadian melihat ada tidaknya
pengaruh berpikir aljabar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Data tersebut
dikumpulkan dan diberikan tiga uji pada data tersebut, yakni uji homogenitas, normalitas serta
uji t dua pihak berpasangan.

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan dua buah data. Kedua data tersebut diambil
dengan cara test dengan menggunakan soal biasa, dan soal yang mengandung kemampuan
berpikir aljabar. Peneliti menggunakan bantuan SPSS 16 sebagai alat untuk memudahkan
dalam menganalisa data. Peneliti juga membandingkan hasil dengan perhitungan manual dan
SPSS 16 untuk menjaga validitas hasil yang diperoleh. Dalam hal ini, terlebih dahulu peneliti
menguji data menggunakan uji homogenitas, yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 1. Homogenitas Data


Pada tabel 1 ditunjukkan hasil dari homogenitas varians. Dalam analisis tersebut didapat
sign. 0,77 dengan tingkat signifikansi 0,05 (0,77 > 0,05), sehingga mengakibatkan dua data
yang diperoleh terbukti homogen.

4
Setelah data terbukti homogen, maka peneliti melanjutkan uji kedua, yakni normalitas.
Uji normalitas disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Deskripsi Data

Tabel 3. Normalitas data

Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil analisis normalitas data. Teori analisis normalitas data
yang sering adalah teori Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Kedua teori tersebut
menunjukkan nilai sig. 0,017 untuk Kolmogorov-Smirnov dan 0,010 untuk Shapiro-Wilk.
Dengan taraf signifikasi 0,05 (0,017 < 0,05 & 0,010 < 0,05), sedemikian sehingga
mengakibatkan data tersebut berdistribusi normal dan dapat diuji menggunakan uji statistik
parametrik.
Setelah kedua data terbukti homogen dan normal, maka kedua data tersebut diuji dengan
uji sampel dua pihak berpasangan, serta didapatkan hasil uji sebagai berikut :

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 Nilai1 64.70 30 20.169 3.682
Nilai2 72.90 30 14.238 2.599
Tabel 4. Data statistik dua sampel berpasangan

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Nilai1 & Nilai2 30 .486 .006
Tabel 5. Hubungan dua sampel berpasangan

5
Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)


95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Difference
Deviati Error
Mean on Mean Lower Upper
Pair 1 Nilai1 - Nilai2 -8.200 18.174 3.318 -14.986 -1.414 -2.471 29 .020
Tabel 6. Hasil uji dua sampel berpasangan
Pada Tabel 6 kolom sig. (2-tailed) di dapat nilai 0,02 sedemikian sehingga 0,02 < 0,05
yang mengakibatkan adanya pengaruh berpikir aljabar terhadap pemecahan masalah
matematika dalam konteks bangun ruang sisi lengkung, dengan tingkat kesalahan 0,05 dan
derajat bebas 29.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis, penguasaan berpikir aljabar merupakan salah satu faktor
penunjang kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam matematika. Peserta didik
yang memiliki kemampuan berpikir aljabar dengan baik, cenderung lebih mahir dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Sebaliknya, peserta didik yang tidak memiliki
kemampuan berpikir aljabar dengan baik cenderung kesulitan dalam menyelesaikan soal
matematika.
Kemampuan berpikir aljabar dapat diteliti, dengan cara menerapkan konsep aljabar di
dalam soal. Dalam hal ini, peneliti menggunakan dua buah soal yang terdiri dari soal rutin dan
soal dengan kemampuan berpikir aljabar, ditujukan untuk menguji pengaruh berpikir aljabar
terhadap pemecahan masalah matematika. Adapun idikator berpikir aljabar dalam pemecahan
masalah matematika adalah sebagai berikut (Warsitasari, 2015) :

Kegiatan
No Pemecahan Indikator Berpikir Aljabar Indikator Soal
Masalah
1. Mengubah Memahami penggunaan Memahami soal yang
informasi dari simbol berupa huruf, gambar melibatkan penggunaan simbol
suatu situasi atau kata-kata untuk dan huruf, serta mampu
merepresentasikan variabel merepresentasikannya
sebagai generalisasi bilangan
atau variabel sebagai sesuatu
yang tidak diketahui
Menentukan suku sebelum Menggunakan seluruh
dan sesudah dengan informasi yang diberikan pada
menganalisis hubungan antar soal dan mengeksplorasikannya
bilangan untuk melihat hubungan antara
bilangan-bilangan
2. Menyajikan Merepresentasikan hubungan Mengonversi pola bilangan atau
kembali antara bilangan-bilangan model matematika kedalam soal
informasi dalam gambar, kata-kata atau kontekstual
secara bentuk aljabar untuk Membuat gambar untuk
matematis menyatakan pola bilangan merepresentasikan kembali
informasi pada soal

6
Menyusun persamaan untuk Menulis persamaan yang
menyatakan hubungan antara menggambarkan masalah yang
kuantitas dipecahkan
3. Menafsirkan Merepresentasikan hubungan Menuliskan bentuk aljabar
dan antara bilangan-bilangan berdasarkan soal yang telah
menerapkan dalam gambar, kata-kata atau ditemukan.
temuan bentuk aljabar.
matematika Menentukan nilai dari suatu Mencara penyelesaian pada
variabel sebagai sesuatu yang bentuk aljabar.
abstrak
Tabel 7. Indikator berpikir aljabar
Indikator-indikator pada Tabel 7 digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh. Peneliti membuat soal berpikir aljabar yang
berkaitan dengan materi bangun ruang sisi lengkung (tabung) kelas IX untuk menguji
kemampuan berpikir aljabar peserta didik. Adapun data yang diperoleh peneliti adalah sebagai
berikut :
Interval Kelas f Interval Kelas f
17-30 3 41-50 3
31-44 2 51-60 4
45-58 3 61-70 6
59-72 9 71-80 11
73-86 10 81-90 2
87-100 3 91-100 4
Tabel 8(a). Tabel 8(b).
Nilai tes soal rutin Nilai tes soal berpikir aljabar
Kedua nilai tes tersebut dianalisis dengan menggunakan uji homogenitas, normalitas,
serta dua sampel berpasangan. Adapun hipotesis dari penelitian tersebut adalah :
𝐻0 : Ada pengaruh berpikir aljabar terhadap pemecahan masalah matematika
𝐻1 : Tidak ada pengaruh berpikir aljabar terhadap pemecahan masalah matematika.
Selanjutnya, peneliti menggunakan uji dua sempel berpasangan, untuk menguji hipotesis
tersebut, dengan rumus :
|𝑌̅1 −𝑌̅2 |
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(0,05;29) = 2,045
2 2
√𝑆𝑦
̅ 1 +𝑆𝑦
̅ 2 −2𝑟𝑦1 𝑦2 . 𝑆𝑦1 . 𝑆𝑦2

Selain menggunakan rumusan tersebut, peneliti juga menggunakan media SPSS 16 untuk lebih
membuktikan kebenaran dari uji sampel dua pihak berpasangan tersebut. Sehingga diperoleh
kesimpulan terima atau tolak , ini berarti bahwa ada pengaruh berpikir aljabar terhadap
pemecahan masalah matematika.
Hasil analisis tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh Nadine Bednarz dan
Bernadette Janvier (Teachers, n.d.) bahwa terdapat empat prinsip dalam kurikulum
pengembangan belajar aljabar yaitu: generalisasi, pemecahan masalah, pemodelan dan fungsi.
Disamping itu Usiskin (1988) mengemukakan persepsi yang tentang aljabar sebagai
generalisasi aritmatika, sebagai prosedur belajar untuk pemecahan masalah, sebagai studi
hubungan antara jumlah dan studi tentang struktur. (Lingga & Sari, 2013b).
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di MTs. Sultan Agung Tulungagung
membuktikan bahwa pemahaman konsep aljabar sangatlah penting untuk penyelesaian
masalah. Hal ini bisa dilihat dalam sajian gambar pekerjaan peserta didik kelas IX berikut :

7
Gambar 1. Jawaban Peserta didik dengan Gambar 2. Jawaban Peserta didik tanpa berpikir
berpikir aljabar aljabar
Gambar 1 menunjukkan bahwa peserta didik yang mampu memahami konsep aljabar
dapat menyelesaikan permasalahan volume tabung dengan penyusunan penyelesaian yang
cukup sistematis dengan hasil yang benar. Sedangkan pada gambar 2 menunjukkan bahwa
peserta didik yang kurang memahami konsep aljabar akan merasa kebingungan dengan
permasalahan yang ada sehingga mereka mungkin dapat terjebak dalam permasalahan yang
sebenarnya mereka mampu menyelesaikannya namun menjadi ragu untuk menuliskannya.
Dari hasil analisis data dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman peserta
didik terhadap konsep aljabar juga akan membawa pengaruh terhadap penyelesaian masalah
pada Materi Bangun ruang sisi lengkung (tabung) pada peserta didik kelas IX MTs. Sultan
Agung Tulungagung. Hal ini dibuktikan oleh adanya peserta didik yang mampu menyelesaikan
soal volume tabung dengan baik namun juga ada peserta didik yang kebingungan dengan
adanya konsep aljabar di dalam permasalahan tersebut, sehingga mereka tidak dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan sempurna. Adapun hasil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1) peserta didik yang mampu berpikir aljabar dengan baik dapat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan secara sistematis dan dengan jawaban yang tepat.
(2) peserta didik yang kurang mampu berpikir aljabar akan menjawab sekedarnya, meskipun
pada dasarnya kebanyakan dari mereka mengerti dan memahami materi yang digunakan
sebagai soal dalam permasalahan. (3) Peserta didik yang mampu menjawab dengan tepat,
adalah mereka yang mampu menganalisis konsep aljabar dan mengimplementasikannya dalam
kemampuan berpikir aljabar. Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai kemampuan
berfikir aljabar, disebutkan bahwa tanpa kemampuan berpikir aljabar peserta didik tidak
mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan baik, serta juga disebutkan bahwa
berpikir aljabar berpengaruh positif terhadap pemecahan masalah matematika oleh peserta
didik (Lingga & Sari, 2013a).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

8
1. Adanya pengaruh berpikir aljabar terhadap kemampuan pemecahan masalah dalam
konteks bangun ruang sisi lengkung dengan tingkat kesalahan kurang dari 0,05
2. Peserta didik yang mampu berpikir aljabar dengan baik, serta dapat menyelesaikan
permasalahan yang sistematis dengan jawaban yang tepat
3. Peserta didik yang kurang mampu berpikir aljabar akan menjawab sekedarnya, meskipun
pada dasarnya kebanyakan dari peserta didik mengerti dan memahami materi yang
digunakan sebagai soal dalam permasalahan
4. Peserta didik yang mampu menjawab dengan tepat adalah peserta didik yang mampu
menganalisis konsep aljabar dan mengimplementasikannya dalam kemampuan berpikir
aljabar.
Peneliti menyarankan agar pembaca lebih menggali kembali mengenai berbagai cara
berpikir dalam matematika terhadap capaian pembelajaran dari peserta didik, serta diharapkan
penelitian ini mampu menjadi pijakan untuk penelitian yang hendak dilakukan selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Fleeson, W., Jayawickreme, E., Jones, A. B. A. P., Brown, N. A., Serfass, D. G., Sherman, R.
A., … Matyjek-, M. 2017. Journal of Personality and Social Psychology, 1(1), 1188–
1197. https://doi.org/10.1111/j.1469-7610.2010.02280.x
Kemampuan, M., Kreatif, B., & Sd, S. (2017). 2) 1),2), 6(2), 178–188.
Lingga, A., & Sari, W. 2013. Pengaruh Kemampuan Berpikir Aljabar Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika (Studi Kasus di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwedi
Kabupaten Cirebon). Jurusan Pendidikan Matematika.
https://doi.org/10.1039/c3ra42090f
Lingga, A., & Sari, W. 2013. Pengruh Kemampuan Berpikir Aljabar Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika. EDUMA Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, 2.
Purwitaningsih, C. H., & Putri, A. P. (n.d.). Cecilia Heru Purwitaningsih Anindiati Praminto
Putri.
Si, A., Pelajaran, M., & Smp, M. 2008. Paket fasilitasi pemberdayaan kkg/mgmp matematika.
Teachers, T. (n.d.). Developing Algebraic Thinking in a Community of Inquiry.
Warsitasari, W. D. 2015. Berpikir aljabar dalam pemecahan masalah matematika. Apotema, 1,
1–17. https://doi.org/10.1029/2003GL017880
Zhou, A. 2003. Journal of Biological Chemistry, 278(17), 15116–15122.

Anda mungkin juga menyukai